Professional Documents
Culture Documents
lemah, kulit berwarna tidak rata, kemampuan hisap lemah, kaki teraba dingin.
Hipotermi berat sama dengan hipotermi sedang, bibir dan kuku kebiruan,
pernafasan lambat dan tidak teratur, bunyi jantung lambat. Dan stadium lanjut
hipotermi ditandai dengan muka, ujung kaki dan tangan berwarna merah
terang, bagian tubuh lainnya pucat, kulit mengeras merah dan timbul edema
terutama pada punggung, kaki dan tangan (Saifuddin, 2006).
c. Penyebab Hipotermi
Kehilangan panas tubuh pada bayi baru lahir dapat disebabkan karena
lingkungan, udara yang terlalu dingin, pakaian yang basah, dan sebagainya.
Mekanisme kehilangan panas pada bayi baru lahir adalah sebagai berikut:
1) Radiasi yaitu dari objek ke panas bayi misalnya bayi ditimbang tanpa alas
2) Evaporasi yaitu penguapan cairan yang melekat pada kulit misalnya pada air
ketuban yang melekat pada tubuh bayi dan tidak cepat dikeringkan.
3) Konduksi yaitu sesuatu yang melekat ditubuh bayi misalnya pakaian bayi
yang basah tidak langsung diganti.
4) Konveksi yaitu penguapan dari tubuh ke udara contohnya angin disekitar
tubuh bayi (Saifuddin, 2006).
d. Penanganan Hipotermi
1) Segera menghangatkan bayi di dalam inkubator atau melalui penyinaran
lampu.
2) Menghangatkan bayi melalui panas tubuh ibu dan bayi diletakkan
telungkup di dada ibu agar terjadi kontak kulit langsung ibu dan bayi.
Untuk menjaga agar bayi tetap hangat, tubuh ibu dan bayi harus berada
dalam satu pakaian. Sebaiknya ibu menggunakan pakaian longgar
berkancing depan.
3) Bila tubuh bayi masih dingin dapat juga menggunakan selimut atau kain
hangat yang disetrika terlebih dahulu, yang digunakan untuk menutupi
tubuh bayi dan ibu. Lakukanlah berulang kali sampai tubuh bayi hangat.
4. Ikterus/Bayi Kuning
a. Pengertian
Ikterus adalah kuning pada kulit atau pada bagian putih matanya yang
disebabkan oleh kadar bilirubin yang tinggi dalam darah bayi (Simkin, 2008).
Pada bayi baru lahir terbagi menjadi ikterus fisiologis dan patologis. Ikterus
fisiologis timbul pada hari kedua dan ketiga serta tidak mempunyai dasar
patologis atau tidak ada potensi menjadi kern ikterus.
Ikterus dianggap patologis jika terdapat salah satu keadaan berikut:
Ikterus pada hari pertama kehidupan, kadar bilirubin meningkat lebih cepat
dari 5 mg/hari, pada bayi cukup bulan ikterus memanjang hingga melebihi
minggu pertama atau lebih dari dua minggu pada bayi prematur (Schwartz,
2005).
Terdapat beberapa perbedaan tanda dan gejala antara ikterus fisiologis
dengan ikterus patologis. Tanda-tanda ikterus fisiologis, adalah timbul pada
hari kedua dan ketiga, kadar indirek tidak melebihi 10 mg% pada neonatus
cukup bulan dan 12,5 mg% untuk neonatus kurang bulan, kecepatan
peningkatan kadar billirubin tidak melebihi 5 mg% perhari, kadar billirubin
direk tidak melebihi 1 mg%, serta ikterus menghilang pada hari kesepuluh dan
tidak berhubungan dengan keadaan patologis (Hasan, 2005).
b. Gejala
Gejala ikterus yaitu: kulit tubuh tampak kuning, bisa diamati dengan
cahaya matahari dan menekan sedikit kulit untuk menghilangkan warna karena
pengaruh sirkulasi darah. Gejala klinik kern ikterus pada permulaanya tidak
jelas yaitu antara lain; bayi tidak mau menghisap, letargi, mata berputar,
gerakan tidak menentu, kejang, tonus otot meninggi, dan leher kaku (Hasan,
2005).
c. Penyebab
Ikterus disebabkan oleh kadar billirubin yang tinggi dalam darah bayi.
Bilirubin berasal dari pemecahan sel-sel darah merah yang tidak diperlukan
yang terjadi secara normal pada bayi baru lahir, billirubin diekskresikan dari
tubuh bayi melalui tinja. Jika tidak dikeluarkan dapat menyebabkan ikterus.
Ikterus yang timbul pada hari pertama atau kedua dari kehidupan
bahkan lebih serius dan membutuhkan perawatan intensif. Ikterus ini
disebabkan oleh infeksi atau ketidakcocokan tertentu seperti ketidakcocokan
Rh atau ketidakcocokan ABO. Ketidakcocokan Rh dapat terjadi jika resus
darah ibu negatif sementara resus darah bayi positif. Ketidakcocokan ABO
terjadi jika darah ibu O sementara ayah A, B, atau AB.
d. Penanganan
Pada bayi baru lahir dengan warna kekuningan karena proses alami
(fisiologis), tidak berbahaya dan akan hilang tanpa pengobatan. Prinsip
pengobatan warna kekuningan pada bayi baru lahir adalah menghilangkan
penyebabnya. Cara lain untuk upaya mencegah peningkatan kadar pigmen
empedu (bilirubin) dalam darah, hal ini dapat dilakukan dengan:
1) Susui sesering mungkin sesuai kebutuhannya, ini akan membuatnya sering
buang air kecil, membuang sisa kimia dan membersihkan dari sistem
tubuhnya.
2) Beri ASI eksklusif.
3) Beri paparan sinar matahari pagi di bawah pukul 09.00 sesering mungkin
tanpa mengenakan pakaian maksimal 1 jam, ini dapat membantu tubuh
bayi mengurai bilirubin.
Ikterus yang muncul lebih dari satu minggu sesudah kelahiran bayi
jarang ditemukan. Jenis ikterus ini dapat dikaitkan dengan bayi yang disusui
atau disebabkan oleh beberapa kondisi tertentu. Orang tua menjadi orang
pertama yang menemukan adanya ikterus pada bayi, jika mengkhawatirkan
segera hubungi dokter (Simkin, 2008).
Bayi ikterus dengan riwayat penyakit dalam keluarga atau bayi yang
letargi atau muntah atau bayi yang memiliki tangisan tinggi, urin berwarna
gelap, atau tinja sedikit memerlukan pemeriksaan lebih lanjut (Schwartz,
2005).
5. Muntah
a. Pengertian
Muntah ada beberapa macam yaitu ada muntah karena kekenyangan
susu atau di masyarakat sering disebut gumoh, muntah seperti ini yang keluar
hanya sejumlah kecil cairan susu. Namun ada muntah yang cukup serius karena
gangguan lambung. Muntah adalah pengeluaran isi lambung melalui mulut
dengan bantuan kontraksi otot perut yang dapat dibedakan yaitu, regurgitasi
adalah makanan yang dikeluarkan kembali ke mulut akibat gerakan
antiperistaltik esofagus. Ruminasi yaitu pengeluaran makanan secara sadar
untuk dikunyah kemudian ditelan kembali, sedang refluks esofagus merupakan
kembalinya isi lambung ke dalam esofagus dengan cara pasif yang dapat
disebabkan oleh hipotoni sfingter esofagus bagian bawah, posisi abnormal
di
khawatirkan.
Namun
penyebab
lain
dari
muntah
yang
10
11
DAFTAR PUSTAKA
12
13