Professional Documents
Culture Documents
Di susun :
Mulya Hasana Pertiwi
Nim
: 13360020
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kehadirat Allah SWT, dimana atas segala rahmat dan
izin-nya, kami dapat menyelesaikan makalah tentang protesa wajah.
Shalawat serta salam tak lupa penulis haturkan kepada junjungan kita Nabi
semesta alam Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan para pengikutnya hingga
akhir zaman.
Alhamdulillah, kami dapat menyelesaikan makalah ini, walaupun penulis
menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan didalam makalah ini.
Untuk itu kami berharap adanya kritik dan saran yang membangun guna
keberhasilan penulisan yang akan datang.
Akhir kata, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu hingga terselesainya makalah ini semoga segala upaya yang
telah dicurahkan mendapat berkah dari Allah SWT. Amin.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAAN
sebuah jalan untuk berkomunikasi.Bedah kepala dan leher dapat merusak dan
memperburuk penampilan serta dapat sangat mempengaruhi bagaimana
individu merasa mengenai diri mereka sendiri. Cacat yang dihasilkan dari
hilangnya mata dapat menyebabkan gangguan psikologis serta gangguan
social
Tujuan dari setiap prosedur pembuatan mata palsu adalah untuk
menyiapkan pasien di masyarakat dengan penampilan tindakan ophthalmic
atau bedah bagian mata dapat direhabilitasi dengan efektif.
Perawatan prostetik maksilofasial untuk pasien dengan cacat bawaan dan
kraniofasial tidak hanya mengatasi kekurangan fisik dan fungsional tetapi
idealnya juga mengevaluasi efek psikologis yang mungkin timbul dari pada
deformitas wajah.
BAB II
PEMBAHSAAN
1. DEFINISI
Kecelakaan lalu lintas menjadi masalah serius di negara-negara ASEAN.
Sebagai negara terbesar di wilayah, Indonesia masih harus bekerja keras untuk
mengelola dengan baik masalah keselamatan dalam perjalanan pada periode
4
seperti sekarang ini. Pada tahun 2007, tercatat 16.548 korban jiwa dan luka-luka
66,060. Kecelakaan lalu lintas membawa dampak yang sangat besar pada
kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat.Hilangnya struktur wajah dapat
memiliki dampak fisik, sosial dan psikologis bagi mereka yang terkena dampak
dari trauma maksilofasial. Protesa maksilofasial
Tujuan dari setiap prosedur pembuatan mata palsu adalah untuk menyiapkan
pasien di masyarakat dengan penampilan tindakan ophthalmic atau bedah bagian
mata dapat direhabilitasi dengan efektif.
Perawatan prostetik maksilofasial untuk pasien dengan cacat bawaan dan
kraniofasial tidak hanya mengatasi kekurangan fisik dan fungsional tetapi
idealnya juga mengevaluasi efek psikologis yang mungkin timbul dari pada
deformitas wajah.
Oleh sebab itu, saya sangat tertarik untuk meneliti mengenai penyebab umum
dari terjadinya trauma maksilofasial dan apa saja kasus kasus trauma
maksilofasial di Makassar yang membutuhkan pembuatan protesa maksilofasial
melihat dari banyaknya jumlah kecelakaan maupun cacat dari lahir pada saat ini.
2. PROTESA MAKSILOFASIAL
Prostesa maksilofasial adalah perawatan khusus kedokteran gigi yang
bertujuan untuk memulihkan wajah cacat yang disebabkan oleh kelainan anatomi
oleh kanker, trauma atau kongenital melalui perangkat buatan, yang umumnya
melekat pada kulit dengan bantuan perekat.
Protesa maksilofasial mempunyai peran yang penting dalam rehabilitasi
pasien yang menderita cacat pada wajah yang parah yang disebabkan oleh kanker,
trauma, penyakit atau kelainan bawaan.
Perangkat prostetik maksilofasial dapat dipasang dengan bantuan perekat,
dengan cara mekanis, implant kraniofasial dan anatomi jaringan lunak. Perekat
merupakan metode yang efektif dan umum digunakan.
Pemulihan bagian tubuh yang hilang karena kelainan bawaan atau akibat dari
kejadian umum seperti kecelakaan dan penggantian bagian tubuh tersebut
berfungsi untuk memulihkan fungsi dan estetika yang hilang, yang dilakukan
dengan menggunakan bahan bio-kompatibel.Penggunaan bahan tersebut untuk
memulihkan bagian tubuh yang hilang telah digunakan selama bertahun-tahun
sampai sekarang.
Yang paling penting dalam pengobatan prostetik pada pasien seperti ini yaitu
retensi yang memadai, kestabilan dan juga dukungan. Ukuran dan lokasi cacat
biasanya mempengaruhi jumlah gangguan dan kesulitan dalam rehabilitasi
prostetik.
Adapun selama berabad abad protesa digunakan untuk menutupi kerusakan
maksilofasial.Meski ada perbaikan dalam teknik bedah dan restorasi, bahan
bahan yang digunakan dalam prostetik maksilofasial adalah jauh dari ideal.
Sebagai tambahan, bahan tersebut harus menyerupai kulit dalam warna dan
tekstur.13
Adapun bahan maksilofasial yaitu :
-
Lateks. Adalah bahan lunak dan tidak mahal yang digunakan untuk
membuat protesa yang menyerupai bentuk sesungguhnya. Sayangnya
bahan
ini
lemah,
cepat
mengalami
degenerasi,
menunjukkan
komponen.
4. Klasifikasi
Trauma maksilofasial dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu trauma
jaringan keras wajah dan trauma jaringan lunak wajah.
Trauma jaringan lunak biasanya disebabkan trauma benda tajam, akibat
pecahan kaca pada kecelakaan lalu lintas atau pisau dan golok pada perkelahian
KERANGKA KONSEP
Medical Record
\
Akibat
Kecelakaan
Dapat
ditangani
dengan
operasi
plastik
Tidak
dapat
ditangani
dengan
operasi
plastik
Akibat
Kanker/Tumor
Dapat
ditangani
dengan
operasi
plastik
Tidak
dapat
ditangani
dengan
operasi
plastik
Akibat Kelainan
Kongenital
Dapat
ditangani
dengan
operasi
plastik
Butuh Protesa
Butuh Protesa
Maksilofasial
Maksilofasial
5. TRAUMA
MAKSILOFASIAL PADA
MATA
Tidak
dapat
ditangani
dengan
operasi
plastik
Butuh Protesa
Maksilofasial
Para penderita dengan kehilangan mata dapat menyebabkan masalah fisik dan
emosional yang signifikan. Rehabilitasi seorang pasien yang telah menderita
trauma psikologis dari hilangnya mata membutuhkan prostesis yang akan
memberikan hasil estetik dan fungsional yang optimal.2
Adapun pembuatan protesa okular untuk mata yang mengalami enukleasi.Para
penderita yang kehilangan mata dapat menyebabkan gangguan psikologis serta
sosial yang signifikan. Tujuan dari setiap prosedur protesa okular adalah untuk
menyiapkan pasien di masyarakat dengan penampilan normal.4
Prosedur bedah dalam pembuatan dari suatu mata tiruan diklasifikasikan ke
dalam tiga kategori, yaitu evisceration (pengeluaran isi), dan excenteration.
Primary Impression
Secondary Impression
Wax pattern trial
Flasking
Dewaxing
Packing and flasking
Final finishing and polishing of the prosthesis[2]
Ketika daerah bedah telah sembuh dengan baik dan dimensi stabil, pembuatan
fabrikasi dari suatu mata prostesis dapat dilakukan. Manajemen awal dari
anophthalmic soket yaitu mencegah kehilangan volume di daerah orbital anterior
dan wajah yang asimetri,
Berbagai metode rehabilitasi dari sebuah anopthalmic soket yaitu termasuk
stock eye prosthesis atau persediaan protesa mata (prefabrikasi) dan custom made
ocular prosthesis.4
10
Kanker kepala dan leher adalah istilah yang diterapkan pada kelompok tumor
ganas yang terjadi di daerah anatomis kepala dan leher. Kanker paling umum
melibatkan rongga mulut adalah sel karsinoma skuamosa. Rekonstruksi cacat
kepala dan leher dapat dicapai dengan operasi, pembuatan protesa, atau keduanya.
Tujuan
rekonstruksi
pembedahan
adalah
untuk
memperbaiki
cacat,
yang
rusak
pada
wajah,
memungkinkan
penyembuhkan
luka,
11
7. PERAWATAN MAKSILOFASIAL
Perawatan trauma maksilofasial untuk pasien prostetik dengan cacat bawaan
dan kraniofasial tidak hanya mengatasi kekurangan fisik dan fungsional tetapi
idealnya juga mengevaluasi efek psikologis yang mungkin timbul dari pada
deformitas wajah.
Perawatan protesa maksilofasial menawarkan perbaikan dalam fungsi
penampilan, kesehatan dari pasien dengan kelainan bawaan dan cacat kraniofasial.
Tujuan utama dalam merehabilitasi pasien dengan trauma maksilofasial adalah
mengembalikan fungsi mastikasi, mengembalikan bentuk anatomi sehingga
menjadi normal kembali dan mencapai estetik yang baik pada wajah.
8. KASUS BIBIR SUMBING
Adapun yang membutuhkan perawatan dengan protesa maksilofasial yaitu
kasus bibir sumbing dan celah pada langit langit.Penyebab bibir sumbing
dancelah pada langit langit tidak diketahui, namun penyebab yang
memungkinkan yaitu kekurangan gizi dan terkena radiasi selama kehamilan, stres
psikologis, agen teratogenik, agen infeksi (virus), dan keturunan.Kebanyakan
celah bibir kemungkinan disebabkan oleh faktor genetik dan beberapa nongenetik.
Rekonstruksi rahang bagian anterior penting pada kasus ini.
12
13
DAFTAR PUSTAKA
Wurangian, Ignatia.2010. Aplikasi dan Disain Valplast Pada Gigi Tiruan
Sebagian Lepasan. Jakarta: JITEKGI
Gunadi,Haryanto A.1995.Ilmu Geligi Tiruan Lepasan jilid 2. Jakarta: Hipokrates
Battistuzi dkk. 1992. Gigi Tiruan Sebagian. Jakarta : Widya Medika
Ramadhan, Ardyan Gilang. 2010. Serba Serbi Kesehatan Gigi dan Mulut. Jakarta:
Bukune
Mozartha, Martha. 2011. Perawatan Gigi Macam Gigi Tiruan. Available from:
http://www.klikdokter.com/gigimulut/read/2010/07/05/58/macam-gigitiruan
Gunadi HA, editor.1995. Ilmu geligi tiruan sebagian lepasan jilid II. Jakarta:
Hipoktrates.
Available
from
http://gigiunhas97.wordpress.com/2007/11/15/gigi-tiruan-diatas-pirantibar-cekat/
Tarigan,Slamet.2005.Pasien Prostodonsia Lanjut Usia:Beberapa Pertimbangan
dalam
Perawatan.Availablefrom:
14
http://www.usu.ac.id/id/files/pidato/ppgb/2005/ppgb_2005_slamat_tarigan.
pdf
15