You are on page 1of 6

RANGKUMAN MODUL 1 STRUKTUR BAHASA INDONESIA

Linguistik berasal dari kata lain yaitu lingua yang berarti bahasa.
Linguistic adalah ilmu bahasa. Ferdinand de Saussure sebagai pelopor linguistic
modern, pandangannnya dianggap sebagai linguistic modern. Ada beberapa istilah
yang dipakai Saussure yang diterima secara umum sebagai istilah resmi yaitu
langage, langue, dan parole berarti logat, ucapan, atau perkataan.
Linguistik adalah ilmu pengetahuan yang mempunyai objek formal bahasa lisan
dan tulisan yang memiliki ciri-ciri sistematis, rasional, empiris, umum, memiliki
struktur dan bagian-bagiannya sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku dalam
bahasa-bahasa.
Ilmu pengetahuan dan disiplin ilmiah umumnya megalami perkembangan
yang bertahap yakni tahap spekulasi, tahap observasi dan spekulasi, dan tahap
rumusan teori. Linguistik sebagai ilmu haruslah

memiliki syarat-syarat

keilmiahan. Letak keilmiahan linguistik menurut para ilmu pengetahuan, baik


diluar maupun didalam bidang linguistik, umumnya sepakat untuk memberikan
ciri-ciri keilmuan linguistik yakni harus eksplisit, sistematis, dan objektif.
Eksplisit berarti tersurat, jelas, tidak samar, tidak berarti ganda, disusun
dan dirumuskan secara penuh dan menyeluruh dan tidak ada tabrakan antara satu
kaidah dengan kaidah lainnya. Syarat keeksplisitan dipenuhi dengan menyatakan
secara jelas kriteria yang berdasarkan rujukan.
Sistematis berarti beraturan, berpola sehinga dapat digunakan untuk
menyusun generalisasi yang utuh dalam rangka membentuk kaidah yang mapan.
Kesistematisan ini sangat diperlukan, termasuk linguistik karena linguistik
sebagai ilmu itu sistematis, sebab

bahasa itu sendiri adalah suatu sistem.

Seperangkat aturan akan berkadar sistematis apabila ada pengelompokan


kerangka berpikir yang berurutan dan kerangka acuan dalam menyusun aturanaturan tadi cukup jelas, disamping pengelompokan ini pun konsisten.
Istilah objektif memiliki berbagai makna, antara lain: (1) sikap terbuka
dalam analisis; (2) sikap kritis dengan mencurigai setiap hipotesis sampai dapat
dibuktikan secara memadai; (3) berhati-hati terhadap prasangka-prasangka; (4)

berusaha sejauh mungkin memakai prosedur standar yang telah ditentukan.


Pengertian atau makna-makna itu pun dipergunakan pula dalam linguistik dan
ilmu-ilmu lain. Objektif berarti memberikan sesuatu (sifat, hakikat, keadaan) apa
adanya, bebas dari perasaan dan pertimbangan pribadi.
Linguistik sekarang ini bukan hanya mengumpulkan fakta-fakta secara
sistematis,tetapi menyusun teori tentang bahasa termasuk seluk beluknya. Teori
linguistik berusaha menjelaskan data yang berupa ujaran yang dipakai oleh
bahasawan serta intuisi tentang bahasa yang mendasari kemampuan bahasa orang.
Untuk dapat diterima, suatu teori harus (1) tuntas, artinya dapat mencakup
semua fakta; (2) konsisten, artinya tidak mengandung pernyataan-pernyataan yang
saling bertentangan; (3) sederhana, artinya mengungkapkan pertanyaanpertanyaan secara lugas tentang data.
Secara ilmu yang berusaha menyusun teori tentang bahasa, linguistik
mempergunakan metode induktif dan deduktif. Metode induktif adalah proses
yang berlangsung dari fakta ke teori, dan metode deduktif berlangsung dari teori
ke fakta.
Linguistik

memperlakukan bahasa bukan sebagai suatu yang setatis,

melainkan sesuatu yang selalu berkembang sejalan dengan perkembangan sosial


budaya pemakaianya. Oleh sebab itu , pendekatan kepada bahasa dapat dilakukan
secara deskriptif (sinkronis), yaitu dengan mempelajari berbagai aspeknya pada
suatu masa dan secara historis (diakronis) yang mempelajari perkembangan dari
waktu ke waktu.
Disiplin linguistik dewasa ini sudah dapat dikatakan sebagai kajian ilmiah karena
telah mengalamai ketiga tahap diatas. Selain itu, bisa dikatakan dalam
pengambilan kesimpulan tidak lagi spekulatif. Kesimpulan yang dibuat
didasarkan pada data empiris.
Banyak teori yang mengemukakan tentang asal usul bahasa. Max Muller
(1823-1900) memperkenalkan Dingdong Theory atau disebut juga Nativisitic
Theory. Teori ini agak sejalan dengan yang diajukan Socrates bahwa lahir secara
alamiah. Menurut teori ini manusia mempunyai kemampuan insting yang
istimewa untuk mengeluarkan ekspresi ujaran bagi stimulus yang dating dari luar.

Kesan yang di terima melalui indra,bagaikan pukulan pada bel hingga melahirkan
ucapan yang sesuai
Teoti lain, ye-he-ho Theory. Teori ini mengemukakan bahwa bahasa lahir
dalam satu kegiatan social. Bow-wow Theory disebut juga onomatopoetic atau
Echonic Theory . Menurut teori ini kata kata pertama kali merupakan tiruan-tiruan
dari bunyi bunyi alami. Berdasarkan teori-teori yang dikemukakan, bahasa adalah
system lembaga bunyi yang arbitrer yang dipergunakakan oleh kelompok social
untuk bekerja sama , berkomunikasi dan mengidentifikasi diri.
Bloom field (1930) menjelaskan tentang pengertian bhasa . bahasa adalah
bunyi bunyi ujar yang dihasilkan oleh alat ucap manusia, sifatnya sistematis dan
berulang ulang sehingga kalau salah satu bagian saja yang terlihat, maka bagian
lain dapat diramalkan atau dibayangkan. Selain itu, bahasa adalah system
lambang. Ya ng dimakusd lamabang di sini adalah tanda yang dipergunakan oleh
suatu kelompok berdasarkan perjanjian Selanjutnya, bahasa adalah system bunyi .
Artinya Bahaslisa merupakan ujaran yang dikeluarkan oleh alat ucap yang
mengandung makna. Bunyi ujara ini merupakan objek utama/perimer bagi kajian
linguistic, sedangkan bahsa tulis sebagai kajian sekunder.
Berdasarkan sifat dan fungsinya, bahasa bersifat arbitrer, produktif, unik,
dan bersifat universal. Ferdinan de Sausssure (18571913), Bapak linguistic
modern, membedakan system bahasa yang dalam akal budi pemakaian bahasa
dalam kelompok social, yang disebut langue, dan manifesasi realisasi fonis
psikologis yang nyata dalam tiap pemakaian bahasa yang disebut parole, Dengan
bahasa, suatu kelompok mengidentifikasikan dirinya.
Bahasa adalah sebuah sistem yang sistematis. Sebagai suatu system,
bahasa te rdiri atas tiga subsistem, yaitu sistem fonologi, subsistem gramatik, dan
system laksikon. Fonologi adalah ilmu tentang bunyi. Subsistem gramati atau tata
bahasa dibagi. Atas morfologi dan sintaksis. Subsistem morfologi mencangkup
kata dan system pembentukannya. Subsistem sintaksis mencangkup satuan satuan
yang lebih besar dari kata serta hubungan nya antara satu satuan itu , antara lain
frasa, kalusa,kalimat. Subsistem leksikon mencakup perbendaharaan kata suatu
bahsa yang denotative maupun konotatif. Jenjang subsistem ini dalam

linguistikcdikenal dengan nama tataran linguistic atau tata bahas. Jika diurutkan
dari tataran yang rendah sampai tataran yang tertinggi, dalam fase ini yang
menyangkut ketiga subsistem bahasa di atas adalah tataran fonem masuk dalam
bidang kasjian fonologi; tataran morfem dan kata masuk dalam bidang kajian
morfologi; tataran frasa, kalusa ,kalimat, dan wacana merupakan tataran tertinggi,
dikaji oleh bidang sintaksis.
Bahasa adalah lambang. Kata lambang sering disamakan dengan kata
simbol dengan pengertian yang sama. Lambang dengan berbagai seluk beluknya
termasuk dalam bidang yang disebut ilmu semiotika atau semologi , yaitu ilmu
yang mempelajari tanda tanda yang ada dalam kehidupan masnusia, termasuk
bahasa. Dalam semiotika atau simologi bahasa adaya beberapa jenis tanda,
diantaranya tanda (sign(, lambang (symbol), sinyal (signal), gejala isyarat
(gesture), kode , indeks, dan ikon
Bahasa adalah bunyi. Bunyi bahasa atau bunyi ujaran (speech sound)
adalah satuan bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia yang didalam fonetik
diamati sebagai fon dan didalam fonetik sebagai Fonem. Dapat dikatakan
bahwa bahasa itu mempunyai makna. Lambang lambang bunyi bahasa yang
bermakna itu di dalam bahsaberupa satuan- satuan bahasa yang berwujud morfem,
kata, frasa, kalusa, kata, frase, kalusa, kalimat, dan wacana. Semua satuan itu
memiliki makna.
Bahasa itu arbiter yang dimaksud arbitrer adalah hubungan yang wajib
antara antara lambang bahasa

(yang berwujud bunyi itu) dengan konsep atau

pengertian yang dimaksud oleh lambang tersebut. Penggunaan suatu konsep


tertentu bahwa lambang tertentu bersifat konvensional. Artinya semua anggota
masyarakat bahasa itu mematuhi konvensi bahwa lambang tertentu itu digunakan
untuk mewakili konsep yang diwakilnya. Kekonvensional bahasa terletak pada
kepatuhan para penutur bahasa untuk mewakili lambang itu sesuai dengan konsep
yang dilambkanya.
Bahasa dikatakan produktif. Keproduktifan bahasa Indonesia yang dapat
dilihat pada jumlah kalimat yang dapat di buat . Keproduktifan pembentukan kata
dalam bahsa Indonesia dengan afiks-afiks tertentu tampaknya juga dibatasi oleh

cirri-ciri inheren bentuk dasarnya. Bahasa juga unik. Artinya mempunyai cirri
khas ini bisa mennyangkut system bunyi, system pembentukan kata, system
pembentukan kalimat, atau system system lainya.
Selain bersifat unik, bahasa juga bersifat universal. Artinya ada citi-ciri
yang sama yang dimiliki oleh bahasa yang ada di dunia ini. Ciri-ciri yang
universal ini tentunya merupakan unsure bahasa yang paling umum . yang bisa
dikaitkan dengan cirri-ciri yang Universal ini tentunya merupakan unsure bahasa
yang paling umum, yang bisa dikaitkan cirri-ciri atas sifat sifat antara laibn. Setiap
bahasa digunakan oleh sekelompok oranh yang termasuk dalam suatu suatu
masyarakat bahasa. Anggota masyarakat suatu bahasa biasanya terdiri dari
beberapa orang dalam setatus sosial dan berbagai latar belakang budaya yang
tidak sama Anggotanya masyarakat bahasa itu ada yang berpendidikan ada yang
tidak, ada yang tinggal di kota ada yang didesa , ada orang dewasa pula anak
anak, ada yang berprofesi sebagi dokter, petani, pegawai kantor, nelayan dengan
demikian muncullah variasi bahasa.
Linguistik termasuk salah satu ilamu pengetahuan sosial budaya. Jean
Paiget, ahli psikologi dan pemikiran ilmu pengetahuan Swiss sebagai ilmu
pengetahuan sosial atas empat cabang yaitu :
1.
2.
3.
4.

Ilmu nomotetik
Ilmu sejarah
Ilmu hokum
Ilmu filsafat
Linguistik menurut pembagian dalam ilmu ilmu nomotetik, yaitu ilmu

yang berusaha mencari kaidah kaidah yang mempergunakan kode experimental


dan berusaha untuk memusatkan pada bidang terbatas. Linguistik merupakan
salah satu jenis dari ilmu sosial dan kemanusiaan dan kedudukan nya sebagai ilmu
yang otonom tidak perlu diragukan lagi karena linguistic menyelidiki bahasa
sebagai data utama.
Linguistik terbagi atas 2 bidang besar atas mikrolonguitik, yaitu bidang
bahasa yang mempelajari linguistic yang mempelajari bahasa dari dalam dengan
kata lain mempelajari struktur bahasa itu sendiri; dan mikrolinguistik , yaitu
bidang linguistic yang mempelajari bahasa dengan factor factor di luar bahasa

dalam hubungan nya dengan factor factor diluar bahasa, termasuk didalam nya
bidang interdesipliner dan bidang terapan.
Ditinjau dari sudut tujuan linguistic dapat dibagi atas dua bidang, yaitu
linguistic bidang teoritis ada yang bersifat umum dan ada yang bersifat khusus
dalam bahasa tertentu saja. Linguistik yang bersifat umum biasanya disebut
bersifat umum , biasanya disebut linguistic umum biasanya bersifat khusus.
Linguistik yang bersifat umum , biasanya bersifat linguistic umum yang berusaha
memahami cirri cirri umum

dalam berbagai bahasa. Linguistik yang khusus

berusaha menyelidiki cirri-ciri khusus dalan bahasa

tertentu saja Linguistik

teoritis mencakup: linguistic, linguistic deskriptif , linguistic historis komparatif.


Kanjian Linguistik merupakan salah satu bagian dari kajian linguistic
interdisipliner.

Kajian

interdisipliner

ini

antara

lain

psikololinguistik,

sosiolongiuistik, etnololinguistik.
Mengingat bahwa objek linguistic, yaitu bahasa fenomena yang tidak dapat
dilepaskan dari segala kegiatan manusia bermasyarakat. Sedangkan kegiatan itu
sangat luas, maka pembidangan linguistikitu pun menjadi sangat banyak .
pembidangan linguistkin itu snagat luas, maka pembidangan linguistic itu
berdasarkan:
1. Objek kajiannya adalah bahasa pada umumnya atau bahasa tertentu,
2. Objek kajiannya adalah bahasa pada masa tertentu atau pada bahasa
sepanjang masa
3. Objek kajiannya adalah struktur internal bahasa atau bahasa dalam kaitannya
dengan bebagai faktor diluar bahasa
4. Tujuan pengkajiannya apakah untuk keperluan teori belaka atau untuk tujuan
terapan,
5. Teori atau aliran yang digunakan untuk menganalisis objeknya.

You might also like