Professional Documents
Culture Documents
Hipertensi
Mutmainah, Karanganyar (2013) meneliti bahwa terdapat hubungan antara hipertensi
dengan diabetes melitus tipe 2 dengan nilai p=0,015 ( 0,05). Hipertensi merupakan faktor
risiko terjadinya diabetes melitus dimana hipertensi mampu membuat sel tidak sensitif
terhadap insulin yang juga disebut sebagai resistensi insulin. Padahal insulin berperan
meningkatkan ambilan glukosa di banyak sel dan dengan cara ini juga mengatur metabolisme
karbohidrat, sehingga jika terjadi resistensi insulin oleh sel, maka kadar gula di dalam darah
juga mengalami gangguan. Pada pasien DM tipe 2, hiperglikemia yang tejadi sering dikaitkan
dengan hiperinsulinemia. Kadar insulin berlebih tersebut menimbulkan peningkatan retensi
natrium oleh tubulus ginjal yang dapat menyebabkan hipertensi.
sindroma metabolik. Sehingga dari penelitian Putro (2011) disimpulkan bahwa pada
hipertensi esensial terdapat suatu keadaan resistensi insulin.
No.1.
Diunduh
dari
http://download.portalgaruda.org/article.php?
article=82714&val=4933 (4 November 2015)
Pada pasien dengan diabetes melitus tipe 2 sering dijumpai pula hipertensi saat
pemeriksaan. Ada pula yang memang sudah menderita hipertensi lalu diketahui menderita
diabetes kemudian. Ada beberapa literatur yang membahas tentang hubungan keduanya. Ada
hasil penelitian yang mendukung adanya hubungan signifikan, namun ada pula yang
berpendapat dari hasil penelitiannya bahwa hubungan yang terjadi kurang signifikan.
Hipertensi sendiri adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari atau sama
dengan 140 mmHg atau tekanan darah diastolic lebih dari atau sama dengan 90 mmHg dalam
2 kali pengukuran dengan jarak minimal 10 menit. Tekanan sistolik berkaitan dengan
tingginya tekanan pada arteri bila jantung berkontraksi, sedangkan tekanan darah diastolik
berkaitan dengan tekanan arteri pada saat jantung relaksasi diantara dua denyut jantung. Dari
hasil pengukuran tekanan sistolik memiliki nilai lebih besar dari tekanan diastolik.