Professional Documents
Culture Documents
RIWAYAT
KELUARGA
KEBIASAAN
MEROKOK
BAHAN KIMIA
METABOLISME METABOLIK
METABOLISME TRYPTOPHAN
PAPILOMA
MALIGNA (GANAS)
KANKER KANDUNG KEMIH
D. ANATOMI DAN FISIOLOGI
Kandung kemih adalah merupakan salah satu organ dalam system
perkemihan yang berpungsi sebagai penampung urine,yang berbentuk buah pir
(kendi),yang dikelilingi oleh otot yang kuat,berhubungan dengan ligamentum
vesika umbilikalis medialis.
Kandung kemih terletak dibelakang simpisis pubis didalam rongga panggul.
Kandung kemih terdiri dari :
1.
Fundus yaitu bagian yang menghadap kearah belakang dan
bawah,bagian ini terpisah dari rectum oleh spatium rectovesikale yang terisi
oleh jaringan ikat duktus deferent,vesika seminalis dan prostat.
2.
Korpus yaitu bagian antara verteks dan fundus.
3.
Verteks yaitu bagian yang meruncing kearah muka dan
berhubungan dengan ligamentum vesika umbilikalis.
Dinding kandung kemih terdiri dari lapisan :
1. Lapisan sebelah luar (peritoneum ).
2. Tunika muskularis (lapisan otot).
3. Tumika submukosa.
4. lapisan mukosa (lapisan bagian dalam).
E. MANIFESTASI KLINIK
Haemarturi tanpa nyeri adalah tanda yang paling sering pada CA kandung
kemih dan terjadi pada 75 % semua kasus, sayangnya perdarahan bersifat
ASUHAN KEPERAWATAN
A.
B.
PENGKAJIAN
a. Identitas pasien
b. Riwayat keperawatan
1.
Riwayat penyakit sekarang
2.
Riwayat penyakit masa lalu
3.
Riwayat kesehatan keluarga, penyakit yang pernah diderita
anggota keluarga yang menjadi faktor resiko.
4.
riwayat psikososial dan sepriritual
5.
kondisi lingkungan rumah
6.
Kebiasaan sehari-hari (pola eliminasi bak,pola aktivitas dan
latihan,pola
kebiasaan
yang
mempengaruhi
kesehatan
(rokok,ketergantungan obat,minuman keras),
c. Pemeriksaan fisik
Nyeri /ktidak nyamanan : nyeri tekan abdomen,nyeri tekan pada area ginjal
pada saat palpasi,nyeri dapat digambarkan sebagai acut,hebat,tidak hilang
dengan posisi atau tindakan lain
RENCANA KEPERAWATAN
Individu akan
1. Memperlihatkan bahwa orang lain membenarkan nyeri itu ada.
2. Memperlihatkan pengurangan nyeri setelah melakukan tindakan penurunan rasa
nyeri yang memuaskan.
Anak-anak akan, berdasarkan usia dan kemampuannya :
1. Mengidentifikasi sumber-sumber nyeri.
2. Mengidentifikasi aktivitas yang akan meningkatkan dan menurunkan nyeri.
3. Menggambarkan rasa nyaman dari orang-orang lain selama mengalami nyeri.
Intervensi :
1. Tingkatkan pengetahuan
a. Jelaskan sebab-sebab nyeri kepada individu, jika diketahui.
b. Menghubungkan berapa lama nyeri akan berlangsung, jika diketahui.
c. Jelaskan pemeriksaan diagnostik dan prosedur secara detail dengan
menghubungkan ketidaknyamanan dan sensasi yang akan dirasakan, dan
perkiraan lamanya terjadi nyeri.
2. Berikan informasi yang akurat untuk mengurangi rasa takut.
3. Hubungkan penerimaan anda tentang respons individu terhadap nyeri.
a. Mengenali adanya rasa nyeri.
b. Mendengarkan dengan penuh perhatian mengenai nyeri.
c. Memperlihatkan bahwa anda sedang mengkaji nyeri karena anda ingin
mengerti lebih baik (bukan untuk menentukan apakah nyeri tersebut benarbenar ada).
4. Kaji keluarga untuk mengetahui adanya kesalahan konsep tentang nyeri atau
penanganannya.
5. Bicarakan alasan-alasan mengapa individu dapat mengalami peningkatan atau
penurunan nyeri (mis; keletihan meningkatkan nyeri, distraksi menurunkan
nyeri).
a. Berikan dorongan anggota keluarga untuk saling menceritakan rasa
prihatinnya secara pribadi.
b. Kaji apakah keluarga menyangsikan nyeri dan bicarakan pengaruhnya pada
individu yang mengalami nyeri.
c. Anjurkan keluarga untuk tetap memberikan perhatian walaupun nyeri tidak
diperlihatkan.
6. Berikan kesempatan kepada individu untuk istirahat selama siang dan waktu
tidur yang tidak terganggu pada malam hari.
7. Bicarakan dengan individu dan keluarga penggunaan terapi distraksi,
bersamaan dengan metode lain untuk menurunkan nyeri.
8. Ajarkan metode distraksi selama nyeri akut, bernapas dengan teratur.
9. Ajarkan penurunan nyeri noninvasif
a. Relaksasi
- Intruksikan teknik-teknik untuk menurunkan ketegangan otot rangka,
yang dapat menurunkan intensitas nyeri.
- Tingkatkan relaksasi pijat punggung, masase, atau mandi air hangat.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
4. Instruksikan klien untuk konsulasi kepada dokter atau ahli terapi fisik untuk
program latihan jangka panjang.
5. Rujuk kepada perawat komunitas untuk tindak lanjut jika diperlukan.
Perubahan pola elimunasi urinarius berhubungan dengan penurunan kapasitas
kandung kemih sekunder terhadap kanker
Kriteria hasil
Individu akan
1. Menjadi kontinen (terutama selama siang hari, malam, 24 jam)
2. Mampu mengidentifikasi penyebab inkontinens dan rasional untuk pengobatan
Intervensi
1. Pertahankan hidrasi optimal
a. Tingkatkan hidrasi 2000-3000 ml/hari, kecuali ada kontraindikasi.
b. Bagi jarak cairan setiap 2 jam
c. Kurangi masukan cairan setelah jam 19.00
2. Pertahankan nutrisi yang adekuat
3. Tingkatkan berkemih
a. Pastikan privasi dan rasa nyaman.
b. Gunakan fasilitas toilet, jika mungkin, daripada bedpan
c. Berikan klien pria kesempatan berdiri.
d. Bantu individu dengan bedpan untuk memfleksikan lututnya.
4. Tingkatkan integritas personal dan berikan motivasi untuk meningkatkan
kontrol kandung kemih.
5. Tunjukkan pada individu bahwa inkontinens dapat disembuhkan atau
sedikitnya dikontrol untuk mempertahankan martabat.
6. Harapkan pada individu untuk menjadi kontinen (mis; sarankan menggunakan
pakaian ketat, jangan sarankan menggunakan bedpan)
7. Tingkatkan integritas kulit
a. Identifikasi individu yang berisiko mengalami ulkus akibat tekanan.
b. Cuci area, bilas, dan keringkan dengan baik setelah episiode
inkontinens.
c. Gunakan salep pelindung, jika diperlukan.
8. Jadwalkan masukan cairan dan waktu berkemih.
9. Jadwalkan program keteterisasi intermitten
10. Ajarkan pencegahan ISK
a. Beri dorongan pengosongan kandung kemih secara teratur.
b. Pastikan masukan cairan yang adekuat.
c. Jaga keasaman urine, hindari jus jeruk nipis, cola pekat, kopi.