You are on page 1of 118

MENTERI PEKERJAAN UMUM

REPUBLIK INDONESIA

Jakarta, 2 Maret 2010

Kepada Yang Terhormat :


1.

Para Pimpinan Kementerian/Lembaga Republik Indonesia;

2.

Para Kepala Dinas Pekerjaan Umum Pemerintah


Provinsi/Kepala Instansi Teknis Pemerintah Provinsi yang
bertanggung jawab dalam bidang pembinaan bangunan
gedung negara.

di seluruh Indonesia

Perihal

: Petunjuk Teknis Pemberian Bantuan Tenaga


Pengelola Teknis Kementerian Pekerjaan Umum
dalam rangka Penyelenggaraan Pembangunan
Bangunan Gedung Negara.

SURAT EDARAN
Nomor : 06/SE/M/2010

Pemerintah
dalam
penyelenggaraan
pembangunan
bangunan gedung negara melakukan pembinaan teknis dan
pengawasan teknis kepada pengguna anggaran dan
penyedia jasa konstruksi.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor
45/PRT/M/2007 tanggal 27 Desember 2007, tentang Pedoman
Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara, pasal 4 ayat
(1) setiap pembangunan Bangunan Gedung Negara yang
dilaksanakan oleh Kementerian/Lembaga harus mendapat
bantuan teknis berupa tenaga Pengelola Teknis dari
Departemen Pekerjaan Umum.
Dalam rangka pelaksanaan pemberian bantuan tenaga
Pengelola
Teknis
kepada
Kementerian/Lembaga
penyelenggara pembangunan bangunan gedung negara
tersebut, perlu ditetapkan Petunjuk Teknis Pemberian Bantuan
Tenaga Pengelola Teknis Kementerian Pekerjaan Umum
dengan Surat Edaran Menteri sebagai berikut :

I.

UMUM
Maksud dari petunjuk teknis adalah agar pembangunan
bangunan gedung negara yang di biayai oleh Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara atau sumber dana
lainnya yang sah dan yang akan dijadikan sebagai aset
negara oleh Kementerian/Lembaga Pengguna Anggaran,
dapat dilaksanakan secara tertib, efektif dan efisien.
Tujuan dari petunjuk teknis ini adalah agar setiap
penyelenggaraan pembangunan bangunan gedung
negara, dapat mewujudkan bangunan gedung negara
yang sesuai dengan fungsinya, memenuhi persyaratan
keselamatan, kesehatan, kenyamanan, kemudahan, efisien
dalam penggunaan sumber daya, serasi dan selaras
dengan lingkungannya.

ii

II.

III.

DASAR HUKUM
1.

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang


Bangunan Gedung (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2002 Nomor 134; Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4247);

2.

Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang


Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28
Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 83;
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4532);

3.

Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang


Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara;

4.

Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang


Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah beserta perubahan - perubahannya;

5.

Keputusan Presiden RI Nomor 84/P Tahun 2009;

6.

Peraturan
Menteri
Pekerjaan
Umum
45/PRT/M/2007
tentang
Pedoman
Pembangunan Bangunan Gedung Negara;

Nomor
Teknis

PEMBERIAN BANTUAN TENAGA PENGELOLA TEKNIS


1.

Kepala
Instansi/Kepala
Satuan
Kerja
Kementerian/Lembaga Pengguna Anggaran yang
melaksanakan pembangunan bangunan gedung
negara mengajukan permintaan bantuan tenaga
Pengelola Teknis secara tertulis kepada :
1)

Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan


Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian
Pekerjaan
Umum
untuk
penyelenggaraan
pembangunan bangunan gedung negara oleh
Kementerian/Lembaga di tingkat pusat dan di
wilayah DKI Jakarta, termasuk perwakilan Republik
Indonesia di luar negeri.

iii

2)

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Pemerintah


Provinsi/Instansi Teknis Pemerintah Provinsi yang
bertanggung jawab dalam pembinaan gedung
negara sebagai pelaksanaan dekonsentrasi/tugas
pembantuan
untuk
penyelenggaraan
pembangunan bangunan gedung negara oleh
Instansi Kementerian/Lembaga di wilayah Provinsi
tidak termasuk Provinsi DKI Jakarta.

2.

Atas dasar permintaan bantuan tenaga Pengelola


Teknis Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan
Direktorat
Jenderal
Cipta
Karya
Kementerian
Pekerjaan Umum atau Kepala Dinas Pekerjaan Umum
Pemerintah Provinsi/Instansi Teknis Pemerintah Provinsi
yang bertanggung jawab dalam pembinaan gedung
negara menugaskan secara tertulis kepada tenaga
teknis
Kementerian
Pekerjaan
Umum
untuk
melaksanakan tugas sebagai Tenaga Pengelola Teknis,
Tenaga Ahli/Nara Sumber, dan Tenaga Pembantu
Pengelola Teknis.

3.

Kepala
Instansi/Kepala
Satuan
Kerja
Kementerian/Lembaga Pengguna Anggaran, yang
telah mendapatkan Tenaga Pengelola Teknis, segera
menerbitkan Surat Keputusan Organisasi Pengelola
Kegiatan Pembangunan Bangunan Gedung Negara,
yang didalamnya melibatkan unsur Pengelola Teknis,
dan tembusan Surat Keputusan tersebut disampaikan
kepada Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan
Direktorat
Jenderal
Cipta
Karya
Kementerian
Pekerjaan Umum atau Kepala Dinas Pekerjaan Umum
Pemerintah Provinsi/Instansi Teknis Pemerintah Provinsi
yang bertanggung jawab dalam pembinaan gedung
negara.

4.

Dalam rangka melakukan koordinasi pemberian


bantuan tenaga Pengelola Teknis kepada Pimpinan
Instansi/Kepala Satuan Kerja Kementerian/Lembaga
Pengguna Anggaran Pembangunan Bangunan
Gedung Negara, Direktur Penataan Bangunan dan
Lingkungan
Direktorat
Jenderal
Cipta
Karya
Kementerian Pekerjaan Umum atau Kepala Dinas

iv

Pekerjaan Umum Pemerintah Provinsi/Kepala Instansi


Teknis Pemetintah Provinsi yang bertanggung jawab
dalam pembinaan gedung negara membentuk Tim
Pelaksana
Koordinasi
Bantuan
Tenaga
Teknis
Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
5.

IV.

Pembentukan Organisasi/Bagan Organisasi, Tugas,


Fungsi dan Tanggung Jawab Tim Pelaksana Koordinasi
Bantuan Tenaga Teknis Pembangunan Bangunan
Gedung Negara, diatur sebagaimana tercantum di
dalam lampiran I yang merupakan satu kesatuan yang
tidak terpisahkan dengan Surat Edaran ini.

TENAGA PENGELOLA TEKNIS


1.

Tenaga Pengelola Teknis merupakan pejabat


fungsional Bidang Tata Bangunan dan Perumahan
sekurang-kurangnya Ahli Pratama Pangkat Golongan
III/b, yang ditetapkan oleh Menteri Pekerjaan Umum
atau Pegawai Negeri Sipil Pangkat Golongan III/b
Kementerian
Pekerjaan
Umum/Dinas
Pekerjaan
Umum/Dinas Teknis Provinsi yang bersertifikat Pengelola
Teknis Kualifikasi C yang ditetapkan oleh Direktur
Penataan Bangunan dan Lingkungan Direktorat
Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum

2.

Tenaga Pengelola Teknis yang diperbantukan kepada


Pimpinan
Instansi/Kepala
Satuan
Kerja
Kementerian/Lembaga
yang
menyelenggarakan
pembangunan bangunan gedung negara, bertugas
untuk mengelola kegiatan di bidang teknis administratif
selama masa penyelenggaraan pembangunan
bangunan gedung negara di setiap tahapan, baik di
tingkat program maupun di tingkat operasional.

3.

Dalam melaksanakan tugasnya, Tenaga Pengelola


Teknis dapat didampingi oleh Tenaga Ahli/Nara
Sumber dan Tenaga Pembantu Pengelola Teknis.

4.

Tenaga Pengelola Teknis bertugas pada Pimpinan


Instansi/Kepala Satuan Kerja Kementerian/ Lembaga
yang menyelenggarakaan pembangunan bangunan

gedung negara untuk masa waktu satu tahun


anggaran, dan dapat diminta perpanjangan
penugasan untuk kegiatan pembangunan bangunan
gedung negara yang merupakan kegiatan lanjutan
dan atau kegiatan proyek yang melebihi satu tahun
anggaran (multi years).
5.

V.

Tugas, Fungsi, Tanggung Jawab, dan Kompetensi


Tenaga Pengelola Teknis diatur sebagaimana
tercantum di dalam lampiran I yang merupakan satu
kesatuan yang tidak terpisahkan dengan Surat Edaran
ini.

BIAYA KEGIATAN UNSUR PENGELOLA TEKNIS.


Biaya operasional kegiatan unsur Pengelola Teknis termasuk
didalamnya untuk Pembiayaan kegiatan Pengelola
Teknis/Tenaga Ahli/Nara Sumber/Pembantu Pengelola
Teknis dibebankan pada biaya kegiatan unsur Pengelolaan
Teknis yang besarnya 35% dari keseluruhan biaya
pengelolaan kegiatan yang telah tersedia pada mata
anggaran Pembangunan Bangunan Gedung Negara
Kementerian/Lembaga Pengguna Anggaran.
Biaya kegiatan unsur Pengelola Teknis digunakan untuk
keperluan :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Honorarium;
Perjalanan dinas;
Transport lokal;
Biaya rapat;
Biaya pembelian/penyewaan bahan dan alat; dan
Biaya-biaya lain yang berkaitan dengan kegiatan
penyelenggaraan pembangunan bangunan gedung
negara yang bersangkutan.

Realisasi pembiayaan kegiatan unsur Pengelola Teknis


dapat dilakukan secara bertahap sesuai kemajuan
pekerjaan (tahap persiapan, tahap perencanaan, dan
tahap pelaksanaan konstruksi).

vi

Pengusulan pencairan biaya operasional kegiatan unsur


Pengelola Teknis kepada Pimpinan Instansi/Kepala Satuan
Kerja
Kementerian/Lembaga
Pengguna
Anggaran
Pembangunan Bangunan Gedung Negara, dilakukan oleh
Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Direktorat
Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum atau
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Pemerintah Provinsi/Instansi
Teknis Pemerintah Provinsi yang bertanggung jawab dalam
pembinaan gedung negara selaku Ketua Tim Pelaksana
Koordinasi Bantuan Tenaga Teknis.
Format Formulir Pertanggung Jawaban Biaya Unsur
Pengelola Teknis sebagaimana tercantum pada lampiran II
yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan
dengan Surat Edaran ini.
Demikian kami sampaikan untuk diteruskan dan
dilaksanakan oleh Kepala Instansi/ Kepala Satuan Kerja
Kementerian/Lembaga
Pengguna
Anggaran
yang
melaksanakan pembangunan bangunan gedung negara,
dan atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan
terima kasih.

MENTERI PEKERJAAN UMUM

DJOKO KIRMANTO

Tembusan Kepada Yth :


1.
2.
3.
4.
5.

Para Sekretaris Jenderal/Sekretaris Kementerian/Lembaga


Republik Indonesia;
Para Gubernur Provinsi di Seluruh Indonesia;
Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan;
Direktur
Jenderal
Perbendaharaan
Kementerian
Keuangan;
Para Eselon I dan II di Lingkungan Kementerian Pekerjaan
Umum.

vii

DAFTAR ISI
Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum

DAFTAR ISI

vii

Lampiran Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum :


LAMPIRAN I

PEMBENTUKAN ORGANISASI/BAGAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TANGGUNG JAWAB


TIM PELAKSANA KOORDINASI BANTUAN TENAGA
TEKNIS PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG
NEGARA

I.

II.

PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI,


BAGAN ORGANISASI
A.

Pembentukan Tim Pelaksana


Koordinasi

B.

Susunan Organisasi Tim


Pelaksana Koordinasi

C.

Bagan Organisasi Tim Pelaksana


Koordinasi

TUGAS, FUNGSI dan TANGGUNG


JAWAB TIM PELAKSANA
A.

Ketua Tim Pelaksana

B.

Koordinator Bantuan Tenaga


Teknis

C.

Tenaga Pengelola Teknis

D.

Tenaga
Teknis

E.

Tenaga Ahli

viii

Pembantu

Pengelola

LAMPIRAN

I.1

Prosedur Operasi Standar Pemberian


Bantuan Tenaga Pengelola Teknis

LAMPIRAN

I.2

Laporan Monitoring Pengelola Teknis

LAMPIRAN

I.3

Prosedur Operasi Standar Pembangunan


Bangunan Gedung Negara dengan
Manajemen Konstruksi

LAMPIRAN

I.4

Prosedur Operasi Standar Pembangunan


Bangunan Gedung Negara dengan
Konsultan Pengawas

LAMPIRAN

I.5

Model Kerangka Acuan Kerja, Kontrak,


Surat Perintah Mulai Kerja, dan Berita
Acara Pelaksanaan Pekerjaan

LAMPIRAN II

FORMULIR PERTANGGUNG
UNSUR PENGELOLA TEKNIS

LAMPIRAN

II.1

Susunan
Tim
Pelaksana
Koordinasi
Bantuan Tenaga Teknis dan Pengelola
Teknis

LAMPIRAN

II.2

Rencana Penyerapan Biaya Operasional


Kegiatan Pengelolaan Teknis

LAMPIRAN

II.3

Rincian Penggunaan Biaya Operasional

LAMPIRAN

II.4

Daftar Pembayaran Transport Pengelola


Teknis

LAMPIRAN

II.5

Daftar
Pembayaran
Pengelola Teknis

ix

JAWABAN

BIAYA

Honorarium

LAMPIRAN I

PEMBENTUKAN ORGANISASI/BAGAN ORGANISASI,


TUGAS, FUNGSI DAN TANGGUNG JAWAB TIM
PELAKSANA KOORDINASI BANTUAN TENAGA TEKNIS
PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA

PEMBENTUKAN
ORGANISASI/BAGAN
ORGANISASI,
TUGAS, FUNGSI DAN TANGGUNG JAWAB TIM PELAKSANA
KOORDINASI BANTUAN TENAGA TEKNIS PEMBANGUNAN
BANGUNAN GEDUNG NEGARA
I.

PEMBENTUKAN,
ORGANISASI

SUSUNAN

ORGANISASI,

BAGAN

A. Pembentukan Tim Pelaksana Koordinasi


Dalam rangka melakukan koordinasi pemberian
bantuan tenaga Pengelola Teknis kepada Pimpinan
Instansi/Kepala Satuan Kerja Kementerian/Lembaga
Pengguna Anggaran Pembangunan Bangunan
Gedung Negara, Direktur Penataan Bangunan dan
Lingkungan
Direktorat
Jenderal
Cipta
Karya
Kementerian Pekerjaan Umum atau Kepala Dinas
Pekerjaan Umum Provinsi/Instansi Teknis Provinsi yang
bertanggung jawab dalam pembinaan gedung
negara membentuk Tim Pelaksana Koordinasi Bantuan
Tenaga Teknis.
B.

Susunan Organisasi Tim Pelaksana Koordinasi


Susunan Organisasi Tim Pelaksana Koordinasi Bantuan
Tenaga Teknis Pembangunan Bangunan Gedung
Negara terdiri dari :
1.

Pembina

2.

Pengarah

3.

Tim Pelaksana Bantuan Tenaga Teknis, terdiri dari:


a.
b.
c.
d.
e.

Ketua;
Koordinator Bantuan Tenaga Teknis;
Tenaga Pengelola Teknis;
Tenaga Pembantu Pengelola Teknis;
Tenaga Ahli Teknis ( bidang arsitektur, struktur,
mekanikal/ elektrikal, dan lingkungan);

f.
g.

Tenaga Ahli Administrasi (ahli pengadaan


barang/jasa konstruksi, ahli keuangan, penilai
dan ahli hukum);
Sekretariat.

C. Bagan Organisasi Tim Pelaksana Koordinasi


Bagan organisasi tim pelaksana koordinasi bantuan
tenaga teknis pembangunan bangunan gedung
negara, sebagai berikut :
ORGANISASI TIM PELAKSANA KOORDINASI BANTUAN
TENAGA TEKNIS
PEMBINA
MENTERI PEKERJAAN UMUM

PENGARAH
DIREKTUR JENDERAL CIPTA KARYA

TIM PELAKSANA
KETUA TIM PELAKSANA
DIREKTUR PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN/
KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM PROVINSI/INSTANSI TEKNIS PROVINSI YANG
BERTANGGUNG JAWAB DALAM PEMBINAAN BANGUNAN GEDUNG

KOORDINATOR BANTUAN TENAGA TEKNIS


KASUBDIT PENGELOLAAN GEDUNG DAN RUMAH NEGARA/
KEPALA SUB DINAS INSTANSI PEKERJAAN UMUM PROVINSI YANG BERTANGGUNG JAWAB
DALAM PEMBINAAN BANGUNAN GEDUNG

SEKRETARIAT

TENAGA AHLI
ADMINISTRASI
(PENGADAAN, HUKUM,
PENDAFTARAN BGN,
PENILAI KEUANGAN)

TENAGA AHLI TEKNIS


TENAGA PENGELOLA
TEKNIS

(ARSITEKTUR, STRUKTUR,
MEKANIKAL/ELEKTRIKAL,
LINGKUNGAN)

TENAGA PEMBANTU PENGELOLA TEKNIS

1. Pembina adalah Menteri Pekerjaan Umum,


2. Pengarah adalah Direktur Jenderal Cipta Karya
Kementerian Pekerjaan Umum;
3. Ketua Tim Pelaksana adalah :
a.

b.

Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan


Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian
Pekerjaan Umum untuk penyelenggaraan
pembangunan bangunan gedung negara oleh
Kementerian/Lembaga di tingkat pusat dan di
wilayah DKI Jakarta, termasuk perwakilan
Republik Indonesia di luar negeri.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi/Instansi
Teknis Provinsi yang bertanggung jawab dalam
pembinaan
gedung
negara
sebagai
pelaksanaan dekonsentrasi/tugas pembantuan
untuk
penyelenggaraan
pembangunan
bangunan gedung negara oleh Instansi
Kementerian/Lembaga di wilayah Provinsi tidak
termasuk Provinsi DKI Jakarta.

4. Koordinator Bantuan Tenaga Teknis adalah Kepala


Sub Direktorat Pengelolaan Gedung dan Rumah
Negara Direktorat Penataan Bangunan dan
Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya
Kementerian
Pekerjaan
Umum
untuk
penyelenggaraan
pembangunan
bangunan
gedung negara oleh Kementerian/ Lembaga di
tingkat pusat dan di wilayah DKI Jakarta, termasuk
perwakilan Republik Indonesia di luar negeri atau
Kepala Sub Dinas Instansi Teknis Pekerjaan Umum
Provinsi
yang
bertanggung
jawab
dalam
pembinaan gedung negara sebagai pelaksanaan
dekonsentrasi/tugas
pembantuan
untuk
penyelenggaraan
pembangunan
bangunan
gedung
negara
oleh
Instansi
Kementerian/Lembaga di wilayah Provinsi tidak
termasuk Provinsi DKI Jakarta.
5. Tenaga Pengelola Teknis adalah tenaga teknis
Kementerian Pekerjaan Umum/ Dinas Pekerjaan

Umum/Instansi Teknis Provinsi yang bertanggung


jawab dalam pembinaan gedung negara, yang
ditugaskan oleh Ketua Tim Pelaksana untuk
membantu Pimpinan Instansi/Kepala Satuan Kerja
Kementerian/Lembaga yang menyelenggarakan
pembangunan bangunan gedung negara dalam
mengelola kegiatan di bidang teknis administratif
selama
penyelenggaraan
pembangunan
bangunan gedung negara.
6. Tenaga Pembantu Pengelola Teknis adalah tenaga
teknis yang ditugaskan oleh Koordinator Bantuan
Tenaga
Teknis
untuk
membantu
kegiatan
Pengelola Teknis atau Tenaga Ahli.
7. Tenaga Ahli Teknis adalah tenaga ahli teknik di
bidang arsitektur, struktur, mekanikal, elektrikal,
utilitas bangunan, pertamanan (landscape),
lingkungan dan tenaga ahli teknis lainnya yang
ditugaskan oleh Ketua Tim Pelaksana untuk
mendukung tenaga Pengelola Teknis.
8. Tenaga Ahli Administrasi adalah tenaga ahli di
bidang
hukum,
keuangan,
manajemen
pengelolaan aset dan tenaga ahli administrasi
lainnya yang ditugaskan oleh Ketua Tim Pelaksana
untuk mendukung tenaga Pengelola Teknis.
9. Sekretariat adalah unit kerja yang dibentuk oleh
Ketua Tim Pelaksana untuk membantu koordinator
bantuan tenaga teknis dalam melaksanakan tugas
keSekretariatan termasuk pertanggungjawaban
administrasi biaya kegiatan unsur Pengelola Teknis.

II.

TUGAS, FUNGSI dan TANGGUNG JAWAB TIM PELAKSANA


A. Ketua Tim Pelaksana
1.

Tugas
Ketua Tim Pelaksana melaksanakan tugas
koordinasi
dan
pengelolaan
dalam
hal
pemberian bantuan Tenaga Pengelola Teknis

kepada Pimpinan Instansi/ Kepala Satuan Kerja


Kementerian/Lembaga
yang
menyelenggarakaan pembangunan bangunan
gedung negara, dan berkewajiban melakukan
pelaporan atas tugasnya, sebagai berikut:

2.

a.

Direktur
Penataan
Bangunan
dan
Lingkungan selaku Ketua Tim Pelaksana,
memberikan laporan atas Pelaksanaan
kegiatan
pemberian
bantuan
tenaga
Pengelola Teknis pembangunan bangunan
gedung negara yang telah dilaksanakannya
termasuk yang dilakukan oleh Dinas
Pekerjaan Umum/Instansi Teknis Provinsi
kepada Menteri Pekerjaan Umum melalui
Direktur Jenderal Cipta Karya setiap semester
dan setiap tahun.

b.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum/Instansi Teknis


Provinsi yang bertanggung jawab atas
pembinaan gedung negara selaku Ketua Tim
Pelaksana
memberikan
laporan
atas
kegiatan
pemberian
bantuan
tenaga
Pengelola Teknis pembangunan bangunan
gedung negara yang telah dilaksanakan di
wilayahnya kepada Direktur Penataan
Bangunan dan Lingkungan setiap semester
dan setiap tahun, Dan oleh Direktur
Penataan
Bangunan
dan
Lingkungan
dilaporkan kepada Menteri Pekerjaan Umum
melalui Direktur Jenderal Cipta Karya.

Fungsi
Fungsi Ketua
melakukan:

Tim

Pelaksana

adalah

untuk

a.

Pengendalian program bantuan teknis


pembangunan bangunan gedung negara;

b.

Pengolahan data dan informasi kegiatan


pembangunan bangunan gedung negara;

3.

c.

Mengkordinasikan
pelaksanaan
tugas
tenaga Pengelola Teknis di wilayahnya;

d.

Pemberian saran teknis atas persoalan


tingkat program dan operasional, yang
timbul dalam pembangunan bangunan
gedung negara;

e.

Pemantauan dan pembinaan


Pengelola Teknis di wilayahnya.

tenaga

Tanggung Jawab
Ketua Tim Pelaksana bertanggung jawab
kepada Direktur Jenderal Cipta Karya, atas :

B.

a.

Ketertiban dan akuntabilitas pelaksanaan


kegiatan Pengelolaan Teknis;

b.

Kontinuitas
evaluasi/pelaporan
kegiatan
pembinaan teknis pembangunan bangunan
gedung negara;

c.

Ketertiban
pertanggung
jawaban
penggunaan
biaya
kegiatan
unsur
Pengelola Teknis.

Koordinator Bantuan Tenaga Teknis

1.

Tugas
a.

Koordinator
Bantuan
Tenaga
Teknis
melaksanakan tugas operasional koordinasi
dan
pengelolaan
pemberian
tenaga
bantuan teknis pembangunan bangunan
gedung negara yang diberikan kepada
Pimpinan Instansi/Kepala Satuan Kerja
Kementerian/Lembaga
yang
menyelenggarakaan
pembangunan
bangunan gedung negara,

b.

Koordinator
Bantuan
Tenaga
Teknis
ditetapkan oleh Ketua Tim Pelaksana, dan
dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh

Sekretariat
Teknis.

2.

Koordinator

Bantuan

Tenaga

Fungsi
Koordinator Bantuan Tenaga Teknis berfungsi
untuk melaksanakan penyiapan materi :

3.

a.

Pengendalian program bantuan teknis


pembangunan bangunan gedung negara;

b.

Pengolahan data dan informasi kegiatan


pembangunan bangunan gedung negara;

c.

Koordinasi pelaksanaan tugas


Pengelola Teknis di wilayahnya;

d.

Pemberian saran teknis atas persoalan


tingkat program dan operasional, yang
timbul dalam pembangunan bangunan
gedung negara;

e.

Pemantauan dan pembinaan


Pengelola Teknis di wilayahnya.

tenaga

Tenaga

Tanggung Jawab
Koordinator Bantuan Tenaga Teknis bertanggung
jawab kepada Direktur Penataan Bangunan dan
Lingkungan atau Kepala Dinas Pekerjaan
Umum/Kepala Dinas Teknis Provinsi, selaku Ketua
Tim
Pelaksana,
dalam
hal
membantu
melaksanakan :
a.

Ketertiban dan akuntabilitas pelaksanaan


kegiatan
pemberian
bantuan
tenaga
pengelola teknis;

b.

Kontinuitas evaluasi/pelaporan atas kegiatan


pembinaan teknis pembangunan bangunan
gedung negara;

c.

Ketertiban
pertanggungjawaban
penggunaan
biaya
kegiatan
unsur
Pengelola Teknis.

Secara umum pelaksanaan Pemberian Bantuan


Tenaga Teknis berupa tenaga Pengelola Teknis
Kementerian Pekerjaan Umum dapat dilihat dalam
Bagan Prosedur Operasi Standar Pemberian Bantuan
Tenaga Pengelola Teknis sebagaimana tercantum
pada lampiran I.1 yang merupakan satu kesatuan
dengan Surat Edaran ini.

C. Tenaga Pengelola Teknis


Tenaga Pengelola Teknis adalah tenaga teknis
Kementerian Pekerjaan Umum yang bertugas
membantu Pimpinan Instansi/Kepala Satuan Kerja
Kementerian/ Lembaga yang menyelenggarakaan
pembangunan bangunan gedung negara dalam
mengelola kegiatan dibidang teknis administratif
selama penyelenggaraan pembangunan bangunan
gedung negara pada setiap tahapan, baik di tingkat
program maupun di tingkat pelaksanaan.
Pemberian bantuan tenaga Pengelola Teknis atas
dasar permintaan Pimpinan Instansi/Kepala Satuan
Kerja Kementerian/Lembaga Pengguna Anggaran
kepada:

Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan


Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian
Pekerjaan
Umum
untuk
penyelenggaraan
pembangunan bangunan gedung negara oleh
Kementerian/Lembaga di tingkat pusat dan di
wilayah DKI Jakarta, termasuk perwakilan Republik
Indonesia di luar negeri, atau;

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi/Instansi


Teknis Provinsi yang bertanggung jawab dalam
pembinaan gedung negara sebagai pelaksanaan
dekonsentrasi/tugas
pembantuan
untuk
penyelenggaraan
pembangunan
bangunan
gedung
negara
oleh
Instansi
Kementerian/Lembaga di wilayah Provinsi tidak
termasuk Provinsi DKI Jakarta.

1.

Tugas
Tenaga Pengelola Teknis bertugas pada
Pimpinan
Instansi/Kepala
Satuan
Kerja
Kementerian/
Lembaga
yang
menyelenggarakaan pembangunan bangunan
gedung negara untuk masa waktu satu tahun
anggaran, dan Pimpinan Instansi/Kepala Satuan
Kerja
Kementerian/Lembaga
yang
menyelenggarakaan pembangunan bangunan
gedung negara dapat meminta perpanjangan
penugasan tenaga Pengelola Teknis untuk
kegiatan pembangunan bangunan gedung
negara yang merupakan kegiatan lanjutan dan
atau kegiatan proyek yang melebihi satu tahun
anggaran (multi years).
Tenaga Pengelola Teknis bertugas berdasarkan
permintaan tertulis dari Pimpinan Instansi/Kepala
Satuan
Kerja
Kementerian/Lembaga
yang
menyelenggarakaan pembangunan bangunan
gedung negara, dan ditetapkan sebagai Tenaga
Pengelola
Teknis
kegiatan
melalui
Surat
Keputusan Organisasi Pengelola kegiatan oleh
Pimpinan
Instansi/
Kepala
Satuan
Kerja
Kementerian/ Lembaga yang bersangkutan;
Tenaga Pengelola Teknis bertugas dalam rangka
pembinaan teknis, memantau kegiatan para
penyedia jasa konstruksi pada saat pengadaan/
pemilihan dan pada saat melaksanakan
pekerjaan;
Tenaga Pengelola Teknis memberikan masukan
saran teknis administrasi kepada Pimpinan
Instansi/Kepala Satuan Kerja Kementerian/
Lembaga
yang
menyelenggarakaan
pembangunan bangunan gedung negara;
Tenaga Pengelola Teknis dapat memberikan
masukan saran teknis teknologis dan manajemen
untuk
percepatan
penyelenggaraan

pembangunan yang tertib, efektif, efisien dan


berkualitas.
Secara terinci Tenaga Pengelola teknis bertugas
membantu kepala satuan kerja, pejabat
pembuat
komitmen,
bendahara,
pejabat
verifikasi,
pengelola
administrasi
kegiatan
Kementerian/Lembaga dalam penyelenggaraan
pembangunan bangunan gedung negara,
antara lain:
a.

Pada tahap persiapan dan perencanaan


konstruksi, membantu dalam kegiatan :
1)

Menyiapkan bahan masukan


penetapan organisasi kegiatan;

2)

Menyiapkan bahan, Jadual, waktu, dan


strategi penyelesaian kegiatan;

3)

Menyiapkan
proses
pengadaan
penyedia jasa manajemen konstruksi
termasuk menyusun KAK;

4)

Menyiapkan
proses
pengadaan
penyedia jasa perencanaan termasuk
menyusun KAK;

5)

Menyiapkan surat penetapan penyedia


barang/jasa (SPPBJ), surat perjanjian
kerja, dan surat perintah mulai kerja
(SPMK);

6)

Mengendalikan kegiatan MK atau


Pengawasan
dan
mengendalikan
kegiatan perencanaan untuk pekerjaan
yang
menggunakan
konsultan
Pengawas;

7)

Menyiapkan
model
berita
acara
persetujuan kemajuan pekerjaan untuk
pembayaran angsuran dan berita
acara lainnya yang berkaitan dengan
kegiatan MK / Pengawasan dan
kegiatan perencanaan.

10

untuk

b.

c.

Pada
tahap
pelaksanaan
membantu dalam kegiatan:

konstruksi,

1)

Menyiapkan
proses
pengadaan
penyedia jasa pengawasan termasuk
menyusun KAK;

2)

Menyiapkan
proses
pengadaan
penyedia jasa pelaksana konstruksi;

3)

Mengendalikan kegiatan pengawasan


pelaksanaan konstruksi;

4)

Mengendalikan kegiatan pelaksanaan


konstruksi dan penilaian atas prestasi
kemajuan
tahap
pelaksanaan
konstruksi;

5)

Menyiapkan
model
berita
acara
persetujuan kemajuan pekerjaan untuk
pembayaran angsuran dan berita
acara lainnya yang berkaitan dengan
pelaksanaan konstruksi;

6)

Menyiapkan model berita acara serah


terima bangunan yang telah selesai
dari pelaksana konstruksi.

Pada tahap pasca-konstruksi, membantu


dalam
kegiatan
persiapan
untuk
mendapatkan
status
dari
Pengguna
Anggaran, Sertifikat Laik Fungsi (SLF) dari
Instansi Teknis Daerah, dan pendaftaran
sebagai bangunan gedung negara untuk
mendapatkan Huruf Daftar Nomor (HDNo)
dari Kementerian Pekerjaan Umum.

Pengelola Teknis yang mendapat penugasan


dari:
a. Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan
Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian
Pekerjaan Umum untuk penyelenggaraan
pembangunan bangunan gedung negara
oleh Kementerian/Lembaga di tingkat pusat

11

dan di wilayah DKI Jakarta, termasuk


perwakilan Republik Indonesia di luar negeri,
atau
b. Kepala Dinas Pekerjaan Umum/Instansi Teknis
Provinsi yang bertanggung jawab dalam
pembinaan bangunan gedung negara untuk
penyelenggaraan pembangunan bangunan
gedung
negara
oleh
Instansi
Kementerian/Lembaga di wilayah Provinsi
tidak termasuk Provinsi DKI Jakarta,
wajib memberikan laporan atas pelaksanaan
tugasnya secara periodik setiap bulan, menggunakan
format
Formulir
Laporan
Bulanan
Pengelola
sebagaimana tercantum pada lampiran I.2 yang
merupakan satu kesatuan dengan Surat Edaran ini.
2.

Fungsi
Berfungsi sebagai tenaga teknis yang membantu
Pimpinan
Instansi/Kepala
Satuan
Kerja
Kementerian/
Lembaga
yang
menyelenggarakaan pembangunan bangunan
gedung negara dalam pengelolaan teknis
administratif
selama
masa
pembangunan
bangunan gedung negara pada setiap tahapan,
baik di tingkat program maupun di tingkat
operasional.
Secara terinci Tenaga Pengelola Teknis berfungsi
membantu
Kepala
Satuan
Kerja/Pejabat
Pembuat Komitmen, antara lain:
a.

Memberikan masukan (input) dari segi teknis


administratif
penyelenggaraan
pembangunan bangunan gedung negara;
serta

b.

Memberikan masukan (input) teknologi dan


manajemen,
untuk
percepatan
penyelenggaraan
pembangunan
yang
tertib, efektif, efisien dan berkualitas.

12

Karenanya, untuk melakukan fungsi tersebut


diatas maka Tenaga Pengelola Teknis harus
memliki kompetensi sebagai mana tercantum
dibawah ini:
Tenaga Pengelola Teknis adalah pejabat
fungsional
Bidang
Tata
Bangunan
dan
Perumahan yang ditetapkan oleh Menteri
Pekerjaan Umum atau Tenaga Teknis yang
bersertifikat Pengelola Teknis yang ditetapkan
oleh
Direktur
Penataan
Bangunan
dan
Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya
Kementerian Pekerjaan Umum.
Tenaga Pengelola Teknis sekurang-kurangnya
pejabat
fungsional
Tata
Bangunan
dan
Perumahan Ahli Pratama Pangkat Golongan III/b,
atau Pegawai Negeri Sipil Kementerian Pekerjaan
Umum/Dinas Pekerjaan Umum/Dinas Teknis
Provinsi yang bertanggung jawab dalam
pembinaan gedung negara Pangkat Golongan
III/b yang bersertifikat Pengelola Teknis dengan
Kualifikasi C, yang dianggap mampu dan dapat
menjalankan tugas secara profesional di bidang
tata bangunan, serta ditugaskan secara
proporsional sesuai kapasitas tenaga teknis yang
bersangkutan.
Tenaga Pengelola Teknis dalam melaksanakan
tugas
pembinaan
teknis
pembangunan
bangunan gedung negara, wajib memiliki
kompetensi di dalam menerapkan peraturan
pokok dalam setiap tahapan penyelenggaraan
pembangunan bangunan gedung negara
diantaranya :
a. Keputusan Presiden RI Nomor 80 Tahun 2003
Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan
Barang Dan Jasa Pemerintah termasuk
perubahannya, terkait dengan :
1)

Persiapan
pengadaan
pemerintah,

13

barang/jasa

2)
3)

Proses pengadaan barang/jasa yang


memerlukan penyedia barang/ jasa,
Pelaksanaan penilaian kualifikasi.

b. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor


43/PRT/M/2007
Tentang
Standar
dan
Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi terkait
dengan :
1)

Pedoman Penilaian Kualifikasi Seleksi


Nasional Pekerjaan Jasa Konsultasi (buku
8)

2)

Standar
Dokumen
Seleksi
Nasional
Pekerjaan Jasa Konsultasi Kontrak Lump
Sum (buku 7)

3)

Pedoman Evaluasi Penawaran Seleksi


Nasional Pekerjaan Jasa Konsultasi (buku
9)

4)

Pedoman Penilaian Kualifikasi Pelelangan


Nasional Pekerjaan Jasa Pelaksanaan
Konstruksi/Pemborongan (buku 3)

5)

Standar Dokumen Pelelangan Nasional


Pekerjaan Jasa Pelaksanaan Konstruksi
(Pemborongan) Untuk Kontrak Lump Sum
(buku 2)

6)

Pedoman Evaluasi Penawaran Pelelangan


Nasional
Pekerjaan Jasa Pelaksanaan
(Pemborongan) Untuk Kontrak Lump Sum
(buku 5)

c. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor


45/PRT/M/2007 Tentang Pedoman Teknis
Pembangunan Bangunan Gedung Negara
terkait dengan:
1)

Persyaratan bangunan gedung negara,

2)

Tahapan
pembangunan
gedung negara,

14

bangunan

3)

Pembiayaan pembangunan
gedung negara,

bangunan

4)

Tata cara pembangunan


gedung negara,

bangunan

5)

Pendaftaran bangunan gedung negara.

d. Peraturan LPJK Nomor


11b Tahun 2008
Tentang Registrasi Usaha Jasa Perencana
Konstruksi Dan Jasa Pengawas Konstruksi
terkait dengan :
1)

Sertifikat usaha jasa perencana konstruksi


dan jasa pengawas konstruksi,

2)

Bentuk, sifat, persyaratan, penggolongan


klasifikasi dan kualifikasi usaha jasa
perencana konstruksi dan jasa pengawas
konstruksi,

e. Peraturan LPJK Nomor


11a Tahun 2008
Tentang Registrasi Usaha Jasa Pelaksana
Konstruksi terkait dengan :
1)

Sertifikat usaha jasa pelaksana konstruksi ,

2)

Bentuk, sifat, persyaratan, penggolongan


klasifikasi dan kualifikasi usaha jasa
pelaksana konstruksi.

f. Peraturan Daerah tentang Ijin Mendirikan


Bangunan (IMB).
g. Peraturan lainnya yang terkait dengan
penyelenggaraan pembangunan bangunan
gedung negara.
h. Prosedur Operasi Standar Penyelenggaraan
Bangunan Gedung Negara dengan Konsultan
Manajemen
Konstruksi
sebagaimana
tercantum
pada
lampiran
I.3
yang
merupakan satu kesatuan dengan Surat
Edaran ini.
i. Prosedur Operasi Standar Penyelenggaraan
Bangunan Gedung Negara dengan Konsultan
Pengawas sebagaimana tercantum pada

15

j.

3.

lampiran I.4 yang merupakan satu kesatuan


dengan Surat Edaran ini.
Model-model Kerangka Acuan Kerja, Kontrak,
Surat Perintah Memulai Pekerjaan, Berita
Acara (Manajeman Konstruksi, Perencanaan,
Pengawasan, dan Pelaksanaan Konstruksi)
sebagaimana tercantum pada lampiran I.5
yang merupakan satu kesatuan dengan Surat
Edaran ini.

Tanggung jawab
Secara struktural Tenaga
bertanggung jawab kepada:

Pengelola

Teknis

a. Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan


Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian
Pekerjaan Umum untuk penyelenggaraan
pembangunan bangunan gedung negara
oleh Kementerian/Lembaga di tingkat pusat
dan di wilayah DKI Jakarta, termasuk
perwakilan Republik Indonesia di luar negeri,
atau;
b. Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi/Instansi
Teknis Provinsi yang bertanggung jawab
dalam pembinaan gedung negara sebagai
pelaksanaan
dekonsentrasi/tugas
pembantuan
untuk
penyelenggaraan
pembangunan bangunan gedung negara
oleh Instansi Kementerian/Lembaga di wilayah
Provinsi tidak termasuk Provinsi DKI Jakarta.
Secara operasional/fungsional Tenaga Pengelola
Teknis bertanggung jawab kepada Pimpinan
Instansi/Kepala
Satuan
Kerja
Kementerian/Lembaga
yang
menyelenggarakaan pembangunan bangunan
gedung negara.

16

D.

Tenaga Pembantu Pengelola Teknis


1.

Tugas
Tenaga Pembantu Pengelola Teknis adalah
tenaga teknis yang ditugaskan oleh Ketua Tim
Pelaksana untuk membantu kegiatan Tenaga
Pengelola Teknis dan atau Tenaga Ahli.
Tenaga Pembantu Pengelola Teknis bertugas
untuk memonitor perkembangan kegiatan
(Progress Fisik dan Keuangan) dari Tenaga
Pengelola Teknis dan atau Tenaga Ahli, baik
ditingkat program maupun pelaksanaan.

2.

Fungsi
Tenaga Pembantu Pengelola Teknis berfungsi
untuk
memperlancar
dan
mempermudah
kegiatan Tenaga Pengelola Teknis dan atau
Tenaga Ahli.
Untuk itu, maka Tenaga Pembantu Pengelola
Teknis harus memiliki kompetensi setinggitingginya adalah Pejabat Fungsional Tata
Bangunan Ahli Pratama Pangkat Golongan III/a,
atau Pegawai Negeri Sipil Kementerian Pekerjaan
Umum/Dinas Pekerjaan Umum/ Dinas Teknis
Provinsi yang bertanggung jawab dalam
pembinaan gedung negara dengan Pangkat
Golongan III/a atau bersertifikat Pengelola Teknis
dengan kualifikasi D.
Dalam hal kualifikasi Tenaga Pengelola Teknis,
Tenaga Ahli, dan Tenaga Pembantu Pengelola
Teknis untuk wilayah provinsi tidak termasuk
wilayah Provinsi DKI Jakarta yang sesuai dengan
kriteria tidak mencukupi, Kepala Dinas Pekerjaan
Umum/instansi teknis provinsi yang bertanggung
jawab dalam pembinaan gedung negara dapat
menugaskan Pejabat yang dianggap mampu
dan memiliki jabatan atau kepangkatan
setingkat lebih rendah.

17

3.

Tanggung Jawab
Tenaga Pembantu Pengelola Teknis bertanggung
jawab atas hal-hal yang ditugaskan kepadanya,
dan secara profesional bertanggung jawab
penuh terhadap kebenaran hal-hal yang
dilaporkan kepada Tenaga Pengelola Teknis dan
atau Tenaga Ahli.

E.

Tenaga Ahli
Tenaga Ahli bertindak sebagai Narasumber dan
bekerja secara profesional.
Tenaga Ahli dibagi atas Tenaga Ahli Teknis dan Tenaga
Ahli Administrasi.
Tenaga Ahli Teknis adalah tenaga ahli teknik di bidang
arsitektur,
struktur,
mekanikal/elektrikal/utilitas
bangunan, pertamanan (landscape), lingkungan dan
tenaga ahli teknik lainnya yang ditugaskan oleh
Direktur Penatan Bangunan dan Lingkungan atau
Kepala Dinas Pekerjaan Umum/Instansi Teknis Provinsi
untuk mendukung kegiatan dari tenaga Pengelola
Teknis.
1.

Tugas
Tenaga Ahli bertugas mendukung Tenaga
Pengelola Teknis dalam rangka melakukan
kegiatan, antara lain :
a. Analisa
kebutuhan
ruang
dan
biaya
pembangunan bangunan gedung negara
dan atau;
b. Uji kelayakan konstruksi
gedung negara dan atau;

atas

bangunan

c. Evaluasi atas kegagalan bangunan pasca


konstruksi (evaluasi terhadap perencanaan/
pelaksanaan/ pengawasan/ pemanfaatan).

18

Tenaga Ahli yang mendapat penugasan dari


Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan
atau Kepala Dinas Pekerjaan Umum/Instansi
Teknis Provinsi wajib membuat laporan hasil
kajian/analisa/telaahan/pengujian/evaluasi/
informasi/standar/manual yang dilakukan dan
disampaikan kepada yang menugaskan serta
kepada
Tenaga
Pengelola
Teknis
yang
bersangkutan.
2.

Fungsi
Secara terinci Tenaga Ahli Teknis berfungsi
membantu tenaga Pengelola Teknis, dibidang
teknis antara lain:
a.

Memberikan masukan (input) dari segi teknis


teknologis penyelenggaraan pembangunan
bangunan gedung negara; serta

b.

Memberikan masukan (input) teknologi dan


manajemen,
untuk
percepatan
penyelenggaraan
pembangunan
yang
tertib, efektif, efisien dan berkualitas.

Karenanya, untuk melakukan fungsi tersebut


diatas maka Tenaga Ahli Teknis harus memliki
kompetensi sebagai mana tercantum dibawah
ini:
Kompetensi Tenaga Ahli sekurang-kurangnya
adalah Pejabat Fungsional Tata Bangunan dan
Perumahan Ahli Madya yang ditetapkan oleh
Menteri Pekerjaan Umum, atau Pegawai Negeri
Sipil
Kementerian
Pekerjaan
Umum/Dinas
Pekerjaan Umum/Dinas Teknis Provinsi yang
bertanggung jawab dalam pembinaan gedung
negara yang bersertifikat Pengelola Teknis dari
Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan
dengan kualifikasi A dan minimal Pangkat
Golongan IV/a, atau Tenaga Ahli profesional
bersertifikat Keahlian (SK) dengan kualifikasi Ahli
Madya.

19

3.

Tanggung Jawab
Tenaga
Ahli
Teknis
secara
profesional
bertanggungjawab
penuh
terhadap
hasil
kajian/analisa/telaahan/pengujian/
evaluasi/informasi/standar/manual
yang
dilakukannya dan disampaikan kepada Direktur
Penataan Bangunan dan Lingkungan atau
Kepala Dinas Pekerjaan Umum/Instansi Teknis
Provinsi yang menugaskannya.

Tenaga Ahli Administrasi adalah tenaga ahli


administratif di bidang hukum, keuangan, manajemen
pengelolaan aset dan tenaga ahli administratif
lainnya yang ditugaskan oleh Direktur Penataan
Bangunan dan Lingkungan/Kepala Dinas Pekerjaan
Umum/Instansi Teknis Provinsi untuk mendampingi
tenaga Pengelola Teknis.

1.

Tugas
Tenaga Ahli Administrasi bertugas mendukung
Tenaga
Pengelola
Teknis
dalam
rangka
melakukan kegiatan, antara lain:
a. Proses penyusunan kontrak jasa konstruksi dan
atau
b. Proses Pengadaan penyedia jasa konstruksi
(Konsultan Manajeman Kostruksi, Konsultan
Perencana, Konsultan Pengawas, Pelaksana
Konstruksi) dan atau,
c. Proses Penaksiran dan atau penakaran nilai
aset bangunan gedung negara untuk
pemanfaatan dan atau penghapusan.
d. Proses
Pendaftaran
gedung negara.

sebagai

bangunan

Tenaga Ahli yang mendapat penugasan dari


Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan
atau Kepala Dinas Pekerjaan Umum/Instansi
Teknis Provinsi wajib membuat laporan hasil
kajian/analisa/telaahan/pengujian/evaluasi/

20

informasi/standar/manual yang dilakukan dan


disampaikan kepada yang menugaskan serta
kepada
Tenaga
Pengelola
Teknis
yang
bersangkutan.

2.

Fungsi
Secara terinci Tenaga Ahli Administrasi berfungsi
membantu tenaga Pengelola Teknis, dibidang
Administrasi antara lain:
a.

Memberikan masukan (input) dari segi


Administrasi
penyelenggaraan
pembangunan bangunan gedung negara;
serta

b.

Memberikan masukan (input) Administrasi


pembangunan yang tertib, efektif, efisien
dan berkualitas.

Karenanya, untuk melakukan fungsi tersebut


diatas maka Tenaga Ahli Administrasi harus
memliki kompetensi sebagai mana tercantum
dibawah ini:
Kompetensi Tenaga Ahli sekurang-kurangnya
adalah Pejabat Struktural atau Pegawai Negeri
Sipil
Kementerian
Pekerjaan
Umum/Dinas
Pekerjaan Umum/Dinas Teknis Provinsi yang
bertanggung jawab dalam pembinaan gedung
negara dengan minimal Pangkat Golongan IV/a,
atau Tenaga Ahli profesional bersertifikat Keahlian
(SK) dengan kualifikasi Ahli Madya.

3.

Tanggung Jawab
Tenaga Ahli Adminstrasi secara profesional
bertanggungjawab
penuh
terhadap
hasil
kajian/analisa/telaahan/pengujian/
evaluasi/informasi/standar/
manual
yang
dilakukan dan disampaikan kepada Direktur
Penataan Bangunan dan Lingkungan atau
Kepala Dinas Pekerjaan Umum/Instansi Teknis
Provinsi yang menugaskannya.

21

LAMPIRAN I.1

MENGAJUKAN SURAT
PERMINTAAN BANTUAN TENAGA
PENGELOLA TEKNIS

MEMBERIKAN DISPOSISI UNTUK


DISIAPKAN DATA KEGIATAN
PEMBANGUNAN PGN DAN
NOMINASI PENGELOLA TEKNIS

MENYIAPKAN DATA KEGIATAN


PEMBANGUNAN PGN, NOMINASI
PENGELOLA TEKNIS DAN DRAFT
SURAT PENUGASAN PENGELOLA
TEKNIS

MENETAPKAN SURAT
PENUGASAN PENGELOLA TEKNIS
DAN MENDISPOSISIKAN UNTUK
PENYAMPAIAN KEPADA YBS

PENYAMPAIAN SURAT
PENUGASAN PENGELOLA TEKNIS
KEPADA YBS

MENERIMA SURAT PENUGASAN


PENGELOLA TEKNIS

MENETAPKAN PENGELOLA
TEKNIS DALAM SURAT
KEPUTUSAN PEMBENTUKAN
ORGANISASI PENGELOLA
KEGIATAN PEMBANGUNAN PGN,
DAN MENYAMPAIKAN KEPADA
YBS

MENERIMA TEMBUSAN SURAT


KEPUTUSAN PEMBENTUKAN
ORGANISASI PENGELOLA
KEGIATAN PEMBANGUNAN PGN

MELAKSANAKAN TUGAS
PENGELOLA TEKNIS DAN
MENYAMPAIKAN LAPORAN
BULANAN

10

MELAKUKAN MONITORING ATAS


KEGIATAN PENGELOLA TEKNIS

MENYAMPAIKAN LAPORAN
11 MONITORING ATAS KEGIATAN
PENGELOLA TEKNIS

22

PENGELOLA
TEKNIS

KEGIATAN

KOORDINATO
R BANTUAN
TENAGA
TEKNIS

NO

DIREKTUR
PBL DJCK
DEP.PU/ KA
DINAS PU
PROVINSI

PELAKSANA

KEMENTERIAN
/ LEMBAGA

PROSEDUR OPERASI STANDAR


PEMBERIAN BANTUAN TENAGA PENGELOLA TEKNIS

LAMPIRAN I.2

11 12131 415161,1819 . 11 1121

UNT UK lAPOO,oN
BUlAN
UNTUKLAP
OO,oN BUL,oN

brl
,

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

DIREKTOR AT JENDER ,aL


Al CI PTAKAA YA
OI"EKT,,"AT
O'"EKTOO AT PEHATM"
eE"ATM" """GU""" 0"" lI"Gf4J""""
lI"GW"GA"

0""

PENGELOLAAN TEKNIS KEG IAT A.N

T'.
" . . _ .... .0"""",""
"''''' "'..
"""~~"
"'o,,~'o,

11 12131 4 151 6 1 7 181 9 _

LAPORAN MONITORING

"K '~

PEMB. GEDUNG D,oN RUMAH NEGARA

KOOE
KEG1ATA"

111121

[[TTTf]]
J I I

T""GGl l

I DA TA UMUM PROYEK

1 OEPAA
1.
OE PAATEMENILEMBAGA
TEMENILEMBAGA

OIT JENISETINGVAT
2 OITJENISETINGVAT

UA.N KERJA
SATUA.N
VER JA
3 . NAMA SAT
PP K
4 . NAMA KEPALA
VEPALA SATKER/
SATVER/ PPV

;5 ALAMAT KEPALA.
VEP!<LA. SATKER/
SATVER/ PPK
PP V

' _.;::;~ ;._ . .

PEVER
KERJAA.N
JAA.N
5 LOVASI PE

,a

KEC
VEC AMATA.N

,__ ._~_' ~YAO~.~ ' P

APBN

:.

," '. ~

B L N

'0"''

...... _..... _.
TN1 U NA.NGGAAA.N

...

b
0 KABUPATENIYOTA
KAB UPATENIYOTA

,c

PROP
PR OPINS
INS I
RUM,aM
R U ~,aM DIN AS

GEDUNG

BANG
BA.N GU
UNA.N
NA.N LAIN
L!<.IN-LAIN
- LAIN

KELAS

PEKER JAA.NNG
JAA.N M EGIIAT
AT A.N
7 , NAMA PEVER

1JU"" Hl"" '!

'~~.

,,,

eo:,::' ,

';;

'~:;~

,,
,

'''0

',:~:

'M"' ''''

"

II DA TA TEKNIS

1 CAAA PELAYSA.NAA.N

D AT
ATA
A
PE LAK
LAKSANAAN
SANAAN

o0

PERUSAHAftN
PER
US AHAftN

NA'AAREK,oN,oN
NNoAAREKA'U"~

KONSUL T,oN
PEREN CANA

AlA'AAT
AlNoAAT

1:

SW,<KE
SW-'I(E LO LA

DIS AIN PR OTO


OTOTIP
TIP

NIL Ai KONTR
KONTRAK
AJ(

(" ,oom "UP1AH)


("'00""
" UP1AH)

KONSUL T
T,oN
,oN
PENGAWAS
KONTR,<KTOR
KONTR
-'I( TOR
PE LAK SANA

3
2 STAT
STATUS
US

PER
PE RSI
SI APAN

:
.

PEREN CANA,oN
CANAftN

PELEL,oNG,oN

PER
PER UMNAS
U ~NAS

KU AL IFI
IFI
KASI

LAlN-LI4N
LAlN-L.oJN

J,oNGKAWAKTU
J,oNGKAWAKT U

I:::
I:::.
j:::'
PEL,<K S,oNMN

PEME
PE~E UH
lIHAR
ARAAN
AAN

4 . REALISASI FISIK OA.N KEUA.NGA.N


VEUA.NGA.N
RENC ,oNA
RENC,oN
A (%)

KEGI AT,oN

" "'

' ISIK

PERS
PER
SIIAPAN
APAN

REA<J SASI
('\:0 )
REAlIS
ASI (%

------------------------------ ----------------------------------------------"S I-(

CAT AT,oN MASAlAH


~A S ,aLAH DAN PEME
PE~E CAHANN
C AHANN YA

""'

PEREN CANAAN
PENGAWAS

PELAK SANAAN

III CATATAN PELAKSANAAN PROGRAM KERJA


TENAGA TEKNIS

IIV

DATA PELAPOR

TENAGA TEVNIS
TEKNIS

!,
!,
ij

',m,
Nip/Gol

',m,

:2 Na ma
!

Nip/Gol

i3
Na ma
2 Nama

23

Nip/Gol
Nip/G
ol

T,oN D AT,oN Gm

1
~

,
>

!
i

LAMPIRAN I.3

PENERBITAN SK PANITIA PENGADAAN


BARANG/JASA

PENYUSUNAN JADWAL DAN BESARAN


PAKET PENGADAAN BARANG/ JASA

SELEKSI KONSULTAN
A.MANAJEMEN KONSTRUKSI
B.PERENCANA
3.1
3

3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
3.7
3.8

PRAKUALIFIKASI KONSULTAN
PENGUMUMAN SORT LIST
PEMASUKAN PENAWARAN
EVALUASI PENAWARAN
PENGUMUMAN CALON
PENETAPAN KONSULTAN
KONTRAK KONSULTAN
SPMK KONSULTAN

PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN

EVALUASI HASIL PERENCANAAN

PENGENDALIAN PEKERJAAN
MANAJEMEN KOSTRUKSI TAHAP
PERENCANAAN

PENGESAHAN DOKUMEN PELELANGAN

PENGADAAN JASA PELAKSANA


KONSTRUKSI
8.1 PRAKUALIFIKASI
8

8.2

DAFTAR PESERTA

8.3 PENGAMBILAN DOKUMEN


8.4

ANWIJZING

8.5 PEMASUKAN PENAWARAN


8.6

EVALUASI PENAWARAN

8.7 PENGUMUMAN CALON


8.8

PENETAPAN PELAKSANA

8.9 KONTRAK PELAKSANAAN


8.10 SPMK PELAKSANA
9

PELAKSANAAN KONSTRUKSI

10

PENGAWASAN PELAKSANAAN
KONSTRUKSI

PENGENDALIAN PEKERJAAN
11 KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI
TAHAP PELAKSANAAN
12

PENGAWASAN BERKALA KONSULTAN


PERENCANA

13

SERAH TERIMA I PEKERJAAN


PELAKSANAAN KONSTRUKSI

14

SERAH TERIMA PEKERJAAN


PERENCANAAN

15

PERBAIKAN/PENYEMPURNAAN
PEKERJAAN KONSTRUKSI

16

SERAH TERIMA II PEKERJAAN


PELAKSANAAN KONSTRUKSI

17

SERAH TERIMA PEKERJAAN MANAJEMEN


KONSTRUKSI

18

PENDAFTARAN SEBAGAI BANGUNAN


BANGUNAN GEDUNG NEGARA

24

KONTRAKTOR
PELAKSANA
KONSTRUKSI

KONSULTAN
PERENCANA

KONSULTAN MK

PENGELOLA
TEKNIS

PENYEDIA JASA
PELAKSANA
KONSTRUKSI

PENYEDIA JASA
KONSULTANSI

KEGIATAN

PANITIA
PENGADAAN
BARANG/ JASA

PELAKSANA

NO

KASATKER/PPK
KEMENTERIAN/
LEMBAGA

PROSEDUR OPERASI STANDAR


PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA DENGAN MANAJEMEN KONSTRUKSI

LAMPIRAN I.4

PENERBITAN SK PANITIA PENGADAAN


BARANG/JASA

PENYUSUNAN JADWAL DAN BESARAN


PAKET PENGADAAN BARANG/ JASA

SELEKSI KONSULTAN
A.PERENCANA
B.PENGAWAS

3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
3.7
3.8

PRAKUALIFIKASI KONSULTAN
PENGUMUMAN SORT LIST
PEMASUKAN PENAWARAN
EVALUASI PENAWARAN
PENGUMUMAN CALON
PENETAPAN KONSULTAN
KONTRAK KONSULTAN
SPMK KONSULTAN

PENYUSUNAN DOKUMEN
PERENCANAAN

EVALUASI DAN PENGENDALIAN


PEKERJAAN PERENCANAAN

PENGESAHAN DOKUMEN PELELANGAN

PENGADAAN JASA PELAKSANA


KONSTRUKSI
8.1 PRAKUALIFIKASI
7

8.2 DAFTAR PESERTA


8.3 PENGAMBILAN DOKUMEN
8.4 ANWIJZING
8.5 PEMASUKAN PENAWARAN
8.6 EVALUASI PENAWARAN
8.7 PENGUMUMAN CALON
8.8 PENETAPAN PELAKSANA
8.9 KONTRAK PELAKSANAAN
8.10 SPMK PELAKSANA

PELAKSANAAN KONSTRUKSI

PENGAWASAN PELAKSANAAN
KONSTRUKSI

10

PENGENDALIAN PEKERJAAN
KONSULTAN PENGAWAS

11

PENGAWASAN BERKALA KONSULTAN


PERENCANA

12

SERAH TERIMA I PEKERJAAN


PELAKSANAAN KONSTRUKSI

13

SERAH TERIMA PEKERJAAN


PERENCANAAN

14

PERBAIKAN/PENYEMPURNAAN
PEKERJAAN KONSTRUKSI

15

SERAH TERIMA II PEKERJAAN


PELAKSANAAN KONSTRUKSI

16

SERAH TERIMA PEKERJAAN


PENGAWASAN

17

PENDAFTARAN SEBAGAI BANGUNAN


BANGUNAN GEDUNG NEGARA

25

KONTRAKTOR
PELAKSANA
KONSTRUKSI

KONSULTAN
PERENCANA

KONSULTAN
PENGAWAS

PENGELOLA
TEKNIS

PENYEDIA
JASA
PELAKSANA
KONSTRUKSI

KEGIATAN

PENYEDIA
JASA
KONSULTANSI

NO

PANITIA
PENGADAAN
BARANG/ JASA

PELAKSANA

KASATKER/PPK
KEMENTERIAN/
LEMBAGA

PROSEDUR OPERASI STANDAR


PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA DENGAN KONSULTAN PENGAWAS

LAMPIRAN I.5

MODEL
KERANGKA ACUAN KERJA,
KONTRAK, SURAT PERINTAH MULAI KERJA, DAN
BERITA ACARA PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. Pendahuluan
Model Kerangka Acuan Kerja, Kontrak dan Surat Perintah Mulai Kerja, Berita Acara
merupakan dokumen yang dapat diacu oleh Kepala Satuan Kerja/Pejebat Pembuat
Komitmen, Panitia Pengadaan Jasa Konstruksi dan Pengelola Teknis dalam menyusun
dokumen pengadaan yang akan dilakukannya.
Apabila model-model tersebut telah disepakati oleh Pengguna Jasa Konstruksi dan
Penyedia Jasa Konstruksi dalam proses pengadaan jasa konstruksi. Maka modelmodel terebut diberlakukan dalam seluruh tahapan pembangunan gedung negara
sesuai dengan jenis pekerjaan yang dilakukan penyedia jasa.

2. Model Kerangka Acuan Kerja, Kontrak, Surat Perintah Mulai Kerja, Berita
Acara terdiri dari :
1.
2.
3.
4.

MODEL KERANGKA ACUAN KERJA MANAJEMEN KONSTRUKSI


MODEL KONTRAK
SURAT PERINTAH MULAI KERJA MANAJEMEN KONSTRUKSI
MODEL BERITA ACARA MANAJEMEN KONSTRUKSI

5.
6.
7.
8.

MODEL KERANGKA ACUAN KERJA PERENCANAAN


MODEL KONTRAK
SURAT PERINTAH MULAI KERJA PERENCANAAN
MODEL BERITA ACARA PERENCANAAN

9.
10.
11.
12.

MODEL KERANGKA ACUAN KERJA PENGAWASAN


MODEL KONTRAK
SURAT PERINTAH MULAI KERJA PENGAWASAN
MODEL BERITA ACARA PENGAWASAN

13. MODEL KONTRAK


14. SURAT PERINTAH MULAI KERJA PELAKSANAAN
15. MODEL BERITA ACARA PELAKSANAAN

26

MANAJEMEN KONSTRUKSI

27

KODE
II.2.1

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)


PEKERJAAN JASA KONSULTANSI MANAJEMEN KONSTRUKSI (MK)
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
PEKERJAAN MANAJEMEN KONSTRUKSI
PEMBANGUNAN/ REHABILITASI/ RENOVASI/ RESTORASI
......................................................................................
KEGIATAN
......................................................................................

1.

PENDAHULUAN
A. UMUM.
1.

Sebagaimana telah ditetapkan dalam Pedoman Teknis Pembangunan


Bangunan Gedung Negara, Peraturan Menteri PU Nomor 45//KPTS/M/2007
tanggal 27 Desember 2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan
Bangunan Gedung Negara, Konsultan Manajemen Konstruksi digunakan
untuk pembangunan bangunan gedung negara yaitu:
a.
b.
c.
d.

Bangunan bertingkat diatas 4 lantai, dan atau


Bangunan dengan luas total diatas 5.000 m2, dan atau
Bangunan khusus, dan atau
Melibatkan lebih dari satu konsultan perencana maupun kontraktor, dan
atau.
e. Dilaksanakan secara bertahap yang tidak dapat diselesaikan dalam satu
tahun anggaran.
2.

Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) akan melaksanakan pengendalian/


pengawasan terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh konsultan Perencana
dan kontraktor Pelaksana/pemborong yang diikut sertakan dalam satuan
kerja bersangkutan, yang menyangkut aspek mutu, waktu, dan biaya, serta
administrasi kontrak.

3.

Secara kontraktual Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) bertanggung


jawab kepada Kepala Satuan Kerja.
Dalam kegiatan operasionalnya, konsultan MK mendapatkan bantuan
bimbingan teknis dan administrasi dalam menentukan arah pekerjaan
pengendalian/ pengawasan dari Pengelola satuan kerja, yang terdiri dari
Pengelola Administrasi dan Keuangan serta Pengelola Teknis yang ditunjuk
dan bertanggung jawab kepada Kepala Satuan Kerja.

B. LATAR BELAKANG.
1)

Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah merupakan bagian kegiatan Satuan


Kerja ..

2)

Latar belakang dilaksanakannya kegiatan ini.

28

MAKSUD DAN TUJUAN.

2.

3.

1)

Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini merupakan petunjuk bagi Konsultan Manajemen
Konstruksi yang memuat masukan, kriteria, proses dan keluaran yang harus
dipenuhi dan diperhatikan serta diinterprestasikan dalam pelaksanaan tugas.

2)

Dengan penugasan ini diharapkan Konsultan MK dapat melaksanakan tanggung


jawabnya dengan baik untuk menghasilkan keluaran yang optimal sesuai KAK ini.

SASARAN
Kegiatan yang dilaksanakan adalah Pembangunan/ Rehabilitasi/ Restorasi Bangunan :
.
1) ..

4.

5.

NAMA DAN ORGANISASI PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN


Pengguna Jasa adalah

: Satuan Kerja.............

Nama PPK

: .

Alamat

: Jl..

SUMBER PENDANAAN
A.

Biaya Manajemen Konstruksi.


1)

Untuk pelaksanaan pekerjaan Manajemen Konstruksi ini diperlukan biaya


kurang lebih Rp.(..) dan mengikuti pedoman dalam
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 45/PRT/M/2007 tanggal 27
Desember 2007 perihal tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan
Gedung Negara yaitu :
a.
b.

Besarnya biaya Konsultan Manajemen Konstruksi merupakan biaya


tetap dan pasti.
Ketentuan pembiayaan lebih lanjut mengikuti surat perjanjian
pekerjaan perencanaan yang dibuat oleh Satker/ PPK.dan
Konsultan Manajemen Konstruksi.

2)

Biaya pekerjaan Konsultan Manajemen Kosntruksi dan tata cara


pembayaran diatur secara kontraktual setelah melalui tahapan proses
pengadaan konsultan Manajemen Kosntruksi sesuai peraturan yang
berlaku, yang terdiri dari :
a.
Honorarium tenaga ahli dan tenaga penunjang
b.
Materi dan penggandaan laporan,
c.
Pembelian bahan dan ATK,
d.
Biaya penyelidikan tanah sederhana
e.
Pembelian dan atau sewa peralatan
f.
Biaya rapat-rapat
g.
Perjalanan (lokal maupun luar kota/ Internasional)
h.
Jasa dan overhead Manajemen Konstruksi
i.
Pajak dan iuran daerah lainnya.

3)

Pembayaran biaya Konsultan Manajemen Kosntruksi didasarkan pada


prestasi kemajuan pekerjaan perencanaan dan Pemborong.

29

B.

6.

Sumber Biaya.
Sumber biaya dari keseluruhan pekerjaan dibebankan pada DIPA Departemen
.............Tahun Anggaran 200... Nomor : .........................

LINGKUP, LOKASI KEGIATAN, DATA DAN FASILITAS PENUNJANG


A.

Lingkup Kegiatan; adalah Majemen Konstruksi Pembangunan/ Rehabilitasi/


renovasi/Restorasi Gedung ...........................(sesuai DIPA).

B.

Lokasi Kegiatan; ...........

C.

Data Lokasi;........
1) data data tentang lokasi.
(Peta, Peraturan ttg Bangunan utk lokasi tsb),dll.............
2) program alih teknologi.
3) staf/ tim teknis pelaksanaan pekerjaan.
Pejabat Pembuat Komitmen akan mengangkat petugas sebagai wakilnya
yang bertindak sebagai Tim Teknis untuk pengawas, pendamping dalam
pelaksanaan pekerjaan ini.

7.

LINGKUP PEKERJAAN
A. Lingkup Pekerjaan; yang harus dilaksanakan oleh Konsultan Manajemen
Konstruksi adalah berpedoman pada ketentuan yang berlaku, khususnya
Pekerjaan Umum Nomor. 45/PRT/M/2007 tanggal 27 Desember 2007 tentang
Pedoman Teknis Pembangunan Gedung Negara, yang terdiri dari :
1) Tahap Persiapan :
i.

ii.
iii.

iv.
v.
vi.

vii.

membantu pengelola kegiatan melaksanakan pengadaan penyedia jasa


perencanaan, termasuk menyusun Kerangka Acuan Kerja (KAK), memberi
saran waktu dan strategi pengadaan, serta bantuan evaluasi proses
pengadaan;
membantu Pengelola Kegiatan dalammempersiapkan dan menyusun
program pelaksanaan seleksi penyedia jasa pekerjaan perencanaan;
membantu Panitia Pengadaan Barang dan Jasa dalam penyebarluasan
pengumuman seleksi penyedia jasa pekerjaan perencanaan baik melalui
papan pengumuman, media cetak, maupun media elektronik;
membantu Panitia Pengadaan Barang dan Jasa melakukan pra-kualifikasi
calon peserta seleksi penyedia jasa pekerjaan perencanaan;
membantu memberikan penjelasan pekerjaan pada waktu rapat
penjelasan pekerjaan;
membantu Panitia Pengadaan Barang dan Jasa dalam menyusun Harga
Perhitungan
Sendiri
(HPS)/Owners
Estimate
(OE)
pekerjaan
Perencanaan;
membantu melakukan pembukaan dan evaluasi terhadap usulan teknis
dan biaya dari penawaran yang masuk;

30

2) Tahap Perencanaan :
i. Mengevaluasi program pelaksanaan kegiataan perencanaan yang dibuat
oleh konsultan perencana yang meliputi program penyediaan dan
penggunaan sumber daya, strategi dan pentahapan penyusunan dokumen
lelang.
ii. Memberikan konsultasi kegiatan perencanaan, yang meliputi penelitian dan
pemeriksaan hasil perencanaan dari sudut efisiensi sumber daya dan
biaya, serta kemungkinan keterlaksanaan konstruksi fisik.
iii. Mengendalikan program perencanaan, melalui kegiatan evaluasi program
terhadap hasil perencanaan, perubahan-perubahan/penyimpangan teknis
dan administrasi atas persoalan yang timbul serta pengusulan koreksi
program.
iv. Melakukan koordinasi dengan pihak-pihak yang terlibat pada tahap
perencanaan.
v. Menyusun Laporan Bulanan kegiatan Konsultansi manajemen konstruksi
tahap perencanaan, merumuskan evaluasi status dan koreksi teknis bila
terjadi penyimpangan.
vi. Meneliti kelengkapan dokumen perencanaan sampai dengan dokumen
pelelangan, menyusun program pelaksanaan pelelangan bersama
konsultan perencana, dan ikut memberikan penjelasan pekerjaan serta
membantu kegiatan panitia pelelangan.
vii. Menyusun laporan dan berita acara dalam rangka kemajuan pekerjaan dan
pembayaran angsuran pekerjaan perencanaan.
viii. Mengadakan dan memimpin rapat-rapat koordinasi perencanaan,
menyusun laporan hasil rapat koordinasi dan membuat lapoaran kemajuan
pekerjaan manajemen konstruksi.
3) Tahap Pelelangan/ Pengadaan Kontraktor
i.

Membantu pengelola kegiatan dalam mempersiapkan dan menyusun


program pelaksanaan pekerjaan kontruksi fisik.

ii. Membantu Panitia Pengadaan Barang dan Jasa dalam penyebarluasan


pengumuman pelelangan, baik melalui papan pengumuman, media
cetak, maupun media elektronik.
iii. Membantu Panitia Pengadaan Barang dan Jasa melakukan
prakualifikasi calon peserta pelelangan (apabila pelelangan dilakukan
melalui prakualifikasi).
iv. Membantu memberikan penjelasanan pekerjaan pada waktu rapat
penjelasan pekerjaan.
v. Membantu Panitia Pengadaan Barang dan Jasa dalam menyusun
Harga Perhitungan Sendiri (HPS)/ Owners Estimate (OE) pekerjaan
konstruksi fisik.
vi. Membantu melakukan pembukaan dan evaluasi terhadap penawaran
yang masuk.
vii. Membantu menyiapkan draft surat perjanjian pekerjaan pelaksanaan
konstruksi fisik.
viii. Menyusun laporan kegiatan pelelangan.

31

4) Tahap Pelaksanaan
i. Mengevaluasi program kegiatan pelaksanaan konstruksi fisik yang
disusun oleh pemborong yang meliputi program-program pencapaian
sasaran konstruksi, penyediaan dan penggunaan tenaga kerja, peralatan
dan perlengkapan bahan bangunan, informasi, dana, program Quality
Assurance / Quality Control dan program kesehatan dan keselamatan
kerja (K3).
ii. Mengendalikan program pelaksanaan konstruksi fisik, yang meliputi
program pengendalian sumber daya, pengendalian biaya, pengendalian
waktu, pengendalian sasaran fisik, (kuantitas dan kualitas) hasil
konstruksi, pengendalian perubahan pekerjaan, pengendalian tertib
administrasi, pengendalian kesehatan dan keselamatan kerja.
iii. Melakukan evaluasi program terhadap penyimpangan teknis dan
manajerial yang timbul, usulan koreksi program dan tindakan turun
tangan, serta melakukan koreksi teknis bila terjadi penyimpangan.
iv. Melakukan koordinasi antara pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan
konstruksi fisik.
v. Melakukan kegiatan pengawasan yang tediri atas :

Memeriksa dan mempelajari dokumen untuk pelaksanaan konstruksi


yang akan dijadikan dasar dalam pengawasan pekerjaan dilapangan.

Mengawasi pemakaian bahan, peralatan dan metode pelaksanaan,


serta mengawasi ketepatan waktu dan biaya pekerjaan konstruksi.

Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari segi kualitas,


kuantitas dan laju pencapaian volume / realisasi fisik.

Mengumpulkan data dan informasi di lapangan untuk memecahkan


persoalan yang terjadi selama pekerjaan konstruksi.

Menyelenggarakan rapat-rapat lapangan secara berkala, membuat


laporan mingguan dan bulanan pekerjaan pengawasan, dengan
masukan hasil rapat-rapat lapangan dan laporan harian/mingguan
pekerjaan konstruksi fisik yang dibuat oleh pelaksanan konstruksi.

Menyusun laporan dan berita acara dalam rangka kemajuan pekerjaan


dan pembayaran angsuran pekerjaan pelaksanaan konstruksi.

Meneliti gambar-gambar untuk pelaksanaan (shop drawings) yang


diajukan oleh Kontraktor

Meneliti gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan dilapangan


(As Built Drawing) sebelum serah terima I.

Menyusun daftar cacat / kerusakan sebelum serah terima I dan


mengawasi perbaikannya pada masa pemeliharaan.

Bersama-sama dengan penyedia jasa perencanaan menyusun


petunjuk pemeliharaan dan penggunaan bangunan gedung.

Menyusun berita acara persetujuan kemajuan pekerjaan, serah terima


pertama, berita acara pemeliharaan pekerjaan dan serah terima kedua
pekerjaan konstruksi, sebagai kelengkapan untuk pembayaran
angsuran pekerjaan konstruksi.

32

Membantu pengelola
Pendaftaran.

Membantu pengelola kegiatan dalam penyiapan kelengkapan


dokumen Sertifikat Laik Fungsi (SLF) dari Pemerintah Kabupaten/
Kota setempat.

kegiatan

dalam

menyusun

Dokumen

vi. Menyusun laporan akhir pekerjaan manajemen konstruksi.


B. KRITERIA
Kriteria yang dimaksud pada penugasan ini adalah Konsultan Manajemen
Konstruksi harus memperhatikan persyaratan persyaratan sebagai berikut :
1)

Persyaratan Umum Pekerjaan


Setiap bagian dari pekerjaan Manajemen Konstruksi harus dilaksanakan
secara benar dan tuntas sampai dengan memberi hasil yang telah
ditetapkan dan diterima dengan baik oleh Pejabat Pembuat Komitmen.

2) Persyaratan Obyektif
Pelaksanaan pekerjaan pengaturan dan pengamanan yang obyektif untuk
kelancaran pelaksanaan, baik yang menyangkut macam, kualitas dan
kuantitas dari setiap bagian pekerjaan.
3) Persyaratan Fungsional
Pekerjaan Manajemen Konstruksi pada tahap pelaksanaan konstruksi fisik,
baik yang menyangkut waktu, mutu dan biaya pekerjaan harus dilaksanakan
dengan profesionalisme yang tinggi sebagai Konsultan Manajemen
Konstruksi.
4) Persyaratan Prosedural
Penyelesaian administrative sehubungan dengan pekerjaan di lapangan,
dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku.

C. PROGRAM KERJA
Konsultan Manajemen Konstruksi harus segera menyusun program kerja yang
meliputi :
1) Program kerja berupa jadwal kegiatan secara terperinci.
2) Alokasi tenaga yang lengkap (disiplin dan jumlahnya), tenaga yang diusulkan
konsultan Manajemen Konstruksi harus mendapat persetujuan dari Pemberi
Tugas atas rekomendasi Tim Teknis.
3) Uraian konsepsi konsultan
pengawasan proyek tersebut.

Manajemen

Konstruksi

atas

pekerjaan

4) Setelah ketiga hal tersebut diatas mendapat persetujuan/kesepakatan dari


Pejabat Pembuat Komitmen, maka akan menjadi pedoman penugasan dalam
pelaksanaan tugas pengawasan bagi konsultan Manajemen Konstruksi
dalam melaksanakan tugasnya.

33

D. TANGGUNG JAWAB
1) Konsultan Manajemen Konstruksi bertanggung jawab secara professional
atas jasa manajemen konstruksi yang dilakukan sesuai ketentuan dan kode
etik, tata laku profesi yang berlaku.
2) Secara umum tanggung jawab Konsultan adalah menjaga agar proyek
memiliki kinerja sebagai berikut :
i. Ketepatan waktu pembangunan proyek sesuai batas waktu berlakunya
anggaran / waktu yang telah ditetapkan.
ii. Ketetapan biaya pembangunan sesuai batasan anggaran yang tersedia
atau yang telah ditetapkan.
iii. Ketetapan kualitas dan kuantitas sesuai standard dan peraturan yang
berlaku.
iv. Ketertiban administrasi kontrak dan pelaksanaan pembangunan.
3) Penanggung jawab professional manajemen konstruksi adalah tidak hanya
konsultan sebagai suatu perusahaan, tetapi juga bagi para tenaga ahli
professional manajemen konstruksi yang terlibat.
8.

JANGKA WAKTU PELAKSANAAN


Jangka waktu pelaksanaan Manajemen Konstruksi diperkirakan selama.........(....) bulan
atau.....(.........) hari kalender, terhitung sejak terbit SPMK sampai dengan Serah Terima
Kedua.
Dengan perincian sebagai berikut :

Tahap Persiapan
= ..........bulan atau.........(........) hari kalender.

9.

Tahap perencanaan

s.d. pelelangan pengadaan Kontraktor = 1 bulan atau (tiga puluh) hari kalender.

Tahap Konstruksi Fisik

= ......... bulan atau ........(........) hari kalender.

= ......... bulan atau ........(. .......) hari kalender.

TENAGA AHLI
Untuk mencapai hasil yang diharapkan, Pihak Konsultan Manajemen Konstruksi harus
menyediakan tenaga-tenaga ahli dalam suatu struktur organisasi Konsultan
Manajemen Konstruksi untuk menjalankan kewajibannya sesuai dengan lingkup jasa
yang tercantum dalam KAK ini yang bersertifikat dan disetujui oleh PEMBERI TUGAS.
Struktur Organisasi serta daftar tenaga ahli beserta kualifikasinya, minimal sebagai
berikut :
No.
A.

JABATAN

JML
(org)

KUALI
FIKASI

PENGALAMAN
MINIMAL

1
1
1
1
1
1

S1
S1
S1
S1
S1
S1

9 tahun
7 tahun
5 tahun
5 tahun
5 tahun
5 tahun

TENAGA AHLI

1.
2.
3.
2.

KEAHLIAN

Team Leader / Koordinator


Pengawas
Ahli Struktur
Ahli Utilitas (ME)

ARSITEK
SIPIL
Arsitektur
Struktur
Utilitas (ME)

34

3.
4.
5.
6.

Pengawas Lapangan:
a. Pengawas -1
b. Pengawas - 2
c. Pengawas - 3
d. Seterusnya

B.

TENAGA PENDUKUNG
Operator Komputer
Administrasi Kantor
Dll

1.
2.

2
1

D3
S1

4 tahun
4 tahun

Sesuai dengan ketentuan, maka Tenaga Ahli diatas harus memiliki Sertifikat
tenaga ahli SKA/SKT dari Asosiasi dan dilengkapi dengan Curiculum Vitae
(pengalaman dilengkapi dengan referensi/surat keterangan) serta ijazah.
10. KELUARAN
Keluaran yang diminta dari konsultan Manajemen Konstruksi berdasarkan Kerangka
Acuan Kerja ini adalah :
A. Koordinasi, pengendalian dan pengawasan terhadap pekerjaan Pembangunan/
Rehabilitasi/ renovasi.. Gedung Kantor ..............., yang dilaksanakan oleh Konsultan
Perencana dan Kontraktor yang menyangkut kuantitas, kualitas, biaya dan waktu
serta kelengkapan dan kelancaran administrasi ketepatan pekerjaan yang efisien,
sehingga dicapai wujud akhir bangunan dan kelengkapannya yang sesuai dengan
Dokumen Pelaksanaan, serta dapat diterima dengan baik oleh Pemberi Tugas.
Dokumen yang dihasilkan selama proses Manajemen Konstruksi adalah :
i.

Program kerja, alokasi tenaga dan konsepsi pekerjaan Manajemen Konstruksi.

ii. Buku harian yang memuat semua kejadian, perintah atau petunjuk penting dari
Konsultan Manajemen Konstruksi, yang dapat mempengaruhi pelaksanaan
pekerjaan, konsekuensi keuangan, kelambatan penyelesaian dan tidak
terpenuhinya syarat teknis.
iii. Laporan Mingguan dan Laporan Bulanan dari resume kemajuan pekerjaan,
tenaga, dan hari kerja.
iv. Berita Acara kemajuan pekerjaan, untuk pembayaran angsuran.
v. Surat Perintah Perubahan Pekerjaan dan Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan
Tambah/Kurang, bilamana terdapat perubahan pekerjaan.
vi. Berita Acara Penyerahan I Pekerjaan.
vii. Berita Acara Pernyataan Selesainya Pekerjaan.
viii. Berita Acara Penyerahan II Pekerjaan
ix. Memeriksa gambar-gambar sesuai dengan pelaksanaan (as built drawing).
x. Laporan rapat di lapangan (site meeting).
xi. Memeriksa gambar kerja terperinci (shop drawings), Bar chart dan S curve serta
Net Work Planning yang dibuat oleh Kontraktor Pelaksana.

35

B. Ko
C. nsultan Manajemen Konstruksi diminta menghasilkan keluaran yang lengkap sesuai
dengan kebutuhan kegiatan satuan kerja. Kelancaran pelaksanaan kegiatan satuan
kerja yang berhubungan dengan pekerjaan Konsultan Manajemen Konstruksi
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Konsultan Manajemen Konstruksi.

11. PELAPORAN
Jenis laporan Manajemen Konstruksi yang harus diserahkan ke Pejabat Pembuat
Komitmen :
1) Laporan Review Disain
2) Buku Harian
3) Laporan Mingguan
4) Laporan Bulanan
5) Laporan Akhir (ST-1 dan ST-2)
12. PENUTUP
A. Setelah Kerangka Acuan Kerja ini diterima, konsultan hendaknya memeriksa
semua bahan masukan yang diterima dan mencari bahan masukan lain yang
dibutuhkan.
B.

Berdasarkan bahan bahan tersebut konsultan menyusun program kerja sebagai


bahan diskusi untuk menghasilkan Pedoman Penugasan.

Setelah mempelajari dan mendapat penjelasan tentang Pengarahan Penugasan ini dari
Panitia Pengadaan, konsultan agar segera membuat Usulan Teknis dan Biaya sesuai
dengan Pengarahan Penugasan KAK ini, dan disampaikan kepada Panitia Pengadaan
dengan jadwal dan ketentuan sebagaimana terlampir dalam KAK ini.
DIBUAT DI
TANGGAL
MENGETAHUI:

DIBUAT OLEH:

KUASA PENGGUNA ANGGARAN

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

............................
NIP ....................

.................................
NIP ..........................

Catatan:

Model KAK tersebut diatas berdasarkan Permen PU nomor: 43/PRT/M/2007 tanggal 27


Desember 2007 dan bersifat pokok yang masih harus disesuaikan, dikembangkan/ dilengkapi
untuk kebutuhan Kegiatan Satuan Kerja yang bersangkutan.

...........................................................................................................................................

36

KODE
II.2.2

SURAT PERJANJIAN PEKERJAAN MK

Untuk Surat Perjanjian Pekerjaan Manajemen Konstruksi, Syarat Umum dan Syarat Khusus
Kontrak Mengacu kepada Permen PU Nomor 43/PRT/M/2007 tanggal 27 Desember 2007
tentang Standar Dokumen Seleksi Nasional Pekerjaan Jasa Konsultasi Kontrak Lump Sum
(buku 7), Pelaporan dan Tahapan Pekerjaan, mengikuti Permen PU. Nomor 45/PRT/M/2007
tanggal 27 Desember 2007.

37

KODE
II.2.3

SURAT PERINTAH MULAI KERJA PEKERJAAN MK


SURAT PERINTAH MULAI KERJA
KEPALA SATUAN KERJA / PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
.........................................................................................
Nomor
Tanggal

:
:

...........................
............................

PEKERJAAN MANAJEMEN KONSTRUKSI


PEMBANGUNAN / REHABILITASI / RENOVASI / RESTORASI
..

Berdasarkan
Surat
Perjanjian
Pekerjaan
Nomor
:
dengan ini kami yang bertandatangan dibawah ini:
1.

Nama
Jabatan (struktural)
Alamat

tanggal

: ............................................
: ............................................
: ............................................

Selaku Kepala Satuan Kerja/Pejabat Pembuat Komitmen ............................ yang


selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA.
MEMERINTAHKAN KEPADA:
2.

Nama
Jabatan
Nama Badan Usaha

: ............................................
: Direktur ...............................
: ............................................

Alamat Badan Usaha : ...........................................


Selaku Konsultan Manajemen Konstruksi Pekerjaan .............. yang selanjutnya disebut
sebagai PIHAK KEDUA.
Surat Perintah Mulai Kerja ini diperintahkan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA
dengan ketentuan dan syarat-syarat seperti tersebut dibawah ini :
1. Pihak Pertama memerintahkan kepada Pihak Kedua untuk memulai melaksanakan
kegiatan pekerjaan Manajemen Konstruksi selambat lambatnya 14 (empat belas hari
kalender) sejak tanggal
sesuai dengan Kontrak Pekerjaan Manajemen
Konstruksi Nomor ;
Tanggal
.
2. Apabila dalam jangka waktu tersebut diatas Pihak Kedua belum juga memulai pekerjaan
yang menjadi tanggung jawabnya, maka Pihak Pertama berhak melakukan pemutusan
hubungan kontrak secara sepihak tanpa tuntutan dari Pihak Kedua, dan kepada Pihak
Kedua akan dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku.

38

Demikian Surat Perintah Mulai Kerja ini ditandatangani oleh kedua belah pihak di dan mulai
berlaku sejak tanggal ditandatanganinya oleh PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA.

PIHAK KEDUA
Konsultan Manajemen Konstruksi
PT. ......................................

PIHAK PERTAMA
Kepala Satuan Kerja/Pejabat
Pembuat Komitmen
..

........................................ .
*) ....................................

......................................
NIP

Catatan

*) Ditandatangani penanggung jawab perusahaan

39

KODE
II.2.4.1

LAPORAN PEKERJAAN MK

KEGIATAN

: .
.

PEKERJAAN

: .
.

LOKASI

: .

1.

2.

LAPORAN PEKERJAAN
MANAJEMEN KONSTRUKSI
NOMOR
MINGGU KE
TANGGAL
LAMPIRAN

: .
: .
: .
: 1 satu) set Laporan

Telah melaksanakan pekerjaan Manajemen Konstruksi untuk:


a. Pekerjaan
: ...................................................................
b. Lokasi
: ...................................................................
c. Departemen/Lembaga
: ...................................................................
b. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran :
Nomor
:
...
Tanggal
: ...
c. Konsultan MK
:
d. Surat Perjanjian Pekerjaan/
: Nomor
: ...
SPMK Manajemen Konstruksi
Tanggal
: ...
e. Biaya Pekerjaan MK
: Rp.....
()
f. Waktu Pekerjaan MK
: Tgl mulai
: ...
Tgl selesai
: ...
Jml. minggu : ...
Pelaksanaan Manajemen konstruksi tersebut meliputi (laporan lengkap terlampir):
a. .
b. .
a. Dan seterusnya.
Berdasarkan laporan pekerjaan pelaksanaan Nomor: . Minggu ke .
Tanggal. Yang dibuat oleh Kontraktor Pelaksana dan diperiksa oleh Konsultan
Manajemen Konstruksi, bahwa:
a. Kontraktor Pelaksana
: PT/CV.........................................................
b. Surat Perjanjian Pekerjaan/
: Nomor
: ........................................
SPMK Manajemen Konstruksi
Tanggal
: ........................................
Kemajuan pekerjaan telah mencapai prestasi sebesar: .. %

Demikian laporan pekerjaan ini dibuat dengan sebenarnya untuk digunakan seperlunya.
Diketahui oleh:
Pengelola Teknis Kegiatan
**) .....................................................

Dibuat oleh:
Konsultan Manajemen Konstruksi
PT/CV..

......................................
*)..

. ........................................... .
NIP.......................................
Catatan

*) Dapat ditangani oleh:


Penanggung jawab perusahaan dan atau
Penanggung jawab lapangan dari perusahaan
**) Diisi Nama Kegiatan yang bersangkutan

40

KODE
II.2.4.2
KEGIATAN
PEKERJAAN

LOKASI

BERITA ACARA SERAH TERIMA PEKERJAAN MK


: .
.
: .
.
: .

BERITA ACARA SERAH TERIMA


PEKERJAAN MK
: .
NOMOR
: .
TANGGAL
: Laporan Pekerjaan MK
LAMP.
Nomor
:
Tanggal
:
Minggu ke
:

Pada hari ini,tanggalbulan tahun .., kami yang bertanda


tangan di bawah ini :
I.
Nama
: ..
Jabatan
: Kepala Satuan Kerja/Pejabat Pembuat Komitmen
.............................................
berdasarkan Surat Keputusan.
Nomor
:
Tanggal :
Alamat Kantor
: ..
yang selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA
II.

Nama
Jabatan

:
:

..
..
Berdasarkan Akte Notaris
Nomor
:
Tanggal :
Bertindak untuk dan atas nama PT/CV .
Alamat kantor
: ..
Yang selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA.

Kedua belah pihak berdasarkan:


1.
Surat
Keputusan
penunjukan
dan
Perintah
Mulai
Kerja
tanggal ....
2.
Surat
Perjanjian
Pekerjaan
Manajemen
Konstruksi
....tanggal ....

Nomor:
Nomor:

Dengan ini telah setuju dan sepakat untuk melakukan Serah Terima Pekerjaan MK dengan
ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

Pasal 1
PIHAK KEDUA menyerahkan kepada PIHAK PERTAMA dan PIHAK PERTAMA menerima
dari PIHAK KEDUA seluruh hasil pekerjaan MK untuk:
a. Pekerjaan
: ............................................................
b. Lokasi
: ............................................................
c. Departemen/Lembaga
: ............................................................
b. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran: Nomor
:.....................................
Tanggal: ..................................

41

Pasal 2
Penyerahan sebagaimana yang dimaksud pasal 1 diatas termasuk meliputi (sesuai Surat
Perjanjian pekerjaan Manajemen Konstruksi):
1.
Laporan mingguan,
: .. () rangkap
2.
Dan seterusnya
: .. () rangkap
Demikian berita acara serah terima pekerjaan menejemen konstruksi ini dibuat dan
ditandatangani di . pada tanggal tersebut di atas, dalam rangkap 10
(sepuluh) untuk dipergunakan seperlunya.

PIHAK KEDUA
Konsultan Manajemen Konstruksi
PT/CV . ...............................

PIHAK PERTAMA
Kepala Satuan Kerja/Pejabat
Pembuat Komitmen
..

........................................ .
*) ....................................

......................................
NIP

Catatan

*) Penanggung jawab perusahaan

42

KODE
II.2.4.3

BERITA ACARA KEMAJUAN PEKERJAAN MANAJEMEN


KONSTRUKSI (MK) UNTUK PEMBAYARAN ANGSURAN

KEGIATAN

: .
.

PEKERJAAN

: .
.

LOKASI

: .

BERITA ACARA KEMAJUAN PEKERJAAN


MANAJEMEN KONSTRUKSI (MK) UNTUK
PEMBAYARAN ANGSURAN
: .
NOMOR
: .
TANGGAL
: Laporan Pekerjaan MK
LAMP.
Nomor
:
Tanggal
:
Minggu ke
:

Pada
hari
ini,
tanggalbulan
tahun
.., kami yang bertanda tangan di bawah ini :
I.
Nama
: ..
Jabatan
: Kepala Satuan Kerja/Pejabat Pembuat Komitmen
.............................................
berdasarkan Surat Keputusan.
Nomor
:
Tanggal :
Alamat Kantor
: ..
yang selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA
II.

Nama
Jabatan

:
:

..
..
Berdasarkan Akte Notaris
Nomor
:
Tanggal :
Bertindak untuk dan atas nama PT/CV .
Alamat kantor
: ..
Yang selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA.

Dengan ini menyatakan:


1.
Kedua belah pihak telah setuju dan sepakat bahwa, untuk:
a. Pekerjaan
: ............................................................
b. Lokasi
: ............................................................
c. Departemen/Lembaga
: ............................................................
d. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran:Nomor:
.....................................
Tanggal: .....................................
e. Konsultan MK
: ............................................................
f. Surat Perjanjian Pekerjaan/
: Nomor
: ...................................
SPMK Manajemen Konstruksi Tanggal
: ...................................
g. Biaya Pekerjaan MK
: Rp ......................................................
(.......................................................... )
Prestasi pekerjaan manajemen konstruksi telah mencapai kemajuan sebesar :
% () prosen.
2.

Berdasarkan pasal . Ayat .. Surat Perjanjian Pekerjaan Manajemen Konstruksi


tersebut butir 1.f diatas, maka PIHAK KEDUA telah berhak menerima dari PIHAK
PERTAMA sejumlah:
% X Rp . = Rp. .

43

3.

Kepada PIHAK KEDUA, telah dibayarkan : . (.) kali angsuran


pembayaran yaitu:
a. Angsuran ke ..
= Rp. .
b. Angsuran ke ..
= Rp. .
c. Angsuran ke ..
= Rp. .
Jumlah yang telah dibayarkan
= Rp. .

4.

Pada angsuran pembayaran ini


PIHAK KEDUA berhak dibayarkan
sebesar:
= Rp. .
Terbilang : ()

Demikian Berita Acara Kemajuan Pekerjaan Manajemen Konstruksi ini dibuat dan
ditandatangani di pada tanggal tersebut di atas, dalam rangkap
10 (sepuluh) untuk dipergunakan seperlunya.

PIHAK KEDUA
Konsultan Manajemen Konstruksi
PT/CV . ...............................

PIHAK PERTAMA
Kepala Satuan Kerja/Pejabat
Pembuat Komitmen
..

........................................ .
*) ....................................

......................................
NIP

44

PERENCANAAN

45

KODE
II.2.5.

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)


PEKERJAAN PERENCANAAN
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
PEKERJAAN PERENCANAAN
PEMBANGUNAN/REHABILITASI/RENOVASI/RESTORASI
......................................................................................
KEGIATAN
......................................................................................

1.

PENDAHULUAN
A. UMUM
1.

Setiap bangunan gedung negara harus diwujudkan dengan sebaik - baiknya,


sehingga mampu memenuhi secara optimal fungsi bangunannya, andal,
ramah lingkungan dan dapat sebagai teladan bagi lingkungannya, serta
berkontribusi positif bagi perkembangan arsitektur di Indanesia.

2.

Setiap bangunan gedung negara harus direncanakan, dirancang dengan


sebaik - baiknya, sehingga dapat memenuhi kriteria teknis bangunan yang
layak dari segi mutu, biaya, dan kriteria administrasi bagi bangunan gedung
negara.

3.

Pemberi jasa perencanaan untuk bangunan gedung negara perlu diarahkan


secara baik dan menyeluruh, sehingga mampu menghasilkan karya
perencanaan teknis bangunan yang memadai dan layak diterima menurut
kaidah, norma serta tata laku profesional.

4.

Kerangka Acuan Kerja ( KAK ) untuk pekerjaan perencanaan pedu disiapkan


secara matang sehingga memang mampu mendorong perwujudan karya
perencanaan yang sesuai dengan kepentingan kegiatan.

B. Latar Belakang.
l.

Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah merupakan bagian lingkup


Satuan Kerja

2.

Pemegang mata anggaran adalah Pemerintah RI yang dalam hal ini adalah
Departemen/ Lembaga..

3.

Untuk penyelenggaraan satuan kerjatermaksud, dibentuk Organisasi


Pengelola Satuan kerja berdasarkan Surat Keputusan Kepala Satuan Kerja :
..................... tanggal ... dan SK Pembentukan Panitia
Lelang
/
Pengadaan
/
Penunjukan
Langsung
Nomor
:
tanggal
.............
dengan susunan
organisasi seperti pada lampiran.

46

2.

MAKSUD DAN TUJUAN


1)

Kerangka Acuan Kerja ( KAK ) ini merupakan petunjuk bagi konsultan perencana
yang memuat masukan, azas, kriteria, keluaran dan proses yang harus dipenuhi
dan diperhatikan serta diinterprestasikan ke dalam pelaksanaan tugas
perencanaan.

2)

Dengan penugasan ini diharapkan konsultan Perencana dapat melaksanakan


tanggung jawabnya dengan baik untuk menghasilkan keluaran yang memadai
sesuai KAK ini.

3. SASARAN
Kegiatan yang dilaksanakan adalah Pembangunan/ Rehabilitasi/ Restorasi Bangunan :
1) ....
2) .....................

4. NAMA DAN ORGANISASI PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN


Pengguna Jasa adalah

: Satuan Kerja.............

Nama PPK

: .

Alamat

: Jl..

5. SUMBER PENDANAAN
A. Biaya Perencanaan.
1.

Untuk pelaksanaan pekerjaan Perencanaan ini diperlukan biaya kurang lebih


Rp.(..) dan mengikuti pedoman dalam Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum Nomor : 45 / KPTSMK/2007 tanggal 27 Desember 2007.
tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara yaitu:
a.

untuk pekerjaan standar berlaku biaya maksimum sesuai yang


tercantum dalam tabel A s.d. tabel D, dan dihitung dengan billing rate
sesuai ketentuan yang berlaku.

b.

bila terdapat pekerjaan non standar, maka dihitung secara orang-bulan


dan biaya langsung yang dapat diganti, sesuai dengan ketentuan billing
rate yang berlaku,

c.

pengaturan komponen pembiayaan pada butir a) dan b) diatas adalah


dipisahkan antara bangunan standar, serta dan non standar dan harus
terbaca dalam suatu rekapitulasi akhir yang menyebut angka dan huruf,

d.

besarnya biaya konsultan Perencanaan merupakan biaya tetap dan


pasti.

e.

ketentuan pembiayaan lebih lanjut mengikuti surat perjanjan pekerjaan


perencanaan yang dibuat oleh Kepala Satuan Kerja dan Konsultan
Perencana.

47

2.

Biaya pekerjaan konsultan Perencanaan dan tata cara pembayaran diatur


secara kontraktual setelah melalui tahapan proses pengadaan konsultan
perencana sesuai peraturan yang berlaku, yang terdiri dari:
a.
honorarium tenaga ahli dan tenaga penunjang,
b.
materi dan penggandaan laporan,
c.
Pembelian bahan dan ATK
d.
Biaya Penyelidikan tanah sederhana
e.
pembelian dan atau sewa peralatan,
f.
sewa kendaraan,
g.
biaya rapat-rapat,
h.
perjalanan (lokal maupun luar kota),
i.
jasa dan overhead Perencanaan,
j.
pajak dan iuran daerah lainnya,

3.

Pembayaran biaya konsultan Perencana didasarkan pada prestasi kemajuan


pekerjaan perencanaan.

B. Sumber Dana.
Sumber dana dari keseluruhan pekerjaan perencanaan dibebankan pada:
1.
2.
3.

6.

DIPA Nomor .........................tanggal


Loan Nomor ..........................tanggal
Dan lain-lain.

LINGKUP, LOKASI KEGIATAN, DATA DAN FASILITAS PENUNJANG


A. Lingkup Kegiatan; adalah Perencanaan Pembangunan/
renovasi/Restorasi Gedung ...........................(sesuai DIPA).

Rehabilitasi/

B. Lokasi Kegiatan; ...........


C. Data Lokasi;
1) Untuk melaksanakan tugasnya konsultan Perencana harus mencari informasi
yang dibutuhkankan selain dari informasi yang diberikan oleh Kepala Satuan
Kerja termasuk melalui Kerangka Acuan Kerja ini.
2) Konsultan Perencana harus memeriksa kebenaran informasi yang digunakan
dalam pelaksanaan tugasnya, baik yang berasal dari Kepala Satuan Kerja,
maupun yang dicari sendiri. Kesalahan kelalaian pekerjaan perencanaan
sebagai akibat dari kesalahan informasi menjadi tanggung jawab konsultan
Perencana.
3) Dalam hal ini informasi yang diperlukan dan harus diperoleh untuk bahan
perencanaan diantaranya mengenai hal-hal sebagai berikut:
a.

Informasi tentang lahan, meliputi :


i.
kondisi fisik lokasi seperti : luasan, batas-batas, dan topografi,
ii.
kondisi tanah (hasil soil test),
iii. keadaan air tanah,
iv. peruntukan tanah,

48

V.
vi.
vii.

koefisien dasar bangunan,


koefisien lantai bangunan,
perincian penggunaan lahan, perkerasan, penghijauan dan
lain-lain.

b.

Pemakai bangunan:
i.
struktur organisasi,
ii.
jumlah
personii-personil
sekarang
dan
satuan
kerja
pengembangan
untuk
.............
tahun
mendatang
(umumnya 5 tahun),
iii. kegiatan utama utama, penunjang, pelengkap,
iv. perlengkapan / peralatan khusus, jenis, berat, dan dimensinya.

c.

Kebutuhan bangunan:
i.
program ruang,
ii.
keinginan tentang organisasi / pemanfaatan ruang,

d.

Keinginan tentang ruang-ruang tertentu, baik yang berhubungan


dengan pemakai atau perlengkapan yang akan digunakan dalam ruang
tersebut.

e.

Keinginan tentang kemungkinan perubahan fungsi ruang/ bangunan.

f.

Keinginan - keinginan tentang utilitas bangunan seperti:


i.

Air bersih :
1)
kebutuhan (sekarang dan proyeksi mendatang),
2)
sumber air, jaringan dan kapasitasnya.

ii.

Air hujan dan air buangan;


1)
letak saluran kota,
2)
cara pembuangan keluar tapak.

iii.

Air kotor dan sampah.


1)
Letak Tempat Pembuangan Sementara (TPS)
2)
Cara pembuangan keluar dari TPS

iv.

Tata Udara/A.C. (bila dipersyaratkan)


1)
beban (Ton ref),
2)
pembagian beban,
3)
sistem yang diinginkan.

v.

Transportasi verfikal dalam bangunan (bila dipersyaratkan) ;


1)
type dan kapasitas yang akan dipilih,
2)
intervall dan waktu tunggu (Waifing Time),
3)
penggunaan escalator dan conveyor.

vi.

Penanggulangan bahaya kebakaran (bila dipersyaratkan) :


1)
detector (jenis, type),
2)
fire alarm (jenis),
3)
peralatan permadam kebakaran (jenis, kemampuan).

49

vii.

Pengaman dari bahaya


dipersyaratkan)
1)
alarm (jenis, type),
2)
sistim yang dipilih.

pencurian

dan

perusakan

(bila

viii. Jaringan listrik :


1)
kebutuhan daya,
2)
sumber daya dan spesifikasinya,
3)
cadangan apabila dibutuhkan (kapasitas, spesifikasi).
ix.

Jaringan komunikasi (telepon, telex, radio, intercom) ;


1)
kebutuhan titik pembicaraan,
2)
sistim yang dipilih.

X.

Dan lain-lain sesuai keperluannya.

4) program alih teknologi.


5) staf/ tim teknis pelaksanaan pekerjaan.
Pejabat Pembuat Komitmen akan mengangkat petugas sebagai wakilnya
yang bertindak sebagai Tim Teknis untuk pengawas, pendamping dalam
pelaksanaan pekerjaan ini.

7.

LINGKUP PEKERJAAN
7.1. LINGKUP TUGAS
Lingkup tugas yang harus dilaksanakan oleh konsultan Perencana adalah
berpedoman pada ketentuan yang berlaku, khususnya Pedoman Teknis
Pembangunan Bangunan Gedung Negara, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Nomor: 45/KPTS/M/2007 tanggal 27 Desember 2007 yang dapat meliputi tugas-tugas
perencanaan lingkungan, site/tapak bangunan, dan perencanaan fisik bangunan
gedung negara yang terdiri dari:
A. Persiapan Perencanaan seperti mengumpulkan data dan informasi lapangan
(termasuk penyelidikan tanah sederhana), membuat interpretasi secara garis
besar terhadap KAK, dan konsultasi dengan pemerintah daerah setempat
mengenai peraturan daerah/ perijinan bangunan.
B. Penyusunan Prarencana seperti rencana tapak, pra-rencana bangunan termasuk
program dan konsep ruang, perkiraan biaya, dan mengurus perijinan sampai
mendapatkan keterangan rencana kota, keterangan persyaratan bangunan dan
lingkungan, dan IMB pendahuluan dari Pemerintah Daerah Setempat.
C. Menyelenggarakan paket satuan kerjaloka karya value engineering (VE) selama
40 (empat puluh) jam secara in house (khusus untuk pembangunan bangunan
gedung diatas luas 12.000 M2 atau diatas 8 lantai).
D. Penyusunan Pengembangan Rencana, antara lain membuat:
1.

Rencana arsitektur, beserta uraian konsep dan visualisasi atau studi maket
yang mudah dimengerti oleh pemberi tugas.
Perhitungan struktur harus ditandatangani oleh Tenaga Ahli yang mempunyai
Ijin Sertifikat.

50

2.

Rencana struktur, beserta uraian konsep dan perhitungannya.

3.

Rencana utilitas, dan Tata Hijau/landscape beserta uraian konsep dan


perhitungannya.

4.

Perkiraan biaya.

E. Penyusunan Rencana Detail antara lain membuat:


1.

Gambar-gambar detail arsitektur, detail struktur, detail utilitas yang sesuai


dengan gambar rencana yang telah disetujui.
Semua gambar arsitektur, struktur, dan utilitas harus ditanda tangani oleh
Penanggung Jawab Perusahaan dan Tenaga Ahli yang mempunyai Ijin
Sertifikat.

2.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS).

3.

Rincian volume pelaksanaan pekerjaan, rencana anggaran biaya pekerjaan


konstruksi (E.E.).

4.

Laporan akhir perencanan.

F. Mengadakan persiapan pelelangan, seperti membantu Kepala Satuan Kerja di


dalam menyusun dokumen pelelangan dan membantu panitia pelelangan
menyusun program dan pelaksanaan pelelangan.
G. Membantu panitia pelelangan pada waktu penjelasan pekerjaan, termasuk
menyusun berita acara penjelasan pekerjaan, evaluasi penawaran, menyusun
kembali dokumen pelelangan, dan melaksanakan tugas-tugas yang sama apabila
terjadi lelang ulang.
H. Mengadakan pengawasan berkala setama pelaksanaan konstruksi fisik dan
melaksanakan satuan kerjaseperti :

I.

1.

Melakukan penyesuaian gambar dan spesifikasi teknis pelaksanaan bila ada


perubahan.

2.

Memberikan penjelasan terhadap persoalan-persoalan yang timbul selama


masa pelaksanaan konstruksi.

3.

Memberikan saran-saran,
penggunaan bahan.

4.

Membuat laporan akhir pengawasan berkala.

pertimbangan

dan

rekomendasi

tentang

Menyusun buku petunjuk penggunaan peralatan bangunan dan perawatannya


termasuk
petunjuk
yang
menyangkut
peralatan
dan
perlengkapan
mekanikal-elektrikal bangunan.

7.2. TANGGUNG JAWAB PERENCANAAN


A. Konsultan Perencanaan bertanggung jawab secara profesional atas jasa
perencanaan yang berlaku dilandasi pasal 11 Undang-undang Nomor 18 Tentang
Jasa Konstruksi.
B. Secara umum tanggung jawab konsultan adalah minimal sebagai berikut:
1.

Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus memenuhi persyaratan


standar hasil karya perencanaan yang berlaku mekanisme pertanggungan
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

51

2.

Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus telah mengakomodasi


batasan - batasan yang telah diberikan oleh kegiatan, termasuk melalui KAK
ini, seperti dari segi pembiayaan, waktu penyelesaian pekerjaan dan mutu
bangunan yang akan diwujudkan.

3.

Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus telah memenuhi peraturan,


standar, dan pedoman teknis bangunan gedung yang berlaku untuk
bangunan gedung pada umumnya dan yang khusus untuk bangunan gedung
negara.

8. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN

Jangka waktu pelaksanaan Perencanaan sampai dengan persiapan Dokumen


Lelang Konstruksi diperkirakan selama.........(....) bulan atau.....(.........) hari kalender,
terhitung sejak terbit SPMK.

Konsultan Perencana mempunyai kewajiban untuk melaksanakan Pengawasan


Berkala terhadap hasil karyanya selama pelaksanaan Konstruksi Fisik, yang
diperkirakan selama.............(..........) bulan atau............(............) hari kalender.

9. TENAGA AHLI
Untuk mencapai hasil yang diharapkan, Pihak Konsultan Perencana harus
menyediakan tenaga-tenaga ahli dalam suatu struktur organisasi Konsultan Perencana
untuk menjalankan kewajibannya sesuai dengan lingkup jasa yang tercantum dalam
KAK ini yang bersertifikat dan disetujui oleh PEMBERI TUGAS.
Struktur Organisasi serta daftar tenaga ahli beserta kualifikasinya, minimal sebagai
berikut :
CONTOH :
No.

JABATAN

A.
1.
2.
3.
4.
5.
6.

TENAGA AHLI
Team Leader
Sipil / Struktur
Mekanikal & Elektrikal
Interior
Quantity Surveyor
dll

C.
1.
2.

TENAGA PENDUKUNG
Operator Komputer
Administrasi Kantor
Dll

KEAHLIAN

ARSITEK
SIPIL
ELEKTRIKAL

JML
(org)

KUALI
FIKASI

PENGALAMAN
MINIMAL

1
1
1
1
1

S1
S1
S1
S1
S1

9 tahun
7 tahun
5 tahun
5 tahun
5 tahun

2
1

D3
S1

4 tahun
4 tahun

Sesuai dengan ketentuan, maka Tenaga Ahli diatas harus memiliki Sertifikat tenaga
ahli SKA/SKT dari Asosiasi dan dilengkapi dengan Curiculum Vitae (pengalaman
dilengkapi dengan referensi/surat keterangan) serta ijazah.

52

10. KELUARAN
10.1. TAHAPAN PERENCANAAN
Keluaran yang dihasilkan oleh konsultan Perencana berdasarkan Kerangka Acuan
Kerja ini adalah lebih lanjut akan diatur dalam surat perjanjian, yang minimal meliputi:
A. Tahap Konsep Perencanaan
1) Konsep penyiapan rencana teknis, termasuk konsep organisasi, jumlah dan
kualifikasi tim perencana, metoda pelaksanaan, dan tanggung jawab waktu
perencanaan.
2) Konsep skematik rencana teknis, termasuk program ruang, organisasi
hubungan ruang, dll.
3) Laporan data dan informasi lapangan, termasuk penyelidikan tanah sederhana,
keterangan rencana kota, dll.
B. Tahap Pra - Rencana Teknis
1) Gambar-gambar rencana tapak.
2) Gambar-gambar pra-rencana bangunan.
3) Perkiraan biaya pembangunan.
4) Laporan Perencanaan.
5) Mengurus kelengkapan untuk perizinan, IMB, SLF, dan Bukti Hak Atas Tanah.
6) Hasil konsultasi rencana dengan Pemda setempat.
7) Garis besar rencana kerja dan syarat-syarat (RKS).
8) Laporan hasil kegiatan lokakarya value engineering (khusus untuk bangunan
diatas 12. 000 m2 atau lebih dari 8 lantai).
C. Tahap Pengembangan Rencana
1) rencana arsitektur, beserta uraian konsep dan visualisasi dwi dan trimatra bila
diperlukan;
2) rencana struktur, beserta uraian konsep dan perhitungannya;
3) rencana mekanikal-elektrikal termasuk IT, beserta uraian konsep dan
perhitungannya;
4) garis besar spesifikasi teknis (Outline Specifi-cations);
5) perkiraan biaya.
D. Tahap Rencana Detail
1) membuat gambar-gambar detail,
2) rencana kerja dan syarat-syarat, (RKS)
3) rincian volume pelaksanaan pekerjaan, (BQ)
4) rencana anggaran biaya pekerjaan konstruksi, (RAB) berdasarkan Analisa
Biaya Konstruksi - SNI
5) dan menyusun laporan perencanaan; struktur, utilitas, lengkap dengan
perhitungan-perhitungan yang bisa dipertanggung jawabkan.

53

E. Tahap Pelelangan (Dokumen Perencanaan Teknis)


1) Gambar Rencana beserta detail pelaksanaan ; arsitektur, struktur, mekanikal
dan elektrikal, pertamanan, tata ruang ,
2) Rencana kerja dan syarat-syarat administratif, syarat umum dan syarat teknis
(RKS)
3) Reancana Anggaran Biaya (RAB),
4) Rincian Voume pekerjaan/ bill of quatity (BQ),
5) Laporan Perencanaan;
F. Tahap Pengawasan Berkala
1). Laporan Pengawasan Berkala; seperti memeriksa kesesuaian pelaksanaan
pekerjaan dengan rencana secara berkala, melakukan penyesuaian gambar
dan spesifikasi teknis pelaksanaan bila ada perubahan, memberikan
penjelasan terhadap persoalan-persoalan yang timbul selama masa
konstruksi, memberikan rekomendasi tentang penggunaan bahan, dan
membuat laporan akhir pengawasan berkala;
2) Menyusun laporan akhir pekerjaan perencanaan yang terdiri atas perubahan
perencanaan pada masa pelaksanaan konstruksi, petunjuk penggunaan,
pemeliharaan, dan perawatan bangunan gedung, termasuk petunjuk yang
menyangkut peralatan dan perlengkapan mekanikal-elektrikal bangunan.

10.2. K R l T E R l A
A. Kriteria Umum
Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh konsultan perencana seperti yang
dimaksud pada KAK harus memperhatikan kriteria umum bangunan disesuaikan
berdasarkan fungsi dan kompleksitas bangunan, yaitu:
1) Persyaratan Peruntukan dan Intensitas :
a.

menjamin bangunan gedung didirikan berdasarkan ketentuan tata


ruang dan tata bangunan yang ditetapkan di Daerah yang
bersangkutan,

b.

menjamin bangunan dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya,

c.

menjamin keselamatan pengguna, masyarakat, dan lingkungan.

2) Persyaratan Arsitektur dan Lingkungan


a.

menjamin terwujudnya bangunan gedung yang didirikan berdasarkan


karakteristik lingkungan, ketentuan wujud bangunan, dan budaya
daerah, sehingga seimbang, serasi dan selaras dengan lingkungannya
(fisik, sosial dan budaya),

b.

menjamin terwujudnya tata ruang hijau yang dapat memberikan


keseimbangan dan keserasian bangunan terhadap lingkungannya,

c.

menjamin bangunan gedung dibangun dan dimanfaatkan dengan tidak


menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.

54

3) Persyaratan Struktur Bangunan


a.

menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dapat mendukung


beban yang timbul akibat perilaku alam dan manusia (gempa,dll),

b.

menjamin keselamatan manusia dari kemungkinan kecelakaan atau


luka yang disebabkan oleh kegagalan struktur bangunan,

c.

menjamin kepentingan manusia dari kehilangan atau kerusakan benda


yang disebabkan oleh perilaku struktur,

d.

menjamin perlindungan properti lainnya dari kerusakan fisik yang


disebabkan oleh kegagalan struktur.

4) Persyaratan Ketahanan terhadap Kebakaran


a.

menjamin terwujudnya sistem proteksi pasif dan aktif pada bangunan


gedung.

b.

menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dapat mendukung


beban yang timbul akibat perilaku alam dan manusia,

c.

menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dibangun sedemikian


rupa sehingga mampu secara struktural stabil selama kebakaran,
sehingga:
i.
ii.
iii.

cukup waktu bagi penghuni melakukan evakuasi secara aman,


cukup waktu dan mudah bagi pasukan pemadam kebakaran
memasuki lokasi untuk memadamkan api,
dapat menghindari kerusakan pada properti lainnya.

5) Persyaratan Sarana Jalan Masuk dan Keluar


a.

menjamin terwujudnya bangunan gedung yang mempunyai akses yang


layak, aman dan nyaman ke dalam bangunan dan fasilitas serta
layanan di dalamya,

b.

menjamin terwujudnya upaya melindungi penghuni dari kesakitan atau


luka saat evakuasi pada keadaan darurat,

c.

menjamin tersedianya aksesbilitas bagi penyandang cacat, khususnya


untuk bangunan fasilitas umum dan sosial,
6) Persyaratan Transportasi dalam Gedung
a.

menjamin tersedianya sarana transportasi yang layak, aman, dan


nyaman di dalam bangunan gedung,

b.

menjamin tersedianya aksesbilitas bagi penyandang cacat, khususnya


untuk bangunan fasilitas umum dan sosial,
7) Persyaratan Pencahayaan Darurat, Tanda arah Keluar, dan Sistem Peringatan
Bahaya :
a.

menjamin tersedianya pertandaan dini yang informatif di dalam


bangunan gedung apabila terjadi keadaan darurat,

b.

menjamin penghuni melakukan evakuasi secara mudah dan aman,


apabila terjadi keadaan darurat,

55

8) Persyaratan Instalasi Listrik, Penangkal Petir dan Komunikasi :


a.

menjamin terpasangnya instalasi listrik secara cukup dan aman dalam


menunjang terselenggaranya satuan kerjadi dalam bangunan gedung
sesuai dengan fungsinya,

b.

menjamin terwujudnya keamanan bangunan gedung dan penghuninya


dari bahaya akibat petir,

c.

menjamin tersedianya sarana komunikasi yang memadai dalam


menunjang terselenggaranya satuan kerjadi dalam bangunan gedung
sesuai dengan fungsinya.

9) Persyaratan Instalasi Gas (gas bakar dan/atau gas medik) :


a.

menjamin terpasangnya instalasi gas secara aman dalam menunjang


terselenggaranya satuan kerjadi dalam bangunan gedung sesuai
dengan fungsinya,

b.

menjamin terpenuhinya pemakaian gas yang aman dan cukup,

c.

menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan gas secara


baik.

10) Persyaratan Sanitasi Bangunan Gedung dan Lingkungan


a.

menjamin tersedianya sarana sanitasi yang memadai dalam menunjang


pada bangunan gedung dan lingkungan sesuai dengan fungsinya,

b.

menjamin terwujudnya kebersihan, kesehatan dan


kenyamanan bagi penghuni bangunan dan lingkungan,

c.

menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan sanitasi


secara baik,

memberikan

11) Persyaratan Ventilasi dan Pengkondisian Udara


a.

b.

menjamin terpenuhinya kebutuhan udara yang cukup, baik alami


maupun buatan dalam menunjang terselenggaranya satuan kerjadalam
bangunan gedung sesuai dengan fungsinya,
menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan tata udara
secara baik,

12) Persyaratan Pencahayaan :


a.

menjamin terpenuhinya kebutuhan pencahayaan yang cukup, baik


alami maupun buatan dalam menunjang terselenggaranya satuan
kerjadalam bangunan gedung sesuai dengan fungsinya,

b.

menjamin upaya beroperasinya


pencahayaan secara baik,

peralatan

dan

perlengkapan

13) Persyaratan Kebisingan dan Getaran


a.

menjamin terwujudnya kehidupan yang nyaman dari gangguan suara


dan getaran yang tidak diinginkan,

b.

menjamin adanya kepastian bahwa setiap usaha atau satuan kerjayang


menimbulkan dampak negatif suara dan getaran perlu melakukan
upaya pengendalian pencemaran dan atau mencegah perusakan
lingkungan.

56

B. Kriteria Khusus
Kriteria khusus dimaksudkan untuk memberikan syarat -syarat yang khusus,
spesifik berkaitan dengan bangunan gedung yang akan direncanakan, baik dari
segi fungsi khusus bangunan, segi teknis lainnya, misalnya:
1) Dikaitkan dengan upaya pelestarrian atau konservasi bangunan yang ada.
2) Kesatuan perencanaan bangunan dengan lingkungan yang ada disekitar,
seperti dalam rangka implementasi penataan bangunan dan lingkungan.
3) Solusi dan batasan - batasan kontekstual , seperti faktor sosial budaya
setempat, geografi klimatologi, dan lain - lain.

10.3. AZAS-AZAS
Selain dari kriteria diatas, di dalam melaksanakan tugasnya konsultan Perencana
hendaknya memperhatikan azas-azas bangunan gedung negara sebagai berikut:
A. Bangunan gedung negara hendaknya fungsional, efisien, menarik tetapi tidak
berlebihan.
B. Kreatifitas desain hendaknya tidak ditekankan pada kelatahan gaya dan
kemewahan material, tetapi pada kemampuan mengadakan sublimasi antara
fungsi teknik dan fungsi sosial bangunan, terutama sebagai bangunan pelayanan
kepada masyarakat.
C. Dengan batasan tidak mengganggu produktivitas kerja, biaya investasi dan
pemeliharaan bangunan sepanjang umumya, hendaknya diusahakan serendah
mungkin.
D. Desain bangunan hendaknya dibuat sedemikian rupa, sehingga bangunan dapat
dilaksanakan dalam waktu yang pendek dan dapat dimanfaatkan secepatnya.
E. Bangunan gedung negara hendaknya dapat meningkatkan kualitas lingkungan,
dan menjadi acuan tata bangunan dan lingkungan di sekitarnya.
10.4. PROSES PERENCANAAN
A. Dalam proses perencanaan untuk menghasilkan keluaran-keluaran yang diminta,
konsultan Perencana harus menyusun jadwal pertemuan berkala dengan
Pengelola Kegiatan.
B. Dalam pertemuan berkala tersebut ditentukan produk awal, antara dan pokok yang
harus dihasilkan konsultan sesuai dengan rencana keluaran yang ditetapkan
dalam KAK ini.
C. Dalam pelaksanaan tugas, konsultan harus selalu memperhitungkan bahwa waktu
pelaksanaan pekerjaan adalah mengikat.

57

10.5. PROGRAM KERJA


A. Konsultan Perencana harus segera menyusun program kerja minimal meliputi :
1.

Jadual kegiatan secara detail.

2.

Alokasi tenaga yang lengkap (disiplin dan keahliannya). Tenaga-tenaga yang


diusulkan oleh konsultan perencana harus mendapatkan persetujuan dari
Kepala Satuan Kerja.

3.

Konsep penanganan pekerjaan perencanaan.

B. Program kerja secara keseluruhan harus mendapatkan persetujuan dari


Kepala Satuan Kerja, setelah sebelumnya dipresentasikan oleh Konsultan
Perencana dan mendapatkan pendapat teknis dari Pengelola Teknis Kegiatan.
C.

Secara Umum, persyaratan teknis bangunan gedung negara mengikuti


ketentuan dalam :
1) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 29/PRT/M/2006 tanggal 1
Desember 2006 tentang Persyaratan Teknis Bangunan Gedung.
2) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 45/PRT/M/2007 tanggal 27
Desember 2007 Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung
Negara.
3) Standar Nasional Indonesia tentang Bangunan Gedung serta standar
teknis yang terkait.
4) Peraturan daerah setempat tentang Bangunan Gedung.

11. PELAPORAN
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)

Konsep Perencanaan,
Pra Rencana Teknis,
Pengembangan Rencana
Rencana Detail,
Dokumen Pelelangan,
Laporan Pengawasan Berkala,
Laporan Akhir Perencanaan.

12. PENUTUP
A. Setelah Kerangka Acuan Kerja ( KAK ) ini diterima, maka konsultan hendaknya
merneriksa sernua bahan masukan yang diterima dan mencarii bahan masukan
lain yang dibutuhkan.
B. Berdasarkan bahan-bahan tersebut konsultan agar segera menyusun program
kerja untuk dibahas dengan Kepala Satuan Kerja.

58

DIBUAT DI
TANGGAL
MENGETAHUI:

DIBUAT OLEH:

KUASA PENGGUNA ANGGARAN

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

............................
NIP ....................

.................................
NIP ..........................

Catatan:

Model KAK tersebut diatas berdasarkan Permen PU nomor: 43/PRT/M/2007 tanggal 27


Desember 2007 dan bersifat pokok yang masih harus disesuaikan, dikembangkan/ dilengkapi
untuk kebutuhan Kegiatan satuan kerja yang bersangkutan

59

KODE
II.2.6

SURAT PERJANJIAN PEKERJAAN PERENCANAAN

Untuk Surat Perjanjian Pekerjaan Perencanaan, Syarat Umum dan Syarat Khusus Kontrak
Mengacu kepada Permen PU Nomor 43/PRT/M/2007 tanggal 27 Desember 2007 tentang
Standar Dokumen Seleksi Nasional Pekerjaan Jasa Konsultasi Kontrak Lump Sum (buku 7),
Pelaporan dan Tahapan Pekerjaan, mengikuti Permen PU. Nomor 45/PRT/M/2007 tanggal
27 Desember 2007.

60

KODE
II.7

SURAT PERINTAH MULAI KERJA PEKERJAAN PERENCANAAN

SURAT PERINTAH MULAI KERJA


KEPALA SATUAN KERJA/PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
.........................................................................................
Nomor
Tanggal

:
:

...........................
............................

PEKERJAAN PERENCANAAN
PEMBANGUNAN / REHABILITASI / RENOVASI / RESTORASI
..

Berdasarkan Surat Perjanjian Pekerjaan Perncanaan Nomor: .. tanggal


dengan ini kami yang bertandatangan dibawah ini:
1.

Nama
Jabatan (struktural)
Alamat

: ............................................
: ............................................
: ............................................

Selaku Kepala Satuan Kerja/Pejabat Pembuat Komitmen ............................ yang


selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA.
MEMERINTAHKAN KEPADA:
2.

Nama
Jabatan
Nama Badan Usaha
Alamat Badan Usaha

:
:
:
:

...........................................
...........................................
...........................................
...........................................

Selaku Konsultan Perencana Pekerjaan .............. yang selanjutnya disebut sebagai


PIHAK KEDUA.
Surat Perintah Mulai Kerja ini diperintahkan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA
dengan ketentuan dan syarat-syarat seperti tersebut dibawah ini
1. Pihak Pertama memerintahkan kepada Pihak Kedua untuk memulai melaksanakan
kegiatan pekerjaan Perencanaan selambat lambatnya 14 (empat belas hari kalender)
sejak tanggal
sesuai dengan Kontrak Pekerjaan Manajemen Konstruksi
Nomor ;
Tanggal
.
2. Apabila dalam jangka waktu tersebut diatas Pihak Kedua belum juga memulai pekerjaan
yang menjadi tanggung jawabnya, maka Pihak Pertama berhak melakukan pemutusan
hubungan kontrak secara sepihak tanpa tuntutan dari Pihak Kedua, dan kepada Pihak
Kedua akan dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku.

61

Demikian Surat Perintah Mulai Kerja ini ditandatangani oleh kedua belah pihak di dan mulai
berlaku sejak tanggal ditandatanganinya oleh PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA.

PIHAK KEDUA
Konsultan Perencana
PT/CV . ...............................

PIHAK PERTAMA
Kepala Satuan Kerja/Pejabat
Pembuat Komitmen
..

........................................ .
*) ....................................

......................................
NIP

Catatan

*) Ditandatangani penanggung jawab perusahaan

62

KODE
II.8.1

LAPORAN PEKERJAAN PERENCANAAN

KEGIATAN
PEKERJAAN

LOKASI

: .
.
: .
.

LAPORAN PEKERJAAN
PERENCANAAN
NOMOR
: .
MINGGU KE
: .
TANGGAL
: .
LAMPIRAN
: 1 satu) set Laporan

: .

1.

Telah melaksanakan pekerjaan Perencanaan untuk:


a. Pekerjaan
: ............................................................
b. Lokasi
: ............................................................
c. Departemen/Lembaga
: ............................................................
d. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
:
Nomor
: ...
Tanggal
: ...
e. Konsultan Perencanaan :

f. Surat Perjanjian Pekerjaan/


: Nomor
: ...
SPMK Perencanaan
Tanggal
: ...
g. Biaya Pekerjaan
: Rp
()
h. Waktu Pekerjaan
: Tgl mulai
: ...
Tgl selesai : ...
Jml. minggu : ...

2.

Pelaksanaan kegiatan Perencanaan tersebut meliputi (laporan lengkap terlampir):

3.
No

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Tahap Pekerjaan

Bobot
Pekerjaan

Tahap
Penyelesaian
Pekerjaan

Bobot
Prestasi

10 %
20 %
25 %
25 %
5%
15 %

.. %
.. %
.. %
.. %
.. %
.. %

.. %
.. %
.. %
.. %
.. %
..%

Tahap Konsep Rencana


Tahap Pra-Rencana
Tahap pengembangan Rencana
Tahap Rencana Detail
Tahap Pelelangan sampai
terbitnya SPMK
Tahap pengawasan berkala
Jumlah

Kemajuan laporan pekerjaan


(..) prosen.

100 %

telah

63

mencapai

.. %

prestasi

sebesar

..

Demikian laporan pekerjaan ini dibuat dengan sebenarnya untuk digunakan seperlunya.

Diperiksa oleh:
**)Konsultan Manajemen Konstruksi
PT/CV . ...............................

Dibuat oleh:
Konsultan Perencana
PT/CV..

........................................ .
NIP .................................

......................................
*)

Mengetahui :
Pengelola Teknis
Departemen Pekerjaan Umum

..............................................
NIP..................................

Catatan

*) Penanggung jawab perusahaan


**) Bila tidak menggunakan Konsultan MK. Kelengkapan Laporan tersebut di ketahui oleh
Pengelola Teknis Kegiatan yang bersangkutan

64

KODE
II.8.2
KEGIATAN
PEKERJAAN

LOKASI

BERITA ACARA SERAH TERIMA PEKERJAAN PERENCANAAN


: .
.
: .
.
: .

BERITA
ACARA
SERAH
TERIMA
PEKERJAAN PERENCANAAN
: .
NOMOR
: .
TANGGAL
: Laporan Pekerjaan
LAMP.
Perencanaan
Nomor
:
Tanggal
:
Minggu ke
:

Pada
hari
ini,
tanggalbulan
tahun
.., kami yang bertanda tangan di bawah ini :
I.
Nama
: ..
Jabatan
: Kepala Satuan Kerja/Pejabat Pembuat Komitmen
....................................................
berdasarkan Surat Keputusan.
Nomor
:
Tanggal :
Alamat Kantor
: ..
yang selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA
II.

Nama
Jabatan

:
:

..
..
Berdasarkan Akte Notaris
Nomor
:
Tanggal :
Bertindak untuk dan atas nama PT/CV .
Alamat kantor
: ..
Yang selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA.

Kedua belah pihak berdasarkan Surat Perjanjian Pekerjaan Perencanaan Nomor:


.... tanggal ....
Dengan ini telah setuju dan sepakat untuk melakukan Serah Terima Pekerjaan
Perencanaan dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

Pasal 1
PIHAK KEDUA menyerahkan kepada PIHAK PERTAMA dan PIHAK PERTAMA menerima
dari PIHAK KEDUA seluruh hasil pekerjaan perencanaan untuk:
a. Pekerjaan
: ............................................................
b. Lokasi
: ............................................................
c. Departemen/Lembaga
: ............................................................
c. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
:
Nomor
: .....................................
Tanggal
: .....................................
Pasal 2

65

Penyerahan sebagaimana yang dimaksud pasal 1 diatas termasuk meliputi (sesuai Surat
Perjanjian Pekerjaan Perencanaan):
1.
Dokumen Konsep Rencana
: .. () rangkap
2.
Dokumen Pra Rencana
: .. () rangkap
3.
seterusnya.
Demikian Berita Acara Serah Terima Pekerjaan Perencanaan ini dibuat dan ditandatangani
di .pada tanggal tersebut di atas, dalam rangkap 10 (sepuluh) untuk
dipergunakan seperlunya.

PIHAK KEDUA
Konsultan Perencana
PT/CV . .......................................

PIHAK PERTAMA
Kepala Satuan Kerja/Pejabat
Pembuat Komitmen
..

.............................................. .
*) .............................................

.......................................
NIP

Catatan

*) Penanggung jawab perusahaan

66

KODE
II.8.3

BERITA ACARA KEMAJUAN


PEMBAYARAN ANGSURAN

KEGIATAN

: .
.

PEKERJAAN

: .
.

LOKASI

: .

PEKERJAAN

PERENCANAAN

UNTUK

BERITA ACARA KEMAJUAN PEKERJAAN


PERENCANAAN UNTUK PEMBAYARAN
ANGSURAN
: .
NOMOR
: .
TANGGAL
: Laporan Pekerjaan
LAMP.
Perencanaan
Nomor
:
Tanggal
:
Minggu ke
:

Pada
hari
ini,
tanggalbulan
tahun
.., kami yang bertanda tangan di bawah ini :
I.
Nama
: ..
Jabatan
: Kepala Satuan Kerja/Pejabat Pembuat Komitmen
...................................................
berdasarkan Surat Keputusan.
Nomor
:
Tanggal :
Alamat Kantor
: ..
yang selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA
II.

Nama
Jabatan

:
:

..
..
Berdasarkan Akte Notaris
Nomor
:
Tanggal :
Bertindak untuk dan atas nama PT/CV .
Alamat kantor
: ..
Yang selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA.

Dengan ini menyatakan:


1.
Kedua belah pihak telah setuju dan sepakat bahwa, untuk:
a. Pekerjaan
: ............................................................
b. Lokasi
: ............................................................
c. Departemen/Lembaga
: ............................................................
d. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
:
Nomor
: .....................................
Tanggal
: .....................................
e. Konsultan Perencana
: ............................................................
f. Surat Perjanjian Pekerjaan/
: Nomor
: ...................................
SPMK Perencanaan
Tanggal
: ...................................
g. Biaya Perencanaan
: Rp ......................................................
(.......................................................... )
Prestasi pekerjaan perencanaan telah mencapai kemajuan sebesar : %
() prosen.
1.

Berdasarkan pasal . Ayat .. Surat Perjanjian Pekerjaan Perencanaan tersebut


butir 1.f diatas, maka PIHAK KEDUA telah berhak menerima dari PIHAK PERTAMA

67

sejumlah:
% X Rp .

= Rp. .

2.

Kepada PIHAK KEDUA, telah dibayarkan : . (.) kali angsuran


pembayaran yaitu:
a. Angsuran ke ..
= Rp. .
b. Angsuran ke ..
= Rp. .
c. Angsuran ke ..
= Rp. .
Jumlah yang telah dibayarkan
= Rp. .

3.

Pada angsuran pembayaran ini PIHAK KEDUA berhak dibayarkan sebesar:


Rp. .
Terbilang : ()

Demikian Berita Acara Kemajuan Pekerjaan Perenanaan ini dibuat dan ditandatangani di
pada tanggal tersebut di atas, dalam rangkap 10 (sepuluh) untuk
dipergunakan seperlunya.

PIHAK KEDUA
Konsultan Perencanaan
PT/CV . ...............................

PIHAK PERTAMA
Kepala Satuan Kerja/Pejabat
Pembuat Komitmen
..

........................................ .
*) ....................................

......................................
NIP

68

PENGAWASAN

69

KODE
II.9

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PEKERJAAN PENGAWASAN

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)


PEKERJAAN PENGAWASAN
PEMBANGUNAN/REHABILITASI/RENOVASI/RESTORASI
......................................................................................
SATUAN KERJA
......................................................................................

1. PENDAHULUAN
A. UMUM
1.

Setiap pelaksanaan konstruksi fisik bangunan gedung negara yang dilakukan


oleh kontraktor pelaksana harus mendapatkan pengawasan secara teknis di
lapangan, agar rencana teknis yang telah disiapkan dan digunakan sebagai
dasar pelaksanaan konstruksi dapat berlangsung tepat mutu, tepat waktu,
tepat biaya, dan tertib administrasinya.

2.

Pelaksanaan pengawasan lapangan harus dilakukan oleh penyedia jasa


konstruksi pemberi jasa pengawasan yang kompeten, dan dilakukan secara
penuh waktu dengan menempatkan tenaga-tenaga ahli pengawasan di
lapangan sesuai kebutuhan dan kompleksitas pekerjaan.

3.

Konsultan pengawas bertujuan secara umum mengawasai pekerjaan


konstruksi, dari segi masukan, proses dan produk kegiatan

4.

Kinerja pengawasan lapangan sangat ditentukan oleh kualitas komitmen dan


intensitas pengawasan, serta yang secara menyeluruh dapat melakukan
kegiatannya berdasarkan Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah
disepakati.

B. Latar Belakang.
l.

Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah merupakan Bagian Satuan


kerja.............

2.

Pemegang mata anggaran adalah Pemerintah RI yang dalam hal ini adalah
Departemen/ Lembaga..

3.

Untuk penyelenggaraan Satuan Kerja termaksud, dibentuk Organisasi


Pengelola Satuan kerjaberdasarkan Surat Keputusan Kepala Satuan Kerja
Nomor :
...................... tanggal .. dan SK Pembentukan
Panitia Lelang / Pengadaan / Penunjukan Langsung Nomor :
tanggal
..
.
dengan susunan organisasi seperti pada lampiran.

70

2. MAKSUD DAN TUJUAN


1) Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini merupakan petunjuk bagi Konsultan Pengawas
yang memuat masukan, azas, kriteria, proses dan keluaran yang harus dipenuhi dan
diperhatikan serta diinterpretasikan kedalam petaksanaan tugas pengawasan.
2) Dengan penugasan ini diharapkan Konsultan Pengawas dapat melaksanakan
tanggung jawabnya dengan baik untuk menghasilkan keluaran yang memenuhi
sesuai KAK ini.

3. SASARAN
Kegiatan yang dilaksanakan adalah Pembangunan/ Rehabilitasi/ Restorasi Bangunan :
1) .
2) ..

4. NAMA DAN ORGANISASI PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN


Pengguna Jasa adalah

: Satuan Kerja.............

Nama PPK

: .

Alamat

: Jl..

5. SUMBER PENDANAAN
A.

BIAYA PENGAWASAN

1) Untuk pelaksanaan pekerjaan Pengawasan ini diperlukan biaya kurang lebih


Rp.(..) dan mengikuti pedoman dalam Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum No. 45/KPTS/M/2007 tanggal 27 Desember 2007 tentang
Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara yaitu :
a.

Untuk pekerjaan standar berlaku maksimum sesuai yang tercantum


dalam tabel A1, tabel B1 dan tabel D,

b.

Bila terdapat pekerjaan non standar, maka dihitung secara orang bulan
dan biaya langsung yang dapat diganti, sesuaii dengan ketentuan billing
rate yang berlaku,

c.

Pengaturan komponen pembiayaan pada butir a dan b diatas adalah


dipisahkan antara bangunan standar dan non standar dan harus terbaca
dalam suatu rekapitulasi akhir yang menyebut angka dan huruf,

d.

Besarnya biaya konsultan Pengawas merupakan biaya tetap dan pasti,

e.

Ketentuan pembiayaan lebih lanjut mengikuti surat perjanjian pekerjaan


pengawasan yang dibuat oleh Kepala Satuan Kerja dan Konsultan
Pengawas.

71

2) Biaya pekerjaan pengawasan dan tata cara pembayaran diatur secara


kontraktual, meliputi komponen sebagai berikut :
a.
honorarium tenaga ahli dan tenaga penunjang,
b. materi dan penggandaan laporan,
c. pembelian bahan dan ATK
d.
pembelian dan atau sewa peralatan,
e.
sewa kendaraan, dan kantor
f.
biaya rapat-rapat,
g.
perjalanan (lokal maupun luar kota),
h.
jasa dan overhead Pengawasan,
i.
pajak dan iuran daerah lainnya.
3) Pembayaran biaya Konsultan Pengawas adalah berdasarkan prestasi kemajuan
pekerjaan pengawasan.
B. Sumber Biaya
Sumber dana dari keseluruhan pekerjaan pengawasan di bebankan pada:
1.
2.
3.

DIPA Nomor: ................ tanggal


Loan Nomor: ................. tanggal
Dan lain-lain.

6. LINGKUP, LOKASI KEGIATAN, DATA DAN FASILITAS PENUNJANG


A. Lingkup Kegiatan : adalah Pengawasan Pembangunan/ Rehabilitasi/
renovasi/Restorasi Gedung ...........................(sesuai DIPA).
B. Lokasi Kegiatan :..................................
C. Data Lokasi / Informasi:
1)

Untuk melaksanakan tugasnya, konsultan Pengawas harus mencari


sendiri informasi yang dibutuhkan selain dari informasi yang diberikan
oleh Kepala Satuan Kerja termasuk melalui Kerangka Acuan Kerja ini.

2)

Konsultan Pengawas harus memeriksa kebenaran informasi yang


digunakan dalam pelaksanaan tugasnya, baik yang berasal dari Kepala
Satuan Kerja maupun yang dicari sendiri, Kesalahan pengawasan/
kelalaian pekerjaan sebagai akibat dari kesalahan informasi menjadi
tanggung jawab sepenuhnya dari konsultan Pengawas.

3)

Informasi pengawasan antara lain :


a.

Dokumen pelaksanaan yaitu :


i. gambar-gambar pelaksanaan,
ii. rencana Kerja dan Syarat-syarat,
iii. Berita Acara
Pemborong,

Aanwijzing

sampai

dengan

iv. dokumen Kontrak Pelaksanaan/Pemborongan.

72

penunjukan

b.

Bar Chart dan S-Curve serta Net Work Planning dari pekerjaan
yang dibuat oleh Pemborong (setelah disetujui).

c.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) pengawasan.

d.

Peraturan-peraturan, standar dan pedoman yang berlaku untuk


pekerjaan pengawasan teknis konstruksi, termasuk petunjuk
teknis simak pengawasan mutu pekerjaan, dll.
Informasi lainnya.

e.

7.

2)

program alih teknologi.

3)

staf/ tim teknis pelaksanaan pekerjaan.


Pejabat Pembuat Komitmen akan mengangkat petugas sebagai
wakilnya
yang bertindak sebagai Tim Teknis untuk pengawas,
pendamping dalam pelaksanaan pekerjaan ini.

LINGKUP PEKERJAAN
A. Lingkup Pekerjaan ;yang harus dilaksanakan oleh Konsultan Pengawas adalah
berpedoman pada ketentuan yang berlaku, khususnya teknis Pembangunan
Bangunan Gedung Negara, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.
45/KPTS/M/2007 tanggal 27 Desember 2007
tentang Pedoman Teknis
Pembangunan Bangunan Gedung Negara
B. Lingkup Pekerjaan tersebut antara lain adalah:
2) Memeriksa dan mempelajari kondisi lahan dan dokumen untuk
pelaksanaan konstruksi yang akan dijadikan dasar dalam pengawasan
pekerjaan di lapangan.
3) Mengawasi dan menyetujui pemakaian bahan, peralatan, tenaga kerja,
dan metoda dan produk pelaksanaan, serta mengawasi ketepatan waktu,
mutu dan biaya pekerjaan konstruksi.
4) Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari segi kualitas, kuantitas,
dan laju pencapaian volume / realisasi fisik.
5) Mengumpulkan data dan informasi di lapangan untuk memecahkan
persoalan yang terjadi selama pelaksanaan konstruksi.
6) Menyelenggarakan rapat-rapat lapangan secara berkala, membuat laporan
mingguan dan bulanan pekerjaan pengawasan, dengan masukan hasil
rapat-rapat lapangan, laporan harian, mingguan dan bulanan pekerjaan
konstruksi yang dibuat oleh Pemborong.
7) Menyusun berita acara kemajuan pekerjaan, pemeliharaan pekerjaan,
serah terima pertama dan kedua pekerjaan konstruksi.
8) Menyetujui program kerja harian/mingguan dan gambar-gambar
pelaksanaan (Shop Drawings) yang diajukan oleh Pemborong.
9) Meneliti gambar-gambar yang telah sesuai dengan pelaksanaan (As-Built
drawings) sebelum serah terima pertama.
10) Menyusun daftar cacat / kerusakan sebelum serah terima pertama,
mengawasi perbaikannya pada masa pemeliharaan, dan laporan akhir
pekerjaan pengawasan.

73

11) Bersama konsultan Perencana menyusun petunjuk pemeliharaan dan


penggunaan bangunan gedung.
12) Membantu pengelola satuan kerjadalam menyusun dokumen untuk
kelengkapan pendaftaran gedung sebagai bangunan gedung negara.
13) Membantu pengelola satuan kerja mengurus IPB (Ijin Penggunaan
Bangunan) dan Pemerintah Daerah setempat.
C.

TANGGUNG JAWAB PENGAWASAN


1) Konsultan Pengawas bertanggung jawab secara profesional atas jasa pengawasan
yang dilakukan sesuai ketentuan dan kode tata laku profesi yang berlaku.
2) Secara umum tanggung jawab konsultan adalah minimal sebagai berikut :
a.

Kesesuaian pelaksanaan konstruksi dengan dokumen pelelangan/


pelaksanaan yang dijadikan pedoman, serta peraturan, standar dan pedoman
teknis yang berlaku.

b.

Kinerja pengawasan telah memenuhi standar hasil kerja pengawasan yang


berlaku, baik kualitas dan kuantitas Tenaga Ahli maupun laporan-laporan yang
disyaratkan.

c.

Hasil evaluasi pengawasan dan dampak yang ditimbulkan.

3) Penanggung jawab profesional pengawasan adalah tidak hanya konsultan sebagai


suatu perusahaan, tetapi juga bagi para tenaga ahli profesionall pengawasan yang
terlibat.

8. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN

Jangka waktu pelaksanaan Pengawasan diperkirakan selama.........(....) bulan


atau.....(.........) hari kalender/ mengikuti selama pelaksanaan Konstruksi Fisik
berlangsung, terhitung sejak terbit SPMK.

Melaksanakan
Pengawasan
dalam
masa
Pemeliharaan
Konstruksi
selama......(.....) bulan atau........(........) hari kalender / mengikuti masa
pemeliharaan Pemborong sampai dengan Serah Terima Kedua.

9. TENAGA AHLI
Untuk mencapai hasil yang diharapkan, Pihak Konsultan Pengawas harus
menyediakan tenaga-tenaga ahli dalam suatu struktur organisasi Konsultan Pengawas
untuk menjalankan kewajibannya sesuai dengan lingkup jasa yang tercantum dalam
KAK ini yang bersertifikat dan disetujui oleh PEMBERI TUGAS.
Struktur Organisasi serta daftar tenaga ahli beserta kualifikasinya, minimal sebagai
berikut :

74

No.

JABATAN

A.
1.

TENAGA AHLI
Team Leader / Koordinator
Pengawas
Pengawas Lapangan:
a. Pengawas -1
b. Pengawas - 2
c. Pengawas - 3
d. Seterusnya

2.
3.
4.
5.
6.

C.
1.
2.

KEAHLIAN

ARSITEK/
SIPIL

Arsitektur
Struktur
Utilitas (ME)

TENAGA PENDUKUNG
Operator Komputer
Administrasi Kantor
Dll

JML
(org)

KUALI
FIKASI

PENGALAMAN
MINIMAL

1
1
1
1
1
1

S1
S1
S1
S1
S1
S1

9 tahun
7 tahun
5 tahun
5 tahun
5 tahun
5 tahun

2
1

D3
S1

4 tahun
4 tahun

Sesuai dengan ketentuan, maka Tenaga Ahli diatas harus memiliki Sertifikat
tenaga ahli SKA/SKT dari Asosiasi dan dilengkapi dengan Curiculum Vitae
(pengalaman dilengkapi dengan referensi/surat keterangan) serta ijazah.

10. K E L U A R A N
10.1. KELUARAN
Keluaran yang dihasilkan oleh Konsultan Pengawas berdasarkan Kerangka Acuan
Kerja ini adalah lebih lanjut akan diatur dalam surat perjanjian, yang minimal meliputi :
A.

Buku harian, yang memuat semua kejadian, perintah/petunjuk yang penting dari
Kepala Satuan Kerja, Kontaktor Pelaksana, dan Konsultan Pengawas.

B. Laporan harian, berisi keterangan tentang :


1.

Rencana kerja Harian/Metoda

2.

Shop Drawing

3.

Tenaga Kerja,

4.

Bahan-bahan yang datang, diterima atau ditolak,

5.

Alat-alat,

6.

Pekerjaan-pekerjaan yang diselenggarakan,

7.

Waktu pelaksanaan pekerjaan.

8.

Laporan testing dan commisioning

C.

Laporan mingguan dan bulanan sebagai resume laporan harian.

D.

Berita Acara Kemajuan Pekerjaan untuk pembayaran angsuran.

75

F.

Surat Perintah Perubahan Pekerjaan Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan


Tambah Kurang.

G. Gambar-gambar sesuai dengan Pelaksanaan (as-built drawings) dan Manual


Peralatan - peralatan yang dibuat oleh Kontraktor Pelaksana.
H.

Laporan rapat di lapangan (site meeting) dan weekly instruction/weekly


Request.

J.

Gambar rincian pelaksanaan (shop drawings) dan realisasi Time Schedule yang
dibuat oleh Kontraktor Pelaksana.

K.

Kelengkapan dokumen pendaftaran bangunan gedung negara lengkap dengan


lampiran - lampirannya.

L.

Laporan Akhir Pekerjaan Pengawasan.

10.2. K R l T E R I A
Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh Konsultan Pengawas pada Kerangka Acuan
Kerja ini harus memperhatikan persyaratan-persyaratan sebagai berikut:
A. PERSYARATAN UMUM PEKERJAAN
Setiap bagian dari pekerjaan pengawasan harus dilaksanakan secara benar dan
tuntas sampai dengan memberi hasil yang telah ditetapkan dan diterima dengan
baik oleh Kepala Satuan Kerja.
B. PERSYARATAN OBYEKTIF
Pelaksanaan pekerjaan pengawasan teknis konstruksi yang obyektif untuk
kelancaran pelaksanaan, baik yang menyangkut macam, kualitas, dan kuantitas
dari setiap bagian pekerjaan sesuai standar hasil kerja pengawasan yang berlaku.
C. PERSYARATAN FUNGSIONAL
Pekerjaan pengawasan konstruksi fisik harus dilaksanakan dengan komitmen dan
profesionalisme yang tinggi, sebagai konsultan Pengawas yang secara fungsional
dapat mendorong peningkatan kinerja kegiatan.
D. PERSYARATAN PROSEDURAL
Penyelesaian administratif sehubungan dengan pekerjaan di lapangan harus
dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku.
E. PERSYARATAN TEKNIS LAINNYA
Selain kriteria umum diatas, untuk pekerjaan pengawasan berlaku pula
ketentuan-ketentuan seperti standar, pedoman, dan peraturan yang berlaku,
antara lain :
1. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa
Konstruksi, Ketentuan yang diberlakukan untuk pekerjaan satuan kerjayang
bersangkutan, yaitu Surat Perjanjian Pekerjaan Pelaksanaan beserta
kelengkapannya, dan ketentuan-ketentuan sebagai dasar perjanjiannya.
2. Yang termuat dalam Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum Nomor :
45/PRT/M/2007 tanggal 27 Desember 2007 tentang Pedoman Teknis
Pembangunan Bangunan Gedung Negara.

76

3. Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat.


4. Standar dan Pedoman Teknis yang berlaku di bidang penyelenggaraon
bangunan gedung.
10.3. PROSES PEKERJAAN PENGAWASAN
A. U M U M
Konsultan Pengawas dalam menjalankan tugasnya diperlukan pula oleh Pengelola
Satuan Kerja agar fungsi dan tanggung jawab konsultan Pengawas dapat
terlaksana dengan baik, dan menghasilkan keluaran sebagaimana yang
diharapkan oleh Satuan Kerja.
B. URAIAN TUGAS OPERASIONAL KONSULTAN PENGAWAS
Konsultan Pengawas harus membuat uraian satuan kerja secara terinci yang
sesuai dengan setiap bagian pekerjaan pengawasan pelaksanaan yang dihadapi
di lapangan, yang secara garis besar adalah sebagai berikut :
1.

2.

Pekerjaan Persiapan.
a.

Menyusun Program kerja, alokasi tenaga dan konsepsi pekerjaan


pengawasan.

b.

Memeriksa Time Schedule /Bar Chart, S-Curve, dan Net Work Planning
yang diajukan oleh Kontarktor Pelaksana untuk selanjutnya diteruskan
kepada Pengelola Satuan Kerja untuk mendapatkan persetujuan.

Pekerjaan Teknis Pengawasan Lapangan.


a. Melaksanakan tugas pengawasan secara umum, pengawasan lapangan,
koordinasi dan inspeksi satuan kerja- satuan kerjapernbangunan agar
pelaksanaan teknis maupun administrasi teknis dapat terlaksana
sampai dengan serah terima kedua pekerjaan fisik.
b.

Mengawasi kebenaran ukuran, kualitas dan kuantitas bahan atau


komponen bangunan, peralatan dan perlengkapan serta tenaga kerja
selama pekerjaan pelaksanaan di lapangan atau di workshop tempat
Kerja lainya.

c.

Mengawasi kemajuan pelaksanaan dan mengambil tindakan yang tepat


dan cepat, agar batas waktu pelaksanaan dapat dipenuhi minimal
sesuai dengan jadwal yang ditetapkan.

d.

Memberikan masukan/pendapat teknis tentang penambahan atau


pengurangan pekerjaan yang dapat mempengaruhi biaya dan waktu
pekerjaan serta berpengaruh pada persyaratan kontrak, yang mana
perubahan tersebut harus mendapatkan persetujuan dari Kepala
Satuan Kerja.

e.

Memberikan petunjuk, perintah dan persetujuan mutu bahan, sejauh


tidak mengenai pengurangan dan penambahan biaya dan waktu
pekerjaan serta tidak menyimpang dari kontrak, dimana perubahan
tersebut dapat langsung disampaikan kepada Pemborong, dengan
pemberitahuan tertulis serta tembusan pemberitahuan kepada

77

Pengelola Kegiatan.
f.

3.

4.

5.

Memberikan bantuan dan petunjuk kepada Pemborong dalam


mengusahakan perijinan sehubungan dengan pelaksanaan pembangunan.

Konsultasi.
a.

Melakukan konsultasi dengan Kepala Satuan kerja untuk membahas


segala masalah dan persoalan yang timbul selama masa
pembangunan.

b.

Mengadakan rapat lapangan secara berkala, sedikitnya dua kali dalam


sebulan, dengan Kepala Satuan Kerja Sementara, Perencana dan
Pemborong dengan tujuan untuk membicarakan masalah dan
persoalan yang timbul dalam pelaksanaan, untuk kemudian membuat
risalah rapat dan mengirimkan kepada semua pihak yang
bersangkutan, serta sudah diterima paling lambat 1 minggu kemudian.

c.

Mengadakan rapat diluar jadwal rutin tersebut apabila dianggap


mendesak.

L a p o r a n.
a.

Memberikan laporan dan pendapat teknis administrasi dan teknis


teknologis kepada Kepala Satuan Kerja, mengenai volume, prosentase
dan nilai bobot bagian-bagian pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh
pemborong.

b.

Melaporkan kemajuan pekerjaan yang nyata dilaksanakan, dan


dibandingkan dengan jadwal yang telah disetujui.

c.

Melaporkan bahan-bahan bangunan yang dipakai, jumlah tenaga kerja,


alat yang digunakan, dan mutu hasil pelaksanaan.

d.

Memeriksa gambar-gambar kerja tambahan yang dibuat oleh


Pemborong terutama yang mengakibatkan tambah atau berkurangnya
pekerjaan, dan juga perhitungan serta gambar konstruksi yang dibuat
oleh Pemborong (Shop Drawings).

Dokumen.
a.

Menerima dan menyiapkan


penyelesaian pekerjaan di
pembayaran angsuran.

b.

Memeriksa dan menyiapkan daftar volume dan nilai pekerjaan, serta


penambahan atau pengurangan pekerjaan guna keperluan
pembayaran.

c.

Mempersiapkan formulir, laporan harian, mingguan dan bulanan, Berita


Acara kemajuan pekerjaan, penyerahan pertama dan kedua serta
formulir-formulir lainnya yang diperlukan untuk kebutuhan dokumen
pembangunan, serta keperluan pendaftaran sebagai bangunan gedung
negara.

d.

Memeriksa as built drawing yang dibuat oleh pemborong

78

Berita Acara sehubungan dengan


lapangan, serta untuk keperluan

10.4. PROGRAM KERJA


A. Sebelum melaksanakan tugasnya, konsultan Pengawas harus segera menyusun :
1.

Program kerja, termasuk jadual satuan kerja secara detail.

2.

Alokasi tenaga ahli yang lengkap (disiplin dan jumlahnya).


Tenaga-tenaga yang diusulkan oleh konsultan Pengawas
mendapatkan persetujuan dari Kepala Satuan Kerja

4.

harus

Konsep penanganan pekerjaan pengawasan Satuan kerja.

B. Program kerja secara keseluruhan harus mendapatkan persetujuan dari Kepala


Satuan Kerja, setelah sebelumnya dipresentasikan oleh konsultan Pengawas dan
mendapatkan pendapat teknis dari Pengelola Teknis Satuan Kerja.

11. PELAPORAN
Laporan Konsultan Pengawas diminta :
1) Buku Harian
2) Laporan Mingguan
3) Laporan Bulanan
4) Laporan Akhir (ST-1 dan ST-2)

12. PENUTUP
A. Setelah Kerangka Acuan Kerja ini diterima, konsultan hendaknya memeriksa
semua bahan masukan yang diterima dan mencari bahan masukan lain yang
dibutuhkan.
B. Berdasarkan bahan-bahan tersebut, maka selanjutnya konsultan agar segera
menyusun program kerja untuk dibahas dengan Kepala Satuan Kerja.
DIBUAT DI
TANGGAL
MENGETAHUI:

DIBUAT OLEH:

KUASA PENGGUNA ANGGARAN

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

............................
NIP ....................

.................................
NIP ..........................

Catatan:

Model KAK tersebut diatas berdasarkan Permen PU nomor: 43/PRT/M/2007 tanggal 27


Desember 2007 dan bersifat pokok yang masih harus disesuaikan, dikembangkan/ dilengkapi
untuk kebutuhan Kegiatan satuan kerja yang bersangkutan

79

KODE
II.2.10

SURAT PERJANJIAN PEKERJAAN PENGAWASAN

Untuk Surat Perjanjian Pekerjaan Pengawasan, Syarat Umum dan Syarat Khusus
Kontrak Mengacu kepada Permen PU Nomor 43/PRT/M/2007 tanggal 27 Desember
2007 tentang Standar Dokumen Seleksi Nasional Pekerjaan Jasa Konsultasi Kontrak
Lump Sum (buku 7), Pelaporan dan Tahapan Pekerjaan, mengikuti Permen PU. Nomor
45/PRT/M/2007 tanggal 27 Desember 2007.

KODE
II.2.11

SURAT PERINTAH MULAI KERJA PEKERJAAN PENGAWASAN


SURAT PERINTAH MULAI KERJA
KEPALA SATUAN KERJA/PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
.........................................................................................
Nomor
Tanggal

:
:

...........................
............................

PEKERJAAN PENGAWASAN KONSTRUKSI


PEMBANGUNAN / REHABILITASI / RENOVASI / RESTORASI
..
Berdasarkan Surat Perjanjian Pekerjaan Pengawasan Nomor : tanggal
dengan ini kami yang bertandatangan dibawah ini:
1.

Nama
Jabatan (struktural)
Alamat

: ............................................
: ............................................
: ............................................

Selaku Kepala Satuan Kerja/Pejabat Pembuat Komitmen ............................ yang


selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA.
MEMERINTAHKAN KEPADA:
2.

Nama
Jabatan
Nama Badan Usaha
Alamat Badan Usaha

:
:
:
:

............................................
...........................................
............................................
...........................................

Selaku Konsultan Pengawas Pekerjaan .............. yang selanjutnya disebut sebagai


PIHAK KEDUA.
Surat Perintah Mulai Kerja ini diperintahkan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK
KEDUA dengan ketentuan dan syarat-syarat seperti tersebut dibawah ini:
1. Pihak Pertama memerintahkan kepada Pihak Kedua untuk memulai melaksanakan
kegiatan pekerjaan pengawasan selambat lambatnya 14 (empat belas hari kalender)
sejak tanggal ........... sesuai dengan Kontrak Pekerjaan Pengawasan Nomor ;
............................ Tanggal :...................
2. Apabila dalam jangka waktu tersebut diatas Pihak Kedua belum memulai pekerjaan
yang menjadi tanggung jawabnya, maka Pihak Pertama berhak melakukan
pemutusan hubungan kontrak secara sepihak tanpa tuntutan dari Pihak Kedua, dan
kepada Pihak Kedua akan dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku.

Demikian Surat Perintah Mulai Kerja ini ditandatangani oleh kedua belah pihak di dan
mulai berlaku sejak tanggal ditandatanganinya oleh PIHAK PERTAMA dan PIHAK
KEDUA.

PIHAK KEDUA
Konsultan Pengawas
PT/CV. ................................

PIHAK PERTAMA
Kepala Satuan Kerja/Pejabat
Pembuat Komitmen
..

........................................ .
*) ....................................

......................................
NIP

Catatan

*) Ditandatangani penanggung jawab perusahaan

KODE
II.2.12.1

LAPORAN PEKERJAAN PENGAWASAN

KEGIATAN
PEKERJAAN

LOKASI

1.

: .
.
: .
.
: .

LAPORAN PEKERJAAN
PENGAWASAN
NOMOR
: .
MINGGU KE
: .
TANGGAL
: .
LAMPIRAN
: 1 satu) set Laporan

Telah melaksanakan pekerjaan pengawasan untuk:


a. Pekerjaan
: ............................................................
b. Lokasi
: ............................................................
c. Departemen/Lembaga
: ............................................................
d. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
:
Nomor
Tanggal

e. Konsultan Pengawas:
f. Surat Perjanjian Pekerjaan/
SPMK Pengawasan
g. Biaya Pengawasan
h. Waktu Pengawasan

...

: ...

: Nomor
: ...
Tanggal
: ...
: Rp
()
: Tgl mulai
: ...
Tgl selesai : ...
Jml. minggu : ...

2.

Berdasarkan laporan pekerjaan pelaksanaan Nomor: .


Minggu ke . Tanggal. Yang dibuat oleh Kontraktor Pelaksana dan
diperiksa oleh Konsultan Pengawas, bahwa:
a. Kontraktor Pelaksana
: PT/CV..................................................
b. Surat Perjanjian Pekerjaan
: Nomor
: ...................................
Pelaksanaan
Tanggal
: ...................................
Telah mencapai prestasi sebesar: .. % (.) prosen.

3.

Pelaksanaan kegiatan Pengawas tersebut meliputi (laporan lengkap terlampir):


a. .
b. .
c. Dan seterusnya.

Demikian laporan pekerjaan ini dibuat dengan sebenarnya untuk digunakan seperlunya.
Diketahui oleh:
Pengelola Teknis Kegiatan
**) ................................................

........................................ .
NIP ..................................
Catatan

Dibuat oleh:
Konsultan Pengawas
PT/CV..

......................................
*)..

*) Dapat ditangani oleh:


Penanggung jawab perusahaan dan atau
Penanggung jawab lapangan dari perusahaan
**) Diisi Nama Kegiatan yang bersangkutan

KODE
II.2.12.2

BERITA ACARA KEMAJUAN PEKERJAAN PENGAWASAN UNTUK


PEMBAYARAN ANGSURAN

KEGIATAN

: .
.

PEKERJAAN

: .
.

LOKASI

: .

BERITA ACARA KEMAJUAN PEKERJAAN


PENGAWASAN UNTUK PEMBAYARAN
ANGSURAN
: .
NOMOR
: .
TANGGAL
: Laporan Pekerjaan
LAMP.*)
Pelaksanaan
Nomor
:
Tanggal
:
Minggu ke
:

Pada hari ini, tanggalbulan tahun


.., kami yang bertanda tangan di bawah ini :
I.
Nama
: ..
Jabatan
: Kepala Satuan Kerja/Pejabat Pembuat Komitmen
....................................................
berdasarkan Surat Keputusan.
Nomor
:
Tanggal :
Alamat Kantor
: ..
yang selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA
II.

Nama
Jabatan

:
:

..
..
Berdasarkan Akte Notaris
Nomor
:
Tanggal :
Bertindak untuk dan atas nama PT/CV .
Alamat kantor
: ..
Yang selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA.

Dengan ini menyatakan:


1.
Kedua belah pihak telah setuju dan sepakat bahwa, untuk:
a. Pekerjaan
: ............................................................
b. Lokasi
: ............................................................
c. Departemen/Lembaga
: ............................................................
d. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) :
Nomor
: .....................................
Tanggal
: .....................................
e. Konsultan Pengawas
: ............................................................
f. Surat Perjanjian Pekerjaan/
: Nomor
: ...................................
Pengawas
Tanggal
: ...................................
g. Biaya Pengawasan
: Rp ......................................................
(.......................................................... )
Prestasi pekerjaan pengawasan telah mencapai kemajuan sebesar : %
() prosen.

2.

Berdasarkan pasal . Ayat .. Surat Perjanjian Pekerjaan/ Pengawasan tersebut


butir 1.f diatas, maka PIHAK KEDUA telah berhak menerima dari PIHAK
PERTAMA sejumlah:
% X Rp . = Rp. .

1.

Kepada PIHAK KEDUA, telah dibayarkan : . (.) kali angsuran


pembayaran yaitu:
a. Angsuran ke ..
= Rp. .
b. Angsuran ke ..
= Rp. .
c. Angsuran ke ..
= Rp. .
Jumlah yang telah dibayarkan
= Rp. .

4.

Pada angsuran pembayaran ini


PIHAK
KEDUA
berhak
dibayarkan sebesar:
= Rp. .
Terbilang : ()

Demikian Berita Acara Kemajuan Pekerjaan Pengawasan ini dibuat dan ditandatangani
di pada tanggal tersebut di atas, dalam rangkap 10 (sepuluh)
untuk dipergunakan seperlunya.

PIHAK KEDUA
Konsultan Pengawas
PT/CV . ...............................

PIHAK PERTAMA
Kepala Satuan Kerja/PPK
..

........................................ .
**) ...................................

......................................
Nip

PELAKSANAAN

KODE
II.13

SURAT PERJANJIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI/


PEMBORONGAN

Untuk Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi/Pemborongan, Syarat Umum


dan Syarat Khusus Kontrak Mengacu kepada Permen PU Nomor 43/PRT/M/2007
tanggal 27 Desember 2007 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi
(buku 2), dan untuk Lingkup Pekerjaan, Pelaporan dan Tahapan Pekerjaan, mengikuti
Permen PU. Nomor 45/PRT/M/2007 tanggal 27 Desember 2007.

KODE
II.14

SURAT PERINTAH MULAI KERJA PELAKSANAAN


SURAT PERINTAH MULAI KERJA
KEPALA SATUAN KERJA/PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
.........................................................................................
Nomor
Tanggal

:
:

...........................
............................

PEKERJAAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI


PEMBANGUNAN/REHABILITASI/RENOVASI/RESTORASI
..
Berdasarkan Surat Penetapan Pemenang Pelelangan/Pemilihan Langsung Nomor :
tanggal dengan ini kami yang bertandatangan dibawah
ini:
1.

Nama
Jabatan (struktural)
Alamat

: ............................................
: ............................................
: ............................................

Selaku Kepala Satuan Kerja/Pejabat Pembuat Komitmen ............................ yang


selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA.
MEMERINTAHKAN KEPADA:
2.

Nama
Jabatan
Nama Badan Usaha
Alamat Badan Usaha

:
:
:
:

............................................
...........................................
............................................
...........................................

Selaku Penyedia Jasa Pelaksanaan Konstruksi Pekerjaan .............. yang


selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA.
Surat Perintah Mulai Kerja ini diperintahkan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK
KEDUA dengan ketentuan dan syarat-syarat seperti tersebut dibawah ini:
3. Pihak Pertama memerintahkan kepada Pihak Kedua untuk memulai melaksanakan
kegiatan pekerjaan Pelaksanaan Konstruksi selambat lambatnya 14 (empat belas
hari kalender) sejak tanggal
sesuai dengan Kontrak Pekerjaan
Pelaksanaan Konstruksi Nomor ; ............................
Tanggal
:................................
.
4. Apabila dalam jangka waktu tersebut diatas Pihak Kedua belum juga memulai
pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya, maka Pihak Pertama berhak
melakukan pemutusan hubungan kontrak secara sepihak tanpa tuntutan dari Pihak
Kedua, dan kepada Pihak Kedua akan dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang
berlaku.

Demikian Surat Perintah Mulai Kerja ini ditandatangani oleh kedua belah pihak di dan
mulai berlaku sejak tanggal ditandatanganinya oleh PIHAK PERTAMA dan PIHAK
KEDUA.

PIHAK KEDUA
Kontraktor Pelaksana Konstruksi
PT/CV. ................................

PIHAK PERTAMA
Kepala Satuan Kerja/Pejabat
Pembuat Komitmen
..

........................................ .
*) ....................................

......................................
NIP

Catatan

*) Ditandatangani penanggung jawab perusahaan

KODE
II.15.1
KEGIATAN

LAPORAN PEKERJAAN PELAKSANAAN

(Untuk lampiran pembayaran angsuran sampai Serah Terima-1)


: .
.
: .
.

LAPORAN PEKERJAAN
PELAKSANAAN
PEKERJAAN
NOMOR
: .
MINGGU KE
: .
TANGGAL
: .
LOKASI
: .
LAMPIRAN
: 1 (satu) set Laporan
(termasuk checklist akhir utk
ST-1)
1.
Telah melaksanakan pekerjaan Konstruksi/Pelaksanaan untuk:
a. Pekerjaan
: ...................................................................
b. Lokasi
: ...................................................................
c. Departemen/Lembaga
: ...................................................................
d. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran :
Nomor
: ...
Tanggal
: ...
e. Kontraktor Pelaksana
:
f. Surat Perjanjian Pekerjaan/
: Nomor
: ...
Pelaksanaan
Tanggal
: ...
g. Biaya Pelaksanaan
: Rp.....
()
h. Waktu Pelaksanaan
: Tgl mulai
: ...
Tgl selesai
: ...
Jml. minggu : ...
2.

Pelaksanaan pekerjaan tersebut meliputi (laporan lengkap terlampir):


No
Bagian/
%
%
Jenis Pekerjaan
Bobot
Tahap
Pekerjaan
Penyelesaian
Pekerjaan
1.
Dapat diisi rekapitulasi item
..
..
pekerjaan
Jumlah
100 %

%
Bobot
Prestasi
..
.. %

Kemajuan laporan pekerjaan telah mencapai prestasi sebesar : .. % (..)


prosen.
Demikian laporan pekerjaan ini dibuat dengan sebenarnya untuk digunakan seperlunya.
Diperiksa oleh:
Dibuat oleh:
**)Konsultan Pengawas/MK
PT/CV . ....................................

Kontraktor Pelaksana
PT/CV..

......................................
*)

. ........................................... .
*).........................................

Mengetahui :
Pengelola Teknis
Departemen Pekerjaan Umum

......................................
NIP...............................
Catatan

*) Dapat ditangani oleh:


Penanggung jawab perusahaan dan atau
Penanggung jawab lapangan dari perusahaan

KODE
II.15.2

LAPORAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN


(untuk lampiran Serah Terima II)

KEGIATAN
PEKERJAAN

LOKASI

1.

2.

3.

: .
.
: .
.
: .

LAPORAN PEKERJAAN
PELAKSANAAN PEMELIHARAAN
NOMOR
: .
MINGGU KE
: .
TANGGAL
: .
LAMPIRAN
: Lap. Pemeliharaan

Telah melaksanakan pekerjaan Pemeliharaan untuk:


a. Pekerjaan
: ............................................................
b. Lokasi
: ............................................................
c. Departemen/Lembaga
: ............................................................
d. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
:
Nomor
: ...
Tanggal
: ...
e. Kontraktor Pelaksana
:
f. Surat Perjanjian Pekerjaan
: Nomor
: ...
Tanggal
: ...
g. Biaya Pekerjaan Pelaksanaan : Rp
()
h. Waktu Pekerjaan Pelaksanaan : Tgl mulai
: ...
Tgl selesai : ...
Jml. minggu : ...
Pelaksanaan kegiatan tersebut meliputi (laporan lengkap terlampir):
a. .
b. .
c. Dan seterusnya.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka kewajiban sesuai dengan pasal .
Ayat . Surat Perjanjian Pekerjaan Pelaksanaan tersebut butir 1.f. di atas telah
dilaksanakan.

Demikian laporan pekerjaan ini dibuat dengan sebenarnya untuk digunakan seperlunya.
Diperiksa oleh:
**)Konsultan Pengawas/MK
PT/CV . ...............................

Dibuat oleh:
Kontraktor Pelaksana
PT/CV..

........................................ .
Nip..................................

......................................
*)

Mengetahui :
Pengelola Teknis
Departemen Pekerjaan Umum

......................................
NIP...............................
Catatan

*) Dapat ditandatangani oleh:


Penanggung jawab perusahaan dan atau
Penanggung jawab lapangan dari perusahaan

KODE
II.15.3

LAPORAN FOTO KEGIATAN PEKERJAAN PELAKSANAAN

(untuk kelengkapan pengesahan berita acara kepada instansi teknis dan untuk file)

KEGIATAN
PEKERJAAN

LOKASI

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

: .
.
: .
.

LAPORAN PEKERJAAN
PELAKSANAAN
NOMOR
: .
MINGGU KE
: .
TANGGAL
: .
LAMPIRAN
: 1 satu) Dokumen
Album pelaksanaan

: .

Pekerjaan
Lokasi
Nama bangunan
Tampilan bangunan
Kontraktor pelaksana
Biaya Pelaksanaan
Waktu Pelaksanaan

:
:
:
:
:
:
:

............................................................
............................................................
............................................................
Depan/Samping/Belakang

Rp
Tgl mulai
: ...
Tgl selesai : ...

Cap Konsultan
Pengawas/MK

FOTO KEGIATAN
Warna 3R/4R

Kemajuan laporan pekerjaan telah mencapai prestasi sebesar : .. %


Diperiksa oleh:
**)Konsultan Pengawas/MK
PT/CV . ...............................

Dibuat oleh:
Kontraktor Pelaksana
PT/CV..

........................................ .
*)....................................

Catatan

*) Penanggung jawab lapangan dari perusahaan

......................................
Nip

KODE
II.15.4
KEGIATAN
PEKERJAAN

LOKASI

BERITA ACARA SERAH TERIMA I PEKERJAAN PELAKSANAAN


: .
.
: .
.
: .

BERITA ACARA SERAH TERIMA I


PEKERJAAN PELAKSANAAN
: .
NOMOR
: .
TANGGAL
: Laporan Pekerjaan
LAMP.*)
Pelaksanaan
Nomor
:
Tanggal
:
Minggu ke
:

Pada hari ini, tanggalbulan tahun


.., kami yang bertanda tangan di bawah ini :
I.
Nama
: ..
Jabatan
: Kepala Satuan Kerja/Pejabat Pembuat Komitmen
....................................................
berdasarkan Surat Keputusan.
Nomor
:
Tanggal :
Alamat Kantor
: ..
yang selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA
II.

Nama
Jabatan

:
:

..
..
berdasarkan Akte Notaris
Nomor
:
Tanggal :
Bertindak untuk dan atas nama PT/CV .
Alamat kantor
: ..
Yang selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA.

Kedua belah pihak berdasarkan:


1.
Surat
Keputusan
Penunjukan
dan
Perintah
Mulai
Kerja
Nomor:
tanggal ....
2.
Surat
Perjanjian
Pekerjaan
Pelaksanaan/
Nomor:
....tanggal ....
3.
Addendum
Surat
Perjanjian
Pekerjaan
Pelaksanaan/
Nomor:
tanggal .... (bila ada).
4.
Laporan pekerjaan pelaksanaan Nomor: tanggal
....
Dengan ini telah setuju dan sepakat untuk melakukan Serah Terima Pertama Pekerjaan
Pelaksanaan dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
Pasal 1
PIHAK KEDUA menyerahkan kepada PIHAK PERTAMA dan PIHAK PERTAMA
menerima dari PIHAK KEDUA seluruh hasil pekerjaan pelaksanaan untuk:
a. Pekerjaan
: ............................................................
b. Lokasi
: ............................................................
c. Departemen/Lembaga
: ............................................................

d. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran


Nomor
Tanggal

:
: .....................................
: .....................................

Pasal 2
Penyerahan sebagaimana yang dimaksud pasal 1 diatas termasuk meliputi (sesuai
Surat Perjanjian Pekerjaan Pelaksanaan):
1.
. Seluas = ..M2
2.
Dan seterusnya.
Pasal 3
Sebagai kelengkapan Berita Acara Serah Terima Pertama ini dilampirkan dokumen
administrasi bangunan yang terdiri dari:
1.
As Built Drawing
2.
Ijin Mendirikan Bangunan
3.
Dan lainnya sesuai ketentuan dalam kontrak,
Pasal 4
Sesuai dengan pasal . Ayat . Surat Perjanjian Pekerjaan Pelaksanaan/, maka
PIHAK KEDUA tetap bertanggung jawab atas segala kerusakan dan cacat-cacat
tersembunyi selama masa pemeliharaaan yaitu . (.) hari kalender
atau terhitung sejak tanggal sampai dengan tanggal ..
Demikian Berita Acara Serah Terima Pertama pekerjaan pelaksanaan ini dibuat dan
ditandatangani di .pada tanggal tersebut di atas, dalam rangkap
10 (sepuluh) untuk dipergunakan seperlunya.

PIHAK KEDUA
Kontraktor Pelaksana
Komitmen
PT/CV . .......................................

.............................................. .
*) .............................................
Catatan

*) Penanggung jawab perusahaan

PIHAK PERTAMA
Kepala Satuan Kerja/Pejabat Pembuat
..

.......................................
NIP

KODE
II.15.5
KEGIATAN
PEKERJAAN

LOKASI

BERITA ACARA SERAH TERIMA II PEKERJAAN PELAKSANAAN


: .
.
: .
.
: .

BERITA ACARA SERAH TERIMA II


PEKERJAAN PELAKSANAAN
: .
NOMOR
: .
TANGGAL
: Laporan Pekerjaan
LAMP.*)
Pemeliharaan
Nomor
:
Tanggal
:
Minggu ke
:

Pada hari ini, tanggalbulan


.., kami yang bertanda tangan di bawah ini :
I.

Nama
Jabatan

:
:

II.

Nama
Jabatan

:
:

tahun

..
Kepala Satuan Kerja/Pejabat Pembuat Komitmen
....................................................
berdasarkan Surat Keputusan.
Nomor
:
Tanggal :
Alamat Kantor
: ..
yang selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA
..
..
berdasarkan Akte Notaris
Nomor
:
Tanggal :
Bertindak untuk dan atas nama PT/CV .
Alamat kantor
: ..
Yang selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA.

Kedua belah pihak berdasarkan:


1.
Surat
Keputusan
Penunjukan
dan
Perintah
Mulai
Kerja
Nomor:
tanggal ....
2.
Surat
Perjanjian
Pekerjaan
Pelaksanaan
Nomor:
....tanggal ....
3.
Addendum
Surat
Perjanjian
Pekerjaan
Pelaksanaan
Nomor:
tanggal .... (bila ada).
4.
Berita acara Serah Terima Pertama pekerjaan pelaksanaan Nomor :
....tanggal ....
5.
Laporan pekerjaan pemeliharaan Nomor: tanggal
....
Dengan ini telah setuju dan sepakat untuk melakukan Serah Terima Kedua Pekerjaan
Pelaksanaan dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

Pasal 1

PIHAK KEDUA menyerahkan kepada PIHAK PERTAMA dan PIHAK PERTAMA


menerima dari PIHAK KEDUA seluruh hasil pekerjaan pelaksanaan untuk:
a. Pekerjaan
: ............................................................
b. Lokasi
: ............................................................
c. Departemen/Lembaga
: ............................................................
c. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
:
Nomor
: .....................................
Tanggal
: .....................................
Pasal 2
1.

PIHAK PERTAMA telah menerima dengan baik


segala perbaikan-perbaikan yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA selama masa
pemeliharaan terhitung sejak tanggal sampai
dengan tanggal ..
2. Selanjutnya PIHAK KEDUA tetap bertanggung jawab atas cacat-cacat
tersenbunyi selama .. ( ) tahun, terhitung sejak tanggal serah
terima kedua pekerjaan pelaksanaan, sesuai ketentuan pasal .. Surat
Perjanjian Pelaksanaan Nomor: . tanggal ....
Pasal 3

Sebagai kelengkapan Berita Acara Serah Terima Kedua ini dilampirkan dokumen
administrasi bangunan yang terdiri dari :
1.
Dokumen kelengkapan untuk pendaftaran bangunan gedung negara.
2.
As-built drawing
3.
Dokumen pedoman operasional dan pemanfaatan (bila disyaratkan)
4.
.
5.
Dan seterusnya,

Demikian Berita Acara Serah Terima Kedua pekerjaan pelaksanaan ini dibuat dan
ditandatangani di .pada tanggal tersebut di atas, dalam rangkap
10 (sepuluh) untuk dipergunakan seperlunya.

PIHAK KEDUA
Kontraktor Pelaksana
PT/CV . .......................................

.............................................. .
*) .............................................
Catatan

*) Penanggung jawab perusahaan

PIHAK PERTAMA
Kepala Satuan Kerja/Pejabat
Pembuat Komitmen
..

.......................................
Nip

KODE
II.15.6
KEGIATAN
PEKERJAAN

LOKASI

BERITA ACARA PERUBAHAN PEKERJAAN PELAKSANAAN


: .
.
: .
.
: .

BERITA ACARA
PERUBAHAN PEKERJAAN PELAKSANAAN
NOMOR
: .
TANGGAL
: .
LAMP.
: Laporan Perhitungan Biaya
Pekerjaan Tambah/Kurang

Pada hari ini, tanggalbulan tahun


.., kami yang bertanda tangan di bawah ini :
I.
Nama
: ..
Jabatan
: Kepala Satuan Kerja/Pejabat Pembuat Komitmen
....................................................
berdasarkan Surat Keputusan.
Nomor
:
Tanggal :
Alamat Kantor
: ..
yang selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA
II.

Nama
Jabatan

:
:

..
..
berdasarkan Akte Notaris
Nomor
:
Tanggal :
Bertindak untuk dan atas nama PT/CV .
Alamat kantor
: ..
Yang selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA.

Dengan ini menyatakan bahwa:


1.

PIHAK PERTAMA telah memerintahkan kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK


KEDUA telah menerima perintah perubahan pekerjaan untuk:
a. Pekerjaan
: ............................................................
b. Lokasi
: ............................................................
c. Departemen/Lembaga
: ............................................................
d. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) :
Nomor
: .....................................
Tanggal
: .....................................
e. Surat Perjanjian Pekerjaan/
: Nomor
: ...................................
SPMK Pelaksanaan
Tanggal
: ...................................
f. Biaya Pelaksanaan
: Rp ......................................................

2.

Perubahan pekerjaan yang dimaksud pada butir 1 diatas adalah:


1.
2. .
3. Dan seterusnya,

3. Ketentuan atas perubahan tersebut adalah:


a. Penambahan dan atau pengurangan biaya akibat perubahan pekerjaan ini
sebesar Rp. (...)
b. Perubahan-perubahan pekerjaan tersebut akan diperhitungkan sebagai
pekerjaan tambah-kurang yang selanjutnya akan dibuatkan addendum/
amandemen kontrak oleh kedua belah pihak.

Demikian Berita Acara Perubahan Pekerjaan Pelaksanaan ini dibuat dan ditandatangani
di pada tanggal tersebut di atas, dalam rangkap 10 (sepuluh)
untuk dipergunakan seperlunya.

PIHAK KEDUA
Kontraktor Pelaksana
PT/CV . .......................................

PIHAK PERTAMA
Kepala Satuan Kerja/Pejabat
Pembuat Komitmen
..

.............................................. .
*) .............................................

.......................................
NIP

Catatan

*) Penanggung jawab perusahaan

KODE
II.15.7

LAPORAN PERHITUNGAN PEK. TAMBAH KURANG

KEGIATAN
PEKERJAAN

LOKASI

: .
.
: .
.
: .

LAPORAN PERHITUNGAN BIAYA


PEKERJAAN TAMBAH KURANG
NOMOR
: .
MINGGU KE
: .
TANGGAL
: .
LAMPIRAN
: Surat Perintah Kepala
Satuan Kerja/Pejabat
Pembuat Komitmen
No. . Tgl. .

1.

Telah mengadakan perhitungan dan evaluasi pekerjaan tambah kurang untuk:


a. Pekerjaan
: ............................................................
b. Lokasi
: ............................................................
c. Departemen/Lembaga
: ............................................................
d. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
:
Nomor
: ...
Tanggal
: ...
e. Kontraktor Pelaksana
:
f. Surat Perjanjian Pekerjaan
: Nomor
: ...
Tanggal
: ...
g. Biaya Pekerjaan Pelaksanaan : Rp
()

2.

Berdasarkan perhitungan tersebut di atas maka dapat dilaporkan sebagai berikut:


a. Pekerjaan awal:
No

Bagian/Jenis Pekerjaan

Volume
Pekerjaan

1.

..
Jumlah - 1

Harga Satuan
Sesuai Kontrak
(Rp)
.

Harga Pekerjaan
Awal (Rp)
..
..

b. Pekerjaan akhir:
No

Bagian/Jenis Pekerjaan

Volume
Pekerj.

1.

..
Jumlah - 1

Harga
Sat.
Sesuai
Kontrak
(Rp)

Harga
Sat.
Diluar
Kontrak
(Rp)

Juml. Harga
Pekerjaan
Baru(Rp)

..
..

c. Selisih harga pekerjaan tambah kurang :


1) Harga pekerjaan awal
=Rp. .
2) Harga pekerjaan akhir
=Rp. .
Dari hasil evaluasi pekerjaan tambah kurang tersebut terdapat biaya lebih/kurang
sebesar Rp. .( .. ).

Demikian laporan perhitungan dan evaluasi pekerjaan tambah kurang ini dibuat sebagai
bahan pertimbangan.

Diperiksa oleh:
Konsultan Pengawas/MK
PT/CV . ...............................

Dibuat oleh:
Kontraktor Pelaksana
PT/CV..

........................................ .
*)....................................

......................................
Nip

Mengetahui :
Pengelola Teknis
Departemen Pekerjaan Umum

......................................
NIP...............................

Catatan

*)

Dapat ditandatangani oleh:


Penanggung jawab perusahaan dan atau
Penanggung jawab lapangan dari perusahaan

**) Diisi Nama Kegiatan yang bersangkutan

KODE
II.15.8

LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN TAMBAH KURANG


(bila pekerjaan tambah kurang di evaluasi setelah Serah Terima I)

PROYEK
PEKERJAAN

LOKASI

: .
.
: .
.
: .

LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN


TAMBAH KURANG
NOMOR
: .
MINGGU KE
: .
TANGGAL
: .
LAMPIRAN
: Surat Perintah Kepala Satuan
Kerja/Pejabat Pembuat
Komitmen No. . Tgl. .

1.

2.

Telah mengadakan perhitungan dan evaluasi pekerjaan tambah kurang untuk:


a. Pekerjaan
: ...................................................................
b. Lokasi
: ...................................................................
c. Departemen/Lembaga
: ...................................................................
d. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran :
Nomor
: ...
Tanggal
: ...
e. Kontraktor Pelaksana
:
f. Surat Perjanjian Pekerjaan
: Nomor
: ...
Pelaksanaan
Tanggal
: ...
g. Addendum (bila ada)
: Nomor
: ...
Tanggal
: ...
h. Biaya Pekerjaan
: Rp.....
()
Pelaksanaan pekerjaan tersebut di atas maka dapat dilaporkan sebagai berikut (laporan
lengkap terlampir):
No
Bagian/
%
%
%
Jenis Pekerjaan
Bobot
Kemajuan
Total Prestasi
Pekerjaan
Pekerjaan
Pekerjaan
1.
Dapat diisi rekapitulasi item
..
..
..
pekerjaan
Jumlah
100 %
.. %

Kemajuan laporan pekerjaan telah mencapai prestasi sebesar : .. % (..)


prosen.
Demikian laporan pekerjaan ini dibuat dengan sebenarnya untuk digunakan seperlunya.
Diperiksa oleh:
**)Konsultan Pengawas/MK
PT/CV . ....................................

Dibuat oleh:
Kontraktor Pelaksana
PT/CV..

......................................
*)

. ........................................... .
*).........................................

Mengetahui :
Pengelola Teknis
Departemen Pekerjaan Umum

......................................
NIP...............................

Catatan

*) Dapat ditangani oleh:


Penanggung jawab perusahaan dan atau
Penanggung jawab lapangan dari perusahaan

LAMPIRAN II

FORMULIR PERTANGGUNG JAWABAN BIAYA UNSUR


PENGELOLA TEKNIS

LAMPIRAN II.1
SUSUNAN TIM PELAKSANA KOORDINASI BANTUAN TENAGA TEKNIS DAN PENGELOLA TEKNIS

INSTANSI/DEPARTEMEN

SATUAN KERJA/ UNIT KERJA

KEGIATAN

TAHUN ANGGARAN

LAMPIRAN SURAT

NAMA

NO
I

NIP/GOL

Pembina
1

II

Pembina
Pengarah

1
2
III

Pengarah 1
Pengarah 2
Tim Pelaksana

1
2
3

IV

Ketua
Anggauta 1
Anggauta 2

Koordinator Bantuan Teknis


1
2
3
4

JABATAN DALAM TIM

Ketua
Sekertaris
Anggauta 1
Anggauta 2
Pengelola Teknis
Pengelola Teknis 1
Pengelola Teknis 2
Pengelola Teknis 3

VI

Tenaga Ahli
Tenaga Ahli Struktur
Tenaga Ahli Mekanikal/Elektrikal
Tenaga Ahli Lingkungan

VII

Tenaga Pembantu Pengelola Teknis


PPT 1
PPT 2
PPT 3

VIII

Sekertariat
Administrasi Keuangan 1
Administrasi Keuangan 2
Administrasi Keuangan 3

Jakarta,
Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan
Selaku Ketua Tim Pelaksana Koordinasi

Nama :
--------------------------------------------------------------NIP :
102

LAMPIRAN II.2
RENCANA PENYERAPAN BIAYA OPERASIONAL KEGIATAN PENGELOLAAN TEKNIS

INSTANSI/DEPARTEMEN

SATUAN KERJA/ UNIT KERJA

KEGIATAN

TAHUN ANGGARAN

LAMPIRAN SURAT

I. HONORARIUM
NO

URAIAN KEGIATAN

JABATAN

JML TENAGA

INTENSITAS

WAKTU BLN

BILING RATE

JUMLAH BIAYA

KET

VOLUME

INTENSITAS

WAKTU BLN

BILING RATE

JUMLAH BIAYA

KET

Pembina
1

II

Pembina
Pengarah

Pengarah 1

2
III

Pengarah 2
Tim Pelaksana

Ketua

Anggauta 1

IV

Anggauta 2

Koordinator Bantuan Teknis


1

Ketua

Sekertaris

Anggauta 1

4
V

Anggauta 2
Pengelola Teknis
Pengelola Teknis 1
Pengelola Teknis 2
Pengelola Teknis 3

VI

Tenaga Ahli
Tenaga Ahli Struktur
Tenaga Ahli Mekanikal/Elektrikal
Tenaga Ahli Lingkungan

VII

Tenaga Pembantu Pengelola Teknis


PPT 1
PPT 2
PPT 3

VIII

Sekertariat
Administrasi Keuangan 1
Administrasi Keuangan 2
Administrasi Keuangan 3

II. BIAYA PERALATAN DAN OPERASIONAL LAINNYA


NO
A

URAIAN KEGIATAN

HARI

BIAYA PERALATAN

BIAYA OPERASIONAL
1. BIAYA RAPAT

2. BIAYA PERJALANAN

3.BIAYA LAINNYA

BIAYA PEMBUATAN LAPORAN

LAIN-LAIN

REKAPITULASI BIAYA

1 HONORARIUM
2 BIAYA PERALATAN DAN OPERASIONAL LAINNYA
JUMLAH TOTAL
DIBULATKAN

Jakarta,
Kementerian Pekerjaan Umum
Kasubdit Pengelolaan Gedung dan Rumah Negara
Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan
Selaku Koordinator Pengelola Teknis
103

NAMA
NIP :

LAMPIRAN II.3
RINCIAN PENGGUNAAN BIAYA OPERASIONAL
UNSUR PENGELOLA TEKNIS TAHUN ANGGARAN
BULAN
KEGIATAN

:
:

LEMBAGA

VOLUME/
SATUAN

JENIS PENGELUARAN

NO

BIAYA/ SATUAN
(Rp)

1 GAJI/UPAH
1 Honor Pengarah
2 Honor Pengelola Teknis
2 BAHAN
1 Alat Tulis Menulis
2 Bahan Komputer
3 PERJALANAN DINAS
1 Pengelola Teknis
2 Tim Bangunan Gedung Negara
3 Tim Sekretariat
4 PENGELUARAN LAINNYA
1 Sewa Komputer
2 Sewa Printer
3 Penggandaan
JUMLAH
TERBILANG :
Jakarta,
Kementerian Pekerjaan Umum
Kasubdit Pengelolaan Bangunan Gedung Negara
Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan
Selaku Koordinator Pengelola Teknis

Nama
NIP

104

JUMLAH BIAYA (Rp)

LAMPIRAN II.4
DAFTAR PEMBAYARAN TRANSPORT PENGELOLA TEKNIS
UNSUR PENGELOLA TEKNIS TAHUN ANGGARAN
BULAN
KEGIATAN

:
:

LEMBAGA

NAMA

NO

GOL PGPS

KEDUDUKAN
DLM TIM
PENGELOLA
TEKNIS

JUMLAH
PERJALANAN
PERBULAN

JML
BULAN

JML
TRANSPORT
PERBULAN
(Rp)

JUMLAH
TRANSPORT YG
HARUS
DIBAYARKAN
(Rp)

JUMLAH
TERBILANG :
Jakarta,
Kementerian Pekerjaan Umum
Kasubdit Pengelolaan Gedung dan Rumah Negara
Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan
Selaku Koordinator Pengelola Teknis

Koordinator Administrasi

Nama
NIP

Nama
Nip

105

TANDA TANGAN

LAMPIRAN II.5
DAFTAR PEMBAYARAN HONORARIUM PENGELOLA TEKNIS
UNSUR PENGELOLA TEKNIS TAHUN ANGGARAN
BULAN
KEGIATAN

:
:

LEMBAGA

GOL
PGPS

NAMA

NO

KEDUDUKAN DLM
TIM PENGELOLA
TEKNIS

JML
BULAN

HONOR PER
BULAN

JUMLAH HONOR
SEBELUM
DIPOTONG PPH
(Rp)

PPH 15%

(Rp)

JUMLAH HONOR
YG HARUS
DIBAYARKAN
(Rp)

JUMLAH
TERBILANG :
Jakarta,
Kementerian Pekerjaan Umum
Kasubdit Pengelolaan Bangunan Gedung Negara
Direktorat Penetaan Bangunan dan Lingkungan
Selaku Koordinator Pengelola Teknis

Nama
NIP

Koordinator Administrasi

106

Nama
Nip

TANDA TANGAN

PENUTUP
Apabila terdapat permasalahan di dalam penerapan Petunjuk
Teknis ini, para petugas pemerintah yang bertanggung jawab
atas penyelenggaraan pembangunan bangunan gedung
negara dapat berkonsultasi kepada :
a. Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Direktorat
Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum untuk
penyelenggaraan pembangunan bangunan gedung negara
oleh Kementerian/Lembaga di tingkat pusat dan di wilayah DKI
Jakarta, termasuk perwakilan Republik Indonesia di luar negeri;
atau;
b. Kepala Dinas Pekerjaan Umum Pemerintah Provinsi/Instansi
Teknis Pemerintah Provinsi yang bertanggung jawab dalam
pembinaan
gedung
negara
sebagai
pelaksanaan
dekonsentrasi/tugas pembantuan untuk penyelenggaraan
pembangunan bangunan gedung negara oleh Instansi
Kementerian/Lembaga di wilayah Provinsi tidak termasuk
Provinsi DKI Jakarta.

107

You might also like