You are on page 1of 36

TUGAS AKHIR SEMESTER TEKNIK DRAINASE

FACHRI RAMADHAN 3112100112

TUGAS AKHIR SEMESTER TEKNIK DRAINASE

1 . Latar Belakang
Drainase merupakan sebuah sistem yang dibuat untuk menangani persoalan kelebihan air
baik kelebihan air yang berada di atas permukaan tanah.Kelebihan air dapat disebabkan itensitas
hujan yang tinggi atau akibat akibat durasi hujan yang lama.secara umum drainase didefinisikan
sebagai ilmu yang mempelajari tentang usaha untuk mengalirkan air yang berlebihan pada suatu
kawasan.
Kebutuhan terhadap drainase berawal dari kebutuhaan air untuk kehidupan manusia
dimana untuk kebutuhan tersebut manusia memanfaatkan sungai untuk kebutuhan rumah
tangga,pertanian,perikanan,pertenakan dan lainnya.untuk kebutuhan rumah tangga menghasilkan
air kotor yang perludialirkan dan dengan makin bertambahnyapengetahuan manusia mengenal
industri yang juga mengeluarkan limbah yang perlu di alirkan.Pada musim hujanterjadi
kelebihan air berupa limpasan permukaan yang sering kali menyebabkan banjir sehingga
manusia mulai berfikair akan kebutuhan sistem saluran yang dapat mengalirkan air lebih
terkendali dan berkembang menjadi ilmu drainase.
Dalam pembahasan lebih lanjut akan di titik beratkan pada drainase perkotaan karena
drainase yang lebih komplek terdapat pada wilayah perkotaan.drainase perkotaan adalah ilmu
khusus mengkaji kawasan perkotaan yang erat kaitannya dengan kondisi lingkungan fisik dan
lingkungan sosial budaya yang ada pada kota tersebut.
Drainase perkotaan merupakan sistem pengeringan dan pengaliran air wilayah kota yang
meliputi pemukiman,industri,sekolah,lapangan olahraga,instalasi militer,pelabuhan umum atau
sungai serta fasilitas umum yang lainnya yang merupakan bagaian dari sarana perkotaan.Desain
drainase perkotaan memiliki keterkaitan dengan tata guna lahan,tata ruang kota,master plan
drainase kota dan kondisi sosial budaya masyarakat terhadap kedisiplinan dalam hal
pembuangan sampah.pengertian drainase perkotaan tidak terbatas pada teknik penangan
kelebihan air namun lebih luas lagi menyangkut aspek kehidupan di kawasan perkotaan.

FACHRI RAMADHAN 3112100112

TUGAS AKHIR SEMESTER TEKNIK DRAINASE

2. Pengertian Drainase
Drainase yang berasal dari bahasa Inggris drainase mempunyai arti mengalirkan,
menguras, membuang, atau mengalihkan air. Dalam bidang teknik sipil, drainase secara umum
dapat didefinisikan sebagai suatu tindakan teknis untuk mengurangi kelebihan air, baik yang
berasal dari air hujan, rembesan, maupun kelebihan air irigasi dari suatu kawasan/lahan,
sehingga fungsi kawasan/lahan tidak terganggu. Drainase dapat juga diartikan sebagai usaha
untuk mengontrol kualitas air tanah dalam kaitannya dengan salinitas. Jadi, drainase menyangkut
tidak hanya air permukaan tapi juga air tanah.
Secara umum, sistem drainase dapat didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang
berfungsi untuk mengurangi dan/atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan,
sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal. Dirunut dari hulunya, bangunan sistem
drainase terdiri dari saluran penerima (interceptor drain), saluran pengumpul (collector drain),
saluran pembawa (conveyor drain), saluran induk (main drain), dan badan air penerima
(receiving waters). Di sepanjang sistem sering dijumpai bangunan lainnya, seperti goronggorong, siphon, jembatan air (aquaduct), pelimpah, pintu-pintu air, bangunan terjun, kolam
tando, dan stasiun pompa. Pada sistem yang lengkap, sebelum masuk ke badan air penerima, air
diolah dahulu di instalasi pengolah air limbah (IPAL), khususnya untuk sistem tercampur. Hanya
air yang telah memenuhi baku mutu tertentu yang dimasukkan ke badan air penerima, sehingga
tidak merusak lingkungan.
Saat ini sistem drainase sudah menjadi salah satu infrastruktur perkotaan yang sangat
penting. Kualitas manajemen suatu kota dapat dilihat dari kualitas sistem drainase yang ada.
Sistem drainase yang baik dapat membebaskan kota dari genangan air. Genangan air
menyebabkan lingkungan menjadi kotor dan jorok, menjadi sarang nyamuk, dan sumber
penyakit lainnya, sehingga dapat menurunkan kualitas lingkungan, dan kesehatan masyarakat.

FACHRI RAMADHAN 3112100112

TUGAS AKHIR SEMESTER TEKNIK DRAINASE

Menurut catchment area nya saluran drainase dibagi menjadi 3


-

Fungsi saluran primer adalah saluran yang menerima air dari saluran sekunder dan
menyalurkannya ke badan air penerima (danau, sungai, laut, dll).

Fungsi saluran sekunder adalah saluran drainase yang menerima air dari saluran tersier
dan menyalurkannya ke saluran primer.

Fungsi saluran tersier adalah saluran drainase yang menerima dari sistem drainase lokal
(rumah, apartemen, gedung) dan menyalurkannya ke saluran sekunder.

Menurut Konstruksinya dibagi menjadi 2 yaitu


-

Saluran Terbuka adalah saluran yang muka air nya mengalami kontak langsung dengan
tekanan udara luar

Saluran tertutup adalah saluran yang tertutup sedemikian rupa sehingga tidak ada kontak
antara muka air dengan tekanan udara luar.

Saluran Terbuka

Saluran Tertutup

Menurut Fungsinya saluran drainase dibagi menjadi 2 yaitu


-

Single Purpose dimana saluran hanya mengalirkan satu jenis buangan saja

Multipurpose diman saluran mengalirkan campuran dari beberapa air buangan (limbah, airhujan,
sampah rumah tangga)

FACHRI RAMADHAN 3112100112

TUGAS AKHIR SEMESTER TEKNIK DRAINASE

3. Keadaan Kota Malang

Kota Malang merupakan kawasan perkotaan yang mengalami perkembangan yang sangat
pesat. Salah satu aspek yang berkembang pesat yakni kawasan permukiman, dimana diseluruh
sudut Kota Malang sedang bermunculan kawasan perumahan yang baru dan ruko. Kawasan
tersebut tumbuh di beberapa tempat, baik itu daerah perbukitan maupun di daerah penampungan
air alami (Retarding Basin). Konsekuensi dari perkembangan ini adalah munculnya beberapa
genangan baru di kawasan perkotaan, bahkan di jalan. Sistem drainase pada Kota Malang
memanfaatkan sungai sebagai saluran pembuang akhir. Kota Malang dilalui oleh 5 (lima) sungai
besar yaitu Sungai Brantas, Sungai Amprong, Sungai Bango, Sungai Metro, dan Sungai Kasin.
Pembagian daerah pengaliran sungai (DPS) menjadi lima DPS, yaitu: DPS Metro, DPS Sukun
(Kali Kasin), DPS Brantas, DPS Bango, dan DPS Amprong. Dasar penentuan wilayah tiap DPS
adalah berdasar topografinya. Sistem drainase di Kota Malang secara umum terdapat dua macam
jenis saluran, yaitu saluran terbuka dan tertutup.

Gambar 1 Keramaian Kota Malang


Kebutuhan akan prasarana wilayah di Kota Malang yang semakin meningkat seiring
dengan bertambahnya jumlah penduduk, dimana menurut Kota Malang Dalam Angka Tahun
2012 mencapai 894.342 jiwa, berdampak pada berkurangnya lahan kosong/resapan air sebagai
lahan terbangun, pada dasarnya sangat membutuhkan penanganan yang lebih intensif dari pihak
pemerintah kota. Bentuk penanganan tidak hanya dalam bentuk penanganan konstruksi
bangunan namun lebih dari itu, salah satunya adalah faktor perencanaan dimana faktor

FACHRI RAMADHAN 3112100112

TUGAS AKHIR SEMESTER TEKNIK DRAINASE

perencanaan merupakan faktor urgensi dan mempunyai peranan penting dalam menentukan
tingkat keberhasilan sistem prasarana yang akan diterapkan

Gambar 1 Peta Kota Malang

Wilayah Kota Malang merupakan kota yang memiliki karakteristik wilayah pegunungan.
Dengan kondisi udara yang berhawa sejuk dan kering, curah hujan rata-rata tiap tahun 1.833 mm
dan kelembaban udara rata-rata 72%. Adapun keadaan permukaan tanah yang ada di Kota
Malang berupa; bagian selatan termasuk dataran tinggi yang cukup luas, dan cocok di fungsikan
sebagai pusat kegiatan untuk industri. Bagian utara termasuk dataran tinggi yang subur, cocok
untuk pertanian, bagian timur merupakan dataran tinggi dengan keadaan kurang subur, dan
bagian barat merupakan dataran tinggi yang amat luas menjadi daerah pendidikan.
Jenis tanah yang ada di Kota Malang terdiri atas 4 macam, yaitu : Alluvial kelabu
kehitaman dengan luas 6.930.267 Ha, Mediteran coklat dengan luas 1.225.160 Ha. Asosiasi
latosol coklat kemerahan grey coklat dengan luas 1.942.160 Ha. Asosiasi andosol coklat dan
grey humus dengan luas 1.765,160 Ha. Struktur tanah pada umumnya relatif baik, akan tetapi
yang perlu mendapatkan perhatian adalah penggunaan jenis tanah andosol yang memiliki sifat
peka erosi. Jenis tanah andosol ini terdapat di Kecamatan lowokwaru dengan relatif kemiringan
sekitar 15 %. Sedangkan sungai yang mengalir di Kota Malang antara lain adalah Sungai
Brantas, Amprong, dan Bango.

FACHRI RAMADHAN 3112100112

TUGAS AKHIR SEMESTER TEKNIK DRAINASE

Gambar 3 Daerah Aliran Sungai Brantas

Gambar 4 Kali Amprong

Gambar 5 Kali Bango

FACHRI RAMADHAN 3112100112

TUGAS AKHIR SEMESTER TEKNIK DRAINASE


Kondisi iklim Kota Malang selama tahun 2010 tercatat rata-rata suhu udara berkisar antara
rata kelembaban udara udara berkisar 74% - 82% dengan kelembapan maksimum 97% dan minimum
mencapai 37%. Seperti umumnya di daerah lain, Kota Malang mengikuti perubahan putaran 2 iklim,
musim hujan dan musim kemarau. Dari hasil pengamatan Stasiun Klimatologi Karangploso curah hujan
yang relatif tinggi terjadi pada bulan Januari, Februari, Maret, April, dan Desember. Sedangkan pada
bulan Juni, Agustus dan November curah hujan relatif rendah

FACHRI RAMADHAN 3112100112

TUGAS AKHIR SEMESTER TEKNIK DRAINASE

4. Sistem Drainase Kota Malang


Sistem Drainase adalah sebuah jaringan yang menghubungkan saluran saluran
drainase, sehingga dapat bekerja sebagai satu system dengan optimal. Ditinjau dari kondisi fisik
kota yang merupakan dataran tinggi dengan saluran drainase utama berupa sungai, maka saluran
yang terdapat di Kota Malang dapat dibagi menjadi 2 (dua) saluran, yaitu drainase makro dan
drainase mikro.
1. Drainase Makro
Sistem drainase Makro Kota Malang pada umumnya memanfaatkan sungai sebagai saluran
pembuang akhir. Di Kota Malang dilalui oleh 5 (lima) sungai besar yaitu: Sungai Brantas,
Sungai Amprong, Sungai Bango, Sungai Metro dan Sungai Sukun (Saluran Irigasi Primer).
Sedangkan untuk Daerah Aliran Sungai (DAS) terbagi menjadi lima bagian, yaitu: DAS Metro,
DAS Sukun, DAS Brantas, DAS Bango dan DAS Amprong. Wilayah drainase makro meliputi:
1. Daerah Aliran Sungai Metro; melayani tangkapan air hujan di Malang Barat; Saluran
Sekunder Tidar, dan Saluran Sekunder Galunggung
2. Daerah Aliran Sungai Brantas; melayani tangkapan air hujan di Malang Tengah dan Malang
Barat Laut;

Saluran Sekunder Soekarno Hatta, Saluran Sekunder MT Haryono, Saluran

Sekunder Rumah Sakit , dan Saluran Sekunder Kyai Parseh


3. Daerah Aliran Sungai Sukun; melayani tangkapan air hujan di Malang Tengah; Saluran
Sekunder Jalan Ijen, Saluran Sekunder Jalan Kawi, Jalan Janti Utara, Saluran Sekunder S.
Supriadi
4. Daerah Aliran Sungai Amprong; melayani tangkapan air hujan di Malang Tenggara; Saluran
Sekunder Perum Buring , Saluran Sekunder Ki Ageng Gribig.
5. Daerah Aliran Sungai Bango; melayani tangkapan air hujan di Malang Timur Laut. Melayani
Saluran Sekunder Danau Toba, Saluran sekunder jalan Ciliwung, Saluran Sekunder Borobudur,
Saluran Jalan Tenaga

FACHRI RAMADHAN 3112100112

TUGAS AKHIR SEMESTER TEKNIK DRAINASE

DAS Sungai Brantas

FACHRI RAMADHAN 3112100112

TUGAS AKHIR SEMESTER TEKNIK DRAINASE

2. Drainase Mikro
Sistem drainase mikro berkembang dengan dua pola yaitu saluran tertutup dan saluran
terbuka. Saluran drainase tertutup umumnya merupakan peninggalan Belanda yang terdapat pada
kawasan perumahan mewah (Kawasan Ijen) dan pusat kota. Sedangkan drainase terbuka yang
sebagian besar merupakan upaya pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah kota bersama
dengan masyarakat setempat, telah tersedia merata di sisi kanan kiri jalan.

Drainase Jalan Kawi

Drainase Jalan Danau Toba

Saluran drainase juga difungsikan sebagai saluran pembuangan limbah domestik. Secara
umum, sistem drainase di Malang, khususnya di Kecamatan Klojen dan Perumnas Sawojajar
masih menggunakan sistem drainase gabungan (mix drain) dimana pembuangan air limbah/air
kotor dan air hujan disalurkan melalui satu saluran, dimana hal ini disebabkan karena terbatasnya
lahan untuk saluran drainase.
Sistem drainase gabungan memiliki beberapa kekurangan yaitu: dalam perencanaannya
menggunakan debit maksimum antara air limbah domestik dan air hujan maka seringkali dalam
musim kemarau dimana intensitas hujan sangat besar maka hanya air limbah saja yang melintasi
saluran. Sehingga dengan debit yang rendah ini tentu saja saluran drainase rata-rata cukup landai,
mengingat keadaan topografi yang relatif datar maka hal tersebut memungkinkan terjadi
sedimentasi pada dasar saluran, dimana hal tersebut sangat mempengaruhi kapasitas saluran
pembuangan.

FACHRI RAMADHAN 3112100112

TUGAS AKHIR SEMESTER TEKNIK DRAINASE

Sedangkan beberapa kelebihan sistem drainase gabungan yaitu:


1. Lahan yang dimanfaatkan relatif sedikit (terutama untuk saluran terbuka) sehingga ditinjau
dari tata letak, sistem jaringan drainase gabungan masih sederhana.
2. Operasi dan Pemeliharaan (OP) pada sistem jaringan drainase gabungan mudah dan murah
dibandingkan dengan sistem jaringan drainase terpisah.

Secara lebih detail tentang saluran drainase di Kota Malang dapat dilihat dalam gambar di bawah
ini

PETA SALURAN DRAINASE KOTA MALANG


5. Permasalahan Drainase di Kota Malang

FACHRI RAMADHAN 3112100112

TUGAS AKHIR SEMESTER TEKNIK DRAINASE

Secara umum kondisi drainase di Kota Malang terutama pada saluran drainase tertutup,
sebagian besar sudah cukup tua sebagai hasil peninggalan penjajahan jaman Belanda (sebagian
besar jenis saluran yang telah berusia lebih dari 10 (sepuluh) tahun). Kondisi bangunannya
banyak mengalami penurunan kualitas seperti terjadinya penyumbatan dan tidak berfungsinya
manhole sebagai street inlet. Keadaan ini sangat mengkhawatirkan bagi penduduk dan pengguna
jalan apabila terjadi genangan air akibat peningkatan intensitas curah hujan.
Sistem jaringan drainase kota belum memadai disegala penjuru kota, Kota Malang yang
berada di darerah yang tinggi ditambah dengan keberadaan sungai-sungai besar yang membelah
kota Malang sudah seharusnya Kota Malang tidak pernah mengalami banjir atau terjadi
genangan pada saat musim hujan. Pada saat ini di wilayah barat kota keberadaan sistem jaringan
drainase yang kurang memadai menyebabkan terjadi beberapa daerah genangan dan banjir.
Saluran yang ada sebagian besar dimanfaatkan untuk saluran pembuangan rumah
tangga. Sistem drainase yang merupakan sistem gabungan antara limbah domestik dan air hujan,
mempunyai kelebihan dalam hal pemanfaatan lahan dan minimatitas OP. Akan tetapi disisi lain
keberadaan saluran drainase juga menimbulkan genangan air dan bau yang kurang sedap. Salah
satu penyebabnya adalah sistem saluran yang kurang sempurna, proses sedimentasi dan
penyumbatan saluran akibat sampah. Saluran pembuangan limbah domestik yang secara tidak
langsung telah menimbulkan proses sedimentasi yang dapat berakibat terhadap terjadinya luapan
air dan dapat menimbulkan genangan.
Adapun secara rinci penyebab terjadinya genangan di Kota Malang adalah sebagai
berikut:
1. Kapasitas saluran yang kurang
2. Terjadinya sedimentasi
3. Terjadinya penumpukan sampah
4. Kombinasi: kapasitas kurang, proses sedimentasi, dan proses penumpukan sampah
5. Kondisi dimensi inlet saluran yang kurang memadai
6. Jumlah inlet drainase yang terbatas
7. Tidak tersedianya inlet menuju saluran drainase
FACHRI RAMADHAN 3112100112

TUGAS AKHIR SEMESTER TEKNIK DRAINASE

8. Daerah terletak pada daerah cekungan


9. Kemiringan saluran drainase tidak sesuai

Drainase Jalan Kediri Penuh Sampah dan

Drainase Jalan Soekarno Hatta

Rerumputan

Tersumbat Sampah

Jalan Bandung Banjir akibat minimnya

Kapasitas Saluran Terlampaui Pada

outlet dan perubahan tata guna lahan

Saluran Perumahan Sawojajar

Lokasi-Lokasi diatas adalah sebagian dari daerah genangan yang terjadi di kota Malang.
Dibawah ini adalah peta genangan pada kota Malang

FACHRI RAMADHAN 3112100112

TUGAS AKHIR SEMESTER TEKNIK DRAINASE

Peta Genangan Kota Malang

6. Permasalahan Banjir Di kota Malang

Kota Malang yang berada di dataran tinggi dengan topografi bergelombang seharusnya
tidak mengalami banjir. Tetapi karena proporsi lahan terbuka semakin sempit dan sistem saluran
drainase yang ada tidak memadai, maka pada saat musim hujan beberapa tempat di kota Malang
mengalami banjir sesaat secara rutin.pada tahun 2005, ketinggian air di daerah Bareng mencapai
1,5 m dan merendam ratusan rumah penduduk. Diduga banjir di kota Malang karena perubahan
fungsi lahan dari lahan terbuka hijau menjadi lahan terbangun.

FACHRI RAMADHAN 3112100112

TUGAS AKHIR SEMESTER TEKNIK DRAINASE

Jalan yang Menjadi daerah Rawan Genangan di Kota Malang

Sehingga dampak yang terjadi adalah sebagai berikut


-

Rusaknya Ruas Jalan di kota Malang

Menurut Suripin (2004;266), salah satu aspek terpenting dalam perencanaan jalan
raya adalah upaya melindungi jalan dari air permukaan dan air tanah. Ada beberapa
infrastruktur jalan kota Malang yang terkena dampak akibat genangan dan limpasan air di
badan jalan terutama berdampak pada struktur jalan.
Hampir semua jalan menggunakan campuran agregat batu pecah dan aspal.
Musuh utama aspal adalah air, karena air bisa melonggarkan ikatan antara agregat dengan
aspal. Kerusakan yang umum terjadi di jalan-jalan kota adalah adanya air yang
menggenangi permukaan jalan. Pada saat ikatan aspal dan agregat longgar karena air,
kendaraan yang lewat akan memberi beban yang akan merusak ikatan tersebut dan
permukaan jalan pada akhirnya. Tipikal kerusakan karena pengaruh air adalah lubang.
Sekali lubang terbentuk maka air akan tertampung di dalamnya sehingga dalam hitungan
minggu lubang yang semula akan membesar dengan cepat. Itulah sebabnya kerusakan
FACHRI RAMADHAN 3112100112

TUGAS AKHIR SEMESTER TEKNIK DRAINASE

jalan sering dikatakan bersifat eksponensial.


Ketika ikatannya longgar pun, sebenarnya tidak masalah kalau tidak ada beban.
Namun, ketika ikatannya longgar lalu ada kendaraan lewat, inilah yang mengawali
kerusakan. Awalnya muncul lubang kecil, kecil tadi semakin membesar. Hubungan
kerusakan jalan terhadap waktu terjadi secara eksponensial. Sebenarnya, ketika jalan
didesain, ia harus kuat terhadap beban lalu lintas. Umur rencana 5 tahun umumnya
diterapkan untuk jalan baru. Jalan yang rusak karena beban biasanya bercirikan retak dan
kadang disertai dengan amblas.
Dampak yang dapat di timbulkan akibat genangan air adalah perubahan bentuk
lapisan permukaan jalan berupa lubang (potholes), bergelombang (rutting), retak-retak
dan pelepasan butiran (ravelling) serta gerusan tepi yang menyebabkan pelayanan kinerja
jalan menjadi menurun, kerusakan tekstur permukaan, dan kerusakan di pinggir
perkerasan. Alternatif penanganan kerusakan jalan ini yaitu dengan diadakan kegiatan
perbaikan jalan periodic.

Jalan Rusak di Jl Supriadi

Jalan Rusak di Depan


SMAN 2 Kota Malang

Dampak Ekonomi dan Kesehatan


Persoalan genangan air ini menimbulkan dampak negatif yang tidak bisa
diabaikan karena menyangkut kerugian dan penderitaan yang bersifat non fisik maupun
fisik, sebagai contoh adalah dampak genangan air terhadap sarana infrastruktur kota.
Sebagian besar ruas-ruas jalan yang tergenang air mengalami kerusakan parah, sehingga
mengganggu aktivitas lalu lintas di ruas jalan tersebut.
Dari segi kesehatan jelas genangan air ini memberi pengaruh negatif yang besar
pula, seperti : penyakit gatal-gatal, genangan air sebagai tempat bersarangnya nyamuk

FACHRI RAMADHAN 3112100112

TUGAS AKHIR SEMESTER TEKNIK DRAINASE

yang bisa menyebabkan penyakit malaria ataupun demam berdarah. Buangan limbah
masyarakat di saluran terbuka menambah kekumuhan di daerah saluran-saluran drainase
yang tidak bisa mengalir, belum lagi ditambah septictank yang akan segera penuh air,
sehingga tidak bisa berfungsi dan menimbulkan pencemaran.
Dampak lainnya adalah menyebabkan peningkatan biaya transportasi karena jalur
tempuh yang akan semakin jauh. Hal ini berarti tingkat pelayanan jalan menjadi
menurun.

Pemukiman Penduduk di Daerah Aliran Sungai Brantas

FACHRI RAMADHAN 3112100112

TUGAS AKHIR SEMESTER TEKNIK DRAINASE

7 . Infrastruktur Drainase Kota Malang


Bangunan

infrastruktur

pengolahan

air

sangat

penting,

dikarenakan

semakin

bertambahnya penduduk maka potensi untuk terjadinya pencemaran terhadap lingkungan


semakin besar. Dengan infrastruktur ini, dapat mencegah terjadinya hal tersebut. Begitu juga
dengan saluran drainase yang meningkatkan kualitas lingkungan dalam mencegah banjir dan
genangan.
-

Bendung

Terletak pada aliran Sungai Brantas yang melalui kelurahan Oro-Oro Dowo.
Bendung ini berfungsi sebagai Pengatur Muka air pada saluran.

Manhole dan Street Inlet

Manhole

Lubang Kontrol drainase

FACHRI RAMADHAN 3112100112

TUGAS AKHIR SEMESTER TEKNIK DRAINASE

Street Inlet

Street Inlet

Manhole berfungsi sebagai tempat keluar masuknya manusia menuju saluran


drainase tertutup atau bawah tanah untuk keperluan perawatan dan inspeksi saluran
drainase. Street Inlet berfngsi sebagai inlet masuk air dari jalan menuju saluran drainase.

Riool / Gorong Gorong

Gorong Gorong di daerah Stasiun Malang

Gorong gorong di di hutan kota


Malabar

FACHRI RAMADHAN 3112100112

TUGAS AKHIR SEMESTER TEKNIK DRAINASE

Gorong Gorong di Jalan Tidar

Pekerjaan Gorong-Gorong di jalan


Bondowoso

Riool / Gorong-Gorong memiliki peran penting dalam system drainase kota


Malang. Gorong gorong ini dibangun pada jaman belanda dan berfungsi hingga saat ini.
Gorong gorong di kota Malang sangat dominan apalagi di dekat pusat keramaian. Pada
tahun 2008 program revitalisasi gorong gorong dimulai akibat banyaknya saluran gorong
gorong yang rusak maupun tidak berfungsi sepenuhnya. Revitalisasi system gorong
gorong ini menggunakan Sistem Jacking atau precast untuk saluran gorong gorong

Pekerjaan Drainase Sistem Jacking di

Pekerjaan Drainase Sistem Jacking

jalan Tidar

di jalan Tidar

FACHRI RAMADHAN 3112100112

TUGAS AKHIR SEMESTER TEKNIK DRAINASE

Saluran Drainase

Peta Saluran Drainase

Saluran Drainase tersier

Saluran Sekunder Jalan Bendungan


Sutami

Kita Akan Sangat jarang melihat Saluran Drainase Primer di kota Malang.
Dikarenakan Kota Malang adalah kota yang dilewati banyak sungai dan anak sungai.
Sehingga cukup mudah untuk membuang limpasan air hujan menggunakan saluran
sekunder saja. Selain itu di Kota Malang akan sulit melihat saluran terbuka di pinggir
jalan. Biasanya di daerah pusat kota, saluran drainase akan menggunakan saluran tertutup
atau bawah tanah. Hal ini dikarenakan lahan untuk jalan sudah cukup sempit. Sehingga
digunakan saluran bawah tanah.

FACHRI RAMADHAN 3112100112

TUGAS AKHIR SEMESTER TEKNIK DRAINASE

7. Manajemen Drainase Kota Malang


Permasalahan drainase di kota malang diatur dalam undang undang sebagai berikut
1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960
3. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1961
4. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004
5. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004
6. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1953
7 Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2010
8 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 39 / PRT / 1989
9. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 30 / PRT / M / 2007
10. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 32 / PRT / M / 2007
11. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 06 / PRT / M / 2011
12. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 2 Tahun 2006
13. Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 5 Tahun 2010
14. UU No. 7 Tahun 2004
15. UU No. 26 Tahun 2007
Selain diatur dalam undang undang dilakukan pula rekap terhadap saluran drainase dikota
Malang untuk keperluan Rencana Induk Sistem Drainase Kota Malang. Dari rekapitulasi didapat
mana saluran yang masih layak dan tidak layak. Hasil rekapitulasi ditampilkan di bawah ini

FACHRI RAMADHAN 3112100112

TUGAS AKHIR SEMESTER TEKNIK DRAINASE

FACHRI RAMADHAN 3112100112

TUGAS AKHIR SEMESTER TEKNIK DRAINASE

FACHRI RAMADHAN 3112100112

TUGAS AKHIR SEMESTER TEKNIK DRAINASE

FACHRI RAMADHAN 3112100112

TUGAS AKHIR SEMESTER TEKNIK DRAINASE

FACHRI RAMADHAN 3112100112

TUGAS AKHIR SEMESTER TEKNIK DRAINASE

FACHRI RAMADHAN 3112100112

TUGAS AKHIR SEMESTER TEKNIK DRAINASE

8. Kondisi DPS di kota Malang


Kondisi DPS Bango
Sungai utama pada DPS Bango adalah Sungai Bango dimana pada Sungai Bango tersebut
terdapat beberapa anak sungai yaitu Kali Lowokwaru, Kali Purwantoro, Kali Kajar, Kali Sumpil,
Kali Mewek dan Kali Amprong. Diantara beberapa anak sungai tersebut ada beberapa yang
merupakan saluran pembawa yang sebagian sudah tidak dimanfaatkan lagi antara lain Kali
Lowokwaru, Kali Purwantoro dan Kali Sumpil.
Pada beberapa daerah di DPS Bango yang berada di Kota Malang terjadi banjir/genangan
air jika musim hujan tiba. Oleh sebab itu diperlukan identifikasi penyebab banjir/genangan yang
terjadi dan mencari penyelesaian banjir/genangan/genangan air tersebut khususnya pada daerah
yang berada di DPS Bango agar pada masa mendatang pada Kota Malang tidak terjadi banjir
/genangan atau genagan air yang pada saat ini sudah dirasakan sangat menggangu aktivitas
masyarakat.
-

Kondisi Sub DPS Sawojajar

Banjir/genangan pada musim penghujan yang terjadi di wilayah saluran sekunder


Sawojajar diakibatkan oleh kapasitas sistem drainase yang ada tidak lagi mampu
menampung limpasan air hujan. Disamping juga terdapat beberapa saluran yang telah
mengalami sedimentasi dan inlet saluran kurang memadai
Lokasi-lokasi banjir/genangan atau genangan air di wilayah Saluran Sekunder
Sawojajar dan permasalahannya dapat dilihat pada tabel berikut :

FACHRI RAMADHAN 3112100112

TUGAS AKHIR SEMESTER TEKNIK DRAINASE

Kondisi Sub DPS Lowokwaru


Sistem drainase wilayah kali Lowokwaru memanfaatkan saluran pembawa yang
bersumber dari Bendung Sengkaling dan merupakan saluran DRAINASE sekunder.
Banjir/genangan pada musim penghujan yang terjadi di wilayah Kali Lowokwaru
diakibatkan oleh kapasitas sistem drainase yang ada tidak lagi mampu menampung
limpasan air hujan. Disamping juga terdapat beberapa saluran yang telah mengalami
sedimentasi dan penyempitan akibat sempadan saluran didirikan rumah. Lokasi-lokasi
banjir/genangan atau genangan air di wilayah Kali Lowokwaru dan permasalahannya
dapat dilihat pada Tabel dibawah ini :

FACHRI RAMADHAN 3112100112

TUGAS AKHIR SEMESTER TEKNIK DRAINASE

Kondisi Sub DPS Purwantoro


Banjir/genangan pada musim penghujan yang terjadi di wilayah Kali Kajar
diakibatkan oleh kapasitas tampungan tidak memadai. Disamping juga terdapat beberapa
saluran yang telah mengalami sedimentasi dan sempadan sungai didirikan bangunan.
Lokasi-lokasi banjir/genangan atau genangan air di wilayah Kali Kajar dan
permasalahannya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

FACHRI RAMADHAN 3112100112

TUGAS AKHIR SEMESTER TEKNIK DRAINASE

Kondisi Sub DPS Kali Sumpil


Sistem drainase wilayah kali Sumpil memanfaatkan saluran pembawa yang bersumber

dari Bendung di Kali Mewek. Banjir/genangan pada musim penghujan yang terjadi di wilayah
Kali Sumpil diakibatkan oleh dasar saluran drainase yang hampir sejajar dengan jalan, kapasitas
sistem drainase yang ada tidak lagi mampu menampung limpasan air hujan dan inlet untuk
limpasan air hujan lebih tinggi. Disamping juga terdapat beberapa saluran yang telah mengalami
sedimentasi dan penyempitan akibat sempadan saluran didirikan rumah
-

Kondisi Sub DPS Kali Mewek

Banjir/genangan pada musim penghujan yang terjadi di wilayah Kali Mewek tidak begitu
banyak dibandingkan dengan wilayah yang lain hal ini disebabkan karena Kali Mewek
merupakan Saluran Drainase Murni. Banjir/genangan di wilayah ini diakibatkan oleh kapasitas

FACHRI RAMADHAN 3112100112

TUGAS AKHIR SEMESTER TEKNIK DRAINASE

sistem drainase yang ada tidak lagi mampu menampung limpasan air hujan, tidak ada sudetan
yang menuju ke Kali Mewek dan juga terdapat beberapa saluran yang telah mengalami
sedimentasi. Lokasi-lokasi banjir/genangan atau genangan air di wilayah Saluran Sekunder
Mewek dapat dilihat pada Tabel di bawah ini

Kondisi DPS Brantas


Daerah Aliran Sungai Brantas, melayani tangkapan air hujan di Malang Tengah dan
Malang Barat Laut. Banjir/genangan pada musim penghujan yang terjadi di wilayah Kali Brantas
diakibatkan oleh dasar saluran drainase yang hampir sejajar dengan jalan, kapasitas sistem
drainase yang ada tidak lagi mampu menampung limpasan air hujan dan inlet untuk limpasan air
hujan lebih tinggi. Disamping juga terdapat beberapa saluran yang telah mengalami sedimentasi
dan penyempitan akibat sempadan saluran didirikan rumah. Lokasi-lokasi genangan air di
wilayah DPS Kali Brantas dan permasalahannya dapat dilihat pada Tabel dibawah ini :

FACHRI RAMADHAN 3112100112

TUGAS AKHIR SEMESTER TEKNIK DRAINASE

FACHRI RAMADHAN 3112100112

TUGAS AKHIR SEMESTER TEKNIK DRAINASE

Kondisi DPS Metro


DPS Metro merupakan daerah pengaliran Sungai Metro yang terletak di barat hingga
selatan Kota Malang. Sungai Metro yang berfungsi sebagai main drain, selain menerima aliran
dari saluran drainasi di kiri kanan jalan juga menerima aliran dari anak-anak sungai yaitu Sungai
Supit Urang, Sungai Poring, Sungai Watu, Sungai Glundeng dan Sungai Sat.
Untuk tujuan drainase, DPS Metro dengan Sungai Metro sebagai main drain mempunyai
keunggulan karena mempunyai kemiringan lahan yang relatif curam, kemiringan dasar sungai
juga relatif curam, demikian juga kapasitas sungai masih sangat mencukupi. Tinggal
pemanfaatan dan keberadaanya yang perlu diperhatikan untuk dijaga.
DPS Metro, sebagian besar meliputi wilayah Kecamatan Sukun dan Kecamatan
Lowokwaru dan sebagain kecil di Kecamatan Kedungkandang dan Kecamatan Klojen.
Secara umum, sistem drainase di wilayah DPS Metro masih menggunakan sistem
drainase gabungan (mix drain) dimana pembuangan air limbah domestik/air kotor dan air hujan
dialirkan melalui satu saluran. Hal ini disebabkan karena terbatasnya lahan untuk saluran
drainase. Bahkan di beberapa lokasi saluran drainase masih digabungkan dengan saluran
drainase (pembawa).
Sistem drainase gabungan memiliki kekurangan yaitu dalam perencanaannya
menggunakan debit maksimum antara air limbah domestik dan air hujan hingga dimensi saluran

FACHRI RAMADHAN 3112100112

TUGAS AKHIR SEMESTER TEKNIK DRAINASE

yang dihasilkan menjadi besar. Pada saat musim kemarau air limbah saja yang melintasi saluran.
Sehingga dengan debit yang rendah ini memungkinkan terjadinya sedimentasi pada dasar saluran
dan pada akhirnya mempengaruhi kapasitas saluran pembuangan.
Jenis konstruksi bangunan drainase di DPS Metro secara umum terdapat dua jenis yaitu
saluran terbuka dan saluran tertutup. Namun dalam beberapa tahun terakhir ini, banyak saluran
terbuka menjadi tertutup karena perubahan tata guna lahan.
Kondisi konstruksi bangunan drainase di wilayah ini sebagian besar masih dapat
berfungsi. Namun demikian di beberapa tempat sangat diperlukan rehabilitasi dan normalisasi
pada saluran-saluran tertentu yang kondisinya sangat memprihatinkan karena sedimentasi,
penyumbatan sampah dan tanaman liar, serta perubahan dimensi yang bervariasi pada satu ruas
jalan.109
Lokasi-lokasi genangan air di wilayah DPS Kali Metro dan permasalahannya dapat dilihat pada
Tabel dibawah ini :

FACHRI RAMADHAN 3112100112

You might also like