Professional Documents
Culture Documents
ULKUS PEPTIKUM
ULKUS PEPTIKUM
I. Pendahuluan
Lambung sebagai reservoir/lumbung makanan berfungsi menerima makanan
dan minuman, menggiling, mencampur dan mengosongkan makanan ke dalam
duodenum. Lambung yang selalu berhubungan dengan semua jenis makanan,
minuman, obat-obatan akan mengalami iritasi kronik. Lambung dilindungi oleh
terhadap faktor iritan oleh lapisan mucus dan epitel. Namun beberapa faktor iritan
seperti makanan, minuman, SAIDs, alkohol dan empedu dapat menimbulkan
defek lapisan mucus dan difusi balik ion H+ sehingga timbul gastritis dan ulkus
gaster. 1
Ulkus peptikum merupakan masalah pada banyak pasien di Amerika Serikat.
Dalam satu tahun frekuensi ulkus peptikum di AS adalah 1,8% atau 4,5 juta orang.
Di negara lain ulkus peptikum mempunyai insidensi yang berbeda. Penyebab
utama terjadinya ulkus adalah inflamasi kronik akibat H. pylori yang berkoloni di
mukosa antrum dan gastrin yang menstimulasi produksi asam lambung oleh sel
parietal. 2
II. Definisi
Ulkus peptikum berasal dari kata ulkus/ulcer yang artinya luka berlubang,
dan kata peptic yang mengacu pada suatu masalah yang disebabkan oleh getah
lambung. Ulkus peptikum terjadi pada lapisan saluran pencernaan yang telah
terpapar oleh asam dan enzim-enzim pencernaan, terutama pada lambung dan usus
dua belas jari.
yang meluas sampai di bawah epitel. Kerusakan mukosa yang tidak meluas sampai
ke bawah epitel disebut sebagai erosi, walaupun sering juga disebut sebagai
ulkus (misalnya ulkus karena stres).4
Menurut definisi, ulkus peptikum dapat terletak pada setiap bagian saluran
cerna yang terkena getah asam lambung, yaitu esofagus, lambung, duodenum, dan
setelah gastroenterostomi, juga jejunum.4 Dua jenis ulkus peptikum yang paling
sering ditemukan adalah ulkus gaster dan ulkus duodenum. Nama dari ulkus
mengacu pada lokasi anatomis atau lingkungan di mana ulkus terbentuk. Ulkus
gaster di temukan di gaster, dan ulkus duodenum ditemukan pada beberapa
sentimeter pertama usus halus, tepat di bawah lambung. Pada saat bersamaan
seseorang bisa terkena ulkus gaster dan ulkus duodenum.3
III.
Gambar 3. Duodenum 6
IV.
Epidemiologi
Penyakit ini terjadi dengan frekuensi paling besar pada individu antara usia 40
dan 60 tahun. Tetapi, relatif jarang pada wanita menyusui, meskipun ini telah
diobservasi pada anak-anak dan bahkan pada bayi. Pria terkenal lebih sering
daripada wanita, tapi terdapat beberapa bukti bahwa insiden pada wanita hampir
sama dengan pria. Setelah menopause, insiden ulkus peptikum pada wanita hampir
sama dengan pria.7
Prevalensi infeksi H. pylori di Negara berkembang lebih tinggi dibandingkan
dengan Negara maju. Prevalensi pada populasi di Negara maju sekitar 30-40%,
sedangkan di Negara berkembang mencapai 80-90%. Pada pemeriksaan
endoskopik saluran cerna bagian atas terhadap 1615 pasien dengan dispesia kronik
pada Subbagian Gastroenterologi RS Pendidikan Makasar ditemukan prevalensi
ulkus duodenum sebanyak 14%, ulkus duodenum dan ulkus peptikum sebanyak
5%, umur terbanyak antara 45-65 tahun dengan kecenderungan makin tua umur,
prevalensi makin meningkat dan perbandingan antara laki-laki dan perempuan 2:1.
Pada pasien dyspepsia kronik tersebut, terdapat 367 pasien menggunakan NSAIDs
ditemukan ulkus peptikum 117 orang (48,2%); 64 pasien diperiksa H. pylori
ditemukan 59,4% pasien positif. 3
V.
Etiologi
Walaupun fakor penyebab yang penting adalah aktivitas pencernaan peptik
oleh getah lambung, namun tedapat bukti yang menunjukkan bahwa banyak factor
yang berperan dalam pathogenesis ulkus peptikum. Misalnya, bakteri H. pylori
dijumpai pada sekitar 90% penderita ulkus duodenum.4 Penyebab ulkus peptikum
lainnya adalah sekresi bikarbonat mukosa, genetic, NSAIDs, gastrinoma
(Sindroma Zollinger-Ellison), alcohol, stress (luka bakar, trauma), refluk empedu,
refluk enzim pancreas, Crohns disease, radiasi dan infeksi virus maupun bakteri.
1,5,7
Penyebab utama ulkus peptikum yang paling penting adalah infeksi H. pylori
dan SAIDs. H. pylori merupakan bakteri yang hidup dalam lambung orang yang
terinfeksi.1,2 Penemuan mengenai pathogenesis ulkus akibat infeksi H. pylori
merupakan suatu penemuan medis penting pada akhir abad 20, oleh dr. Barry
Marshall dan dr. J. Robin Warren yang dihadiahi nobel atas penemuannya.3
SAIDs merupakan salah satu obat yang sering digunakan sebagai analgesik.
Terdapat beberapa macam SAIDs yang beredar dipasaran seperti ; aspirin,
ibuprofen, naproxen, ketorolac dan oxaprozin. Karena SAIDs sangat umum
digunakan dan mudah didapat tanpa resep dokter, SAIDs sangat sering
menyebabkan terjadinya ulkus peptikum karena dapat menganggu kemampuan
lambung dan duodenum untuk proteksi dari asam lambung dan juga menganggu
proses pembekuan darah. Hal ini memberikan peranan penting dalam terjadinya
perdarahan. Pada pasien yang mengkonsumsi SAIDs dalam jangka panjang
maupun dalam jumlah yang besar, mempunyai risiko yang kebih tinggi untuk
terjadinya ulkus. 3, 5
VI.
Patogenesis
Patogenesis ulkus peptikum terjadi akibat multifaktor yang menyebabkan
Faktor
1,7
Dyspepsia kronik
asam lambung berdifusi balik menyebabkan nekrosis yang lebih luas sehingga
terjadi ulkus peptikum. 2,5,7,8,9
1,5
Asam
10
Gejala klinis
Secara umum pasien ulkus peptikum biasanya mengeluh dyspepsia. Dyspepsia
11
makan, rasa sakit ulkus gaster di sebelah kiri dan rasa sakit ulkus duodenum
sebelah kanan garis tengah perut. 1,5,9
Gejala ulkus duodenum memiliki periode remisi dan eksaserbasi, menjadi
tenang dan berminggu-minggu-berbulan-bulan dan kemudian terjadi eksaserbasi
beberapa minggu merupakan gejala khas. Nyeri epigastirum merupakan gejala
yang paling dominan, nyeri seperti rasa terbakar, nyeri rasa lapar, rasa sakit/tidak
nyaman yang menganggu dan tidak terlokalisasi, biasanya terjadi setelah 90menit3 jam post prandial dan nyeri dapat berkurang sementara sesudah makan. 1,5,9
Pada beberapa pasien, ulkus tidak memberikan gejala/asimptomatik. Gejala
ulkus yang penting adalah perdarahan dan nyeri. Namun, tidak semua nyeri
abdomen merupakan ulkus. Perdarahan ulkus bisa terjadi lambat dan tidak disadari,
namun juga bisa merupakan ancaman langsung. Pada perdarahan ulkus yang
lambat bisa memberikan gejala berupa anemia. Gejala anemia berupa fatigue, kulit
pucat dan sesak terutama saat aktivitas. Perdarahan yang terjadi secara cepat bisa
menimbulkan gejala berupa melena, feses kental hitam seperti tar, atau dalam
jumlah besar bisa memberikan gejala merah gelap atau merah maroon. Pada
perdarahan biasanya diikuti dengan muntah berwarna hitam (coffee grounds).
Perdarahan yang masif merupakan suatu kegawatdaruratan, sehingga diperlukan
penanganan yang cepat. 3
Sepuluh persen dari ulkus peptikum terutama akibat SAIDs menimbulkan
komplikasi perdarahan tanpa adanya keluhan nyeri sebelumnya. Tinja berwarna
seperti teer (melena) harus diwaspadai sebagai suatu perdarahan ulkus. Pada
dispepsia kronik, sebagai pedoman untuk membedakan antara dyspepsia
fungsional dan dyspepsia organik dapat ditemukan gejala peringatan (alarm sign)
berupa : 1,5,9
12
Anoreksia/cepat kenyang
VIII.
13
suatu
uatu proses keganasan lambung yang biasa dijumpai adalah gambaran filling
defect.. Gambaran endoskopi untuk suatu ulkus jinak berupa luka terbuka dengan
pinggiran teratur, mukosa licin dan normal disertai lipatan yang teratur keluar dari
pinggiran ulkus. Karena
rena tingginya kejadian keganasan pada ulkus gaster (70%)
maka dianjurkan untuk dilakukan biopsy dan endoskopi ulang setelah 88-12 minggu
terapi eradikasi. 1,9
14
IX.
1. Perdarahan, insiden perdarahan 15-25%, meningkat pada usia lanjut (>60 tahun)
akibat adanya penyakit degenerative dan meningkatnya pemakaian NSAIDs.
Sebagian besar perdarahan spontan, sebagian memerlukan tindakan endoskopi
terapi, bila gagal dilanjutkan dengan terapi operasi (5% pasien memerlukan
transfusi darah). Pantozol/PPI 2amp/100ccNACL 0,9 drips selama 10 jam secara
parenteral dan diteruskan selama beberapa hari dapat menurunkan kejadian
perdarahan ulang.1,3,9
2. Perforasi, insidensi 6-7%, hanya 2-3% mengalami perforasi terbuka ke
peritoneum, 10% tanpa keluhan/tanda perforasi dan 10% disertai perdarahan
ulkus dengan mortalitas yang meningkat. Insidensi perforasi pada usia lanjut
karena proses aterosklerosis dan meningkatnya penggunaan NSAIDs. Perforasi
ulkus gaster biasanya ke lobus kiri hati dapat menimbulkan fistula gastro kolik.
Penetrasi adalah suatu bentuk perforasi yang tidak terbuka/tanpa pengeluaran isi
lambung karena tertutup omentum/organ perut sekitar. Terapi perforasi;
dekompresi, pemasangan nasogastric tube, aspirasi cairan lambung, pasien
dipuasakan, diberi nutrisi parenteral total dan pemberian antibiotika diikuti
tindakan operasi. 1,5
3. Stenosis pilorik/gastric outlet obstruction, insidensi 1-2% dari pasien ulkus.
Keluhan pasien akibat obstruksi mekanik berupa cepat kenyang, muntah berisi
makanan tak tercerna, mual, sakit perut setelah makan, berat badan menurun.
Kejadian obstruksi bisa temporer akibat peradangan daerah peripilorik timbul
edema dan spasme. Ini akan membaik, jika peradangan sembuh.
15
X.
Pentalaksanaan
Ada banyak mitos seputar ulkus. Ulkus tidak disebabkan oleh stress atau
cemas. Ulkus juga tidak disebabkan oleh makanan pedas atau makanan dalam porsi
besar. Beberapa jenis makanan mungkin menyebabkan iritasi pada ulkus yang
sudah terbentuk, namun makanan tidak akan menyebabkan ulkus.3 Pemberian diet
yang mudah dicerna khususnya pada ulkus yang aktif perlu dilakukan. Mengurangi
makanan yang merangsang pengeluaran asam lambung/pepsin, makanan yang
merangsang timbulnya nyeri dan zat-zat lain yang dapat menganggu pertahanan
mukosa gastroduodenal perlu diperhatikan.1
Pada umumnya manajemen atau pengobatan ulkus peptikum dilakukan secara
medikamentosa, sedangkan cara pembedahan dilakukan apabila terjadi komplikasi
seperti perforasi, obstruksi dan perdarahan yang tidak dapat diatasi.5
Tujuan terapi adalah ; 1) menghilangkan keluhan, 2) menyembuhkan/
memperbaiki kesembuhan ulkus, 3) mencegah kekambuhan/rekurensi dan 4)
mencegah komplikasi. Walaupun ulkus gaster dan ulkus duodenum sedikit berbeda
dalam patofisiologi tetapi respon terhadap terapi sama. Ulkus gaster biasanya lebih
besar, akibatnya memerlukan waktu terapi yang lebih lama. Untuk pengobatan
ulkus gaster sebaiknya dilakukan biopsy untuk menyingkirkan adanya suatu
keganasan.1,3,5,
a.
16
Jenis preparat dan kemasan PPI yang tersedia : Omeprazol 20mg, rabeprazol
10 mg, pantoprazol 40mg, lanzoprazol 30mg, dan esomeprazol magnesium
20/40mg. 1,3,5
b.
c.
d.
Masing-masing
diberikan
selama
8-12
minggu
dengan
18
DAFTAR PUSTAKA
1. Tarigan, P., Tukak Gaster, dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam,
editor Aru W. Sudoyo, dkk., Edisi IV, FKUI, 2007.
2. Efendi, R., et. al., Level of Gastrin Serum and Ulcer Size on Gastric Ulcer
Correlated to Helicobacter pylori Infection, Division of Gastroenterohepatology, Department of Internal Medicine Adam Malik Hospital, Medan.,
Vol: 10, Number 3, December 2009.
3. Schafer, T.W., Peptic Ulcer Disease, The American College of
Gastroenterology, Bethesda, Maryland., 2008, www.acg.gi.org, diakses 15 juli
2010.
4. Price, Sylvia A dan Lorraine M. Wilson, Patofisiologi, Konsep Klinis ProsesProses Penyakit, edisi 6, Jakarta: Penerbit EGC, 2006.
5. Akil, H.A.M, Tukak duodenum, dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam,
editor Aru W. Sudoyo, dkk., Edisi IV, FKUI, 2007.
6. www.emedicine.com , diakses 16 juli 2010.
7. Shayne, P., Gastritis and Peptic Ulcer Disease, Department of Emergency
Medicine, Emory University School of Medicine, 2009, www.emedicine.org
diakses 15 juli 2010.
8. Mirkin, G., Helicobacter and stomach ulcers, www.drmirkin.com diakses 16
juli 2010
9. Harrisons., Principle of Internal Medicine, 16th edition, editors Kasper, D.L.,
et. al., McGarw-Hills Companies, New York, 2005.
10. www.mwedscape.com , diakses 19 juli 2010.
11. www.johnhopkins.com , diakses 19 juli 2010.
12. www.thehelicobacterfoundation2006.com, diakses 19 juli 2010.
19
PROMOSIHehehehe
20