You are on page 1of 163

STUDI GERAK DAN WAKTU DENGAN ANALISIS BIOMEKANIKA

PADA PROSES PANEN TEBU DI PG. BUNGAMAYANG, LAMPUNG

OLEH:
ABDUL MALIK HOSYIYAR ROHMAN
F14104049

2008
DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

STUDI GERAK DAN WAKTU DENGAN ANALISIS BIOMEKANIKA


PADA PROSES PANEN TEBU DI PG. BUNGAMAYANG, LAMPUNG

SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
Pada Departemen Teknik Pertanian
Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor

OLEH:
ABDUL MALIK HOSYIYAR ROHMAN
F14104049

2008
DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

STUDI GERAK DAN WAKTU DENGAN ANALISIS BIOMEKANIKA


PADA PROSES PANEN TEBU DI PG. BUNGAMAYANG, LAMPUNG

SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
Pada Departemen Teknik Pertanian
Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor

OLEH:
ABDUL MALIK HOSYIYAR ROHMAN
F14104049
Dilahirkan pada tanggal 01 Juni 1986 di Banyuwangi
Tanggal Lulus :
Bogor, September 2008
Menyetujui,
Dosen Pembimbing Akademik

Dr. Ir. Sam Herodian, MS


NIP. 131 671 602
Mengetahui,

Dr. Ir. Wawan Hermawan, MS


Ketua Departemen

Teknik Pertanian
Abdul Malik Hosyiyar Rohman. F14104049. Studi Gerak dan Waktu dengan
Analisis Biomekanika pada Proses Panen Tebu di PG. Bungamayang, Lampung.
Di bawah bimbingan : Sam Herodian. 2008.
RINGKASAN
Salah satu hal yang diharapkan oleh perusahaan adalah optimasi
produktivitas kerja, sehingga dapat dihasilkan produk yang optimum dan
berkualitas yang akan meningkatkan profit perusahaan. Peningkatan produktivitas
dapat terlihat dari meningkatnya output (hasil keluaran kerja) per jam ataupun
waktu yang telah dihabiskan.
Gula merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang semakin
penting kedudukannya. Tetapi tingginya kebutuhan gula tersebut tidak diimbangi
dengan produksi gula dalam negeri. Menristek mengungkapkan bahwa salah satu
masalah adalah turunnya produktifitas tebu dan rendemen gula yang dihasilkan
petani. Salah satu solusi dikemukakan adalah perbaikan teknik panen dan
teknologi pasca panen tebu. Oleh karenanya usaha untuk peningkatan
produktivitas gula ini sebaiknya juga diarahkan pada segi manusia dengan
perbaikan standar kerja. Perbaikan pada setiap bagian proses pemanenan akan
mempermudah pekerja dalam mengefisienkan gerakan agar kelelahan kerja dapat
dikurangi sehingga waktu yang diperlukan untuk menghasilkan suatu produk
semakin cepat dan kualitas kerja juga dapat terjamin, sedangkan penentuan waktu
standar dari setiap bagian kerja akan mengasilkan suatu metode kerja yang lebih
baik.
Studi gerak dan waktu yang dilakukan pada proses pemanenan tebu di PG.
Bungamayang ini bertujuan untuk menentukan waktu standar kerja pada sejumlah
komponen kerja yang terlibat dalam proses pemanenan tebu dan membangun
sistem dan metode yang lebih baik dengan indikasi beban kerja yang lebih ringan
dan waktu yang lebih cepat.
Agar lebih memusatkan perhatian pada pemecahan masalah maka perlu
dilakukan pembatasan masalah, beberapa batasan-batasan terhadap masalah yang
akan dibahas antara lain: 1. Proses pemanenan tebu yang dimaksud adalah proses
penebangan sampai meletakkan hasilnya dalam tumpukan tebu yang telah
ditebang; 2. Beban biomekanik dihitung dengan teknik Biostatic Mechanics dan
hanya dilakukan analisis pada sistem gaya 2 dimensi; 3. Posisi tangan dilihat
relatif terhadap posisi bahu dan pinggang; Fokus untuk melakukan perbandinganperbandingan waktu dan tenaga adalah variabel gender.
Kegiatan penelitan ini dilaksanakan selama 4 bulan dari bulan Mei sampai
Agustus 2008 bertempat di PG. Bungamayang Lampung dan Laboratorium
Ergonomika dan Elektronika Pertanian Institut Pertanian Bogor. Peralatan yang
digunakan meliputi lembaran pengamatan, stopwatch, anthropolometer, digital
video camera dan kepingan mini-DVD, 4 in 1 environment meter, komputer dan
alat tulis, meteran dan timbangan. Prosedur yang digunakan meliputi tahap
pendahuluan, pengambilan data, pengolahan data, analisis data dan perbaikan

sistem kerja. Proses pemanenan tebu terdiri dari 6 segmen gerakan, yaitu
menjangkau, menebang, menarik, membersihkan trash, mengarahkan dan
menganggur. Tenaga tebang wanita memiliki waktu siklus rata-rata sebesar 10,01
detik dengan uraian waktu menjangkau (1,02 detik), menebang (1,18 detik),
menarik (2,30 detik), membersihkan trash (2,17 detik), mengarahkan (0,93 detik)
dan menganggur (2,41 detik). Sedangkan untuk tenaga tebang pria memiliki
waktu siklus rata-rata sebesar 10,10 detik dengan uraian waktu menjangkau (0,94
detik), menebang (1,15 detik), menarik (2,19 detik), membersihkan trash (1,80
detik), mengarahkan (0,90 detik) dan menganggur (3,28 detik). Dari keenam
segmen gerakan pemanenan tebu, hanya gerakan membersihkan trash yang
dipengaruhi oleh faktor gender. Waktu baku proses pemanenan bagi tenaga tebang
wanita adalah sebesar 14,88 detik,sedangkan bagi tenaga tebang pria adalah
sebesar 14,49 detik.
Pada gerakan menebang otot bahu kanan bekerja dengan karakteristik
miografi dengan rentang kerja otot sebesar 12,679 N 69,343 N. Sedangkan
untuk tenaga tebang pria didapatkan karakteristik miografi dengan rentang kerja
otot sebesar 0,515 N 42,761 N. Dari hasil perhitungan didapatkan bahwa pada
tenaga tebang wanita, otot bahu kiri ketika gerakan menebang memiliki
karakteristik miografi dengan rentang kerja otot sebesar 18,222 N 25,573 N,
sedangkan tenaga tebang wanita memiliki karakteristik miografi dengan rentang
kerja otot sebesar 23,078 N 42,761 N. Pada gerakan membersihkan, otot bahu
kanan dari tenaga tebang wanita memiliki karakteristik miografi dengan rentang
kerja otot sebesar 106,41 118,98 N. Sedangkan untuk tenaga tebang pria
memiliki karakteristik miografi dengan rentang kerja otot sebesar 144,66 N
148,84 N. Untuk perhitungan bahu kiri ketika membersihkan, didapatkan bahwa
tenaga tebang wanita memiliki karakteristik miografi dengan rentang kerja otot
sebesar 126,60 N 137,48 N, sedangkan tenaga tebang pria memiliki karakteristik
miografi dengan rentang kerja otot sebesar 138,08 N 153,58 N.
Berdasarkan pengamatan rekaman proses tebang, didapatkan bahwa tenaga
tebang wanita memiliki angka produktivitas sebesar 7,26 batang/menit atau 76
ikat/ hari kerja, dan meningkat menjadi 10,54 batang /menit atau 110 ikat setelah
dilakukan perbaikan kerja. Sedangkan tenaga tebang pria memiliki angka
produktivitas sebesar 8,37 batang/menit atau 88 ikat/ hari kerja dan meningkat
menjadi 11,90 batang/menit atau 125 ikat setelah perbaikan kerja.
Pekerjaan pada pemanenan ini dapat dimasukkan dalam klasifikasi highly
repetitive task. Hal ini biasanya diikuti oleh gejala-gejala dari peradangan dan rasa
sakit yang tergabung menjadi satu yang disebut repetitive-motion disorders.
Selain itu hal inilah yang kemungkinan besar juga menyebabkan terjadinya
muscular
fatigue
pada
otot
tenaga
tebang.

RIWAYAT HIDUP
Abdul Malik Hosyiyar Rohman, dilahirkan di
Banyuwangi pada tanggal

01 Juni 1986. Anak kedua dari

dua bersaudara yang lahir dari pasangan Achmad Syafii


(Alm) dan Ammy Tjahya Anggraini (Alm).
Pada tahun 1998 penulis menyelesaikan pendidikan
dasar

di

SD

Negeri

Kebaman,

Srono.

Penulis

menyelesaikan pendidikan menengah pertama di SLTP


Negeri 1 Srono pada tahun 2001, kemudian penulis melanjutkan pendidikan di
SMU Negeri 1 Genteng dan menyelesaikannya pada tahun 2004.
Pada tahun 2004 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui
jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada Departemen Teknik Pertanian,
Fakultas Teknologi Pertanian. Penulis mengambil Bagian Ergonomika dan
Elektronika Pertanian dengan dosen pembimbing akademik Dr. Ir. Sam Herodian,
MS.
Selama perkuliahan penulis Aktif dalam Organisasi Badan Eksekutif
Mahasiswa (BEM) Fakultas Teknologi Pertanian periode 2005-2006 sebagai staf
Pengabdian Masyarakat. Penulis juga aktif dalam organisasi Himpunan
Mahasiswa Teknik Pertanian IPB (HIMATETA IPB) periode 2006-2007 sebagai
Ketua Departemen Humas. Selain itu penulis juga mengikuti Organisasi
Mahasiswa Daerah (OMDA) Lare Belambangan (LB) dan Padepokan Seni Gerak
Raga Rasa Seroja Putih.
Penulis melakukan praktek lapang pada tahun 2007 di PT. Centralpertiwi
Bahari, Lampung dengan judul Aspek Ergonomika pada Proses Penanganan
Udang di PT. Centralpertiwi Bahari, Lampung. Pada tahun 2008 penulis
menyelesaikan pendidikan di IPB dengan judul tugas akhir

Studi Gerak dan

Waktu dengan Analisis Biomekanika pada Proses Panen Tebu di PG.


Bungamayang,Lampung.

KATA PENGANTAR
Puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat
dan hidayah-Nya. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah pada baginda Nabi
Muhammad SAW, keluarga serta sahabat sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul Studi Gerak dan Waktu dengan Analisis Biomekanika pada
Proses Panen Tebu di PG. Bungamayang, Lampung. Skripsi ini merupakan salah
satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan sarjana di Departemen Teknik
Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Ir. Sam Herodian, MS., selaku dosen pembimbing akademik atas
bimbingan, masukan, dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.
2. Dr. Ir. M. Faiz Syuaib, M. Agr. dan Lamto Widodo ST. MT. selaku dosen
penguji yang telah meluangkan waktunya menjadi penguji dan memberikan
masukan untuk perbaikan skripsi ini.
3. Pak Masra, Pak Puji, Pak Malik, Pak Darman beserta seluruh jajaran pegawai
PG. Bungamayang, yang telah membantu selama penelitian ini berlangsung.
4. Bapak, Ibu, Mbak Alif, Mas Handoko, keluarga besar Mbah Baderun,
Keluarga Besar Tjokro Soegondo, Iyuk beserta keluarga, Keluarga besar
bapak Darmaji, Keluarga besar bapak Yani, Keluarga besar Dr. Tri, Bu Kris,
Bu Nanik beserta jajaran Dewan Guru SMA N I Genteng yang telah
memberikan semangat dan doa kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini.
5. Ketiga sahabatku (Viktor, Vivin dan Momo) dan keluarga besar Cemara
(Nera, Emma, Rizka, Elvi, Eni) yang telah mengajarkan pentingnya arti
persahabatan. Keluarga Tiara, keluarga besar Lare Belambangan, keluarga
besar Seroja Putih yang telah banyak memberikan bantuan dan semangat
kepada penulis.
6. Tim Penelitian (Pak Lamto, Pak Fahri, Bayu, Busan, Tania, Sukris, heru dan
Ludi), Rekan-rekan Ergotron 41 dan teman-teman TEP 41
memberikan

dukungan,

semangat,

dan

yang telah
doa.

7. Semua pihak yang telah membantu sehingga terlaksananya penelitian dan


penulisan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari
kesempurnaan dan masih banyak kekurangan. Sudilah kiranya pembaca dapat
memberikan saran dan kritik yang membangun untuk menyempurnakan skripsi
ini.
Bogor, September 2008

Penulis

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ...............................................................................................

DAFTAR TABEL .......................................................................................

iii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................

iv

DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................

vi

I. PENDAHULUAN ................................................................................

A. Latar Belakang ................................................................................

B. Tujuan .............................................................................................

C. Batasan Masalah .............................................................................

II. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................

A. Pemanenan Tebu .............................................................................

B. Teknik Tata Cara Kerja ...................................................................

C. Studi Gerak .....................................................................................

D. Studi Waktu ....................................................................................

14

E. Peta Kerja ........................................................................................

15

F. Biomekanika ...................................................................................

17

III. METODOLOGI ....................................................................................

18

A. Waktu dan Tempat Penelitian .........................................................

18

B. Peralatan ..........................................................................................

18

C. Subjek Penelitian.............................................................................

22

D. Prosedur Penelitian .........................................................................

23

1. Tahap Pendahuluan ...................................................................

23

2. Pengambilan Data .....................................................................

23

3. Pengolahan Data .......................................................................

25

4. Analisis Data .............................................................................

26

5. Perbaikan Sistem Kerja .............................................................

33

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................

36

A. Proses Pemanenan Tebu ..................................................................

36

B. Analisis Waktu Kerja ......................................................................

38

1. Definisi Pekerjaan .....................................................................

38

2. Pembagian Operasi Menjadi Elemen-Elemen Kerja ................

39

3. Waktu Siklus .............................................................................

42

4. Waktu Baku ...............................................................................

47

C. Analisis Biomekanika .....................................................................

50

1. Gerakan Menebang ...................................................................

50

2. Gerakan Membersihkan Trash ..................................................

54

D. Analisis Metode Kerja.....................................................................

58

1. Produktivitas .............................................................................

58

2. Rasa Sakit yang Terjadi akibat Pekerjaan .................................

60

3. Perbaikan Metode Kerja............................................................

62

V. KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................

73

A. Kesimpulan .....................................................................................

73

B. Saran................................................................................................

74

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................

75

LAMPIRAN ................................................................................................

77

ii

DAFTAR TABEL
Tabel 1. Karakteristik subjek penelitian dan spesifikasi golok yang digunakan 22
Tabel 2. Perbandingan sudut tubuh antara pria dan wanita ketika
menebang (kanan) ............................................................................... 51
Tabel 3. Perbandingan sudut tubuh antara pria dan wanita ketika
menebang (kiri) ................................................................................... 53
Tabel 4. Perbandingan sudut tubuh antara pria dan wanita ketika
membersihkan (kanan) ........................................................................ 55
Tabel 5. Perbandingan sudut tubuh antara pria dan wanita ketika
membersihkan (kiri) ............................................................................ 57
Tabel 6. Gerakan tangan kiri dan tangan kanan untuk 1 batang/siklus (Pria)... 63
Tabel 7. Gerakan tangan kiri dan tangan kanan untuk 1 batang/siklus
(Wanita)............................................................................................... 63
Tabel 8. Usulan gerakan tangan kiri dan tangan kanan (pria)........................... 71
Tabel 9. Usulan gerakan tangan kiri dan tangan kanan (Wanita) ..................... 71

iii

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Bagan sistematis dari langkah-langkah penelitian kerja .................

Gambar 2. Stopwatch ........................................................................................ 19


Gambar 3. Antrhopolometer ............................................................................. 19
Gambar 4. Digital Video Camera ..................................................................... 20
Gambar 5. Jenis Kepingan mini-DVD yang digunakan ................................... 20
Gambar 6. Meteran............................................................................................ 21
Gambar 7. Dua jenis timbangan yang digunakan ............................................. 22
Gambar 8. Perekaman proses tebang ................................................................ 24
Gambar 9. Penimbangan golok tebang ............................................................. 24
Gambar 10. Penimbangan berat batang tebu..................................................... 25
Gambar 11. Pengukuran anthropometri ............................................................ 25
Gambar 12. Diagram alir pengukuran untuk mendapatkan waktu baku ........... 23
Gambar 13. a. Perkiraan model dari bahu dan lengan. b. Diagram benda bebas
dari bahu dan lengan ..................................................................... 30
Gambar 14. Diagram alir dalam perbaikan sistem kerja ................................... 35
Gambar 15. Golok tebang yang digunakan oleh para tenaga tebang
di PG. Bungamayang .................................................................... 38
Gambar 16. Grafik beban biomekanik pada bahu kanan ketika menebang
(Pria)...........................................................................................

52

Gambar 17. Grafik beban biomekanik pada bahu kanan ketika menebang
(Wanita) .....................................................................................

52

Gambar 18. Grafik beban biomekanik pada bahu kiri ketika menebang
(Pria)............................................................................................

54

Gambar 19. Grafik beban biomekanik pada bahu kiri ketika menebang
(Wanita) ......................................................................................

54

Gambar 20. Grafik beban biomekanik pada bahu kanan ketika


membersihkan trash (Pria) ..........................................................

56

Gambar 21. Grafik beban biomekanik pada bahu kanan ketika


membersihkan trash (Wanita) .....................................................

56

iv

Gambar 22. Grafik beban biomekanik pada bahu kiri ketika


membersihkan trash (Pria) ..........................................................

57

Gambar 23. Grafik beban biomekanik pada bahu kiri ketika


membersihkan trash (Wanita) .....................................................

57

Gambar 24. Gerakan tangan pada posisi adduksi dan abduksi .......................

60

Gambar 25. Tenaga tebang menebang 2 batang tebu sekaligus.....................

64

Gambar 26. Tenaga tebang menjangkau dengan menggunakan golok


Tebang .........................................................................................

65

Gambar 27. Gerakan mengarahkan yang memerlukan waktu lama ...............

67

Gambar 28. Tenaga tebang menarik sambil membersihkan trash .................

67

Gambar 29. Gerakan tangan pada posisi supinasi dan pronasi .......................

68

Gambar 30. Gerakan memegang pada posisi pronasi .....................................

69

Gambar 31. Gerakan memegang pada posisi supinasi ....................................

69

Gambar 32. Gerakan melempar pada posisi pronasi.......................................

70

Gambar 33. Gerakan melempar pada posisi supinasi .....................................

70

Gambar 34. Postur tubuh manusia pada posisi relaksasi ................................

72

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Form pengamatan elemen kerja ..................................................

77

Lampiran 2. Form anthropometri ....................................................................

78

Lampiran 3. Form kuesioner Nordic Body Map dan Westinghouse ...............

79

Lampiran 4. Form pengukuran biomekanik pada siku dan lengan bawah ......

80

Lampiran 5. Form pengukuran biomekanik pada bahu ..................................

81

Lampiran 6. Form pengukuran biomekanik pada lumbar ...............................

82

Lampiran 7. Contoh perhitungan waktu siklus elemen gerak menjangkau ....

83

Lampiran 8. Contoh perhitungan waktu siklus elemen gerak menebang .......

85

Lampiran 9. Contoh perhitungan waktu siklus elemen gerak menarik ...........

87

Lampiran 10. Contoh perhitungan waktu siklus elemen gerak


membersihkan trash .................................................................

89

Lampiran 11. Contoh perhitungan waktu siklus elemen gerak mengarahkan

91

Lampiran 12. Contoh perhitungan waktu siklus elemen gerak menganggur ..

93

Lampiran 13. Tabel waktu siklus( Ws) elemen-elemen gerak pada proses
tebang oleh operator wanita .....................................................

95

Lampiran 14. Tabel waktu siklus( ws) elemen-elemen gerak pada proses
tebang oleh operator pria..........................................................

96

Lampiran 15. Faktor penyesuaian menurut Westinghouse .............................

97

Lampiran 16. Besarnya kelonggaran berdasarkan faktor-faktor yang


Berpengaruh .............................................................................

99

Lampiran 17. Tabel perhitungan waktu baku dengan aturan Westinghouse


(Pria).......................................................................................... 102
Lampiran 18. Tabel perhitungan waktu baku dengan aturan Westinghouse
(Wanita) .................................................................................... 103
Lampiran 19. Tabel perhitungan beban biomekanik pada bahu kiri ketika
gerakan memegang untuk menebang (Wanita) ........................ 104
Lampiran 20. Tabel perhitungan beban biomekanik pada bahu kiri ketika
gerakan memegang untuk menebang (pria) ............................. 106
Lampiran 21. Tabel perhitungan beban biomekanik pada bahu kanan ketika
gerakan menebang (Wanita) ..................................................... 108

vi

Lampiran 22. Tabel perhitungan beban biomekanik pada bahu kanan ketika
gerakan menebang (Pria)........................................................... 110
Lampiran 23. Tabel perhitungan beban biomekanik pada bahu kiri ketika
gerakan membersihkan (Wanita) ............................................. 112
Lampiran 24. Tabel perhitungan beban biomekanik pada bahu kiri ketika
gerakan membersihkan (Pria) .................................................. 114
Lampiran 25. Tabel perhitungan beban biomekanik pada bahu kanan ketika
gerakan membersihkan (Wanita) .............................................. 116
Lampiran 26. Tabel perhitungan beban biomekanik pada bahu kanan ketika
gerakan membersihkan (Pria) ................................................... 118
Lampiran 27. Perhitungan produktivitas tenaga tebang wanita dan pria
berdasarkan pengamatan dari rekaman proses tebang. ............. 120
Lampiran 28. Hasil kuesioner Nordic Body Map tenaga tebang pria ............. 121
Lampiran 29. Hasil kuesioner Nordic Body Map tenaga tebang wanita ......... 122
Lampiran 30. Peta tangan kiri dan tangan kanan untuk 1 batang tebu tiap siklus
(wanita) ..................................................................................... 123
Lampiran 31. Peta tangan kiri dan tangan kanan untuk 2 batang tebu tiap siklus
(wanita) ..................................................................................... 124
Lampiran 32. .Usulan Peta tangan kiri dan tangan kanan (wanita) ................ 125
Lampiran 33. Peta tangan kiri dan tangan kanan untuk 1 batang tebu tiap siklus
(pria) .......................................................................................... 126
Lampiran 34. Peta tangan kiri dan tangan kanan untuk 2 batang tebu tiap siklus
(pria) .......................................................................................... 127
Lampiran 35. Usulan peta tangan kiri dan tangan kanan (pria) ...................... 128
Lampiran 36. Penguraian Gaya untuk Beban Biomekanik ............................. 129
Lampiran 37. Alur gerakan elemen menjangkau ............................................ 137
Lampiran 38. Alur gerakan elemen menebang ............................................... 138
Lampiran 39. Alur gerakan elemen menarik batang tebu ............................... 139
Lampiran 40. Alur gerakan elemen membersihkan trash ............................... 142
Lampiran 41. Alur gerakan elemen meletakkan hasil tebang ......................... 143
Lampiran 42. Perhitungan uji-t dari perbedaan waktu kerja antara pria dengan
wanita ........................................................................................ 144

vii

I.

I.

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang
Salah satu hal yang diharapkan oleh perusahaan adalah optimasi
produktivitas kerja, sehingga dapat dihasilkan produk yang optimum dan
berkualitas yang akan meningkatkan profit perusahaan. Produktivitas kerja
menurut Wignjosoebroto (2006) adalah sebagai rasio jumlah keluaran yang
dihasilkan per total tenaga kerja yang dipekerjakan. Peningkatan produktivitas
dapat terlihat dari meningkatnya output (hasil keluaran kerja) per jam ataupun
waktu yang telah dihabiskan. Dalam sistem kerja diperlukan pengukuran
terhadap waktu untuk menentukan produktivitas. Dalam hal ini, unsur
manusia, mesin dan peralatan, dan lingkungan fisik pekerjaan harus
diperhatikan baik secara individual maupun dalam kaitannya satu sama
lainnya. Metode kerja perlu dipelajari agar kelelahan kerja dapat dikurangi,
menghindari masalah yang timbul pada sistem kerangka otot, dan
mendapatkan hasil pekerjaan yang lebih baik.
Gula merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang semakin
penting kedudukannya. Konsumsi gula per tahun di Indonesia saat ini berkisar
120 juta ton dan terus bertambah pada laju sekitar 2 juta ton per tahun. Tetapi
tingginya kebutuhan gula tersebut tidak diimbangi dengan produksi gula
dalam negeri dimana produksi gula nasional hanya mencukupi kurang lebih
50-60% kebutuhan dalam negeri dan sisanya harus dipenuhi dengan impor.
Menristek mengungkapkan bahwa salah satu masalah adalah turunnya
produktifitas tebu dan rendemen gula yang dihasilkan petani, dimana tahun
1975 sebesar 92,9 ton/ha dan kini tinggal 70 ton/ha. Salah satu solusi
dikemukakan adalah perbaikan teknik panen dan teknologi pasca panen tebu.
Hal ini cukup masuk akal karena rendemen tebu sangat dipengaruhi oleh
waktu penebangan dan waktu penggilingan. Salah satu penyebab lain, adalah
teknik penebangan yang salah. Kebanyakan petani hanya membabat tebu
bagian atas. Sehingga pangkal tidak diangkat, ini juga menyebabkan
rendahnya rendemen.

Keterkaitan perkebunan tebu dan industri gula dengan man power amat
tinggi. Bahkan, Zikri (Ka. Divisi HRD GMP) menganalisa bahwa mesin tidak
akan sepenuhnya mampu menggantikan manusia dalam industri ini.
Terutama kultur tertentu yang dibutuhkan dalam proses panen, itu tidak akan
tergantikan oleh teknologi mesin harvester, ungkapnya. Oleh karena itulah,
perkebunan tebu seluas GMP akan terus menerus membutuhkan tenaga
manusia dalam jumlah yang besar. Berdasarkan hal tersebut dapat
disimpulkan bahwa faktor manusia dalam proses pemanenan merupakan salah
satu komponen penting dalam usaha peningkatan produktivitas gula. Oleh
karenanya usaha untuk peningkatan produktivitas gula ini sebaiknya juga
diarahkan pada segi manusia dengan perbaikan standar kerja. Perbaikan pada
setiap bagian proses pemanenan akan mempermudah pekerja dalam
mengefisienkan gerakan agar kelelahan kerja dapat dikurangi sehingga waktu
yang diperlukan untuk menghasilkan suatu produk semakin cepat dan kualitas
kerja juga dapat terjamin, sedangkan penentuan waktu standar dari setiap
bagian kerja akan mengasilkan suatu metode kerja yang lebih baik.

b. Tujuan
Studi gerak dan waktu yang dilakukan pada proses pemanenan tebu di
PG. Bungamayang ini bertujuan untuk:
1. Menentukan waktu standar kerja pada sejumlah komponen kerja yang
terlibat dalam proses pemanenan tebu.
2. Membangun sistem dan metode yang lebih baik dengan indikasi beban
kerja yang lebih ringan dan waktu yang lebih cepat.

c. Batasan Masalah
Berdasarkan tujuan dari penelitian, dan agar lebih memusatkan
perhatian pada pemecahan masalah maka perlu dilakukan pembatasan
masalah, beberapa batasan-batasan terhadap masalah yang akan dibahas antara
lain :

i. Proses pemanenan tebu yang dimaksud adalah proses penebangan


sampai meletakkan hasilnya dalam tumpukan tebu yang telah ditebang
pada sistem tebang manual.
ii. Beban biomekanik dihitung dengan teknik Biostatic Mechanics dan
hanya dilakukan analisis pada sistem gaya 2 dimensi.
iii. Posisi tangan dilihat relatif terhadap posisi bahu dan pinggang.
iv. Fokus untuk melakukan perbandingan-perbandingan waktu dan tenaga
adalah variabel gender.

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pemanenan Tebu
Pemanenan merupakan kegiatan akhir dari setiap siklus penanaman
tebu. Pemanenan dapat didefinisikan sebagai keseluruhan kegiatan memungut
hasil gula yang masih potensial berada pada bagian tanaman tebu di kebun
untuk diolah menjadi butiran kristal gula di pabrik. Sedangkan menurut
Notojoewono (1967) pemanenan adalah suatu penyiapan tebu untuk diangkut
ke pabrik, dimana kegiatannya terdiri dari penebangan, pembersihan dari
segala kotoran dan penyiapan tebu ke tempat pengangkutan.
Kegiatan pemanenan ini dapat dikatakan berhasil apabila:
1. Kesegaran tebu (Cane Freshness), yaitu total jam mulai dari tebu dibakar
sampai tebu tersebut digiling dapat terjaga
2. Kebersihan tebu dari kotoran, dimana kotoran disini adalah dapat berupa
klaras, daun pucuk, sogolan, siwilan, batang mati, akar, dan tanah serta
gulma
3. Tebu tertinggal (Cane wastage) berupa lonjoran, tunggul yang tertinggal di
kebun, dan batang pucuk dapat seminimal mungkin.
Tanaman tebu biasanya ditebang pada umur 12 sampai 14 bulan, yaitu
pada saat tebu masak dan mempunyai rendemen tinggi. Selang waktu 12
sampai 14 bulan adalah saat yang terbaik untuk pemanenan, sehingga
pelaksanaan pemanenan tebu mempunyai waktu yang relatif singkat dan
terbatas, karena itu keterlambatan pemanenan berarti akan memperpanjang
umur tebu dan akan menurunkan rendemen gula yang akan dihasilkan
(Notojoewono, 1967).
Kegiatan panen diawali dengan tahap persiapan yang sekurangkurangnya tiga bulan sebelum panen dimulai. Tahap persiapan meliputi
kegiatan estimasi produksi tebu, pembuatan program tebangan, penentuan
kemasakan tebu, dan persiapan sarana dan prasarana tebang. Selain itu juga
perlu dilaksanakan analisa kemasakan tebu (Maturity Test) untuk mengetahui
periode kemasakan optimal tebu dan untuk memperkirakan kapan tebu harus

ditebang. Dari hasil maturity test dapat diketahui kandungan pol, brix, serta
purity (perbandingan pol dan brix) dari setiap petak.
Kadar gula pada tebu akan naik sampai batas waktu tertentu, kemudian
turun lagi (Rahmawati, 1994). Tebu yang berumur 10 bulan akan mengandung
saccahrosa 10 %, kemudian menjadi optimum pada umur 12 bulan yaitu
mengandung saccahrosa 13 %, namun sesudah itu sampai umur 16 bulan
turun lagi menjadi 10 %. Penentuan waktu panen pada pabrik gula dilakukan
dengan melihat faktor kemasakan tebu yang diperoleh berdasarkan hasil
analisa pendahuluan, terutama pada permulaan giling.
Menurut Soepardan dalam Rahmawati (1994) terdapat tiga sistem
penebangan, yaitu:
1. Sistem tebang mekanis
Sistem pemanenan dimana pelaksanaan seluruh kegiatan sejak
tebang, muat, angkut dan bongkarnya di pabrik dilakukan secara mekanis.
2. Sistem tebang semi mekanis
Sistem pemanenan dimana pelaksanaan seluruh kegiatan sejak
tebang, muat, angkut dan bongkarnya di pabrik dilakukan secara mekanis
sedangkan pembersihan klaras dan pengikatan batang-batang tebu
tebangan dilakukan oleh tenaga manusia.
3. Sistem tebang manual
Sistem pemanenan dimana pelaksanaan seluruh kegiatan sejak
tebang, pembersihan klaras, pengikatan dan muat tebu hasil tebangan
dilakukan seluruhnya oleh tenaga manusia. Sedangkan pengangkutan
dilakukan menggunakan truk-truk kontraktor serta pembongkarannya
dilakukan secara mekanis di pabrik.
Pada penebangan secara manual, pekerjaan yang dilakukan oleh
penebang adalah:
1. Batang tebu dipotong hingga pandes atau hingga tunggul (sisa batang di
tanah) maksimal 2 cm dari tanah.
2. Batang tebu dibersihkan dari klaras, akar dan kotoran lain yang melekat
pada batang tebu.

3. Pemotongan pucuk harus sesuai standar yaitu pada daun kelima ( 30 cm


dari atas) dan menyisihkannya bersama klaras dan kotoran lain dalam satu
lajur dan membuang sogolan (tebu muda).
4. Meletakkan tebu yang telah ditebang pada lajur yang bersih dari kotoran
dan kemudian diikat dengan sayatan kulit tebu atau bambu dengan berat
tebangan 30 kg per ikatnya pada sistem bundle cane atau ditumpuk tanpa
diikat pada sistem loose cane.
Sistem pemanenan akan mempengaruhi besarnya susut yang terjadi.
Pemanenan dengan tenaga manusia sebenarnya mempunyai kemungkinan
untuk menebang batang tebu pada bagian yang tepat. Tetapi untuk
mendapatkan hasil yang diinginkan memerlukan sistem pengawasan yang
ketat. Sedangkan ketepatan pemotongan batang tebu dengan menggunakan
mesin panen tebu mekanis banyak ditentukan oleh keadaan lahan serta
keadaan tanaman tebu itu sendiri saat dipanen. Keadaan tanah yang relatif
seragam dan sedikitnya jumlah tebu yang rebah akan banyak membantu dalam
usaha pengurangan susut yang terjadi saat pemanenan (Pramudya, 1989).

B. Teknik Tata Cara Kerja


Teknik tata cara kerja menurut Sutalaksana,dkk. (2004) adalah suatu
ilmu yang terdiri dari prinsip-prinsip untuk mendapatkan rancangan (desain)
terbaik dari sistem kerja. Wignjosoebroto (2003) juga menjelaskan bahwa
prinsip-prinsip dan teknik kerja ini digunakan untuk mengatur komponenkomponen yang ada dalam sistem kerja yang terdiri dari manusia dengan sifat
dan kemampuan-kemampuannya, bahan baku, mesin dan peralatan kerja
lainnya, serta lingkungan kerja fisik yang ada sedemikian rupa sehingga
dicapai tingkat efektifitas dan efisiensi kerja yang tinggi yang diukur dengan
waktu yang dihabiskan, tenaga yang dipakai serta akibat psikologis atau
sosiologis yang ditimbulkannya.
Menurut Meyers (1992) teknik tata cara kerja merupakan suatu teknik
yang digunakan untuk mendapatkan metode terbaik untuk melakukan suatu
pekerjaan. Untuk mencapai tujuan tersebut maka ruang lingkup teknik tata
cara kerja dapat dibagi ke dalam dua bagian besar, yaitu pengaturan kerja dan

pengukuran

kerja.

Pengaturan

kerja

berisi

prinsip-prinsip

mengatur

komponen-komponen sistem kerja untuk mendapatkan alternatif-alternatif


sistem kerja terbaik. Pengetahuan yang diperlukan untuk melakukan
pengaturan terhadap pekerja, bahan, peralatan dan perlengkapan serta
lingkungan kerja adalah apa yang dipelajari melalui ergonomi, studi gerakan
dan ekonomi gerakan.
Setelah mendapatkan beberapa alternatif terbaik, langkah berikutnya
adalah memilih satu diantara yang terbaik. Ada empat kriteria yang dipandang
sebagai pengukur yang baik tentang kebaikan suatu sistem kerja yaitu waktu,
tenaga, psikologis dan sosiologis. Berdasarkan keempat kriteria tersebut
dipilih satu sistem kerja terbaik yang memiliki syarat memungkinkan waktu
penyelesaian sangat singkat, tenaga yang diperlukan untuk penyelesaian kerja
tersebut sedikit dan mudah, serta dampak-dampak psikologis dan sosiologis
yang mungkin ditimbulkan sangat sedikit.

PRINSIP-PRINSIP
PENGATURAN METODE
KERJA
Ergonomi
Studi Gerakan
Ekonomi Gerakan
PENELITIAN
KERJA

TEKNIK-TEKNIK
PENGUKURAN KERJA
Pengukuran Waktu
Pengukuran Tenaga
Pengukuran Dampak
Psikologis &
Sosiologis

Beberapa
alternatif
sistem kerja
lebih baik

Alternatif
sistem kerja
terbaik

Produktivitas
lebih tinggi
Sumber : wignjosoebroto (2003)

Gambar 1. Bagan sistematis dari langkah-langkah penelitian kerja

Teknik tata cara kerja kerja terdiri dari dua elemen dasar pemikiran,
yaitu pemikiran ke arah usaha pencapaian efisiensi kerja dan pemikiran untuk
mempertimbangkan perilaku manusia sebagai unsur pokok suksesnya usaha
kerja mereka. Pemikiran mengenai efisiensi akan menghasilkan langkahlangkah kerja secara lebih sistematis dengan urutan-urutan yang logis.
Sedangkan pertimbangan mengenai perilaku manusia akan menuju pada
faktor-faktor penyebab yang mempengaruhi perilaku manusia pekerja di
dalam usaha memenuhi kepuasan kerja dan kebutuhannya.
Bagian dari teknik tata cara kerja yang mempelajari cara-cara
pengkuran sistem kerja disebut dengan pengukuran kerja (work measurement
atau time study). Sedangkan bagian yang mengatur sistem dan metode kerja
terdahulu dikenal dengan studi gerakan (motion atau method study).

C. Studi Gerak
Metode kerja perlu untuk dipelajari agar kelelahan kerja dapat
dikurangi, menghindari masalah yang timbul pada sistem kerangka otot, dan
mendapatkan hasil pekerjaan yang lebih baik (Nurmianto, 2004). Hal tersebut
perlu dilakukan karena semua jenis pekerjaan akan menghasilkan kelelahan
kerja. Kelelahan kerja akan menurunkan kinerja dan menambah tingkat
kesalahan kerja. Meningkatnya kesalahan kerja akan memberikan peluang
terjadinya kecelakaan kerja dalam industri. Untuk itu, dalam rangka untuk
meminimumkan kelelahan dan resiko terhadap rusaknya tulang dan otot dalam
kondisi kerja yang repetitive, maka dalam penempatan dan pengoperasian
posisi

pengendali

(Control)

harus

seergonomis

mungkin

sehingga

pengoperasiannya dalam keadaan paling efisien. Untuk itu, harus dilakukan


analisa biomekanika secara global dengan mempertimbangkan kondisi masing
masing otot, penyederhanan model biomekanika untuk memprediksi beban
kerja yang harus ditanggung, dan melakukan pengukuran langsung terhadap
kekuatan (strength) otot. Santoso (2004) juga mengatakan bahwa optimasi
metode kerja tidak hanya sekedar memilih metode (cara) dan mencari waktu
kerja yang tersingkat, akan tetapi paling tidak mengikut sertakan adanya
pengurangan terhadap kelelahan kerja, penghilangan masalah yang timbul

pada sistem kerangka otot dan rasa tanggung jawab untuk menjadikan
pekerjaan tersebut menjadi lebih menarik.
Pendekatan ergonomi dalam perancangan tempat kerja bertujuan untuk
mendapatkan keserasian antara manusia dengan sistem kerja (man machine
system). Pengaturan tata letak dan fasilitas kerja penting dilakukan karena
untuk mencari gerakangerakan kerja yang efisien. Gerakangerakan manusia
dalam bekerja perlu dirancang secara ergonomis, agar tidak menimbulkan
mudah lelah atau nyeri. Oleh karena itu, agar terjadi keseimbangan beban
tubuh dengan beban kerja perlu adanya design, redesign, substitusi, atau
modifikasi alat dan lingkungan kerja. Konsekuensi situasi kerja dengan
lingkungan kerja yang kurang sesuai secara ergonomi adalah kondisi tubuh
menjadi kurang optimal, tidak efisien, kualitas rendah dan seseorang bisa
mengalami ganguan kesehatan

seperti nyeri, gangguan otot rangka, dan

penurunan daya dengar.


Studi gerak adalah analisa yang dilakukan terhadap beberapa gerakan
bagian badan pekerja dalam menyelesaikan pekerjaannya, sehingga gerakan
yang kurang efektif dapat dikurangi atau bahkan dapat dihilangkan sehingga
diperoleh penghematan dalam waktu kerja, yang selanjutnya dapat pula
menghemat pemakaian fasilitas yang tersedia untuk pekerjaan tersebut
(Sutalaksana, dkk., 2004). Studi gerak merupakan analisis dari gerakan
pekerja dalam melaksanakan pekerjaannya. Tujuan dari studi gerak adalah
untuk menghilangkan atau mengurangi gerakan yang kurang efektif untuk
mendapatkan gerakan yang cepat dan efektif (Niebel, 1988).
Guna untuk melaksanakan tujuan ini, maka Frank dan Lilian Gilberth
telah berhasil menciptakan simbol/kode dari gerakan-gerakan dasar dasar
kerja yang dikenal dengan nama THERBLIG (dieja dari nama Gilberth secara
terbalik). Di sini mereka menguraikan gerakan-gerakan kerja ke dalam 17
gerakan dasar Therbligs. Secara garis besar masing-masing Therbligs tersebut
dapat didefinisikan sebagai berikut :
1. Mencari (Search)
Elemen gerakan mencari merupakan gerakan dasar dari pekerja untuk
menemukan lokasi objek. Yang bekerja dalam hal ini adalah mata.

Gerakan ini dimulai pada saat mata bergerak mencari objek dan berakhir
bila objek sudah ditemukan.
2. Memilih (Select)
Memilih merupakan gerakan untuk menemukan suatu objek yang
tercampur. Tangan dan mata adalah dua bagian badan yang digunakan
untuk melakukan gerakan ini. Therblig ini dimulai pada saat tangan dan
mata mulai memilih dan berakhir bila objek sudah ditemukan.
3. Memegang (Grasp)
Memegang adalah elemen gerakan tangan yang dilakukan dengan
menutup jari-jari tangan pada objek yang dikehendaki dalam suatu operasi
kerja. Elemen Therblig ini biasanya didahului oleh gerakan menjangkau
dan dilanjutkan dengan gerakan membawa.
4. Menjangkau (Reach)
Pengertian menjangkau dalam Therblig adalah gerakan tangan
berpindah tempat tanpa beban, baik gerakan mendekati maupun menjauhi
objek. Gerakan ini biasanya didahului oleh gerakan melepas dan diikuti
oleh gerakan memegang.
5. Membawa (Move)
Elemen gerak membawa juga merupakan gerak perpindahan tangan,
hanya dalam gerakan ini tangan dalam keadaan dibebani. Gerakan
membawa biasanya didahului oleh gerakan memegang dan dilanjutkan
dengan gerakan melepas. Therblig ini mulai dan berakhir pada saat yang
sama dengan menjangkau, karena itu faktor-faktor yang mempengaruhi
waktu geraknya pun hampir sama yaitu jarak pindah dan macamnya.
6. Memegang untuk Memakai (Hold)
Pengertian memegang untuk memakai disini adalah memegang tanpa
menggerakkan objek yang dipegang tersebut. Perbedaan dengan elemen
gerak memegang, tangan memegang objek dan dilanjutkan dengan
gerakan membawa, sedangkan elemen gerakan memegang untuk memakai
ini terjadi dimana tangan yang satu melakukan gerak kerja memegang dan
mengontrol objek sedangkan tangan yang lain melakukan kerja terhadap
objek tersebut.

10

7. Melepas (Release)
Elemen gerak melepas terjadi pada saat tangan operator melepaskan
kembali objek yang dipegang sebelumnya. Dengan demikian elemen gerak
ini diawali sesaat jari-jari tangan membuka lepas dari objek yang dibawa
dan berkahir begitu semua jari jelas tidak menyentuh atau memegang
objek lagi.
8. Mengarahkan (Position)
Mengarahkan adalah elemen gerakan Therblig yang terdiri dari
menempatkan objek pada lokasi yang dituju secara tepat. Gerakan ini
biasanya didahului oleh gerakan membawa dan diikuti oleh gerakan
merakit atau melepas. Gerakan dimulai sejak tangan memegang/
mengontrol objek tersebut ke arah lokasi yang dituju dan berakhir pada
saat gerakan merakit atau melepas/memakai dimulai.
9. Mengarahkan Sementara (Pre position)
Mengarahkan sementara merupakan elemen gerak mengarahkan
objek pada suatu tempat sementara. Tujuan dari gerakan ini adalah untuk
memudahkan pemegangan apabila objek tesebut akan dipakai kembali.
10. Pemeriksaan (Inspect)
Therblig

ini

merupakan

pekerjaan

memeriksa

objek

untuk

mengetahui apakah objek telah memenuhi syarat-syarat tertentu atau


belum. Elemen gerakan ini dapat berupa gerakan melihat seperti
memeriksa warna, meraba seperti memeriksa kehalusan permukaan,
mencium, mendengarkan dan kadang-kadang merasa dengan lidah.
11. Perakitan (Assemble)
Perakitan adalah gerakan untuk menggabungkan satu objek dengan
objek yang lain menjadi satu kesatuan. Gerakan ini biasanya didahului
oleh gerakan membawa atau mengarahkan dan dilanjutkan oleh therblig
melepas.
12. Lepas Rakit (Disassemble)
Therblig ini merupakan kebalikan dari Therblig di atas, disini dua
bagian objek dipisahkan dari satu kesatuan. Gerakan ini biasanya

11

didahului oleh gerakan memegang dan dilanjutkan oleh membawa atau


bisa juga dilanjutkan oleh melepas.
13. Memakai (Use)
Yang dimaksud dengan memakai disini adalah bila satu tangan atau
kedua-duanya dipakai untuk menggunakan alat.
14. Kelambatan yang Tak Terhindarkan (Unavoidable delay)
Kelambatan yang dimaksudkan disini adalah kelambatan yang
diakibatkan oleh hal-hal yang terjadi di luar kemampuan mengendalikan
pekerja. Hal ini timbul karena ketentuan cara kerja yang mengakibatkan
satu tangan menganggur sedangkan tangan lainnya bekerja.
15. Kelambatan yang dapat Dihindarkan (Avoidable delay)
Kelambatan ini disebabkan oleh hal yang ditimbulkan sepanjang
waktu kerja oleh pekerjanya sendiri baik disengaja maupun tidak
disengaja.
16. Merencana (Plan)
Merencana merupakan proses mental, dimana operator berpikir untuk
menentukan tindakan yang akan diambil selanjutnya.
17. Istirahat untuk Menghilangkan Fatigue (Rest to Overcome Fatigue)
Hal ini tidak terjadi pada setiap siklus kerja, tetapi terjadi secara
periodik. Waktu untuk memulihkan lagi kondisi badannya dari rasa fatigue
sebagai akibat kerja berbeda-beda, tidak saja karena jenis pekerjaannya
tetapi juga oleh individu pekerjanya.
Berdasarkan uraian tersebut Gilberth membagi 17 gerakan Therbligs
menjadi gerakan yang efektif dan tidak efektif. Gerakan yang termasuk ke
dalam gerakan efektif adalah menjangkau (RE), membawa (M), memegang
(G), melepaskan (RL), mengarahkan sementara (PP), menggunakan (U),
merakit (A), dan lepas rakit (DA). Sedangkan gerakan yang termasuk dalam
gerakan tidak efektif adalah mencari (S), memilih (SE), mengarahkan (P),
memeriksa (I), merencanakan (PL), kelambatan yang tak terhindarkan (UD),
kelambatan yang dapat dihindarkan (AD), istirahat (R), dan memegang untuk
memakai (H) (Niebel,1999).

12

Prinsip prinsip ekonomi gerakan digunakan untuk menganalisis dan


memperbaiki gerakan. Prinsip ini dibagi atas tiga bagian yaitu :
1. Prinsip prinsip ekonomi gerakan dihubungkan dengan tubuh manusia
dan gerakan gerakannya.
a. kedua tangan sebaiknya memulai dan mengakhiri gerakan pada saat
yang sama.
b. Kedua tangan sebaiknya tidak menganggur pada saat yang sama
kecuali pada waktu istirahat.
c. Gerakan kedua tangan akan lebih mudah jika satu terhadap lainnya
simetris dan berlawanan arah.
d. Gerakan tangan, badan, dan mata diusahakan sesedikit mungkin
e. Sebaiknya pekerja dapat memanfaatkan momentum untuk membantu
pekerjaannya. Pemanfaatan ini timbul karena berkurangnya kerja otot
dalam bekerja.
f. Gerakan yang patah patah dan banyak perubahan arah akan
memperlambat gerakan itu.
g. Gerakan balistik akan lebih cepat, menyenangkan dan lebih teliti
daripada gerakan yang dikendalikan.
h. Pekerjaan

sebaiknya

dirancang

semudah-mudahnya

dan

jika

memungkinkan irama kerja harus mengikuti irama alamiah bagi si


pekerjanya.
i. Usahakan sesedikit mungkin gerakan mata.
2. Prinsip prinsip ekonomi gerakan dihubungkan dengan tata letak tempat
kerja
a. Bahan dan peralatan sebaiknya memiliki tempat yang tetap, diletakkan
pada tempat yang mudah, enak dan cepat untuk dicapai
b. Tempat penyiapan bahan sebaiknya memanfaatkan prinsip gaya berat.
c. Sebaiknya dirancang mekanisme yang baik untuk menyalurkan obyek
yang sudah dikerjakan.
d. Tata letak peralatan dan pencahayaan diatur dengan baik.

13

e. Tipe, tinggi kursi dan tempat kerja diatur dengan baik sehingga pekerja
memiliki postur yang baik dan bekerja dalam keadaan menyenangkan.
3. Prinsip prinsip ekonomi gerakan dihubungkan dengan perancangan
peralatan
a. Sejauh mungkin digunakan alat yang dapat digerakkan dengan kaki.
b. Peralatan sebaiknya dirancang supaya mempunyai lebih dari satu
kegunaan, mudah dalam pemegangan dan penyimpanan
c. Beban yang didistribusikan pada jari harus sesuai dengan kekuatan
masing masing jari.

D. Studi Waktu
Studi waktu adalah bagian dari prosedur pengukuran kerja yang
digunakan, dimana usaha manusia menjadi bagian dari aktivitas produktif dan
beberapa prosedur yang digunakan untuk mengukur human time untuk
beberapa konsep dari sebuah level standar dari suatu usaha (Mundel and
Danner, 1994). Pengukuran kerja sendiri adalah sebuah ketentuan umum yang
digunakan oleh banyak teknik sistematik dalam pengembangan koefisien
numerik untuk mengubah pernyataan kuantitatif dari beban kerja menjadi
sebuah pernyataan kuantitatif dari waktu yang dibutuhkan dalam penggunaan
sumberdaya seperti mesin, manusia atau robot. Aspek studi waktu terdiri dari
bermacam-macam prosedur untuk menentukan jumlah waktu yang diperlukan
dan kondisi standar yang dapat diukur, yang meliputi tugas manusia, mesin
atau kombinasi keduanya.
Pengukuran waktu ditujukan juga untuk mendapatkan waktu baku
penyelesaian pekerjaan, yaitu waktu yang dibutuhkan secara wajar oleh
seorang pekerja normal untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang dijalankan
dalam sistem kerja terbaik. Peranan penentuan waktu bagi suatu pekerjaan
sangat besar di dalam sistem produksi seperti untuk sistem upah perangsang,
penjadwalan kerja dan mesin, pengaturan tata letak pabrik, penganggaran dan
sebagainya (Sutalaksana, dkk., 2004).

14

Studi terhadap waktu dapat menunjukkan ukuran kerja, yang melibatkan


teknik dalam penetapan waktu baku yang diijinkan untuk melakukan tugas
yang telah diberikan berdasarkan ukuran suatu metode kerja dengan
memperhatikan faktor kelelahan, pekerja dan kelambatan yang tidak dapat
dihindarkan. Analisa studi waktu dapat menggunakan beberapa teknik untuk
menetapkan sebuah standar yaitu dengan cara studi waktu menggunakan
stopwatch, pengolahan data dengan menggunakan komputerisasi, data standar,
dasar mengenai data gerakan, pengambilan contoh kerja, dan perhitungan
berdasarkan masa lalu. Setiap teknik mempunyai penerapan tersendiri pada
setiap kondisi, studi analisis waktu harus dapat diketahui ketika hal ini harus
menggunakan teknik tertentu dan kemudian menggunakan teknik tersebut
secara benar (Anggraini, 2006).
Standar waktu digunakan untuk menentukan tenaga kerja dan peralatan
yang dibutuhkan; untuk membantu dalam pengembangan metode kerja yang
efektif; untuk mengatur pekerja dalam melakukan pekerjaannya; untuk
membantu dalam membandingkan performansi kerja dari suatu rencana yang
sudah ditetapkan dengan beban kerja dan sumberdaya yang digunakan; dan
untuk melaksanakan pengukuran produktivitas secara total (Mundel and
Danner, 1994).

E. Peta Kerja
Menurut Wignjosoebroto (2003) peta kerja atau sering disebut dengan
peta proses adalah suatu alat komunikasi yang sistematis dan logis guna
menganalisa proses kerja dari tahap awal sampai akhir. Sedangkan menurut
Sutalaksana, dkk. (2004) peta kerja adalah suatu alat yang menggambarkan
kegiatan secara sistematis dan jelas (biasanya kerja produksi).
Tujuan dari teknik ini adalah untuk mengetahui operasi dari stasiunstasiun kerja dan bagaimana untuk memperbaikinya (Meyers, 1992). Peta
kerja akan merupakan alat yang baik untuk dipakai menganalisa suatu operasi
kerja dengan tujuan mempermudah atau menyederhanakan proses kerja yang
ada. Jika dilakukan studi yang seksama terhadap suatu peta kerja, maka usaha

15

untuk memperbaiki metoda kerja dari suatu proses produksi akan lebih mudah
dilaksanakan. Perbaikan-perbaikan yang mungkin dilakukan anatara lain :
1. Menghilangkan aktivitas handling yang tidak efisien.
2. Mengurangi jarak perpindahan operasi kerja dari suatu elemen ke elemen
yang lain.
3. Mengurangi waktu-waktu yang tidak produktif seperti waktu menunggu
(delay).
4. Mengatur operasi kerja menurut langkah-langkah kerja yang lebih efektif
dan efisien.
5. Menggabungkan suatu operasi kerja dengan operasi kerja yang lain
bilamana mungkin.
6. Menemukan

operasi

kerja

yang

lebih

efektif

dengan

maksud

mempermudah pelaksanaan.
7. Menemukan mesin atau fasilitas-fasilitas produksi lainnya yang mampu
bekerja lebih produktif.
8. Menunjukkan aktivitas-aktivitas inspeksi yang berlebihan.
Pada dasarnya peta-peta kerja yang ada sekarang bisa dibagi ke dalam
dua kelompok besar berdasarkan kegiatannya, yaitu peta kerja keseluruhan
dan peta kerja setempat. Suatu kegiatan disebut kegiatan kerja keseluruhan
apabila kegiatan tersebut melibatkan sebagian besar atau semua fasilitas yang
diperlukan untuk membuat produk yang bersangkutan. Sedangkan suatu
kegiatan disebut kegiatan kerja setempat apabila kegiatan kerja tersebut terjadi
dalam suatu stasiun kerja yang biasanya hanya melibatkan orang dan fasilitas
dalam jumlah terbatas.
Jenis-jenis peta yang termasuk kelompok kegiatan kerja keseluruhan
antara lain: peta proses operasi, peta aliran proses, peta proses kelompok kerja
dan diagram aliran. Sedangkan jenis-jenis peta yang termasuk ke dalam
kelompok kegiatan kerja setempat adalah peta pekerja dan mesin, peta tangan
kiri dan tangan kanan.

16

F. Biomekanika
Philips (2000) mendefinisikan biomekanika sebagai suatu studi dari
ilmu mekanika yang diaplikasikan pada sistem-sistem biologi. Philips
menjelaskan lebih lanjut bahwa biomekanik dapat dibagi ke dalam tiga subsub disiplin, yaitu biostatik, biodinamik dan bioenergetik. Biostatik
merupakan ilmu mengenai struktur dari mahluk hidup yang dihubungkan
dengan gaya-gaya yang saling berinteraksi dengan struktur tersebut.
Biodinamik mempelajari mengenai sifat dasar dan faktor-faktor yang
menentukan gerakan dari suatu mahluk hidup. Sedangkan bioenegetik
merupakan studi mengenai tranformasi energi yang terjadi pada mahluk hidup.
Eastman (1986) juga menjelaskan bahwa biomekanik merupakan suatu
interdisiplin ilmu yang menjelaskan faktor-faktor yang menyebabkan
pergerakan manusia. Biomekanik sendiri merupakan syarat utama dalam
mempelajari dan mengoptimalkan performansi pekerja dalam melaksanakan
pekerjaannya.
Analisis biomekanik dapat dilihat dalam dua perspektif, yaitu kinematik
dan kinetik. Analisis kinematik menjelaskan gerakan yang menyebabkan
seberapa cepat objek bergerak, berapa ketinggian atau berapa jauh objek
menjangkau jarak. Sedangkan analisis kinetik menjelaskan tentang gaya yang
bekerja pada suatu sistem, misalnya manusia (Hartanto, 2000).

17

III. METODOLOGI

A. Waktu dan Tempat Penelitian


Kegiatan penelitan ini dilaksanakan selama 4 bulan dari bulan Mei
sampai Agustus 2008 bertempat di PG. Bungamayang Lampung dan
Laboratorium Ergonomika dan Elektronika Pertanian Institut Pertanian Bogor.

B. Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Lembaran-lembaran pengamatan
Lembaran-lembaran pengamatan digunakan sebagai tempat mencatat
hasil-hasil pengukuran. Lembaran-lembaran penelitian yang digunakan
meliputi form pengamatan pengukuran elemen untuk pengukuran
kumulatif. Form ini digunakan untuk mencatat waktu yang dibutuhkan
untuk melaksanakan satu elemen kerja. lembaran kedua adalah form untuk
mencatat hasil pengukuran antrhopometri pekerja. Lembaran ketiga adalah
form kuesioner Nordic dan Westinghouse. Form ini bertujuan untuk
mencatat hasil wawancara dengan para pekerja mengenai keluhan sakit
setelah bekerja dan juga nilai dari faktor-faktor penyesuain dan
kelonggaran dalam aturan westinghouse. Lembaran terakhir adalah formform biomekanik yang digunakan untuk mencatat hasil pengukuran sudut
dari segmen-segmen tubuh yang meliputi siku, bahu dan lumbar.

2. Stopwatch
Stopwatch digunakan untuk melihat waktu kerja per siklus dan dicatat
dalam lembaran time sheet. Waktu tersebut akan dibandingkan dengan
hasil dari lembaran elemen kerja yang didapatkan dari digital video
camera.

18

Gambar 2. Stopwatch

3. Anthropolometer
Anthropolometer digunakan untuk mengukur data anthropometri dari
pekerja. Data ini digunakan sebagai salah satu input untuk penghitungan
beban biomekanik dari proses pemanenan.

Gambar 3. Anthropolometer

4. Digital Video Camera dan kepingan mini-DVD


Digital Video Camera yang digunakan adalah jenis kamera mini DVD.
Keunggulan kemera jenis ini adalah data dapat langsung tersimpan dalam
kepingan mini-DVD dengan format VOB (format DVD) sehingga tidak
perlu dilakukan proses capture terlebih dahulu. Peralatan ini digunakan
untuk merekam semua proses tebang oleh pekerja. Data tersebut akan
digunakan sebagai data utama dalam penelitian ini.

19

Gambar 4. Digital Video Camera

Gambar 5. Jenis Kepingan mini-DVD yang digunakan

5. Krisbow 4 in 1 Multi-Function Environment Meter


Alat ini digunakan untuk mengukur parameter-parameter lingkungan kerja
yang dibutuhkan dalam nilai faktor kelonggaran. Parameter-parameter
tersebut meliputi tingkat kebisingan, suhu, tingkat kelembaban dan
intensitas pencahayaan.

6. Seperangkat komputer dan alat tulis


Komputer alat tulis ini digunakan untuk proses pengolahan data. Beberapa
software utama yang digunakan antara lain Video Convert Master versi
7.9.0.6, Pinnacle Studio Plus versi 11, Autocad versi 2008 dan Ms. Office.
Video Convert Master digunakan untuk merubah format .VOB menjadi
.mpeg agar dapat dibaca di semua program multimedia. Pinnacle Studio
Plus digunakan untuk mengolah data film hasil convert. Pengolahan yang
dilakukan adalah membagi film siklus kerja ke dalam elemen-elemennya

20

sekaligus dilihat lama waktunya. Selain itu software ini juga digunakan
untuk melihat proses kerja secara slow motion sampai dengan kecepatan
1/30 detik tiap frame. Autocad digunakan untuk mendapatkan data sudut
dari setiap segmen tubuh yang dibutuhkan untuk menghitung beban
biomekanik.

7. Meteran
Meteran digunakan untuk mengukur tinggi tebang dan panjang golok yang
digunakan oleh pekerja.

Gambar 6. Meteran

8. Timbangan
Timbangan yang digunakan meliputi dua jenis timbangan yaitu timbangan
yang memiliki ketelitian sampai 100g dan timbangan yang memiliki
ketelitian sampai 10g. Timbangan yang pertama digunakan untuk
mengukur berat badan pekerja. Sedangkan timbangan kedua digunakan
untuk mengukur berat golok dan berat tebu per batangnya.

21

Gambar 7. Dua jenis timbangan yang digunakan

C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini berjumlah 10 orang dengan rincian 5 orang tenaga
tebang wanita dan 5 orang tenaga tebang pria. Spesifikasi subjek dari
penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Karakteristik subjek penelitian dan spesifikasi golok yang digunakan
No.

Subjek

L/P

Wb

Wp

1.

21

37,4

1,37

0,50

0,44

2.

25

45,4

1,49

0,48

0,48

3.

26

55

1,49

0,40

0,47

4.

30

55

1,46

0,40

0,52

5.

45

24

55,2

1,47

0,40

0,49

6.

33

15

57

1,61

0,50

0,48

7.

36

25

59

1,59

0,50

0,48

8.

40

24

47

1,65

0,50

0,52

9.

42

24

51,5

1,47

0,50

0,52

10.

44

50,9

1,58

0,60

0,50

Keterangan : L/P
A
E
Wb
H
Wp
P

= laki-laki/perempuan
= umur (tahun)
= lama kerja (tahun)
= berat badan (kg)
= tinggi badan (m)
= berat golok yang digunakan(kg)
= panjang golok yang digunakan (m)

22

D. Prosedur Penelitian
1. Tahap Pendahuluan
Tahap pendahuluan dilakukan sebagai percobaan pengambilan data
di lapangan. Tujuan dari dilakukannya tahap pendahuluan ini adalah untuk
mengetahui kemungkinan permasalahan yang terjadi selama melakukan
penelitian. Hal pertama yang dilakukan adalah melakukan survey ke lahan
yang sedang dilakukan proses pemanenan. Hal kedua adalah dilakukannya
simulasi pengambilan data yang dibutuhkan untuk selanjutnya dilakukan
evaluasi terhadap metode yang telah direncanakan tersebut. Pada tahap ini
juga

dilakukan

perekaman

proses

tebang

dengan

tujuan

untuk

mendapatkan perkiraan lama waktu pengambilan gambar untuk setiap


sampel pekerja.
Dalam proses evaluasi hal yang harus dilakukan terlebih dahulu
adalah pemilihan pekerjaan yang akan diukur, kemudian dilakukan
penentuan terhadap elemen-elemen kerja dari setiap tahap pemanenan agar
dapat ditentukan titik awal dan titik patah dari setiap elemen. Penguraian
pekerjaan ke dalam elemen-elemennya penting untuk dilakukan karena
beberapa alasan. Alasan yang pertama adalah untuk memperjelas catatan
mengenai cara kerja yang dibakukan. Alasan kedua adalah untuk
memungkinkan melakukan penyesuaian bagi setiap elemen karena
keterampilan kerja operator belum tentu sama untuk semua bagian dari
gerakan-gerakan kerjanya. Alasan ketiga adalah untuk memudahkan
mengamati terjadinya elemen yang tidak baku yang mungkin saja
dilakukan pekerja. Dan alasan keempat adalah untuk memungkinkan
dikembangkannya data waktu standar di pabrik atau tempat kerja yang
bersangkutan.

2. Pengambilan Data
Data yang diperlukan adalah proses pemanenan, metode kerja,
lama waktu penyelesaian setiap kegiatan, jumlah tenaga kerja, data
anthropometri

pekerja,

umur,

pengalaman

bekerja,

berat

tebu

persatuannya, berat golok dan bagian tubuh yang sakit baik selama

23

ataupun sesudah bekerja. Pengambilan data dilakukan secara terpisah


untuk tenaga tebang pria dan wanita. Pengambilan data dilakukan dengan
cara merekam semua proses tebang, pengamatan langsung, pengukuran,
pencatatan data dan wawancara. Pencatatan dilakukan terhadap waktu
kegiatan baik secara kontinyu atau berulang. Kondisi kerja, lingkungan,
dan tata letak tempat pekerjaan dicatat selama terjadi pengukuran kerja
untuk keperluan menentukan waktu penyesuaian dan kelonggaran.

Gambar 8. Perekaman proses tebang

Gambar 9. Penimbangan golok tebang

24

Gambar 10. Penimbangan berat batang tebu

Gambar 11. Pengukuran anthropometri


Dalam metode ini juga diamati mengenai tingkat kenyamanan
untuk mengetahui keadaan pekerja yang dipengaruhi oleh lingkungan dan
juga tingkat kelelahan serta faktor ergonomika lainnya.

3. Pengolahan Data
Data-data hasil perekaman proses tebang dengan Digital Video
Camera digunakan sebagai sumber data utama. Untuk keperluan analisis

25

studi gerak (motion study) maka film akan dibagi ke dalam elemen
geraknya. Langkah pengolahan selanjutnya adalah mencatat lama waktu
setiap elemen gerak untuk tujuan analisis studi waktu (time study).

Software yang digunakan untuk kedua proses pengolahan data tersebut


adalah Pinnacle Studio Plus versi 11. Sedangkan untuk kebutuhan analisis
biomekanika, diukur sudut siku, bahu dan lumbar dari setiap elemen gerak
dengan menggunakan bantuan software Autocad versi 2008.

4. Analisis Data
a. Analisis Elemen Gerak

Analisis dilakukan terhadap metode tebang yang telah ada.


Metode kerja dilihat dalam serangkaian gerakan yang pada akhirnya
akan membentuk satu siklus kerja. Siklus kerja tersebut akan diuraikan
ke dalam elemen-elemen gerak berdasarkan 17 gerakan THERBLIGS.
Penguraian siklus kerja tersebut merupakan langkah awal untuk
mendapatkan rangkaian kerja yang lebih efisien.

b. Analisis Waktu baku

Analisis waktu baku (waktu standar) dengan data waktu yang


didapatkan, menurut Sutalaksana, dkk. (2004) dapat diuji dengan
beberapa uji statistik:
b.1 Uji keseragaman data
Data dikelompokkan ke dalam subgroup yang berisi empat buah
datdan diuji dengan rumus:
k

x=

x
i =0

.................................................................. (1)

k
2

k Xi X
i =10

N 1

..................................... (2)

..................................... (3)

26

Batas kontrol bawah = x 3 x


Batas kontrol atas = x + 3 x

Keterangan : x = H arg a rata rata dari subgroup

x = H arg a rata rata dari subgroup ke i


i

= Simpangan baku dari data waktu pendahuluan

= Simpangan baku dari distribusi h arg a rata rata subgruop

N = Jumlah pengukuran pendahuluan


k = Banyaknya subgroup yang terbentuk
b.2 Uji kecukupan data
Jumlah pengamatan yang harus dilakukan agar mendapatkan
ketelitian 5% dengan tingkat keyakinan 95% ditentukan dengan
mengunakan rumus:

2
40 N
( xi ) 2

x
i

N =

xi

.................................... (4)

N = Jumlah pengukuran pendahuluan


xi = Waktu penyelesaian yang diamati

Keterangan :

b.3 Perhitungan waktu baku


Perhitungan waktu siklus rata-rata (Ws), waktu normal (Wn), dan
waktu baku (Wb) dihitung dengan rumus:

.................................................. (5)

=Ws x p

.................................................. (6)

=Wn + i

.................................................. (7)

Keterangan :

N = Jumlah data hasil pengukuran


xi = Data hasil pengukuran ke i

27

i = Besar kelonggaran
p = Faktor penyesuaian
Pedoman yang digunakan untuk menentukan faktor-faktor
penyesuaian dan kelonggaran dapat dilihat pada Lampiran 15 dan
Lampiran 16.

c. Pengujian Hipotesa

Untuk mengetahui perbedaan antara hasil pengukuran setiap


subjek yang diukur, maka dilakukan uji statistik dengan metode uji
nilai tengah (uji-t). Uji t dipilih karena data yang dibandingkan
berjumlah kurang dari 30. Untuk melakukan uji-t tersebut dimulai
dengan membuat hipotesa mengenai waktu kerja pada setiap elemen
gerakan dari tenaga tebang pria dan wanita apakah berbeda nyata atau
tidak. Setelah itu dilakukan penghitungan nilai tengah dengan rumus:

t=

.......................................................................................(8)

n
Hasil perhitungan tersebut dibandingkan dengan nilai t yang tedapat
pada tabel sebaran kritik. Jika nilai t-hitung memenuhi wilayah kritis
pada tabel tersebut, maka hipotesis ditolak, begitu juga sebaliknya.
Pada uji-t tersebut, selang kepercayaan yang digunakan adalah 95%,
yang berarti bahwa nilai yang digunakan adalah sebesar 0,05.

28

Mulai

Mempelajari perusahaan secara umum, proses pemanenan, sketsa tempat kerja

Mempelajari metode kerja dan memecahkan masalah operasi ke dalam elemen kerja

Memilih operator dan memberikan penjelasan

Menghitung waktu siklus dan pola kerja

Waktu normal

Kelonggaran

Pribadi

Hambatan yang
tak terhindarkan

Waktu baku

Selesai

Gambar 12. Diagram alir pengukuran untuk mendapatkan waktu baku

29

d. Analisis Biomekanika

Analisis biomekanika hanya dilakukan pada wilayah lengan dan


bahu. Analisis pada bagian ini dilakukan berdasarkan tujuan untuk
melihat gaya yang terjadi pada bagian tangan tersebut selama bekerja.
Analisis beban biomekanik yang dilakukan pada segmen ini
meliputi gaya yang dialami oleh otot Deltoid pada bahu dan gaya
reaksi pada sendi bahu baik secara vertikal maupun horizontal.
Analisis gaya-gaya yang terlibat dilakukan berdasarkan diagram benda
bebas dari bahu dan lengan berikut :

Sumber : Philips (2000)

Gambar 13. a. Perkiraan model dari bahu dan lengan. b. Diagram


benda bebas dari bahu dan lengan.
Perhitungan mekanika yang dipakai untuk mendapatkan gaya
reaksi vertikal (Ry) pada sendi bahu adalah :
Fy = 0
Fm sin + R y W W L = 0
R y = W + W L Fm sin

.................................. (9)
.................................. (10)
.................................. (11)

30

Keterangan :

Fm = Gaya yang dialami otot Deltoid pada bahu


(N).
W = Berat keseluruhan tangan yang berada titik
pusat massanya (0,05 W) (N).
WL = Berat beban pada tangan (N).
W

= Berat badan operator (N).

= Sudut antara otot Deltoid dengan tulang bahu


(asumsi 30o).

Perhitungan gaya reaksi horizontal (Rx) pada sendi bahu


dilakukan dengan menggunakan perhitungan mekanika :
Fx = 0
R x Fm cos = 0

.........................................................(12)
.................................................................(13)

R x = Fm cos .........................................................(14)

Nilai Fm didapatkan dari analisis momen pada sendi bahu,


dengan perhitungan :
.............................................. (15)
(W . AC ) + (W L . AD ) (( Fm sin ) . AB ) = 0 .............................................. (16)
( Fm sin ) . AB = (W . AC ) + (W L . AD ) ................... (17)
MA= 0

Fm =

(W . AC ) + (W L . AD )
AB sin

.................. (18)

Secara umum beban biomekanik pada otot deltoid dapat dihitung


dengan persamaan (17). Berdasarkan analisis pada gerakan menebang
dan membersihkan trash ditemukan postur-postur tubuh yang berbeda
pada masing-masing segmen gerakan. Perbedaan postur tubuh ini
mengakibatkan perbedaan cara penghitungan gaya yang terjadi.
Postur-postur tubuh yang terjadi beserta penguraian gayanya dapat
dilihat pada Lampiran 36.

31

d.1 Gerakan Menebang


Gerakan menebang dibagi ke dalam 3 segmen gerakan yang dilihat
berdasarkan gerakan efektif yang dilakukan, yaitu gerakan yang
dilakukan oleh tangan kanan. Gerakan dimulai dari mulai
diangkatnya golok tebang (segmen 1), gerakan tangan pada posisi
tengah antara posisi awal dengan batang tebu (segmen 2) dan
ketika golok tebang sudah kontak dengan batang tebu (segmen 3).
Postur tubuh yang terjadi pada gerakan ini meliputi postur 4, postur
5, postur 6 dan postur 7.
d.1.1 Tangan Kiri
Postur-postur tubuh yang terjadi pada segmen 1 adalah postur
4, postur 5, postur 6 dan postur 7. Untuk segmen 2 posturpostur tubuh yang terjadi meliputi postur 4, postur 5, postur
6, dan postur 7. Sedangkan pada segmen ke-3 postur-postur
tubuh yang terjadi meliputi postur 4, postur 5, postur 6 dan
postur 7.
d.1.2 Tangan Kanan
Postur-postur tubuh yang terjadi pada segmen 1 adalah hanya
postur 4. Untuk segmen 2 postur-postur tubuh yang terjadi
meliputi postur 4, postur 5 dan postur 7. Sedangkan pada
segmen ke-3 postur-postur tubuh yang terjadi meliputi postur
4 dan postur 5.
d.2 Gerakan Membersihkan Trash
Gerakan membersihkan trash hanya dibagi ke dalam 2 segmen
gerakan yang dilihat berdasarkan gerakan efektif yang dilakukan,
yaitu gerakan yang dilakukan oleh tangan kanan. Gerakan dimulai
dari mulai diangkatnya golok tebang (segmen 1) dan ketika golok
tebang sedah kontak dengan batang tebu (segmen 2). Postur tubuh
yang terjadi pada gerakan ini meliputi postur 1, postur 2, postur 3
dan postur 8.

32

d.2.1 Tangan Kiri


Postur-postur tubuh yang terjadi pada segmen 1 adalah hanya
postur 1. Untuk segmen 2 postur-postur tubuh yang terjadi
meliputi postur 1, postur 3 dan postur 8.
d.2.2 Tangan Kanan
Postur-postur tubuh yang terjadi pada segmen 1 adalah hanya
postur 1 dan postur 2. Untuk segmen 2 postur-postur tubuh
yang terjadi meliputi postur 1 dan postur 2.

e. Analisis Metode Kerja

Langkah pengolahan selanjutnya adalah menganalisa gerakangerakan

yang

dilakukan

oleh

pekerja

selama

melaksanakan

pekerjaannya. Analisis metode kerja dilakukan dengan membuat salah


satu jenis peta kerja setempat, yaitu peta tangan kiri dan tangan kanan.
Peta kerja tersebut merupakan suatu alat dari studi gerakan untuk
menemukan gerakan-gerakan yang efisien, yaitu gerakan-gerakan yang
memang diperlukan untuk melaksanakan suatu pekerjaan (Sutalaksana,
dkk., 2004). Peta kerja ini dipilih karena sangat praktis untuk
memperbaiki suatu pekerjaan manual dimana setiap siklus dari
pekerjaan terjadi dengan cepat dan terus berulang.

5. Perbaikan Sistem Kerja

Setelah didapatkan pengukuran waktu baku, maka tahap yang


selanjutnya dilakukan adalah menganalisa apakah sistem kerja yang
sebelumnya sudah baik atau belum. Hal ini dilakukan dalam rangka
meningkatkan produktivitas serta tujuan paling utama adalah kenyamanan
kerja yang dapat meningkatkan motivasi dari pekerja.
Perbaikan yang mungkin dilakukan adalah menghilangkan operasioperasi yang tidak perlu, menggabungkan suatu operasi dengan operasi
lainnya, menemukan suatu urutan-urutan proses pemanenan yang lebih
baik,

menentukan

mesin

atau

peralatan

yang

lebih

ekonomis,

menghilangkan waktu menunggu antara operasi, dan menemukan gerakan

33

dengan beban biomekanik yang lebih kecil. Dengan bantuan studi gerakan
dan prinsip-prinsip ekonomi gerakan maka suatu pekerjaan dapat
diuraikan menjadi elemen-elemen gerakan yang terperinci. Setiap elemen
gerakan dari pekerjaan ini dibebankan ke setiap tangan sedemikian rupa
sehingga seimbang dan memenuhi prinsip ekonomi gerakan. Dimana suatu
pekerjaan yang sudah bisa memenuhi prinsip ekonomi gerakan, berarti
akan mengurangi kelelahan.
Perbaikan sistem kerja diharapkan dapat meningkatkan kualitas
produk yang dihasilkan karena kebersihan terjamin, pekerja bekerja secara
teratur dan waktu menunggu berkurang. Dengan meningkatkan kualitas ini
diharapkan produk dapat dipasarkan lebih luas sehingga meningkatkan
keuntungan (Alwi dalam Anggraini, 2006).
Berikut

ini adalah diagram alir dalam analisis dan perbaikan

sistem kerja:

34

Mulai

Analisis Sistem Kerja Keseluruhan


Pengukuran waktu

Evaluasi Lingkungan Kerja


Lingkungan fisik
Peralatan dan perlengkapan kerja

Analisis Sistem Kerja Setempat


Pengukuran langsung
Pengukuran waktu metode

Sesuai

N
Perbaikan Sistem Kerja
Peralatan dan perlengkapan kerja
Tata letak dan tempat kerja
Metode kerja
Lingkungan kerja

Layak

Y
Lingkungan Kerja yang sudah Diperbarui

Selesai

Gambar 14. Diagram alir dalam perbaikan sistem kerja

35

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


Pada negara-negara berkembang pengertian mengenai produktivitas akan
selalu dikaitkan dan diarahkan pada segala usaha yang dilakukan dengan
menggunakan sumber daya manusia yang ada. Berbicara mengenai produktivitas
akan selalu dikaitkan dengan efektifitas dan efisiensi kerja. Nilai efisiensi tersebut
dapat diartikan suatu rasio antara keluaran (output) dengan masukan (input).
Efisiensi atau produktivitas dari tenaga kerja ditunjukkan sebagai rasio dari
jumlah keluaran yang dihasilkan per total tenaga kerja yang dipekerjakan. Total
tenaga kerja ini direpresentasikan sebagai jam-manusia (man hours), yaitu jam
kerja yang dipakai untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. Berdasarkan uraian
tersebut dapat disimpulkan bahwa ada 2 unsur yang membentuk produktivitas,
yaitu besar kecilnya keluaran yang dihasilkan dan waktu kerja yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. Masukan berupa waktu ini dapat diteliti
dan diperoleh dengan cara melakukan studi mengenai tata cara kerja dan
pengukuran waktu kerja (motion & time study).

A. Proses Pemanenan Tebu

Tebu yang menjadi bahan baku PG. Bungamayang berasal dari tebu
sendiri dan tebu rakyat. Tebu sendiri adalah tebu milik PTPN di areal PTPN.
Tebu sendiri (TS) ini berdasarkan data tahun 2006 memiliki produktivitas
sebesar 64,11 ton tebu/Ha dengan rendemen sebesar 8,21%. Tebu rakyat
adalah tebu yang ditanam rakyat di lahan rakyat dan mendapat bantuan dari
PTPN. Saat ini tebu rakyat menduduki porsi yang lebih besar dari 70% dari
total produksi tebu PG. Bungamayang. Produktivitas dari tebu rakyat ini pada
tahun 2007 (s/d 15 Juni 2007) adalah sebesar 76,4 ton tebu/Ha dengan nilai
rendemennya mencapai 6,99 % (Unit Usaha Bungamayang, 2007).
Pembentukan gula yang sebenarnya ada di lahan saat proses budidaya
berlangsung. Hal tersebut karena proses terbentuknya sukrosa terjadi di lahan.
Jadi kegiatan di pabrik hanya mengubah gula yang ada menjadi kristal gula
sehingga lebih menarik dan dapat diperdagangkan di pasar internasional.
Terbentuknya rendemen dalam tebu terjadi dari ruas ke ruas dan tingkat

36

kemasakan tergantung pada umur tiap ruasnya (ruas paling bawah biasanya
memiliki rendemen paling tinggi).
Proses tebang muat angkut (TMA) merupakan tahap akhir dari
kegiatan budidaya budidaya tebu. Tebu yang layak giling adalah tebu bersih
dan bebas dari kotoran (trash). Trash yang dimaksud meliputi : pucuk tebu,
daduk, sogolan, tebu mati, akar, siwilan.
Penentuan waktu tebang didasarkan pada umur tebu, kategori tanam,
varietas dan keadaan fisik tanaman. Keadaan fisik tanaman tebu yang dapat
dipakai kriteria tebang adalah bila daun tebu sudah kuning, warna batang
seragam, pucuk mengeluarkan bunga dan ruas ujung memendek.
PG. Bungamayang menetapkan syarat-syarat tebang yang bertujuan
untuk mengontrol trash, yaitu : tebang mepet tanah < 3 cm, persen trash <
5%, sogolan yang kurang dari 10 ruas dibuang, tebu yang telah ditebang
segera dimuat dan diangkut ke pabrik dengan batas waktu 18 jam untuk tebu
bakar dan 24 jam untuk tebu hijau, dan yang terakhir adalah untuk sistem
tebang dan pengaturan daduk 4-2 yaitu: 4 baris untuk tempat tebu dan 2 baris
untuk tempat daduk.
Tenaga tebang dilakukan oleh tenaga tebang manual. Satu orang
tenaga tebang yang terampil dapat menebang 1 ton/hari. Hasil tebang diikat
dengan berat minimal 35 kg tiap ikatan. Hal ini dilakukan untuk memudahkan
pengangkutan ke truk. Pemberian insentif kepada tenaga tebang dihitung
berdasarkan jumlah ikatan yang dihasilkan oleh pekerja selama satu hari kerja.
Satu ikatan rata-rata dihargai sebesar Rp 400,- oleh petani. Dari hasil
wawancara, setiap tenaga tebang rata-rata mampu menebang sebanyak 70 - 80
ikat untuk tenaga tebang pria dan 50 - 60 ikat untuk tenaga tebang wanita.
Peralatan tebang yang digunakan adalah semacam golok tetapi bengkok di
bagian ujungnya.

37

Gambar 15. Golok tebang yang digunakan oleh para tenaga tebang di PG.
Bungamayang
B. Analisis Waktu Kerja

Suatu pekerjaan akan dikatakan diselesaikan secara efisien apabila


waktu penyelesaiannya berlangsung paling singkat. Untuk menghitung waktu
baku penyelesaian suatu pekerjaan guna memilih alternatif metoda kerja yang
terbaik, maka perlu diterapkan prinsip-prinsip dan teknik-teknik pengukuran
kerja. Pengukuran waktu kerja ini akan berhubungan dengan usaha-usaha
untuk menetapkan waktu baku yang dibutuhkan guna menyelesaikan suatu
pekerjaan.
1. Definisi Pekerjaan

Pada penelitian ini, metode yang digunakan untuk pengukuran waktu


kerja adalah dengan teknik micromotion study. Metode ini baik sekali
diaplikasikan untuk meneliti siklus operasi kerja yang pendek,
berlangsung secara berulang-ulang dan dilaksanakan secara manual.
Menurut Wignjosoebroto (2003) aktivitas pengukuran kerja ini memiliki
kriteria-kriteria pekerjaan yang harus dipenuhi, yaitu :
a. Pekerjaan tersebut harus dilaksanakan secara repetitive dan uniform.
b. Isi atau macam pekerjaan itu harus homogen.
c. Hasil kerja (output) harus dapat dihitung secara nyata (kuantitatif) baik
secara keseluruhan ataupun untuk tiap-tiap elemen kerja yang
berlangsung.
d. Pekerjaan tersebut cukup banyak dilaksanakan dan teratur sifatnya
sehingga akan memadai untuk diukur dan dihitung waktu bakunya.

38

Sesuai dengan batasan masalah yang diuraikan di depan, bahwa


proses pemanenan yang dimaksud adalah proses penyiapan tebu untuk
diangkut ke pabrik, dimana kegiatannya dimulai dari proses penebangan
sampai meletakkan hasilnya dalam tumpukan tebu yang telah ditebang.
Dari hasil pengukuran pada tahap pendahuluan, didapatkan data bahwa
proses

pemanenan

ini

memiliki

frekuensi

rata-rata

sebanyak

siklus/menit. Pekerjaan tersebut dilakukan oleh tenaga tebang pria dan


wanita secara individu dan dengan karakteristik tuntutan tugas yang sama.
Karakteristik tuntutan tugas tersebut telah ditentukan oleh pihak
perusahaan seperti yang telah dijelaskan di depan. Output dari pekerjaan
ini dihitung dengan sistem bundle cane, yaitu menghitung jumlah ikatan
yang mampu dihasilkan oleh pekerja selama bekerja. Untuk kontinuitas,
pekerjaan ini dilakukan setiap hari mulai dari pagi sampai menjelang sore.
Hal ini bisa dilakukan karena pabrik sudah melakukan pengaturan jadwal
tanam, sehingga proses pemanenan dapat dilakukan setiap hari.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pekerjaan ini
memang layak untuk dilakukan aktivitas pengukuran kerja.

2. Pembagian Operasi Menjadi Elemen-Elemen Kerja

Mengukur waktu kerja sekaligus dari saat awal persiapan sampai


akhir pekerjaan tersebut selesai dilakukan adalah satu hal yang tidak bisa
dibenarkan (Wignjosoebroto, 2003). Dalam pelaksanaan pengukuran kerja,
umumnya yang dilakukan terlebih dahulu adalah membagi operasi
menjadi elemen-elemen kerja.
Berdasarkan 17 gerakan dasar yang telah diuraikan oleh Gilbreth,
maka satu operasi tebang dapat diuraikan menjadi 6 segmen gerakan yang
diberi nama sesuai elemen gerak efektif yang terjadi. Segmen-segmen
tersebut antara lain :
a. Gerakan Menjangkau

Gerakan kerja diawali dengan dengan gabungan antara elemen


gerak menjangkau (RE) dan memegang (G). Elemen gerak
menjangkau didefinisikan sebagai gerakan tangan berpindah tempat

39

tanpa beban, baik gerakan mendekati maupun menjauhi objek.


Sedangkan elemen gerak memegang sendiri didefinisikan sebagai
elemen gerakan tangan yang dilakukan dengan menutup jari-jari
tangan pada suatu objek yang dikehendaki dalam suatu operasi kerja.
Berdasarkan definisi tersebut gerakan ini dimulai pada saat operator
mulai menggerakkan tangannya menuju batang tebu yang akan
dipotong, sampai menutupnya jari-jari tangan pada batang tebu. Kedua
elemen gerak ini dominan dilakukan oleh tangan kiri. Tangan kanan
sendiri pada bagian ini hanya memegang golok tebang tanpa
melakukan gerak apapun. Gerakan tangan kiri ini termasuk dalam
gerakan efektif, sedangkan gerakan yang dilakukan oleh tangan kanan
merupakan gerakan tidak efektif. Alur gerakan lebih rinci dapat dilihat
pada Lampiran 37.

b. Gerakan Menebang

Elemen gerakan ketiga adalah gerakan mengayunkan golok


tebang untuk memotong batang tebu. Dalam 17 gerakan Therbligs,
gerakan ini dapat dikategorikan dalam elemen gerakan memakai (U).
Dalam Therbligs elemen gerakan memakai yang dimaksud adalah bila
satu tangan atau keduanya dipakai untuk menggunakan alat. Gerakan
ini dimulai dari diangkatnya tangan yang memegang golok tebang
sampai terpotongnya batang tebu. Dari hasil pengamatan, gerakan ini
biasanya tidak hanya dilakukan dalam sekali ayunan, tetapi berulangulang sampai batang tebu benar-benar terpotong.
Elemen gerakan ini dilakukan oleh tangan kanan, sedangkan
tangan kiri memegang batang tebu yang dapat dikategorikan sebagai
elemen gerak memegang untuk memakai (H). Elemen gerak
memegang untuk memakai ini terjadi dimana tangan yang satu
melakukan gerak kerja memegang dan mengontrol objek, sedangkan
tangan yang lain melakukan kerja terhadap objek tersebut. Gerakan
yang dilakukan oleh tangan kanan merupakan gerakan efektif,
sedangkan tangan kiri melakukan gerakan yang termasuk dalam

40

gerakan tidak efektif. Alur gerakan lebih rinci dapat dilihat pada
Lampiran 38.

c. Gerakan Menarik Batang Tebu

Gerakan selanjutnya adalah gerakan menarik batang tebu yang


telah terpotong sampai pada posisi yang sesuai untuk mulai
dibersihkan. Dalam Therbligs gerakan ini dapat dikategorikan dalam
elemen gerakan mengarahkan (P). Elemen gerakan ini dapat
merupakan gerakan mengarahkan suatu objek pada suatu lokasi
tertentu. Gerakan ini dimulai semenjak tangan mulai menarik batang
tebu ke posisi yang diinginkan dan berakhir saat gerakan
membersihkan trash dimulai. Gerakan mengarahkan merupakan
gerakan tidak efektif dan pada pekerjaan ini lebih dominan dilakukan
oleh tangan kiri. Pada gerakan ini tangan kanan hanya memegang
golok yang dapat dikategorikan gerakan menganggur dan merupakan
gerakan yang tidak efektif. Alur gerakan lebih rinci dapat dilihat pada
Lampiran 39.

d. Gerakan Membersihkan Trash

Gerakan ini lebih dominan dilakukan oleh tangan kanan. Dalam


Therbligs gerakan ini dikategorikan sebagai elemen gerakan memakai
(U). Gerakan ini dimulai ketika tangan kanan mulai mengangkat golok
tebang dan diakhiri dengan mulainya gerakan membawa oleh tangan
kiri. Selama gerakan ini, tangan kiri hanya bertugas untuk memegang
batang tebu, yang dapat dikategorikan sebagai gerakan memegang
untuk memakai. Berdasarkan hasil pengamatan, gerakan ini dilakukan
berulang-ulang sampai batang tebu bersih sesuai dengan batas
maksimal trash yang diizinkan. Alur gerakan lebih rinci dapat dilihat
pada Lampiran 40.

41

e. Gerakan Meletakkan Hasil Tebang

Dalam Therbligs, gerakan ini termasuk dalam gerakan membawa


(M). Elemen ini juga merupakan gerak perpindahan tangan, tetapi di
sini tangan bergerak dalam kondisi membawa beban (objek). Gerakan
ini diawali ketika tangan kiri mulai menggerakkan objek pada
tumpukan tebu hasil tebangan dan diakhiri dengan elemen gerakan
melepas (RL). Elemen gerakan ini merupakan elemen gerakan yang
efektif. Tangan kanan pada gerakan ini hanya memegang golok tebang
yang merupakan gerakan tidak efektif. Alur gerakan lebih rinci dapat
dilihat pada Lampiran 41.

f. Gerakan Menganggur

Gerakan menganggur yang dimaksud di sini adalah gerakan


menganggur yang dilakukan setelah meletakkan hasil tebang. Gerakan
ini termasuk ke dalam elemen-elemen kelambatan yang tidak dapat
dihindarkan (UD), kelambatan yang dapat dihindarkan (AD) dan
istirahat untuk menghilangkan lelah (R). Ada beberapa kegiatan yang
sering dilakukan oleh para tenaga tebang pada gerakan ini, yaitu
berdiri diam, membersihkan kotoran sisa pembersihan trash yang ada
di tanah, membersihkan serasah pada tebu yang masih berdiri,
memotong sogolan, bercanda dengan teman dan merokok.

3. Waktu Siklus

Waktu siklus di sini adalah waktu rata-rata yang dibutuhkan oleh


tenaga tebang untuk melakukan setiap elemen gerakan. Pengukuran waktu
siklus dilakukan pada tenaga tebang pria dan wanita secara terpisah. Hal
ini dilakukan untuk mengetahui kapasitas kerja dari tenaga tebang
berdasarkan gender.
Untuk membandingkan lama waktu kerja dari tenaga tebang pria dan
wanita pada masing-masing elemen kerja, maka dilakukan uji-t.
Perhitungan uji-t ini secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 42.

42

a. Gerakan Menjangkau

Elemen menjangkau merupakan elemen gerak yang seharusnya


dapat dilakukan dengan waktu yang cepat. Hal ini terbukti dari hasil
pengolahan data, didapatkan bahwa elemen ini dilakukan dalam waktu
1,02 detik untuk tenaga tebang wanita dan 0,94 detik untuk tenaga
tebang pria.
Ada beberapa gerakan dalam menjangkau yang membuat elemen
gerak ini menjadi lebih lama. Pada lahan tebu yang sebagian besar
batang tebunya rebah, maka gerakan menjangkau akan menjadi lebih
lama karena jarak yang ditempuh oleh tangan menjadi lebih jauh.
Selain itu ada beberapa tenaga tebang yang mempunyai kebiasaan
menjangkau beberapa tebu secara bertahap. Karena bukan dipegang
dalam sekali jangkauan maka hal ini akan membuat elemen gerak
menjangkau menjadi lebih lama, yaitu sekitar 2,7 detik. Gerakan
menjangkau yang lama tersebut juga diperparah jika pegangan dari
tenaga tebang tidak stabil sehingga batang tebu sering lepas.
Namun, ada juga gerakan yang membuat elemen ini menjadi
lebih cepat, yaitu ketika tenaga tebang menggunakan goloknya untuk
menjangkau. Gerakan ini dapat mempercepat waktu elemen gerak
menjangkau sampai 0,57 detik.
Berdasarkan uji-t yang dilakukan, didapatkan bahwa waktu
menjangkau antara pria dan wanita tidak berbeda nyata, sehingga
dapat disimpulkan bahwa lama waktu menjangkau tidak dipengaruhi
oleh faktor gender. Hal ini terjadi karena kemungkinan besar gerakan
ini tidak membutuhkan banyak tenaga.

b. Gerakan Menebang

Gerakan menebang rata-rata membutuhkan waktu 1,18 detik


untuk tenaga tebang wanita dan 1,15 detik untuk tenaga tebang pria.
Gerakan ini merupakan gerakan yang juga hanya membutuhkan sedikit
tenaga. Selain karena golok yang digunakan tidak terlalu berat (400550 gram) jenis tebu yang ditanam di areal PG. Bungamayang rata-rata

43

merupakan jenis PS 851 dan PS 864 yang memiliki karakteristik


batang cukup lunak, sehingga mudah untuk dipotong.
Ada beberapa gerakan yang menyebabkan elemen gerak ini
menjadi lebih lama. Gerakan pertama adalah jika tenaga tebang
memotong tebu dalam beberapa kali ayunan golok. Hal tersebut
dilakukan biasanya karena tenaga tebang tersebut menebang beberapa
batang tebu sekaligus. Gerakan kedua adalah jika tenaga tebang
tersebut menjangkau tebu lain sambil menebang. Tindakan ini tentu
saja memperlama elemen gerak menebang, karena akan memecah
konsentrasi dari operator. Selain itu dalam proses menebang, ada
tenaga tebang yang memiliki kebiasaan membersihkan serasah terlebih
dahulu sambil membetulkan peganggan pada batang tebu sehingga
membuat elemen gerak menebang juga menjadi lebih lama.
Selain gerakan yang membuat elemen gerak menebang menjadi
lebih lama, ada juga gerakan yang membuat elemen gerak ini menjadi
lebih cepat. Gerakan tersebut adalah ketika tenaga tebang langsung
melakukan dua gerakan sekaligus, yaitu tenaga tebang menjangkau
tebu dengan tangan kiri sambil memotong batang tebu tersebut dengan
tangan kanan. Dari hasil pengukuran, gerakan ini dapat dilakukan
hanya dalam 0,67 detik.
Berdasarkan uji-t yang dilakukan, didapatkan bahwa waktu
menebang antara pria dan wanita tidak berbeda nyata, sehingga dapat
disimpulkan bahwa lama waktu menebang tidak dipengaruhi oleh
faktor gender. Hal ini terjadi karena kemungkinan besar gerakan ini
tidak membutuhkan banyak tenaga.

c. Gerakan Menarik Batang Tebu

Tenaga tebang pria dapat melakukan gerakan ini dalam waktu


2,02 detik. Sedangkan tenaga tebang wanita melakukan gerakan ini
dalam waktu 2,30 detik atau 0,28 detik lebih lama dari pria.
Gerakan-gerakan yang menyebabkan elemen ini menjadi lebih
lama adalah ketika tenaga tebang menarik batang tebu lebih dari 1

44

batang tebu. Selain itu gerakan menarik ini juga akan menjadi lebih
lama jika batang tebu yang ditebang bengkok, sehingga cukup
menyusahkan ketika ditarik karena banyak yang tersangkut dengan
batang tebu lain.
Berdasarkan uji-t yang dilakukan, didapatkan bahwa waktu
menarik antara pria dan wanita tidak berbeda nyata, sehingga dapat
disimpulkan bahwa lama waktu menarik tidak dipengaruhi oleh faktor
gender. Hal ini terjadi karena kemungkinan besar gerakan ini tidak
membutuhkan banyak tenaga.

d. Gerakan Membersihkan Trash

Gerakan ini juga merupakan gerakan yang membutuhkan cukup


banyak tenaga untuk melakukannya. Hal ini dikarenakan selain untuk
mengayunkan golok pada posisi lebih tinggi, juga karena tangan kiri
harus menahan batang tebu pada posisi yang tetap (kerja statis). Untuk
melakukan gerakan ini, tenaga tebang pria memerlukan waktu 1,80
detik, sedangkan tenaga tebang wanita memerlukan waktu 2,17 detik.
Kesimpulan tersebut didukung dengan hasil uji-t yang dilakukan.
Berdasarkan

uji-t

yang

dilakukan,

didapatkan

bahwa

waktu

membersihkan antara pria dan wanita berbeda nyata, sehingga dapat


disimpulkan bahwa lama waktu membersihkan dipengaruhi oleh faktor
gender.
Gerakan-gerakan yang memperlama gerakan ini adalah ketika
bertemu dengan batang tebu yang sangat kotor, sehingga waktu
membersihkannya menjadi lebih lama. Lalu ketika batang tebu yang
sedang dibersihkan sering jatuh, karena pegangan operator yang tidak
stabil karena terlalu berat atau karena jumlah tebu yang dipegang
terlalu banyak.
Gerakan yang mempercepat elemen gerak ini adalah ketika
tenaga tebang melakukan dua gerakan sekaligus yaitu membersihkan
trash sambil menarik batang tebu. Lalu ketika tenaga tersebut sudah
membersihkan serasah dan pucuk daun ketika akan menebang.

45

e. Gerakan Meletakkan Hasil Tebang

Gerakan meletakkan tidak terlalu membutuhkan tenaga yang


banyak, karena tenaga tebang hanya mengarahkan tebu yang telah
bersih ke arah tumpukan tebu lalu melemparkannya. Tenaga tebang
pria membutuhkan waktu 0,90 detik,sedangkan tenaga tebang wanita
hanya membutuhkan waktu 0,93 detik. Tenaga tebang pria dapat
melakukan gerakan ini lebih cepat 0,03 detik karena pada gerakan ini
ada gerakan melempar yang cukup membutuhkan tenaga walaupun
hanya untuk sesaat.
Hal yang memperlama gerakan ini adalah ketika operator
berjalan ke arah tumpukan tebu untuk meletakkan hasil tebangan.
Selain itu jika operator sambil membersihkan sudah memutar tubuhnya
ke arah tumpukan tebu, maka elemen gerakan meletakkan akan
menjadi lebih cepat.
Berdasarkan uji-t yang dilakukan, didapatkan bahwa waktu
meletakkan antara pria dan wanita tidak berbeda nyata, sehingga dapat
disimpulkan bahwa lama waktu meletakkan ini tidak dipengaruhi oleh
faktor gender. Hal ini terjadi karena kemungkinan besar gerakan ini
tidak membutuhkan banyak tenaga.

f. Gerakan Menganggur

Gerakan menganggur ini merupakan gerakan yang dipengaruhi


oleh motivasi dari tenaga tebang dalam bekerja. Tenaga tebang pria
rata-rata menghabiskan waktu untuk menganggur selama 3,28 detik,
sedangkan tenaga tebang wanita lebih sedikit menganggur yaitu
selama 2,41 detik. Berdasarkan hal tersebut dapat dilihat bahwa
motivasi tenaga tebang wanita untuk bekerja dapat dikatakan lebih
besar daripada pria. Hal tersebut terjadi karena hampir sebagian besar
tenaga tebang pria hanya menganggap bahwa pekerjaan ini hanyalah
pekerjaan sambilan.
Hal ini didukung dengan hasil perhitungan uji-t yang dilakukan.
Berdasarkan

uji-t

yang

dilakukan,

didapatkan

bahwa

waktu

46

menganggur antara pria dan wanita tidak berbeda nyata, sehingga


dapat disimpulkan bahwa lama waktu menganggur tidak dipengaruhi
oleh faktor gender.
Banyak gerakan-gerakan kurang perlu yang dilakukan oleh para
tenaga kerja selama bekerja, seperti mengobrol dengan teman,
merokok, berjalan-jalan karena letak tumpukan terlalu jauh. Selain itu
ada beberapa kegiatan yang memang terjadi karena tuntutan tugas,
seperti membersihkan serasah yang ada di tanah atau ketika
membersihkan serasah pada tebu yang masih berdiri, yang
membutuhkan waktu selama 7,23 detik. Memotong sogolan juga
merupakan keterlambatan yang tidak dapat dihindarkan. Kegiatan ini
rata-rata memerlukan waktu selama 6 detik.
Berdasarkan waktu siklus dari masing-masing segmen gerakan di
atas, dapat diambil waktu siklus rata-rata. Tenaga tebang pria
membutuhkan waktu 10,10 detik untuk menyelesaikan satu siklus
pekerjaannya, sedangkan tenaga tebang wanita hanya membutuhkan waktu
10,01 detik untuk menyelesaikan satu siklus pekerjaannya.

4. Waktu Baku

Seorang operator dianggap bekerja secara wajar jika seorang


operator yang dianggap berpengalaman bekerja tanpa usaha-usaha yang
berlebihan sepanjang hari kerja, menguasai cara kerja yang ditetapkan dan
menunjukkan dalam menjalankan pekerjaannya. Teknik yang dipakai
dalam penelitian ini adalah dengan cara westinghouse. Waktu siklus ratarata yang telah didapatkan harus melewati 2 faktor pertimbangan terlebih
dahulu, yaitu faktor penyesuaian dan faktor kelonggaran.

a. Faktor Penyesuaian

Faktor penyesuaian ini terdiri dari 4 faktor yang menyebabkan


kewajaran atau ketidakwajaran dalam bekerja, yaitu keterampilan,

47

usaha, kondisi kerja dan konsistensi. Definisi dari masing-masing


faktor ini dapat dilihat pada Lampiran 15.
Keterampilan atau skill didefinisikan sebagai kemampuan
mengikuti cara kerja yang ditetapkan. Berdasarkan ciri-ciri dari setiap
kelas ketrampilan maka tenaga tebang pria memiliki ketrampilan mulai
dari poor F2 (+0,11) sampai dengan excellent B1 (-0,22), sedangkan
untuk tenaga tebang wanita bervariasi mulai dari fair E1 (-0,05)
sampai excellent B1(+0,11). Tenaga tebang yang masuk dalam
kategori poor memiliki karakter ragu-ragu dalam melakukan
pekerjaanya, gerakannya kaku dan seperti yang tidak terlatih untuk
pkerjaan tebang tebu. Sedangkan excellent dipilih karena tenaga
tersebut memiliki karakter bekerja cepat tetapi halus, berirama dan
terkoordinasi.
Usaha yang dimaksud adalah kesungguhan yang ditunjukkan
oleh operator ketika bekerja. Berdasarkan ciri-ciri dari setiap kelas,
maka usaha tenaga tebang pria bervariasi dari poor F2 (-0,17) sampai
Excellent B2 (+0,08), sedangkan tenaga tebang wanita bervariasi mulai
dari fair E1 (-0,04) sampai Excellent B1 (+0,10). Tenaga tebang pria
yang masuk dalam kategori poor karena banyak membuang waktu dan
terlihat tidak adanya minat pada pekerjaannya. Sedangkan tenaga
tebang yang masuk kategori Excellent karena bekerjanya sistematis
dan gerakan-gerakannya lebih ekonomis daripada operator-operator
yang lain.
Kondisi kerja diberi nilai yang sama untuk semua tenaga tebang,
karena memiliki karakteristik tempat kerja yang sama, yaitu fair
(-0,03). Hal tersebut dipilih karena tenaga tebang bekerja pada tempat
yang panas, berdebu dan silau. Untuk faktor konsistensi tersebar mulai
dari poor (-0,04) sampai excellent (+0,03).

b. Faktor Kelonggaran

Kelonggaran diberikan untuk tiga hal, yaitu kebutuhan pribadi,


menghilangkan rasa fatigue, dan hambatan-hambatan yang tidak dapat

48

dihindarkan. Definisi dari masing-masing faktor ini dapat dilihat pada


Lampiran 16.
Kelonggaran waktu untuk kebutuhan pribadi yang diberikan
adalah sebesar 5% untuk wanita dan 2% untuk pria. Besarnya
kelonggaran ini diberikan karena operator bekerja secara terusmenerus selama 8 jam tanpa istirahat resmi.
Faktor kelonggaran untuk menghilangkan rasa fatigue dilihat dari
beberapa faktor yang berpengaruh. Faktor yang pertama adalah tenaga
yang dikeluarkan. Dari hasil perhitungan beban kerja dengan metode
denyut jantung, didapatkan hasil bahwa pekerjaan tebang tebu ini
termasuk ke dalam aktivitas kerja berat. Oleh karena itu nilai
kelonggaran untuk faktor tenaga ini adalah sebesar 20% untuk pria dan
30% untuk wanita. Faktor kedua adalah sikap kerja. Nilai yang
diberikan adalah sebesar 4% baik untuk pria maupun wanita. Angka
diberikan karena sebagian besar sikap kerja dari pekerjaan ini adalah
membungkuk dan bertumpu pada kedua kaki. Faktor ketiga adalah
gerakan kerja. Pada faktor ini diberikan nilai 0% baik pada pria
maupun wanita karena dianggap pekerjaan ini masih melakukan
gerakan-gerakan kerja yang normal. Faktor keempat adalah kelelahan
mata. Nilai yang diberikan sebesar 0% karena tenaga tebang tidak
terus-terusan memadang objek. Faktor kelima adalah temperatur. Nilai
yang diberikan adalah 8% karena rata-rata suhu pada tempat kerja
adalah 31oC. Faktor keenam adalah keadaan atmosfer. Nilai yang
diberikan adalah 5%, karena pada tempat kerja terdapat debu-debu,
tetapi tidak beracun. Faktor yang ketujuh adalah keadaan lingkungan.
Nilai yang diberikan adalah sebesar 1 %, karena pekerjaan ini memiliki
siklus kerja yang berulang-ulang lebih dari 5 detik.
Faktor kelonggaran waktu untuk hambatan-hambatan yang tak
terhindarkan diberikan nilai sebesar 5 %.
Dari perhitungan faktor penyesuaian dan faktor kelonggaran di atas,
didapatkan bahwa waktu baku untuk menyelesaikan pekerjaan tebang

49

tebu bagi tenaga tebang pria adalah 14,49 detik, sedangkan untuk tenaga
tebang wanita selama 14,88 detik. Perhitungan lengkap mengenai waktu
baku ini dapat dilihat pada Lampiran 17 dan 18.

C. Analisis Biomekanika

Biomekanika didefinisikan sebagai bidang ilmu aplikasi mekanika pada


sistem biologi (Arifin, 2008). Nilai dari analisa biomekanika adalah rentang
postur atau posisi aktivitas kerja, ukuran beban dan ukuran manusia yang
dievaluasi. Analisis biomekanika ini dilakukan untuk membuktikan bahwa
gerakan membersihkan trash merupakan gerakan kerja yang banyak
membutuhkan tenaga. Sebagai pembanding, perhitungan beban biomekanik
juga dilakukan pada gerakan menebang sebagai gerakan yang dianggap tidak
membutuhkan banyak tenaga. Selain itu analisis biomekanik ini juga
dilakukan untuk mencari postur kerja terbaik, sehingga dapat mengurangi
beban kerja yang ditanggung oleh penebang.
Analisis ini hanya dilakukan pada otot bahu karena segmen bahu
merupakan segmen yang paling aktif selama melakukan pekerjaan.
Berdasarkan hal ini diperkirakan gaya yang terjadi pada otot tersebut dapat
merepresentasikan beban kerja secara keseluruhan dari proses pemanenan.
1. Gerakan Menebang
a. Tangan Kanan

Berdasarkan

Therbligs,

gerakan

menebang

dimulai

dari

diangkatnya golok sampai kontak dengan batang tebu. Berdasarkan


perhitungan, didapatkan bahwa pada tenaga tebang wanita, otot bahu
kanan memiliki karakteristik miografi dengan rentang kerja otot
12,679 N 69,343 N. Sedangkan untuk tenaga tebang pria didapatkan
karakteristik miografi dengan rentang kerja otot sebesar 0,515 N
42,761 N.
Dapat dilihat bahwa tenaga tebang pria mengeluarkan tenaga
lebih kecil dari pada wanita. Hasil ini jika dijelaskan dari postur tubuh
ketika bekerja maka akan terlihat bahwa tenaga tebang wanita
memiliki sudut bahu dan siku lebih kecil dari pada pria. Selain itu

50

tenaga tebang wanita juga terlihat lebih membungkuk daripada pria.


Postur tersebut menyebabkan besarnya momen yang terjadi akibat dari
semakin besarnya jarak pusat gaya terhadap pusat momen pada sendi
bahu (lengan momen), sehingga gaya yang terjadi pada otot pun akan
menjadi lebih besar.
Tabel 2.

Perbandingan sudut tubuh antara pria dan wanita ketika


menebang (kanan)
1
b

Pria
Wanita

67,94
65,13

2
b

105,38

76,44

67,69 128,94

77,25

54,88 142,63

77,94

99,13

74,63

69,81 131,06

85,38

41,00 121,06

80,88

Ket : b = sudut bahu; s = sudut siku; p = sudut pinggang

Dari Gambar 41 dan Gambar 42 dapat dilihat bahwa antara


tenaga tebang pria dan wanita memiliki karakteristik yang sama.
Mengalami penurunan gaya ketika mulai mengayun dan naik ketika
mendekati objek. Karakteristik ini disebabkan karena pergerakan sendi
dari posisi abduksi ke gerakan adduksi yang menyebabkan perubahan
kontraksi otot bahu dari tension ke relaxation. Artinya terjadi
pemanjangan otot bahu dari posisi abduksi sampai pada posisi akhir
yang menyebabkan terjadinya perubahan arah gaya otot bahu. Hal ini
dibuktikan dengan penurunan nilai pada gerakan kedua dan angka
minus untuk gerakan ketiga.
Hal yang sama juga terjadi pada gaya reaksi horizontal yang
terjadi pada sendi bahu (Rx). Pada awal tebang gaya reaksi ini masih
menuju ke badan sebagai akibat momen yang terjadi. Tetapi ketika
mengayun, maka gaya reaksi tersebut akan berubah arah untuk
mengimbangi momen yang cenderung mengarah ke dalam. Sedangkan
untuk gaya reaksi vertikal (Ry) tidak mengalami perubahan arah gaya.
Tetapi mengenai karakter gaya yang terjadi pada gerakan ketiga dapat
dijelaskan dengan kebiasaan tenaga tebang wanita yang sedikit
menarik golok tebang ke atas, sehingga sudut bahu yang terbentuk
menjadi lebih kecil, tetapi hal ini tidak dilakukan oleh tenaga tebang

51

pria. Penurunan sudut ini akan mempengaruhi gaya reaksi vertikal


pada sendi bahu untuk mengecil, karena gerakan menebang ini lebih
banyak terjadi pada kasus 4. Sedangkan pada kasus 4 nilai Ry
dipengaruhi oleh nilai cosinus dari sudut bahu.

160
140

Gaya (N)

120
100

Fm

80

Rx

60

Ry

40
20
0
0

0,1

0,2

0,3

0,4

0,5

0,6

0,7

Waktu (detik)

Gambar 16. Grafik beban biomekanik pada bahu kanan ketika


menebang (Pria)

160
140

Gaya (N)

120
100

Fm

80

Rx

60

Ry

40
20
0
0

0,1

0,2

0,3

0,4

0,5

0,6

0,7

Waktu (detik)

Gambar 17. Grafik beban biomekanik pada bahu kanan ketika


menebang (Wanita)
b. Tangan Kiri

Gerakan memegang ini dimulai dengan selesainya gerakan


memegang yang dilakukan sebelumnya. Dari hasil perhitungan
didapatkan bahwa pada tenaga tebang

pria, otot bahu memiliki

karakteristik miografi dengan rentang kerja otot sebesar 23,078 N

52

42,761 N, sedangkan tenaga tebang wanita memiliki karakteristik


miografi dengan rentang kerja otot sebesar 18,222 N 25,573 N.
Berdasarkan hasil tersebut dapat dilihat bahwa tenaga tebang pria
mengalami gaya yang lebih besar. Selain dilihat dari berat dan tinggi
tubuh yang memang berbeda, dari analisis postur tubuh didapatkan
bahwa tenaga tebang pria menjangkau batang tebu lebih jauh dari
jangkauan tenaga tebang wanita. Hal ini menyebabkan lebih besarnya
sudut siku dan bahu. Postur tenaga tebang pria ketika melakukan
gerakan memegang ini lebih banyak masuk dalam kasus 7. Diagram
benda bebas dari kasus 7 mununjukkan bahwa penambahan sudut bahu
akan menambah jarak lengan momen yang berakibat pada besarnya
momen yang terjadi.
Tabel 3.

Perbandingan sudut tubuh antara pria dan wanita ketika


menebang (kiri)
1

b
Pria

91,50

Wanita

68,50

134,50 76,44 91,44 34,13

79,88

87,00

133,56

77,94

112,00 74,63 75,63 11,25

85,38

76,31

90,69

80,88

Ket : b = sudut bahu; s = sudut siku; p = sudut pinggang

Dari Gambar 43 dan Gambar 44 terlihat perbedaan bentuk grafik


antara tenaga tebang pria dan wanita. Adanya kenaikan pada gerakan
kedua dari tenaga tebang wanita disebabkan karena mereka mendorong
batang tebu pada gerakan kedua dan baru menariknya ketika gerakan
ketiga. Kegiatan mendorong dan menarik ini dapat dilihat dari naiknya
sudut bahu pada gerakan kedua dan naiknya sudut pinggang pada
gerakan ketiga. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya penurunan
gaya sampai akhir gerakan ketiga. Sedangkan tenaga tebang pria
langsung menarik batang tebu sambil menebang. Hal ini dapat dilihat
dari terus menurunnya sudut bahu mulai gerakan pertama sampai
gerakan ketiga. Kegiatan menarik ini dilakukan terus sampai pada
gerakan ketiga. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya penurunan
gaya.

53

160
140

Gaya (N)

120
100

Fm

80

Rx

60

ry

40
20
0
0

0,1

0,2

0,3

0,4

0,5

0,6

0,7

Waktu (detik)

Gambar 18. Grafik beban biomekanik pada bahu kiri ketika menebang
(Pria)

160
140

Gaya (N)

120
100

Fm

80

Rx

60

Ry

40
20
0
0

0,1

0,2

0,3

0,4

0,5

0,6

0,7

Waktu (detik)

Gambar 19. Grafik beban biomekanik pada bahu kiri ketika menebang
(Wanita)
2. Gerakan Membersihkan Trash
a. Tangan Kanan

Gerakan membersihkan ini hanya dianalisis dalam satu kali


gerakan membersihkan, yaitu dimulai dari diangkatnya golok sampai
golok kontak dengan objek. Dari hasil perhitungan didapatkan bahwa
tenaga tebang pria memiliki karakteristik miografi dengan rentang
kerja otot sebesar 144,66 N 148,84 N, sedangkan untuk tenaga
tebang wanita memiliki karakteristik miografi dengan rentang kerja
otot sebesar 106,41 118,98 N. Dapat dilihat bahwa tenaga yang

54

dikeluarkan oleh pria lebih besar daripada wanita. Hal ini terjadi
karena selain berat badan dan tinggi pria lebih besar daripada wanita,
juga karena berat golok yang dipakai oleh pria lebih berat daripada
yang dipakai oleh tenaga tebang wanita. Pada gerakan membersihkan
ini tidak ada perubahan arah gaya, karena tangan hanya mengalami
gerakan abduksi yang ditandai dengan naiknya bahu.
Tabel 4.

Perbandingan sudut tubuh antara pria dan wanita ketika


membersihkan (kanan)
1
2
b

Pria

49,25

108,50

41,25

146,75

Wanita

40,38

89,94

44,13

146,81

Ket : b = sudut bahu; s = sudut siku

Pada Gambar 45 dan Gambar 46 terlihat lagi perbedaan dari


grafik gaya yang terjadi. Kecuali Ry, gaya yang terjadi pada bahu
cenderung untuk turun pada tenaga tebang pria, sedangkan cenderung
untuk naik pada tenaga tebang perempuan. Hal ini dapat dianalisis dari
gerakan membersihkan pada kedua tenaga tebang. Dari Tabel 3 dapat
dilihat bahwa sudut bahu dari tenaga tebang pria menjadi lebih kecil
pada gerakan kedua. Sedangkan pada tenaga tebang wanita sudut
tersebut menjadi lebih besar. Hal ini menandakan adanya perbedaan
teknik membersihkan trash pada kedua penebang. Pada penebang pria,
gerakan membersihkan cenderung ke arah bawah, sedangkan pada
tenaga tebang wanita arah gerakan cenderung untuk mendatar.
Gerakan membersihkan ini terjadi pada kasus 1 dan 2. Dari analisis
momen pada kedua kasus ini, dapat dilihat bahwa semakin besar sudut
bahu yang terjadi, maka momen yang terjadi juga akan semakin besar,
sehingga nilai gaya yang terjadi juga semakin besar. Hal ini juga
berlaku sebaliknya.

55

160
140

Gaya (N)

120
100

Fm

80

Rx

60

Ry

40
20
0
0

0,05

0,1

0,15

0,2

0,25

0,3

0,35

Waktu (detik)

Gambar 20. Grafik beban biomekanik pada bahu kanan ketika


membersihkan trash (Pria)

160
140

Gaya (N)

120
100

Fm

80

Rx

60

Ry

40
20
0
0

0,05

0,1

0,15

0,2

0,25

0,3

0,35

Waktu (detik)

Gambar 21. Grafik beban biomekanik pada bahu kanan ketika


membersihkan trash (Wanita)
b. Tangan Kiri

Pada segmen gerakan membersihkan trash ini, tangan kiri hanya


berperan untuk memegang batang tebu ketika dibersihkan. Meskipun
terkesan tidak begitu banyak gerakan yang terjadi, tetapi dari
perhitungan tenaga yang terjadi pada gerakan ini cukup besar. Tenaga
tebang pria memiliki karakteristik miografi dengan rentang kerja otot
sebesar 138,08 N 153,58 N, sedangkan tenaga tebang wanita
memiliki karakteristik miografi dengan rentang kerja otot sebesar
126,60 N 137,48 N. Berdasarkan Gambar 47 dan Gambar 48 dapat

56

ditarik kesimpulan bahwa gerakan ini memiliki karakteristik yang


sama. Besarnya tenaga yang terjadi hanya tergantung pada berat dan
tinggi badan, juga beban eksternal yang ada.
Tabel 5.

Perbandingan sudut tubuh antara pria dan wanita ketika


membersihkan (kiri)
1
2
b

Pria

57,5

81,875

86,0625

95,75

Wanita

54,88

115,81

69,19

110,13

Ket : b = sudut bahu; s = sudut siku

160
140

Gaya (N)

120
100

Fm

80

Rx

60

Ry

40
20
0
0

0,05

0,1

0,15

0,2

0,25

0,3

0,35

Waktu (detik)

Gambar 22.

Grafik beban biomekanik pada bahu kiri ketika


membersihkan trash (pria)

160
140

Gaya (N)

120
100

Fm

80

Rx

60

Ry

40
20
0
0

0,05

0,1

0,15

0,2

0,25

0,3

0,35

Waktu (detik)

Gambar 23.

Grafik beban biomekanik pada bahu kiri ketika


membersihkan trash (wanita)

57

D. Analisis Metode Kerja


1. Produktivitas

Secara umum ada dua kriteria yang dapat dimasukkan sebagai


kriteria produktivitas, yaitu besar kecilnya keluaran yang dihasilkan dan
waktu kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.
Waktu kerja disini adalah suatu ukuran umum dari nilai masukan yang
harus diketahui guna melaksanakan penelitian dan penilaian dari
produktivitas kerja manusia.
Nilai produktivitas tenaga tebang tebu didapatkan melalui tiga cara,
yaitu dari hasil perhitungan waktu siklus, hasil pengamatan rekaman
tebang dan dari hasil wawancara yang dilakukan dengan para penebang.
Dari hasil wawancara, didapatkan bahwa jumlah batang tebu dalam 1
ikatan rata-rata sebanyak 40 batang. Berdasarkan pengamatan, tenaga
tebang di PG. Bungamayang rata-rata bekerja mulai jam 06.00 WIB
sampai 14.00 WIB atau selama 7 jam kerja. Waktu ini adalah waktu kotor
dari tenaga tebang untuk bekerja.
a. Tenaga Tebang Wanita

Berdasarkan hasil pengukuran studi waktu didapatkan bahwa


tenaga tebang wanita membutuhkan waktu selama 10,01 detik untuk
menyelesaikan satu siklus kerja. Waktu ini dihitung ketika operator
hanya menebang 1 batang tebu dalam satu siklus kerjanya. Hal ini
berarti bahwa tenaga tebang wanita mendapatkan 1 batang tebu setiap
10,01 detik. Sehingga tenaga tebang wanita memiliki angka
produktivitas sebesar 5,99 batang/menit. Sehingga dalam 1 hari kerja,
tenaga tebang wanita mampu mendapatkan 63 ikatan tebu.
Berdasarkan hasil pengamatan rekaman video didapatkan bahwa
tenaga tebang wanita memiliki angka produktivitas sebesar 7,26
batang/menit atau sebanyak 76 ikat selama satu hari kerja. Sedangkan
dari hasil wawancara yang dilakukan terhadap para penebang
didapatkan hasil sebesar 50 60 ikat selama satu hari kerja. Hasil ini
hampir sama dengan hasil perhitungan waktu siklus untuk jumlah
tebang 1 batang per siklusnya. Tetapi berbeda dengan hasil yang

58

didapatkan dari rekaman video yang dianggap sebagai nilai


produktivitas real. Perbedaan tersebut disebabkan karena tenaga tebang
tersebut tidak hanya menebang 1 batang tebu dalam satu siklus
kerjanya, tetapi terkadang bisa lebih dari 1 batang, seperti yang
terlampir pada Lampiran 27. Dengan bertambahnya jumlah batang
tebu yang dihasilkan dalam satu siklus kerja, dengan perbedaan lama
waktu yang tidak terlalu besar, akan menambah angka produktivitas.
Dari hasil perhitungan yang dilakukan, tenaga tebang wanita
memerlukan waktu 14,30 detik untuk menebang 2 batang tebu atau
sebesar 7,15 detik untuk setiap batangnya.

b. Tenaga Tebang Pria

Berdasarkan hasil pengukuran studi waktu bagi pria didapatkan


hasil untuk menebang 1 batang tebu adalah selama 10,10 detik. Jika
dibandingkan dengan wanita waktu siklus pria lebih lama 0,09 detik,
sehingga dengan jam kerja yang sama maka tenaga tebang pria hanya
mampu mendapatkan 62 ikat batang tebu.
Berdasarkan pengamatan rekaman video didapatkan hasil bahwa
tenaga tebang pria memiliki nilai produktivitas sebesar 8,37
batang/menit atau sebanyak 88 ikat dalam satu hari kerja. Hasil ini
berbeda dengan hasil pengukuran studi waktu, perbedaan nilai ini
disebabkan oleh besarnya frekuensi penebangan dengan jumlah lebih
dari 1 batang tiap siklus. Hal ini berarti tenaga tebang pria lebih sering
menebang lebih dari 1 batang tebu dalam sekali kerja dibandingkan
wanita, sehingga produktivitasnya juga semakin meningkat, seperti
yang terlihat pada Lampiran 27.
Berdasarkan hasil wawancara didapatkan nilai produktivitas
tenaga tebang pria sebesar 70 80 ikat dalam satu hari kerja. Nilai ini
mendekati nilai produktivitas real.

59

2. Rasa Sakit yang Terjadi Akibat Pekerjaan

Easmant (1986) menyebutkan bahwa suatu pekerjaan termasuk ke


dalam highly repetitive task jika memiliki siklus waktu 30 detik atau
kurang. Berdasarkan hal tersebut, maka pekerjaan pada pemanenan ini
dapat dimasukkan dalam klasifikasi highly repetitive task.
Walaupun kebutuhan energi oleh kerja ini biasanya cukup rendah,
kerja yang berulang-ulang ini biasanya menggunakan sekumpulan kecil
dari otot dan berotasi di sekitar pergelangan tangan, siku dan sendi bahu.
Hal ini biasanya diikuti oleh gejala-gejala dari peradangan dan rasa sakit
yang tergabung menjadi satu yang disebut repetitive-motion disorders.
Sekumpulan rasa sakit itu terjadi mulai dari peradangan sendi sampai
menyebabkan rasa sakit pada otot akibat terjebaknya syaraf. Peradangan
ini yang menyebabkan timbulnya rasa sakit pada sendi-sendi yang terlibat.
Repetitive-motion disorders ini sering terjadi pada tubuh bagian atas dan
wilayah sekitar leher.
Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan menggunakan Nordic
Body Map yang mendapatkan hasil bahwa hampir semua pekerja
mengalami rasa sakit pada wilayah bahu sampai tangan (Lampiran 28 dan
29).

Sumber: Kroemer (2001)

Gambar 24. Gerakan tangan pada posisi adduksi dan abduksi

60

Penyakit yang sering timbul pada siku dan bahu adalah bursitis.
Penyakit ini ditimbulkan karena seringnya sendi mengalami abduksi dan
rotasi selama bekerja. Selain itu permasalahan arthritis (radang sendi) juga
sering muncul pada manusia jika melakukan pekerjaan yang termasuk
highly repetitive task dan membutuhkan tenaga yang besar.
Kecepatan dalam bekerja akan mempengaruhi gaya-gaya yang
terjadi pada tendon dari otot tangan dan lengan, yang juga diikuti oleh
meningkatnya bahaya akibat terjadinya repetitive-motion disorders. Pada
kecepatan yang tinggi, puncak gaya yang terjadi juga akan meningkat dan
pengulang-ulangan kerja pada level ini akan memperparah gejala sakitnya.
Besarnya tenaga yang dibutuhkan dan banyaknya otot yang bekerja
akan mempengaruhi terjadinya kelelahan dan peradangan yang terjadi
pada otot dan sendi. Jika frekuensi dari pengulangan kerja tinggi, waktu
istirahat yang tidak cukup akan meningkatkan potensi dari terjadinya
penyakit. Jika pekerjaan tersebut terjadi dalam waktu yang lama dan waktu
untuk istirahat tidak mencukupi, maka rasa sakit dari otot dan sendi akan
terus meningkat sampai ke level severe cumulative trauma disorders,
seperti tendonitis.
Proses pemanenan tebu sendiri merupakan pekerjaan yang
dikategorikan sebagai kerja berat (Irawan, 2008). Hal inilah yang juga
kemungkinan besar menyebabkan terjadinya muscular fatigue pada otot
tenaga tebang. Muscular fatigue menurut Grandjean (1993) adalah
fenomena rasa sakit yang timbul akibat kerja berlebih pada otot.
Akibat dari terjadinya muscular fatigue ini adalah berkurangnya daya
angkat, kontraksi dan relaksasi dari otot menurun dan waktu latency
menjadi lebih lama. Karakter dari muscular fatigue ini tidak hanya
menurunkan tenaga tetapi juga membuat gerakan menjadi lambat, juga
termasuk terganggunya koordinasi dan meningkatnya kecenderungan
untuk melakukan kesalahan dan juga terjadinya kecelakaan kerja selama
terjadinya kelelahan otot tersebut. Kekuatan dari otot ditentukan dari
seberapa banyak kontraksi yang mampu dilakukan. Performansi dari otot

61

menurun seiring dengan naiknya tegangan sampai dengan adanya stimulus


untuk tidak merespon lagi.
Secara biokimia, rasa sakit yang terjadi pada otot ini diakibatkan
oleh penumpukan asam laktat pada otot. Asam laktat terbentuk dari proses
perubahan ATP menjadi ADP tanpa bantuan oksigen (anaerobik). Dalam
proses ini asam laktat akan memberikan indikasi adanya kelelahan otot
secara lokal, karena kurangnya jumlah oksigen yang disebabkan oleh
kurangnya suplai darah yang dipompa dari jantung. Salah satu hal yang
menyebabkan ini terjadi adalah karena tidak lancarnya aliran darah akibat
stress tinggi yang terjadi pada otot.
Untuk menjaga kesehatan dan efisiensi, proses penyembuhan
(relaksasi) merupakan hal yang penting untuk mengurangi kelelahan.
Proses penyembuhan terutama terjadi ketika tidur di waktu malam, tetapi
hal ini juga dapat dilakukan dengan memberi waktu santai sejenak ketika
bekerja.

3. Perbaikan Metode Kerja

Untuk mendapatkan hasil kerja yang baik, diperlukan perancangan


sistem kerja yang baik pula. Suatu sistem kerja harus dirancang
sedemikian rupa sehingga dapat memungkinkan dilakukannya gerakangerakan yang ekonomis. Prinsip dari ekonomi gerakan menurut Niebel
(1999) adalah pengetahuan dasar mengenai fisiologi manusia dan
menggunakannya sebagai pertimbangan utama dalam analisis aplikasi
suatu metode kerja.
Perbaikan kerja dilakukan dengan melakukan analisis pada peta
tangan kiri dan tangan kanan yang telah dibuat. Analisa dilakukan pada
keseimbangan kerja dari tangan kiri dan tangan kanan, juga untuk
menemukan gerakan-gerakan yang efisien. Dari analisa yang dibuat maka
pola gerakan tangan yang dianggap tidak efisien dan bertentangan dengan
prinsip-prinsip ekonomi gerakan diusulkan untuk diperbaiki. Selain itu
juga diharapkan terjadi keseimbangan gerakan yang dilakukan oleh tangan
kiri dan tangan kanan, sehingga siklus kerja akan berlangsung dengan

62

lancar dalam ritme gerakan yang

lebih baik yang akhirnya mampu

memberikan delay maupun kelelahan yang minimum.


Tabel 6. Gerakan tangan kiri dan tangan kanan untuk 1 batang/siklus (Pria)
Tangan kiri
Menjangkau batang
tebu

Waktu
(detik)
0,94

Simbol
RE
G

Waktu
(detik)
0,94

Tangan kanan
Menganggur
(memegang golok
tebang)

Memegang batang tebu


untuk ditebang

1,15

1,15

Menebang

Mengarahkan

2,02

2,02

Menganggur
(memegang golok
tebang)

1,80

1,80

Membersihkan trash

0,90

M
RL

4,18

Menganggur
(memegang golok
tebang)

Memegang tebu untuk


dibersihkan
Meletakkan hasil
tebang
Menganggur
Total

Tabel 7.

3,28

10,10

10,10

Gerakan tangan kiri dan tangan kanan untuk 1 batang/siklus


(Wanita)

Tangan kiri
Menjangkau batang
tebu

Waktu
(detik)
1,02

Simbol
RE
G

Waktu
(detik)
1,02

Tangan kanan
Menganggur
(memegang golok
tebang)

Memegang batang tebu


untuk ditebang

1,18

1,18

Menebang

Mengarahkan

2,30

2,30

Menganggur
(memegang golok
tebang)

2,17

2,17

Membersihkan trash

0,93

M
RL

3,34

Menganggur
(memegang golok
tebang)

Memegang tebu untuk


dibersihkan
Meletakkan hasil
tebang
Menganggur
Total

2,41
10,01

D
10,01

Berdasarkan Tabel 6 dan Tabel 7 dapat dilihat bahwa urutan kerja


dimulai dari elemen gerak yang dilakukan oleh tangan kiri, sementara
tangan kanan hanya menganggur. Analisis pertama dilakukan pada

63

gerakan menjangkau batang tebu. Ada dua pertanyaan yang relevan untuk
proses pemanenan tebu, yaitu dapatkah beberapa objek dipegang
sekaligus? dan dapatkah dipakai peralatan untuk membantu memegang
objek?. Berdasarkan pengamatan di lapangan dan dari rekaman proses
tebang, bahwa tenaga tebang mampu untuk menebang tebu lebih dari 1
batang dalam satu siklus kerjanya. Pertimbangan yang kedua adalah
mengenai waktu kerja yang dibutuhkan untuk menebang lebih dari 1
batang. Dari hasil pengamatan didapatkan bahwa tenaga tebang pria hanya
membutuhkan waktu 13,13 detik/2 batang tebu atau 6,56 detik/1
batangnya. Sedangkan tenaga tebang wanita hanya membutuhkan 14,30
detik/2 batang tebu atau 7,15 detik/1 batangnya. Dilihat dari capaian waktu
tersebut, dapat disimpulkan bahwa lebih menguntungkan langsung
menebang 2 batang sekaligus dalam satu siklus kerja, karena waktu ratarata yang dibutuhkan setiap batangnya akan menjadi lebih cepat.

Gambar 25. Tenaga tebang menebang 2 batang tebu sekaligus


Dari pengamatan rekaman tebang didapatkan bahwa golok tebang
dapat digunakan sebagai alat untuk menjangkau batang tebu yang telah
ditebang terlebih dahulu. Golok tebang tersebut memiliki keuntungan
tersendiri jika digunakan sebagai alat untuk menjangkau, yaitu dapat
mengurangi postur tubuh membungkuk sehingga dapat mengurangi beban
biomekanik pada otot dan rangka.

64

Gambar 26. Tenaga tebang menjangkau dengan menggunakan golok


tebang
Gerakan memegang yang dilakukan oleh tangan kiri pada gerakan
kedua, merupakan gerakan tidak efektif yang sedapat mungkin harus
dihilangkan. Berdasarkan pengamatan, terdapat beberapa tenaga tebang
yang tidak memerlukan gerakan memegang ini ketika menebang. Hal ini
dapat dilakukan oleh para tenaga tebang yang menjangkau dengan
menggunakan golok tebang. Bahkan pada beberapa waktu mereka juga
melakukan gerakan gabungan, yaitu menebang sambil menjangkau
sehingga gerakan menjadi lebih efisien. Namun, jika gerkan ini masih
tetap dilakukan, maka saran yang diberikan adalah dengan meniru cara
kerja dari tenaga tebang pria ketika melakukan gerakan ini, yaitu langsung
menarik batang tebu ketika menebang tanpa mendorongnya terlebih
dahulu. Berdasarkan perhitungan beban biomekanika, gerakan ini lebih
efektif karena menghasilkan penurunan gaya yang digunakan, daripada
gerakan tenaga tebang wanita yang menyebabkan adanya kenaikan gaya
pada beberapa waktu.
Analisis gerakan menebang dilakukan dengan memperhatikan teknik
dan peralatan yang digunakan. Teknik tebang yang baik adalah menebang
dengan memperhatikan sudut tebangan, yaitu sudut yang terbentuk antara
golok tebang dengan batang tebu. Untuk memudahkan penebangan, maka
harus tercipta sudut < 90o diantara keduanya. Hal ini disarankan dengan
mempertimbangkan arah serat tebu yang vertikal ke atas, sehingga jika
memotong dengan sudut tertentu, maka tahanan dari kulit dan serat tebu

65

akan berkurang. Hal kedua adalah peralatan tebang. Peralatan yang


digunakan harus dipertimbangkan sisi ergonomika. Hal-hal yang harus
dipertimbangkan adalah berapa berat yang cocok untuk masing-masing
pekerja, berapa besar diameter handle (pegangan) dari golok tebang yang
akhirnya akan membuat gripping strength maksimum, dan juga bagaimana
bentuk dan panjang yang ideal bagi para pekerja sehingga mampu untuk
mengurangi postur jangggal yang terjadi. Selain itu ketajaman golok yang
dipakai juga harus diperiksa. Hal ini perlu untuk dilakukan karena akan
berpengaruh terhadap frekuensi mengayunkan golok tebang ketika
menebang. Semakin tajam golok yang dipakai maka semakin sedikit
jumlah ayunan yang diperlukan sehingga akan mengurangi waktu dan
beban kerja.
Gerakan ketiga merupakan gerakan yang keduanya masuk dalam
kategori gerakan tidak efektif yang sedapat mungkin harus dihilangkan.
Gerakan mengarahkan ini dilakukan oleh tenaga tebang karena mereka
membutuhkan suatu posisi yang nyaman menurut mereka untuk
melakukan gerakan membersihkan. Selain memperlama waktu kerja,
grakan ini juga akan menambah beban otot ketika menarik dan
mengarahkan tersebut.
Tetapi jika dianalisis lebih lanjut, sebenarnya gerakan ini tidak
terlalu dibutuhkan, karena dari hasil pengamatan didaaptkan bahwa
terdapat beberapa penebang yang dapat melakukan gerakan menarik
sambil membersihkan trash, sehingga gerakan manjadi lebih efisien.

66

3
Gambar 27. Gerakan mengarahkan yang memerlukan waktu lama

Gambar 28. Tenaga tebang menarik sambil membersihkan trash


Analisis untuk gerakan keempat dimulai dari gerakan tangan kanan
yang bertugas untuk membersihkan trash. Pada gerakan ini, teknik
membersihkan trash diusulkan menggunakan teknik seperti yang
dilakukan oleh tenaga tebang pria. Seperti telah dijelaskan di atas, bahwa
tenaga tebang pria menebang dengan arah ayunan ke bawah. Arah gerak
ini menyebabkan karakteristik gaya cenderung untuk menurun, karena

67

terjadinya pengurangan sudut bahu sehingga lengan momen berkurang.


Sedangkan untuk gerakan tangan kiri, analisis dilakukan terhadap posisi
tangan dalam memegang batang tebu. Nurmianto (2004) menyebutkan
bahwa biceps cenderung untuk bergerak supinasi terhadap lengan bawah,
karena biceps harus menekan jika lengan bawah tetap pada posisi pronasi.
Dari pernyataan tersebut menunjukkan bahwa cara mengambil benda
dengan tangan pada posisi pronasi adalah tidak diinginkan. Berdasarkan
hal tersebut, maka diusulkan teknik memegang tebu dilakukan pada posisi
supinasi. Selain itu posisi tangan juga diusahakan sedekat mungkin dengan
tubuh. Menurut Nurmianto (2004) beban apa saja yang harus dibawa
adalah lebih baik dengan posisi lengan atas (upperarm) posisi vertikal dan
posisi siku 180o. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan mengurangi lengan
momen antara beban eksternal dan internal yang ada dengan pusat momen
yang dianalisa (sendi bahu).

Sumber: Kroemer (2001)

Gambar 29.Gerakan tangan pada posisi supinasi dan pronasi

68

Gambar 30. Gerakan memegang pada posisi pronasi

Gambar 31. Gerakan memegang pada posisi supinasi


Analisis yang sama dilakukan untuk gerakan meletakkan hasil
tebang. Sebaiknya gerakan ini juga dilakukan pada posisi supinasi
daripada dengan posisi pronasi. Hal ini dilakukan untuk mengurangi beban
biomekanik yang dialami oleh otot bahu dan lengan.

69

Gambar 32. Gerakan melempar pada posisi pronasi

Gambar 33. Gerakan melempar pada posisi supinasi


Berdasarkan uraian di atas maka perbaikan dilakukan dengan
mengurangi gerakan-gerakan menganggur dan memperbaiki posisi dari
gerakan-gerakan tersebut. Tabel 7 dan Tabel 8 memperlihatkan perbaikan
yang telah dilakukan.
Usulan tersebut dilakukan dengan jumlah tebangan 2 batang setiap
siklusnya. Sehingga jika dihitung nilai produktivitasnya, maka tenaga
tebang pria akan memiliki nilai produktivitas sebesar 14,46 batang/menit
atau 152 ikat dalam satu hari kerja. Jika dibandingkan dengan sebelum
dilakukan perbaikan, maka terdapat kenaikan sebesar 54 ikat batang tebu.
Untuk tenaga tebang wanita maka nilai produktivitas juga akan naik

70

menjadi 11,89 batang/menit atau 125 ikat dalam satu hari kerja. Jika
dibandingkan dengan banyaknya ikatan sebelumnya maka terjadi kenaikan
sebesar 64 ikat batang tebu.
Tabel 8. Usulan gerakan tangan kiri dan tangan kanan (Pria)
Tangan kiri
Menganggur

Waktu
(detik)
1,56

Menjangkau batang
tebu

1,03

Mengarahkan sekaligus
memegang tebu untuk
dibersihkan
Meletakkan hasil
tebang

Total

D
RE
G

2,55

P
H

1,03

M
RL

3,92

Menganggur

Waktu
(detik)
1,56

1,03

Menjangkau batang
tebu dengan golok

2,55

Membersihkan trash

4,95

Menganggur
(memegang golok
tebang)

Simbol

10,08

Tangan kanan
Menebang

10,08

Tabel 9. Usulan gerakan tangan kiri dan tangan kanan (Wanita)


Tangan kiri
Menganggur

Waktu
(detik)
1,65

Menjangkau batang
tebu

1,17

Mengarahkan sekaligus
memegang tebu untuk
dibersihkan
Meletakkan hasil
tebang

Total

D
RE
G

3,22

P
H

1,06

M
RL

4,28

Menganggur

Waktu
(detik)
1,65

1,17

Menjangkau batang
tebu dengan golok

3,22

Membersihkan trash

Simbol

5,34

11,38

Tangan kanan
Menebang

Menganggur
(memegang golok
tebang)

11,38

Selain itu, perbaikan juga diusulkan pada postur tubuh. Perbaikan


dilakukan

berdasarkan

pernyataan

dari

Niebel

(1999)

dengan

mengusahakan bahwa harus dikurangi postur membungkuk, sudut bahu


diusahakan antara 17o 55o dan sudut siku diusahakan antara 98o 146o

71

Sumber: Niebel (1999)

Gambar 34. Postur tubuh manusia pada posisi relaksasi


Penambahan

tingkat

produktivitas

haruslah

tetap

dengan

pengendalian kualitas dari keluaran yang dihasilkan. Hal ini penting untuk
dicermati karena dalam beberapa operasi kerja tertentu yang menggunakan
kecepatan tinggi sesungguhnya akan menghasilkan kesalahan-kesalahan
pada

produk yang dihasilkan. Hal ini akan terjadi jika tidak

mempertimbangkan keterbatasan-keterbatasan manusia sebagai tenaga


kerja. Untuk itu disarankan untuk dilakukan penelitian lanjutan mengenai
perbaikan metode kerja yang telah dilakukan. Penelitian tersebut
sebaiknya dilakukan dengan menerapkan kaidah-kaidah ergonomi agar
benar-benar didapatkan metode kerja yang cocok dengan para operator.

72

V. KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan

1. Proses pemanenan tebu terdiri dari 6 segmen gerakan, yaitu menjangkau,


menebang,

menarik,

membersihkan

trash,

mengarahkan

dan

menganggur.
2. Tenaga tebang wanita memiliki waktu siklus rata-rata sebesar 10,01 detik
dengan uraian waktu menjangkau (1,02 detik), menebang (1,18 detik),
menarik (2,30 detik), membersihkan trash (2,17 detik), mengarahkan
(0,93 detik) dan menganggur (2,41 detik). Sedangkan untuk tenaga
tebang pria memiliki waktu siklus rata-rata sebesar 10,10 detik dengan
uraian waktu menjangkau (0,94 detik), menebang (1,15 detik), menarik
(2,19 detik), membersihkan trash (1,80 detik), mengarahkan (0,90 detik)
dan menganggur (3,28 detik).
3. Berdasarkan pengamatan rekaman proses tebang, didapatkan bahwa
tenaga tebang wanita memiliki angka produktivitas sebesar 7,26
batang/menit atau 76 ikat/ hari kerja, dan meningkat menjadi 10,54
batang /menit atau 110 ikat setelah dilakukan perbaikan kerja. Sedangkan
tenaga tebang pria memiliki angka produktivitas sebesar 8,37
batang/menit atau 88 ikat/ hari kerja dan meningkat menjadi 11,90
batang/menit atau 125 ikat setelah perbaikan kerja.
4. Dari keenam segmen gerakan pemanenan tebu, hanya gerakan
membersihkan trash yang dipengaruhi oleh faktor gender.
5. Waktu baku proses pemanenan bagi tenaga tebang wanita adalah sebesar
14,88 detik,sedangkan bagi tenaga tebang pria adalah sebesar 14,49 detik.
6. Berdasarkan perhitungan, didapatkan bahwa pada tenaga tebang wanita,
otot bahu kanan memiliki karakteristik miografi dengan rentang kerja
otot 12,679 N 69,343 N. Sedangkan untuk tenaga tebang pria
didapatkan karakteristik miografi dengan rentang kerja otot sebesar 0,515
N 42,761 N. Sedangkan untuk bahu kiri pada tenaga tebang wanita
memiliki karakteristik miografi dengan rentang kerja otot sebesar 18,222
N 25,573 N dan untuk tenaga tebang

pria, otot bahu memiliki

73

karakteristik miografi dengan rentang kerja otot sebesar 23,078 N


42,761 N.
7. Pada gerakan membersihkan, dari hasil perhitungan pada bahu kanan
didapatkan bahwa tenaga tebang pria memiliki karakteristik miografi
dengan rentang kerja otot sebesar 144,66 N 148,84 N, sedangkan untuk
tenaga tebang wanita memiliki karakteristik miografi dengan rentang
kerja otot sebesar 106,41 118,98 N. Sedangkan untuk bahu kiri tenaga
tebang pria memiliki karakteristik miografi dengan rentang kerja otot
sebesar 138,08 N 153,58 N, sedangkan tenaga tebang wanita memiliki
karakteristik miografi dengan rentang kerja otot sebesar 126,60 N
137,48 N.
8. Pekerjaan pada pemanenan ini dapat dimasukkan dalam klasifikasi highly
repetitive task. Hal ini biasanya diikuti oleh gejala-gejala dari peradangan
dan rasa sakit yang tergabung menjadi satu yang disebut repetitivemotion disorders. Selain itu hal inilah yang kemungkinan besar juga
menyebabkan terjadinya muscular fatigue pada otot tenaga tebang.

B. Saran

Perbaikan kerja dilakukan dengan analisis peta tangan kiri dan tangan
kanan. Gerakan-gerakan yang dianggap tidak efektif dikurangi, tetapi tetap
dengan mempertimbangkan faktor ergonomi dan ekonomi gerakan.
Perbaikan dilakukan dengan mengurangi waktu delay, hold dan position,
sekaligus menggabungkan gerakan yang memiliki kemungkinan untuk
dilakukan secara bersamaan. Berdasarkan analisis peta kerja yang telah
dibuat, maka diusulkan alur gerakan kerja seperti yang tercantum dalam
Tabel 8 dan Tabel 9.
Selain itu, juga disarankan untuk dilakukan penelitian lanjutan
mengenai perbaikan metode kerja yang telah dilakukan. Penelitian tersebut
sebaiknya dilakukan dengan menerapkan kaidah-kaidah ergonomi agar
benar-benar didapatkan metode kerja yang cocok dengan para operator

74

DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, D. 2005. Skripsi. Penentuan Waktu Standar Kerja dan Analisis
Keseimbangan Lini Produksi pada Industri Pengolahan Udang Beku.
Departemen Teknologi Industri Pertanian, IPB, Bogor.
Anggraini, D. 2006. Skripsi. Studi Gerak dan Waktu pada Proses Sortasi Udang di
PT. Kelola Mina Laut Gresik, Jawa Timur. Departemen Teknik Pertanian,
IPB, Bogor.
Anonim. 2008. Ergonomic Guidline for Manual Material
www.cdc.gov/niosh/docs/97-141., 26 Agustus 2008

Handling.

Anonin. 2008. Shoulder Musculoskeletal Disorders: Evidence for WorkRelatedness . www.cdc.gov/niosh/doc., 26 Agustus 2008
Anonim. 2008. Penelitian Strategis Adaptif untuk Kebijakan Pembangunan.
www.unila.ac.id., 02 Mei 2008
Arifin. 2008. Biomekanika.. www.geocities.com/arifin_sendai/teaching.html., 26
Agustus 2008
Easmant Co. 1986. Ergonomics Design for People At Work. Van Nostrand
Reinhold Co., New York.
Grandjean, E. 1993. Fitting The Task to the Man 4th Edition. Taylor & Francis
Inc., London.
Hartanto, D. 2000. Skripsi. Pengembangan Model Biomekanika Statis Tiga
Dimensi dan Model Biomekanika Dinamik Tiga Dimensi serta Studi
Penggunaan dalam Pekerjaan Pengangkutan/Penurunan Material Secara
Manual. Jurusan Teknik Industri, ITB, Bandung.
Irawan,L.C. 2008. Skripsi. Analisis Beban Kerja pada Kegiatan Tebang dan Muat
Tebu Secara Manual di PG. Bungamayang. Departemen Teknik Pertanian,
IPB, Bogor.
Kroemer, K.H.E., H.B. Kroemer, K.E. Kroemer-Elbert. 2001. Ergonomics: How
to Design for Ease and Efficiency. Prentice-Hall, Inc., New Jersey.
Meriam, J.L. dan Kraige, L.G. 2004. Engineering Mechanics Statics 5th Edition.
John Wiley & Sons, Inc., New York.
Meyers, F.E. 1992. Motion & Time Study: Improving Work Methods &
Management. Prentice-Hall, Inc., New Jersey.

75

Mundel, M. E., David L. Danner. 1994. Motion and Time Study Improving
Productivity. Prentice-Hall International, Inc, New Jersey.
Niebel, B.W., Andris F. 1999. Methods, Standardrs, and Work Design. McGrawHill Book Co., Singapore.
Niebel B. W. 1988. Motion and Time Study. Irwin. Homewood, Illionis.
Notojoewono. 1967. Berkebun Tebu Lengkap. Yogyakarta.
Nurmianto, E. 2004. Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Prima Printing,
Surabaya.
Oborne, D.J.-. Ergonomics at Work 2ND Etition. John Wiley & Sons, Inc., New
York.
Phillips, C.A. 2000. Human Factors Engineering. John Wiley & Sons, Inc., New
York.
Pramudya, B. 1989. Disertasi. Permodelan Sistem pada Perencanaan Mekanisasi
dalam Kegiatan Pemanenan Tebu untuk Industri Gula. Fakultas Pasca
Sarjana, IPB, Bogor.
Prawira, S. Y. 1998. Skripsi. Studi Gerak dan Waktu Pembuatan Kerupuk Putih
dan Kerpuk Merah di Perusahaan Doa Ibu, Dramaga. Departemen Teknik
Pertanian, IPB, Bogor.
Rahmawati, G. 1994. Skripsi. Analisis Tebu Tertinggal di Kebun pada Pabrik
Gula Subang, Jawa Barat. Departemen Teknik Pertanian, IPB, Bogor.
Santoso, G. 2004. Ergonomi, Manusia, Peralatan dan Lingkungan. Prestasi
Pustaka, Jakarta.
Sutalaksana I. Z., Ruhana A., Jann H. T. 2004. Teknik Tata Cara Kerja.
Departemen Teknik Industri, ITB, Bandung.
(a) Wignjosoebroto, S. 2003. Ergonomi Studi Gerak dan Waktu: Teknik Analisis
untuk Peningkatan Produktivitas Kerja. Guna Widya, Surabaya.
(b) Wignjosoebroto, S. 2006. Pengantar Teknik & Manajemen Industri. Guna
Widya, Surabaya.
Woodson, W. E. 1992. Human Factors Design Handbook. Mc-Graw-Hill, Inc,
USA.

76

Lampiran 1. Form pengamatan elemen kerja

LEMBARAN PENGAMATAN elemen


kerja

dari
Tanggal :
Jam
s/d
Lama pengamatan :
menit
Nama pengukur :

Pekerjaan :
No sampel :
Nama Operator :
Nama Bagian Kerja :
Nama mandor :

hal

jam

10

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18

77

Lampiran 2. Form anthropometri


Nama :
No. Sampel :
No.
BAGIAN YANG DIUKUR
PANJANG (cm)
1. Tinggi badan pada posisi berdiri
2. Jangkauan ke atas (tangan tergenggam) dalam posisi
berdiri
3. Panjang bahu sampai siku
4. Panjang bahu sampai tangan dalam keadaan
tergenggam
5. Panjang siku sampai tangan dalam keadaan
tergenggam
6. Panjang pantat sampai lutut dalam posisi berdiri
7. Tinggi lutut dalam posisi berdiri
8. Panjang tengkuk sampai pinggang
9. Tinggi pantat dalam posisi berdiri

78

Lampiran 3. Form kuesioner Nordic Body Map dan Westinghouse

79

80

No.

Nama

No.
Sampel

o
()

Jmax
(m)

WD
(kg)

(m)

Lampiran 4. Form pengukuran biomekanik pada siku dan lengan bawah

(m)

(kg)

(N)

FT

(N)

FB

(N)

Ry

No.

Nama

No.
Sampel

()

()

()

Lampiran 5. Form pengukuran biomekanik pada bahu

W
(kg)

H
(m)

81

WL
(kg)

Rx
(N)

Ry
(N)

Fm
(N)

82

No.

Nama

No.
Sampel

()

WL
(kg)
o

()

Lampiran 6. Form pengukuran biomekanik pada lumbar

W
(kg)

H
(m)

Ra
(kg)

Rx
(N)

Ry
(N)

Fe
(N)

Lampiran 7. Contoh perhitungan waktu siklus elemen gerak menjangkau


Nama
No. Sampel
N
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43

: Slamet
: Co4
Waktu gerakan (xj)
(detik)
1,20
0,84
0,77
1,20
1,20
0,93
0,73
1,20
0,87
0,77
0,80
0,87
0,67
0,77
0,85
0,70
0,83
0,73
0,87
0,77
0,84
0,77
1,20
0,83
1,20
0,84
0,70
1,12
1,20
0,97
1,20
0,73
0,63
1,20
0,87
1,20
0,77
0,87
1,13
0,83
0,77
1,20
0,85

Pekerjaan
: Tebang
Elemen gerak : Menjangkau
xj2
1,44
0,71
0,59
1,44
1,44
0,86
0,53
1,44
0,76
0,59
0,64
0,76
0,45
0,59
0,72
0,49
0,69
0,53
0,76
0,59
0,71
0,59
1,44
0,69
1,44
0,71
0,49
1,25
1,44
0,94
1,44
0,53
0,40
1,44
0,76
1,44
0,59
0,76
1,28
0,69
0,59
1,44
0,72

1,00

1,02

0,83

0,75

0,80

0,91

0,97

1,03

0,98

0,90

(xj-xrata)2
0,084
0,005
0,020
0,084
0,084
0,000
0,032
0,084
0,002
0,020
0,012
0,002
0,058
0,020
0,004
0,044
0,006
0,032
0,002
0,020
0,005
0,020
0,084
0,006
0,084
0,005
0,044
0,044
0,084
0,004
0,084
0,032
0,078
0,084
0,002
0,084
0,020
0,002
0,048
0,006
0,020
0,084
0,004

83

Lampiran 7. (lanjutan)
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
jumlah
rataan

1,12
0,67
1,20
0,73
0,67
0,87
1,20
1,20
0,80
0,68
1,20
0,70
1,03
0,87
0,67
1,00
0,67
0,87
0,83
0,67
0,83
0,73
0,93
1,14
0,87
1,14
1,20
1,13
0,75
65,86

1,25
0,45
1,44
0,53
0,45
0,76
1,44
1,44
0,64
0,46
1,44
0,49
1,06
0,76
0,45
1,00
0,45
0,76
0,69
0,45
0,69
0,53
0,86
1,30
0,76
1,30
1,44
1,28
0,56
62,93

0,99

0,82

1,02

0,90

0,80

0,80

0,92

1,06

0,044
0,058
0,084
0,032
0,058
0,002
0,084
0,084
0,012
0,053
0,084
0,044
0,014
0,002
0,058
0,008
0,058
0,002
0,006
0,058
0,006
0,032
0,000
0,053
0,002
0,053
0,084
0,048
0,026
2,690

0,91

x rata
n
stdv waktu siklus
stdv subgrup
BKA
BKB
N
N'
N > N
Seragam

0,91
18
0,40
0,09
1,20
0,63
72
71,40

84

Lampiran 8. Contoh perhitungan waktu siklus elemen gerak menebang


Nama
No. Sampel
N
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43

: Slamet
: Co4
Waktu gerakan (xj)
(detik)
1,23
0,87
0,96
1,33
1,47
1,27
1,37
1,47
0,97
0,97
1,07
1,43
0,96
1,00
0,87
0,90
0,97
0,97
1,41
0,87
1,47
0,96
1,07
1,43
1,30
1,37
1,43
1,37
1,45
1,50
1,41
1,23
1,43
1,07
1,37
0,88
1,23
1,33
0,98
1,27
0,87
0,87
1,45

Pekerjaan
: Tebang
Elemen gerak : Menebang
xj2
1,51
0,76
0,92
1,77
2,16
1,61
1,88
2,16
0,94
0,94
1,14
2,04
0,92
1,00
0,76
0,81
0,94
0,94
1,99
0,76
2,16
0,92
1,14
2,04
1,69
1,88
2,04
1,88
2,10
2,25
1,99
1,51
2,04
1,14
1,88
0,77
1,51
1,77
0,96
1,61
0,76
0,76
2,10

1,10

1,40

1,11

0,93

1,06

1,23

1,37

1,40

1,19

1,20

(xj-xrata)2
0,006
0,078
0,036
0,032
0,102
0,014
0,048
0,102
0,032
0,032
0,006
0,078
0,036
0,023
0,078
0,062
0,032
0,032
0,068
0,078
0,102
0,036
0,006
0,078
0,023
0,048
0,078
0,048
0,090
0,123
0,068
0,006
0,078
0,006
0,048
0,073
0,006
0,032
0,029
0,014
0,078
0,078
0,090

85

Lampiran 8. (lanjutan)
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
jumlah
rataan

1,33
0,87
1,13
0,87
0,95
1,23
0,87
1,27
1,43
0,97
1,47
0,86
1,37
1,38
1,37
0,90
0,89
0,87
0,87
1,27
1,37
0,98
0,89
0,85
0,97
78,33

1,77
0,76
1,28
0,76
0,90
1,51
0,76
1,61
2,04
0,94
2,16
0,74
1,88
1,90
1,88
0,81
0,79
0,76
0,76
1,61
1,88
0,96
0,79
0,72
0,94
93,80

1,13

0,032
0,078
0,000
0,078
0,040
0,006
0,078
0,014
0,078
0,032
0,102
0,084
0,048
0,053
0,048
0,062
0,068
0,078
0,078
0,014
0,048
0,029
0,068
0,090
0,032
3,568

0,96

1,20

1,17

1,14

1,10

0,92
1,15

x rata
n
stdv waktu siklus
stdv subgrup
BKA
BKB
N
N'
N > N
Seragam

1,15
17
0,47
0,11
1,50
0,81
68
63,26

86

Lampiran 9. Contoh perhitungan waktu siklus elemen gerak menarik


Nama
No. Sampel
N
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43

: Slamet
: Co4
Waktu gerakan (xj)
(detik)
1,43
1,47
1,43
1,53
2,20
1,63
2,43
2,44
1,43
1,43
2,40
1,67
2,17
2,44
1,50
1,57
1,47
1,53
2,43
1,43
1,40
1,43
1,93
2,39
2,44
1,77
2,07
1,80
1,77
1,77
1,40
2,37
2,00
2,27
2,37
1,77
1,83
1,40
2,44
1,43
2,44
2,33
1,78

Pekerjaan
: Tebang
Elemen gerak : Menarik
xj2
2,04
2,16
2,04
2,34
4,84
2,66
5,90
5,95
2,04
2,04
5,76
2,79
4,71
5,95
2,25
2,46
2,16
2,34
5,90
2,04
1,96
2,04
3,72
5,71
5,95
3,13
4,28
3,24
3,13
3,13
1,96
5,62
4,00
5,15
5,62
3,13
3,35
1,96
5,95
2,04
5,95
5,43
3,17

1,47

2,18

1,73

1,92

1,72

1,79

2,02

1,83

2,10

1,78

(xj-xrata)2
0,194
0,160
0,194
0,116
0,109
0,058
0,314
0,325
0,194
0,194
0,281
0,040
0,090
0,325
0,137
0,090
0,160
0,116
0,314
0,194
0,221
0,194
0,004
0,270
0,325
0,010
0,040
0,005
0,010
0,010
0,221
0,250
0,017
0,160
0,250
0,010
0,002
0,221
0,325
0,194
0,325
0,212
0,008

87

Lampiran 9. (lanjutan)
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
jumlah
rataan

1,47
1,43
1,80
1,53
1,77
2,23
2,27
1,60
1,43
1,40
2,20
1,63
2,25
1,67
2,44
1,57
1,47
1,42
1,77
1,57
2,44
2,37
1,84
1,70
2,00
1,43
2,40
2,27
2,47
134,47

2,16
2,04
3,24
2,34
3,13
4,97
5,15
2,56
2,04
1,96
4,84
2,66
5,06
2,79
5,95
2,46
2,16
2,02
3,13
2,46
5,95
5,62
3,39
2,89
4,00
2,04
5,76
5,15
6,10
262,13

2,01

1,63

1,88

1,87

1,79

1,80

1,98

2,14

0,160
0,194
0,005
0,116
0,010
0,130
0,160
0,073
0,194
0,221
0,109
0,058
0,144
0,040
0,325
0,090
0,160
0,203
0,010
0,090
0,325
0,250
0,001
0,029
0,017
0,194
0,281
0,160
0,360
10,988

1,87

x rata
n
stdv waktu siklus
stdv subgrup
BKA
BKB
N
N'
N > N'
Seragam

1,87
18
0,80
0,19
2,44
1,30
72
70,00

88

Lampiran 10. Contoh perhitungan waktu siklus elemen gerak membersihkan trash
Nama
No. Sampel
N
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43

: Slamet
: Co4
Waktu gerakan (xj)
(detik)
1,43
1,77
2,23
1,33
1,90
2,23
1,97
1,24
2,28
1,33
2,23
2,00
1,23
1,53
2,23
2,23
1,67
1,53
2,24
1,40
1,47
2,23
1,60
1,70
1,63
1,57
1,47
1,59
1,63
2,21
1,43
2,19
2,24
1,33
2,20
2,23
1,60
2,00
1,60
1,67
2,23
2,07
1,30

Pekerjaan
: Tebang
Elemen gerak : Membersihkan trash
xj2
2,04
3,13
4,97
1,77
3,61
4,97
3,88
1,54
5,20
1,77
4,97
4,00
1,51
2,34
4,97
4,97
2,79
2,34
5,02
1,96
2,16
4,97
2,56
2,89
2,66
2,46
2,16
2,53
2,66
4,88
2,04
4,80
5,02
1,77
4,84
4,97
2,56
4,00
2,56
2,79
4,97
4,28
1,69

1,69

1,84

1,96

1,81

1,71

1,75

1,57

1,87

2,00

1,72

(xj-xrata)2
0,116
0,000
0,212
0,194
0,017
0,212
0,040
0,281
0,260
0,194
0,212
0,053
0,292
0,058
0,212
0,212
0,010
0,058
0,221
0,137
0,090
0,212
0,029
0,005
0,020
0,040
0,090
0,032
0,020
0,194
0,116
0,176
0,221
0,194
0,185
0,212
0,029
0,053
0,029
0,010
0,212
0,090
0,221

89

Lampiran 10. (lanjutan)


44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
jumlah
rataan

1,40
1,79
2,21
1,37
1,70
2,03
1,40
1,37
1,51
1,40
2,03
1,57
2,23
2,23
2,23
1,73
1,77
1,37
1,30
1,23
1,97
113,03

1,96
3,20
4,88
1,88
2,89
4,12
1,96
1,88
2,28
1,96
4,12
2,46
4,97
4,97
4,97
2,99
3,13
1,88
1,69
1,51
3,88
207,60

1,75

1,77

1,58

1,81

1,99

1,47

0,137
0,000
0,194
0,160
0,005
0,068
0,137
0,160
0,068
0,137
0,068
0,040
0,212
0,212
0,212
0,002
0,000
0,160
0,221
0,292
0,040
7,984

1,77

x rata
n
stdv waktu siklus
stdv subgrup
BKA
BKB
N
N'
N > N'
Seragam

1,77
18
0,69
0,16
2,25
1,28
64
63,99

90

Lampiran 11. Contoh perhitungan waktu siklus elemen gerak mengarahkan


Nama
No. Sampel
N
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43

: Slamet
: Co4

Waktu gerakan (xj)


(detik)
0,83
0,97
1,37
0,83
1,13
1,07
0,97
1,17
1,37
0,93
1,33
0,96
0,87
1,37
1,32
0,80
0,87
0,87
0,93
1,31
0,83
1,38
1,37
0,97
1,33
0,97
0,83
1,36
1,38
1,40
1,39
1,37
0,86
1,33
1,33
1,37
0,87
1,07
1,37
1,33
1,32
0,93
1,40

Pekerjaan
: Tebang
Elemen gerak : Mengarahkan
xj2
0,69
0,94
1,88
0,69
1,28
1,14
0,94
1,37
1,88
0,86
1,77
0,92
0,76
1,88
1,74
0,64
0,76
0,76
0,86
1,72
0,69
1,90
1,88
0,94
1,77
0,94
0,69
1,85
1,90
1,96
1,93
1,88
0,74
1,77
1,77
1,88
0,76
1,14
1,88
1,77
1,74
0,86
1,96

1,00

1,09

1,15

1,09

1,00

1,14

1,12

1,39

1,22

1,16

(xj-xrata)2
0,063
0,012
0,084
0,063
0,002
0,000
0,012
0,008
0,084
0,023
0,063
0,014
0,044
0,084
0,058
0,078
0,044
0,044
0,023
0,053
0,063
0,090
0,084
0,012
0,063
0,012
0,063
0,078
0,090
0,102
0,096
0,084
0,048
0,063
0,063
0,084
0,044
0,000
0,084
0,063
0,058
0,023
0,102

91

Lampiran 11. (lanjutan)


44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
jumlah
rataan

0,83
0,96
0,90
0,96
0,93
1,33
1,31
0,83
0,93
1,33
0,84
0,97
0,97
1,33
1,40
0,86
0,87
0,97
0,87
0,97
0,87
1,25
0,93
0,87
0,90
0,83
0,96
0,93
0,86
77,79

0,69
0,92
0,81
0,92
0,86
1,77
1,72
0,69
0,86
1,77
0,71
0,94
0,94
1,77
1,96
0,74
0,76
0,94
0,76
0,94
0,76
1,56
0,86
0,76
0,81
0,69
0,92
0,86
0,74
87,50

1,12

0,94

1,10

1,03

1,12

0,92

0,99

0,90

0,063
0,014
0,032
0,014
0,023
0,063
0,053
0,063
0,023
0,063
0,058
0,012
0,012
0,063
0,102
0,048
0,044
0,012
0,044
0,012
0,044
0,029
0,023
0,044
0,032
0,063
0,014
0,023
0,048
3,459

1,08

x rata
n
stdv waktu siklus
stdv subgrup
BKA
BKB
N
N'
N > N'
Seragam

1,08
18
0,45
0,11
1,40
0,76
72
65,86

92

Lampiran 12. Contoh perhitungan waktu siklus elemen gerak menganggur


Nama
No. Sampel
N
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43

: Slamet
: Co4

Waktu gerakan (xj)


(detik)
2,60
2,94
3,86
3,67
2,85
3,78
3,28
2,47
2,82
2,50
3,56
2,63
2,77
3,74
3,00
2,99
3,14
2,97
2,82
2,87
3,20
2,86
2,90
2,71
2,50
3,83
3,23
3,26
4,16
3,90
3,00
4,16
3,70
4,10
4,04
3,34
4,19
2,44
3,93
2,77
3,60
2,96
3,79

Pekerjaan
: Tebang
Elemen gerak : Menganggur
xj2
6,76
8,64
14,90
13,47
8,12
14,29
10,76
6,10
7,95
6,25
12,67
6,92
7,67
13,99
9,00
8,94
9,86
8,82
7,95
8,24
10,24
8,18
8,41
7,34
6,25
14,67
10,43
10,63
17,31
15,21
9,00
17,31
13,69
16,81
16,32
11,16
17,56
5,95
15,44
7,67
12,96
8,76
14,36

3,27

3,10

2,88

3,13

2,95

2,92

3,21

3,81

3,80

3,33

(xj-xrata)2
0,384
0,078
0,410
0,203
0,137
0,314
0,004
0,563
0,160
0,518
0,116
0,348
0,203
0,270
0,048
0,053
0,006
0,063
0,160
0,123
0,000
0,130
0,102
0,260
0,518
0,372
0,000
0,002
0,884
0,462
0,048
0,884
0,230
0,774
0,672
0,014
0,941
0,608
0,504
0,203
0,144
0,068
0,325

93

Lampiran 12. (lanjutan)


44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
jumlah
rataan

2,84
3,82
2,85
2,86
3,24
3,14
2,97
3,45
2,97
3,24
2,54
3,85
3,90
3,40
2,67
2,57
3,71
3,50
3,50
2,43
3,14
4,00
3,00
3,40
2,53
3,67
3,70
2,60
2,50
231,82

8,07
14,59
8,12
8,18
10,50
9,86
8,82
11,90
8,82
10,50
6,45
14,82
15,21
11,56
7,13
6,60
13,76
12,25
12,25
5,90
9,86
16,00
9,00
11,56
6,40
13,47
13,69
6,76
6,25
765,27

3,30

3,19

3,13

3,38

3,09

3,14

3,23

3,12

0,144
0,360
0,137
0,130
0,000
0,006
0,063
0,053
0,063
0,000
0,462
0,397
0,462
0,032
0,303
0,423
0,240
0,078
0,078
0,624
0,006
0,608
0,048
0,032
0,476
0,203
0,230
0,384
0,518
18,870

3,22
x rata
n
stdv waktu siklus
stdv subgrup
BKA
BKB
N
N'
N > N'
Seragam

3,22
18
1,05
0,25
3,96
2,47
72
40,45

94

95

Nama

Mina
Nunung
Titi
Samirah
Sumarsih

No.

1.
2.
3.
4.
5.

Ce7
Ce8
Ce4
Ce1
Ce5
Rataan

No.
Sampel

1
2
3
5
24

(tahun)

(tahun)
21
25
26
30
45

Lama
kerja

Umur

1,25
0,93
1
0,78
1,16
1,02

1,29
1,06
1,05
1,01
1,5
1,18

Menjangka Menebang
u

1,56
2,5
2,41
2,63
2,3

1,11
2,64
2,35
2,37
2,17

0,76
1,17
0,87
0,93
0,93

11,25

10,01

2,66

8,95

1,53

2,41

7,16
11,59

3,23

11,11

Waktu
siklus
tebang
(detik)

1,74

Menarik Membersih Mengarahk Menganggu


kan
an
r
2,87
2,39
2,38
0,93

Lama waktu elemen gerak (detik)

Lampiran 13. Tabel waktu siklus( Ws) elemen-elemen gerak pada proses tebang oleh operator wanita

96

Nama

Slamet
Tukidi
Mulyono
Sumarya
Karta

No.

1.
2.
3.
4.
5.

Co4
Co5
Co3
Co7
Co8
Rataan

Lama
kerja

33
36
40
42
44

15
25
24
24
1

(tahun) (tahun)

No. Umur
Sampel

0,91
0,90
1,10
1,05
0,76
0,94

1,15
1,09
1,37
1,06
1,09
1,15

1,87
1,97
2,47
2,22
1,57
2,19

1,77
1,27
2,27
2,05
1,66
1,80

1,08
0,63
0,95
0,93
0,90
0,90

10,00
8,85
13,01
10,60
8,02

10,10

2,99
4,85
3,29
2,04

3,28

Waktu
siklus
tebang
(detik)

3,22

Menjangkau Menebang Menarik Membersihkan Mengarahkan Menganggur

Lama waktu elemen gerak (detik)

Lampiran 14. Tabel waktu siklus( Ws) elemen-elemen gerak pada proses tebang oleh operator pria

Lampiran 15. Faktor penyesuaian menurut Westinghouse


FAKTOR
KELAS
LAMBANG PENYESUAIN
A1
+ 0.15
Superskill
A2
+ 0.13
B1
+ 0.11
Excellent
B2
+ 0.08
C1
+ 0.06
Good
KETRAMPILAN
C2
+ 0.03
Average
D
0.00
E1
- 0.05
Fair
E2
- 0.10
F1
- 0.16
Poor
F2
- 0.22
A1
+ 0.13
Superskill
A2
+ 0.12
B1
+ 0.10
Excellent
B2
+ 0.08
C1
+ 0.05
Good
USAHA
C2
+ 0.02
Average
D
0.00
E1
- 0.04
Fair
E2
- 0.08
F1
- 0.12
Poor
F2
- 0.17
Ideal
A
+ 0.06
Excellently
B
+ 0.04
Good
C
+ 0.02
KONDISI KERJA
Average
D
0.00
Fair
E
- 0.03
Poor
F
- 0.07
Perfect
A
+ 0.04
Excellently
B
+ 0.03
Good
C
+ 0.01
KONSISTENSI
Average
D
0.00
Fair
E
- 0.02
Poor
F
- 0.04
P (faktor penyesuaian) = 1 jumlah penyesuaian
Sumber : Iftikar, 2004

97

Lampiran 15. (lanjutan)

98

99

Memanggul karung berat

Membungkuk

4.

5.

Pandangan yang terputus-putus

Pandangan yang hampir terus

Pandangan terus menerus dengan


fokus berubah-ubah

2.

3.

D. KELELAHAN MATA*

Memeriksa cacat-cacat pada kain

Pekerjaan-pekerjaan yang teliti

Membaca alat ukur

Bekerja di lorong pertambangan yang sempit

Pada anggota-anggota badan terbatas Bekerja dengan tangan di atas kepala

Seluruh anggota badan

Ayunan bebas dari palu


Ayunan terbatas dari palu
Membawa beban berat dengan satu tangan

Badan dibungkukkan bertumpu pada kedua kaki

Pada bagian sisi, belakang atau depan badan

Satu kaki mengerjakan alat kontrol

Di atas 50 kg

27.00 50.00 kg

5.

1.

kg

kg

18.00 27.00 kg

9.00 18.00

2.25 9.00

4.

C. GERAKAN KERJA
1. Normal
2. Agak terbatas
3. Sulit

Berdiri di atas satu kaki

Berbaring

3.

Badan tegak, ditumpu dua kaki

7.

Memanggul beban

Mengayun palu berat

Bekerja duduk, ringan

Luar biasa berat

6.

Berdiri di atas dua kaki

Sangat berat

5.

Mencangkul

Menyekop, ringan

2.

Berat

4.

B. SIKAP KERJA
1. Duduk

Ringan

Sedang

3.

Bekerja di meja, berdiri

kg

Sangat ringan

2.

0.00 2.25

Tanpa beban

Dapat diabaikan

1.

Bekerja di meja duduk

Ekuivalen beban

CONTOH PEKERJAAN

A. TENAGA YANG DIKELUARKAN

FAKTOR

Lampiran 16. Besarnya kelonggaran berdasarkan faktor-faktor yang berpengaruh

0.0 1.0

10 15

5 10

0
05
05

4.0 10.0

2.5 4.0

2.5 4.0

1.0 2.5

Pencahayaan baik

30.0 50.0

19.0 30.0

12.0 19.0

7.5 12.0

6.0 7.5

0.0 6.0

Pria

buruk

16.0 30.0

7.5 16.0

6.0 7.5

0.0 6.0

Wanita

KELONGGARAN (%)

100

0
0-5

5 10

6. Terasa adanya getaran lantai

5 15

05
05

4. Sangat bising
5. Jika faktor-faktor yang berpengaruh dapat menurunkan kualitas

7. Keadaan-keadaan yang luar biasa (bunyi, kebersihan dll.)

01
13

3. Siklus kerja berulang-ulang antara 0 5detik

12 5
80
08
8 100
Di atas 100

Di atas 12

8
Berlebihan

2. Siklus kerja berulang-ulang antara 5 10 detik

10 0
50
05
5 40
Di atas 40

4
Kelemahan
normal
Diatas 10

KELONGGARAN (%)

4. Buruk
G. KEADAAN LINGKUNGAN YANG BAIK
1. Bersih, sehat, cerah dengan kebisingan rendah

F. KEADAAN ATMOSFER***
1. Baik
2. Cukup
3. Kurang baik

Ruangan yang berventilasi baik; udara segar


Ventilasi kurang baik, ada bau-bauan (tidak berbahaya)
Ada debu beracun atau tidak beracun tetapi banyak
Ada bau berbahaya yang mengharuskan menggunakan alatalat pernapasan

0 13
13 22
22 28
28 38
Di atas 38

2.
3.
4.
5.
6.

Rendah
Sedang
Normal
Tinggi
Sangat tinggi

Di bawah 0

Temperatur (o C)

Pemeriksaan yang sangat teliti

CONTOH PEKERJAAN

E. KEADAAN TEMPERATUR TEMPAT


KERJA **
1. Beku

4. Pandangan terus menerus dengan fokus tetap

FAKTOR

Lampiran 16. (lanjutan)

101

Kontras antar warna hendaknya diperhatikan

Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi bagi wanita = 2 5,0%

Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi bagi pria = 0 2,5%

Catatan pelengkap :

permukaan laut dan keadaan iklim

*** Dipengaruhi juga oleh ketinggian tempat kerja dari

** Tergantung juga pada keadaan ventilasi

Lampiran 16. (lanjutan)

Lampiran 17. Tabel perhitungan waktu baku dengan aturan Westinghouse (Pria)
Penyesuaian
Faktor
Nilai
Ketrampilan
0,03
Usaha
0,02
Kondisi kerja
-0,03
Konsistensi
0,01
jumlah
0,03
p
1,03

10,3

8,85

Ketrampilan
Usaha
Kondisi kerja
Konsistensi
jumlah
p

0,08
0,08
-0,03
0,01
0,14
1,14

10,09

13,01

Ketrampilan
Usaha
Kondisi kerja
Konsistensi
jumlah
p

-0,1
-0,08
-0,03
-0,04
-0,25
0,75

9,76

10,6

Ketrampilan
Usaha
Kondisi kerja
Konsistensi
jumlah
p

0
0
-0,03
0
-0,03
0,97

10,28

8,02

Ketrampilan
Usaha
Kondisi kerja
Konsistensi
jumlah
p

0,11
0,08
-0,03
0,03
0,19
1,19

9,54

No.

Nama

Ws

1.

Slamet

10

2.

3.

4.

5.

Tukidi

Mulyono

Sumarya

Karta

Wn

Kelonggaran
Faktor
Nilai
Tenaga
20
Sikap
4
Gerakan
0
Mata
0
Suhu
8
5
Atmosfer
Lingkungan
1
Pribadi
2
Tak terhindarkan
5
jumlah/100
0,45
i
4,64
Tenaga
20
Sikap
4
Gerakan
0
Mata
0
Suhu
8
5
Atmosfer
Lingkungan
1
Pribadi
2
Tak terhindarkan
5
jumlah/100
0,45
i
4,54
Tenaga
20
Sikap
4
Gerakan
0
Mata
0
Suhu
8
Atmosfer
5
Lingkungan
1
Pribadi
2
Tak terhindarkan
5
jumlah/100
0,45
i
4,39
Tenaga
20
Sikap
4
Gerakan
0
Mata
0
Suhu
8
Atmosfer
5
Lingkungan
1
Pribadi
2
Tak terhindarkan
5
jumlah/100
0,45
i
4,63
Tenaga
20
Sikap
4
Gerakan
0
Mata
0
Suhu
8
5
Atmosfer
Lingkungan
1
Pribadi
2
Tak terhindarkan
5
jumlah/100
0,45
i
4,29

jumlah
n
rata-rata

Wb

14,94

14,63

14,15

14,91

13,84

72,47
5
14,49

102

Lampiran 18. Tabel perhitungan waktu baku dengan aturan Westinghouse


(Wanita)

11,11

Penyesuaian
Faktor
Nilai
Ketrampilan
-0,05
Usaha
-0,04
Kondisi kerja
-0,03
Konsistensi
-0,02
jumlah
-0,14
p
0,86

9,55

7,16

Ketrampilan
Usaha
Kondisi kerja
Konsistensi
jumlah
p

0,11
0,1
-0,03
0,03
0,21
1,21

8,66

11,59

Ketrampilan
Usaha
Kondisi kerja
Konsistensi
jumlah
p

-0,05
-0,04
-0,03
-0,02
-0,14
0,86

9,97

8,95

Ketrampilan
Usaha
Kondisi kerja
Konsistensi
jumlah
p

0,03
0,02
-0,03
0,01
0,03
1,03

9,22

11,25

Ketrampilan
Usaha
Kondisi kerja
Konsistensi
jumlah
p

-0,05
-0,04
-0,03
-0,02
-0,14
0,86

9,68

No.

Nama

Ws

1.

Mina

2.

3.

4.

5.

Nunung

Titi

Samirah

Sumarsih

Wn

Kelonggaran
Faktor
Nilai
Tenaga
30
Sikap
4
Gerakan
0
Mata
0
Suhu
8
5
Atmosfer
Lingkungan
1
Pribadi
5
Tak terhindarkan
5
jumlah/100
0,58
i
5,54
Tenaga
30
Sikap
4
Gerakan
0
Mata
0
Suhu
8
5
Atmosfer
Lingkungan
1
Pribadi
5
Tak terhindarkan
5
jumlah/100
0,58
i
5,02
Tenaga
30
Sikap
4
Gerakan
0
Mata
0
Suhu
8
Atmosfer
5
Lingkungan
1
Pribadi
5
Tak terhindarkan
5
jumlah/100
0,58
i
5,78
Tenaga
30
Sikap
4
Gerakan
0
Mata
0
Suhu
8
Atmosfer
5
Lingkungan
1
Pribadi
5
Tak terhindarkan
5
jumlah/100
0,58
i
5,35
Tenaga
30
Sikap
4
Gerakan
0
Mata
0
Suhu
8
Atmosfer
5
Lingkungan
1
Pribadi
5
Tak terhindarkan
5
jumlah/100
0,58
i
5,61

jumlah
n
rata-rata

Wb

15,1

13,69

15,75

14,57

15,29

74,4
5
14,88

103

104

Titi

Samirah

Nama Gerakan ke- Kasus ke-

( o)
110
117
90
151
107
87
80
131
95
85
65
78
105
134
126
141
101
143
129
134
108
87
90
129

( o)
45
67
86
111
53
61
82
97
62
118
72
74
68
39
51
90
77
46
100
97
96
54
106
73

( o)
102
107
102
99
85
98
99
87
111
102
87
87
116
100
95
123
120
81
92
111
120
93
88
135

( o)
78
73
78
81
95
82
81
93
69
78
93
93
64
80
85
57
60
99
88
69
60
87
92
45

82,25

80

62

81,5

73,25

77,25

(o)

rata

103,5

126,75

126,5

80,75

101,25

117

rata
(o)

71

79

71,5

83,25

87,75

77,5

(o)

rata

30

30

30

30

30

30

(o)

18,1485

18,1485

18,1485

26,9775

26,9775

26,9775

(N)

(N)

Wl

1,4

1,4

1,4

1,46

1,46

1,46

(m)

(m)

19

11

18,5

6,75

2,25

12,5

(o)

78,75

89

9,5

1,75

14,5

0,25

(o)

11,25

9,5

1,75

14,5

0,25

(o)

24,75

37,75

46

-7,5

25,75

27,25

(o)

-17,703

-1,584

-14,977

-4,119

-33,773

-0,589

(N)

Fm

-16,763

-1,385

-9,526

-2,168

-23,672

-0,296

(N)

Rx

Lampiran19.Tabel perhitungan beban biomekanik pada bahu kiri ketika gerakan memegang untuk menebang (wanita)

12,458

17,381

29,705

30,48

51,066

27,486

(N)

Ry

105

Nunung

Mina

97

93

86

58
110

77
117
83

102

98

98

82

75

124

108

89

105

95

99

121

130

94

100

91

109

87

96

99

85

85

93

70

93
109

70

102

74

92
103

127

53

112

54

111

122

43
70

80

40

120

80

56

88

96

66

71

122

55

65
97

138

55

107

130

38

21

121

58

77

93
119

64

Lampiran 19. (lanjutan)


88

97

78

94

82

82

98

91

75

85

81

59

50

86

80

89

71

93

84

81

95

71

87

77

90,25

94,75

81

51,25

54,5

53,75

84

101

88,75

94,5

116

115,75

87,75

86,5

68,75

81,5

88,25

80,75

30

30

30

30

30

30

22,2687

22,2687

22,2687

18,3447

18,3447

18,3447

1,49

1,49

1,49

1,37

1,37

1,37

2,25

3,5

21,25

8,5

1,75

9,25

87,5

81,75

77,75

30,25

33,75

27

2,5

8,25

12,25

30,25

33,75

27

19,25

11

34,75

59,75

52,75

-4,857

-15,977

-23,625

-46,208

-50,959

-41,642

-4,308

-14,84

-22,5

-40,118

-45,704

-34,924

20,026

16,348

15,066

41,274

40,883

41,024

106

Nama

Gerakan ke- Postur ke-

130
168
114
141
91
156

120
95
94
74
121

124

94

87

116

90

112

124

97

84

114

128

102

151

109

79

117

102

98

91

173

109

105

149

116

100

99

93

119

100

101

93

97

99

100

127

98

121

95

136

87

61

109

61

70

96

147

92

131

105

95

140

84

106

104

110

( o)
111

72

116

66

114

( o)
160

( o)

64

80

81

87

61

80

79

87

66

75

83

81

80

53

82

59

85

44

93

119

71

49

75

69

( o)

96

100

93

85

88

88

(o)

rata

125,5

131,75

128,75

128

124,25

130

(o)

rata

78

76,75

76,25

68,5

85,25

66

(o)

rata

30

30

30

30

30

30

(o)

28,94

28,94

28,94

27,959

27,959

27,959

(N)

(N)

Wl

1,59

1,59

1,59

1,61

1,61

1,61

(m)

(m)

12

13,25

13,75

21,5

4,75

24

(o)

72

66,75

73,25

73,5

87,25

68

(o)

18

23,25

16,75

16,5

2,75

22

(o)

107,5

108,5

112

111,5

121,5

62

(o)

-44,714

-57,118

-41,701

-39,703

-6,707

-52,367

(N)

Fm

Lampiran 20.Tabel perhitungan beban biomekanik pada bahu kiri ketika gerakan memegang untuk menebang (pria)

-43,737

-56,723

-40,591

-38,606

-5,963

-51,858

(N)

Rx

19,643

22,226

19,382

18,69

24,888

20,67

(N)

Ry

107

139
119
126
165
145
124
124
163
127
101
153
154
153
151
124
140
156
168
130
112
177
156
141
114

87
90
90
138
74
83
91
120
53
82
78
95
74
90
87
84
76
87
84
96
89
94
95
82

Lampiran 20. (lanjutan)

102

115

99

55

83

93

103

109

84

104

102

71

93

99

117

99

84

119

127

92

87

105

138

95

78

65

81

125

97

87

77

71

96

76

78

109

87

81

63

81

96

61

53

88

93

75

42

85

90

85,75

83,75

77

92

101,25

147

141,5

142

133,75

139

137,25

87,25

83

89,75

78

74,5

73,75

30

30

30

30

30

30

22,563

22,563

22,563

28,449

28,449

28,449

1,6

1,6

1,6

1,62

1,62

1,62

2,75

0,25

12

15,5

16,25

87,25

87,25

72,5

62,5

2,75

2,75

17,5

27,5

144,25

138,75

58

44,75

121,5

109,75

-5,413

-5,413

-11,792

-2,483

-42,774

-65,681

-4,812

-4,812

-6,931

-1,279

-41,76

-65,619

20,085

20,085

32,103

30,577

19,191

25,584

108

Nama

Gerakan ke- Postur ke-

( o)
99
100
82
122
162
142
133
145
131
129
108
121
130
115
122
126
124
111
168
128
138
107
148
73

( o)
60
65
55
85
68
85
69
105
35
20
30
56
53
50
83
60
60
44
94
68
34
38
79
48

135

88

93

120

111

92

81

120

123

95

100

116

87

87

102

111

87

99

98

85

99

102

107

102

( o)

45

92

87

60

69

88

99

60

57

85

80

64

93

93

78

69

93

81

82

95

81

78

73

78

( o)

49,75

66,5

61,5

35,25

81,75

66,25

(o)

rata

116,5

132,75

123,25

122,25

145,5

100,75

(o)

rata

71

79

71,5

83,25

87,75

77,5

(o)

rata

30

30

30

30

30

30

(o)

18,1485

18,1485

18,1485

26,9775

26,9775

26,9775

(N)

3,92

3,92

3,92

3,92

3,92

3,92

(N)

Wl

1,4

1,4

1,4

1,46

1,46

1,46

(m)

0,49

0,49

0,49

0,52

0,52

0,52

(m)

19

11

18,5

6,75

2,25

12,5

(o)

21,25

12,5

10

48

11,25

(o)

Lampiran 21.Tabel perhitungan beban biomekanik pada bahu kanan ketika gerakan menebang (Wanita)

21,25

12,5

10

80,25

11,25

(o)

47,75

55,25

43,25

61,5

22

(o)

-11,369

-0,051

9,23

-108,54

3,131

4,783

(N)

Fm

-8,866

-0,035

5,933

-106,168

1,84

3,154

(N)

Rx

29,188

22,11

15,002

53,468

28,368

27,305

(N)

Ry

109

1
89
105
107
97
150
134
119
139
101
78
108
67
96
79
159
143
144
84
133
119
153

82
69
103
34
26
24
56
56
56
55
81
59
46
43
58
50
41
44
41

76

75
64

84

82
85

92

41

Lampiran 21. (lanjutan)


92

83

102

86

98

98

82

89

105

95

99

121

130

94

100

91

109

87

96

99

85

109

93

103

88

97

78

94

82

82

98

91

75

85

81

59

50

86

80

89

71

93

84

81

95

71

87

77

44

51,5

62

35

79,5

70,75

122,25

131,25

87,25

123,25

114,75

85,25

87,75

86,5

68,75

81,5

88,25

80,75

30

30

30

30

30

30

22,2687

22,2687

22,2687

18,3447

18,3447

18,3447

4,71

4,71

4,71

3,92

3,92

3,92

1,49

1,49

1,49

1,37

1,37

1,37

0,48

0,48

0,48

0,44

0,44

0,44

2,25

3,5

21,25

8,5

1,75

9,25

43,75

35

6,75

46,5

8,75

10

76

76,25

6,75

79,75

8,75

10

33,5

5,25

-82,993

-67,265

26,561

-74,471

13,469

15,919

-79,678

-60,963

15,892

-72,414

8,43

10,232

50,201

55,405

5,695

39,654

11,765

10,074

110

Nama

Gerakan ke- Postur ke-

( o)
92
91
92
112
121
114
102
120
160
129
120
143
98
92
106
123
133
143
140
129
151
156
161
153

( o)
85
60
38
54
48
78
39
58
43
51
39
44
42
44
74
72
43
66
68
72
34
56
60
50

116

100

99

93

119

100

101

93

114

105

97

99

100

127

98

121

95

136

87

103

109

131

105

111

( o)

64

80

81

87

61

80

79

87

66

75

83

81

80

53

82

59

85

44

93

77

71

49

75

69

( o)

50

62,25

58

44,25

55,75

59,25

(o)

rata

155,25

136,25

104,75

138

114,25

96,75

(o)

rata

78

76,75

76,25

68,5

74,75

66

(o)

rata

30

30

30

30

30

30

(o)

28,9395

28,9395

28,9395

27,9585

27,9585

27,9585

(N)

4,91

4,91

4,91

4,91

4,91

4,91

(N)

Wl

1,59

1,59

1,59

1,61

1,61

1,61

(m)

0,48

0,48

0,48

0,48

0,48

0,48

(m)

12

13,25

13,75

21,5

15,25

24

(o)

28

14,5

18,25

24,25

19

6,75

(o)

Lampiran 22.Tabel perhitungan beban biomekanik pada bahu kanan ketika gerakan menebang (Pria)

28

14,5

18,25

24,25

19

6,75

(o)

93,25

60,75

33

72,25

43,25

13,5

(o)

-70,408

-16,668

-14,624

-45,302

-18,57

22,465

(N)

Fm

-59,709

-11,683

-10,911

-36,766

-14,015

13,442

(N)

Rx

71,155

45,733

43,583

59,331

45,047

14,863

(N)

Ry

111

99
150
102
91
141
156
111
116
156
116
130
137
97
85
140
116
121
173
125
118
146
138
150
136

80
56
57
92
79
49
56
88
63
41
70
76
80
71
94
88
80
83
76
100
80
44
59
68

Lampiran 22. (lanjutan)


95

102

115

99

55

83

93

103

109

84

104

102

71

93

99

117

99

84

119

127

92

87

105

138

85

78

65

81

125

97

87

77

71

96

76

78

109

87

81

63

81

96

61

53

88

93

75

42

62,75

84,75

83,25

62,5

68

71,25

142,5

134,25

109,5

134,75

131

110,5

87,25

83

89,75

78

74,5

73,75

30

30

30

30

30

30

22,563

22,563

22,563

28,449

28,449

28,449

4,91

4,91

4,91

4,91

4,91

4,91

1,6

1,6

1,6

1,62

1,62

1,62

0,48

0,48

0,48

0,52

0,52

0,52

2,75

0,25

12

15,5

16,25

24,5

88,25

6,5

15,5

6,5

2,5

24,5

1,75

6,5

15,5

6,5

2,5

77

132,5

26

60,25

47,5

23

-37,644

24,801

23,561

-17,692

12,495

33,58

-30,646

21,847

14,015

-12,619

7,432

18,043

49,328

39,207

8,528

45,754

23,31

5,033

112

Nama

Gerakan ke- Postur ke-

( o)
36
94
24
31
61
59
90
73
52
54
43
27
90
62
70
30
57
104
80
66
99
86
90
90

( o)
136
122
83
134
122
83
112
96
101
113
126
127
125
120
101
107
88
76
103
122
97
90
80
90
91,25

76,75

63

44

70,75

46,25

rataan
(o)

89,25

97,25

113,25

116,75

103,25

118,75

rataan
(o)

30

30

30

30

30

30

(o)

26,9775

26,9775

18,1485

18,1485

18,3447

18,3447

W
(N)

4,91

4,91

4,91

4,91

4,91

4,91

Wl
(N)

1,46

1,46

1,4

1,4

1,37

1,37

H
(m)

P
(m)

1,25

13,25

27

46

19,25

43,75

(o)

0,5

69,5

39,75

17,25

57,5

17,5

(o)

Lampiran 23.Tabel perhitungan beban biomekanik pada bahu kiri ketika gerakan membersihkan (Wanita)

159,59

163,76

121,56

103,49

122,93

107,36

Fm
(N)

139,92

119,28

66,21

25,04

80,24

30,04

Rx
(N)

-44,88

-80,32

-78,9

-77,37

-69,87

-79,82

Ry
(N)

113

Lampiran 23. (lanjutan)


48
51
29
82
31
70
21
85

130
99
147
146
155
105
162
117
51,75

52,5

134,75

130,5

30

30

22,2687

22,2687

4,91

4,91

1,49

1,49

38,25

37,5

12

131,04

131,78

48,56

50,43

-94,54

-94,58

114

Nama

Gerakan ke- Postur ke-

( o)
37
34
24
37
67
69
52
82
33
72
56
92
83
104
104
127
90
93
80
56
89
87
91
53

( o)
92
163
68
57
115
159
96
105
69
81
88
99
65
55
104
105
90
87
58
67
126
71
62
106
80

79,75

104,5

63,25

91,25

75,5

30

30

30

30

84,25

82,25

30

30

(o)

118,75

95

33

67,5

rataan
(o)

rataan
(o)

28,449

28,449

28,9395

28,9395

27,9585

27,9585

W
(N)

4,91

4,91

4,91

4,91

4,91

4,91

Wl
(N)

1,62

1,62

1,59

1,59

1,61

1,61

H
(m)

P
(m)

10

10,25

14,5

26,75

22,5

57

(o)

Lampiran 24.Tabel perhitungan beban biomekanik pada bahu kiri ketika gerakan membersihkan (Pria)

78,75

94,25

-112,25

69

38,75

28

(o)

169,02

162,29

140,2

159,9

170,94

111,15

Fm
(N)

129,48

123,87

100

87,67

104,06

5,82

Rx
(N)

-75,29

-71,51

-64,42

-99,88

-102,75

-78,13

Ry
(N)

115

Lampiran 24. (lanjutan)


82
77
47
10
86
86
81
116

70
59
86
76
87
84
119
73
92,25

54

90,75

72,75

30

30

22,563

22,563

4,91

4,91

1,6

1,6

2,25

36

-91,5

71,25

134,18

118,99

113,48

48,4

-44,13

-81,24

116

Nama

Gerakan ke- Postur ke-

113
111
108
81
170
177
138
130
98
99
72
70
128
111
129
123
102
101
133
100
160
149
159
159

25
41
27
38
26
52
44
35
54
70
61
44
52
84
55
64
35
30
30
40
70
22
20
31

35,75

33,75

63,75

57,25

39,25

32,75

()

rataan

()

()

156,75

109

122,75

84,75

153,75

103,25

()

rataan

30

30

30

30

30

30

()

26,9775

26,9775

18,1485

18,1485

18,3447

18,3447

W
(N)

3,92

3,92

3,92

3,92

3,92

3,92

Wl
(N)

1,46

1,46

1,4

1,4

1,37

1,37

H
(m)

0,52

0,52

0,49

0,49

0,44

0,44

P
(m)

54,25

56,25

26,25

32,75

50,75

57,25

()

31

14,75

31

62,5

24,5

19,5

()

Lampiran 25.Tabel perhitungan beban biomekanik pada bahu kanan ketika gerakan membersihkan (Wanita)

122,06

121,71

130,51

109,81

102,64

93,58

Fm
(N)

12,23

7,96

72,51

50,28

16,5

4,49

Rx
(N)

-90,55

-90,55

-86,45

-75,55

-79,03

-71,2

Ry
(N)

117

Lampiran 25. (lanjutan)

47
48
25
31
41
51
27
32

65
54
66
66
120
154
173
169
37,75

37,75

154

62,75

30

30

22,2687

22,2687

4,71

4,71

1,49

1,49

0,48

0,48

52,25

52,25

26,25

65

120,7

100,54

16,28

13,56

-92,62

-72,65

118

Nama

Gerakan ke- Postur ke-

102
135
147
163
158
151
143
123
116
165
144
156
150

23
24
37
55
29
28
39
45
21
37
38
47

162

25

55

156

42

154

145

51

36

162

51

80

88

36

127

84

27

18

98

49

42

132

55

35,75

35,25

34,75

37,75

47,25

62

()

rataan

()

()

153,75

133,25

150,75

115,75

141,25

92,5

()

rataan

30

30

30

30

30

30

()

28,449

28,449

28,9395

28,9395

27,9585

27,9585

W
(N)

4,91

4,91

4,91

4,91

4,91

4,91

Wl
(N)

1,62

1,62

1,59

1,59

1,61

1,61

H
(m)

0,52

0,52

0,48

0,48

0,48

0,48

P
(m)

54,25

54,75

55,25

52,25

42,75

28

()

28

26

12

59,5

()

Lampiran 26.Tabel perhitungan beban biomekanik pada bahu kanan ketika gerakan membersihkan (Pria)

136,47

140,03

135,14

145,69

163,36

166,81

Fm
(N)

13,67

12,81

11,19

19,65

48,44

88,4

Rx
(N)

-102,43

-106,08

-100,83

-110,52

-123,15

-108,6

Ry
(N)

119

Lampiran 26. (lanjutan)


90
72
113
95
126
133
156
150

62
60
49
77
46
61
60
22

47,25

62

141,25

92,5

30

30

22,563

22,563

4,91

4,91

1,6

1,6

0,48

0,48

42,75

28

59,5

143,67

143,05

42,6

75,8

-109,74

-93,84

120

Nama

Insiharno
Jamsah
Mulyono
Slamet
Tukidi
Karta
Sumarya

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Co1
Co2
Co3
Co4
Co5
Co8
Co7

No. Sampel

Nama No. Sampe


Samirah
Ce1
Seniwati
Ce2
Marinten
Ce3
Titi
Ce4
Sumarsih
Ce5
Siti
Ce6
Mina
Ce7
Nunung
Ce8

No.

No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Jumlah tebu
yang ditebang (batang)
105
66
60
53
109
109
129
118

Jumlah tebu
yang ditebang (batang)
99
96
66
126
128
92
160

Frekuensi penebangan dengan jumlah tebu yang ditebang


1
2
3
4
5
6
60
21
1
0
0
0
66
0
0
0
0
0
35
8
3
0
0
0
29
12
0
0
0
0
54
23
3
0
0
0
53
25
2
0
0
0
39
33
8
0
0
0
50
23
6
1
0
0
Rata-rata nilai produktivitas
Frekuensi penebangan dengan jumlah tebu yang ditebang
1
2
3
4
5
6
64
16
1
0
0
0
58
19
0
0
0
0
32
8
6
0
0
0
48
17
8
5
0
0
50
31
4
1
0
0
69
10
1
0
0
0
41
17
15
3
2
3
Rata-rata nilai produktivitas

Waktu Produktivitas
(menit) (batang/menit)
17,11
5,79
15,92
6,03
11,7
5,64
13,41
9,4
12,9
9,92
8,23
11,18
15,05
10,63
8,37

Waktu Produktivitas
(menit) (batang/menit)
14,25
7,37
11,31
5,84
10,24
5,86
8,54
6,21
17,52
6,22
13,89
7,85
18,8
6,86
9,93
11,88
7,26

Lampiran 27.Perhitungan produktivitas tenaga tebang wanita dan pria berdasarkan pengamatan dari rekaman proses tebang.

Lampiran 28.Hasil kuesioner Nordic Body Map tenaga tebang pria


NO.

JENIS KELUHAN
A
1

0.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.

Sakit/kaku di leher bagian atas


Sakit/kaku di leher bagian bawah
Sakit di bahu kiri
Sakit di bahu kanan
Sakit pada lengan atas kiri
Sakit di punggung
Sakit pada lengan atas kanan
Sakit pada pinggang
Sakit pada bokong
Sakit pada pantat
Sakit pada siku kiri
Sakit pada siku kanan
Sakit pada lengan bawah kiri
Sakit pada lengan bawah kanan
Sakit pada pergelangan tangan kiri
Sakit pada pergelangan tangan kanan
Sakit pada tangan kiri
Sakit pada tangan kanan
Sakit pada paha kiri
Sakit pada paha kanan
Sakit pada lutut kiri
Sakit pada lutut kanan
Sakit pada betis kiri
Sakit pada betis kanan
Sakit pada pergelangan kaki kiri
Sakit pada pergelangan kaki kanan
Sakit pada kaki kiri
Sakit pada kaki kanan
Jumlah

TINGKAT KELUHAN
B
C
D
2 1 2 1 2
1 2
2
1
3

3
2
3

3
8

1
1
2

2
4
3

12

28

121

Lampiran 29.Hasil kuesioner Nordic Body Map tenaga tebang wanita


NO.

JENIS KELUHAN
A
1

0.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.

Sakit/kaku di leher bagian atas


Sakit/kaku di leher bagian bawah
Sakit di bahu kiri
Sakit di bahu kanan
Sakit pada lengan atas kiri
Sakit di punggung
Sakit pada lengan atas kanan
Sakit pada pinggang
Sakit pada bokong
Sakit pada pantat
Sakit pada siku kiri
Sakit pada siku kanan
Sakit pada lengan bawah kiri
Sakit pada lengan bawah kanan
Sakit pada pergelangan tangan kiri
Sakit pada pergelangan tangan kanan
Sakit pada tangan kiri
Sakit pada tangan kanan
Sakit pada paha kiri
Sakit pada paha kanan
Sakit pada lutut kiri
Sakit pada lutut kanan
Sakit pada betis kiri
Sakit pada betis kanan
Sakit pada pergelangan kaki kiri
Sakit pada pergelangan kaki kanan
Sakit pada kaki kiri
Sakit pada kaki kanan
Jumlah

TINGKAT KELUHAN
B
C
D
2 1 2 1 2
1 2
3
2
1
1

4
7
7
6
8
5

5
6
2
2
1

53

122

Lampiran 30. Peta tangan kiri dan tangan kanan untuk 1 batang tebu tiap siklus
(wanita)

PETA TANGAN KIRI DAN TANGAN KANAN


Tenaga Tebang Wanita

PEKERJAAN

: TEBANG TEBU

DEPARTEMEN

NOMOR PETA

SEKARANG / USULAN
DIPETAKAN OLEH

: ABDUL MALIK HOSYIYAR ROHMAN

TANGGAL DIPETAKAN : 11 AGUSTUS 2008


Tangan kiri

Waktu
(detik)

Menjangkau batang tebu

1,02

RE
G

1,02

Memegang batang tebu


untuk ditebang

1,18

1,18

Menebang

Mengarahkan

2,30

2,30

Menganggur (memegang
golok tebang)

Memegang tebu untuk


dibersihkan

2,17

2,17

Membersihkan trash

Meletakkan hasil tebang

0,93

M
RL

3,34

Menganggur (memegang
golok tebang)

Menganggur

Total

2,41

Simbol

Waktu
(detik)

10,01

Tangan kanan
Menganggur (memegang
golok tebang)

10,01

RINGKASAN
WAKTU TIAP SIKLUS

: 10,01 detik

JUMLAH BATANG TEBU TIAP SIKLUS

: 1 batang

WAKTU UNTUK MENDAPATKAN SATU BATANG TEBU

: 10,01 detik

123

Lampiran 31. Peta tangan kiri dan tangan kanan untuk 2 batang tebu tiap siklus
(wanita)

PETA TANGAN KIRI DAN TANGAN KANAN


Tenaga Tebang Wanita

PEKERJAAN

: TEBANG TEBU

DEPARTEMEN

NOMOR PETA

SEKARANG / USULAN
DIPETAKAN OLEH

: ABDUL MALIK HOSYIYAR ROHMAN

TANGGAL DIPETAKAN : 11 AGUSTUS 2008


Tangan kiri

Waktu
(detik)

Menjangkau batang tebu

1,17

RE
G

1,17

Menganggur (memegang
golok tebang)

Memegang batang tebu


untuk ditebang

1,65

1,65

Menebang

Mengarahkan

2,92

2,92

Menganggur (memegang
golok tebang)

Memegang tebu untuk


dibersihkan

3,22

3,22

Membersihkan trash

Meletakkan hasil tebang

1,06

M
RL

5, 34

Menganggur (memegang
golok tebang)

Menganggur

Total

4,28

Simbol

Waktu
(detik)

14,30

Tangan kanan

14,30

RINGKASAN
WAKTU TIAP SIKLUS

: 14,30 detik

JUMLAH BATANG TEBU TIAP SIKLUS

: 2 batang

WAKTU UNTUK MENDAPATKAN DUA BATANG TEBU

: 14,30 detik

124

Lampiran 32.Usulan Peta tangan kiri dan tangan kanan (wanita)

PETA TANGAN KIRI DAN TANGAN KANAN


Tenaga Tebang Wanita

PEKERJAAN

: TEBANG TEBU

DEPARTEMEN

NOMOR PETA

SEKARANG / USULAN
DIPETAKAN OLEH

: ABDUL MALIK HOSYIYAR ROHMAN

TANGGAL DIPETAKAN : 11 AGUSTUS 2008


Tangan kiri

Waktu
(detik)

Simbol

Menganggur

1,65

Menjangkau batang tebu

1,17

Mengarahkan sekaligus
memegang tebu untuk
dibersihkan

3,22

Meletakkan hasil tebang

1,06

M
RL

Menganggur

4,28

Total

D
RE
G
P
H

11,38

Waktu
(detik)

Tangan kanan

1,65

Menebang

1,17

Menjangkau batang tebu


dengan golok

3,22

Membersihkan trash

5,34

Menganggur (memegang
golok tebang)

11,38

RINGKASAN
WAKTU TIAP SIKLUS

: 11,38 detik

JUMLAH BATANG TEBU TIAP SIKLUS

: 2 batang

WAKTU UNTUK MENDAPATKAN DUA BATANG TEBU

: 11,38 detik

125

Lampiran 33. Peta tangan kiri dan tangan kanan untuk 1 batang tebu tiap siklus
(pria)

PETA TANGAN KIRI DAN TANGAN KANAN


Tenaga Tebang Pria

PEKERJAAN

: TEBANG TEBU

DEPARTEMEN

NOMOR PETA

SEKARANG / USULAN
DIPETAKAN OLEH

: ABDUL MALIK HOSYIYAR ROHMAN

TANGGAL DIPETAKAN : 11 AGUSTUS 2008


Tangan kiri

Waktu
(detik)

Menjangkau batang tebu

0,94

RE
G

0,94

Menganggur (memegang
golok tebang)

Memegang batang tebu


untuk ditebang

1,15

1,15

Menebang

Mengarahkan

2,02

2,02

Menganggur (memegang
golok tebang)

Memegang tebu untuk


dibersihkan

1,80

1,80

Membersihkan trash

Meletakkan hasil tebang

0,90

M
RL

4,18

Menganggur (memegang
golok tebang)

Menganggur

Total

3,28

Simbol

Waktu
(detik)

10,10

Tangan kanan

10,10

RINGKASAN
WAKTU TIAP SIKLUS

: 10,10 detik

JUMLAH BATANG TEBU TIAP SIKLUS

: 1 batang

WAKTU UNTUK MENDAPATKAN SATU BATANG TEBU

: 10,10 detik

126

Lampiran 34. Peta tangan kiri dan tangan kanan untuk 2 batang tebu tiap siklus
(pria)

PETA TANGAN KIRI DAN TANGAN KANAN


Tenaga Tebang Pria

PEKERJAAN

: TEBANG TEBU

DEPARTEMEN

NOMOR PETA

SEKARANG / USULAN
DIPETAKAN OLEH

: ABDUL MALIK HOSYIYAR ROHMAN

TANGGAL DIPETAKAN : 11 AGUSTUS 2008


Tangan kiri

Waktu
(detik)

Menjangkau batang tebu

1,03

RE
G

1,03

Menganggur (memegang
golok tebang)

Memegang batang tebu


untuk ditebang

1,56

1,56

Menebang

Mengarahkan

3,05

3,05

Menganggur (memegang
golok tebang)

Memegang tebu untuk


dibersihkan

2,55

2,55

Membersihkan trash

Meletakkan hasil tebang

1,03

M
RL

4,95

Menganggur (memegang
golok tebang)

Menganggur

Total

3,92

Simbol

Waktu
(detik)

13,13

Tangan kanan

13,13

RINGKASAN
WAKTU TIAP SIKLUS

: 13,13 detik

JUMLAH BATANG TEBU TIAP SIKLUS

: 2 batang

WAKTU UNTUK MENDAPATKAN DUA BATANG TEBU

: 13,13 detik

127

Lampiran 35.Usulan peta tangan kiri dan tangan kanan (pria)

PETA TANGAN KIRI DAN TANGAN KANAN


Tenaga Tebang Pria

PEKERJAAN

: TEBANG TEBU

DEPARTEMEN

NOMOR PETA

SEKARANG / USULAN
DIPETAKAN OLEH

: ABDUL MALIK HOSYIYAR ROHMAN

TANGGAL DIPETAKAN : 11 AGUSTUS 2008


Tangan kiri

Waktu
(detik)

Simbol

Menganggur

1,56

Menjangkau batang tebu

1,03

Mengarahkan sekaligus
memegang tebu untuk
dibersihkan

2,55

Meletakkan hasil tebang

1,03

M
RL

Menganggur

3,92

Total

D
RE
G
P
H

10,08

Waktu
(detik)

Tangan kanan

1,56

Menebang

1,03

Menjangkau batang tebu


dengan golok

2,55

Membersihkan trash

4,95

Menganggur (memegang
golok tebang)

10,08

RINGKASAN
WAKTU TIAP SIKLUS

: 10,08 detik

JUMLAH BATANG TEBU TIAP SIKLUS

: 2 batang

WAKTU UNTUK MENDAPATKAN DUA BATANG TEBU

: 10,08 detik

128

Lampiran 36. Penguraian Gaya untuk Beban Biomekanik


Postur 1:

Keterangan :

= badan
= lengan atas
= lengan bawah

= 90
i = 180
n = 90 ( + i )
= 90 ( + (180 ))
MA = 0

Fmy ( AB cos ) + Fmx ( AB sin ) + 0.05W * AC cos + WL (((CD + p )cos n) + ( AC cos )) = 0


1
2

Fm (sin( + ))AB cos + Fm (cos( + ))AB sin 0.05W * AC cos WL (((CD + 12 p )cos n) + ( AC cos )) = 0

Fm ((sin( + )AB cos ) (cos( + )sin )) 0.05W * AC cos WL (((CD + 12 p )cos n) + ( AC cos )) = 0
Fm =

0.05W * AC cos + WL (((CD + 12 p )cos n) + ( AC cos ))


(sin( + )AB cos ) (cos( + )sin )

Fy = 0
R y + Fm sin ( + ) 0 . 05 W WL =
R y = 0 . 05 W + WL Fm sin ( + )

Fx = 0

R x Fm cos ( + ) = 0

R x = Fm cos ( + )

129

Lampiran 36. (lanjutan)


Keterangan :

Postur 2:

= badan
= lengan atas
= lengan bawah

= 90
n = 180 ( + )

MA = 0

Fmy ( AB cos ) + Fmx ( AB sin ) + 0.05W * AC cos + WL (((CD + 12 p )cos n) + ( AC cos )) = 0

Fm (sin( + ))AB cos + Fm (cos( + ))AB sin 0.05W * AC cos WL (((CD + 12 p )cos n) + ( AC cos )) = 0

Fm ((sin( + )AB cos ) (cos( + )sin )) 0.05W * AC cos WL (((CD + 12 p )cos n) + ( AC cos )) = 0
Fm =

0.05W * AC cos + WL (((CD + 12 p )cos n) + ( AC cos ))


(sin( + )AB cos ) (cos( + )sin )

Fy = 0
R y + F m sin ( + ) 0 . 05W WL = 0
R y = 0 . 05W + WL F m sin ( + )

Fx = 0

R x Fm cos ( + ) = 0

R x = Fm cos ( + )

130

Lampiran 36. (lanjutan)


Postur 3:

= 90
O =

Keterangan :

Fmy = Fm sin O
Fmx = Fm cos O

= badan
= lengan atas
= lengan bawah

p = 90
i= p
= (900 )
M

=0

F my AB cos + Fmx AB sin 0 .05W ( AC cos ) WL ( AC cos + CD sin i ) = 0


F m (sin O * AB cos ) + Fm (cos O * AB sin ) 0 .05W ( AC cos ) WL ( AC cos + CD sin i ) = 0
Fm =

0 .05W ( AC cos ) + WL ( AC cos + CD sin i )


(sin O * AB cos ) + (cos O * AB sin )

Fy = 0
R y + Fmy 0.05W WL = 0
R y = 0.05W + WL Fm sin O

Fx = 0
R x Fmx = 0
R x = Fm cos O

131

Lampiran 36. (lanjutan)


Postur 4:

Fy = 0
R y Fmy + w + w L = 0
R y = W + W L Fm cos( + )

Fx = 0
R x + Fmx = 0
R x = Fm sin( + )
Keterangan :

Keterangan :

= 90 ( + ) = (90 )
= 90 (( 90 ) + )

= badan
= lengan atas
= lengan bawah

=
o = h h = ( 90 i )
o = ( 90 i )
o = 90 + i

MA = 0
Fmy . AB sin Fmx . AB cos 0 ,05 .W .CF + W L .GJ = 0
Fmy . AB sin Fmx . AB cos 0 ,05 .W .( AC sin i ) + W L .EJ cos o = 0
Fm .(cos( + ). AB sin ) Fm (sin( + ). AB cos ) 0 ,05 .W .( AC sin i ) + W L .EJ cos( 90 + i ) = 0
Fm =

0 , 05 .W .( AC sin i ) W L . EJ cos( 90 + i )
(cos( + ). AB sin ) (sin( + ). AB cos )

Fm =

0 ,05 .W .( AC sin i ) W L . EJ cos( 90 + i )


[cos( + ( )). AB sin( )] [sin( + ( )). AB cos( )]

132

Lampiran 36. (lanjutan)


Postur 5:

= (90 )
i = ( + )
i = ( + 90 )
i = + 90

= 90 ( + p )

Fy = 0

Keterangan :

R y Fmy + w + wL = 0

= badan
= lengan atas
= lengan bawah

R y = W + WL Fm cos( + )

Fx = 0
Rx + Fmx = 0
Rx = Fm sin( + )

MA = 0
Fmy . AB sin Fmx . AB cos 0,05.W . AC cos WL .( AC cos CJ cos i ) = 0
Fm .(cos( + ). AB sin ) Fm (sin( + ). AB cos ) 0,05.W . AC cos WL .( AC cos CJ cos i ) = 0
Fm =

0,05.W . AC cos + WL .( AC cos CJ cos i )


(cos( + ). AB sin ) (sin( + ). AB cos )

Fm =

0,05.W . AC cos + WL .[ AC cos CJ cos( + 90)]


[cos( + (180 )). AB sin(180 )] [sin( + (180 )). AB cos(180 )]

Fm =

0,05.W . AC cos + WL .[ AC cos CJ cos( + 90)]


[cos( + (180 )). AB sin(180 )] [sin( + (180 )). AB cos(180 )]

133

Lampiran 36. (lanjutan)


Postur 6:

i =
O = 90 (i + )

Fmy

Rx

=i
p = +O

Fm

Fmy

ED = CD CE
CF = AC cos p
CF
CE =
cos O
AC cos p
=
cos O
AC cos p
ED = CD
cos O

Ry

Keterangan :

= badan
= lengan atas
= lengan bawah

M = 0
Fmx AB cos + Fmy AB sin 0.05W * AC sin i + WL * ED cos O = 0

Fm (sin ( + )AB cos ) + Fm(cos( + )AB sin ) 0.05W * AC sin i + WL * ED cos O = 0


Fm =

0.05W * AC sin i + WL CD ACcoscosO p cos O


sin ( + )AB cos + cos( + )AB sin

Fy = 0
R y Fm + 0.05W + WL = 0

R y = 0.05W + WL Fm cos( + )

Fx = 0
R x + Fmx = 0

R x = Fm sin ( + )

134

Lampiran 36. (lanjutan)

Postur 7:
Fmy

= 90 i

Fm

o= i
i =

Fmx

Keterangan :

= badan
= lengan atas
= lengan bawah

WL

MA = 0
Fmy AB cos + Fmx AB sin + 0.05W * AC cos + Wl (Cj cos o + AC cos ) = 0
Fm ( sin ( + )AB cos ) + Fm (cos( + )AB sin ) + 0.05W * AC cos + Wl (Cj cos o + AC cos ) = 0
Fm =

0.05W * AC cos + Wl (Cj cos o + AC cos )


sin ( + )AB cos cos( + )AB sin

Fy = 0
R y + Fmy 0.05W Wl = 0
R y = 0.05W + Wl Fm sin ( + )

Fx = 0
R x F mx = 0

R x = Fm cos( + )

Lampiran 36. (lanjutan)


D
i
F my

135

Postur 8:
Keterangan :

= 90
i = 90 ( )

o = ( )
EC = CD sin i
CF =

EC
cos

AF = AC CF

Fy = 0
R y Fmy + W + WL = 0
R y = W + WL Fm sin( )

Keterangan :
Fx = 0
Rx + Fmx = 0

= badan
= lengan atas
= lengan bawah

Rx = Fm cos( + )

MA = 0
Fmy . AB cos Fmx . AB sin + 0,05.W . AC cos + WL . AF cos = 0
Fm .(sin( ). AB cos ) + Fm (cos( ). AB sin ) + 0,05.W . AC cos + WL . AF cos = 0
Fm =

0,05.W . AC cos + WL . AF cos


sin( ). AB cos + cos( ). AB sin

136

137

Lampiran 37.Alur gerakan elemen menjangkau

138

Lampiran 38. Alur gerakan elemen menebang

139

10

Lampiran 39. Alur gerakan elemen menarik batang tebu

11

12

140

22

18

17

21

14

13

Lampiran 39. (lanjutan)

23

19

15

24

20

16

141

25

Lampiran 39. (lanjutan)

27

30

26

29

28

142

Lampiran 40. Alur gerakan elemen membersihkan trash

Lampiran 41. Alur gerakan elemen meletakkan hasil tebang


Lampiran 42.Perhitungan uji-t dari perbedaan waktu kerja antara pria dengan
wanita

143

1.Gerakanmenjangkau

Ho=waktukerjatidakberbedaantarapriadanwanita
=0,05
n=5

derajatbebas
v=4

wilayahkritik
t>2.132 t<2.132

pria

1,25
0,93
1
0,78
1,16

d2

0,91
0,9
1,1
1,05
0,76

0,34

0,1156

0,03

0,0009

0,1

0,01

0,27

0,0729

0,16
0,3594

0,4
0,4
0,08

d=

wanita

sd2=
0,08185

sd=
0,286094

t=
0,625267

kesimpulan:waktukerjaantarapriadanwanitatidakberbedanyata

jika masuk wilayah kritik tolak Ho

jika tidak masuk wilayah kritik terima Ho

2.GerakanMenebang

Ho=waktukerjatidakberbedaantarapriadanwanita
=0,05
n=5

derajatbebas
v=4

wilayahkritik
t>2.132 t<2.132

pria

1,29
1,06
1,05
1,01
1,5

wanita

0,14

0,0196

0,03

0,0009

0,32

0,1024

0,05

0,0025

0,41
0,15
0,03

0,1681
0,2935

0,07225

1,15
1,09
1,37
1,06
1,09

d=

sd2=

d2

Lampiran 42. (lanjutan)

sd=

0,268794

144

t=
0,249567

kesimpulan:waktukerjaantarapriadanwanitatidakberbedanyata

jika masuk wilayah kritik tolak Ho

jika tidak masuk wilayah kritik terima Ho

3.GerakanMenarik

Ho=waktukerjatidakberbedaantarapriadanwanita
=0,05
n=5

derajatbebas
v=4

wilayahkritik
t>2.132 t<2.132

pria

2,39
1,56
2,5
2,41
2,63

d2

1,87
1,97
2,47
2,22
1,57

0,52

0,2704

0,41

0,1681

0,03

0,0009

0,19

0,0361

1,1236
1,5991

1,06
1,39
0,278

d=

wanita

sd2=
0,30317

sd=
0,550609

t=
1,128981

kesimpulan:waktukerjaantarapriadanwanitatidakberbedanyata

jika masuk wilayah kritik tolak Ho

jika tidak masuk wilayah kritik terima Ho

4.GerakanMembersihkan

Ho=waktukerjatidakberbedaantarapriadanwanita
=0,05
n=5

derajatbebas
v=4

wilayahkritik
t>2.132 t<2.132

pria

wanita

2,38
1,77
0,61
Lampiran 42. (lanjutan)
1,11
1,27
0,16
Lampiran 42. (lanjutan)

d2

0,3721

0,0256

145

2,64
2,35
2,37

2,27
2,05
1,66

0,1369

0,3

0,09

0,5041
1,1287

0,71
1,83
0,366

d=

0,37

sd2=
0,11473

sd=
0,338718

t=
2,416171

kesimpulan:waktukerjaantarapriadanwanitaberbedanyata

jika masuk wilayah kritik tolak Ho

jika tidak masuk wilayah kritik terima Ho

5.GerakanMengarahkan

Ho=waktukerjatidakberbedaantarapriadanwanita
n=5

=0,05
derajatbebas
v=4

wilayahkritik
t>2.132 t<2.132

pria

0,93
0,76
1,17
0,87
0,93

wanita

d2

1,08
0,63
0,95
0,93
0,9

d=

0,15

0,0225

0,13

0,0169

0,22

0,0484

0,06

0,0036

0,03
0,17
0,034

0,0009
0,0923

sd2=
0,02163

sd=
0,147071

t=
0,516935

kesimpulan:waktukerjaantarapriadanwanitatidakberbedanyata

jika masuk wilayah kritik tolak Ho

jika tidak masuk wilayah kritik terima Ho

Lampiran 42. (lanjutan)

146

6.GerakanMenganggur

Ho=waktukerjatidakberbedaantarapriadanwanita
=0,05
n=5

derajatbebas
v=4

t<
wilayahkritik
t>2.132 2.132

pria

wanita

d2

2,87

3,22

0,35

0,1225

1,74

2,99

1,25

1,5625

3,23

4,85

1,62

2,6244

1,53

3,29

1,76

3,0976

2,66

2,04

0,62
0,3844
4,36
7,7914
0,872

d=

sd2=
0,99737

sd=
0,998684

t=
1,95242

kesimpulan:waktukerjaantarapriadanwanitatidakberbedanyata

jika masuk wilayah kritik tolak Ho

jika tidak masuk wilayah kritik terima Ho

147

You might also like