Professional Documents
Culture Documents
NIM
STASE: IKK
Periode
: Berthy Al Mungiza
: 20100310078
(Puskesmas Wirobrajan)
: 22 Februari - 5 Maret 2016
sementara diseparuh badannya sebelah kanan. Dan 3 tahun kemudian, pasien didiagnosis
Diabetes Mellitus tipe 2, saat itu pasien hanya bisa pasrah dan tawakal dalam menghadapi
cobaan ini dan menyerahkan segalanya kepada Allah SWT. Karena itu pasien pun termasuk
pasien yang rutin kontrol Hipertensi dan Diabetes Mellitus di Puskesmas Wirobrajan. Dan
hingga saat ini baik tekanan darah dan gula darah pasien dapat terkontrol dengan baik.
Disinilah harusnya prinsip-prinsip kedokteran keluarga kita terapkan untuk bisa
meringankan beban pasien. Hal yang dapat kita lakukan sesuai prinsip kedokteran keluarga
antara lain:
1. Pelayanan tingkat pertama (primary care) yaitu melakukan pengelolaan terhadap
Hipertensi dan DM yang dialami pasien,
2. Pelayanan yang mengutamakan promosi dan pencegahan (promotif dan preventive), yaitu
melakukan pencegahan terjadinya komplikasi dari penyakit hipertensi dan diabetes
mellitus pada pasien
3. Pelayanan bersifat pribadi (personal care) yaitu memahami pasien ini secara pribadi dan
menghormati otonomi pasien.
4. Pelayanan paripurna (comprehensive care) yaitu dengan manajemen komprehensif
mangatasi keluhan fisik pasien, DM dan hipertensi, pengelola masalah psikologis dan
sosial yang dialami pasien tesebut terkait masalah dengan manajemen stress pasien
5. Pelayanan menyeluruh (holistic care) yaitu dengan mengelola pasien ini dengan prinsip
bio-psiko sosial dan spiritual, sehingga kita tidak hanya terfokus pada fisik semata
seperti yang kita gali diatas.
6. Pelayanan berkesinambungan (continuum care) yaitu dengan mengetahui perkembangan
penyakit yang dialami pasien setiap waktu sehingga kita bisa mengelolanya,
7. Pelayanan terpadu (integrated care) yaitu pelayanan dimana kita memandang pasien
sebagai bagian integral dari keluarga dan komunitasnya. Jadi peran dan pengaruh
keluarga dan masyarakat sekitar pasien sangat besar pada pengelolaan penyakit pasien.
Begitu juga sebaliknya penyakit pasien dapat mempengaruhi lingkungan sekitarnya.
Sebagai dokter kita harus bisa merangkul keluarga dan orang terdekat pasien untuk
mendukung dan membantu pasien mengontrol penyakitnya,
8. Pelayanan terkoordinasi dan kolaboratif, melakukan perawatan yang terkoordinasi dan
bila memerlukan kolaborasi dengan bidang lain maka kita lakukan kolaborasi atau
rujukan. Bila pasien belum bisa melakukan manajemen stress yang baik dan masih
trauma terhadap permasalahan yang lalu hingga membuatnya hidupnya dipenuhi
kecemasan, bisa kita konsulkan ke psikolog.
9. Kualitas dan hemat biaya perawatan. Artinya jika kita mau memahami seorang pasien
secara keseluruhan dari segala aspek, kita bisa memutuskan pengelolaan pasien dengan
lebih efektif termasuk dari segi biaya. Ini akan sangat bermanfaat apalagi jika pasien
memang berasal dari status ekonomi rendah.
Saya mengharapkan kedepannya prinsip-prinsip kedokteran keluarga bisa dilakukan
atau diaplikasikan dalam praktik kedokteran sehari-hari agar kita dapat mengelola pasien
sebagaimana kodrat mereka sebagai individu yang utuh dengan berbagai aspek kehidupan.