Professional Documents
Culture Documents
1.
2.
3.
4.
5.
Topik/Masalah
Tempat
Hari/Tanggal
Waktu
Sasaran
: Pijat Bayi
: Ruang Perinatologi RSUP Dr. M. Jamil Padang
: Sabtu, 20 Februari 2016
: 10.00 11.00
: Ibu yang mempunyai bayi berumur 0 sampai 12 bulan.
A. Latar Belakang
Berdasarkan dari pengamatan, presentase insidensi perawatan bayi tentang pentingnya
pijat bayi cukup banyak. Setelah dilakukan survey ternyata penyebab utamanya adalah
kurangnya pengetahuan ibu tentang perawatan bayi terutama pentingnya pijat bayi.
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 900/MENKES/SK/VII/2002 tentang Registrasi dan
Praktek Bidan menyebutkan bahwa bidan berwenang memantau tumbuh kembang bayi
melalui deteksi dini dan stimulasi tumbuh kembang. Salah satu bentuk stimulasi yang selama
ini dilakukan oleh masyarakat adalah dengan pijat bayi (Prasetyono,2013).
Ilmu kesehatan modern telah membuktikan secara ilmiah bahwa terapi sentuhan dan pijat
pada bayi mempunyai banyak manfaat, terutama bila dilakukan sendiri oleh orang tua bayi.
Penelitian tentang pengaruh pijat bayi terhadap kenaikan berat badan bayi memperoleh hasil
bahwa pada kelompok control kenaikan berat badan sebesar 6,16%, sedangkan pada
kelompok yang dipijat 9,44% (Dasuki,2003). Dewasa ini penelitian di Australia yang
diungkapkan oleh Lana Kristiane F.Flores membuktikan bahwa bayi yang dipijat oleh orang
tuanyaakan mempunyai kecenderungan peningkatan berat badan , hubungan emosional, dan
social yang lebih baik. (Roesli,2001). Namun, ilmu kedokteran tentang pijat bayi masih
belum banyak diketahui oleh masyarakat.
Di Indonesia pelaksanaan pijat bayi di masyarakat desa masih dipegang peranannya oleh
dukun bayi. Selama ini, pemijatan tidak hanya dilakukan bila bayi sehat, tetapi juga pada bayi
sakit atau rewel dan sudah menjadi rutinitas perawatan bayi setelah lahir (Sari,2004).
I.
B. Tujuan
Tujuan Instruksional Umum
Setelah selesai mengikuti penyuluhan tentang pijat bayi, klien/ibu dapat memahami dan
mengerti manfaat dari pijat bayi dan dapat melakukan tekhnik pijat bayi secara baik dan
benar.
II. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 1x20 menit, diharapkan ibu yang memiliki
bayi dapat memahami tentang:
1.
2.
3.
4.
5.
C. Metode
1. Ceramah
2. Demonstrasi
D. Media
1. Leaflet
2. Slide
3. Benda Tiruan
E. Materi : Terlampir
F. Pengorganisasian
- Penanggung jawab
-
4. Fasilitator Memotivasi peserta untuk aktif berperan serta dalam diskusi, baik dalam mengajukan
usulan, pertanyaan, ataupun memberi jawaban.
5. Observer Mengamati jalannya kegiatan pertemuan, membuat catatan kecil tentang hal-hal yang
penting dari kegiatan tersebut dan mengevaluasi hasil pelaksanaan penyuluhan.
G. Setting Tempat
Keterangan:
: Moderator
: Fasilitator
: Penyaji
: Peserta
: Demonstrator
: Observer
H. Kegiatan Penyuluhan
No
Waktu
Kegiatan Penyuluh
Kegiatan Peserta
1.
5 menit
Pembukaan
1.
2.
3.
4.
5.
Mengucapkan salam
Memperkenalkan diri
Menjelaskan topik penyuluhan
Menjelaskan tujuan
Membuat kontrak waktu dan
meminta kerja sama dengan
Memperhatikan
Memperhatikan
Memperhatikan
Memperhatikan
Memperhatikan
audiens
Pelaksanaan
2.
50 menit
Menjelaskan
Memperhatikan
Mendengarkan
dan Memperhatikan
dilakukan
4. Mendemontrasikan teknik pijat
bayi.
5. Memberi kesempatan peserta
untuk bertanya
6. Memberikan
positif
pada
reinforcement
peserta
Memperhatikan
yang
bertanya
Mengajukan Pertanyaan
Mendengarkan dan
Memperhatikan
Menjawab Pertanyaan
pertanyaan
Penutup
materi
yang
telah
3.
5 menit
Menjawab pertanyaan
seperti
yang
diajarkan.
4. Memberi salam penutup.
sudah
Memperhatikan
Memperhatikan
Menjawab salam
I. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Laporan telah dikoordinasi sesuai rencana
b. Mahasiswa berada pada posisi yang sudah direncanakan
c. Tempat dan media serta alat sesuai rencana
d. Mahasiswa dan sasaran menghadiri penyuluhan
2. Evaluasi Proses
a. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan
b. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan
c. Waktu yang direncanakan sesuai pelaksanaan
d. Sasaran penyuluhan dan mahasiswa mengikuti kegiatan penyuluhan sampai
selesai
MATERI
PIJAT BAYI
sulit dibangunkan dapat mengganggu jadwal pemberian ASI. Pemberian ASI tetap harus
cukup dan tidak boleh terlambat (Anggraini dan Subakti,2009).
d. Meningkatkan konsentrasi bayi
Pemijatan dapat memperlancar peredaran darah yang mengalir keseluruh tubuh manusia,
termasuk keotaknya, terutama untuk memperlancar sirkulasi dan peredaran oksigen. Ketika
suplai oksigen untuk bayi tidak lancar maka fungsi otak untuk berfikir dan konsentrasi akan
terganggu. Semakin baik aliran darah ke otak, semakin berkecukupan kebutuhan oksigen ke
otak secara cukup membuat konsentrasi dan kesiagaan bayi semakin membaik.
Pemijitan juga mengefektifkan istirahat (tidur) bayi. Ketika bayi istirahat atau tidur dengan
efektif maka saat bangun akan menjadi bugar. Kebugaran ini juga menjadi faktor yang
mendukung konsentrasi dan kerja otak si bayi (Putri, 2009).
e. Meningkatkan daya tahan tubuh
Meningkatkan aktifitas neurotransmitter serotonin ini akan meningkatkan kapasitas sel
reseptor yang mengikat glucocorticoid (adrenalin). Proses ini menyebabkan terjadinya
penurun kadar hormogen adrenalin (Hormon stres), dan selanjutnya akan meningkatkan daya
tahan tubuh (Putri, 2009).
f. Meningkatkan produksi ASI
Pijat bayi menyebabkan bayi lebih refleks dan dapat beristirahat dengan efektif. Bayi yang
tidur dengan efektif ketika bangun akan membawa energi cukup beraktifitas. Dengan aktifitas
yang optimal, bayi akan cepat lapar sehingga nafsu makannya meningkat. Peningkatan nafsu
makan ini juga ditambah dengan peningkatan aktifitas nervus vagus / saraf pengembara
system saraf otak yang bekerja untuk daerah leher kebawah sampai dada dan rongga perut.
Dalam menggerakkan sel peristaltic ( sel disaluran pencernaan yang menggerakkan dalam
saluran pencernaan) untuk mendorong makanan kesaluran pencernaan. Dengan demikian,
bayi lebih cepat lapar atau ingin makan karena pencernaannya semakin lancar.
Bayi yang nafsu makannya baik memerlukan isapan asi yang cukup banyak setiap hari.
Semakin banyak dihisap, ASI pun semakin terstimulasi ( terangsang ) untuk berproduksi
(Putri, 2009).
g. Meningkatkan gerak peristaltik untuk pencernaan
Gerak peristaltik adalah semacam gelombang dan kontraksi teratur saluran menuju lambung
yang menggerakkan bahan makanan agar dapat diproses dalam saluran pencernaan. Maka
terbukti bahwa pijat bayi membantu proses pencernaan (Putri, 2009).
h. Menstimulasi Aktivitas nervus vagus untuk perbaikan pernafasan
Aktifitas serat-serat nervus vulgar berpengaruh pada paru-paru. Sebuah penelitian yang
dilakukan di Torch Research institute menunjukkan bahwa perlu pemijatan selama 20 menit
yang dilakukan setiap malam pada anak-anak asma dapat menyebabkan mereka bernafas
lebih baik. Ukuran keberhasilan ini ditunjukkan dengan pembacaan grafik peningkatan aliran
udara setiap hari yang semakin meningkat (Prasetyono, 2013).
i. Mengembangkan komunikasi
Sentuhan adalah bentuk komunikasi pertama yang anda miliki dengan bayi. Sentuhan bayi
berarti berbicara. Pijat bayi menggabungkan aspek kedekatan yaitu kontak mata, saling
tersenyum dan ekspresi wajah lain (Prasetyono, 2013).
j. Mengurangi rasa sakit
Memijat juga membantu mengusir gejala kembung, kolik, serta membantunya tidur lebih
nyenyak. Tidak hanya itu, pijatan juga memperlancar sirkulasi darah di perut, sehingga
membantu mengeluarkan gas yang terjebak disana (Prasetyono, 2013).
k. Mengurangi nyeri
Pijatan yang lembut membantu tubuh melepaskan oksitoksin dan endorphin. Kedua hormon
ini dapat membantu mengatasi ketidaknyamanan yang dirasakan si kecil akibat nyeri tumbuh
gigi, hidung tersumbat atau tekanan emosi (Prasetyono, 2013).
l. Meningkatkan percaya diri
Dengan melakukan pijat bayi, orang tua lebih mengenal bayinya. Pijat bayi mampu
mengurangi rasa gelisah soal perawatan anak. Ketenangan ini membuat orang tua mampu
menguasai keadaan dan lebih percaya diri untuk merawat si kecil (Prasetyono, 2013).
m. Memahami kebutuhan si kecil
Bayi mengeluarkan bahasa tubuh selama dipijat. Orang tua yang melakukan pijat secara rutin
lebih mengenal kondisi fisik bayi. Karena dilakukan berulang ulang, orang tua lebih paham
cara menghadapi bayinya saat gelisah. (Prasetyono, 2013).
n. Pasangan menikah dini
Meraka yang menikah diusia dini yang masih muda atau terlalu dini umumnya belum cukup
dewasa atau siap untuk menjadi orang tua. Banyak hal yang harus mereka ketahui, terutama
sekali dalam hal merawat bayi. Pada kasus kali ini,melalui pijat bayi, rasa percaya diri dan
harga diri mereka sebagai orang tua yang sanggup merawat bayi semakin meningkat
(Prasetyono, 2013).
C. Persiapan Memijat Bayi
Pijat bayi dapat dilakukan segera setelah bayi lahir. Jadi, dapat dimulai kapan saja sesuai
keinginan. Bayi akan mendapat keuntungan lebih besar bila pemijatan dilakukan tiap hari
sejak lahir sampai usia enam atau tujuh bulan.
Beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan pemijatan pada si kecil sebagai
berikut:
Waktu yang tepat
1). Pagi hari
Pemijatan dapat dilakukan pagi hari sebelum mandi, sebab sisa-sisa minyak pijat akan lebih
mudah dibersihkan, selain itu pemijatan pada pagi hari memberikan nuansa ceria pada bayi.
Yang harus diperhatikan, jangan langsung memijat bayi usai ia makan/disusui. Jangan pula
membangunkan bayi hanya untuk dipijat, atau memijat bayi saat ia sakit, memijat paksa, dan
memaksakan posisi saat memijat.
2). Malam hari
Pemijatan pada malam hari sangatlah baik. Sebab, setelah pemijatan, biasanya bayi akan
santai dan mengantuk, hal ini berguna untuk membantu bayi tidur lebih nyenyak.
Yang harus diperhatikan, ketika akan dipijat si bayi harus dalam keadaan tenang dan nyaman.
Jika rewel, jangan memaksakan untuk memijat. Sebab, bayi akan semakin rewel dan
memberontak. Buatlah bayi ceria, ajak bercanda atau bermain sampai siap untuk dipijat.
Hindari juga memijat ketika bayi dalam keadaan lapar, hal ini bisa mengakibatkan bayi
merasa tidak nyaman dan berusaha meronta. Sebaiknya pemijatan dilakukan 15 menit setelah
si kecil makan.
3).Tangan yang aman untuk memijat
Sebelum memijat, pastikan tangan anda bersih dan hangat, karena tangan yang kurang bersih
dapat menjadi penular kuman, terutama penyakit kulit, jadi cuci tangan terlebih dahulu lalu
pastikan tangan dalam keadaan kering karena kulit bayi sangat peka dengan suhu tangan ibu
dan tidak nyaman bila tangan yang menyentuhnya itu dingin.
Periksa kuku dan perhiasan untuk menghindari goresan pada kulit bayi. Potonglah kuku dan
lembutkan (dikikir). Keberadaan cincin, gelang dan aksesoris lainnya yang terbuat dari logam
atau plastik dapat melukai kulit bayi.
4). Ruang yang nyaman
Ruang yang nyaman untuk melakukan pemijatan adalah:
Ruang yang kering dan tidak pengap. Ruangan yang pengap dan lembab menyebabkan bayi
gerah. Selain itu, suasana seperti itu juga menyebabkan kulit bayi sensitive sehingga bayi
merasa menjadi resah saat dipijat.
Ruangan yang hangat tetapi tidak panas. Ruangan yang dingin atau terlalu banyak angin
menyebabkan bayi kedinginan dan masuk angin. Untuk menghangatkan ruangan dapat
memasang lampu yang memberikan rasa hangat.
Ruangan yang penerangnya cukup. Ini penting agar tidak terjadi kesalahan akurasi pada
daerah yang dipijat. Penerangan yang remang-remang atau gelap menyulitkan ibu untuk
membedakan warna kemerahan kulit si kecil bekas pemijatan. Sebab, warna kemerahan
mengindikasi bahwa pemijatan telah cukup.
Ruangan tidak berisik. Suara-suara berisik mengganggu konsentrasi ibu dan bayi. Untuk
menciptakan ketenangan, pastikan suara yang mengisi ruangan adalah suara ibu, ayah,
iringan musik lembuh, seperti memutar music klasik dari Mozart, dave koz dan sebagainya.
Ruangan tanpa aroma menyengat dan mengganggu. Bila ingin menerapkan aroma terapi
cukup dengan aroma yang muncul dari minyak pijat saja. Tidak dianjurkan menggunakan
pewangi ruangan aerosol atau benda bakar (dupa) karena membuat bayi alergi (Prasetyono,
2013).
Peralatan Yang Harus Disiapkan
Peralatan yang dibutuhkan sebelum melakukan pemijatan antara lain:
1.Alas yang empuk dan lembut
Misalnya kasur atau busa yang dilapisi dengan kain lembut. Luas alas ini sebesar ukuran bayi
agar ibu dapat bergerak dengan bebas. Alas ini sebaiknya dalam posisi datar.
2.Handuk atau lap, popok dan baju ganti
Handuk atau lap digunakan untuk membersihkan sisa-sisa minyak yang menempel dikulit
bayi. Popok untuk menutup bagian tubuh bayi setelah dipijat. Menyiapkan popok hendaknya
tidak terlambat (setelah dipijat baru disiapkan popok) sebab, bayi harus menunggu waktu
sehingga kedinginan. Baju ganti untuk mengganti baju lama usai pemijatan.
3.Minyak untuk memijat
Minyak digunakan sebagai pelumas (lubricant) bersifat melicinkan permukaan kulit bayi dan
tangan ibu sehingga memudahkan ibu dalam berbagai gerakan urut dan membuat bayi merasa
nyaman. Tujuan pelumas ini adalah merawat kulit si kecil agar tetap lembut dan sehat tanpa
terpengaruh oleh bekas gesekan pijat. Jadi, gunakan minyak ketika memijat untuk
menghindari luka akibat gesekan yang dapat terjadi karena kontak dengan kulit. Minyak yang
cocok adalah minyak zaitun (olive oil), minyak dara (virgin coconut oil), minyak telon (baby
oil), minyak kelapa (minyak klentik), minyak kelapa sawit, bias juga menggunakan losion.
Hal ini karena sifatnya yang lembut dan melembabkan. Jangan menggunakan minyak aroma
terapi karena terlalu keras untuk kulit bayi.
4. Air dan waslap
Siapkan air hangat beserta handuk kecil dan washlap untuk menyeka bayi dari bekas minyak
usai pemijatan.
Selain itu, ada beberapa hal yang perlu ditambahkan selama pemijatan berlangsung untuk
menciptakan suasana pemijatan tenang dan nyaman, diantaranya adalah:
Menyediakan waktu khusus yang tidak diganggu oleh hal lain minimum 15 menit untuk
sedikit dengan durasi waktu yang bertahap dari 2-3 menit hingga 5-10 menit.
Tanggaplah pada isyarat yang diberikan bayi. Bila bayi menangis cobalah untuk
Berikut beberapa pedoman teknik pemijatan bayi yang dapat dipergunakan sebagai dasar pijat
bayi. Setiap gerakan yang diberiakan pada masing-masing teknik dapat diulang sebanyak
lima sampai enam kali tergantung kebutuhan, yaitu:
a. Kaki
Manfaat: Bagi bayi yang sedang belajar berjalan, pijatan di bagian ini berguna untuk
menguatkan otot dan saraf motorik di bagian kaki. Selain itu, pijat kaki juga bisa
meredakan rasa pegal usai bayi belajar berjalan.
1. Memerah susu
Dalam teknik ini, peganglah kaki bayi pada pergelangan kaki seperti memegang tongkat
pemukul. Kemudian gerakan tangan ke pergelangan kaki secara bergantian seperti
memerah susu. Atau, dengan arah yang sama, gunakan kedua tangan secara bersamaan
mulai dari pangkal paha dengan gerakan memeras, memijat dan memutar kedua kaki bayi
secara lembut (Prasetyono, 2013).
2. Telapak kaki
Untuk memijat telapak kaki bayi,caranya yakni tidak dipijat-pijat tetapi diurut
menggunakan ibu jari secara bersamaan pada seluruh permukaan telapak kaki dari arah
tumit ke jari-jari (Prasetyono, 2013).
3. Jari
Ingat bahwa tulang pada ruas jari kaki bayi masih belum kuat, karena itu pijatan tidak
perlu disertai dengan penekanan. Pijatlah dengan lembut jari-jari kaki satu persatu dengan
gerakan memutar menjauhi telapak kaki dan akhiri dengan tarikan lembut pada setiap
ujung jari (Prasetyono, 2013).
4. Punggung kaki
Gunakan kedua ibu jari untuk membuat lingkaran disekitar kedua mata kaki sebelah
dalam dan luar. Kemudian urutlah dengan lembut seluruh punggung kaki dengan kedua
ibu jari secara bergantian dari pergelangan kaki ke arah jari. Teknik lain yakni dengan
membuat gerakan yang membentuk lingkaran-lingkaran kecil dengan kedua ibu jari
secara bersamaan dari daerah mata ke jari kaki (Prasetyono, 2013).
5. Betis
Pada bagian betis kaki dengan salah satu tangan anda, kemudian remas-remas dari
pangkal lutut menuju pergelangan kaki. Gerakan ini dapat diulang berkalikali (Prasetyono, 2013).
6. Paha
Pada bagian paha, pemijatan dilakukan dengan cara meremas dan memutar. Pegang bayi
pada bagian pangkal paha dengan kedua tangan secara bersamaan, kemudian buatlah
gerakan meremas dengan lembut sambil memutarkan kedua belah tangan yang dimulai
dari pangkal paha hingga ke arah mata kaki (Prasetyono, 2013).
7. Gerakan akhir
Bagian akhir ini semua kaki dipijat, yakni dengan merapatkan kedua kaki bayi, lalu
letakkan kedua tangan secara bersamaan pada pangkal paha. Kemudian, lakukan usapanusapan dengan lembut dan halus pada kedua kaki bayi dari atas ke bawah (Prasetyono,
2013).
b. Perut
- Untuk pemijatan di daerah perut, hindari pemijatan pada tulang rusuk. Selain itu, jangan
lakukan pemijatan pada bagian perut ini setelah selesai makan.
- Manfaat : membantu bayi yang sulit buang air besar dan mengatasi perut kembung.
1. Mengayuh pedal sepeda
Pemijatan perut ini dilakukan dengan menggerakkan kedua tangan keatas dan kebawah
secara bergantian seperti mengayuh pedal sepeda. Arah pijatan dimulai dari atas
kebawah perut.
Gerakan berikutnya, jepit kedua pergelangan kaki bayi dengan tangan kiri, lalu angkat
kedua kaki tersebut lurus sedikit diatas perut. Sedangkan untuk tangan kanan bisa
langsung dilakukan gerakan mengusap-usap perut dari atas sampai ke jari-jari kaki.
Terakhir, untuk melemaskan otot-otot perut dan pangkal paha, kedua lutut ditekuk
pelan-pelan dan dengan lembut menuju ke permukaan perut bayi. Atau, masingmasing tangan anda memegang pergelanagan kaki, kemudian gerakkan kedua kaki
lingkaran penuh dan tangan kanan membuat setengah lingkaran (Prasetyono, 2013).
3. Ibu jari kesamping
Dalam gerakan ini, pertama-tama perut bayi pada bagiannya tekan masing-masing ibu
jari diantara pusar perut. Kemudian, gerakkan kedua ibu jari tersebut menyamping ke
dengan tangan kiri dimulai pada jam 8 (didaerah usus buntu) (Prasetyono, 2013).
4. Gerakan I love You
Posisikan bayi terlentang dengan bertelanjang dada. Gerakan pertama membentuk
huruf I dengan melakukan usapan mulai dri dada kiri atas turun sampai kerusuk kiri.
Gerakan kedua, bentuk huruf L dengan melakukan usapan mulai dari dada kanan
atas turun ke rusuk atas lalu disambung rusuk kiri. Gerakan ketiga, bentuk huruf J
dengan usapan dari dada kanan atas turun kerusuk kanan, disambung sampai rusuk kiri
2013).
5. Gerakan jari berjalan
Dikatakan dengan gerakan jari berjalan karena penekanan bertumpuk pada pergerakan
kelima ujung jari. Namun demikian, penekanan jari perut dilakukan dengan cara yang
sangat hati-hati. Jangan menekan perut dengan jari-jari terlalu keras karena akan
menimbulkan rasa sakit dan mungkin berbahaya sekali bila mengenai tulang rusuknya.
Teknik perlahan cara India bermanfaat untuk relaksasi otot dan arahnya menjauhi
tubuh.
Caranya, peganglah lengan bayi dengan kedua telapak tangan mulai dari pundak
seperti memegang gagang senter. Kemudian, gerakkan tangan kanan dan kiri kebawah
secara bergantian dan berulang-ulang seolah sedang memerah susu sapi. Atau, kedua
tangan melakukan memeras, memijat dan memutar secara lembut pada lengan bayi
2013).
3. Pergelangan tangan
Pemijatan pegelangan tangan ini dimulai dari pergelanagn tangan (siku) kearah pundak.
atau, dengan kedua tangan lakukan gerakan memeras, memutar dan memijit secara
lembut pada lengan bayi mulai dari pergelangan tangan ke pundak. Pijitan ini berguna
untuk mengalirkan darah ke jantung dan paru paru (Prasetyono, 2013).
4. Telapak tangan
Dengan kedua ibu jari, pijatlah telapak tangan seolah membuat lingkaran lingkaran
kecil dari pergelangan tangan kea rah jari jemari. Sedangkan keempat jari lainnya
memijat punggung tangan (Prasetyono, 2013).
5. Jari
Pijat jari bayi satu persatu menuju ujung jari dengan gerakan memutar. Akhiri gerakan
ini dengan tarikan pada tiap ujung jari. Dalam tarikan ujung jari ini, anda bisa
membunyikan suara tak dari lidah, sehingga bila si bayi mendengar suara itu dia akan
tampak gembira (Prasetyono, 2013).
6. Gerakan menggulung
Gerakan ini seperti menggulung sebatang pensil dengan kedua tangan. Caranya, anda
pegang lengan bayi bagian atas/bahu dengan kedua telapak tangan. Kemudian, gerakkan
kedua telapak tangan maju dan mundur seolah sedang menggulung bergerak naik dimulai
dari pangkaal lengan menuju pergelangan tangan/jari-jari (Prasetyono, 2013).
7. Gerakan akhir
Sama seperti gerakan akhir yang dilakukan pada pemijatan kaki (Prasetyono, 2013).
e. Muka
- Manfaat: Gerakan menekan wajah dan kepala si kecil akan menghindarkannya dari
potensi kerusakan saraf wajah, membangun kemampuan otot leher untuk menoleh ke kiri
dan kanan, dan memperkuat otot tengkuk. Setiap sentuhan ibu juga akan membangun
stimulus bagi kelancaran sensor saraf penglihatan, pendengaran, dan penciuman serta
membantu si kecil mengelola otot sekitar mulut agar kemampuan bicaranya cepat
berkembang.
1. Membasuh muka
Tutuplah wajah bayi dengan kedua telapak tangan anda dengan lembut sambil bicara pada
bayi secara halus. Gerakan kedua tangan anda kesamping pada kedua sisi wajah bayi
seperti gerakan membasih muka. Cara seperti ini dapat dilakukan sambil bermain cilukba (Prasetyono, 2013).
2. Dahi
Arah gerakan memijat dahi seperti arah membasuh muka. Caranya, letakkan jari-jari
kedua tangan anda pada pertengahan dahi. Tekan dengan lembut bagian ini mulai dari
tengah dahi bayi kearah samping kanan dan kiri. Setelah itu, gerakan ke bawak ke daerah
pelipis dan buatlah lingkaran lingkaran kecil di pelipis, kemudian gerakan kearah dalam
melalui daerah bawah pelipis dibawah mata (Prasetyono, 2013).
3. Alis
Memijat bagian alis mata caranya ialah dengan meletakkan kedua ibu jari anda diantara
kedua alis mata. Lalu, pijat bagian ataas mataa/alis mulai dari tengan kesamping searah
dengan bulu rambut alis (Prasetyono, 2013).
4. Dagu
Pijatan pada dagu ini atau rahang bawah, pegang pipi kiri dan kanan dengan kedua tangan
dan kedua ibu jari diletakkan ditengah dagu bawah mulut.selanjutnya adalah menekan
dua ibu jari pada dagu, lalu kesamping menuju kea rah pipi bawah atau samping mulut
(Prasetyono, 2013).
5. Lingkaran kecil dirahang
Gunakan jari telunjuk kedua tangan anda untuk membuat lingkaran kecil diseputar
wilayahy rahang bayi. Berhati-hatilah, mungkin diwilayah ini rahang bayi sedikit
sensitive menerima tekanan yang agak sedikit keras. Karena itu, tekanan hendaknya
dibuat selembut mungkin, sehinggga tidak merasakan sakit (Prasetyono, 2013).
6. Belakang telinga
Dengan tekanan lembut, gerakkan jari-jari kedua tangan anda mulai dari belakang telinga
membentuk lingkaran-lingkaran kecil diseluruh kepala (Prasetyono, 2013).
f. Punggung
- Manfaat: Tubuh bayi, terutama punggung, akan terasa pegal saat ia terlalu lama
digendong atau tidur di kasur dalam posisi yang sama selama beberapa waktu. Pijat ini
tangan kiri anda mulai dari leher sampai bokong dimana tangan kanan berada.
Gerakan selanjutnya, pegang kedua pergelangan kaki bayi dengan tangan kanan anda,
kemudian usap yang dimulai dari pinggang hingga tumit. (Putri, 2009).
E.
a)
1.
2.
rileks.
3. Mulailah dengan sentuhan ringan dan perlahan, tingkatkan tekanan pijatan saat anda
semakin yakin dan bayi anda terbiasa dipijat.
4. Perhatikan isyarat yang ditunjukkan bayi anda. Jika ia menangis keras, hentikan pijatan.
Mungkin bayi anda ingin digendong, disusui atau mengantuk.
5. Jika anda menggunakan baby oil, mandikan bayi anda setelah dipijat.
6. Jauhkan baby oil dari mata bayi anda.
7. Konsultasikan dengan dokter anak untuk mendapatkan keterangan lebih lanjut mengenai
pemijatan bayi (Maharani, 2009).
b) Hal yang tidak boleh dilakukan:
1. Memijat bayi tidak lama setelah ia makan/minum susu.
2. Membangunkan bayi anda untuk dipijat.
3. Memijat bayi anda dalam keadaan sakit.
4. Memijat bayi anda dengan paksa.
5. Memaksa posisi saat memijat bayi anda (Maharani, 2009).
KEPUSTAKAAN
Maharani, Sabrina,2009. Pijat dan Senam Sehat Untuk bayi. Jogjakarta: Kata Hati.
Putri, Alissa, 2009. Pijat dan Senam Untuk Bayi dan Balita Panduan Praktis Memijat
Bayi dan Balita. Yogyakarta: Brilliant Offset.
Prasetyono.2013.Buku Pintar Pijat Bayi. Jogjakarta: BukuBiru