Professional Documents
Culture Documents
Sari
Risa
Sari
:Iyaa kak
Risa
Sari
:iya kak, kakak sangatlah cantik, andai kakak bisa membantu ibu, pasti kakak akan
Sari
:Aduh kak, maafkan aku kak, kakak memang cantik, bahkan kak tak membantu ibu,
:Iya bang..
:Mau pulang..
: (seyum simpul)
Sesampainya dirumah Moko memarahi Sari dan memperingati agar ia tidak dekat-dekat
Mardi. Dan ternyata di belakang pintu Risa sedang mendengarkan percakapan mereka.
Moko :Sari, ingat ya kamu jangan pernah mau dekat-dekat dengan Mardi. Abang tau sekali
dia itu orang yang sangat malas, Dia hanya membanggakan harta orang tuanya
Sari
Moko :Lain kali kalau ia mendekatimu kamu harus secepatnya pergi, abang tidak mau
kamu ikut-ikutan dia menjadi orang yang pemalas
Sari
:iy..
Risa
Sari
Risa
:dengar ya, pemuda yang tampan dan kaya di sini hanya cocok denganku, yang
:Ibuuu!!!
Ibu
Risa
Ibu
:Ehm...
Risa
:aku sangat lapar bu, aku mau makan sekarang cepat buuu!!!
Ibu
:tunggu sebentar nak, ibu menunggu adikmu membawa uang untuk membeli beras
Sari
Risa
: (merebut uangnya)
Ibu
:risa jangaaaaaan..
Risa
Sari
:tapi kak..
Risa
:stop, aku tak mau mendengar keluhanmu. Sekarang ibu masak makanan untukku,
aku mau tidur dulu, setelah aku bangun makanan itu harus sudah siap, kalo tidak awas
saja!!!
Ibu
:iyaaa nakk..
Setelah beberapa jam kemudian, Risa bangun dari tidurnya ia merasa kelaparan dan segera
keluar kamar.
Risa
Ibu
Risa
:Waalaikum salam..
Risa
:siapa lagi itu.. coba ibu lihat keluar aku capek berjalan keluar..
Ibu
Ibu
Risa
:sudahlah ayoo duduk.. buatkan air minum untuk mardi dan aku, sekarang..
:Iyaaa... hahahah....
Dibelakang..
Moko :ibu kenapa?
Ibu
:Nak mardi..
Moko :Mau ngapain dia disini.. aku ke luar dulu yaa bu...
Tiba-tiba...
Mardi :eh bang moko..
Moko :ngapain kamu disini.. Sari sedang pengajian ini hampir magrib lebih baik kamu
pulang..
Mardi :tapi pembantumukan sedang membuatkan kita minum...
Moko :haaa? Pembantuu?
Mardi :Yasudahlah saya pulang duluu yaa.. assalamualaikum...
Moko :Waalaikum salam (cetusnya)
Setelah kepulangan Mardi, terjadi pertengkaran hebat antara Moko dan Risa..
Moko :apa yang kakak lakukan kak...
Risa
Moko :kakak bilang dengannya kalau ibu kita itu adalah seorang pembantu!!!
Risa
:memangnya kenapa?
Moko :Kak.. beliau itu ibu kita bukan pembantu kita kak, kakak sudah keterlaluan.. kakak
tidak menghargai ibu lagi...
Risa
:aku sangat malu mengakui perempuan tua yang jelek itu ibuku, apa kata orang-
orang jika perempuan tercantik di desa ini mempunyai ibu seperti itu...
Moko :Kakak keterlaluan...
Risa segera pergi masuk kekamar dan didepan pintu ia bertabrakan dengan ibunya..
Risa
:Issss....
Keesokan harinya.. Risa, Putri sulung Darmi, sedang berdandan. ia sangat malas dan jauh
berbeda dengan adiknya. Dia bersifat sombong dan durhaka. Kerjanya hanya bersolek dan
mengagumi kecantikannya di depan cermin. Ia sama sekali tidak mau membantu ibunya
mencari nafkah. Setiap kali ibunya mengajaknya pergi ke sawah, ia selalu menolak.
Ibu
Risa
Ibu
:Dari pada kamu berdandan terus disini, lebih baik kamu membantu ibu kesawah
Risa
Ibu
:tidak nak..
Risa
:Aku tidak mau, nanti kuku dan kulitku kotor terkena lumpur. Pergi saja sana ibu
:Memangnya kenapa kalau kuku dan kulitmu kotor nak? Sari saja setiap hari
membantu ibu disawawah terkena lumpur, alhamdulilah sampai sekarang ia baik-baik saja..
Risa
:Aku bilang tidak, yaa tidak!!! Aku tidak mau pergi ke sawah.. Ibu tidak usah
samakan aku dengan Sari. Sudah sudah ibu saja sana pergi sama Sari, karena mungkin tidak
ada lagi laki-laki yang tertarik pada wajah ibu yang sudah keriput itu..
Ibu
Moko :Kak.. kaka tidak seharusnya berbicara seperti itu kepada ibu...
Sari
:Jika kakak tidak ingin ikut pergi membantu ibu kesawah ya sudah tidak usah bicara
seperti itu
Risa
semuanya)
Moko :Ibu... ibu tak apa-apa...
Ibu
:Tidak apa-apa nak.. ibu baik-baik saja.. ayo kita pergi kesawah, nanti keburu
siang.. (berdiri)
Sari
:Sudah bu, ibu istirahat saja dirumah, sari dan abang saja yang pergi ke ladang..
Ibu
:tidak nak (mengusap kepala sari) Ibu baik-baik saja, ayo kita pergi (berdiri
kecantikannya) kalo begini, bagaimana bisa aku menjadi wanita tercantik di desa ini.. aku
harus segera membelinya
Hari sudah menjelang siang, Risa teringat dengan alat-alat kecantikannya yang sudah habis,
tak lama kemudian ibu dan adiknya datang. Tanpa basi basi Risa langsung menghampiri
ibunya yang baru sampai di pintu dan masih terlihat lelah.
Risa
:Bu!! Alat alat kecantikan ku sudah habis, ibu harus segera membelikan yang
baru, ??
Sari
: Kak, ibu baru saja pulang, seharusnya kakak bisa lebih menghargai ibu
Ibu
:Risa, ibu masih lelah, besok saja ya, pasti ibu belikan(duduk menghela nafas)
Risa
Sari
:Kakak!!!
Risa
Ibu
:Sudah Tak apa apa Sari, biar ibu beli sekarang (bicara kepada Sari) tapi Risa,
ibu tak tahu alat kecantikan seperti apa yang kamu maksud, kamu harus ikut ke pasar juga
Risa
Ibu
:iya nak, ibu kan tidak tau yang mana yang kamu maksud
Risa
Ibu
Risa
:yaudah deh, aku akan ikut ibu ke pasar tapi dengan suatu syarat..
Ibu
Risa
Ibu
Risa
:sudah jangan banyak tanya bu, dan satu lagi ibu harus memayungiku dari belakang
yaa..
Sari
Risa
:kalian seharusnya berkaca. lihat saja wajah kalian yang tak terurus dan pakaian
kalian pun sangat kotor sekali. apalagi ibu, sudah keriput,bau.. jelas aku malu!!
Ibu
:sudahlah nak tidak apa-apa, ayo kita pergi sekarang nanti keburu malam nak..
Risa
Ibu
:Kamu jaga rumah saja ya sari, biarkan ibu dan kakakmu yang pergi ke pasar
Sari
:baik bu..
Walaupun sedih, sang Ibu pun menuruti permintaan putrinya. Setelah itu, berangkatlah
mereka ke pasar secara beriringan. Risa berjalan di depan, sedangkan Ibunya mengikuti dari
berlakang dengan memegang payung. Meskipun mereka satu keluarga, penampilan mereka
kelihatan sangat berbeda. Seolah-olah mereka bukan keluarga yang sama. Risa dengan
pakaian yang bagus, sedangkan sang Ibu kelihatan sangat kusut, dengan pakaian yang sangat
kotor. Di tengah perjalanan, Risa bertemu dengan temannya yang tinggal di kampung lain.
Juned
Risa
:ke pasar..
Juned
Risa
:Alat-alat kecantikan..
Juned
Risa
:Haaa? Diaa?
Juned
Risa
Juned
Risa
:ya jelaaas...
Juned
Risa
Ibu
Risa
Laksana di sambar petir, Darmi mendengar ucapan putrinya seperti itu. Tapi dia hanya
terdiam sambil menahan rasa sedih.
Risa
Ibu
Risa
Sang ibu tetap saja menjawab tidak pertanyaan anaknya. Ternyata ia sedang berdoa kepada
Tuhan agar menghukum anaknya yang durhaka itu. Risa melihat mulut ibunya komat-kamit
sambil menengadahkan tangannya ke atas.
Risa
:Heii!! Ibu sedang apa siihh?? (nada membentak, menoleh kepada ke ibunya)
:Ibu!!.. Ibu!! Apa yang terjadi denganku bu?? Aduuhh keraas sekali bu.. Maafkan
Risa bu!! Bu Risa berjanji tidak akan mengulanginya lagi bu!! (seru Risa semakin panik)
Sang ibu hanya bisa menangis melihat anaknya berubah menjadi batu. Namun, apa hendak
dibuat, nasi sudah menjadi bubur. Hukuman itu tidak dapat lagi dihindari. Gadis durhaka itu
hanya bisa menangis dan menangis menyesali perbuatannya. Sebelum kepala anaknya
berubah menjadi batu, sang Ibu masih melihat air menetes dari kedua mata anaknya. Semua
orang yang lewat di tempat itu juga ikut menyaksikan peristiwa itu. Tidak berapa lama, cuaca
pun kembali terang seperti sedia kala. Seluruh tubuh Risa telah menjelma menjadi batu. Batu
itu kemudian mereka letakkan di pinggir jalan bersandar ke tebing. Oleh masyarakat
setempat, batu itu mereka beri nama Batu Menangis.