You are on page 1of 20

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

1.
2.
3.
4.
5.

Topik/Masalah
Tempat
Hari/Tanggal
Waktu
Sasaran

: Pijat Bayi
: Ruang Perinatologi RSUP Dr. M. Jamil Padang
: Sabtu, 20 Februari 2016
: 10.00 11.00
: Ibu yang mempunyai bayi berumur 0 sampai 12 bulan.

A. Latar Belakang
Berdasarkan dari pengamatan, presentase insidensi perawatan bayi tentang pentingnya
pijat bayi cukup banyak. Setelah dilakukan survey ternyata penyebab utamanya adalah
kurangnya pengetahuan ibu tentang perawatan bayi terutama pentingnya pijat bayi.
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 900/MENKES/SK/VII/2002 tentang Registrasi dan
Praktek Bidan menyebutkan bahwa bidan berwenang memantau tumbuh kembang bayi
melalui deteksi dini dan stimulasi tumbuh kembang. Salah satu bentuk stimulasi yang selama
ini dilakukan oleh masyarakat adalah dengan pijat bayi (Prasetyono,2013).
Ilmu kesehatan modern telah membuktikan secara ilmiah bahwa terapi sentuhan dan pijat
pada bayi mempunyai banyak manfaat, terutama bila dilakukan sendiri oleh orang tua bayi.
Penelitian tentang pengaruh pijat bayi terhadap kenaikan berat badan bayi memperoleh hasil
bahwa pada kelompok control kenaikan berat badan sebesar 6,16%, sedangkan pada
kelompok yang dipijat 9,44% (Dasuki,2003). Dewasa ini penelitian di Australia yang
diungkapkan oleh Lana Kristiane F.Flores membuktikan bahwa bayi yang dipijat oleh orang
tuanyaakan mempunyai kecenderungan peningkatan berat badan , hubungan emosional, dan
social yang lebih baik. (Roesli,2001). Namun, ilmu kedokteran tentang pijat bayi masih
belum banyak diketahui oleh masyarakat.
Di Indonesia pelaksanaan pijat bayi di masyarakat desa masih dipegang peranannya oleh
dukun bayi. Selama ini, pemijatan tidak hanya dilakukan bila bayi sehat, tetapi juga pada bayi
sakit atau rewel dan sudah menjadi rutinitas perawatan bayi setelah lahir (Sari,2004).

I.

B. Tujuan
Tujuan Instruksional Umum

Setelah selesai mengikuti penyuluhan tentang pijat bayi, klien/ibu dapat memahami dan
mengerti manfaat dari pijat bayi dan dapat melakukan tekhnik pijat bayi secara baik dan
benar.
II. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 1x20 menit, diharapkan ibu yang memiliki
bayi dapat memahami tentang:
1.
2.
3.
4.
5.

Pengertian pijat bayi


Manfaat pijat bayi
Persiapan memijat bayi mencakup waktu yang tepat dan peralatannya
Teknik memijat bayi
Hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan

C. Metode
1. Ceramah
2. Demonstrasi
D. Media
1. Leaflet
2. Slide
3. Benda Tiruan
E. Materi : Terlampir
F. Pengorganisasian
- Penanggung jawab
-

Rika Hardi S.ST


Ns. Florida Hayati, S.Kep
Moderator
: Sania Lailatu Rahmi
Penyaji
: Mega Wanda
Demonstartor
: Maziyyatul Muslimah
Fasilitator
: Yolanda Syahdia dan Annisa Septiani
Observer
: Yovi Rintamara

Tugas dan tanggung jawab organisasi :


1. Moderator Membuka acara, bertanggung jawab dalam kelancaran diskusi pada penyuluhan
pencegahan stroke berulang, mengarahkan diskusi pada hal-hal yang terkait pada tujuan diskusi, serta
memicu peserta untuk berperan aktif.
2. Penyaji Bertanggung jawab dalam memberikan penyuluhan dengan menggunakan bahasa yang
mudah dipahami peserta penyuluhan
3. Demonstrator bertanggungjawab untuk menampilkan secar realistis mengenai beberapa prosedur
kerja/tindakan yang terdapat didalam penyuluhan.

4. Fasilitator Memotivasi peserta untuk aktif berperan serta dalam diskusi, baik dalam mengajukan
usulan, pertanyaan, ataupun memberi jawaban.
5. Observer Mengamati jalannya kegiatan pertemuan, membuat catatan kecil tentang hal-hal yang
penting dari kegiatan tersebut dan mengevaluasi hasil pelaksanaan penyuluhan.
G. Setting Tempat

Keterangan:
: Moderator

: Fasilitator

: Penyaji

: Peserta

: Demonstrator
: Observer

H. Kegiatan Penyuluhan

No

Waktu

Kegiatan Penyuluh

Kegiatan Peserta

1.

5 menit

Pembukaan
1.
2.
3.
4.
5.

Mengucapkan salam
Memperkenalkan diri
Menjelaskan topik penyuluhan
Menjelaskan tujuan
Membuat kontrak waktu dan
meminta kerja sama dengan

Memperhatikan
Memperhatikan
Memperhatikan
Memperhatikan
Memperhatikan

audiens
Pelaksanaan
2.

50 menit

1. Menggali pengetahuan peserta


tentang pijat bayi.
2. Memberi reinforcement positif

Menjelaskan

pada peserta yang menjelaskan.


3. Menyampaikan garis besar

Memperhatikan

materi pentingnya pijat bayi


Pengertian pijat bayi
Manfaat pijat bayi
Persiapan pijat bayi
Hal yang boleh dan tidak boleh

Mendengarkan
dan Memperhatikan

dilakukan
4. Mendemontrasikan teknik pijat
bayi.
5. Memberi kesempatan peserta
untuk bertanya

6. Memberikan
positif

pada

reinforcement
peserta

Memperhatikan

yang

bertanya

7. Memberikan kesempatan pada


peserta lain peserta yang lain
untuk memberikan pendapat
8. Melengkapi jawaban peserta
9. Membagikan doorprise kepada
peserta yang bisa menjawab

Mengajukan Pertanyaan
Mendengarkan dan
Memperhatikan
Menjawab Pertanyaan

pertanyaan
Penutup

Mendengar & Memperhatikan

1. Mengevaluasi atau menanyakan


kembali

materi

yang

telah

Peserta Antusias dalam


menerima doorprise

3.

5 menit

disampaikan pada peserta.


2. Menyimpulkan kembali materi
yang telah disampaikan.
3. Memberikan motivasi kepada

Menjawab pertanyaan

keluarga agar melakukan pijat


bayi

seperti

yang

diajarkan.
4. Memberi salam penutup.

sudah

Memperhatikan
Memperhatikan

Menjawab salam

I. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Laporan telah dikoordinasi sesuai rencana
b. Mahasiswa berada pada posisi yang sudah direncanakan
c. Tempat dan media serta alat sesuai rencana
d. Mahasiswa dan sasaran menghadiri penyuluhan
2. Evaluasi Proses
a. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan
b. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan
c. Waktu yang direncanakan sesuai pelaksanaan
d. Sasaran penyuluhan dan mahasiswa mengikuti kegiatan penyuluhan sampai
selesai

e. Sasaran penyuluhan dan mahasiswa berperan aktif selama kegiatan berjalan


3. Evaluasi Hasil Peserta mampu
a. Ibu yang mempunyai bayi mampu menjelaskan pengertian pijat bayi
b. Ibu yang mempunyai bayi mengetahui manfaat memijat bayi
c. Ibu yang mempunyai bayi mampu mempersiapkan waktu dan peralatan untuk
memijat bayi
d. Ibu yang mempunyai bayi mampu melakukan tekhnik pijat bayi
e. Ibu yang mempunyai bayi mengetahui hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan
saat memijat bayi

MATERI
PIJAT BAYI

A. Pengertian Pijat Bayi


Menurut Roesli (dalam Prasetyono,2013) menyatakan bahwa pijat bayi adalah seni
perawatan kesehatan dan pengobatan yang dikenal sejak awal manusia diciptakan di dunia
serta telah dipraktikkan sejak berabad-abad tahun silam secara turun-menurun oleh dukun
bayi. Yang disebut bayi adalah anak yang berumur 0-12 bulan.
Pijat bayi adalah terapi sentuhan tertua dan terpopuler yang dikenal manusia, yang juga
merupakan seni perawatan kesehatan dan pengobatan yang dipraktikkan sejak berabad-abad
silam (Prasetyono,2013).
B. Manfaat Pijat Bayi

a. Membuat Bayi Semakin Tenang


Umumnya bayi yang mendapatkan pijatan secara teratur akan lebih rileks dan tenang.
Dengan sirkulasi darah dan oksigen yang lancar dan otomatis membuat imunitas tubuh bayi
lebih baik. Bukan hanya secara fisik, pijat bayi juga sangat mempengaruhi emosional, karena
aktivitas pijat akan menjalin bonding antara anak dan orang tua. Unsur utama pijat bayi
adalah sentuhan (touch), bukan tekanan (pressure). Oleh sebab itu selain oleh trapis spesialis,
pijat bayi sangat baik dilakukan oleh ibu dan ayah (Putri,2009).
b. Meningkatkan pertumbuhan dan berat badan bayi
Berdasarkan penelitian T. Field & Scafidi dari universitas Miami, AS. Terapi pijat
memberikan efek positif secara fisik, antara lain kenaikan berat badan bayi dan peningkatan
produksi air susu ibu (ASI). Telah diamati perubahan berat badan 20 bayi premature setelah
mendapat pijatan secara teratur. Bayi mengalami kenaikan berat badan 20 - 47% per hari
setelah dipijat 3 x 15 menit selama 10 hari. Sedangkan, bayi berusia 1 3 bulan yang dipijat
15 menit dua kali seminggu selama enam minggu mengalami kenaikan berat badan lebih
tinggi dari kelompok bayi yang tidak dipijat.
Ini disebabkan bayi yang dipijat mengalami peningkatan kadar enzim penyerapan dan insulin
sehingga penyerapan terhadap sari makanan pun menjadi lebih baik. Alhasil bayi menjadi
cepat lapar dan karena itu lebih sering menyusu sehingga meningkatkan produksi ASI (Putri,
2009).
c. Meningkatkan efektivitas istirahat (Tidur) bayi
Bayi yang otot-ototnya distimulus saat dilakukan pemijatan yang aman dan nyaman dapat
membuat bayi mengantuk. Kebanyakan bayi tidur dengan lama begitu pemijatan usai
dilakukan pemijatan kepadanya. Selain lama, bayi tampak tertidur lelap dan tidak rewel
seperti sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa bayi merasa tenang setelah dipijat. Ibu-ibu
selalu merasa senang bila melihat bayinya tertidur lelap. Kebanyakan untuk alasan inilah
mereka lakukan pemijatan bayi.
Namun, dalam situasi lain dimana tidur lelap bayi ini terjadi berbagai kemungkinan. Pertama,
bayi tertidur bukan karena nyaman dipijat tetapi sebaliknya, ia marasa kehabisan energi
setelah melawan perlakuan pemijatan yang sebenarnya tidak diinginkan. Biasanya hal ini
terjadi karena pemijatan dilakukan dengan paksaan. Kedua, tidur bayi yang terlalu lama dan

sulit dibangunkan dapat mengganggu jadwal pemberian ASI. Pemberian ASI tetap harus
cukup dan tidak boleh terlambat (Anggraini dan Subakti,2009).
d. Meningkatkan konsentrasi bayi
Pemijatan dapat memperlancar peredaran darah yang mengalir keseluruh tubuh manusia,
termasuk keotaknya, terutama untuk memperlancar sirkulasi dan peredaran oksigen. Ketika
suplai oksigen untuk bayi tidak lancar maka fungsi otak untuk berfikir dan konsentrasi akan
terganggu. Semakin baik aliran darah ke otak, semakin berkecukupan kebutuhan oksigen ke
otak secara cukup membuat konsentrasi dan kesiagaan bayi semakin membaik.
Pemijitan juga mengefektifkan istirahat (tidur) bayi. Ketika bayi istirahat atau tidur dengan
efektif maka saat bangun akan menjadi bugar. Kebugaran ini juga menjadi faktor yang
mendukung konsentrasi dan kerja otak si bayi (Putri, 2009).
e. Meningkatkan daya tahan tubuh
Meningkatkan aktifitas neurotransmitter serotonin ini akan meningkatkan kapasitas sel
reseptor yang mengikat glucocorticoid (adrenalin). Proses ini menyebabkan terjadinya
penurun kadar hormogen adrenalin (Hormon stres), dan selanjutnya akan meningkatkan daya
tahan tubuh (Putri, 2009).
f. Meningkatkan produksi ASI
Pijat bayi menyebabkan bayi lebih refleks dan dapat beristirahat dengan efektif. Bayi yang
tidur dengan efektif ketika bangun akan membawa energi cukup beraktifitas. Dengan aktifitas
yang optimal, bayi akan cepat lapar sehingga nafsu makannya meningkat. Peningkatan nafsu
makan ini juga ditambah dengan peningkatan aktifitas nervus vagus / saraf pengembara
system saraf otak yang bekerja untuk daerah leher kebawah sampai dada dan rongga perut.
Dalam menggerakkan sel peristaltic ( sel disaluran pencernaan yang menggerakkan dalam
saluran pencernaan) untuk mendorong makanan kesaluran pencernaan. Dengan demikian,
bayi lebih cepat lapar atau ingin makan karena pencernaannya semakin lancar.
Bayi yang nafsu makannya baik memerlukan isapan asi yang cukup banyak setiap hari.
Semakin banyak dihisap, ASI pun semakin terstimulasi ( terangsang ) untuk berproduksi
(Putri, 2009).
g. Meningkatkan gerak peristaltik untuk pencernaan

Gerak peristaltik adalah semacam gelombang dan kontraksi teratur saluran menuju lambung
yang menggerakkan bahan makanan agar dapat diproses dalam saluran pencernaan. Maka
terbukti bahwa pijat bayi membantu proses pencernaan (Putri, 2009).
h. Menstimulasi Aktivitas nervus vagus untuk perbaikan pernafasan
Aktifitas serat-serat nervus vulgar berpengaruh pada paru-paru. Sebuah penelitian yang
dilakukan di Torch Research institute menunjukkan bahwa perlu pemijatan selama 20 menit
yang dilakukan setiap malam pada anak-anak asma dapat menyebabkan mereka bernafas
lebih baik. Ukuran keberhasilan ini ditunjukkan dengan pembacaan grafik peningkatan aliran
udara setiap hari yang semakin meningkat (Prasetyono, 2013).
i. Mengembangkan komunikasi
Sentuhan adalah bentuk komunikasi pertama yang anda miliki dengan bayi. Sentuhan bayi
berarti berbicara. Pijat bayi menggabungkan aspek kedekatan yaitu kontak mata, saling
tersenyum dan ekspresi wajah lain (Prasetyono, 2013).
j. Mengurangi rasa sakit
Memijat juga membantu mengusir gejala kembung, kolik, serta membantunya tidur lebih
nyenyak. Tidak hanya itu, pijatan juga memperlancar sirkulasi darah di perut, sehingga
membantu mengeluarkan gas yang terjebak disana (Prasetyono, 2013).
k. Mengurangi nyeri
Pijatan yang lembut membantu tubuh melepaskan oksitoksin dan endorphin. Kedua hormon
ini dapat membantu mengatasi ketidaknyamanan yang dirasakan si kecil akibat nyeri tumbuh
gigi, hidung tersumbat atau tekanan emosi (Prasetyono, 2013).
l. Meningkatkan percaya diri
Dengan melakukan pijat bayi, orang tua lebih mengenal bayinya. Pijat bayi mampu
mengurangi rasa gelisah soal perawatan anak. Ketenangan ini membuat orang tua mampu
menguasai keadaan dan lebih percaya diri untuk merawat si kecil (Prasetyono, 2013).
m. Memahami kebutuhan si kecil

Bayi mengeluarkan bahasa tubuh selama dipijat. Orang tua yang melakukan pijat secara rutin
lebih mengenal kondisi fisik bayi. Karena dilakukan berulang ulang, orang tua lebih paham
cara menghadapi bayinya saat gelisah. (Prasetyono, 2013).
n. Pasangan menikah dini
Meraka yang menikah diusia dini yang masih muda atau terlalu dini umumnya belum cukup
dewasa atau siap untuk menjadi orang tua. Banyak hal yang harus mereka ketahui, terutama
sekali dalam hal merawat bayi. Pada kasus kali ini,melalui pijat bayi, rasa percaya diri dan
harga diri mereka sebagai orang tua yang sanggup merawat bayi semakin meningkat
(Prasetyono, 2013).
C. Persiapan Memijat Bayi
Pijat bayi dapat dilakukan segera setelah bayi lahir. Jadi, dapat dimulai kapan saja sesuai
keinginan. Bayi akan mendapat keuntungan lebih besar bila pemijatan dilakukan tiap hari
sejak lahir sampai usia enam atau tujuh bulan.
Beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan pemijatan pada si kecil sebagai
berikut:
Waktu yang tepat
1). Pagi hari
Pemijatan dapat dilakukan pagi hari sebelum mandi, sebab sisa-sisa minyak pijat akan lebih
mudah dibersihkan, selain itu pemijatan pada pagi hari memberikan nuansa ceria pada bayi.
Yang harus diperhatikan, jangan langsung memijat bayi usai ia makan/disusui. Jangan pula
membangunkan bayi hanya untuk dipijat, atau memijat bayi saat ia sakit, memijat paksa, dan
memaksakan posisi saat memijat.
2). Malam hari
Pemijatan pada malam hari sangatlah baik. Sebab, setelah pemijatan, biasanya bayi akan
santai dan mengantuk, hal ini berguna untuk membantu bayi tidur lebih nyenyak.
Yang harus diperhatikan, ketika akan dipijat si bayi harus dalam keadaan tenang dan nyaman.
Jika rewel, jangan memaksakan untuk memijat. Sebab, bayi akan semakin rewel dan
memberontak. Buatlah bayi ceria, ajak bercanda atau bermain sampai siap untuk dipijat.

Hindari juga memijat ketika bayi dalam keadaan lapar, hal ini bisa mengakibatkan bayi
merasa tidak nyaman dan berusaha meronta. Sebaiknya pemijatan dilakukan 15 menit setelah
si kecil makan.
3).Tangan yang aman untuk memijat
Sebelum memijat, pastikan tangan anda bersih dan hangat, karena tangan yang kurang bersih
dapat menjadi penular kuman, terutama penyakit kulit, jadi cuci tangan terlebih dahulu lalu
pastikan tangan dalam keadaan kering karena kulit bayi sangat peka dengan suhu tangan ibu
dan tidak nyaman bila tangan yang menyentuhnya itu dingin.
Periksa kuku dan perhiasan untuk menghindari goresan pada kulit bayi. Potonglah kuku dan
lembutkan (dikikir). Keberadaan cincin, gelang dan aksesoris lainnya yang terbuat dari logam
atau plastik dapat melukai kulit bayi.
4). Ruang yang nyaman
Ruang yang nyaman untuk melakukan pemijatan adalah:
Ruang yang kering dan tidak pengap. Ruangan yang pengap dan lembab menyebabkan bayi
gerah. Selain itu, suasana seperti itu juga menyebabkan kulit bayi sensitive sehingga bayi
merasa menjadi resah saat dipijat.
Ruangan yang hangat tetapi tidak panas. Ruangan yang dingin atau terlalu banyak angin
menyebabkan bayi kedinginan dan masuk angin. Untuk menghangatkan ruangan dapat
memasang lampu yang memberikan rasa hangat.
Ruangan yang penerangnya cukup. Ini penting agar tidak terjadi kesalahan akurasi pada
daerah yang dipijat. Penerangan yang remang-remang atau gelap menyulitkan ibu untuk
membedakan warna kemerahan kulit si kecil bekas pemijatan. Sebab, warna kemerahan
mengindikasi bahwa pemijatan telah cukup.
Ruangan tidak berisik. Suara-suara berisik mengganggu konsentrasi ibu dan bayi. Untuk
menciptakan ketenangan, pastikan suara yang mengisi ruangan adalah suara ibu, ayah,
iringan musik lembuh, seperti memutar music klasik dari Mozart, dave koz dan sebagainya.
Ruangan tanpa aroma menyengat dan mengganggu. Bila ingin menerapkan aroma terapi
cukup dengan aroma yang muncul dari minyak pijat saja. Tidak dianjurkan menggunakan

pewangi ruangan aerosol atau benda bakar (dupa) karena membuat bayi alergi (Prasetyono,
2013).
Peralatan Yang Harus Disiapkan
Peralatan yang dibutuhkan sebelum melakukan pemijatan antara lain:
1.Alas yang empuk dan lembut
Misalnya kasur atau busa yang dilapisi dengan kain lembut. Luas alas ini sebesar ukuran bayi
agar ibu dapat bergerak dengan bebas. Alas ini sebaiknya dalam posisi datar.
2.Handuk atau lap, popok dan baju ganti
Handuk atau lap digunakan untuk membersihkan sisa-sisa minyak yang menempel dikulit
bayi. Popok untuk menutup bagian tubuh bayi setelah dipijat. Menyiapkan popok hendaknya
tidak terlambat (setelah dipijat baru disiapkan popok) sebab, bayi harus menunggu waktu
sehingga kedinginan. Baju ganti untuk mengganti baju lama usai pemijatan.
3.Minyak untuk memijat
Minyak digunakan sebagai pelumas (lubricant) bersifat melicinkan permukaan kulit bayi dan
tangan ibu sehingga memudahkan ibu dalam berbagai gerakan urut dan membuat bayi merasa
nyaman. Tujuan pelumas ini adalah merawat kulit si kecil agar tetap lembut dan sehat tanpa
terpengaruh oleh bekas gesekan pijat. Jadi, gunakan minyak ketika memijat untuk
menghindari luka akibat gesekan yang dapat terjadi karena kontak dengan kulit. Minyak yang
cocok adalah minyak zaitun (olive oil), minyak dara (virgin coconut oil), minyak telon (baby
oil), minyak kelapa (minyak klentik), minyak kelapa sawit, bias juga menggunakan losion.
Hal ini karena sifatnya yang lembut dan melembabkan. Jangan menggunakan minyak aroma
terapi karena terlalu keras untuk kulit bayi.
4. Air dan waslap
Siapkan air hangat beserta handuk kecil dan washlap untuk menyeka bayi dari bekas minyak
usai pemijatan.
Selain itu, ada beberapa hal yang perlu ditambahkan selama pemijatan berlangsung untuk
menciptakan suasana pemijatan tenang dan nyaman, diantaranya adalah:

Menyediakan waktu khusus yang tidak diganggu oleh hal lain minimum 15 menit untuk

melakukan keseluruh tahapan pemijatan


Duduklah dengan posisi nyaman dan tenang.
Minta ijin pada bayi sebelum melakukan pemijatan dengan cara membelai wajah dan

kepala bayi sambil mengajak bicara.


Pandang mata bayi selama pemijatan berlangsung.
Bernyanyilah atau putarkan lagu-lagu yang tenang atau lembut untuk menciptakan

suasana tenang selama pemijatan.


Awali pemijatan dengan sentuhan ringan, kemudian secara bertahap tambahkan tekanan
pada sentuhan tersebut, terutama bila anda sudah yakin bahwa bayi mulai terbiasa dengan

pijatan yang sedang dilakukan.


Jika suatu saat bayi tampak merasa tidak nyaman segera hentikan pemijatan. Dalam
memijat kita harus membangun toleransi dengan mulai beberapa gerakan, sedikit demi

sedikit dengan durasi waktu yang bertahap dari 2-3 menit hingga 5-10 menit.
Tanggaplah pada isyarat yang diberikan bayi. Bila bayi menangis cobalah untuk

menenangkannya sebelum melanjutkan pemijatan (Putri, 2009).


D. Teknik Memijat Bayi
Untuk mendapatkan manfaat yang optimal, pemijatan bayi tak bias dilakukan secara
sembarangan. Ada cara dan rambu-rambu yang harus diperhatikan.
a. Bayi umur 0 1 bulan
Gerakan yang dilakukan lebih mendekati usapan-usapan halus. Sebelum tali pusar
bayi dilepas, sebaiknya tidak dilakukan pemijatan didaerah perut.
b. Bayi umur 1 3 bulan
Gerakan memijat dilakukan dengan halus disertai tekanan ringan dalam waktu yang
lebih singkat.
c. Bayi umur 3 bulan anak umur 3 tahun
- Seluruh gerakan dilakukan dengan tekanan dan waktu yang makin meningkat. Total
waktu pemijatan disarankan sekitar 15 menit. Lumurkan sesering mungkin minyak
atau baby oil atau lotion yang lembut sebdelum dan selama pemijatan. Setelah itu,
lakukan gerakan pembukaan berupa sentuhan ringan disepanjang sisi muka bayi atau
usaplah rambutnya. Gerakan pembuka ini untuk memberitahukan bahwa waktu
-

pemijatan akan segera dilakukan padanya.


Secara umum, pemijatan sebaiknya dimulai dari kaki bayi. Sebab umumnya bayi lebih
menerima apabila dipijit pada daerah kaki. Permulaan seperti ini akan member
kesempatan pada bayi untuk membiasakan dipijit sebelum bagian lain disentuh. Itu
sebabnya urutan pemijatan bayi dianjurkan dimulai dari kaki, kemudian perut, dada,
tangan, muka dan diakhiri pada bagian punggung (Prasetyono, 2013).

Berikut beberapa pedoman teknik pemijatan bayi yang dapat dipergunakan sebagai dasar pijat
bayi. Setiap gerakan yang diberiakan pada masing-masing teknik dapat diulang sebanyak
lima sampai enam kali tergantung kebutuhan, yaitu:
a. Kaki
Manfaat: Bagi bayi yang sedang belajar berjalan, pijatan di bagian ini berguna untuk
menguatkan otot dan saraf motorik di bagian kaki. Selain itu, pijat kaki juga bisa
meredakan rasa pegal usai bayi belajar berjalan.
1. Memerah susu
Dalam teknik ini, peganglah kaki bayi pada pergelangan kaki seperti memegang tongkat
pemukul. Kemudian gerakan tangan ke pergelangan kaki secara bergantian seperti
memerah susu. Atau, dengan arah yang sama, gunakan kedua tangan secara bersamaan
mulai dari pangkal paha dengan gerakan memeras, memijat dan memutar kedua kaki bayi
secara lembut (Prasetyono, 2013).
2. Telapak kaki
Untuk memijat telapak kaki bayi,caranya yakni tidak dipijat-pijat tetapi diurut
menggunakan ibu jari secara bersamaan pada seluruh permukaan telapak kaki dari arah
tumit ke jari-jari (Prasetyono, 2013).
3. Jari
Ingat bahwa tulang pada ruas jari kaki bayi masih belum kuat, karena itu pijatan tidak
perlu disertai dengan penekanan. Pijatlah dengan lembut jari-jari kaki satu persatu dengan
gerakan memutar menjauhi telapak kaki dan akhiri dengan tarikan lembut pada setiap
ujung jari (Prasetyono, 2013).
4. Punggung kaki
Gunakan kedua ibu jari untuk membuat lingkaran disekitar kedua mata kaki sebelah
dalam dan luar. Kemudian urutlah dengan lembut seluruh punggung kaki dengan kedua
ibu jari secara bergantian dari pergelangan kaki ke arah jari. Teknik lain yakni dengan
membuat gerakan yang membentuk lingkaran-lingkaran kecil dengan kedua ibu jari
secara bersamaan dari daerah mata ke jari kaki (Prasetyono, 2013).
5. Betis
Pada bagian betis kaki dengan salah satu tangan anda, kemudian remas-remas dari
pangkal lutut menuju pergelangan kaki. Gerakan ini dapat diulang berkalikali (Prasetyono, 2013).
6. Paha
Pada bagian paha, pemijatan dilakukan dengan cara meremas dan memutar. Pegang bayi
pada bagian pangkal paha dengan kedua tangan secara bersamaan, kemudian buatlah
gerakan meremas dengan lembut sambil memutarkan kedua belah tangan yang dimulai
dari pangkal paha hingga ke arah mata kaki (Prasetyono, 2013).
7. Gerakan akhir

Bagian akhir ini semua kaki dipijat, yakni dengan merapatkan kedua kaki bayi, lalu
letakkan kedua tangan secara bersamaan pada pangkal paha. Kemudian, lakukan usapanusapan dengan lembut dan halus pada kedua kaki bayi dari atas ke bawah (Prasetyono,
2013).
b. Perut
- Untuk pemijatan di daerah perut, hindari pemijatan pada tulang rusuk. Selain itu, jangan
lakukan pemijatan pada bagian perut ini setelah selesai makan.
- Manfaat : membantu bayi yang sulit buang air besar dan mengatasi perut kembung.
1. Mengayuh pedal sepeda
Pemijatan perut ini dilakukan dengan menggerakkan kedua tangan keatas dan kebawah
secara bergantian seperti mengayuh pedal sepeda. Arah pijatan dimulai dari atas

kebawah perut.
Gerakan berikutnya, jepit kedua pergelangan kaki bayi dengan tangan kiri, lalu angkat
kedua kaki tersebut lurus sedikit diatas perut. Sedangkan untuk tangan kanan bisa

langsung dilakukan gerakan mengusap-usap perut dari atas sampai ke jari-jari kaki.
Terakhir, untuk melemaskan otot-otot perut dan pangkal paha, kedua lutut ditekuk
pelan-pelan dan dengan lembut menuju ke permukaan perut bayi. Atau, masingmasing tangan anda memegang pergelanagan kaki, kemudian gerakkan kedua kaki

bayi secara bergantian seperti sedang mengayuh sepeda (Prasetyono, 2013).


2. Bulan matahari
Disebut gerakan bulan - matahari karena gerakan yang harus dibentuk adalah membuat
lingkaran dengan ujung-ujung jari tangan mulai dari perut sebelah kanan bawah
(daerah usus buntu) sesuai arah jarum jam, kemudian kembali ke arah kanan bawah
(seperti bentuk bulan) diikuti oleh tangan kiri yang selalu membuat bulatan penuh

(seperti bentuk matahari).


Lakukan kedua gerakan ini secara bersamaan dengan tangan kiri membuat gerakan

lingkaran penuh dan tangan kanan membuat setengah lingkaran (Prasetyono, 2013).
3. Ibu jari kesamping
Dalam gerakan ini, pertama-tama perut bayi pada bagiannya tekan masing-masing ibu
jari diantara pusar perut. Kemudian, gerakkan kedua ibu jari tersebut menyamping ke

arah tepi perut kanan dan kiri.


Cara lain adalah dengan membayangkan ada gambar jam pada perut bayi. Perut bayi
bagian paling atas dianggap jam 12, bagian perut bawah di anggap jam 6, lalu buat
gerakan berikut: buat lingkatan searah jarum jam dengan tangan kanan anda dibantu

dengan tangan kiri dimulai pada jam 8 (didaerah usus buntu) (Prasetyono, 2013).
4. Gerakan I love You
Posisikan bayi terlentang dengan bertelanjang dada. Gerakan pertama membentuk
huruf I dengan melakukan usapan mulai dri dada kiri atas turun sampai kerusuk kiri.

Gerakan kedua, bentuk huruf L dengan melakukan usapan mulai dari dada kanan
atas turun ke rusuk atas lalu disambung rusuk kiri. Gerakan ketiga, bentuk huruf J
dengan usapan dari dada kanan atas turun kerusuk kanan, disambung sampai rusuk kiri

lalu diteruskan ke dada kiri atas.


Hati-hati jika melakukan pemijatan pada daerah dada dan perut. Jangan sampai terlalu
menekan ke perut. Beberapa dokter tidak menyarankan pemijatan pada bagian perut,
karena bisa mengganggu organ dalam bayi. Perhatikan juga reaksi yang timbul selama
proses. Jika bayi tampak gelisah, berusahalah memalingkan kepala, memukul jidat,
meringis kesakitan, berontak bahkan menangis, sebaiknya hentikan dulu. Mungkin dia
sedang tidak nyaman karena tekanan yang terlalu kuat atau sebab lain (Prasetyono,

2013).
5. Gerakan jari berjalan
Dikatakan dengan gerakan jari berjalan karena penekanan bertumpuk pada pergerakan
kelima ujung jari. Namun demikian, penekanan jari perut dilakukan dengan cara yang
sangat hati-hati. Jangan menekan perut dengan jari-jari terlalu keras karena akan
menimbulkan rasa sakit dan mungkin berbahaya sekali bila mengenai tulang rusuknya.

Berikut cara memijat dengan teknik jari berjalan pada perut.


Letakkan ujung-ujung jari pada pada perut bayi bagian kanan bawah dan buatlah
gerakan dengan tekanan sesuai arah jarum jam dari kiri bawah guna memindahkan
gelembung-gelembung udara yang terselip di balik kulit. Dengan kedua telapak
tangan, buatlah gerakan dari tengah dada ke samping luar seolah sedang meratakan

lipatan kertas (Prasetyono, 2013).


c. Dada
- Manfaat : membantu pernapasan bayi, terutama jika bayi sedang flu atau batuk.
1. Gerakan Jantung
Teknik ini yaitu dengan membuat gerakan yang membentuk gambar jantung dengan
meletakkan ujung-ujung jari kedua tangan anda di ulu hati, setelah itu, gerakkan tangan
ke atas tulang selangka dan berakhir ke posisi semula dibawah ulu hati. Gerakan tadi
seolah membuat gambar jantung (Prasetyono, 2013).
2. Menyilang
Gerakan menyilang dimulai dari tangan kanan yang memijat menyilang dari ulu hati kea
rah bahu kiri dan kembali ke arah ulu hati (Prasetyono, 2013).
3. Lingkaran kecil
Buatlah gerakan lingkaran kecil disekitar putting susu (Prasetyono, 2013).
d. Tangan
- Manfaat : Gerakan ini memperlancar peredaran darah dan merangsang otot serta saraf
motorik tangan bayi.
1. Perlahan cara India

Teknik perlahan cara India bermanfaat untuk relaksasi otot dan arahnya menjauhi

tubuh.
Caranya, peganglah lengan bayi dengan kedua telapak tangan mulai dari pundak
seperti memegang gagang senter. Kemudian, gerakkan tangan kanan dan kiri kebawah
secara bergantian dan berulang-ulang seolah sedang memerah susu sapi. Atau, kedua
tangan melakukan memeras, memijat dan memutar secara lembut pada lengan bayi

mulai dari pundak hingga pergelangan tangan (Prasetyono, 2013).


2. Memijat ketiak
Biasanya wilayah dibagian ketiak ini merupakan wilayah yang sensitif. Ketika jari
menyentuh wiyah ini, bayi akan menolak bukan karena sakit, tetapi mungkin dia

merasa geli dan senang karena menganggapnya sedang bermain.


Gerakan memijat ketiak ini, pertama angkat tangan bayi dengan salah satu tangan
anda. Kemudian, buatlah gerakan memijat pada wilayah ini, lalu menurun hingga ke

bagian tulang rusuk dan perut.


Yang perlu diperhatikan adalah bila wilayah ketiak ini terdapat benjolan atau terdapat
pembengkakan kelenjar, sebaiknya jangan memijat pada wilayah ini (Prasetyono,

2013).
3. Pergelangan tangan
Pemijatan pegelangan tangan ini dimulai dari pergelanagn tangan (siku) kearah pundak.
atau, dengan kedua tangan lakukan gerakan memeras, memutar dan memijit secara
lembut pada lengan bayi mulai dari pergelangan tangan ke pundak. Pijitan ini berguna
untuk mengalirkan darah ke jantung dan paru paru (Prasetyono, 2013).
4. Telapak tangan
Dengan kedua ibu jari, pijatlah telapak tangan seolah membuat lingkaran lingkaran
kecil dari pergelangan tangan kea rah jari jemari. Sedangkan keempat jari lainnya
memijat punggung tangan (Prasetyono, 2013).
5. Jari
Pijat jari bayi satu persatu menuju ujung jari dengan gerakan memutar. Akhiri gerakan
ini dengan tarikan pada tiap ujung jari. Dalam tarikan ujung jari ini, anda bisa
membunyikan suara tak dari lidah, sehingga bila si bayi mendengar suara itu dia akan
tampak gembira (Prasetyono, 2013).
6. Gerakan menggulung
Gerakan ini seperti menggulung sebatang pensil dengan kedua tangan. Caranya, anda
pegang lengan bayi bagian atas/bahu dengan kedua telapak tangan. Kemudian, gerakkan
kedua telapak tangan maju dan mundur seolah sedang menggulung bergerak naik dimulai
dari pangkaal lengan menuju pergelangan tangan/jari-jari (Prasetyono, 2013).
7. Gerakan akhir
Sama seperti gerakan akhir yang dilakukan pada pemijatan kaki (Prasetyono, 2013).

e. Muka
- Manfaat: Gerakan menekan wajah dan kepala si kecil akan menghindarkannya dari
potensi kerusakan saraf wajah, membangun kemampuan otot leher untuk menoleh ke kiri
dan kanan, dan memperkuat otot tengkuk. Setiap sentuhan ibu juga akan membangun
stimulus bagi kelancaran sensor saraf penglihatan, pendengaran, dan penciuman serta
membantu si kecil mengelola otot sekitar mulut agar kemampuan bicaranya cepat
berkembang.
1. Membasuh muka
Tutuplah wajah bayi dengan kedua telapak tangan anda dengan lembut sambil bicara pada
bayi secara halus. Gerakan kedua tangan anda kesamping pada kedua sisi wajah bayi
seperti gerakan membasih muka. Cara seperti ini dapat dilakukan sambil bermain cilukba (Prasetyono, 2013).
2. Dahi
Arah gerakan memijat dahi seperti arah membasuh muka. Caranya, letakkan jari-jari
kedua tangan anda pada pertengahan dahi. Tekan dengan lembut bagian ini mulai dari
tengah dahi bayi kearah samping kanan dan kiri. Setelah itu, gerakan ke bawak ke daerah
pelipis dan buatlah lingkaran lingkaran kecil di pelipis, kemudian gerakan kearah dalam
melalui daerah bawah pelipis dibawah mata (Prasetyono, 2013).
3. Alis
Memijat bagian alis mata caranya ialah dengan meletakkan kedua ibu jari anda diantara
kedua alis mata. Lalu, pijat bagian ataas mataa/alis mulai dari tengan kesamping searah
dengan bulu rambut alis (Prasetyono, 2013).
4. Dagu
Pijatan pada dagu ini atau rahang bawah, pegang pipi kiri dan kanan dengan kedua tangan
dan kedua ibu jari diletakkan ditengah dagu bawah mulut.selanjutnya adalah menekan
dua ibu jari pada dagu, lalu kesamping menuju kea rah pipi bawah atau samping mulut
(Prasetyono, 2013).
5. Lingkaran kecil dirahang
Gunakan jari telunjuk kedua tangan anda untuk membuat lingkaran kecil diseputar
wilayahy rahang bayi. Berhati-hatilah, mungkin diwilayah ini rahang bayi sedikit
sensitive menerima tekanan yang agak sedikit keras. Karena itu, tekanan hendaknya
dibuat selembut mungkin, sehinggga tidak merasakan sakit (Prasetyono, 2013).
6. Belakang telinga
Dengan tekanan lembut, gerakkan jari-jari kedua tangan anda mulai dari belakang telinga
membentuk lingkaran-lingkaran kecil diseluruh kepala (Prasetyono, 2013).
f. Punggung
- Manfaat: Tubuh bayi, terutama punggung, akan terasa pegal saat ia terlalu lama
digendong atau tidur di kasur dalam posisi yang sama selama beberapa waktu. Pijat ini

bermanfaat untuk merelaksasi punggungnya dan menghindari perkembangan tulang


belakang bayi yang tidak sempurna.
1. Gerakan maju mundur (kuda goyang)
Bayi ditidurkan tengkurap dengan posisi kepala disebelah kiri dan kaki disebelah kanan
anda. Lalu, pijatlah punggung bayi hingga ke bawah leher dengan gerakan maju dan
mundur dengan kedua telapak kanan. Lalu kembali dari bawah leher sampai ke pantat
bayi (Prasetyono, 2013).
2. Usapan punggung
Tahan bokong bayi dengan tangan kanaan, lalu dipijit punggung bayi dengan telapak

tangan kiri anda mulai dari leher sampai bokong dimana tangan kanan berada.
Gerakan selanjutnya, pegang kedua pergelangan kaki bayi dengan tangan kanan anda,
kemudian usap yang dimulai dari pinggang hingga tumit. (Putri, 2009).

E.
a)
1.
2.

Hal yang Boleh dan Tidak Boleh Dilakukan


Hal - Hal yang Boleh Dilakukan
Terus melakukan kontak mata dengan bayi anda.
Nyanyikan lagu atau putarkan musik lembut untuk membantu anda dan bayi akan merasa

rileks.
3. Mulailah dengan sentuhan ringan dan perlahan, tingkatkan tekanan pijatan saat anda
semakin yakin dan bayi anda terbiasa dipijat.
4. Perhatikan isyarat yang ditunjukkan bayi anda. Jika ia menangis keras, hentikan pijatan.
Mungkin bayi anda ingin digendong, disusui atau mengantuk.
5. Jika anda menggunakan baby oil, mandikan bayi anda setelah dipijat.
6. Jauhkan baby oil dari mata bayi anda.
7. Konsultasikan dengan dokter anak untuk mendapatkan keterangan lebih lanjut mengenai
pemijatan bayi (Maharani, 2009).
b) Hal yang tidak boleh dilakukan:
1. Memijat bayi tidak lama setelah ia makan/minum susu.
2. Membangunkan bayi anda untuk dipijat.
3. Memijat bayi anda dalam keadaan sakit.
4. Memijat bayi anda dengan paksa.
5. Memaksa posisi saat memijat bayi anda (Maharani, 2009).

KEPUSTAKAAN
Maharani, Sabrina,2009. Pijat dan Senam Sehat Untuk bayi. Jogjakarta: Kata Hati.
Putri, Alissa, 2009. Pijat dan Senam Untuk Bayi dan Balita Panduan Praktis Memijat
Bayi dan Balita. Yogyakarta: Brilliant Offset.
Prasetyono.2013.Buku Pintar Pijat Bayi. Jogjakarta: BukuBiru

You might also like