Professional Documents
Culture Documents
BIOKIMIA
Oleh :
Elvia Hernawan
Andi Mushawwir
An-An Yulianti
Lovita Adriani
Kurnia.A.Kamil
Diding Latifudin
1. Praktikan harus hadir dalam ruangan praktikum tepat pada waktunya. Bagi yang
terlambat datang lebih dari 10 menit tidak diperkenankan mengikuti praktikum.
2. Bila tidak dapat hadir, harus memberikan alasan beserta bukti yang syah dan dapat
diterima.
3. Para praktikan selama mengikuti praktikum harus memakai jas laboratorium.
4. Dilarang gaduh atau bercakap-cakap yang tidak perlu di dalam ruang praktikum.
5. Dilarang merokok, mondar-mandir di ruangan, selama praktikum berlangsung.
6. Setiap kelompok praktikum harus menyediakan lap pembersih atau tissue
7. Para praktikan harus mengisi formulir peminjaman alat dan selanjutnya :
a. Periksalah dahulu alat-alat yang dipinjam dan pastikan dalam keadaan bersih dan baik
(tidak retak, atau pecah)
b. Kerusakan pada alat SEBELUM DIGUNAKAN harus segera dilaporkan kepada asisten
atau teknisi.
c. Setelah selesai praktikum alat dikembalikan dalam keadaan baik dan bersih
d. Setiap kerusakan/kehilangan alat, yang bersangkutan harus memperbaiki atau
mengganti dengan alat-alat yang sejenis, dalam jangka waktu selambatlambatnya 9 hari.
8. Para praktikan diwajibkan :
a. membaca, mempelajari materi praktikum yang akan dilakukan
b. membuat/ mempersiapkan jurnal praktikum (perorangan)
c. membuat laporan hasil pengamatan yang ditulis pada jurnal praktikum
(perorangan)
d. membuat laporan praktikum untuk setiap materi (kelompok), dan diserahkan
segera /paling lambat 1 minggu setelah praktikum dilakukan.
e. laporan dibuat pada kertas ukuran A4, ditik ataupun ditulis tangan dengan rapi
dan dapat dibaca dengan format sebagai berikut :
Cover
1. Nama Percobaan
2. Kelompok
3. Nama dan NPM (anggota Kelompok )
4. Tanggal melakukan percobaan
Isi Laporan
1.
Judul Laporan
2.
3.
4.
5.
6.
Cara Kerja
Hasil Pengamatan
Pembahasan
Kesimpulan
Daftar Pustaka
KARBOHIDRAT
A. PENDAHULUAN
Karbohidrat merupakan senyawa karbon yang banyak dijumpai di alam,
terutama sebagai penyusun utama jaringan tumbuh-tumbuhan. Senyawa karbohidrat
didefinisikan sebagai polihidroksi aldehida atau polihidroksi keton yang terdiri atas
unsur-unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O) dengan rumus empiris total
(CH2O)n.
Karbohidrat dibagi dalam 3 golongan :
Monosakarida,
contoh : glukosa, manosa, arabinosa
Oligosakarida,
contoh : sukrosa,laktosa,maltosa
Polisakarida,
contoh : selullosa,amilum, glikogen
Monosakarida merupakan karbohidrat yang sederhana, molekulnya hanya
terdiri atas beberapa atom karbon saja dan tidak dapat diuraikan dengan cara hidrolisis
menjadi karbohidrat lain. Oligosakarida merupakan senyawa karbohidrat yang terdiri
atas dua atau beberapa molekul monosakarida. Pada umumnya, monosakarida dan
oligosakarida berbentuk kristal, memiliki rasa manis, dan memiliki beberapa sifat
kimiawi di antaranya dapat beroksidasi, bereduksi, berkondensasi, serta dapat
membentuk
ikatan
glikosida.
Sementara
polisakarida
merupakan
golongan
+
Karbohidrat
Bukan KH
Uji
Iodium
+
Polisakarida
(Pati)
Non polisakarida
Glukosa, galaktosa,
fruktosa, laktosa,
sukrosa, maltosa
Amilum : biru
Glikogen : merah
Dekstrin : coklat
Uji Benedict
-
Gula pereduksi
Glukosa, galaktosa,
fruktosa,
arabinosa,laktosa,
maltosa
Non pereduksi
Sukrosa
Uji Barfoed
Monosakarida
Glukosa, galaktosa,
fruktosa
Disakarida
Laktosa, maltosa
Uji
Osazon
Maltosa
Pentosa :
arabinos
a
Heksosa :
Glukosa, galaktosa,
fruktosa
Uji Seliwanof
Ketosa :
fruktosa
Aldosa :
Glukosa,
galaktosa
Galakto
sa
Glukosa
Uji Musat
Laktosa
terdapat dalam suatu bahan, maka harus diperiksa terlebih dahulu, bahan berbentuk
padat atau cair, bahan terdiri atas satu atau dua jenis karbohidrat. Larutan yang
bersifat alkali, perlu dinetralkan terlebih dahulu atau dibuat sedikit asam dengan HCL
encer.
Bahan yang umum digunakan pada kegiatan praktikum terdiri atas jagung,
dedak atau rumput,sehingga tahapan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Bahan yang akan dijadikan larutan uji perlu dikeringkan terlebih dahulu,
pengeringan dilakukan pada suhu 500C selama 48 jam. Kemudian ditumbuk
sampai halus.
2. Masukkan 100 gr bahan uji halus (no 1 ) ke dalam labu erlenmeyer dan
larutkan dengan 1000 mL aquadest.
3. Panaskan pada suhu 600 C selama 1 jam ( sewaktu-waktu perlu di aduk ).
4. Saring larutan dengan menggunakan kertas saring (filter), penyaringan
dilakukan pada saat larutan dalam keadaan panas.
5. Filtrat yang diperoleh, siap dijadikan larutan uji
UJI KARBOHIDRAT
Pengujian karbohidrat dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif . Uji kualitatif untuk Karbohidrat
diantaranya Uji umum karbohidrat (uji Molish), Uji amilum (Uji Yod),Uji gula pereduksi ( Uji
Benedict dan Uji Barfoed), Uji untuk membedakan
pentose ( Uji Bial) dsb. Sementara untuk Uji Kuantitatif salah satu diantaranya uji penetapan kadar
glukosa (Benedict).
1. Uji Molisch :
Uji Molisch adalah tes kimia yang sensitif untuk semua karbohidrat, dan beberapa
senyawa yang mengandung karbohidrat dalam bentuk gabungan
Tujuan :
Mengidentifikasi karbohidrat dalam sampel
Prinsip :
Dehidrasi karbohidrat dengan asam sulfat menghasilkan aldehida (furfural atau
turunan), yang kemudian bereaksi dengan alpha-napthol membentuk senyawa
berwarna merah atau berwarna ungu. Warna ungu kemerah-merahan yang
terjadi menandakan reaksi positif.
Alat dan bahan :
1.
2.
3.
4.
5.
Tabung reaksi
Pipet tetes
Pereaksi Molisch (10% -naftol dalam etanol).
larutan H2SO4 pekat
Larutan Uji ( Glukosa, fruktosa, maltose , sukrosa, amilum , glikogen,
dedak, jagung,)
Cara kerja :
1) Sediakan 1tabung reaksi bersih dan kering
2) Pertama lakukan Uji Molisch dengan sampel Glukosa :
a. Isi tabung dengan:1 mL glukosa 1% + 5 tetes pereaksi Molisch.
b. Posisi tabung dimiringkan, kemudian secara perlahan-lahan melalui sisi
dinding tabung alirkan 2 mL H2SO4 pekat,
c. Perhatikan warna (cincin furfural) yang terbentuk pada batas kedua cairan,
catat!
3) Ulangi Uji Molisch dengan menggunakan sampel yang tersedia (khusus untuk
larutan Uji : jagung,dedak gunakan sebanyak 3 mL)
4) Amati warna (cincin furfural) yang terbentuk pada batas dua lapisan dan
bandingkan hasilnya dengan hasil no 2(glukosa).
5) Buat kesimpulan dari percobaan tersebut di atas!
2. Uji Iodium
Tujuan :
Mengidentifikasi kehadiran polisakarida (pati/amilum)
Prinsip :
Polisakarida dengan penambahan Iodium akan membentuk kompleks adsorpsi
berwarna yang spesifik. Larutan Iodium (larutan iodium dalam larutan kalium
iodida) bereaksi dengan pati /amilum menghasilkan warna biru-hitam. Dektrin
menghasilkan warna merah anggur, sedangkan glikogen dan sebagian pati yang
terhidrolisis bereaksi dengan iodium membentuk warna merah coklat.
Alat dan bahan :
1. Plat tetes
2. Pipet
3. Larutan sampel : (glukosa, sukrosa, amilum, jagung, dan dedak)
4. Larutan Iodium encer
Cara kerja :
1) Sediakan plat tetes,
2) Pertama lakukan uji Iodium dengan sampel amilum :
a. Isi plat tetes dengan 1 tetes larutan amilum
b. Tambahkan 1 tetes larutan Iodium encer pada larutan amilum
tersebut di atas
c. Perhatikan warna biru yang terjadi,catat!
3) Lakukan uji Iodium dengan menggunakan larutan sampel yang disediakan
4) Periksalah larutan pati tersebut secara mikroskopik dan gambar bentuk
granulanya.
3. Uji Benedict
Tujuan :
Membuktikan kehadiran gugus aldehid atau keton bebas pada karbohidrat
yang dapat mereduksi ion-ion logam tertentu (Cu dan Ag)/ gula pereduksi
Prinsip :
Prinsip berdasarkan pada reduksi Cu2+ menjadi Cu+ yang mengendap sebagai
Cu2O. berwarna merah bata. Pereaksi Benedict bersifat basa lemah , yang
mengandung cupri sulfat, natrium karbonat dan natrium sitrat. Kehadiran asam
sitrat untuk menghindari pengendapan CuCO3 pada larutan natrium karbonat
(reagen Benedict). Larutan tembaga alkalis dapat direduksi oleh karbohidrat
yang mempunyai gugus aldehid atau monoketon bebas,
Alat dan bahan :
1. Tabung reaksi
2. Alat penangas air
3. Pipet tetes
4. Penjepit tabung
5. Pengatur waktu
6. Pereaksi Benedict
7. Larutan sampel: glukosa, fruktosa ,sukrosa, maltosa, jagung, dedak.
Cara kerja :
1) Sediakan tabung reaksi, bersih dan kering
2) Pertama lakukan Uji Benedict dengan menggunakan sampel Glukosa :
a. Isi tabung reaksi dengan 3 mL larutan Benedict + 3-5 tetes glukosa 1%
b. Campur baik-baik dan panaskan dalam penangas air mendidih selama 5
menit atau dipanaskan langsung di atas api Bunsen sampai mendidih.
c. Dinginkan dan amati warna yang terjadi dari mulai hijau, hijau kuning,
kuning merah hingga merah bata. Perubahan warna ini memberikan cara
semi kuantitatif adanya sejumlah gula yang mereduksi.
3) Lakukan Uji Benedict pada slarutan uji yang tersedia
4) Bila percobaan di atas positif, lakukan pengenceran conto 10 kali. Bila dengan
conto yang diencerkan masih juga positif, lakukan pengenceran conto 100 kali
dan seterusnya sampai diperoleh hasil percobaan yang negative
5) Buat kesimpulan !
4. Uji Barfoed
Tujuan :
Membedakan antara monosakarida dan disakarida
Prinsip :
Pereaksi Barfoed terdiri atas larutan kupriasetat dan asam asetat. Ion Cu2+ (dari
pereaksi Barfoed) dalam suasana asam akan direduksi lebih cepat oleh gula
pereduksi monosakarida daripada disakarida dan menghasilkan Cu2O yang
berwarna merah bata.
Alat dan bahan :
1. Tabung reaksi
2. Alat penangas
3. Pengatur waktu (Timer)
4. Penjepit tabung
5. Pipet tetes
6. Pereaksi Barfoed
8. LarutanUji : glukosa, fruktosa ,sukrosa,, maltosa,amilum, glikogen , jagung
dan dedak.
Cara kerja :
1) Sediakan tabung reaksi bersih dan kering
2) Pertama lakukan Uji Benedict dengan menggunakan larutan Glukosa ;
a. Isi tabung dengan 1 mL pereaksi Barfoed + 5 tetes glukosa 1%
b. Panaskan tabung dalam penangas air mendidih selama 3 menit
c. Dinginkan tabung tersebut di atas dalam air mengalir (kran) selama 2
menit
d. Tambahkan ke dalam tabung 1mL pereaksi warna phospomolibdat
sambil dikocok perlahan-lahan.
e. Perubahan warna dari hijau kekuning-kuningan menjadi biru tua
menunjukkan hasil yang positif adanya monosakarida, catat hasilnya
3) Lakukan percobaan tersebut di atas dengan menggunakan sampel lain yang
tersedia, catat hasilnya.
4) Bandingkan hasil reaksi dari masing-masing sampel , catat!
5) Buat kesimpulan !
6) Terangkan reaksinya!
5. Uji Seliwanoff
Tujuan :
1.
2.
3.
4.
Tabung reaksi
Mikroskop
Penangas air
Pipet ukur
5. Larutan sampel : glukosa,fruktosa, laktosa, maltosa,sukrosa,dan arabinosa,
jagung dan dedak
6. Fenilhidrazine/hidroklorida
7. Natrium asetat
Cara kerja :
1) Sediakan 1 tabung reaksi bersih dan kering ,
2) Pertama lakukan Uji Osazon dengan larutan uji glukosa:
a. Tambahkan larutan phenil hidrazin HCL secukupnya dan Natrium
asetat (dengan perbandingan 1:4) atau sebanyak seujung sendok.
b. Campurhingga merata, kemudian panaskan dalam penangas air
mendidih selama 30 menit, angkat dan dinginkan
c. Catat dan gambarkan bentuk kristalnya!
3) Lakukan Uji Osazon dengan menggunakan larutan sampel lain yang
disediakan.
4) Perhatikan kristal yang terbentuk di bawah mikroskop
5) Catat dan gambarkan bentuk kristalnya, bandingkan dengan hasil pengamatan
uji osazon pada lar. Glukosa, lalu buat kesimpulan!
7. Uji Bial
Tujuan :
Mengidentifikasi karbohidrat yang memiliki lima karbon (pentose).
Prinsip :
Dehidrasi pentose oleh HCL pekat menghasilkan furfural dan dengan
penambahan orsinol (3,5-dihidroksi toluene) akan berkondensasi membentuk
senyawa kompleks berwarna biru.
Alat dan Bahan :
1. Tabung Reaksi
2. Pengatur waktu (Timer)
3. Penangas air
4. Penjepit tabung
5. Pipet tetes
6. Larutan sampel : arabinosa, maltosa, galaktosa, fruktosa, glukosa dan dalam
larutan 1%
7. Pereaksi Bial
8. HCL Pekat (37%)
Cara kerja :
1) Sediakan tabung reaksi yang kering dan bersih :
2) Pertama lakukan Uji Bial dengan menggunakan larutan uji arabinosa
a. 5 mL pereaksi + 2mL larutan arabinosa 1%
3) Panaskan perlahan-lahan hingga mendidih, kemudian dinginkan, endapan atau
larutan berwarna hijau yang terjadi menunjukkan reaksi yang positif.
4) Bila warnannya tidak jelas, encerkan beberapa mL dengan 3 bagian air, lalu
tambahkan 1 mL amyl-alkohol, tetapi kadang-kadang terlihat setelah
diencerkan dengan air.
5) Lakukan uji Bial dengan menggunakan larutan sampel yang disediakan
6) Catat dan terangkan hasil reaksinya. Buat kesimpulan!
8. Hidrolisis Karbohidrat
A.
Hidrolisis Polisakarida
Tujuan :
Mengidentifikasi hasil hidrolisis polisakarida
Prinsip :
Pati terdiri atas dua fraksi yang pemisahannya dapat dilakukan dengan air
panas. Fraksi terlarut disebut amilosa ( 20%) yang merupakan rantai terbuka
lurus, dengan penambahan iodium fraksi ini memberikan warna ungu sampai
merah. Pati dalam suasana asam bila dipanaskan akan terhidrolisis menjadi
senyawa-senyawa yang lebih sederhana. Hasil hidrolisis dapat diuji dengan Uji
iodium sampai reaksi negatif ( dari warna ungu hingga tidak berwarna). Untuk
mengetahui hasil hidrolisis perlu dilakukan uji Benedict, Uji Barfeod.
Tabel 1 Tahapan perubahan warna dan hasil hidrolisis melalui Uji iodium
no
Hasil Hidrolisis
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Biru
Ungu
Violet
Merah
Kuning coklat
Kuning pucat
Kuning pucat
Amilosa
Amilopektin
Amilopektin
Eritrodekstrin
Akrodekstrin
Maltosa
Glukosa
9. Pereaksi Benedict
10. Pereaksi Barfoed
Cara kerja :
1. Sediakan 1 tabung reaksi bersih dan kering
2. Isi dengan 5 mL larutan Uji (sukrosa 1%) tambahkan 5 tetes lar. HCl pekat
3. Campurkan dengan baik, panaskan dalampenngas air mendidih selama 30menit
4. Setelah didiginkn,netralkan larutan dengan NaOH 2% dan Uji dengan kertas lakmus
5. Lakukan Uji Benedict, Seliwanoff, Barfoed
6. Buat kesimpulan !
7) Perbedaan dari 0,1 sampai 0,2 mL dari setiap titrasi menentukan hasil kerja
yang baik.
Perhitungan :
Misal : larutan glukosa yang dipakai x mL
10 mL Benedict =10 mg glukosa = x mL
Dalam 100 mL larutan glukosa (sample) terdapat
100/x.10 mg glukosa = y glukosa
Jadi kadar glukosa = Y mg
II
LIPIDA
Lipida merupakan suatu kelompok senyawa organik yang heterogen, banyak terdapat
dalam tanaman, hewan maupun manusia. Lipida tidak mempunyai rumus emperis dan
struktur yang sama tetapi terdiri atas beberapa golongan. Lipida mempunyai sifat tidak larut
dalam air, tetapi larut dalam pelarut organic non polar seperti eter, kloroform, aseton, dan
benzene.
Lipida merupakan unsure makanan yang penting, selain kalorinya tinggi, juga
mengandung vitamin-vitamin yang larut dalam lemak dan asam-asam lemak essensial.
Lipida mencakup minyak, lilin, lemak, dan senyawa yang sejenis. Lipida merupakan
komponen penting dalam membrane sel, termasuk diantaranya fosfolipid, glikolipid dan
dalam sel hewan adalah kolesterol. Kolesterol merupakan senyawa induk bagi steroid lain
yang disintesis dalam tubuh. Steroid adalah hormon-hormon yang penting seperti hormone
korteks, adrenal, hormone seks, vitamin D, dan asam empedu.
Dalam latihan berikut ini dilakukan percobaan mengenai sifat-sifat lipida secara
umum, antara lain :
A. Uji kelarutan
Tujuan :
Mengetahui kelarutan lipida pada pelarut tertentu
Prinsip :
Pada umumnya, lemak dan minyak tidak larut dalam air, tetapi sedikit larut dalam alcohol dan
larut sempurna dalam pelarut organic seperti eter, kloroform, aseton, benzene, atau pelarut
nonpolar lainnya.
Minyak dalam air akan membentuk emulsi yang tidak stabil karena bila dibiarkan, maka
kedua cairan akan memisah menjadi dua lapisan. Sebaliknya, minyak dalam soda (Na 2CO3)
akan membentuk emulsi yang stabil karena asam lemak yang bebas dalam dalam larutan
lemak bereaksi dengan soda membentuk sabun. Sabun mempunyai daya aktif permukaan,
sehingga tetes-tetes minyak menjadi tersebar seluruhnya.
1) Sediakan 6 buah tabung reaksi, masing-masing diisi dengan 2 mL
a.
Air
b.
Alkohol panas
c.
Alkohol dingin
d.
Eter
e.
Kloroform
f.
Larutan natrium karbonat 2%
2) Teteskan lemak/minyak ke dalam masing-masing tabung tersebut,
3) Kocok tabung sampai larutan homogen,biarkan beberapa saat
4) Catat pada pelarut mana yang paling sempurna.
5) Perhatikan kelarutan minyak/lemak tersebut, catat pada pelarut mana yang paling sempurna
6) Teteskan 1tetes larutan pada kertas saring, perhatikan ada tidaknya noda setelah menguap,
kehadiran lemak ditandai dengan adanya noda.
7) Buat kesimpulan !
B. Uji ketidakjenuhan
Tujuan :
Mengetahui sifat ketidakjenuhan minyak atau lemak
Prinsip :
Trigliserida (lemak) merupakan ester antara gliserol dan tiga asam lemak. Sementara asam
lemak tergolong menjadi asam lemak jenuh dan tidak jenuh. Asam lemak jenuh adalah
asam lemak yang tidak mempunyai ikatan rangkap, sedangkan asam lemak tidak jenuh
adalah asam lemak yang mempunyai satu atau lebih ikatan rangkap.
Sumber asam lemak jenuh banyak terdapat dalam hewan (lemak hewani) seperti asam
palmitat dan asam stearat, sedangkan asam lemak tidak jenuh kebanyakan berasal dari
tanaman (minyak nabati) dan beberapa di antaranya merupakan asam lemak esensial
seperti asam oleat, asam linoleat, dan asam linolenat.
C
+ Br2
Br
Br
Cara kerja :
1) Sediakan 1 tabung reaksi yang bersih dan kering
a. Larutkan 1 tetes asam oleat dalam 1 mL kloroform
b. Tambahkan 2 atau 3 tetes larutan yod. Hubl.
c. Kocok, warna yod. akan segera hilang. Catat!
d. Ulangi percobaan dengan menggunakan asam palmitat. (perhatikan warna yang terjadi
setelah penambahan larutan yod Hubl), Catat !
e. Apakah ada perbedaan antara asam oleat dan asam palmitat ? Jelaskan !
2) a. Ulangi percobaan no 1 (Uji Ketidakjenuhan), secara bertahap dengan menggunakan sampel
berikut:
1. Minyak kelapa (minyak curah)
2. Minyak sawit kemasan
3. Mentega
4. Margarin
5. Lemak hewan (lemak sapi)
b. Bandingkan dengan hasil pengamatan Uji Ketidakjenuhan menggunakan asam oleat dan
palmitat.
c. Buat kesimpulan!
C. Uji Akrolein
Tujuan :
Untuk mengetahui kehadiran gliserol
Prinsip :
Lemak merupakan ikatan ester antara tiga asam lemak dengan gliserol. Gliserol larut dalam
air dan alkohol, tetapi tidak larut dalam eter, kloroform, dan benzene. Apabila gliserol
dicampur dengan KHSO4 dan dipanaskan hati-hati, akan timbul bau yang tajam khas seperti
bau lemak yang terbakar, disebabkan oleh terbentuknya akrilaldehida atau akrolein. Oleh
karena timbulnya bau yang tajam itu, akrolein mudah diketahui dan reaksi ini telah dijadikan
reaksi untuk menentukan adanya gliserol atau senyawa yang mengandung gliserol seperti
lemak dan minyak (Poedjiadi, 2009).
Cara kerja
1) Sediakan 1 buah tabung reaksi bersih dan kering
III
PROTEIN
1. Uji komposisi Dasar (Uji komposisi Elementer)
Tujuan :
Mengidentifikasi unsur-unsur penyusun protein
Prinsip :
Semua jenis protein tersusun karbon (C), hydrogen (H), oksigen (O), dan nitrogen (N). Ada
pula protein yang mengandung sedikit belerang (S) dan fosfor (P).
Unsur-unsur penyusun protein, yaitu C, H, O, dan N akan diperoleh dengan metode
pembakaran atau pengabuan,
Cara kerja
1) Sediakan beberapa tabung reaksi bersih dan kering
a. Masing-masing diisi dengan sedikit conto padat dan albumin padat (tepung albumin)
b. Panaskan dengan secara berangsur-angsur dan perhatikan baunya
c. Bau rambut terbakar adalah spesifik untuk senyawa nitrogen, Kegosongan (warna hitam)
menunjukan adanya karbon, sedangkan kondensasi air di bagian atas tabung menandakan
adanya oksigen dan hidrogen
2) Sediakan beberapa tabung reaksi yang bersih dan kering
a.
b.
c.
d.
e.
3. Uji Ninhidrin
Tujuan : Membuktikan adanya asam amino bebas dalam protein
Prinsip : Semua asam amino atau peptida yang mengandung asam -amino bebas akan bereaksi
dengan ninhidrin membentuk senyawa kompleks berwarna biru. Namun, prolin dan
hidroksiprolin menghasilkan senyawa berwarna kuning.
Cara kerja
1) Sediakan tabung reaksi masukan 1 mL larutan conto ditambah dengan 1 mL 0,1 M buffer asam
asetat (pH 5) dan 20 tetes 0,1 % larutan ninhidrin. Panaskan di atas penangas air mendidih
selama 10 menit dan perhatikan warna biru yang terbentuk. Tuliskan persamaan reaksinya.
2) Lakukan uji nin dengan albumin 2%
4. Uji Ksanprotein
Tujuan : Membuktikan adanya asam amino tirosin, triptofan, atau fenilalanin yang terdapat dalam
protein
Prinsip : Reaksi pada uji ksanprotein didasarkan pada nitrasi inti benzene yang terdapat pada
molekul protein. Jika protein yang mengandung cicin benzene (tirosin, triptofan, dan
fanilalanin) ditambahkan asam nitrat pekat, maka terbentuk endapan putih yang dapat
berubah menjadi kuning sewaktu dipanaskan. Senyawa nitro yang terbentuk dalam
suasana basa akan terionisasi dan warnanya berubah menjadi jingga.
Cara kerja
1) Sediakan beberapa tabung reaksi
2) 2 mL larutan conto + 0,5 mL HNO3 pekat, perhatikan endapan putih yang terbentuk lalu
panaskan hati-hati hingga terbentuk warna kuning. Dinginkan dibawah air kran lalu tambahkan
hati-hati larutan NaOH 10% atau NH4OH hingga basa, ditandai dengan terjadinya perubahan
warna kuning menjadi kuning tua, kemudian jingga.
5. Pembentukan Endapan dengan Asam dan Alkali
1) Sediakan 3 tabung reaksi yang bersih dan masing-masing isilah dengan larutan albumin,
gelatin sebanyak 2 mL
2) Tabung pertama teteskan dengan satu tetes HCl pekat, lalu catat perubahan yang terjadi, lalu
kocok perlahan-lahan dan panaskan dengan hati-hati. Catat perubahan yang terjadi.
3) Tabung kedua ditambahkan dengan asam asetat glacial.
4) Tabung ketiga ditambah dengan larutan NaOH 10%
5) Bagaimana pengaruh ketiga zat tersebut terhadap pengendapan protein dalam larutan conto
dan albumin 2%. Jelaskan
6. Pembentukan Endapan dengan Garam dari Logam Berat
1) Sediakan beberapa tabung reaksi yang bersih dan kering
2) Masukan 2 mL larutan conto + 1 tetes larutan 0.2% CuSO 4 hingga terjadi endapan dan
perhatikan setiap perubahan yang terjadi pada setiap kali penetesan. Perhatikan apakah
endapan yang terbentuk dan apakah endapan ini permanen atau lebih melarut kembali pada
penambahan reagen berlebih
3) Ulangi percobaan 2) dengan menambahkan larutan 2% pb asetat, 2% CuSO 4, 2% Hgcl2, dan
2% FeCl3.
7. Pengendapan Protein oleh asam-asam kompleks
Cara kerja
1) Sediakan 4 tabung reaksi, masing di isi dengan 2 mL larutan conto
2) Tabung pertama + tetes demi tetes asam pikrat jenuh
3) Tabung kedua + tetes demi tetes larutan T.C.A
4) Tabung ketiga + tetes demi tetes larutan phospotungstat (sebelumnya asamkan dulu dengan 2%
asam asetat
5) Tabung ke empat + tetes demi tetes larutan 2% asam phosphomolibdat (sebelumnya diasamkan
dulu dengan 2 tetes larutan asam asetat 2%)
6) Perhatikan penambahan sedikit demi sedikit reagen terhadap pengendapan
7) Ulangi percobaan di atas dengan 1 mL albumin 2%.
IV
ENZIM
B. Komposisi dasar
Cara kerja
1. Uji Biuret
Siapkan beberapa tabung reaksi yang bersih dan kering
C. Penentuan pH optimum
Tujuan :Membuktikan bahwa derajat ke asaman (pH) mempengaruhi aktifitas enzim.
Prinsip : Enzim bekerja pada kisaran pH tertentu dan umumnya tergantung pada pH
lingkungannya. Enzim menunjukan aktivitas maksimal pada pH optimum,
umumnya antara pH 6-8,0. Jika pH rendah atau tinggi, maka dapat menyebebkan
enzim mengalami denaturasi,sehingga menurunkan aktivitasnya.
Cara kerja
Sediakan beberapa tabung reaksi yang bersih dan kering.
1.
2.
3.
4.
Kocok masing masing tabung, kemudian disimpan dalam penangas air (37 0C ) selama 15
menit. Setiap tabung dibagi 2, lakukan uji Yodium dan uji Benedict.
Prinsip : Gula yang mempunyai gugus aldehida atau keton bebas akan mereduksi ion
Cu2+ dalam suasana alkalis menjadi Cu+ yang mengendap sebagai Cu2O
berwarna merah bata.
Cara kerja
-
Uji Barfoed
Tujuan : Membedakan antara monosakarida dan disakarida
Prinsip : Ion Cu2+ (dari pereaksi Barfoed) dalam suasana asam akan direduksi lebih
cepat oleh gula reduksi monosakarida dari pada disakarida dan
menghasilkan endapan Cu2O berwarna merah bata.
Cara kerja
-
I l0
Koagulasi adalah salah satu akibat daripada proses denaturasi. Perlu diingat benar
balrwa denaturasi tidak perlu diikuti oleh proses koagulasi. Selain oleh panas, maka
perubahan pH larutan protein akan menyebabkan protein tadi bisa rnengalami denaturasi
dan selanjutnya menggumpal. Besarnya pH dimana protein tadi menggurnpal disebut titik
isolistrik atau isoionik (bisa merupakan daerah bukan titik). Besarnya titik isolistrik yang
baru disebutkan di atas, tergantung dari jenis protein. (sumber Urip santoso.Unbeng)
Pembentukan wanta
Bilarnana direaksikan dengan pereaksi tertentu maka protein itu akan berwarna.
Pembentukan warna itu disebabkan karena reaksi antara gugus asam amino yang terdapat
dalam protein dan perekasi tertentu.
Tabel di bawah ini ntemperlihatkan macam-macarn reaksi warna yang mungkin.
p-dimetilamino benz-aldehida
dalam HCI pekat
cr-naftol dan Na-hipokhlorit
Na-nitropruside dalarn NI-13 encer
Na 1,2 naftokinon-4-sulfonat dan
Na-hi drosulfi t diazotasi
Asam sulfanilat dalam larutan
alkali
Asam fosfomolibdotungstat
NH2-CHR-COOH
NH2-CO
Tirosin
Histidin, tirosin
tirosin
Ungu
Ungu
Merah
Kuning
Ungu
Biru
rnerah
merah
merah
merah
biru
I 3.2. Pengendapan
Percobaan l: dengan menggunakan logam berat.
Garam logarn berat seperti Hg, Pb dan Ag akan berikatan dengan karboksilat
bebas di dalam molekul protein membentuk endapan logam preteinat. lkatan yang
terbentuk amat kuat dan akan mumutuskan jernbatan garam, sehingga protein
mengalami deuaturasi. I(arena itu, garani logam berat sangat berbahaya bila sampai
tertelan ke dalam tubuh karena garam logam tersebut akan mendenaturasi sekaligus
rtlengendapkan protein sel tubuh. Penggunaan Ag-nitrat dan Hg-khlorida sebagai zat
antiseptik juga rlenerapkan prinsip ini.
1 t2
- t(e dalam salah satu tabung tarnbahkan 5 tetes larutan Pb-asetat 5% sambil
dikocok tetes demi tetes.
- I(e dalant l-2 tetes larutan protein pekat ditambahkan 2 mL alkohol pekat.
Endapan putilr akan terjadi dan larut lagi bila diencerkan.
;l
*
t4
Percobaan b
- tuangkan 3 mL asam nitrat pekat ke dalam tabung reaksi - rrriringkan tabung yang berisi asam
nitrat dan hati-hati tuangkan 3 mL larutan
bahan encer tersebut melalui dinding tabung.
larutan asam. Apa yang anda
arnati pada batas pertemuan kedua catran?
Percobaan c
- Tandai ketiga tabung itu : A, B, C. - I(e dalar.n tabung A masukkan I rnl HCI 0,1 N - I(e dalam
tabung B masukkan I mL NaOH.
I(e dalanr tabung c masukkan I rnl larutan buffer asetat pH: 4,7. - Panaskan ketiga tabung
- I(e dalarn tabung A dan B tambahkan 5 rnl buffer asetat pH 4,7 Apakah yang
terjadi?
larutan protein. Amati, dan apa yang terjadi bila ditambahkan reagen yang berlebih.
2.3.4. PENGENDAPAN PROTEIN OLEH ASAM
Senyawa-senyawa asam mempunyai muatan negatif yang besar dapat menetralkan protein
yang bermuatan positif, membentuk garam yang tidak larut. Reagen dan bahan :
Protein (5g/L): albumin; kasein ; pepton; gelatin
Reagen asam: asam sulfosalisilat 20%, asam pikrat jenuh; asam tannat dan asam
trikloroasetat 20%.
Prosedur :
Tambahkan 5 tetes reagen asam kedalam 1-2 mL larutan protein. Apa yang terjadi bila
penambahan reagen asam ini berlebih. Tambahkan larutan NaOH sedikit demi sedikit dan
amati yang terjadi.