Professional Documents
Culture Documents
SEKS PRANIKAH
DI SMA ___________________
WILAYAH KERJA PUSKESMAS MULYOREJO - SURABAYA
OLEH :
Ajeng Lyla K
011513243044
Ayu Maratus S
011513243037
011513243052
Lailiya Syarifah
011513243093
011513243053
LEMBAR PENGESAHAN
Telah diperiksa dan disetujui untuk memenuhi tugas kelompok Program Profesi
Program Studi Pendidikan Bidan Universitas Airlangga.
Anggota Kelompok:
1.
2.
3.
4.
5.
Ajeng Lyla K
Ayu Maratus S
Irma Sari Fitriana
Lailiya Syarifah
Dewi Angga Purnamasari
011513243044
011513243037
011513243052
011513243093
011513243053
Dengan judul Satuan Acara Penyuluhan Kesehatan Remaja Seks Pra Nikah di
Puskesmas Mulyorejo Surabaya
Surabaya,
Desember 2015
Mengetahui,
Pembimbing Akademik
Program Profesi Pendidikan Bidan
Pembimbing Klinik
Puskesmas Mulyorejo Surabaya
Netti Herlina.S.Pd.,M.Kes
NIP.19511012 197603 2001
Topik
: Seks Pranikah
Sasaran
Tempat
: 1 X 50 menit
1.2 Tujuan
1.2.1
1.2.2
1.3 Materi
1. Menjelaskan pengertian perilaku seksual dan seks pranikah
2. Menyebutkan aspek-aspek perilaku seksual pranikah
3. Menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seksual pranikah
4. Menjelaskan dampak dari perilaku seksual peanikah
5. Menjelaskan upaya untuk menghindari seks pranikah di kalangan remaja
1.4 Metode
1. Ceramah
2. Diskusi dan tanya jawab
3. Role Play
1.5 Media
1. LCD / Flipchart
2. Leaflet
1.6 Pengorganisasian
Pembimbing Klinik
Moderator
Observer
: Ajeng Lyla
Fasilitator
Job Description
1. Moderator :
-
Memperkenalkan diri
Memimpin
jalannya
penyuluhan
dan
menjelaskan
waktu
penyuluhan
-
2. Penyaji
3. Fasilitator :
-
Memotivasi
peserta
untuk
mengajukan
pertanyaan
saat
4. Observer:
Mengamati
dan
mencatat
proses
jalannya
penyuluhan,
WAKTU
KEGIATAN PENYULUHAN
5 menit
Pembukaan
KEGIATAN PESERTA
Mendengarkan pembukaan
a)
membuka
kegiatan yang
disampaikan
oleh
moderator.
b)
Memperkenalkan diri
c)
d)
e)
Menyampaikan
kontrak
waktu
f)
Pre
test
menggali
10 menit
Seksual Pranikah
Pelaksanaan
Mendengarkan
dan
10 menit
tehadap
materi
yang
disampaikan.
Mengajukan pertanyaan
5 menit
Menjawab pertanyaan
5 menit
menjawab pertanyaan
Penutup
Mendengarkan
dengan
15 menit
penyuluhan
Bermain Peran (Role Play)
salam
Membentuk grup diskusi.
b)
c)
Kesiapan materi
d)
Kesiapan SAP
e)
f)
g)
h)
i)
2) Evaluasi Proses
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
3) Evaluasi hasil
Setelah penyuluhan diharapkan peserta penyuluhan mampu menjawab dengan
benar pertanyaan yang diberikan, antara lain:
a. Pengertian seks pranikah
b. Dampak dari seks pranikah
c. Cara menghindari seks pranikah
berbeda, mulai dari berkencan, bercumbu sampai bersenggama, tetapi belum ada ikatan
yang sah menurut norma, hukum, ataupun agama.
2. Aspek-aspek Perilaku Seksual Pranikah
Menurut PKBI, aspek-aspek perilaku seksual pranikah adalah:
a. Bermesraan
Aspek ini mengungkap aktivitas psikologis dua individu yang berlainan jenis dalam
kesamaan tujuan untuksaling berbagi rasa yang diungkap dalam kata-kata manis,
pandangan mata yang mesra, namun belumsampai pada aktivitas bercumbu.
Bermesraan di sini dilakukan oleh dua orang, yaitu pemuda dan pemudiyang ditandai
dengan adanya ketertarikan afeksional (saling mencintai) yang telah dinyatakan di
antarakeduanya, tetapi belum sampai pada tingkat pertunangan.
b. Bercumbu
Aspek ini mengungkap pendekatan-pendekatan jasmaniah yang dilakukan, seperti
saling memegang,berciuman, berpelukan atau berangkulan, saling tempel alat kelamin,
yang dapat membangkitkan gairahseksual, tetapi belum sampai pada hubungan
kelamim.
c. Hubungan kelamin
Hubungan kelamin berarti melakukan kegiatan senggama. Hubungan kelamin adalah
hubungan yangdilakukan oleh dua orang yang berbeda jenis kelamin, dengan kegiatan
memasukkan penis ke dalam vaginadan masing-masing orang akan memperoleh
kepuasan.
Dari sumber lain, dikatakan bahwa bentuk-bentuk perilaku seksual pranikah pada
remaja antara lain:
1.
Berpegangan tangan
Perilaku seksual ini biasanya dapat menimbulkan keinginan untuk mencoba aktivitas
seksual lainnya, sehingga kepuasan seksual lainnya tercapai (Irawati,1999).
2.
Berpelukan
Perilaku seksual berpelukan akan membuat jantung berdegup lebih cepat dan
menimbulkan rangsangan seksual pada individu (Irawati, 1999).
3.
Cium kering
Perilaku seksual cium kering berupa sentuhan pipi dengan pipi dan pipi dengan bibir
(Ginting, 2008). Dampak dari cium pipi bisa mengakibatkan imajinasi atau fantasi
Cium basah
Aktifitas cium basah berupa sentuhan bibir dengan bibir (Irawati,1999). Dampak dari
cium bibir dapat menimbulkan sensasi seksual yang kuat dan menimbulkan dorongan
seksual hingga tidak terkendali, dan apabila dilakukan terus menerus akan
menimbulkan perasaan ingin mengulanginya lagi (Ginting, 2008).
5.
6.
Petting
Merupakan keseluruhan aktifitas seksual non intercourse (hingga menempelkan alat
kelamin), dampak dari petting yaitu timbulnya ketagihan (Ginting, 2008).
7.
Oral seksual
Oral seksual pada laki-laki adalah ketika seseorang menggunakan bibir, mulut dan
lidahnya pada penis dan sekitarnya, sedangkan pada wanita melibatkan bagian di sekitar
vulva yaitu labia, klitoris, dan bagian dalam vagina (Ginting, 2008).
8.
modern bahkan larangan tersebut berkembang lebih lanjut pada tingkat yang lain
seperti berciuman dan masturbasi untuk remaja yang tidak dapat menahan diri akan
mempunyai kecenderungan melanggar larangan tersebut.
5) Orang tua
Ketidaktahuan orang tua maupun sikap yang masih menabukan pembicaraan seks
dengan anak bahkan cenderung membuat jarak dengan anak. Akibatnya pengetahuan
remaja tentang seksualitas sangat kurang. Padahal peran orang tua sangatlah penting,
terutama pemberian pengetahuan tentang seksualitas.
6) Pergaulan semakin bebas
Gejala ini banyak terjadi di kota-kota besar, banyak kebebasan pergaulan antar jenis
kelamin pada remaja, semakin tinggi tingkat pemantauan orang tua terhadap anak
remajanya, semakin rendah kemungkinan perilaku menyimpang menimpa remaja.
b. Faktor yang menyebabkan perilaku seks pranikah pada remaja menurut Bachtiar, 2004:
1) Pendidikan
Pendidikan yang rendah cenderung melakukan seks pranikah dibanding dengan yang
berpendidikan tinggi dan berprestasi.
2) Sosial ekonomi
Dengan perekonomian keluarga yang rendah cenderung remaja melakukan seks
pranikah agar pasangannya dapat memenuhi segala sesuatu yang ia butuhkan.
3) Pengaruh teman
Pengaruh teman memang sangat kuat dalam mempengaruhi perilaku seksual.
c. Faktor yang menyebabkan perilaku seks pranikah pada remaja menurut Gunarsa, 1995:
1) Peluang/ kesempatan waktu
Dengan adanya waktu luang yang tidak bermanfaat maka lebih mudah menimbulkan
adanya pergaulan bebas, dalam arti remaja mementingkan hidup bersenang-senang,
bermalas-malas, berkumpul-kumpul sampai larut malam yang akan membawa
remaja pada pergaulan bebas.
2) Pengaruh norma budaya dari luar
Remaja menelan begitu saja apa yang dilihatnya dari budaya barat.
4. Dampak dari Perilaku Seks Pranikah
Menurut Sarwono (2011), perilaku seksual pranikah dapat menimbulkan berbagai
dampak negatif pada remaja, diantaranya sebagai berikut :
a. Dampak psikologis
Dampak psikologis dari perilaku seksual pranikah pada remaja diantaranya
perasaan marah, takut, cemas, depresi, rendah diri, bersalah dan berdosa.
b. Dampak Fisiologis
Dampak fisiologis dari perilaku seksual pranikah tersebut diantaranya dapat
menimbulkan kehamilan tidak diinginkan dan aborsi. Kehamilan pada remaja
sering disebabkan ketidaktahuan dan tidak sadarnya remaja terhadap proses
kehamilan. Bahaya kehamilan pada remaja:
-
Remaja wanita yang berusaha menggugurkan kandungan pada tenaga non medis
(dukun, tenaga tradisional) sering mengalami kematian strategis.
c. Dampak sosial
Dampak sosial yang timbul akibat perilaku seksual yang dilakukan sebelum
saatnya antara lain dikucilkan, putus sekolah pada remaja perempuan yang hamil,
dan perubahan peran menjadi ibu. Belum lagi tekanan dari masyarakat yang
mencela dan
menolak keadaan tersebut (Sarwono, 2011).
d. Dampak fisik
Dampak fisik lainnya sendiri menurut Sarwono (2011) adalah berkembangnya
penyakit menular seksual di kalangan remaja, dengan frekuensi penderita penyakit
menular seksual (PMS) yang tertinggi antara usia 15-24 tahun. Infeksi penyakit
menular seksual dapat menyebabkan kemandulan dan rasa sakit kronis serta
meningkatkan risiko terkena PMS dan HIV/AIDS.
Keadaan gizi yang buruk, tingkat sosial ekonomi yang rendah dan stres
memudahkan terjadinya infeksi saat hamil, terlebih pada kala nifas.
(4) Anemia Kehamilan
(5) Keracunan Kehamilan (Gestosis)
Merupakan kombinasi keadaan alat reproduksi yang belum siap hamil dan anemia
makin meningkatkan terjadinya keracunan saat hamil dalam bemtuk eklampsi dan
pre eklampsi sehingga dapat menimbulkan kematian. Dimana keracunan kehamilan
merupakan penyebab kematian ibu yang terbesar ketiga.
(6) Kematian Ibu yang Tinggi
Remaja yang stres pada kehamilannya sering mengambil jalan yang pintas untuk
melakukan abortus oleh tenaga non-profesional. Angka kematian abortus yang
dilakukan oleh dukun cukup tinggi, tetapi angka pasti tidak diketahui. Kematian ibu
terutama karena perdarahan dan infeksi. Penyebab kematian ibu dikenal dengan trias
klasik yaitu perdarahan, infeksi dan gestosis.
6. Upaya untuk Menghindari Seks Bebas Bagi Remaja
6.1. Bagi Remaja
Beberapa upaya yang dapat dilakukan remaja untuk menghindari seks pranikah
antara lain:
1) Mempertebal rasa keimanan.
2) Bergaul dengan baik/positif.
3) Memilih teman yang baik.
4) Menghindari pergaulan bebas.
5) Berkomunikasi secara terbuka dengan orang tua.
6) Selalu berpikir positif.
7) Berpikir terlebih dahulu sebelum melakukan sesuatu.
8) Mengikuti kegiatan siraman rohani.
6.2 Bagi Orang Tua
Salah satu faktor yang mengakibatkan remaja terjerumus ke dalam prilaku seks
bebas adalah kurangnya kasih sayang dan perhatian dari orang tuanya. Peranan agama dan
keluarga sangat penting untuk mengantisipasi perilaku remaja tersebut. Sebagai makhluk
yang mempunyai sifat egoisme yang tinggi maka remaja mempunyai pribadi yang sangat
mudah terpengaruh oleh lingkungan di luar dirinya akibat dari rasa ingin tahu yang sangat
tinggi. Tanpa adanya bimbingan maka remaja dapat melakukan perilaku menyimpang.
Untuk itu, diperlukan adanya keterbukaan antara orang tua dan anak dengan melakukan
komunikasi yang efektif. Mungkin seperti menjadi tempat curhat bagi anak-anak anda,
mendukung hobi yang diinginkan selama kegiatan tersebut positif untuk dia.
Orangtua sebagai penanggung jawab utama terhadap perilaku anak, harus
menciptakan lingkungan keluarga yang harmonis dalam keluarganya. Orang tua sejak usia
dini harus menanamkan dasar yang kuat pada diri anak bahwa Tuhan menciptakan
manusia untuk beribadah kepada-Nya. Jika konsep hidup yang benar telah tertanam maka
remaja akan memahami jati dirinya, menyadari akan tugas dan tanggung jawabnya,
mengerti hubungan dirinya dengan lingkungaanya. Kualitas akhlak akan terus terpupuk
dengan memahami batas-batas nilai, komitmen dengan tanggung jawab bersama dalam
masyarakat. Remaja akan merasa damai di rumah yang terbangun dari keterbukaan, cinta
kasih, saling memahami di antara sesama keluarga. Pengawasan dan bimbingan dari orang
tua dan pendidik akan menghindarkan dari pergaulan bebas. Orang tua harus terus
mengawasi dan mengontrol perkembangan perilaku remaja. Selain itu, pendidikan seks
harus diberikan sejak dini agar mereka sadar bagaimana menjaga supaya organ-organ
reproduksinya tetap sehat.
6.3 Bagi Tenaga Medis
a. Memberikan penyuluhan pendidikan seks yang baik sejak dini.
b. Memberikan pelayanan kesehatan khusus bagi remaja misalnya klinik remaja
c. Membatasi dan memperketat peredaran alat kontrasespsi
6.4 Bagi Pemerintah
Salah satu upaya pemerintah dalam mengatasi/meminimalisir perilaku seks bebas
pada remaja antara lain dengan membuat regulasi yang dapat melindungi anak-anak dari
tontonan yang tidak mendidik. Salah satu regulasi yang dibuat adalah aturan perfilman
yang memihak kepada pembinaan moral bangsa yaitu pengesahan Undang-Undang Anti
Pornografi pada tahun 2008.
DAFTAR PUSTAKA
BKKBN. 2014. Perilaku Seksual Pranikah Pada Remaja Meningkat. Diakses pada 14
Desember 2015 dari http://www.bkkbn.go.id/ViewBerita.aspx?BeritaID=1617
Astini. 2008. Seks pranikah ancaman masa depan remaja. Available : http://www.Osissmandapura. Net/index.Php?pilih=hal &id=20.
Ginting, Perana. 2008. Persepsi Remaja Terhadap Perilaku Seksual Pranikah. Available :
http : //www.indoskripsi.com.
Hidayatul, F, Anung. (2008). Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Persepsi Tentang
Hubungan Seksual Pra Nikah di SMA N 2 Semarang. UNIMUS
Irawati, I. (1999). Modul Perkembangan Seksualitas Remaja. Bandung : PKBI UNFPA.
Mutadin, Z., (2002). Pendidikan seksual pada remaja. Available : http : //www. epsikologi.com.
Purwanto. (1999). Pengantar Perilaku Manusia Untuk Keperawatan. Jakarta: EGC.
Sarwono, S.W. (2011). Psikologi Remaja. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Santrock, J.W. (2003). Adolescence : Perkembangan Remaja . Alih bahasa oleh : Shinto
B.A dan S. Saragih. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Nama
Tanda Tangan
1.
2
3
2.
3.
4
5
4.
5.
6
7
6.
7.
8
9
8.
9.
10
11
10.
11.
12
13
12.
13.
14
15
14.
15.
16
17
16.
17.
18
19
20
18.
19.
20.