You are on page 1of 7

No.

ID dan Nama Peserta :


dr. Faradhillah A. Suryadi
No. ID dan Nama Wahana :
RSUD Arifin Numang Sidrap
Topik :
Medikolegal Visum et Repertum
Tanggal (kasus) :
31 Desember 2015
Nama Pasien :
Ny.S
No. RM :
Tanggal Presentasi :
Maret 2016
Pendamping :
dr. A.Sukmawati
Tempat Presentasi :
RSUD Arifin Numang Sidrap
Objektif Presentasi :
Keilmuan
Keterampilan
Penyegaran
Tinjauan Pustaka
Diagnostik
Manajemen
Masalah
Istimewa
Neonatus
Bayi
Anak
Remaja
Dewasa
Lansia
Bumil
Perempuan umur 37 tahun, menikah, meminta visum atas penganiayaan yang
Deskripsi :
dilakukan oleh suaminya.
Tujuan :
Pengobatan medikamentosa dan aspek hukum visum
Bahan
Tinjauan Pustaka Riset
Kasus
Audit
Bahasan :
Cara
Diskusi
Presentasi dan Diskusi
E-mail
Pos
Membahas :
Data

Nama : Ny.S, , 37 tahun


No. Registrasi :
Pasien :
Nama Klinik: RSUD Arifin Numang Sidrap
Telp :
Terdaftar sejak : 31 Desember 2015
Data Utama untuk Bahan Diskusi :
1. Diagnosis / Gambaran Klinis : Pasien datang ke IGD dengan menggunakan pakaian
berwarna putih dan jaket kuning lengan panjang, celana panjang berwarna biru. Pasien
mengeluh terdapat luka memar dan bengkak di wajah sebelah kiri. Luka tersebut disebabkan
karena dipukul oleh suaminya beberapa jam yang lalu. Pasien meminta pengobatan dan
visum tetapi tanpa adanya surat permintaan visum dan tanpa didampingi pihak yang
berwenang.
2. Riwayat Pengobatan : Tidak ada
3. Riwayat Kesehatan / Penyakit : Tidak ada
4. Riwayat Keluarga/ Lingkungan : Tidak ada
5. Riwayat Pekerjaan : Pegawai
6. Kondisi Lingkungan Sosial dan Fisik : Daftar Pustaka:
1. Sjamsuhidayat,R dan de jong, Wim. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi Kedua. Jakarta: Penerbit
buku kedokteran EGC.2004
2. Guntur, P.J.L. Penerapan Visum et Repertum sebagai Alat Bukti dalam Peradilan Pidana.
HUT FK-UGM ke-54 RSUP Dr. Sardjito ke 18, Yogyakarta. 2000

3. Soegandhi,R. Arti dan Makna Bagian-Bagian Visum et Repetum, edisi 2. Bagian Ilmu
Kedokteran Forensik FK-UGM, Yogyakarta.2001.
4. Soegandhi,R. Pedoman Pemeriksaan Jenazah Forensik dan Kesimpulan Visum et Repetum di
RSUP Dr. Sardjito, edisi 2. Bagian Ilmu Kedokteran Forensik FK-UGM, Yogyakarta.2001.
Hasil Pembelajaran :
1. Mengenal macam-macam luka
2. Edukasi untuk penatalaksanaan kasus medikolegal terutama prosedur pembuatan visum et
repertum
Rangkuman hasil pembelajaran portofolio:
1. Subyektif:
Pasien datang ke IGD dengan menggunakan pakaian berwarna putih, jaket kuning, celana panjang
berwarna biru. Pasien mengeluh terdapat luka memar dan bengkak di wajah sebelah kiri. Luka
tersebut disebabkan karena dipukul oleh suaminya beberapa jam yang lalu. Pasien meminta visum
tetapi tanpa adanya surat permintaan visum dan tanpa didampingi pihak yang berwenang
2. Objektif:
- TD : 120/80mmHg N: 80 x/mnt P: 20x/mnt S: 36,5 C
- Tampak bengkak pada wajah sebelah kiri, kemerahan (+) berbatas tidak tegas berukuran 4
cm x 5 cm, nyeri tekan (+)

3. Assessment (penalaran klinis):


Vulnus adalah kerusakan,robek,atau pemisahan jaringan pada kulit yang disebabkan karena
trauma mekanis, termis, atau kimiawi dengan atau tanpa disertai perdarahan. Kasus vulnus biasanya
disebakan oleh trauma benda tajam atau benda tumpul. Ada beberpa macam tipe vulnus, antar lain:
1. Vulnus Laceratum/ luka robek
Jenis luka ini disebabkan karena benturan dengan benda tumpul dengan ciri luka tidak rata dan
perdarahan sedikit. Luka akan meningkatkan resiko infeksi.
2. Vulnus Excoriasi
Penyebab luka karena kecelakaan atau jatuh yang menyebabkan lecet pada permukaan kulit,
merupakan luka terbuka tetapi hanya berbatas pada daerah kulit.
3. Vulnus Contussum
Penyebabnya benturan benda yang keras. Luka ini merupakan luka tertutup akibat kerusakan dari
tissue dan rupture pada pembuluh darah sehingga menyebabkan nyeri dan berdarah/hematoma.
Bila kecil maka akan diserap oleh jaringan sekitarnya.
4. Vulnus Scissum
Penyebab dari luka ini adalah sayatan benda tajam atau jarum, merupakan luka terbuka akibat

dari terapi untuk dilakukan tindakan invasive, tepi luka tajam dan licin.
5. Vulnus punctum
Penyebab adalah benda runcing tajam atau sesuatu yang masuk ke dalam kulit. Merupakan luka
terbuka, dari luar tampak kecil tetapi di dalam mungkin rusak berat. Jika mengenai abdomen atau
thorax disebut luka penetrosum.
6. Vulnus Schloperum
Penyebabnya adalah tembakan, granat. Pada pinggiran luka tampak kehitam-hitaman, bias teratur
kadang ditemukan corpus alienum.
7. Vulnus perforatum
Luka jenis ini merupakan luka tembus atau luka jebol. Penyebab oleh karena panah, tombak, atau
proses infeksi yang meluas hingga melewati selaput serosa organ jaringan.
8. Vulnus amputatum
Luka potong dengan penyebab benda tajam yang berukuran besar atau gergaji. Luka membentuk
lingkaran sesuai dengan organ yang dipotong. Perdarahan hebat, resiko infeksi tinggi.
9. Vulnus combutio
Penyebab karena thermis, radiasi, elektrik ataupun kimia. Jaringan kulit rusak dengan berbagai
derajat mulai dari lepuh dan menimbulkan rasa nyeri atau anesthesia.
Visum Et Repertum adalah laporan tertulis untuk peradilan yang dibuat dokter berdasarkan
sumpah/janji yang diucapkan pada waktu menerima jabatan dokter, memuat berita tentang segala hal
yang dilihat dan ditemukan pada barang bukti berupa tubuh manusia/benda yang berasal dari tubuh
manusia yang diperiksa sesuai pengetahuan dengan sebaik-baiknya atas permintaan penyidik untuk
kepentingan peradilan.
Visum et repertum merupakan pengganti barang bukti, oleh karena barang bukti tersebut
berhubungan dengan tubuh manusia (luka, mayat atau bagian tubuh). KUHAP tidak mencantum kata
visum et repertum. Namun visum et repertum adalah alat bukti yang sah. Bantuan dokter pada
penyidik :Pemeriksaan Tempat Kejadian Perkara (TKP), pemeriksaan korban hidup, pemeriksaan
korban mati. Penggalian mayat, menentukan umur seorang korban / terdakwa, pemeriksaan jiwa
seorang terdakwa, pemeriksaan barang bukti lain (trace evidence).
Yang berhak meminta visum et repertum adalah : Penyidik, Hakim pidana, Hakim perdata,
Hakim agama.
Yang berhak membuat visum et repertum (KUHAP Pasal 133 ayat 1) :
1. Ahli kedokteran kehakiman
2. Dokter atau ahli lainnya.
Tata cara permintaan visum et repertum sesuai peraturan perundang undang adalah diminta oleh

penyidik, permintaan tertulis, dijelaskan pemeriksaan untuk apa, diantar langsung oleh penyidik,
mayat dibuat label, tidak dibenarkan visum et repertum diminta tanggal yang lalu. Seperti yang telah
di cantumkan dalam pasal 133 KUHP ayat 1, dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan
menangani seorang korban baik luka, keracunan ataupun mati yang diduga karena peristiwa yang
merupakan tindak pidana, ia berwenang mengajukan permintaan keterangan ahli kedokteran
kehakiman atau dokter dan atau ahli lainnya. Ayat 2: Permintaan keterangan ahli sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) dilakukan secara tertulis, yang dalam surat itu disebutkan dengan tegas untuk
pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.

Ayat 3: Mayat yang dikirim kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter pada rumah sakit
harus diperlakukan secara baik dengan penuh penghormatan terhadap mayat tersebut dan diberi label
yang memuat identitas mayat, dilakukan dengan diberi cap jabatan yang diletakkan pada ibu jari atau
bagian lain badan mayat.
Bentuk dan Isi Visum Et Repertum yaitu:
1. Pro justisia, pada bagian atas, untuk memenuhi persyaratan yuridis, pengganti materai.
2. Visum et repertum, menyatakan jenis dari barang bukti atau pengganti barang bukti
3. Pendahuluan, memuat identitas dokter pemeriksa pembuat visum et repertum, identitas
peminta visum et repertum, saat dan tempat dilakukanya pemeriksaan dan identitas barang
bukti (manusia), sesuai dengan identitas yang tertera di dalam surat permintaan visum et
repertum dari pihak penyidik dan lebel atau segel
4. Pemberitaan atau hasil pemeriksaan, memuat segala sesuatu yang di lihat dan ditemukan pada
barang bukti yang di periksa oleh dokter, dengan atau tanpa pemeriksaan lanjutan
(pemeriksaan laboratorium), yakni bila dianggap perlu, sesuai dengan kasus dan ada tidaknya
indikasi untuk itu.
5. Kesimpulan, memuat inti sari dari bagian pemberitaan atau hasil pemeriksaan, yang disertai
dengan pendapat dokter yang bersangkutan sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman yang
dimilikinya.
6. Penutup, yang memuat pernyataan bahwasanya visum et repertum tersebut dibuat atas sumpah
dokter dan menurut pengetahuan yang sebaik-baiknya dan sebenar-benarnya
Peranan dan fungsi visum et repertumadalah salah satu alat buktiyang sah sebagaimana tertulis
dalam pasal 184 KUHP. Visum et repertumturut berperan dalam proses pembuktian suatu perkara
pidana terhadap kesehatan dan jiwa manusia, dimana visum et repertummenguraikan segala sesuatu

tentang hasil pemeriksaan medik yang tertuang di dalam bagian pemberitaan, yang karenanya dapat
dianggap sebagai pengganti barang bukti. Visum et repertum juga memuat keterangan atau pendapat
dokter mengenai hasil pemeriksaan medik tersebut yang tertuang di dalam bagian kesimpulan. Dengan
demikian visum et repertum secara utuh telah menjembatani ilmu kedokteran dengan ilmu hokum
sehingga dengan membaca visum et repertum, dapat diketahui dengan jelas apa yang telah terjadi pada
seseorang, dan para praktisi hukum dapat menerapkan norma-norma hukum pada perkara pidana yang
menyangkut tubuh dan jiwa manusia.
Apabila visum et repertum belum dapat menjernihkan duduk persoalan di siding pengadilan,
maka hakim dapat meminta keterangan ahli atau diajukannya bahan baru, seperti yang tercantum
dalam KUHAP, yang memungkinkan dilakukannya pemeriksaan atau penelitian ulang atas barang
bukti, apabila timbul keberatan yang beralasan dari terdakwa atau penasehat hukumnya terhadap suatu
hasil pemeriksaan. Hal ini sesuai dengan pasal 180 KUHP: Bagi penyidik (Polisi/Polisi Militer) visum
et repertum berguna untuk mengungkapkan perkara. Bagi Penuntut Umum (Jaksa) keterangan itu
berguna untuk menentukan pasal yang akan didakwakan, sedangkan bagi hakim sebagai alat bukti
formal untuk menjatuhkan pidana atau membebaskan seseorang dari tuntutan hukum. Untuk itu perlu
dibuat suatu Standar Prosedur Operasional Prosedur (SPO) pada suatu Rumah Sakit tentang
tatalaksana pengadaan visum et repertum
Manfaat dari visum et repertum ini adalah untuk menjernihkan suatu perkara pidana, bagi proses
penyidikan dapat bermanfaat untuk pengungkapan kasus kejahatan yang terhambat dan belum
mungkin diselesaikan secara tuntas. Visum et repertum juga berguna untuk membantu pihak tersangka
atau terdakwa berhak untuk mengusahakan dan mengajukan saksi ahli dan atau seseorang yang
memiliki keahlian khusus untuk memberikan keterangn yang meringankan atau menguatkan bagi
dirinya yaitu saksi ahli.
Visum et repertum ini juga dapat bermanfaat sebagai petunjuk, dimana petunjuk itu adalah
perbuatan, kejadian atau keadaan, yang karena persesuaianya, baik antara yang satu dengan yang lain,
maupun dengan tindak pidana itu sendiri, menandakan bahwa telah terjadi suatu tindak pidana dan
siapa pelakunya.
Jenis-jenis Visum Et Repertum pada orang hidup terdiri dari:
1. Visum seketika
Visum yang dibuat seketika oleh karena korban tidak memerlukan tindakan khusus atau
perawatan dengan perkataan lain korban mengalami luka - luka ringan
2. Visum sementara
Visum yang dibuat untuk sementara berhubung korban memerlukan tindakan khusus atau

perawatan. Dalam hal ini dokter membuat visum tentang apa yang dijumpai pada waktu itu
agar penyidik dapat melakukan penyidikan walaupun visum akhir menyusul kemudian

3. Visum lanjutan
Visum yang dibuat setelah berakhir masa perawatan dari korban oleh dokter yang merawatnya
yang sebelumnya telah dibuat visum sementara untuk awal penyidikan. Visum tersebut dapat
lebih dari satu visum tergantung dari dokter atau rumah sakit yang merawat korban.
Jenis visum et repertum pada orang mati atau mayat, yaitu:
1. Pemeriksaan luar adalah dapat diminta oleh penyidik tanpa pemeriksaan dalam atau otopsi
berdasarkan KUHP pasal 133.
2. Pemeriksaan luar dan dalam adalah jenazah : sesuai dengan KUHAP pasal 134 ayat 1:
Dalam hal sangat diperlukan dimana untuk keperluan pembuktian bedah mayat tidak
mungkin lagi dihindari, penyidik wajib memberitahukan terlebih dahulu kepada keluarga
korban. Ayat 2: Dalam hal keluarga korban keberatan, penyidik wajib menerangkan dengan
sejelas-jelasnya tentang maksud dan tujuan dilakukan pembedahan tersebut. Ayat 3:Apabila
dalam waktu 2 hari tidak ada tanggapan apapun dari keluarga pihak yang perlu diberitahu,
tidak ditemukan, penyidik segera melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud Pasal 133
ayat (3) undang-undang ini.
Dasar Hukum Visum Et Repertum, antara lain:
1. Staatblads th.1973 no.350
2. KUHAP pasal 133, yang berhak meminta dan berhak membuat
3. KUHAP pasal 184, upaya bukti yang syah
4. KUHAP pasal 187, Visum et Repertum masuk pengertian surat pada KUHAP pasal 184
5. Instruksi KAPOLRI No.INS/E/20/IX/75
4. Plan
Diagnosis : vulnus contussum regio zygomaticum sinistra
Penatalaksanaan : pada pasien ini karena tidak ada luka terbuka maka hanya diberikan obat minum
berupa meloxicam 2 x 7,5 mg

Edukasi
Agar pasien membawa surat pengantar dari kepolisian jika ingin meminta visum
Konsultasi : Pasien tidak dikonsul
Rujukan : Pasien tidak dirujuk
Kontrol : Pasien kontrol bila ada keluhan.

Peserta

Pendamping

(dr. Faradhillah A. Suryadi)

(dr. Kasmawati Amin)

You might also like