You are on page 1of 5

KEDUDUKAN LEMBAGA GADAI SYARIAH (AR-RAHN) DAL AM

SISTEM PEREKONOMIAN ISLAM


(Studi di Bank Muamalat Indonesia Cabang Medan dan
BNI Unit Syariah Cabang Medan)

TESIS

Oleh :
RINA DAHLINA

NIM : 037011072

SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2005

Rina Dahlina : Kedudukan Lembaga Gadai Syariah (Ar-Rahn) dalam Sistem Perekonomian Islam, 2005

USU Repository 2007

Keduduk an Lemba ga Gadai Syariah ( Ar-Rah n)


Dalam Sistem Perekonomian Islam
(Studi di Bank Muamalat Indonesia Cabang Medan dan
BNI Unit Syariah Cabang Medan)
Rina Dahlina 1
Hasballah Thaib2
Sanwani Nasution 3
M. Yamin. Lubis 4
Intisari
Perbankan merupakan salah satu bagian dari aktivitas ekonomi yang terpenting dan sebagai
suatu sistem yang dibutuhkan dalam suatu negara modern, tak luput juga negara Indonesia yang
mayoritas muslim. Di dalam syariah Islam aturan yang berhubungan dengan aktivitas
dan sistem ekonomi Islam dan khususnya sistem perbankan, juga ada aturan baik secara
eksplisit maupun yang membutuhkan ijtihad para mujtahid. Dan aturan dalam Al-Quran dan
sunnah tersebut sebagai umat muslim sudah menjadi kewajiban untuk dijadikan acuan dan imam
dalam sistem perbankan. Institusi keuangan yang mempunyai peranan penting terhadap
perkembangan ekonomi sebuah negara modern khususnya perbankan.
Institusi perbankan juga merupakan elemen penting dari sistem pembayaran. Karena tanpa
sistem perbankan yang baik, kehidupan modern tidak mungkin akan tercipta. Dalam
konteks sistem perekonomian Islam yang masih tetap merujuk kepada ketentuan yang ada
dalam sistem konvensional dan belum ada aturan yang tegas dalam mengakomodasi untuk
menerapkan sistem perekonomian Islam, sebagaimana dalam menerapkan prinsip Ar-Rahn,
karena prinsip Ar-Rahn ini hanya berlaku dalam lembaga penggadaian, apabila dibandingkan
dengan penerapannya dalam konvensional. Hanya saja Rahn sama-sama dipergunakan untuk
menebus terhadap hutangnya. Karena dalam Rahn, jaminan tersebut berbeda dengan hak
tanggungan, hipotik, atau fiducia, dalam sistem lembaga jaminan yang ada dalam bank
konvensional.
Permasalahan yang dibahas dalam penulisan tesis saya ini adalah : Bagaimanakah bentuk
rahn yang dapat dijadikan jaminan pada Bank Muamalat Indonesia Cabang Medan dan BNI
Unit Syariah Cabang Medan ? Bagaimanakah pelaksanaan gadai syariah yang diberlakukan pada
Bank Muamalat Indonesia Cabang Medan dan BNI Unit Syariah cabang Medan ? Bagaimanakah
kedudukan gadai syariah dalam hukum penggadaian di Indonesia ? Berdasarkan perumusan
masalah diatas, maka yang menjadi tujuan penelitian adalah : Untuk mengetahui bentuk
Rahn yang dapat dijadikan jaminan pada Bank Muamalat Indonesia Cabang Medan dan BNI Unit
Syariah Cabang Medan. Untuk mengetahui pelaksanaan gadai syariah yang diberlakukan pada
Bank Muamalat Indonesia Cabang Medan dan BNI Unit Syariah Cabang Medan. Metode
pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan yuridis empiris, yaitu penelitian dilakukan
dengan cara terlebih dahulu meneliti bahan-bahan kepustakaan.
1

Mahasiswa Sekolah Pascasarjana Magister Kenotariatan Universitas Sumatera Utara


Dosen Sekolah Pascasarjana Magister Kenotariatan Universitas Sumatera Utara
3
Dosen Sekolah Pascasarjana Magister Kenotariatan Universitas Sumatera Utara
4
Dosen Sekolah Pascasarjana Magister Kenotariatan Universitas Sumatera Utara
2

Rina Dahlina : Kedudukan Lembaga Gadai Syariah (Ar-Rahn) dalam Sistem Perekonomian Islam, 2005

USU Repository 2007

Sebagaimana di BNI Syariah Cabang yang memberlakukan jaminan dalam


melakukan suatu kerjasama dengan prinsip Musyarakah misalnya yaitu dalam suatu proyek
yang mana jaminannya dengan menggadaikan atau Ar-Rahn Surat Tanda mendapatkan
Proyek yang bersangkutan, hanya saja didalam keuntungan yang akan diperolehnya sudah
diprediksi lebih dahulu keuntungan yang akan diperolehnya tersebut dan jangka waktu kerjasama
atau dana yang disalurkan dengan jangka pendek yaitu dari dua bulan sampai satu tahun. Bahwa
kerjasama antara Bank Muamalat Indonesia (BMI) dan Perum Pegadaian tersebut adalah untuk
menampung kedua bentuk akad, sebagai perbankan tentunya akad Ar-Rahn merupakan
sebagai akad pelengkap yang dalam perbankan konvensional disebut dengan accesoir, dan
Unit Layanan Gadai Syariahnya adalah Ar-Rahn adalah merupakan produk tersendiri yang
mengikuti lembaga keuangan yang berbentuk khusus pegadaian, dengan menggunakan metode
Fee Based Income (FBI), yang mana penerima gadai akan mendapatkan Surat Bukti Rahn
(gadai), berikut dengan akad pinjam meminjam yang disebut akad gadai syariah dan akad sewa
tempat (ijarah). Dalam akad gadai syariah (Ar-Rahn) disebutkan bila jangka waktu akad tidak
diperpanjang maka pegadaian menyetujui agunan miliknya dijual oleh pemberi gadai
(marhun) guna melunasi pinjaman. Untuk itu penerapan gadai syariah (Ar-Rahn) yang ada di
BNI Unit Syariah Cabang Medan adalah bentuk gadai syariah untuk pelengkap terhadap akad
pokok yaitu akad Musyarakat, akan tetapi belum terealisasinya gadai syariah sebagai
produksi tersendiri, sebagaimana telah diterapkan pada BNI Unit Syariah Pusat yaitu berupa gadai
emas syariah dan gadai dinar.
Adapun bentuk gadai syariah (Ar-rahn) yang dilakukan pada Bank Muamalat
Indonesia (BMI) Cabang Medan, belum terlaksana, akan tetapi pada Bank Muamalat
Indonesia Pusat telah melakukan gadai syariah (Ar-Rahn) dengan dua bentuk yaitu :
Sebagai produk pelengkap, yakni sebagai akad tambahan (jaminan) bagi produk lain
misalnya pembiayaan Murabahah. Ar-Rahn yang diterapkan sebagai produk pelengkap ini adalah
mekanismenya adalah sebagaimana mekanisme dalam memperoleh pembiayaan dalam
perbankan syariah seperti akad Mudharabah, dan akad Murabahah, sebagai produk tersendiri,
sebagaimana pada BNI Unit Syariah Pusat dan Unit Layanan Gadai Syariah yang dibentuk atas
kerjasama antara Bank Muamalat Indonesia dengan Perum Pegadaian, yang menjadikan gadai
syariah (Ar-Rahn) sebagai perjanjian ikutan atau akad ikutan (accesoir), yang mana
perjanjian pokoknya dapat berupa akad mudharabah, akad Murabahah, dan akad Qard
Hasan. Sehingga praktek pegadaian tersebut dapat dilakukan dalam praktek perbankan. Dan
ada sebagai produk tersendiri, sebagaimana pada BNI Unit Syariah yang telah diterapkan pada
tingkat pusat, dan Bank Muamalat Indonesia dengan membentuk unit tersendiri, dalam bentuk
kerjasama dengan Perum Pegadaian, yang mana bukan dilaksanakan dalam sistem transaksi
perbankan yang biasa dikenal, akan tetapi gadai syariah (Ar-Rahn) tersebut merupakan
perjanjian pokoknya yang menjadi objek perjanjian. Kedudukan gadai syariah (Ar-Rahn)
dalam sistem hukum pegadaian di Indonesia, sepenuhnya belum diakui keberadaan, sedangkan
potensi yang cukup kuat terutama di daerah yang religius yang mayoritas muslim
khususnya dan Indonesia yang mayoritas muslim, hanya saja karena prinsip Ar-Rahn bagian
dari prinsip perbankan syariah, maka secara tidak langsung, akad gadai syariah dapat dilakukan
oleh perbankan syariah.

ii
Rina Dahlina : Kedudukan Lembaga Gadai Syariah (Ar-Rahn) dalam Sistem Perekonomian Islam, 2005

USU Repository 2007

POSITION OF INSTITUTE MORTAGE MOSLEM LAW (AR-RAHN)


IN SYSTEM ECONOMICS OF ISLAM
(Study in Bank of Muamalat Indonesia Branch Field and
BNI Unit Moslem Law Branch Field)
Rana Dahlinal
Hashanah Thaib2
Sanwani Nasution3
M. Yamin Lubis4
Abstract
Banking represent one part of the all important economic activity and as a system which is
required in a state of modern, do not miss also Indonesia state which is moslem city. In Moslem
law Islam order related to economic system and activity of Islam and specially banking system,
also there is order either through explisit and also requiring ijtihad all mujtahid. And order in AlQuran and of Sunnah mentioned as moslem people have become obligation to be made by imam
and reference in banking system. Monetary institution which have important role to growth of
economics a modern state specially banking.
Banking institution also represent important element of payment systems.
Because unsystematically good banking, life of modern not possible will be created. In system
context economics of Islam which still refer to existing rule in conventional system and there
is no coherent order him in accommodating to apply system economics of Islam, as in applying
principle of Ar-rahn, because principle of Ar-rahn this only going into effect in mortgaging
institute, if compared to its applying in is conventional. Just only is Rahn both of the same
utilized to redeem to its debt. Because in Rahn, its guarantee differ from responsibility
rights, mortgage, or fiducia, in system institute existing guarantee in conventional bank.
Discussed in problems writing of my thesis is : How form of Rahn able to be made
by guarantee at Bank of Muamalat Indonesia Branch field and of BNI Unit Moslem law Branch
Medan ? How execution of gone into effect Moslem law pawn at Bank of Muamalat Indonesia
Branch field and of BNI Unit Moslem law Branch Medan ? How domicile Moslem law pawn in
mortgaging law in Indonesia ? Pursuant to formulation of problem above, hence becoming the
target of research is : To know form of Rahn able to be made by guarantee at Bank of Muamalat
Indonesia Branch field and of BNI Unit Moslem law Branch Medan, to know execution of
gone into effect Moslem law pawn at Bank of Muamalat Indonesia Branch field and of BNI Unit
Moslem law Branch Medan. Method approach which I conduct is approach of empirical
yuridis, that is research conducted by beforehand check bibliography materials.
As in BNI Unit Moslem law branch goning into effect guarantee in conducting a job is
equal to principle Musyarakah for example that is in a project of is which its guarantee by
mortgaging or Ar-rahn letter sign get the project of pertinent, just only in
1

Coed of Magister Kenotariatan


Staff Instructor of Magister Kenotariatan
3
Staff Instructor of Magister Kenotariatan
4
Staff Instructor of Magister Kenotariatan
2

iii
Rina Dahlina : Kedudukan Lembaga Gadai Syariah (Ar-Rahn) dalam Sistem Perekonomian Islam, 2005

USU Repository 2007

advantage to obtain get of have prediksi in advance advantage to obtain get of and is same
job duration or channelled fund short-range that is from two months until one cooperation
year. That between Bank of Muamalat Indonesia (BMI) and of Perum the Pawnship office is to
accommodate both form of akad, as banking it is of course Ar-rahn akad represent as complement
akad which in conventional banking in mentioning with accesoir, and Unit service mortage its
Moslem law is Ar-rahn to represent separate product wich follow institute which in form of is
special of pawnship office, by using method of Fee Based Income (FBI), which receiver of pawn
will get Bill Of Evidence of Rahn pawn, folowing with loan akad of is so-called Akad Mortage
Moslem law and of Akad Rent Place (Ijarah). In akad mortage Moslem law (Ar-rahn) mentioned by
when duration of akad do not be lengthened by hence pawnship office agree its property agunan is
sold by giver of pawn (marhun) utilize to pay loan. For that applying of moslem law pawn (Arrahn) exist in BNI Unit Moslem law Branch Field is form mortage Moslem law for complement to
fundamental akad that is Musyarakat akad, however mortage Moslem law as separate
production, as have been applied by at BNI Unit Moslem law center that is in the form of
Moslem law gold pawn and diner pawn.
As for form mortage Moslem law (Ar-rahn) done at Bank of Muamalat Indonesia (BMI)
Branch field, uncommitt, however at Bank of Muamalat Indonesia Center have mortage
Moslem law (Ar-rahn) with two form of is : As complement product, namely as additional guaranted
to other product for example defrayal of Murabahah. Applied Ar-rahn as this complement
product is its mechanism in obtaining defrayal in banking of Moslem law like Mudharabah
akad, and separate Murabaha, as product akad, as at BNI Moslem law center and Unit service
Mortage formed Moslem law of cooperation between Bank of Muamalat Indonesia with Perum
Pawnship Office, making Moslem law pawn (Ar-rahn) as agreement of or folowwer (accesoir), which
in essence can in the form of Mudharabah akad, Murabahah akad, and Qardh Hasan akad. So
that practice the pawnship office can be done in practice banking. And there is as separate
product, as at BNI Unit Moslem law which have been applied by at center storey, level, and
Bank of Muamalat Indonesia with forming separate unit, in the form of cooperation with Perum
Pawnship office, which non executed in ordinary banking transaction system in
recognizing, however Moslem law pawn (Ar-rahn) the represent in essence agreement becoming
agreement object. Dimiciling Moslem law pawn (Ar-rahn) in system punish pawnship office in
Indonesia, fully not yet in confessing existence, while potency which is strong enough especially in
area which is religius which is moslem majority specially Indonesia which is moslem majority, just
only because principle of Ar-rahn of is part nciple banking of Moslem law, hence indirectly, akad
mortage Moslem law can be done by banking of Moslem law.

iv
Rina Dahlina : Kedudukan Lembaga Gadai Syariah (Ar-Rahn) dalam Sistem Perekonomian Islam, 2005

USU Repository 2007

You might also like