You are on page 1of 15

MAKALAH MAKSILOFASIAL PROTESA WAJAH

Di susun :
Mulya Hasana Pertiwi
Nim

: 13360020

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG
JURUSAN DIII TEKNIK GIGI
TAHUN 2015/2016

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT, dimana atas segala rahmat dan
izin-nya, kami dapat menyelesaikan makalah tentang protesa wajah.
Shalawat serta salam tak lupa penulis haturkan kepada junjungan kita Nabi
semesta alam Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan para pengikutnya hingga
akhir zaman.
Alhamdulillah, kami dapat menyelesaikan makalah ini, walaupun penulis
menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan didalam makalah ini.
Untuk itu kami berharap adanya kritik dan saran yang membangun guna
keberhasilan penulisan yang akan datang.
Akhir kata, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu hingga terselesainya makalah ini semoga segala upaya yang
telah dicurahkan mendapat berkah dari Allah SWT. Amin.

Bandar Lampung, oktober 2015

Penulis

BAB I
PENDAHULUAAN

Kecelakaan lalu lintas menjadi masalah serius di negara-negara ASEAN.


Sebagai negara terbesar di wilayah, Indonesia masih harus bekerja keras untuk
mengelola dengan baik masalah keselamatan dalam perjalanan pada periode
seperti sekarang ini. Pada tahun 2007, tercatat 16.548 korban jiwa dan lukaluka 66,060. Kecelakaan lalu lintas membawa dampak yang sangat besar pada
kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat. Hilangnya struktur wajah dapat
memiliki dampak fisik, sosial dan psikologis bagi mereka yang terkena
dampak dari trauma maksilofasial. Protesa maksilofasial yang memulihkan
dan menggantikan struktur wajah, bertujuan untuk meningkatkan estetika
pasien, memulihkan dan menjaga kesehatan dari struktur yang tersisa dan
membuat mental serta fisik pasien menjadi lebih baik perawatan protesa
maksilofasial menawarkan perbaikan dalam fungsi penampilan dan kesehatan
dari pasien dengan kelainan bawaan dan cacat kraniofasial. Adapun yang
membutuhkan perawatan dengan protesa maksilofasial yaitu bibir sumbing
dan celah pada langit langit. Penyebab dari celah bibir dan langit langit
tidak diketahui, namun penyebab yang memungkinkan yaitu kekurangan gizi
dan terkena radiasi selama kehamilan, stres psikologis, agen teratogenik, agen
infeksi (virus), dan keturunan.Kebanyakan celah bibir kemungkinan
disebabkan oleh faktor genetik dan beberapa non - genetik. Rekonstruksi
rahang bagian anterior penting pada kasus ini.Wajah seseorang adalah sumber
dari banyak informasi. Hal ini dapat menunjukkan emosi, juga merupakan

sebuah jalan untuk berkomunikasi.Bedah kepala dan leher dapat merusak dan
memperburuk penampilan serta dapat sangat mempengaruhi bagaimana
individu merasa mengenai diri mereka sendiri. Cacat yang dihasilkan dari
hilangnya mata dapat menyebabkan gangguan psikologis serta gangguan
social
Tujuan dari setiap prosedur pembuatan mata palsu adalah untuk
menyiapkan pasien di masyarakat dengan penampilan tindakan ophthalmic
atau bedah bagian mata dapat direhabilitasi dengan efektif.
Perawatan prostetik maksilofasial untuk pasien dengan cacat bawaan dan
kraniofasial tidak hanya mengatasi kekurangan fisik dan fungsional tetapi
idealnya juga mengevaluasi efek psikologis yang mungkin timbul dari pada
deformitas wajah.

BAB II
PEMBAHSAAN
1. DEFINISI
Kecelakaan lalu lintas menjadi masalah serius di negara-negara ASEAN.
Sebagai negara terbesar di wilayah, Indonesia masih harus bekerja keras untuk
mengelola dengan baik masalah keselamatan dalam perjalanan pada periode
4

seperti sekarang ini. Pada tahun 2007, tercatat 16.548 korban jiwa dan luka-luka
66,060. Kecelakaan lalu lintas membawa dampak yang sangat besar pada
kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat.Hilangnya struktur wajah dapat
memiliki dampak fisik, sosial dan psikologis bagi mereka yang terkena dampak
dari trauma maksilofasial. Protesa maksilofasial

yang memulihkan dan

menggantikan struktur wajah, bertujuan untuk meningkatkan estetika pasien,


memulihkan dan menjaga kesehatan dari struktur yang tersisa dan membuat
mental serta fisik pasien menjadi lebih baik.
Perawatan protesa maksilofasial menawarkan perbaikan dalam fungsi
penampilan dan kesehatan dari pasien dengan kelainan bawaan dan cacat
kraniofasial. Adapun yang membutuhkan perawatan dengan protesa maksilofasial
yaitu bibir sumbing dan celah pada langit langit. Penyebab dari celah bibir dan
langit langit tidak diketahui, namun penyebab yang memungkinkan yaitu
kekurangan gizi dan terkena radiasi selama kehamilan, stres psikologis, agen
teratogenik, agen infeksi (virus), dan keturunan Kebanyakan celah bibir
kemungkinan disebabkan oleh faktor genetik dan beberapa non - genetik.
Rekonstruksi rahang bagian anterior penting pada kasus ini.Wajah seseorang
adalah sumber dari banyak informasi. Hal ini dapat menunjukkan emosi, juga
merupakan sebuah jalan untuk berkomunikasi. Bedah kepala dan leher dapat
merusak dan memperburuk penampilan serta dapat sangat mempengaruhi
bagaimana individu merasa mengenai diri mereka sendiri. Cacat yang dihasilkan
dari hilangnya mata dapat menyebabkan gangguan psikologis serta gangguan
sosial.

Tujuan dari setiap prosedur pembuatan mata palsu adalah untuk menyiapkan
pasien di masyarakat dengan penampilan tindakan ophthalmic atau bedah bagian
mata dapat direhabilitasi dengan efektif.
Perawatan prostetik maksilofasial untuk pasien dengan cacat bawaan dan
kraniofasial tidak hanya mengatasi kekurangan fisik dan fungsional tetapi
idealnya juga mengevaluasi efek psikologis yang mungkin timbul dari pada
deformitas wajah.
Oleh sebab itu, saya sangat tertarik untuk meneliti mengenai penyebab umum
dari terjadinya trauma maksilofasial dan apa saja kasus kasus trauma
maksilofasial di Makassar yang membutuhkan pembuatan protesa maksilofasial
melihat dari banyaknya jumlah kecelakaan maupun cacat dari lahir pada saat ini.
2. PROTESA MAKSILOFASIAL
Prostesa maksilofasial adalah perawatan khusus kedokteran gigi yang
bertujuan untuk memulihkan wajah cacat yang disebabkan oleh kelainan anatomi
oleh kanker, trauma atau kongenital melalui perangkat buatan, yang umumnya
melekat pada kulit dengan bantuan perekat.
Protesa maksilofasial mempunyai peran yang penting dalam rehabilitasi
pasien yang menderita cacat pada wajah yang parah yang disebabkan oleh kanker,
trauma, penyakit atau kelainan bawaan.
Perangkat prostetik maksilofasial dapat dipasang dengan bantuan perekat,
dengan cara mekanis, implant kraniofasial dan anatomi jaringan lunak. Perekat
merupakan metode yang efektif dan umum digunakan.
Pemulihan bagian tubuh yang hilang karena kelainan bawaan atau akibat dari
kejadian umum seperti kecelakaan dan penggantian bagian tubuh tersebut

berfungsi untuk memulihkan fungsi dan estetika yang hilang, yang dilakukan
dengan menggunakan bahan bio-kompatibel.Penggunaan bahan tersebut untuk
memulihkan bagian tubuh yang hilang telah digunakan selama bertahun-tahun
sampai sekarang.

3. BAHAN PROTESA MAKSILOFASIAL


Untuk saat ini, tidak ada bahan-bahan yang tersedia secara komersial yang
memenuhi semua persyaratan bahan yang ideal.Setiap bahan memiliki keuntungan
dan kerugian tersendiri. Penelitian kedepannya diharapkan dapat fokus pada dua
tujuan utama yaitu :
-

Meningkatkan sifat bahan, sehingga akan sama kurang lebih seperti


jaringan pada manusia.
Warna dari pewarna stabil untuk mewarnai protesa wajah.12

Yang paling penting dalam pengobatan prostetik pada pasien seperti ini yaitu
retensi yang memadai, kestabilan dan juga dukungan. Ukuran dan lokasi cacat
biasanya mempengaruhi jumlah gangguan dan kesulitan dalam rehabilitasi
prostetik.
Adapun selama berabad abad protesa digunakan untuk menutupi kerusakan
maksilofasial.Meski ada perbaikan dalam teknik bedah dan restorasi, bahan
bahan yang digunakan dalam prostetik maksilofasial adalah jauh dari ideal.
Sebagai tambahan, bahan tersebut harus menyerupai kulit dalam warna dan
tekstur.13
Adapun bahan maksilofasial yaitu :
-

Lateks. Adalah bahan lunak dan tidak mahal yang digunakan untuk
membuat protesa yang menyerupai bentuk sesungguhnya. Sayangnya

bahan

ini

lemah,

cepat

mengalami

degenerasi,

menunjukkan

ketidakstabilan warna serta dapat menyebabkan reaksi alergi. Akibatnya,


-

lateks jarang digunakan dalam pembentukan protesa maksilofasial.


Vinil Plastisol. Resin vinil yang diplastiskan kadang kadang digunakan
dalam aplikasi maksilofasial. Plastisol adalah cairan kental berisi partikel
kecil vinil yang tersebar dalam suatu bahan pembuat plastis. Bahan
pewarna ditambahkan pada bahan ini untuk menyesuaikan warna kulit
individu. Sayangnya, vinil plastisol mengeras dengan bertambahnya waktu
karena hilangnya bahan pembuat plastis. Sinar ultraviolet juga memiliki
efek samping terhadap bahan bahan ini, untuk alasan inilah penggunaan

vinil plastisol menjadi terbatas.


Karet Silikon. Silicon yang digunakan saat ini adalah silicon vulkanisasi
panas dan vulkanisasi temperatur ruangan, keduanya mempunyai

keuntungan dan kekurangan.


Polimer Poliuretan. Poliuretan adalah bahan yang paling sering digunakan
akhir akhir ini dalam prostetik maksilofasial. Pembuatan protesa
poliuretan memerlukan perbandingan proporsi yang akurat dari 3

komponen.
4. Klasifikasi
Trauma maksilofasial dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu trauma
jaringan keras wajah dan trauma jaringan lunak wajah.
Trauma jaringan lunak biasanya disebabkan trauma benda tajam, akibat
pecahan kaca pada kecelakaan lalu lintas atau pisau dan golok pada perkelahian

KERANGKA KONSEP
Medical Record
\

Kasus Kelainan Maksilofasial

Akibat
Kecelakaan

Dapat
ditangani
dengan
operasi
plastik

Tidak
dapat
ditangani
dengan
operasi
plastik

Akibat
Kanker/Tumor

Dapat
ditangani
dengan
operasi
plastik

Tidak
dapat
ditangani
dengan
operasi
plastik

Akibat Kelainan
Kongenital

Dapat
ditangani
dengan
operasi
plastik

Butuh Protesa
Butuh Protesa
Maksilofasial
Maksilofasial
5. TRAUMA
MAKSILOFASIAL PADA
MATA

Tidak
dapat
ditangani
dengan
operasi
plastik
Butuh Protesa
Maksilofasial

Para penderita dengan kehilangan mata dapat menyebabkan masalah fisik dan
emosional yang signifikan. Rehabilitasi seorang pasien yang telah menderita
trauma psikologis dari hilangnya mata membutuhkan prostesis yang akan
memberikan hasil estetik dan fungsional yang optimal.2
Adapun pembuatan protesa okular untuk mata yang mengalami enukleasi.Para
penderita yang kehilangan mata dapat menyebabkan gangguan psikologis serta
sosial yang signifikan. Tujuan dari setiap prosedur protesa okular adalah untuk
menyiapkan pasien di masyarakat dengan penampilan normal.4
Prosedur bedah dalam pembuatan dari suatu mata tiruan diklasifikasikan ke
dalam tiga kategori, yaitu evisceration (pengeluaran isi), dan excenteration.

Setelah enucleation, sebuah plastik conformer dan antibiotic corticosteroid


ditempatkan di dalam soket.
Plastik conformer yang ada didalam soket, diletakkan selama 4 sampai 6
minggu untuk mengurangi edema dan mempertahankan kontur dari soket dari
sebuah mata prostetik.
Pada pembuatan protesa mata, ada beberapa tahapan yang dilakukan, yaitu:
-

Primary Impression
Secondary Impression
Wax pattern trial
Flasking
Dewaxing
Packing and flasking
Final finishing and polishing of the prosthesis[2]

Ketika daerah bedah telah sembuh dengan baik dan dimensi stabil, pembuatan
fabrikasi dari suatu mata prostesis dapat dilakukan. Manajemen awal dari
anophthalmic soket yaitu mencegah kehilangan volume di daerah orbital anterior
dan wajah yang asimetri,
Berbagai metode rehabilitasi dari sebuah anopthalmic soket yaitu termasuk
stock eye prosthesis atau persediaan protesa mata (prefabrikasi) dan custom made
ocular prosthesis.4

6. KANKER WAJAH DAN LEHER

10

Kanker kepala dan leher adalah istilah yang diterapkan pada kelompok tumor
ganas yang terjadi di daerah anatomis kepala dan leher. Kanker paling umum
melibatkan rongga mulut adalah sel karsinoma skuamosa. Rekonstruksi cacat
kepala dan leher dapat dicapai dengan operasi, pembuatan protesa, atau keduanya.
Tujuan

rekonstruksi

pembedahan

adalah

untuk

memperbaiki

cacat,

memungkinkan keberhasilan penyembuhan luka, mengembalikan fungsi, dan


penyediaan estetik yang lebih baik. Kanker kepala dan kanker leher mencapai
17% dari semua kasus kanker.Ini mempengaruhi struktur fisik dari wajah dan
rongga mulut.Hal ini mempengaruhi berbagai fungsi seperti fungsi menelan,
pengucapan, pernapasan dan estetika. Hal ini juga mempengaruhi kualitas hidup
individu. Dalam rehabilitasi, ada keterbatasan bedah di mana satu-satunya pilihan
adalah sebuah prostesa. Prostesis maksilofasial adalah cabang dasar kedokteran
gigi yang berhubungan dengan rehabilitasi protesa buatan untuk cacat bawaan
atau yang diperoleh dari mulut dan wajah yang mempengaruhi fungsi dan estetik.
Obturators termasuk ke dalam jenis protesa hibrid. Istilah ini digunakan untuk
desain komposisi campuran maupun konvensional, yang mempunyai manfaat
untuk memperbaiki kerusakan sebagian atau total pada bagian rahang. Ini adalah
suatu perangkat yang dibuat untuk mengembalikan fungsi mastikasi, artikulasi
atau pengucapan, dan estetik. Rekonstruksi pada bagian kepala dan leher yang
cacat dapat dilakukan dengan pembedahan, pembuatan protesa, ataupun
keduanya. Tujuan dari operasi rekonstruksi adalah untuk memperbaiki yang
bagian

yang

rusak

pada

wajah,

memungkinkan

penyembuhkan

luka,

mengembalikan fungsi, dan menyediakan estetik yang baik.

11

7. PERAWATAN MAKSILOFASIAL
Perawatan trauma maksilofasial untuk pasien prostetik dengan cacat bawaan
dan kraniofasial tidak hanya mengatasi kekurangan fisik dan fungsional tetapi
idealnya juga mengevaluasi efek psikologis yang mungkin timbul dari pada
deformitas wajah.
Perawatan protesa maksilofasial menawarkan perbaikan dalam fungsi
penampilan, kesehatan dari pasien dengan kelainan bawaan dan cacat kraniofasial.
Tujuan utama dalam merehabilitasi pasien dengan trauma maksilofasial adalah
mengembalikan fungsi mastikasi, mengembalikan bentuk anatomi sehingga
menjadi normal kembali dan mencapai estetik yang baik pada wajah.
8. KASUS BIBIR SUMBING
Adapun yang membutuhkan perawatan dengan protesa maksilofasial yaitu
kasus bibir sumbing dan celah pada langit langit.Penyebab bibir sumbing
dancelah pada langit langit tidak diketahui, namun penyebab yang
memungkinkan yaitu kekurangan gizi dan terkena radiasi selama kehamilan, stres
psikologis, agen teratogenik, agen infeksi (virus), dan keturunan.Kebanyakan
celah bibir kemungkinan disebabkan oleh faktor genetik dan beberapa nongenetik.
Rekonstruksi rahang bagian anterior penting pada kasus ini.

12

Saat ini, karena meningkatnya pengetahuan mengenai perubahan pertumbuhan


dan perkembangan serta perawatan bedah dan ortodontik yang lebih baik, pasien
dengan celah pada langit - langit dapat menerima perawatan yang lebih baik.
Disamping itu, mereka juga memerlukan sedikit banyaknya penanganan dari
bagian prostodonsi. Akan tetapi, walaupun hanya diperlukan sedikit, perawatan
prostodonsi tetap penting, bila ada ruang yang kurang pada saat perawatan celah
langit langit.
Usia rata rata pasien yang mengalami kelainan celah bibir dan langit langit
yaitu 9,2 tahun (jarak dari usia 15 hari hingga 18 tahun). Total dari 57 pasien anak,
5 kasus (8,7%) mengalami kelainan celah bibir, 6 kasus (10,5%) mengalami
kelainan celah langit langit dan 46 kasus (80,7%) mengalami kelainan celah
bibir dan langit langit. 37 kasus dari 46 kasus dengan kelainan celah bibir dan
langit langit yaitu kelainan celah bibir dan langit langit pada satu sisi
(unilateral) dan 20 kasus lainnya yaitu kelainan celah bibir dan langit langit pada
dua sisi (bilateral).
Bibir sumbing dan atau celah langit-langit juga merupakan salah satu kelainan
kongenital dari kepala dan daerah leher. Penyebabnya juga bervariasi yaitu
menurut ras, letak geografis, jenis kelamin, dan kewarganegaraan.
Umumnya bagian yang paling sering hilang pada pasien dengan celah langit
langit adalah bagian kongenital anterior pasien. Baik celah pada satu sisi
(unilateral) maupun dua sisi (bilateral), gigi insisivus lateral yang paling sering
hilang meskipun gigi kaninus maupun gigi insisivus sentralis kemungkinan juga
akan terpengaruh.

13

DAFTAR PUSTAKA
Wurangian, Ignatia.2010. Aplikasi dan Disain Valplast Pada Gigi Tiruan
Sebagian Lepasan. Jakarta: JITEKGI
Gunadi,Haryanto A.1995.Ilmu Geligi Tiruan Lepasan jilid 2. Jakarta: Hipokrates
Battistuzi dkk. 1992. Gigi Tiruan Sebagian. Jakarta : Widya Medika
Ramadhan, Ardyan Gilang. 2010. Serba Serbi Kesehatan Gigi dan Mulut. Jakarta:
Bukune
Mozartha, Martha. 2011. Perawatan Gigi Macam Gigi Tiruan. Available from:
http://www.klikdokter.com/gigimulut/read/2010/07/05/58/macam-gigitiruan
Gunadi HA, editor.1995. Ilmu geligi tiruan sebagian lepasan jilid II. Jakarta:
Hipoktrates.

Available

from

http://gigiunhas97.wordpress.com/2007/11/15/gigi-tiruan-diatas-pirantibar-cekat/
Tarigan,Slamet.2005.Pasien Prostodonsia Lanjut Usia:Beberapa Pertimbangan
dalam

Perawatan.Availablefrom:

14

http://www.usu.ac.id/id/files/pidato/ppgb/2005/ppgb_2005_slamat_tarigan.
pdf

15

You might also like