You are on page 1of 8

BATU MENANGIS

Alkisah, disebuah desa terpencil di daerah Kalimantan Barat, Indonesia, hiduplah


seorang janda tua yang bernama Darmi. Ia hidup di sebuah gubuk kecil di ujung desa dengan
ketiga anaknya, yaitu Risa, Sari dan Moko. Sejak ayah mereka meninggal, kehidupan mereka
menjadi susah. Ayah mereka tidak meninggalkan harta warisan sedikit pun. Untuk memenuhi
kebutuhan mereka, Darmi bekerja disawah atau ladang orang lain sebagai buruh upah.
Risa

:Hmmm... Aku memang perempuan tercantik di desa ini!!! Ya kan adikku?

Sari

: (diam tak mendengarkan perkataan kakaknya sambil melanjutkan menyapu )

Risa

:Hey udik, kau mendengarkanku tidak? (mendekati Sari)

Sari

:Iyaa kak

Risa

:Bagaimana dandananku, cantik tidak?

Sari

:iya kak, kakak sangatlah cantik, andai kakak bisa membantu ibu, pasti kakak akan

terlihat lebih cantik


Risa

:Apa maksudmu??? Katakan sekali lagi!!! (menjambak rambut adiknya)

Sari

:Aduh kak, maafkan aku kak, kakak memang cantik, bahkan kak tak membantu ibu,

maafkan aku kak


Moko :Kak!! Lepaskan!! sari itu adikmu!! Jangan perlakukan seperti itu!!!
Risa

:Hey kurus, jangan ikut campur kau!!!

Moko :Sari itu adik kandung kita kak, kasian dia..


Risa

:Ahh... (pergi meninggalkan moko dan sari)

Moko :Kamu tak apa-apa sari??


Sari

:tidak apa-apa bang, memang aku yang salah kok...

Moko :yasudahlah, ayo temani abang mengantar kue ke warung


Sari

:Iya bang..

Kemudian Risa meninggalkan adiknya, dan kembali mengagumi kecantikannya di depan


cermin.
Sementara itu Moko dan Sari mengantarkan kue yang dibuat mereka ke warung di depan
jalan raya. Diperjalanan pulang ia bertemu dengan pemuda tampan di desa sebelah. Pemuda
itu menaru hati kepada Sari tetapi Sari tidak memperdulikannya karena ia tahu bahwa
kakaknya sangat menyukai pemuda itu.
Sari

:Abang.. ada Mardi bang..

Moko :sudahlah jangan perdulikan dia..


Sari

:tapi bang nanti kita dikitannya sombong..

Moko :yasudahlah ayo jalan..


Mardi :Assalamualikum bang moko, Sari (tersenyum lebar)
Moko :Waalaikum salam. Bang bang!! Saya ini bukan abangmu..
Mardi :kan sebentar lagi kamu akan jadi abang saya.. hehhe
Moko :Kamu jangan terlalu berharap
Mardi :Sari, sari mau kemana..
Sari

:Mau pulang..

Mardi :Memangnya sari dari mana ?


Sari

:dari warung bu ijah nganterin kue

Mardi :ouhhh, mau saya anterin pulang?


Moko :Tidak usah, kan ada saya ngapain kamu mau ngaterin pulang segala..
Mardi :Kali aja takut bang pulang berdua, maklum bang jalan sini banyak orang jahat..
Moko :iya banyak orang jahat, termasuk kamu!! Ayo sari kita pulang nanti ibu mencari
kita
Sari

:Iiiyaa bang.. permisi..

Mardi :Hati-hati ya Sari..


Sari

: (seyum simpul)

Sesampainya dirumah Moko memarahi Sari dan memperingati agar ia tidak dekat-dekat
Mardi. Dan ternyata di belakang pintu Risa sedang mendengarkan percakapan mereka.
Moko :Sari, ingat ya kamu jangan pernah mau dekat-dekat dengan Mardi. Abang tau sekali
dia itu orang yang sangat malas, Dia hanya membanggakan harta orang tuanya
Sari

:iyaa bang sari mengerti..

Moko :Lain kali kalau ia mendekatimu kamu harus secepatnya pergi, abang tidak mau
kamu ikut-ikutan dia menjadi orang yang pemalas
Sari

:iy..

Risa

:hey udik, jangan pernah kau mendekati Mardi!!

Sari

:iya kak, aku berjanji tidak akan mendekati dia..

Risa

:dengar ya, pemuda yang tampan dan kaya di sini hanya cocok denganku, yang

cantik jelita ini.. tidak denganmu!! (pergi menuju dapur)


Moko :Iyaa sangat cocok sekali Mardi dengan mu kak, sama sama pemalas.. (cetusnya)
Didapur.
Risa

:Ibuuu!!!

Ibu

:iya nak? Ada apa?

Risa

:Mana makanan kita bu!!!

Ibu

:Ehm...

Risa

:aku sangat lapar bu, aku mau makan sekarang cepat buuu!!!

Ibu

:tunggu sebentar nak, ibu menunggu adikmu membawa uang untuk membeli beras

karena beras kita sudah habis..


Risa

:Apaaaa!!! Aku bisa mati kelaparan!!

Sari

:buu.. ini uang penjualan kue kemarin bu..

Risa

: (merebut uangnya)

Moko :kak itu uang untuk makan kita kak..


Risa

:uang ini akan kubelikan baju baru..

Ibu

:risa jangaaaaaan..

Risa

:ini untuk beli beras..

Sari

:tapi kak..

Risa

:stop, aku tak mau mendengar keluhanmu. Sekarang ibu masak makanan untukku,

aku mau tidur dulu, setelah aku bangun makanan itu harus sudah siap, kalo tidak awas
saja!!!
Ibu

:iyaaa nakk..

Setelah beberapa jam kemudian, Risa bangun dari tidurnya ia merasa kelaparan dan segera
keluar kamar.
Risa

:Ibuuuuuuu....bu.... ibuuu.. makanannya sudah siap belum?? Aku sudah lapaaar....

Ibu

:iyaaa nak sebentar lagi nak..

Risa

:ah dasar orang tua, kerjaaannya lama sekali..

Tiba-tiba diluar ada bunyi seseorang mengetuk pintu.


Mardi :Assalamualaikum..
Ibu

:Waalaikum salam..

Risa

:siapa lagi itu.. coba ibu lihat keluar aku capek berjalan keluar..

Ibu

:iya biar ibu saja yang keluar..

Ibu

:Waalaikum salam.. cari siapa ya nak??

Mardi :Sarinya ada buu ??


Ibu

:ohh Sarinya sedang keluar nak, kamu siapa yaa?

Mardi :saya Mardi bu..


Risa

:siapa sih??? Mardi...

Mardi :Hii Risa...

Risa

:pasti kamu kesini mencari aku kan??

Mardi :ha... ehmmm..


Risa

:sudahlah ayoo duduk.. buatkan air minum untuk mardi dan aku, sekarang..

Setelah ibunya ke dapur..


Mardi :siapa itu Risa? Ibumuu ?
Risa

:haaaa? Siapa yang tadi? Yaa bukanlah dia itu pembantuku...

Mardi :ohh pembantumu...


Risa

:Iyaaa... hahahah....

Dibelakang..
Moko :ibu kenapa?
Ibu

:ibu tidak apa-apa nak..

Moko :siapa diluar bu..


Ibu

:Nak mardi..

Moko :Mau ngapain dia disini.. aku ke luar dulu yaa bu...
Tiba-tiba...
Mardi :eh bang moko..
Moko :ngapain kamu disini.. Sari sedang pengajian ini hampir magrib lebih baik kamu
pulang..
Mardi :tapi pembantumukan sedang membuatkan kita minum...
Moko :haaa? Pembantuu?
Mardi :Yasudahlah saya pulang duluu yaa.. assalamualaikum...
Moko :Waalaikum salam (cetusnya)
Setelah kepulangan Mardi, terjadi pertengkaran hebat antara Moko dan Risa..
Moko :apa yang kakak lakukan kak...
Risa

:Memangnya apa yang aku lakukan...

Moko :kakak bilang dengannya kalau ibu kita itu adalah seorang pembantu!!!
Risa

:memangnya kenapa?

Moko :Kak.. beliau itu ibu kita bukan pembantu kita kak, kakak sudah keterlaluan.. kakak
tidak menghargai ibu lagi...

Risa

:aku sangat malu mengakui perempuan tua yang jelek itu ibuku, apa kata orang-

orang jika perempuan tercantik di desa ini mempunyai ibu seperti itu...
Moko :Kakak keterlaluan...
Risa segera pergi masuk kekamar dan didepan pintu ia bertabrakan dengan ibunya..
Risa

:Issss....

Keesokan harinya.. Risa, Putri sulung Darmi, sedang berdandan. ia sangat malas dan jauh
berbeda dengan adiknya. Dia bersifat sombong dan durhaka. Kerjanya hanya bersolek dan
mengagumi kecantikannya di depan cermin. Ia sama sekali tidak mau membantu ibunya
mencari nafkah. Setiap kali ibunya mengajaknya pergi ke sawah, ia selalu menolak.
Ibu

:Nak, kamu sedang apa ??

Risa

:Ibu tidak melihat apa, aku sedang berdandan!!

Ibu

:Dari pada kamu berdandan terus disini, lebih baik kamu membantu ibu kesawah

Risa

:Apa?? Aku tak salah dengar?? Ke sawah??

Ibu

:tidak nak..

Risa

:Aku tidak mau, nanti kuku dan kulitku kotor terkena lumpur. Pergi saja sana ibu

bersama Sari sana!!!


Ibu

:Memangnya kenapa kalau kuku dan kulitmu kotor nak? Sari saja setiap hari

membantu ibu disawawah terkena lumpur, alhamdulilah sampai sekarang ia baik-baik saja..
Risa

:Aku bilang tidak, yaa tidak!!! Aku tidak mau pergi ke sawah.. Ibu tidak usah

samakan aku dengan Sari. Sudah sudah ibu saja sana pergi sama Sari, karena mungkin tidak
ada lagi laki-laki yang tertarik pada wajah ibu yang sudah keriput itu..
Ibu

: (duduk sambil mengusap dada, lemas)

Moko :Kak.. kaka tidak seharusnya berbicara seperti itu kepada ibu...
Sari

:Jika kakak tidak ingin ikut pergi membantu ibu kesawah ya sudah tidak usah bicara

seperti itu
Risa

:Kaliaaan!!! (menunjuk, dan mendorong adiknya dan pergi meninggalkan

semuanya)
Moko :Ibu... ibu tak apa-apa...
Ibu

:Tidak apa-apa nak.. ibu baik-baik saja.. ayo kita pergi kesawah, nanti keburu

siang.. (berdiri)
Sari

:Sudah bu, ibu istirahat saja dirumah, sari dan abang saja yang pergi ke ladang..

Ibu

:tidak nak (mengusap kepala sari) Ibu baik-baik saja, ayo kita pergi (berdiri

kembali, dan pergi kesawah)


Setelah ibu dan adiknya pergi ke sawah, Risa pun kembali ke rumah, saat ia ingin kembali
mempercantik wajahnya, ternyata alat alat kecantikan yang ia miliki sudah habis, Sari merasa
kesal, yang ia lakukan hanya mondar mandir tak karuan.
Risa

:Huuggghhh Alat-alat kecantikan ku sudah habis (memeriksa alat

kecantikannya) kalo begini, bagaimana bisa aku menjadi wanita tercantik di desa ini.. aku
harus segera membelinya
Hari sudah menjelang siang, Risa teringat dengan alat-alat kecantikannya yang sudah habis,
tak lama kemudian ibu dan adiknya datang. Tanpa basi basi Risa langsung menghampiri
ibunya yang baru sampai di pintu dan masih terlihat lelah.
Risa

:Bu!! Alat alat kecantikan ku sudah habis, ibu harus segera membelikan yang

baru, ??
Sari

: Kak, ibu baru saja pulang, seharusnya kakak bisa lebih menghargai ibu

Ibu

:Risa, ibu masih lelah, besok saja ya, pasti ibu belikan(duduk menghela nafas)

Risa

:Tidak bu!! (membentak ibu) aku ingin sekaraang!!!

Sari

:Kakak!!!

Risa

:Diam kau anak kecil!! (sambil melotot)

Ibu

:Sudah Tak apa apa Sari, biar ibu beli sekarang (bicara kepada Sari) tapi Risa,

ibu tak tahu alat kecantikan seperti apa yang kamu maksud, kamu harus ikut ke pasar juga
Risa

:Hahh? Aku harus ikut juga

Ibu

:iya nak, ibu kan tidak tau yang mana yang kamu maksud

Risa

:Ahh, mana diluar masih panas lagi nanti kulitku terbakar bu

Ibu

: (diam memperhatikan tingkah Risa)

Risa

:yaudah deh, aku akan ikut ibu ke pasar tapi dengan suatu syarat..

Ibu

:apa syarat nya nak??

Risa

:Ibu harus berjalan di belakangku

Ibu

:kenapa memangnya nak?

Risa

:sudah jangan banyak tanya bu, dan satu lagi ibu harus memayungiku dari belakang

yaa..
Sari

:Kak, ini ibu kita bukan pembantu kakak kak..

Risa

:kalian seharusnya berkaca. lihat saja wajah kalian yang tak terurus dan pakaian

kalian pun sangat kotor sekali. apalagi ibu, sudah keriput,bau.. jelas aku malu!!
Ibu

:sudahlah nak tidak apa-apa, ayo kita pergi sekarang nanti keburu malam nak..

Risa

:Itu lebih baik..

Ibu

:Kamu jaga rumah saja ya sari, biarkan ibu dan kakakmu yang pergi ke pasar

Sari

:baik bu..

Walaupun sedih, sang Ibu pun menuruti permintaan putrinya. Setelah itu, berangkatlah
mereka ke pasar secara beriringan. Risa berjalan di depan, sedangkan Ibunya mengikuti dari
berlakang dengan memegang payung. Meskipun mereka satu keluarga, penampilan mereka
kelihatan sangat berbeda. Seolah-olah mereka bukan keluarga yang sama. Risa dengan
pakaian yang bagus, sedangkan sang Ibu kelihatan sangat kusut, dengan pakaian yang sangat
kotor. Di tengah perjalanan, Risa bertemu dengan temannya yang tinggal di kampung lain.
Juned

:Hai Risa.. hendak kemana kamu?

Risa

:ke pasar..

Juned

:mau beli apa kamu kepasar?

Risa

:Alat-alat kecantikan..

Juned

:ohh.. dan itu dibelakang siapa? Ibumu ?

Risa

:Haaa? Diaa?

Juned

:Iyaa, wanita yang memayungimu ituu..

Risa

:tentu tidaklah, dia hanya pembantuku..

Juned

:Risa, sudah cantik, baik pula tuu..

Risa

:ya jelaaas...

Juned

:mau mengajak pembantunya ikut kepasar ...

Risa

: (tersenyum dan kembali berjalan)

Ibu

:Nak... Kenapa kamu berbicara seperti itu..

Risa

:sudah diamlah, jangan mempermalukankuu!!!

Laksana di sambar petir, Darmi mendengar ucapan putrinya seperti itu. Tapi dia hanya
terdiam sambil menahan rasa sedih.
Risa

:ayoo cepat pembantukuu,lama sekali berjalannya.

Ibu

: (diam sejenak dan terjatuh )

Risa

:hello.. ayo cepat, nanti tokonya keburu tutup!!

Sang ibu tetap saja menjawab tidak pertanyaan anaknya. Ternyata ia sedang berdoa kepada
Tuhan agar menghukum anaknya yang durhaka itu. Risa melihat mulut ibunya komat-kamit
sambil menengadahkan tangannya ke atas.
Risa

:Heii!! Ibu sedang apa siihh?? (nada membentak, menoleh kepada ke ibunya)

Doa sang ibu :


Yaa, Tuhan!! Ampunilah hambamu yang lemah ini!! Hamba sudah tidak sanggup lagi
menghadapi sikap anak hamba yang durhaka ini. Berikanlah hukuman yang setimpal
kepanya ya Allah!
Beberapa saat kemudian, tiba-tiba langit menjadi mendung. Petir menyambar-nyambar dan
suara guntur bergemuruh memekakkan telinga. Hujan deras pun turun. Pelan-pelan kaki Risa
berubah menjadi Batu. Risa pun mulai Panik.
Risa

:Ibu!!.. Ibu!! Apa yang terjadi denganku bu?? Aduuhh keraas sekali bu.. Maafkan

Risa bu!! Bu Risa berjanji tidak akan mengulanginya lagi bu!! (seru Risa semakin panik)
Sang ibu hanya bisa menangis melihat anaknya berubah menjadi batu. Namun, apa hendak
dibuat, nasi sudah menjadi bubur. Hukuman itu tidak dapat lagi dihindari. Gadis durhaka itu
hanya bisa menangis dan menangis menyesali perbuatannya. Sebelum kepala anaknya
berubah menjadi batu, sang Ibu masih melihat air menetes dari kedua mata anaknya. Semua
orang yang lewat di tempat itu juga ikut menyaksikan peristiwa itu. Tidak berapa lama, cuaca
pun kembali terang seperti sedia kala. Seluruh tubuh Risa telah menjelma menjadi batu. Batu
itu kemudian mereka letakkan di pinggir jalan bersandar ke tebing. Oleh masyarakat
setempat, batu itu mereka beri nama Batu Menangis.

You might also like