Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
Irfan Marsuq Wahyu R.
135070201111002
135070201111003
135070201111004
135070201111005
Wahyuni
135070201111006
Ratna Juwita
135070201111007
Zahirotul Ilmi
135070201111008
135070201111009
135070201111019
135070201111020
KELOMPOK 5 REGULER
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tandatanda persalinan mulai dan ditunggu satu jam belum terjadi inpartu.
Sebagian ketuban pecah dini terjadi pada kehamilan aterm lebih dari 37
minggu, sedangkan kurang dari 36 minggu tidak terlalu banyak (Manuaba,
2009).
Ketuban pecah dini (KPD) adalah keadaan pecahnya selaput ketuban
sebelum persalinan. Bila KPD terjadi sebelum usia kehamilan (UK) 37 minggu
maka disebut KPD pada kehamilan premature (Prawirohardjo, 2008)
2. KLASIFIKASI KETUBAN PECAH DINI
Ketuban pecah dini (Premature Rupture of Membranes/PROM) mengacu
pada pasien yang melampaui usia kehamilan 37 minggu dan ditampilkan
dengan adanya pecah ketuban (Rupture of Membranes/ROM) sebelum awal
persalinan. Ketuban pecah dini preterm (Preterm Premature Rupture of
Membranes/PPROM)
adalah
pecahnya
ketuban
sebelum
kehamilan
37
adalam
PPROM
sebelumnya,
fibronektin
janin
positif
pada
kehamilan 23 minggu dan lahir rahim pendek (<25 mm) pada umur
kehamilan 23 minggu. Untuk tatalaksananya dirawat di RS, penundaan
persalinan, pemberian antibiotik (Manuaba, 2001).
b. Ketuban pecah dini aterm (PROM)
Yaitu ketuban pecah dini yang terjadi diatas usia kehamilan 37 minggu.
Kejadiann ketuban pecah dini juga bisa terjadi pada pembukaan kala 1
pada fase aselerasi. KPD terjadi ketika kejadiannya pada waktu sebelum
serviks ibu membuka selebar 5 cm pada multiparagravida dan 3 cm pada
primiparagravida. Pada PROM penyebabnya mungkin karena melemahnya
membran amnion secara fisiologis. Kondisi klinis seperti inkompetensi
serviks dan polihidramnion telah diidentifikasi sebagai faktor resiko yang
jelas dalam beberapa kasus KPD. Untuk penangannya melalui seksio
sesarea (Syaifuddin, 2002).
c. PROM prolong
Penjelasannya hampir sama dengan PROM, hanya saja maksud dari
prolong disini adalah mengacu pada tanda-tanda persalinan yang muncul
setelah 12 jam.
3. ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO KETUBAN PECAH DINI
a. Peningkatan tekanan intra uterin: tekanan intrauterine yang meninggi
atau meningkat secara berlebihan dapat menyebabkan terjadinya ketuban
pecah dini, misalnya :
- Trauma: hubungan seksual, pemeriksaan dalam amniosintesis
- Gemelli (kehamilan kembar): pada kehamilan gemelli terjadi distensi
uterus yang berlebihan, sehingga menimbulkan adanya ketegangan
rahim secara berlebihan. Hal ini terjadi karena jumlahnya berlebih, isi
rahim yang lebih besar dan kantung (selaput ketuban) relative kecil
sedangkan dibagian bawah tidak ada yang menahan sehingga
-
(Saifudin, 2006)
b. Perilaku merokok: kandungan zat berbahaya di dalam rokok bisa
mengakibatkan terkikisnya membrane kolagen
c. Inkompetensi serviks (leher rahim)
Adanya kelainan pada otot-otot leher atau leher rahim (serviks) yang
terlalu lunak dan lemah, sehingga sedikit membuka ditengah-tengah
kehamilan karena tidak mampu menahan desakan janin yang semakin
besar (Saifudin. 2006)
d. Kelainan letak janin dan rahim
Misalnya pada letak sungsang dan letak lintang, karena tidak ada bagian
terendah yang menutupi pintu atas panggul yang dapat menghalangi
tekanan terhadap membrane bagian bawah.
e. Kemungkinan kesempitan panggul
Bagian terendah belum masuk PAP (sepalopelvic disproporsi).
f. Penyakit Infeksi (Koroamniotitis)
Adalah penyakit yang disebabkan oleh sejumlah mikroorganisme yang
meyebabkan
infeksi
selaput
ketuban.
Biasanya
disebabkan
oleh
Patogenesis
penurunan
kandungan
terjadinya
KPD
kolagen
dalam
secara
singkat
membran
ialah
sehingga
akibat
memicu
terjadinya ketuban pecah dini dan ketuban pecah preterm. Wanita yang
pernah mengalami KPD pada kehamilan atau menjelang persalinan maka
pada kehamilan berikutnya akan lebih beresiko dari pada wanita yang
tidak pernah mengalami KPD sebelumnya karena komposisi membran
yang menjadi rapuh dan kandungan kolagen yang semakin menurun pada
kehamilan berikutnya (Helen, 2008).
j. Paritas
Paritas adalah banyaknya anak yang dilahirkan oleh ibu dari anak pertama
sampai dengan anak terakhir. Adapun pembagian paritas yaitu primipara,
multipara, dan grande multipara. Primipara adalah seorang wanita yang
baru pertama kali melahirkan, dimana janin mancapai usia kehamilan 28
minggu
atau
lebih.
Multipara
adalah
seorang
wanita
yang
telah
kehamilan
minimal
28
minggu
dan
telah
melahirkan
buah
paling
sering
menimbulkan
infeksi
pada
saat
mendekati
Pemeriksaan
menunjukkan
kristal
cairan
amnion
dan
and Delivery)
Pemeriksaan dalam spekulum juga digunakan untuk melihat porsio
masih tertutup atau sudah terbuka. Adakah air ketuban mengalir dari
dilakukan
periksa
dalam
untuk
jam
Jika usia kehamilan 32-37 minggu, ada infeksi, berikan antibiotik dan
lakukan induksi, nilai tanda-tanda infeksi (suhu, leukosit, tanda
kali.
b. Aktif (Prawirohardjo, 2008):
- Kehamilan lebih dari 37 minggu induksi dengan oksitosin. Bila gagal
seksio sesarea. Bila ada tanda-tanda infeksi berikan dosis tinggi dan
persalinan diakhiri
- Bila skor pelvik < 5 lakukan pematangan serviks, kemudian induksi.
Jika tidak berhasil, akhiri persalinan dengan seksio sesarea. Bila skor
pelvik > 5 induksi perlasinan
c. Penatalaksanaan berdasarkan BBJ:
- Usia Kehamilan 26-31 Minggu:
Pertolongan persalinan dengan
-
BB
janin
kurang
dari
2000
kematian bayi)
Kelahiran premature
Amniotic band syndrome
Cacat bawaan pada janin dan pertumbuhan janin terganggu akibat
oligohidramnion (cairan amnion kurang dari normal)
Syndrome distress pernapasan. Komplikasi paling sering terjadi
b. Terhadap ibu
Karena jalan lahir telah terbuka, maka dapat terjadi infeksi intrapartal,
apalagi apabila terlalu sering dilakukan pemeriksaan dalam. Selain itu
dapat
dijumpai
infeksi
puerpuralis
(saat
nifas),
peritonitis,
serta
septikemia. Ibu akan merasa lelah akibat partus menjadi lama. Hal
tersebut dapat meningkatkan angka kematian dan morbiditas ibu.
c. Terhadap kehamilan dan persalinan
- Dapat terjadi persalinan kapan saja, terjadi kelahiran preterm
- Abruption placenta, karena adanya penurunan yang progresif pada
-
10.
ASUHAN KEPERAWATAN KETUBAN PECAH DINI
Pengkajian Keperawatan
A. Identitas Klien
Nama
: Ny.P
Usia
: 25 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
B. Status Kesehatan Saat Ini
Keluhan utama
: Klien datang ke RS dengan keluhan keluar cairan
berwarna keruh merembes dari jalan lahir
Lama keluhan
: sejak kemarin pagi
Kualitas keluhan
: tidak terkaji
Faktor pencetus
: tidak terkaji
Faktor pemberat
: jarang kontrol kehamilan
Upaya yang telah dilakukan : tiduran sepanjang hari
Diagnosa Medis
: Ketuban Pecah Dini
C. Riwayat Kesehatan Saat Ini
Ny.P usia 25 tahun, G1 P0000 Ab000 usia kehamilan 37 minggu keluar cairan
berwarna keruh merembes dari jalan lahir sejak kemarin pagi. Sejak
keluar cairan pasien tidak berani beraktivitas berat, pasien hanya tiduran
sepanjang hari. Pasien mengeluh badannya demam. Pasien tidak
merasakan adanya his. Pasien jarang kontrol kehamilan ke Puskesmas.
D. Riwayat kehamilan
- G1 P0000 Ab000
- Pasien hamil pertama dengan riwayat tidak pernah hamil sebelumnya
dan tidak pernah mengalami abortus
E. Pemeriksaan Fisik
- Keadaan umum : pasien tampak tegang, penurunan konsentrasi,
-
DATA
DS:
- Pasien datang ke
RS dengan
keluhan keluar
cairan berwarna
ETIOLOGI
MASALAH
KEPERAWATAN
Resiko gangguan
hubungan ibu-janin
Memengaruhi pembentukan
dan pemeliharaan kolagen,
selaput amnion kurang optimal
keruh merembes
dari jalan lahir
sejak kemarin
pagi
DO:
- Hasil pemeriksaan
cairan manion
menunjukkan pH
netral dan
warnanya keruh
- Berdasarkan
anamnesa
perawat, pasien
mengatakan
jarang kontrol
kehamilan
2.
DS:
- Pasien mengeluh
kelainan cairan
Pembentukan dan
pemeliharaan kolagen
sejak kemarin
pagi,
- Pasien mengeluh
demam
DO:
- Meriksaan amnion:
pH normal warna
keruh
- Pasien jarang
control kehamilan
- Suhu 37oC
Oligohidramnion
Mudahnya mikroorganisme
Resiko infeksi
3.
DS:
- Pasien mengatakan
sejak keluar
Resiko infeksi
Infeksi, polihidramnion, serviks
inkompeten
berani
beraktivitas
intra uterin
berat, pasien
hanya tiduran
sepanjang hari.
- Pasien mengatakan
jarang kontrol
kehamilan ke
puskesmas
- G1 P0000 Ab000
DO:
- Pasien tampak
tegang,
penurunan
Ansietas
Ansietas
konsentrasi,
pucat, dan
gelisah
Prioritas Diagnosa
1. Resiko gangguan hubungan ibu-janin berhubungan dengan penyulit
kehamilan (ketuban pecah dini) yang ditandai dengan pasien mengeluh
keluar cairan berwarna keruh merembes dari jalan lahir sejak kemarin
pagi
2. Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh primer yang tidak
adekuat (pecah ketuban dini) yang ditandai dengan klien mengeluh keluar
cairan berwarna keruh merembes dari jalan lahir sejak kemarin pagi
ibu-janin
berhubungan
dengan
penyulit
Indikator
2 3
4 5
.
1.
DJJ (120-160)
2.
3.
Indikator
2 3
4 5
.
1.
Frekuensi
2.
kandungan
3.
Intensitas
4.
kandungan
5.
6.
Tekanan darah
7.
Nadi radial
kontraksi
kontraksi
Suhu
Status kognitif
NIC: Labor Induksi
1. Monitor TTV janin sebelum Induksi
2. Tentukan indikasi dilakukan induksi
Indikator
Mengembangkan efektif strategi control
2.
resiko
3.
4.
5.
Mengakui
6.
kesehatan
7.
ada
perubahan
status
Tujuan
Indikator
2 3
4 5
.
1.
Gelisah
2.
Penurunan konsentrasi
3.
Ungkapan ketakutan
4.
Wajah tegan
5. Pucat
NIC: Anxiety Reduction
Manuaba, Ida Bagus Gede. 1998. Sinopsis Obstetry Jilid I. Jakarta: EGC
Manuaba, I.B.G. 2009. Buku Ajar Patologi Obtetri, Jakarta: EGC
Manuaba I.B.G. 2010. Gawat Darurat, Obstetri Ginekologi dan Onstetri Ginekologi
Sosial untuk Profesi Bidan. Jakarta: EGC