Professional Documents
Culture Documents
Gula darah puasa adalah kadar gula yang diukur setelah melakukan puasa selama kurang lebih
10 s.d 1 jam. Kadar Gula darah puasa normal biasanya di kisaran 80 s.d 120 mg/dl.
2. Gula darah 2 Jam pp
Apa yang dimaksut dengan 2 jam pp, kalau tes ini sama dengan gula darah puasa, hanya saja
setelah puasa 2 jam sebelum tes pasien dianjurkan untuk makan dulu dan kemudian baru
dilakukan pemeriksaan.
3. Gula darah sewaktu
Pemeriksaan ini paling sering dilakukan dengan cara pasien datang langsung di tes, anda juga
bisa membeli alatnya sendiri dan anda lakukan di rumah, namun juga tetap harus melakukan
dengan kaidah kebersihan dan peralatan steril untuk menghindari infeksi. Cara ini begitu penting
ketika digunakan untuk mengetahui penurunan kadar gula darah dalam waktu yang cepat, namun
kurang bisa mengetahui gambaran pengendalian diabetes untuk jangka panjang. (kurang lebih 3
bulan).
4. Apakah HbA1c itu?
HbA1c adalah zat yang terbentuk dari reaksi glukosa dengan hemoglobin. (merupakan bagian
dari sel darah merah). Pemeriksaan HbA1c ini sangat penting untuk mengetahui kondisi kendali
diabetes selama 3 bulan dan tentu lebih valid untuk melihat kondisi dalam jangka panjang.
(sekitar 3 bulan).
http://portalremaja.co.id/perbedaan-diabetes-insipidus-dan-diabetes-melitus.html
Tes toleransi glukosa oral/TTGO (oral glucose tolerance test, OGTT) dilakukan pada
kasus hiperglikemia yang tidak jelas; glukosa sewaktu 140-200 mg/dl, atau glukosa
puasa antara 110-126 mg/dl, atau bila ada glukosuria yang tidak jelas sebabnya. Uji
ini dapat diindikasikan pada penderita yang gemuk dengan riwayat keluarga
diabetes mellitus; pada penderita penyakit vaskular, atau neurologik, atau infeksi
yang tidak jelas sebabnya.
Prosedur
Selama 3 hari sebelum tes dilakukan penderita harus mengkonsumsi sekitar 150
gram karbohidrat setiap hari. Terapi obat yang dapat mempengaruhi hasil
laboratorium harus dihentikan hingga tes dilaksanakan. Beberapa jenis obat yang
dapat mempengaruhi hasil laboratorium adalah insulin, kortikosteroid (kortison),
kontrasepsi oral, estrogen, anticonvulsant, diuretik, tiazid, salisilat, asam askorbat.
Selain
itu
penderita
juga
tidak
boleh
minum
alkohol.
Kekurangan karbohidrat, tidak ada aktifitas atau tirah baring dapat mengganggu
toleransi glukosa. Karena itu TTGO tidak boleh dilakukan pada penderita yang
sedang sakit, sedang dirawat baring atau yang tidak boleh turun dari tempat tidur,
atau
orang
yang
dengan
diit
yang
tidak
mencukupi.
Protokol urutan pengambilan darah berbeda-beda; kebanyakan pengambilan darah
setelah puasa, dan setelah 1 dan 2 jam. Ada beberapa yang mengambil darah jam
ke-3, sedangkan yang lainnya lagi mengambil darah pada jam dan 1 jam
setelah pemberian glukosa. Yang akan diuraikan di sini adalah pengambilan darah
pada
waktu
jam,
1
jam,
1
jam,
dan
2
jam.
Sebelum dilakukan tes, penderita harus berpuasa selama 12 jam. Pengambilan
sampel darah dilakukan sebagai berikut :
Pagi hari setelah puasa, penderita diambil darah vena 3-5 ml untuk uji
glukosa darah puasa. Penderita mengosongkan kandung kemihnya dan
mengumpulkan sampel urinenya.
Pada waktu jam, 1 jam, 1 jam, dan 2 jam, penderita diambil darah untuk
pemeriksaan glukosa. Pada waktu 1 jam dan 2 jam penderita mengosongkan
kandung kemihnya dan mengumpulkan sampel urinenya secara terpisah.
Selama TTGO dilakukan, penderita tidak boleh minum kopi, teh, makan permen,
merokok, berjalan-jalan, atau melakukan aktifitas fisik yang berat. Minum air putih
yang
tidak
mengandung
gula
masih
diperkenankan.
Nilai
Puasa
:
jam
1
jam
Rujukan
70
:
:
110
120
110
170
170
mg/dl
mg/dl
mg/dl
(3.9
(6.1
(6.7
6.1
9.4
9.4
mmol/L)
mmol/L)
mmol/L)
1
2
jam
jam
:
:
100
70
140
120
mg/dl
mg/dl
(5.6
(3.9
7.8
6.7
mmol/L)
mmol/L)
Interpretasi
Stress (fisik, emosional), demam, infeksi, trauma, tirah baring, obesitas dapat
meningkatkan kadar glukosa darah.
Usia. Orang lansia memiliki kadar glukosa darah yang lebih tinggi. Sekresi
insulin menurun karena proses penuaan.