Professional Documents
Culture Documents
A. Judul Percobaan
Refaktometer
B.
Tujuan Percobaan
Untuk mengukur indeks bias suatu senyawa
C. Landasan Teori
Secara garis besar pekerjaan analisis kimia dapat digolongkan
dalam dua kategori besar yaitu analisis kualitatif dan analisis kuantitatif.
Melalui analisis kualitatif dan kuantutatif kita dapat mendeteksi dan
mengidentifikasi jenis dan jumlah dari komponen penyususn bahan yang
dianalisis atau lebih dikenal sebagai analit. Perkembangan instrument
sebagai hasil perkembangan teknologi, memungkinkan kita melakukan
analisi dalam berbagai bentuk komposisi analit.
Tujuan utama analisis kualitatif adalah mengidentifikasi komponen
dalam zat kimia. Analisis kualitatif menghasilkan data kualitatif, seperti
terbentuknya endapan, warna gas, maupun data non numeric lainnya.
Umumnya dari analisis kualitatif hanya dapat diperoleh indikasi dasar
dari komponen penyusun analitta kualitatif, seperti terbentuknya
endapan, warna gas, maupun data non numeric lainnya. Umumnya dari
analisis kualitatif hanya dapat diperoleh indikasi dasar dari komponen
penyusun analit. Analisis kualitatif biasanya digunakan sebagai langkah
awal untuk analisis kuantitatif. Pada berbagai cara analisis modern, seperti
cara-cara analisis spektroskopi dapat dilakukan analisis kualitatif dan
kuantitatif secara bersamaan, sehingga waktu dan biaya analisis dapat
ditekan seminimal mungkin dan perolehan hasilnya lebih akurat.
Tujuan utama analisis kuantitatif adalah untuk mengetahui
kuantitas setiap komponen yang menyusun analit. Analisis kuantitatif
Indeks
n = indeks bias
C= kecepatan cahaya dalam ruang hampa
Vp = cepat rambat cahaya pada suatu medium
bias tidak pernah lebih kecil dari 1 atau
(http://id.wikipedia.org/wiki/indeks-bias).
Apabila sinar cahaya monokromatik berpindah dari medium optic
yang kurang rapat ke medium optic yang lebih rapat, akan terjadi
pembiasan ke arah normal (lihat sinar a,b, dan c dalam gambar 115).
Menurut hukum Snellius berlaku :
=
Kalau sidut I bertambah besar, sudut r juga akan bertambah besar.
Sudut akan mencapai harga max kalau sudut i menjadi hampir sama
dengan sudut siku-siku(sinar c).
=
atau sin r =
atau
larutan
dinamakan
refraktometer
(Mifta,
2009.
http://www.miftachemistry.blogspot.com)
D.
1.
a.
b.
c.
2.
a.
Prosedur kerja
Meneteskan minuman yang akan diperiksa indeks biasnya pada
2.
3.
4.
5.
6.
F.
Hasil Pengamatan
Larutan blanko = aquadest = 0
Jenis
Kadar gula
Minuman
(gram)
Kacang hijau
Buavita
Ale-ale
Jus madu
Teh gelas
Frutamin
Mountea
29
26
24
19
17
15
12
Warna
Biru-putih
Biru-putih
Biru-putih
Biru-putih
Biru-putih
Biru-merah muda
Biru-putih
G. Analisis Data
Nilai ketetapan refraktometer = 0, 79
Indeks bias dari masing-masing larutan :
1. Kacang hijau `
= 12,6 + 0,79 = 13,39
2. Buavita
= 11,6 + 0,79 = 12,39
3. Ale-ale
= 11,0 + 0,79 = 11,79
4. Jus madu
= 8,4 + 0,79 = 9,19
5. Teh gelas
= 8,2 + 0,79 = 8,99
6. Frutamin
= 7,0 + 0,79 = 7,79
7. Mountea
= 5,4 + 0,79 = 6,19
Grafik
Skala
12,6
11,6
11,0
8,4
8,2
7,0
5,4
Keterangan
1
= Kacang Hijau
2
= Buavita
3
= Ale-Ale
4
= Jus Madu
5
= Teh Gelas
6
= Frutamin
7
= Mountea
H. Pembahasan
Refraktometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur
kadar/konsentrasi bahan terlarut dengan memanfaatkan reaksi cahaya.
Tujuan percobaan yaitu mengetahui cara memnggunakan alat dan
menghitung indeks bias dari beberapa jenis minuman. Pertama
menggunakan
refraktometer
dengan
mengukur
blanko
untuk
jenis
minuman
satu
persatu
terlebih
dahulu
sebelum
DAFTAR PUSTAKA
Brink. 1985. Dasar-Dasar Ilmu Instrumen. Bandung : PT. Bumi Cipta
Godman, Arthur. 1991. Kamus Kimia Bergambar. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka
Utama
Mifta. 2009. Refraktometer. http://www.miftachemistry.blogspot.com diakses pada
tanggal 5 Desember 2010
Sodiq, Ibnu. 2004. Kimia Analitik I. Malang : JICA
Wikipedia. 2010. Indeks Bias. http://id.wikipedia.org/wiki/indeksbias diakses
pada tanggal 5 Desember 2010