Professional Documents
Culture Documents
perkembangan
akar
sehingga
gigi
tersebut
dapat
berfungsi
dalam
perkembangan gigi. Apabila liii tidak mungkin dikerjakan karena prognosis jelek, maka
dipertimbangkan untuk pencabutan gigi sehingga dapat menimbulkan space dan perlu dicari
solusi untuk mengatasi hal tersebut.
Endodontik gigi mempunyai karakteritis sendiri dan dalam perawatannya harus selalu
dilihat dalam satu kontak gigi geligi dan pasien. Rencana perawatan termasuk tujuan jangka
pendek dan prgram jangka panjang dan dapat ditentukan sebelum perawatan endodontik
gigi desidui gigi permanen muda dilaksanakan.
Diagnose dan rencana aperawatan untuk terapi pulpa pada anak diperlukan
pendekatan dental-history dan medical-history, evaluasi radiografi dan pemeriksan Minis
seperti palpasi, perkusi, evaluasi mobilitas. Pada pemeriksaan klinis tidak hanya pada
tingkatan penyakit pulpa tetapi juga pada problem komunikasi dengan pasien terutama pada
anak pra sekolah.
penyakit sistemik yang diderita. Pada anamnese juga ditanyakan latar belakang sara sakit.
Perjalanan rasa sakit yang dimulai dari awalnya rasa sakit yang timbul, penyebab rasa sakit,
lamanya, lokasi dan penyebaran rasa sakit perlu ditanyakan pada penderita. Selain itu pada
pemeriksaan ektra oral dilihat ada tidaknya pembengkaan baik internal, eksternal maupun
lokasi infeksi. Pada pemeriksaan intra oral, kondisi gigi perlu dicermati seperti kedalaman
karies, mobilitas gigi, perkusi, vitalitas. Pada gigi desidui sering terlihat mobilitas yang
bersifat fisiologis dan patologis Pada mobilitas yang bersifat fisiologis karena adanya
resorbsi akar desidui tersebut dan pada mobilitas yang bersifat patologis kebanyakan karena
invasi bakteri pada proses karies dan pada proses yang lanjut diikuti dengh kerusakan
pada jaringan periodontal. Pada gigi desidui dengan keruskaan periodontal kebanyakan
disertai gigi dengan mobilitas yang bersifat patologis.
Sensivitas pada perkusi menunjukkan ada tidaknya peradangan sekitar jaringan
periodontal. Rasa sakit timbul disebabkan tekanan eksudat (pada preoses peradangan lebih
lanjut) di dalamjaringan periodontal.
Untuk mengetahui vitalitas gigi diperlukan tes vitalitas balk secara elektris maupun
termis. Secara Minis beda pengetesan ini untuk gigi permanen muda sangat jelas
sedangkan pada gigi desidui kurang nyata. Maka untuk mengetahui vitalitas gigi desidui
kadang-kadang diperlukan kombinasi antara tes dan rontgenografis. Gambaran radiografis
sangat diperlukan untuk menegakkan diagnosa atau membantu dalam perawatan gigi. Pada
gigi anak informasi perkembangan gigi sangat diutamakan sehubungan dengan rencana
perawatan, selama perawatan dan prognosa perawatan. Informasi yang diperlukan seperti
perkembangan gigi pengganti, resorbsi akar gigi desidui (internallekstemal), kalsifikasi pulpa,
resorbsi tulang alveolus dapat dilihat dan gambar rontgenologis.
Resorbsi akar secara internal pada gigi desidui sering terlihat pada kasus adanya
proses histopatologis seperti peningkatan aktivitas osteokias dan lokasi resorbsi terjadi pada
permukaan mesial/distal, bukal/lingual. Secara radiografis deteksi resorbsi dengan
rontgenpoto sangat sulit. Penyebab resorbsi akar dapat dikelompokkan menjadi 4 ialah,
sesorbsi karena fisiologis, idiopatik, infeksi dan post pulpotomi.
Penyebab resorbsi internal secara patologis banyak disebabkan karena trauma injuri,
bruxism, trauma oklusi, penggunaan high speed, medikamen (pulpotomi dan kaping pulpa)
dan efek materi radioaktif. Selain resorbsi secara internal, dapat juga dikenal resorbsi secara
ekstrenal Proses ini dapat juga bersifat fisiologis atau patologis.
Kalsifikasi pulpa adalah suatu proses degenerasi dalam pulpa dan pada pemeriksaan
radiologis akan terlihat bintik-bintik putih dalam pulpa kamar. Dalam proses yang lebih lanjut
kerusakan mi dapat menjalar kedalam saluran akar, dan merupakan kontra indikasi untuk
perawatan pulpotomi. Dalam penelitian rontgen foto didaerah dekat ujung akar atau daerah
biflirkasi gigi molar desidui, kadang-kadang terlihat area radiolusent dan gambaran ini
Universitas Gadjah Mada
menunjukkan adanya iitflamasi dengan perluasan ke jaringan periodontal secara klinis gigi
dapat vital atau gigi non vital. Kerusakan resorlsi tulang alveolar mi akan terlihat luas sejalan
dengan proses inflamasi yang terjadi. Karies gigi dengan kedalaman dentin dengan dan
tanpa pulpa terbuka perlu dicermati pada pemeriksaan klinis. Pada diagnosa karies dentin
gigi desidui yang dalam perlu diperhatikan tanda perubahan klinis seperti diskolorisasi
mahkota, mobilitas gigi dan pemeriksaan rongen foto.
Beberapa faktor yang mempengaruhi keputusan gigi desidui dipertahankan untuk
perawatan endodontik:
1. Medical history, indikasi dan kontra indikasi dilihat dan penyakit sitemik yang ada seperti
kelainan jantung, imuno-defisiensi, anak-anak dengan penyembuhan penyakit yang jelek.
Untuk perawatan endodontik merupakan kotra indikasi. Selain itu juga faktor behaviour
anak perlu diperhatikan. Keberhasilan perawatan gigi anak adalah penguasaan
psychologi anak. Anak yang sulit ditangani diperlukan penanganan yang khusus.
2. Beberapa faktor gigi yang akan menjadi pertimbangan lain adalah apakah gigi dapat
direstorasi, dan perlukah gigi dipertahankan dengan melihat perkembangan gigi
pengganti, posisi terhadap lengkung rahang serta jaringan pendukung gigi.
Pemeriksaan Radiografis
Banyak digunakan dalam kedokteran gigi. Pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan
Periapikal (PA) film dan Bitewing (BW) film
Aspek atatomi:
pelebaran akar (PA), bentuk akar (PA), acessory canal (PA), lokasi tanduk pulpa
(BW), bentuk, ukuran, panjang, jumlah akar (PA)
II.
III.
Aspek patologis:
-
Aspek Perkembangan
Tingkat perkembangan akar (PA)
-
Anomali
-
Kaping pulpa secara indirek dilakukan pada untuk gigi dengan kanies dalam mendekati
pulpa, belum ada rasa sakit pulpitis dan pulpa degenerasi dan kaping pulpa secara direk
dilakukan gigi karies yang dalam dan pulpa terbuka secara mekanis serta steril.
Hasil perawatan kaping pulpa
Dalam perawatan dikatakan berhasil bila pulpa masih hidup dan terbentuk bridge
serta terjadi penutupan terhadap iritasi produk bakteri. Perubahan lain adalah struktur gigi
(dentin) dapat mengadakan remineralisasi dan medikamen yang dipakai dapat membentuk
repartif
Indikasi perawatan kaping pulpa
Pada gigi desidui/permanen yang masih muda dengan ruang pulpa yang besar
dengan [agnosa tipe akut. Indikasi lain adalah gigi mengalami karies yang dalam dengan
pulpa karena mekanis/belum terkontaminasi saliva, traumatik yang masih baru atau perforasi
KaniK sebesar pinpoin, tipe akut
Perawatan pulpotomi
Definisi : suatu perawatan amputasi kamar pulpa pada gigi yang masih pital perawatannya
adalah agar supaya gigi dapat meneruskan pembentuka akar, merawat kegagalan
perawatan kaping pulpa
Bahan yang dipakai:
Bahan yang dipakai dalam perwatan pulpotomi gigi desidui dan permanen muda
adalah formokresol atau glutanol dehyde dan Ca(OH)2 untuk gigi permanen.
Kontra indikasi
Kontra indikasi perawatan pulotomi formokresol adalah pada rontgen foto terlihat:
jaringan periapikal dan interradikuler ada kelainan, adanya internal resorbsi dalam saluran
akar dan ekstemal resorbsi yang banyak.
Tanda klinis adalah perdarahan waktu amputasi abnormal dengan terlihat
perdarahan tak segar atau wama darah merah tua atau darah sulit dihentikan juga adanya
nekrose jaringan pulpa.
Teknik perawatan pulpotomi formokresol:
Pada perawatan pulpotomi formokresol pada gigi desidui dikenal dua teknik
perawatan yaitu dengan sekali kunjungan dari dua kali kunjungan.
Perawatan pulpotomi formokresol satu kali kunjungan adalah:
Pasien dilakukan anestesi kemudian dipasang rubber dam. Pada gigi yang dirawat
jaringan karies dihilangkan (fisur bur) dengan high speed, kemudian setelah dekat pulpa
gunakan low speed. Kavitas dibersihkan dengan saline solution. Tindakan selanjutnya
dilakukan amputasi jaringan pulpa seluruh kamar pulpa dengan ronde bur atau sendok
ekskavator yang steril. Perdarahan dthentikan dengan cotton pelet steril dan kemudian
cotton pelet diberi formokresol selama 5 menit diletakan pada ujung jaringan pulpa yang
terpotong agar terjadi jaringan fixasi. Tindakan selanjutnya dresing diletakkan carnpuran
pasta dan Zn oksida + Eugenol (1 tetes) + Formokresol (1 tetes) pada dasar kavitas (atau
bagian teramputasi). Selanjutnya dikerjakan permanen permanen filling dengan stainless
steel crown
Perawatan pulpotomi formokresol untuk dua kunjungan
Tindakan perawatan ini sama dengan perawatan satu kunjungan, Iianya dalam
pemberian dresing kapas dan formokresol ditinggal dalam kamar pulpa selama 3 - 7 hari.
Baru pada kunjungan berikutnya dilakukan pemberian pasta campuran Zn Oksida + Eugenol
+ Formokresol dan disertai restorasi gigi.
Perawatan pulpektomi
Perawatan pulpotomi adalah suatu tehnik perawatan saluran akar dengan mengambil
seluruh jaringan pulpa dalam saluran akar yang terinfeksi. Tujuan perawatan ini untuk
mempertahankan gigi terhadap infeksi saluran akar dan dapat berfungsi seperti gigi normal
dalam rongga mulut.
Macam Pulpektomi
1. Partial Pulpektomi:
Perawatan saluran akar dengan diagnosa pulpitis dan atau jaringan pulpa dalam saluran
akar masih memperlihatkan tanda hiperaemia
2. Complete Pulpektomi:
Perawatan saluran akar yang sudah terinfeksi (non vital)