You are on page 1of 4

Praktikum Pengembangan Kepribadian

Materi : Kekhususan Individual


Oleh: Arum Dwi Ningsih, S. Kep., Ners.
A.

Pengantar Materi
Manusia merupakan makhluk hidup yang lebih sempurna bila dibandingkan dengan

makhluk-makhluk hidup yang lain. Akibat dari unsur kehidupan yang ada pada manusia,
manusia berkembang dan mengalami perubahan-perubahan, baik perubahan-perubahan
dalam segi fisiologis maupun perubahan-perubahan dalam segi psikologis sehingga
mengakibatkan perbedaan antara individu yang satu dengan individu yang lainnya. Tiap
individu mempunyai ciri khas masing-masing yang membedakan dengan individu- individu
lainnya. Bila diperhatikan secara seksama maupun sepintas saja akan terlihat bahwa mereka
itu berbeda antara satu sama lainnya. Secara fisik bisa nampak ada yang gemuk, ada yang
kurus, ada yang cantik, ada juga yang kurang menarik wajahnya, ada yang kuat, ada yang
lemah dan sebagainya. Sedangkan dari segi kejiwaan bisa dibedakan antara orang yang
berjiwa sehat dengan orang berjiwa kurang sehat. Dari contoh di atas dapat kita lihat bahwa
perbuatan yang berintelegensi adalah perbuatan yang menuntut kemampuan yang lebih dari
pada sekedar kemampuan untuk persepsi biasa. Kemampuan itu adalah kemampuan untuk
mengelolah lebih jauh lagi tentang intelegensi.
1.

Intelegensi
Banyak sekali definisi yang mengemukakan tentang intelegensi, namun satu sama

lain berbeda sehingga tidak memperjelas persoalan. Edourd Claparade (1873-1940)dan


William Stern (1871-1938) seorang pakar psikologi penemu konsep IQ misalnya
mendefinisikan intelegensi secara sangat fungsionala dan terbatas, yaitu : intelegensi adalah
penyesuaian diri secara mental terhadap situasi atau kondisi baru. Dilain pihak seorang
psikologi gestalt mengatakan bahwa intelegensi adalah perbuatan yang disertai dengan
pemahaman atau pengertian.
Perdebatan tentang definisi ini tidak kunjung selesai. Pada tahun 1990-pun para
pakar mencoba sepakat dengan definisi intelengensi yang masih terdapat versi dua
kelompok yaitu : Mainstream Science on Intelligensi (MSI) dan versi American
Psychological Association (APA).

Dengan demikian, intelegensi itu adalah kemampuan untuk mengolah lebih jauh lagi
hal-hal yang kita amati. Kemampuan ini terdiri dari dua jenis yaitu kemampuan khusus dan
kemampuan umum. Kemampuan khusus adalah kemampuan dalam bidang-bidang tertentu.
Disamping kemampuan khusus, terdapat kemampuan umum.
Teori lama mengatakan bahwa tingkat perbedaan kecerdasan itu sudah bawaan setiap
lahir. Di samping orang-orang yang ditakdirkan pandai, terdapat pula orang-orang yang
bodoh sejak lahirnya, sedangkan yang terbanyak adalah orang yang bertaraf rata-rata.
Menyadari hal ini, sejak lama sudah diusahakan dalam psikologi untuk mengukur taraf
intelegensi pada manusia. Setelah melalui beberapa eksperimen terbukti bahwa mengukur
taraf intelegensi itu dapat diperkirakan melalui pengukuran terhadap beberapa aspek
kemampuan khusus tertentu.
Ada dua jenis intelegensi yakni fluid intelegenci yaitu : kemampuan proses informasi
secara cepat, hubungan berfikir dan ingatan dalam bentuk analogi, mengingat rangkaian
angka dan kategorisasasi. Sementara crystallized intellegenci yaitu : akumulasi informasi,
ketrampilan-ketrampilan dan strategi yang telah dipelajari selama hidup dan dapat
diterapkan untuk memecahkan masalah.
2. Faktor pembawaan

Perdebatan antara kaum nativis dan kaum empiris dalam ilmu psikologi, tidak terbatas
pada intelengensi saja. Cesare Lombrosso terkenal dengan teorinya deliquento nato yaitu
bahwa penjahat sudah mempunyai watak jahat sejak lahirnya, yang tercermin pada bentuk
tengkoraknya (fisiognami). Tentu teori ini sudah tidak relevan lagi, karena sekarang kejahatan
adalah hasil pengaruh berbagai factor pada diri individu maupun lingkungannya (keadaan
social, ekonomi, pendidikan, factor kesempatan ).
3. Faktor lingkungan dan kebudayaan

Ada pendapat atau aliran yang percaya bahwa sifat manusia (termasuk kecerdasan dan
kepribadian lainnya sepenuhnya dipengaruhi oleh lingkungan. Pandangan ini disebut
empirisme. Seorang tokoh empirisme John b. Wanston mengatakan karena jiwa manusia waktu
lahir masih bersih, maka untuk menjadikannya manusia itu sesuai dengan yang dikehendaki,
kepada orang itu tinggal diberikan lingkungan dan pengalaman-pengalaman yang diperlukan.
Jadi manusia dapat dibentuk sesuai dengan lingkungan yang ditempati.

4. Interaksi bawaan dan lingkungan : konvergensi

Intelegensi adalah hasil dari kontribusi lingkugan dan bawaan. Dari sudut pandang
bawaan para peneliti beranjak pada penelitian terhadap otak. Temuan ini dikuatkan oleh
penelitian dengan menggunakan metode pemindaian otak dikenali beberapa area otak yang
terkait dengan intelegensi. Contohnya anak dosen akan menjadi dosen juga, membuktikan
bahwa lingkungan pun ada pengaruhya.
Jadi, lingkungan bisa berpengaruh terhadap perkembangan intelegensi seseorang,
tetapi dalam batas-batas bawaan yang ada.
B.

Prosedur Kerja
1) Bawalah KHS semester 1 dan KRS semester II
2) Lakukan Evaluasi hasil Pembelajaran anda selama satu semester berdasarkan analisa

SWOT (Strenght-Weakness-Opportunity-Thratened)
3) Tulislah dalam tabel berikut hasil evaluasi pembelajaran anda selama 1 semester
Strenght (Kekuatan)

Weakness (Kelemahan)

Opportunity (Peluang)

Thratened (Hambatan)

4) Buatlah Strategi yang dapat anda lakukan untuk meningkatkan hasil pembelajaran

anda pada semester depan sesuai dengan table berikut:

Strenght

Weakness

Faktor
Internal

Faktor
Eksternal

Opportunity

Thratened

5) Tulislah hasil strategi belajar anda dalam rencana kegiatan belajar semsester II, dan

buatlah target waktunya


6) Selamat mencoba!!!!

You might also like