Professional Documents
Culture Documents
201
5
Daftar Isi
BAB I
: PENDAHULUAN
Berisikan Rangkuman Latar Belakang Pekerjaan.
BAB II
201
5
BAB I
PENDAHULUAN
201
5
BAB II
METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pekerjaan Persiapan
Dalam awal penanganan pekerjaan tentunya koordinasi adalah langkah terpenting
yang akan dilakukan terkait dengan perizinan dan persiapan administrasi
Survey Lapangan
Survey dilakukan untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai situasi lokasi
dan permasalahan dilapangan dengan metoda yang ditempuh untuk Inventarisasi
dan Identifikasi secara umum mengenai kondisi lokasi yang bertujuan untuk
menentukan metode penanganan yang optimal sehingga diharapkan pelaksanaan
pekerjaan dapat dilakukan secara sistematis.
Mobilisasi Tenaga
mendatangkan tenaga untuk setiap unit pekerjaan. Dan memastikan sebagaimana
kewajiban penyedia jasa tentang Keselamatan dan Kesehatan Tenaga
sebagaimana ditentukan dalam Undang-undang ketenagakerjaan yang berlaku
diindonesia selama masa kontrak yang mempengaruhi kondisi kerja, Keselamatan
dan kesehatan pekerja/tenaga, menjadi kewajiban untuk memasukan semua
pekerjanya kedalam jaminan Sosial tenaga Kerja (JAMSOSTEK).
Mobilisasi material
Material akan didatangkan sesuai keperluan pada setiap unit pekerjaan sebelum
pekerjaan dilaksanakan dan akan diangkut dengan armada yang bisa masuk
kelokasi/barak bahan proyek dan tidak menganggu lalulintas pada saat mobilisasi.
201
5
BAB III
JADWAL PELAKSANAAN
Sebelum melaksanakan pekerjaan, akan disusun suatu rencana kerja
sebanyak empat rangkap yang diajukan paling lambat dalam satu minggu setelah
diterbitkan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK), untuk diketahui dan disetujui oleh
Direksi. (Jadwal Waktu Pelaksanaan Terlampir)
BAB IV
DAFTAR PERSONIL INTI DAN STRUKTUR ORGANISASI LAPANGAN
Daftar Personil inti Terdiri Dari
PENGGUNA JASA
DIREKTUR UTAMA
ADM/OPR.KOMPUTER
SITE MANAGER
MEKANIKAL ELEKTRIKAL
AHLI SIPIL
201
5
BAB V
PERALATAN KERJA
Sebagaimana yang dipesyaratkan Penyedia Jasa akan memenuhi ketentuan terhadap
kebutuhan material yang ditentukan dalam melaksanakan pekerjaan seperti yang
dimaksud dalam dokumen : (Jenis dan Komposisi Terlampir)
Exavator (1 Unit)
Dam Truk Kapasitas (2 Unit)
Stamper (1 Unit)
Mesin Molen (2 Unit)
Skapmolding (200 set)
Peralatan Tukang (5 Set)
BAB VI
SPESIFIKASI PEKERJAAN
PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Mobilisasi / Demolisasi
a. Mobilasi Tenaga
Rekanan harus mendatangkan tenaga untuk setiap unit pekerjaan.jika jarak tinggal tenaga
dengan lokasi pekerjaan cukup jauh maka rekanan harus menanggung semua biaya
transportasi
b. Demolisasi Tenaga
Rekanan harus memulangkan tenaga setiap pekerjaan sudah selesai. Jika jarak lokasi
pekerjaan dengan tempat tinggal tenaga jauh maka semua biaya kepulangan/transportasi
menjadi tanggung jawab rekanan.
c. Keselamatan dan Kesehatan Tenaga
Rekanan harus mematuhi semua persyratan yang ditentukan dalam Undang-undang
ketenagakerjaan yang berlaku diindonesia selama masa kontrak yang mempengaruhi
kondisi kerja, Keselamatan dan kesehatan pekerja/tenaga,rekanan diwajibkan memasukan
semua pekerjanya kedalam jaminan Sosial tenaga Kerja (JAMSOSTEK). Rekanan harus
mematuhi prosedur yang berlaku untuk keselamatan pekerjanya.Usulan keselamatan cara
kerja harus dilakukan jauh hari sebelum pekerjaan dimulai
d. Mobilisasi material
201
5
PEKERJAAN LAPANGAN
1. Segera setelah Surat Perintah Mulai Kerja diterbitkan oleh Pemberi Tugas, Pelaksana harus
membuat Direksi Keet yang berukuran 3m x 3m dan barak kerja dengan ukuran disesuaikan
sesuai kebutuhan dengan menggunakan bahan-bahan sederhana,
2. Papan nama proyek berukuran 1 x 1,50 meter dari bahan tripleks yang mencantumkan
antara lain :
a. Nama Departemen/Instansi Pemberi Tugas,
b. Nama Proyek dan Nama Pekerjaan,
c. Sumber dana dan Tahun anggaran,
d. Harga borongan dan waktu pelaksanaan,
e. Nama Konsultan Pengawas,
f. Nama Pelaksana.
3. Pekerjaan Pembongkaran
3.1. Pembongkaran dilaksanakan dengan persetujuan pengawas.
3.2. Jika pada halaman pekerjaan terdapat konstruksi atau utility yang masih berfungsi seperti
pipa-pipa dan kabel-kabel Instalasi, yang ada dibawah atau diatas halaman/Plafon,
pemborong harus melindungi jangan sampai terjadi kerusakan selama pelaksanaan.
201
5
3.3. Apabila untuk pelaksanaan pekerjaan ini diperlukan peralatan-peralatan lain yang dipandang
perlu untuk menunjang pelaksanaan, maka hal ini menjadi kewajiban Pelaksana untuk
menyediakannya, dan seluruh biaya yang timbul menjadi beban dan kewajiban Pelaksana.
4. Tinggi Titik Duga (Peil)
4.1. Ukuran tinggi titik duga (peil) 0,00 disesuaikan dengan Gambar yang ada.
4.2. Gambar dan Ukuran
a. Denah, tampak-tampak dan potongan-potongan dinyatakan dalam gambar-gambar
rencana arsitektur dan struktur, dan dijelaskan pula dalam gambar detail lengkap dengan
ukuran-ukurannya.
b. Apabila terdapat ketidak jelasan dalam ukuran pada gambar, maka pemborong wajib
meminta penjelasan dan petunjuk kepada Direksi/Pengawas Teknik sebelum pekerjaan
dilaksanakan.
5 . Pengadaan Bahan Bangunan
5.1. Bahan-bahan yang boleh ditempatkan didalam kompleks pekerjaan hanyalah bahan-bahan
yang disyaratkan dalam RKS maupun gambar-gambar.
5.2. Cara dan tempat penimbunan/penyimpanan bahan harus memenuhi syarat atau menurut
petunjuk Direksi/Pengawas Teknik.
5.3. Bahan bangunan yang dipakai adalah yang sesuai dengan kualitas dan kuantitas serta
dimensi yang disyaratkan dalam RKS maupun gambar.
5.4. Apabila suatu bahan yang disyaratkan tidak terdapat dipasaran, sebelum diganti
pemborong harus konsultasi terlebih dahulu dengan Direksi/Pengawas Teknik, dan
penggantian bisa dila kukan setelah ada persetujuan secara tertulis.
5.5. Penggantian bahan bangunan yang tidak terdapat dipasaran dengan bahan bangunan lain
harus setara/setingkat kualitasnya.
5.6. Bahan bangunan yang dinyatakan afkeur oleh Direksi/Pengawas Teknik karena cacat atau
tidak sesuai dengan persyaratan yang ditentukan harus segera dipindahkan dan
dikeluarkan dari kompleks pekerjaan selambat-lambatnya dalam waktu 2 x 24 jam.
PEKERJAAN TANAH/PASIR
1. Pekerjaan Galian
1.1. Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan galian ini meliputi galian tanah untuk Pondasi dan pekerjaan galian lainnya yang
nyata-nyata tertera dalam gambar dan syarat-syarat teknik ini.
201
5
1.2.Pelaksanaan :
(a) Galian Tanah Pondasi Dimensi minimal sama dengan gambar atau maksimal sampai
mencapai tanah dasar/keras. Kecuali tanah dasar/keras melebihi dua kali dimensi yang
telah ditentukan, maka Direksi/Pengawas Teknik dapat mengambil kebijaksanaan untuk
merubah konstruksi dan atau dimensi tanpa mengurangi kekuatan.
(b) Untuk menjaga keamanan pekerjaan, tanah galian dibuang sejauh mungkin dari tepi
lubang galian.
(c) Jika pada galian terdapat air menggenang, harus dipompa keluar. Untuk ini Kontraktor
harus menyediakan pompa air yang siap untuk dipakai.
(d) Semua tanah galian yang tidak dipakai harus diangkat keluar lokasi pekerjaan.
(e) Apabila terjadi kesalahan dalam penggalian tanah untuk dasar pondasi sehingga dicapai
kedalaman yang melebihi apa yang telah ditentukan dalam gambar, maka kelebihan
pada galian harus diurug kembali dengan pasir, biaya akibat pekerjaan tersebut menjadi
beban Kontraktor.
2. Pekerjaan Urugan
2.1. Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan ini meliputi semua semua penimbunan kembali bekas galian, urugan pasir bawah
pondasi, urugan pasir dibawah pasangan con blok dan pekerjaan urugan lainnya yang tertera
dalam gambar.
2.2. Pelaksanaan :
a)
Semua urugan pasir harus dipadatkan dengan penyiraman air, sehingga
mendapatkan angka kepadatan maksimal.
b)
Pada tempat-tempat tertentu untuk lokasi bangunan yang menurut Direksi perlu
ditimbun, maka Kontraktor harus menimbun sampai mencapai ketinggian yang
ditentukan, dengan menggunakan bahan timbunan yang cukup baik, bebas dari rumput,
akar-akar dan lain-lain serta harus mencapai nilai CBR minimal 4 % rendam air. Dalam
hal ini harus mengikuti petunjuk-petunjuk pengawas teknik.
c) Urugan kembali bekas galian harus disertai dengan pemadatan, sehingga minimal sama
dengan keadaan tanah sebelum digali.
d) Ketebalan lapisan urugan tanah yang diperkenankan maksimum 30 cm setiap lapis,
kemudian dipadatkan sehingga pada ketebalan yang ditentukan urugan tanah tersebut
mencapai tingkat kepadatan yang diinginkan.
e) Semua urugan
pasir
harus
dipadatkan
dengan penyiraman air, sehingga
mendapatkan angka kepadatan maksimal.
f)
201
5
Pasir yang dipakai harus pasir kali dan bukan pasir laut, dengan persyaratan bahwa
pasir harus dalam keadaan bersih dari lumpur, tanah dan tidak mengandung garam
atau mineral lainnya.
PEKERJAAN PASANGAN
1. Pasangan Batu Kali.
1.1.Lingkup Pekerjaan :
Bagian pekerjaan ini meliputi pasangan pondasi Batu Kali yang dibuat untuk pondasi dibawah
sloof sebagaimana dinyatakan dalam gambar, dan sebelumnya dibawah pasangan pondasi
harus diberi urugan pasir dan batu kosong.
1.2.Material :
(a)Batu kali yang dipakai harus dari jenis yang keras dan tidak keropos, serta mempunyai
gradasi baik dengan
(b)Adukan yang dipakai terdiri dari campuran 1 PC : 5 Pasir, terkecuali ditentukan lain.
(c) Baik batu, pasir maupun air adukan yang dipakai pada pekerjaan ini harus bersih dari
lumpur dan kotoran-kotoran lainnya.
(d) Kontraktor tidak dibenarkan menggunakan jenis batu lain kecuali atas izin Direksi.
1.3.Pelaksanaan :
(a)Pekerjaan pasangan batu karang dilaksanakan sesuai dengan ukuran dan bentuk-bentuk
yang ditunjukkan dalam gambar.
(b)Untuk pemasangan batu karang ini tidak dibenarkan sisi-sisi batu saling bersentuhan, tetapi
diantaranya harus diisi dengan adukan, sehingga hubungan batu satu sama lain melekat
dengan sempurna.
2. Pasangan Batu Bata
2.1.Lingkup Pekerjaan :
Bagian pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan-bahan, pemasangan dan semua pasangan
bata yang tertera pada gambar. Pelaksanaan pemasangannya harus benar-benar mengikuti
garis-garis ketinggian dan bentuk-bentuk yang terlihat pada gambar dan disebutkan dalam
spesifikasi ini.
2.2 Referensi
201
5
Persyaratan-persyaratan standar mengenai pekerjaan ini tertera pada PUBI N-3 1970 dan
N-10 1973 dan SNI 1728-1989; SKBI 1.3.53.1989, tentang Tata Cara Pelaksanaan
mendirikan Bangunan Gedung
2.3.Material :
(a)Batu bata yang digunakan harus baru, terbakar keras dan tidak patah-patah. Ukuran yang
dianjurkan adalah 5,5 cm x 11 cm x 22 cm dengan toleransi ukuran 0,5 cm.
(b)Adukan yang digunakan untuk pasangan bata biasa adalah campuran 1 PC : 5 Pasir,
sedangkan untuk daerah kedap air (trasram) menggunakan campuran 1 PC : 2 Pasir.
2.4.Pengerjaan dan Penyimpanan
Bahan-bahan yang akan digunakan pada pekerjaan ini disimpan dengan cara-cara yang
disetujui Direksi Pengawas, untuk menghindari dari segala hal yang dapat mengakibatkan
kerusakan pada bahan-bahan tersebut.
2.4.Contoh - contoh
Contoh bahan yang diusulkan untuk dipakai harus diserahkan kepada Direksi Pengawas dan
persetujuan atas bahan-bahan tersebut sudah didapat sebelum bahan yang dimaksud
dipergunakan. Pengambilan contoh atas bahan yang telah ada dilapangan akan diadakan
sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan Direksi Pengawas guna keperluan pengujian.
2.5.Pelaksanaan :
(a)Pasangan dinding batu bata umumnya adalah 1/2 batu, kecuali Direksi/Pengawas Teknik
memberikan petunjuk lain.
(b)Pemasangan batu bata harus rata dan tegak, lajur penaikannya diukur tepat dengan tiang
lot, kecuali bilamana tidak diperlihatkan dalam gambar maka setiap lajur bata harus putus
sambungan dengan lajur dibawahnya. Selain itu pola ikatan pasangan harus terjaga baik
diseluruh pekerjaan.
(c) Pada jarak-jarak tertentu pasangan batu tersebut perlu diperkuat dengan kolom praktis
(beton), dengan dimensi, penulangan dan penempatan sesuai gambar.
(d)Segera setelah pasangan batu bata selesai, siar-siarnya dikeruk sedalam 1 cm agar
plesteran dapat melekat dengan baik
e) Sebelum bata dipasang hendaknya direndam dalam air sampai jenuh, dan pemasangannya
harus rapi sesuai dengan syarat pekerjaan yang baik. Bata-bata potongan tidak boleh
dipakai/dipasang, terkecuali pada pertemuan-pertemuan dengan kosen/kolom.
PEKERJAAN BETON
201
5
1. Beton Bertulang
1.1.Lingkup Pekerjaan :
Bagian pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan dari semua macam beton biasa,
beton bertulang dengan penulangannya termasuk bekisting, finishing dan pekerjaan-pekerjaan
lain yang nyata-nyata termasuk dalam pekerjaan ini.
Pekerjaan beton bertulang dengan adukan 1 bagian semen, 2 bagian pasir dan 3 bagian kerikil
dilaksanakan untuk :
(a)Pondasi Poor Plat, Sloof, Kolom, dan Ringbalk dan Plat Lantai
(b)Lain-lain seperti ditentukan dalam gambar.
1.2.Referensi :
Kecuali ditentukan lain, maka semua pekerjaan beton harus mengikuti ketentuan-ketentuan
seperti tertera dalam :
1.2.1. SNI 1734-19891.2.2. SKBI Pedoman Perencanaan untuk Rumah dan Gedung
1.2.3. Pedoman Beton
1.2.1. Spesifikasi Bahan Bangunan
1.2.1. Pedoman Perencanaan Konstruksi Kayu untuk Rumah dan Gedung
1.3.Material :
Bahan-bahan/material yang dipergunakan untuk pekerjaan ini harus memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut :
(1)Agregat :
Agregat harus terdiri dari gradasi-gradasi yang terhalus sampai kasar, dan harus sesuai
dengan persyaratan dalam ketentuan-ketentuan beton. Penyimpanan harus dilaksanakan
sedemikian rupa, sehingga bebas dari kontaminasi dengan bahan-bahan yang dapat
merusak.
(2)S e m e n :
Semen yang dipakai harus bermutu baik, tidak berbatu, dibawa ketempat pekerjaan dalam
kemasan standard dari pabrik dan terlindung. Untuk pelaksanaan pekerjaan beton ini
kontraktor harus mengusahakan hanya menggunakan satu merk semen saja.
(3)Besi Tulangan :
(a) Besi untuk tulangan penyimpanannya harus bebas dari kontaminasi langsung dengan
udara, tanah lembab, aspal, olie (minyak) dan gemuk.
(b) Pengikat tulangan beton harus menggunakan kawat beton yang berukuran garis
tengah minimal 1 mm.
(4)Bekisting :
201
5
Bahan cetakan beton (bekisting) menggunakan papan terentang (kayu klas III) atau
multipleks dan balok 5/7 cm, kecuali Direksi/Pengawas menegaskan lain.
(5)A i r :
Air yang dipakai untuk pengecoran harus bersih, dalam arti tidak mengandung lumpur dan
bahan-bahan kimia yang dapat mempengaruhi kekuatan beton.
1.3.Pelaksanaan :
Propirsi :
Kecuali gambar menentukan lain, maka adukan beton harus mencapai Kekuatan Tekan
Beton karakteristik K-225 untuk semua struktur beton.
Sebelum pelaksanaan pekerjaan beton dimulai, pihak Kontraktor harus mengadakan Mix Design untuk
menjadi acuan dalam komposisi campuran, terutama pada gedung bertingkat.
201
5
Bekisting baru boleh dibongkar setelah beton bersangkutan mengalami periode pengerasan
sebagaimana diatur pada PBI 1971, dan sementara itu penyiraman beton harus selalu
dilaksanakan.
(h)Apabila oleh karena sesuatu hal pengecoran beton diputuskan sebelum selesai, sebelum
melanjutkan pengecoran pada beton yang telah mengeras permukaan yang akan
disambung harus dikasarkan dan dibersihkan, bekisting dikencangkan kembali, dan
penyambungannya menggunakan air semen atau bonding agent yang disetujui
Direksi/Pengawas.
1.3. Slump :
Slump yang diijinkan untuk beton dalam keadaan mix normal adalah sesuai dengan PBI 1971
Pemakaian nilai slump harus teratur dan disesuaikan dengan kebutuhannya, misalnya daerahdaerah yang pembesiannya rapat dipergunakan slump yang tinggi.
1.4. Lantai Kerja :
Semua beton yang berhubungan dengan tanah sebagai dasarnya, harus diberi urugan dan
lantai kerja masing-masing setebal 5 cm dengan komposisi adukan 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr dan
dipasang dibawah konstruksi beton tersebut.
1.5. Pemeliharaan Beton :
Beton yang sudah dicor pada tempatnya harus dijaga agar selalu lembab dengan jalan menutup beton
dengan karung basah atau menyiraminya dengan air secara rutin, sampai beton berumur satu
minggu.
Pada umur sampai dengan 24 jam, beton harus dijaga dari air hujan deras, air mengalir,
getaran-getaran dan sinar matahari.
1.6. Bahan Additive :
Pemakainan bahan additive harus disertai percobaan laboratorium guna mendapatkan hasil
yang baik dan disetujui Direksi/Pengawas. Bahan additive ini harus memenuhi persyaratan
ASTM atau JIS.
1.7. Bekisting :
Seluruh bahan pekerjaan bekisting menggunakan papan terentang (kayu klas III) dan balok 5/10 cm,
kecuali Direksi/Pengawas menegaskan lain, dan untuk mendapatkan hasil cetakan yang menenuhi
syarat pekerjaan bekisting harus dikerjakan oleh tukang yang ahli.
201
5
Celah-celah anatar papan bekisting harus cukup rapat, agar waktu mengecor tidak ada air adukan
yang lolos, sebelum mulai mengecor bagian dari dalam bekisting harus disiram air dan dibersihkan
dari kotoran.
Bekesting harus direncanakan, dilaksanakan dan diusahakan sedemikian rupa agar waktu
pengecoran dan pembongkaran tidak mengakibatkan cacat-cacat, gelombang-gelombang maupun
perubahan-perubahan betuk, ukuran-ukuran, ketinggian-ketinggian serta posisi dari pada beton yang
dicor.
Penyangga-penyangga harus diberi jarak antara, yang dapat mencegah defleksi bahan-bahan
bekesting. Bekesting serta sambungan-sambungan harus rapat, sehingga mencegah kebocorankebocoran adukan selama pengecoran. Lubang-lubang permukaan sementara harus disediakan
didalam bekesting untuk memudahkan pembersihan.
Pembongkaran Bekesting :
Bekesting harus dibongkar dengan cara sedemikian rupa, sehingga dapat menjamin
keselamatan penuh atas struktur-struktur yang dicetak dengan memperhatikan syarat-syarat
minimum sebagai berikut :
Bagian struktur beton vertikal boleh dibongkar bekesting setelah 7 (tujuh) hari, dengan syarat bahwa
betonnnya cukup keras dan tidak cacat karena pembongkaran tersebut.
Bagian struktur beton yang disangga dengan penumpu tidak boleh dibongkar sebelum betonnya
mencapai kekuatan yang cukup untuk menyangga beratnya sendiri dan beban-beban pelaksanaan
atau beban-beban lain yang akan menimpa bagian struktur beton tersebut.
Dalam hal apapun bekesting pada jenis struktur ini tidak boleh dibongkar sebelum berumur 14 (empat
belas) hari, demikian pula bekesting-bekesting yang dipakai untuk mematangkan (curing) beton tidak
boleh dibongkar sebelum beton ditentukan matang.
1.8.Contoh-contoh :
Sebelum pelaksanaan pemasangan, terlebih dahulu Kontraktor harus memberikan contohcontoh material yang akan dipakai guna mendapatkan persetujuan dari Direksi/Pengawas.
1.9.Koordinasi dengan Pemasangan Instalasi :
Sebelum pengecoran dimulai, Kontraktor harus sudah mengkoordinasikan pemasangan
dan letak-letak instalasi listrik, plumbing dan lain-lainnya.
201
5
2.2.Material :
Lihat uraian butir 1.2. diatas
2.3.Pelaksanaan :
Lihat uraian butir 1.3 diatas yang ada hubungannya dengan pekerjaan ini.
PEKERJAAN PLESTERAN
1. Lingkup Pekerjaan :
Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan plesteran dan kebutuhan persyaratan adukan sebagai
berikut :
(a) Untuk semua plesteran dinding biasa terdiri dari 1 bagian semen dan 5 bagian pasir.
(b) Plesteran kedap air (trasram) menggunakan adukan 1 bagian semen dan 2 bagian pasir.
(c) Untuk semua plesteran beton dan kaki pondasi digunakan adukan 1 bagian semen dan 2
bagian pasir.
2. Material :
(a) Pasir untuk plesteran harus diayak cukup halus, dan pasir laut atau pasir yang memiliki
kandungan tanah tidak diperkenankan untuk digunakan.
(b) Semen yang digunakan harus baru, tidak ada bagian yang membatu serta dalam kemasan
standard pabrik dan terlindung.
3. Pelaksanaan :
(a) Sebelum pekerjaan plesteran dikerjakan, semua bidang yang akan diplester harus disi-ram
air sampai jenuh, dan siar-siarnya telah dikeruk sedalam lebih kurang 1 cm.
(b) Tebal plesteran dinding ditentukan lebih kurang 1 cm, dikerjakan dengan lurus dan rata dan
bidang-bidang yang berombak/retak harus dibongkar dan diperbaiki.
(c) Semua bidang plesteran yang kelihatan harus diaci menggunakan adukan 1 bagian semen
dan 7 bagian kapur, terkecuali plesteran kaki pondasi dan beton diaci dengan air semen.
PEKERJAAN ATAP
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, tenaga kerja dan pemasangan atap, nok/bubungan
pada tempat-tempat sesuai dengan yang ditunjukan dalam gambar rencana.
201
5
2. Material :
2.1. Bahan atap yang akan dipergunakan untuk bangunan adalah Genteng Metal /
Zinzalume Setara Spandek, atau Sakura Roof dan Bahan nok/bubungan menggunakan
Bubungan Genteng Metal.
3. Pemasangan :
3.1. Sebelum pemasangan atap dilaksanakan, Bahan harus diperiksa terlebih dahulu dengan
tidak mengalami kerusakan untuk menjaga kebocoran dan kap/kuda-kuda,gording,reng
dan kaso harus diresidu.
3.2. Pemborong diharuskan mengajukan contoh-contoh bahan untuk mendapatkan
persetujuan Direksi/Pengawas.
PEKERJAAN PLAFOND
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, tenaga kerja dan pemasangan penggantung, rangka,
dan penutup plafond pada tempat-tempat yang sesuai dengan yang ditunjukan dalam gambar.
2. Gypsum Board
Gypsum board yang dipakai adalah yang berukuran 120X240cm, mempunyai ketebalan 9 mm,
dan berat 10.5 kg/m2. List plafond adalah metal wall angle.
Mempunyai ketahanan terhadap api (fire rating) minimum 0.5 jam.
Standard material : merk Jaya Board atau yang setara.
Bahan yang masuk ke lapangan harus selalu dalam keadaan kering.
Pemasangan harus menggunakan rangka besi hollow 40x40.dan 20x40
Pemasangan drop ceiling.
3. Pelaksanaan :
3.1. Ketinggian, ukuran, pembidangan dan konstruksi plafond dilaksanakan sesuai
ketentuan-ketentuan dalam gambar.
3.2. Kayu untuk rangka plafond harus diserut rata, terutama pada bidang- bidang bawah
yang akan ditutup dengan Gypsum, dan diberi penggantung dalam jumlah yang cukup.
3.3. Nat-nat plafond sebelum ditutup harus di Plamir.
3.4. Pemasangan plafond harus dilaksanakan oleh tukang yang ahli, lurus dan tidak lentur.
Apabila terjadi plafond terpasang ternyata tidak lurus, retak dan lentur, Direksi berhak
menolak dan Kontraktor harus segera membongkar dan memperbaiki kembali.
PEKERJAAN KUSEN DAN RANGKA PINTU/JENDELA ALUMINIUM
1. Lingkup Pekerjaan.
Pekerjaan meliputi penyediaan tenaga kerja, peralatan dan alat-alat bantu lainnya dan
melaksanakan pekerjaan ini, sehingga dicapai pekerjaan yang baik dan sempurna.
201
5
2. Persyaratan Bahan.
o Aluminium profil :
Bahan dasar Alloy B 6063 murni tanpa campuran bahan-bahan scrap yang dilebur kembali.
Ukuran Shopfront / kosen : 40 100 mm.
Tebal Shopfront / kosen : 1,80 mm.
Standard kwalitas : produksi ex SUPER BANGUNAN, ex YKK dan SII jendela 0649 82 atau
setara.
Kedap suara : 40 DB.
Ketahanan terhadap kebakaran 60 menit.
Ketahanan terhadap air dan angin untuk setiap tipe harus disertai hasil test, minimum 100 kg /
m2.
Ketahanan terhadap udara tidak kurang dari 15 m3 / hr dan terhadap tekanan air 15 kg / m2
yang harus disertai hasil test.
Pewarnaan : powder coated.
Tebal Anodizing : 18 micron.
3 . Accessories :
Rangka penguat profil : Steel tube 40 40 mm.
Glassing bead : Neoprane.
Weather strip : Vinyl.
Screw assembled : Stainless Steel.
Bahan pengikat lain : Dipakai bahan baja lapis zinc 20 micron.
Kaca : Tinted glass tebal 10 mm, produksi ASAHIMAS atau setara.
Sealant : ex DOW CORNING atau setara.
Sekrup-sekrup, engsel-engsel dan karet yang digunakan adalah sesuai dengan ketentuan
pabrik pembuat alumunium.
Model pembukaan jendela dan bovenlicht adalah Projectecd System/Casement (dengan
menggunakan tuas laying).
Kontraktor harus mengajukan terlebih dahulu contoh-contoh bahan, alumunium dan kaca,
contoh-contoh konstruksi (mock-up) dan membuat shop drawing yang menggambarkan detail
hubungan-hubungan dan sambungan-sambungan,pengangkuran, konstruksi dan pemasangan
semua komponen, lengkap dengan ukuran-ukurannya.
4. Syarat-syarat Pelaksanaan.
o Pekerjaan pembuatan, penyetelan dan pemasangan alumunium profil beserta kaca harus
dilaksanakan oleh ahlinya.
o Kontraktor harus memeriksa semua permukaan yang akan berhubungan dengan pekerjaan
tembok dan memberitahukan Pemberi Tugas / Pengawas Lapangan seandainya permukaanpermukaan yang bersangkutan dalam keadaan tidak memungkinkan untuk mendapatkan
pembetulan-pembetulan.
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
201
5
Kontraktor harus mengukur ke tempat semua dimensi yang mempengaruhi pekerja- annya.
Kontraktor harus memberikan perhitungan kekuatan atas syarat-syarat yang ditentukan.
Bahan yang dipakai sebelum diproses fabrikasi diseleksi dahulu sesuai dengan bentuk,
toleransi ukuran ketebalan yang dipersyaratkan, kesikuan, kelengkungan dan pewarnaan
yang dipersyaratkan kemudian dikerjakan secara maximal dengan mesin potong, mesin
punch, drill, sehingga hasil yang telah dirangkai mempunyai ukuran yang presisi.
Hubungan antara aluminium pada sambungan-sambungannya harus diberi lapisan mastic
dan pada bagian-bagian dalam sambungannya harus ditutup dengan coulking.
Pemasangan kusen aluminium kebangunan harus dengan angkur yang kuat.
Antara tembok / kolom / beton dan kusen aluminium harus diisi dengan seal yang elastis,
terutama untuk jendela-jendela luar.
Pemasangan kaca-kaca terhadap kusen aluminium juga harus menggunakan seal yang
berupa alur karet.
Kaca yang harus dipasang lurus dan tegak lurus dan harus disetel tengah-tengah dengan
hati-hati sampai kerenggangan (clearence) yang sama.
Sebelum pemasangan kaca semua kotoran dan bekas minyak harus dibersihkan, sehingga
tidak mengganggu pekerjaan perekatan.
Metal / aluminium harus dilindungi dari kemungkinan cacat, misalnya ; dengan clear vinyl
protective coating.
Kaca diidentifisir dengan tanda-tanda peringatan menggunakan tape atau cara lain yang tidak
membekas pada kaca setelah dibersihkan.
Semua pekerjaan terpasang harus dilindungi dari pengaruh-pengaruh pekerjaan lain seperti
cipratan cat, plesteran, noda teraso waktu memoles atau percikan las.
Sambungan-sambungan vertical maupun horizontal, sambungan sudut maupun silang,
demikian juga pengkombinasian profil-profil aluminium harus dipasang sempurna, bila perlu
dengan sekrup-sekrup pengaku.
Dalam keadaan ditutup atau dibuka, kaca-kaca tidak boleh bergetar, yang menahan kurang
sempurnanya pasangan seal keliling.
Selain tidak boleh bergetar, pemasangan seal harus menjamin, bahwa tidak akan terjadi
kebocoran yang diakibatkan oleh air hujan maupun udara luar.
Pemasangan kaca / panel kaca sebaiknya dari arah dalam bangunan, untuk memudahkan
penggantian.
Pada bagian bawah jendela dilengkapi / diisi oleh bahan poly-urethane (tahan api) sebagai
peredam panas / suara.
Hal pemasangan dibuat oleh fabricator aluminium yang disetujui Pemberi Tugas / Pengawas
Lapangan.
Menjelang penyerahan pekerjaan, dilakukan pembersihan-pembersihan semua alat-alat
pelindung, tanda-tanda, label-label dibersihkan dan kaca-kaca dicuci dengan larutan acid
(acid solution) ringan atau sesuai yang dianjurkan oleh manufacturer kaca.
201
5
Pekerjaan yang selesai, harus bebas dari noda / cacat dan kerusakan baik pada bahan
maupun cara pengerjaannya dan adalah watertight dan perlu jaminan pemeliharaan.
201
5
3. Syarat-syarat Pelaksanaan.
o Sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-gambar yang
ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang-lubang), termasuk mempelajari bentuk, pola,
layout / penempatan, cara pasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.
o Sebelum pemasangan, penimbunan bahan-bahan pintu di tempat pekerjaan harus
ditempatkan pada ruang / tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca
langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.
o Harus diperhatikan semua sambungan siku untuk rangka aluminium dan penguat lain yang
diperlukan hingga terjamin kekuatannya dengan memperhatikan / menjaga kerapihan terutama
untuk bidang-bidang tampak tidak boleh ada cacat bekas penyetelan.
o Semua ukuran harus sesuai dengan gambar dan merupakan ukuran jadi.
o Daun pintu :
- Jika diperlukan, harus menggunakan sekrup galvanized atas persetujuan Pemberi Tugas /
Pengawas Lapangan tanpa meninggalkan bekas cacat pada permukaan yang tampak.
- Untuk daun pintu panel kaca setelah dipasang harus rata, tidak bergelombang dan tidak
melintir.
PEKERJAAN LANTAI
1. Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan/material, tenaga kerja dan pemasangan lantai dan
dinding sesuai yang ditentukan dalam gambar.
2. Material :
2.1. Keramik 40x40 dan Keramik 20x20 (Lantai) 20x25 (dinding) untuk KM/WC
3. Pelaksanaan :
3.1. Sebelum pekerjaan lantai dikerjakan, pasir timbunan harus benar-benar padat pada
lantai dasar sehingga tidak terjadi penurunan/keretakan pada lantai.
3.2. Pelaksanaan harus rapi dan rata.
3.3. Pada nat-nat pertemuan antara keramik dinat dengan semen putih.
PEKERJAAN KUNCI DAN PENGGANTUNG
1. Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan/material, tenaga kerja dan pemasangan kunci serta alatalat penggantung.
2. Material :
(a)
(b)
(c)
(d)
(e)
201
5
Semua daun pintu dipasang kunci tanam buatan Dalam Negeri 2 (dua) slag kualitas baik
setara SES, Yale/Anchor.
Engsel yang digunakan pada pekerjaan ini adalah engsel nylon ring 4" untuk pintu-pintu,
dan engsel nylon ring 3" untuk jendela bingkai.
Gerendel tanam lengkap untuk pintu 2 daun, dan gerendel antik buatan dalam negeri untuk
jendela.
Haq angin antik lengkap buatan dalam negeri untuk jendela-jendela bingkai.
Sebelum dipasang, kunci-kunci dan alat-alat penggantung harus diperlihatkan contohnya
kepada Direksi.
3. Pelaksanaan :
(a) Semua daun pintu menggunakan engsel nylon ring 4" buatan dalam negeri masing-masing
3 (tiga) buah.
(b) Semua daun jendela bingkai menggunakan engsel nylon ring 3" buatan dalam negeri
masing-masing 2 (dua) buah, haq angin 2 (dua) buah dan untuk pengunci dipasang
gerendel 1 (satu) buah.
(c) Kunci-kunci harus berfungsi dengan baik dan pada saat diserahkan anak kunci harus
diserahkan lengkap dengan cadangannya.
PEKERJAAN PENGECATAN
1. Umum
Bagian ini meliputi pengadaan cat dan pengecatan serta "Finishing" pada semua permukaan
sesuai dengan gambar, daftar-daftar dan persyaratan.
2. Referensi
Seluruh pekerjaan harus sesuai dengan standard sebagai berikut :
Petunjuk-petunjuk yang diajukan oleh pabrik pembuat.
NI - 3 - 1970
NI 4
3. Material
Cat dasar maupun cat akhir yang akan digunakan adalah dari kwalitas baik.
Cat untuk dinding :
Plamur, Cat dasar, Cat akhir.
4. Pelaksanaan
- 4.1. Cat yang akan digunakan berada dalam kaleng-kaleng yang masih disegel, tidak pecah
atau bocor dan mendapat persetujuan Perencana / Pengawas.
201
5
4.2. Kontraktor sudah harus memperlihatkan contoh dari bahan cat yang akan digunakan
disertai Surat Jaminan Kwalitas dari Pabrik pembuat atau agen-agen penjual yang ditunjuk
oleh Pabrik tersebut untuk disetujui Direksi.
- 4.3. Sebelum penggunaan dari cat ini Kontraktor harus sudah mengerti betul ten- tang caracara penggunaannya sesuai rekomendasi pabrik yang bersang- kutan.
-
201
5
.
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
1. Lingkup Pekerjaan :
Termasuk dalam pekerjaan instalsi listrik ini adalah :
1.1. pengadaan kabel-kabel, stop kontak, sacklaar, fitting-fitting, pipa, material bantu,
termasuk pemasangannya
1.2. Penyerahan Surat Jaminan oleh Instalatur/Pemborong beserta pembuatan gambar
instalasi yang terpasang.
2. Bahan yang dipakai :
2.1. Kabel-kabel yang dipakai adalah dari jenisnya NYA yang memenuhi standard PLN
(SPLN) serta berinitial LMK.
2.2. Stop kontak, sacklar dan fitting serta peralatan listrik yang digunakan harus buatan
dalam negeri yang telah memenuhi standard PLN.
2.3. Untuk trafo neon yang digunakan harus setara merk Broco atau Ballast, sedangkan
balon pijar/TL harus sekualitas merk Phillips atau Osram.
2.4. Penempatan zakering kast harus mengikuti petunjuk dalam gambar, dan zakering kast
yang dipakai adalah dari bahan ebonit.
3. Pemasangan :
3.1. Pemasangan instalasi listrik harus berpedoman pada Peraturan Umum Instalasii Listrik
(PUIL) 2000 yang diterbitkan Yayasan Normalisasi Indonesia.
3.2. Untuk menangani pekerjaan ini harus ditunjuk Instalatir yang telah mememiliki Surat
Pengesahan Instalatir (SPI) dan Surat Ijin Kerja (SIKA) dari PLN setempat.
3.3. Inslatasi yang terpasang harus disesuaikan dengan tegangan yang terpasang di area
proyek.
3.4. Untuk penerangan dan stop kontak biasa kabel yang digunakan adalah jenis NYA
diameter 2,5 mm atau 1,5 mm dengan pelindung PVC diameter 5/8" dan dipasang
inbouw.
3.5.
3.6.
3.7.
201
5
Untuk semua penyambung kabel harus menggunakan terminal box atau ditutup dengan
las dop, serta ditempatkan pada kedudukan yang aman.
Pemasangan instalasi listrik umumnya dikerjakan sebelum plafon ditutup dan pelesteran
diding dikerjakan.
Pada semua stop kontak dan zekering kast harus di beri arde dengan menggunakan
kawat BC, dan khusus pengetanahan pada zekering kast dibagian yang tertanam
kedalam tanah harus dikerjakan sampai mendapatkan tahanan yang diisyaratkan, serta
diberi pelindung pipa GIP diameter 1/2".
PEKERJAAN SANITAIR
1. Kontraktor harus mengadakan dan memasang alat-alat yang dibutuhkan untuk kelancaran
pekerjaan dilapangan
2. Alat-alat sanitair yang digunakan adalah setara merek INA/KIA atau yang sejenis
3. Perletakan sanitair yang tertera pada gambar dan pemasangannya harus dilaksanakan
dengan penuh keahlian sehingga memberikan hasil yang sempurna.
a. Pekerjaan Saluran Pembuangan
1. Saluran Air Kotor :
1.1. Pipa pembuangan air kotor dari KM/WC menggunakan pipa PVC diameter 2" yang untuk
selanjutnya dihubungkan ke saluran air hujan sedangkan pipa pembuangan dari WC
menggunakan PVC diameter 4" dan dihubungkan ke septictank.
1.2. Pemasangan pipa-pipa tersebut dibuat dengan kemiringan 2% dan sambungan
dilaksanakan dengan menggunakan sambungan pipa serta lem PVC.
1.3. Pemasangan harus dilakukan dengan baik, tertutup/tidak kelihatan. Dalam arah
mendatar pipa-pipa tidak boleh membuat siku-siku ditempat-tempat percabangan dan
tiap jarak maksimum 12 meter pada pipa- pipa dibawah tanah harus dibuat bak kontrol.
1.4. Untuk menghindari adanya penyumbatan dikemudian hari, pada tiap- tiap lobang
pembuangan KM harus dipasang floordrain.
1.5. Cara penyambungan pipa-pipa PVC untuk saluran air kotor mengikuti ketentuan tata
cara penyambungan yang ditentukan pabrik pembuatnya..
1.6. Pemasangan pipa-pipa PVC untuk saluran air kotor / saluran limbah, mengikuti
ketentuan dalam gambar rencana, pipa-pipa PVC harus tertanam dengan aman dan
penempatannya sewaktu-waktu dapat dilakukan perbaikan, pipa-pipa PVC tidak
diperbolehkan melintasi / memotong saluran atau melintas diatas permukaan
lantai/rabat/tanah. Perletakan instalasi air kotor/air buangan disesuaikan dengan gambar
rencana/detail.
1.7. Perletakan instalasi air kotor/air buangan disesuaikan dengan gambar rencana/detail.
201
5
201
5
3.3.
Pemasangan dan perletakan pipa-pipa PVC GIP mengikuti ketentuan dalam gambar ,
pipa-pipa harus aman dari beban dan serta tidak menggangu aktivitas disekitarnya serta
penempatannya dapat dengan mudah dilakukan perbaikannya.
3.4. Setiap penyambungan dari pipa distribusi ke pipa instalasi dalam bangunan harus
dipasang stop kran guna menutup aliran air pada saat terjadi kerusakan pada instalasi
dalam bangunan dan dapat dengan melakukan perbaikan.
4. Pengujian :
4.1. Semua instalasi pipa yang terpasang sebelum ditutup harus diuji terlebih dahulu untuk
menghindari terjadinya kebocoran.
4.2. Bila dalam pengujian ditemukan adanya kerusakan, kebocoran atau penyumbatan,
Kontraktor harus segera mengganti/memperbaiki kerusakan tersebut, kemudian
dilakukan pengujuian/pemeriksaan kembali.
5. Sumber Air Bersih :
Pengadaan dan sumber air bersih diambil dari sumber air terdekat atau pompa.
PEKERJAAN LAIN-LAIN
Gambar Pelaksanaan :
1. Setelah selesainya seluruh pekerjaan, Pelaksana harus membuat gambar pelaksanaan (As Built
Drawing) dari seluruh sistem, termasuk apabila terjadi perubahan letak, denah maupun
konstruksi.
2. Pada as built drawing harus tercantum ukuran-ukuran jarak, kedalaman, tinggi-tinggi bagian dari
sistem terhadap bagian-bagian dari gedung atau struktur lainnya.
DOKUMENTASI
Untuk kelengkapan laporan, Kontraktor harus membuat foto-foto dokumentasi dibuat sebelum
pekerjaan di mulai ( 0 % ), tahap pelaksanaan hingga selesai ( 25 %, 50 %, 75 % dan 100 % ),
foto dokumentasi harus selalu diambil pada posisi yang sama untuk setiap kemajuan (tampak
depan, samping dan belakang) dan setiap bagian yang penting antara lain penulangan, pondasi
dan lain-lain.
Foto-foto tersebut dimasukan kedalam album dan diserahkan kepada Proyek serta
Direksi/Konsultan Pengawas sebanyak 2 (dua) set.
201
5
PEKERJAAN AKHIR
Pada akhir pekerjaan, seluruh ruangan termasuk dinding, plafond, lantai dan sebagainya harus
bersih dari sisa-sisa semen, cat dan kotoran lainnya.
Halaman bangunan harus dibersihkan dari sisa-sisa bahan-bahan bangunan, kotoran-kotoran
dan gundukan-gundukan tanah bekas galian harus diratakan serta bahan-bahan yang tidak
terpakai lagi harus diangkut keluar lokasi pekerjaan.
PENUTUP
Demikian Dokumen Penawaran Teknis kami ajukan semoga akan membatu kami dalam
penanganan pekerjaan.
Hormat Kami,
PT. NINA ARTA PROGANDA PUTRI
MARHULAN TAMBUNAN
Direktur