You are on page 1of 22

SEORANG ANAK

DENGAN DIARE
KRONIK
OLEH
ADITYA PUTRA, S.Ked
PEMBIMBING
dr. RAHAYU SUDHARMADJI, Sp.A
KEPANITERAAN KLINIK SENIOR ILMU KESEHATAN ANAK
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANGKINANG
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ABDURRAB

DEFINISI
Definisi diare adalah peningkatan pengeluaran tinja dengan
kosistensi lebih lunak atau lebih cair dari biasanya, dan
terjadi paling sedikit 3 kali dalam 24 jam. Dalam referensi
lain disebutkan bahwa definisi diare untuk bayi dan anakanak adalah pengeluaran tinja lebih dari 10 g/kgBB/24 jam,
sedangkan rata-rata pengeluaran tinja normal pada bayi
sebesar 5-10 g/kgB/24 jam.

Diare dibagi menjadi diare akut dan diare kronik/ persistent.

EPIDEMIOLOGI
Diare persisten/kronis mencangkup 3-20% dari seluruh
episode diare pada balita. Insiden diare persisten di
beberapa negara berkembang berkisar antara 7-15%
setiap tahun dan menyebabkan kematian sebesar 36-54%
dari keseluruhan kematian akibat diare.

Di Indonesia, prevalensi diare persisten/kronis sebesar


0,1% dengan angka kejadian tertinggi pada anak-anak
berusia 6-11 bulan.

CARA PENULARAN DAN FAKTOR


RESIKO
Faktor bayi

Bayi berusia <12 bulan

Penularan secara fekal oral


Faktor resiko meliputi

Berat badan lahir rendah (<2500 gram)


Bayi atau anak dengan malnutrisi
Anak-anak dengan gangguan imunitas
Riwayat infeksi saluran napas

Faktor maternal

Ibu berusia muda dengan pengalaman yang terbatas


dalam merawat bayi
Tingkat pendidikan dan pengetahuan ibu mengenai
higienis, kesehatan, dan gizi, baik menyangkut ibu
sendiri maupun bayi
Pengetahuan, sikap, dan perilaku dalam pemberian ASI

Pemberian
bayi
Riwayat
sebelumnya

susu

serta makanan pendamping ASI


pada Pengenalan susu non-ASI
Penggunaan botol susu
infeksi Riwayat diare akut dalam waktu dekat (khususnya
pada bayi <12 bulan)

Penggunaan

Riwayat diare persisten sebelumnya


obat Obat
antidiare,
karena
berhubungan

sebelumnya

menurunnya motilitas gastrointestinal

dengan

Antimikroba, termasuk antibiotik dan anti-parasit

MEKANISME DAYA TAHAN


TUBUH
Nonimunologi

Flora usus
Asam lambung
Motilitas usus
Sekresi usus

Imunologi
SIgA
CMI (Cell Mediated Immunity)
Immunoglobulin lainnya

ETIOLOGI

PATOGENESIS

PATOFISIOLOGI

Sekretorik
Osmotik
Mutasi protein transport
Pengurangan luas anatomi usus
Perubahan motilitas usus

DIAGNOSIS
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan darah
Pemeriksaan tinja

PENATALAKSANAAN
5 Pilar tatalaksana diare
Rehidrasi dengan menggunakan oralit baru
Zinc diberikan selama 10 hari berturut-turut
ASI dan makanan tetap diteruskan
Antibiotik selektif
Nasehat kepada orang tua

PENCEGAHAN
Pemberian ASI eksklusif
Menjaga higien makanan dan minuman

LAPORAN KASUS

Identitas pasien
Nama
: An. H
Umur
: 6 bulan
Berat Badan
: 5,5 kg
Panjang Badan
: 58 cm
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
: jl. Kartini
Agama
: Islam
Nama Ayah
: Tn. W
Pekerjaan
: Wiraswasta
Nama Ibu
: Ny. F
Pekerjaan
: IRT

Anamnesis (Alloanamnesis)
Keluhan Utama
Pasien masuk dengan keluhan mencret sejak 2 minggu yang lalu

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien masuk dirawat di RS sakit atas rujukan dokter Sp.A dengan keluhan
mencret sejak 2 minggu yang lalu, BAB berwarna kuning ada sedikit
ampas, tidak ada darah dan lendir. Pasien sudah sebelumnya dirawat di
RSUD Arifin ahmad dan dirawat selama 8 hari dengan keluhan yang sama
dan tidak ada perbaikan sehingga pasien meminta pulang. 2 hari
berikutnya pasien masuk RSUD arifin ahmad dengan keluhan yang sama
dan dirawat selama 7 hari namun masih tidak ada perbaikan. Ibu pasien
merasakan anaknya semakin haris semakin kurus dan tampak lemas, BB
pasien sebelum sakit 6,6 kg sekarang turun menjadi 5,5 kg.
Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengalami pembesaran kepala sejak 2 minggu setelah lahir. Dan
sudah dipasangi shunt.
Riwayat penyakit keluarga
Tidak ada keluarga yang mengalami penyakit seperti pasien
Riwayat Penggunaan Obat-obatan

PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran :Komposmentis
Tanda vital:
Heart Rate : 130x/m
Respirasi rate : 32x/m
Suhu : 36,2oC
Antropometri: LK : 60cm LD : 50cm PB: 58cm BB : 5,5 Kg

Kepala :

Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sclera Ikterik (-/-) Mata cekung


Hidung : tidak ada deformitas, tidak ada sekret
Telinga : tidak ada deformitas, tidak ada sekret
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar getah bening

Thoraks :
Inspeksi : tidak ada retraksi
Palpasi : pengembangan dada simetris
Perkusi : sonor
Auskultasi : bunyi jantung 1 dan II, murmur (-), suara nafas veikuler

Abdomen :
Inspeksi : perut tampak cembung
Palpasi : supel, turgor kulit melambat
Perkusi : timpani
Auskultasi : bising usus 1 kali tiap 3 detik

Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2 detik

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Makroskopis :

Warna : Kuning Kecoklatan


Konsistensi : Lembek
Lendir : negatif
Darah : Negatif
Mikroskopis :
Leukosit :1-3/LPB
Eritrosit :0-1/LPB
Epitel : negatif
Amoeba :negatif
Telur cacing :negatif

Diagnosis : Diare kronik dengan dehidrasi sedang


Tatalaksana :

IVFD RL 77 Tpm mikro kebutuhan 385 ml dalam 5 jam


Oralit
Terapai etiologi :Trogyl (Metronidazole) 2x1 cth
Terapi suportif : Lacto B 2x1 sack
Zink 1x20 mg
Terapi dietetic : tinggi protein dan tinggi kalori DAN ASI
Edukasi : pemberian oralit setiap kali mencretm

ANALISIS KASUS
Pada pasien diberi penatalaksanaan IVFD RL 77 Tpm mikro karena

berdasarkan kebutuhan rehidrasi awalnya yaitu 70 cc/KgBB/5jam yang


didapati hasil 385cc/5jam atau 77cc/jamnya dan apabila masih mencret
maka disarankan untuk minum oralit sekita 55cc setiap kali anak
mencret. Kemudian pemberian metronidazole syrup bertujuan untuk
mengatasi infeksi pada saluran cerna anak karena dicurigai adanya
infeksi dari pemeriksaan feses, metronidazole sangat baik pada infeksi
bakteri yang anaerob dan parasit. Diberikan lacto B dan zink bertujuan
untuk perbaikan epitel saluran cerna dan flora normal usus. Setelah
dilihat adanya perbaikan pada pasien dan sudah terehidrasi maka tuker
tetesan infus menjadi rumatan yaitu sekitar 550 cc/24jam atau 23 Tpm
mikro

KESIMPULAN
Jadi pada pasien ini didapati diagnosis diare kronik atau
diare persisten berdasarkan anamnesis pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang. Untuk penatalaksanaanya
sendiri berdasarkan dari etiologi penyebab diarenya. Apabila
diare tersebut akibat kelainan motilitas usus maka perbaiki
motilitasnya, dan apabila kelainan dari malabsobsi makanan
maka harus diganti makanannya atau minumannya, apabila
disebabkan oleh pathogen baik itu bakteri atau parasite
maka harus diberikan antibiotic dan antiparasitnya.

Paling utama adalah rehidrasi selama diare tersebut.

TERIMA KASIH

You might also like