You are on page 1of 16

PRESENTASI KASUS

STASE KULIT
RS PKU MUHAMADIYAH YOGYAKARTA
ANDRE TEGAR WIDHIANTO (20100310023)

Identitas Pasien

Nama
:
Umur
:
Jenis Kelamin
Pekerjaan
Alamat
:
No.RM
:
Pemeriksaan

Tn A
36 tahun
: Laki-laki
: Guru
Gondomanan Yogyakarta
634570
: 26 Februari 2016

Anamnesis
Pasien laki-laki usia 36 tahun datang ke poli kulit RS PKU
Muhamadiyah Yogyakarta dengan keluhan adanya bercak putih
di lengan dan punggung yang disertai gatal sejak satu bulan
yang lalu. Bercak putih semakin lama semakin banyak. Gatal
hilang timbul, timbul terutama saat berkeringat. Pasien bekerja
sebagai guru dan sering di luar untuk mengajar. Pasien
mengeluh bahwa beliau mudah berkeringat. Pasien mengaku
berganti pakaian tiga kali per hari. Riwayat Penyakit Dahulu :
Pernah mengalami penyakit yang sama sebelumnya yaitu 3
tahun yang lalu dengan keluhan adanya bercak putih di
punggung. Riwayat atopi pada pasien disangkal. Riwayat
Penyakit Keluarga : Tidak ada yang mempunyai keluhan yang
sama pada keluarga pasien. Riwayat Pengobatan : 3 tahun yang
lalu mendapat pengobatan salep (tidak tahu namanya) dan
pasien tidak kontrol lagi.

Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Tanda Vital
Frekuensi denyut jantung : 80x/menit,
reguler, kuat
Frekuensi nafas
: 20x/menit, reguler
Tensi
: 120/70

Diagnosis Banding
Pityriasis versicolor
Pityriasis Alba
Vitiligo
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Wood lamp : tidak dilakukan
Pemeriksaan KOH dari skuama :hifa pendek dengan spora
(spaghetti
with meatballs)

Penatalaksanaan
Oral
Ketoconazole tablet 1 x 200 mg per oral
selama 4 minggu
Topikal
Suspensi selenium sulfida 1,8%, dalam
bentuk shampo yang digunakan 2-3 kali
seminggu. Obat ini digosokkan pada lesi dan
didiamkan 15-30 menit sebelum mandi.

Edukasi
Menghindari kelembaban yang berlebihan
dengan cara segera mengganti pakaian
bila berkeringat
Menghindari penggunaan pakaian yang
ketat atau tidak menyerap keringat
Menghentikan penggunaan bedak, bobok,
dan obat luar lainnya

Prognosis

quo
quo
quo
quo

ad
ad
ad
ad

vitam
: ad bonam
sanam
: ad bonam
fungsionam : ad bonam
kosmetikum : ad bonam

Pembahasan
Pytiriasis versicolor merupakan infeksi jamur superfisial pada
kulit yang biasanya disebabkan oleh saprofit yang tidak
menyebabkan inflamasi. Kelainan kulit ini bersifat umum,
luas, dan jinak, walaupun sering terjadi berulang. Seperti
yang ditunjukkan dari namanya, pytriasis versicolor
menunjukkan manifestasi klinis : adanya makula dengan
berbagai macam warna dari putih ke merah muda atau
coklat. Lesi ini memiliki karakteristik kulit yang mengelupas,
walaupun pada lesi yang lebih luas bukti ini hanya dapat
ditemukan pada tepi makula, dan bisa hipopigmentasi
maupun hiperpigmentasi. Pada beberapa pasien dapat
mengeluh gatal/pruritus, tetapi pytiriasis versicolor biasanya
bersifat asimptomatis, dan pada kebanyakan pasien hanya
mengeluhkan alasan kosmetik dari penyakit ini

Pasien Tn. A datang ke poliklinik kulit dan kelamin RS PKU pada


tanggal 26 Februari 2016 dengan keluhan utama timbul bercak
putih di lengan dan punggung. Pasien kemudian didiagnosis
sebagai
pityriasis
versicolor
berdasarkan
anamnesis,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan tambahan sederhana.
Dari anamnesis, didapatkan keluhan bercak putih di lengan dan
punggung yang semakin banyak, dengan disertai rasa gatal.
Gatal terutama timbul saat berkeringat. Hal ini sesuai dengan
gambaran pityriasis versicolor yang dikarakteristikkan oleh
makulae irreguler depigmentasi berskuama, yang paling sering
terjadi pada tubuh dan ekstremitas, serta dapat disertai oleh
pruritus ringan

Pasien pada waktu bekerja sering berkeringat. Data ini menguatkan


dugaan pityriasis versicolor oleh karena pasien ini memiliki faktor-faktor
predisposisi untuk terjadinya PV, yaitu tinggal di daerah tropis,
kelembaban, kemungkinan temperatur lingkungan yang tinggi (pekerjaan
yang berhubungan dengan mesin), dan gampang berkeringat. Adanya
keluhan gatal mengurangi kemungkinan diagnosis vitiligo.
Ruam terletak di punggung dan lengan yang merupakan tempat yang
paling sering timbulnya pityriasis versicolor, yaitu di tubuh dan
ekstremitas. Ruam merupakan gambaran makulae hipopigmentasi,
berbentuk bulat, irregular, sebagian berkonfluensi satu sama lain,
berbatas tegas, jumlah multiple dengan ukuran diameter bervariasi
antara 1-2 cm. Gambaran ruam pada pasien ini berupa makulae
hipopigmentasi yang berbatas tegas menurunkan kemungkinan diagnosis
pityriasis alba dan vitiligo. Pityriasis alba biasanya berlokasi di wajah,
bagian luar lengan dan bahu. Lesinya berbatas tidak tegas dan skuama
lebih kasar, lesi tampak berwarna abu-abu. Vitiligo biasanya mudah
dikenali dengan area-area depigmentasi berbatas tegas dan tidak
berskuama, biasanya di regio wajah, ekstremitas dan genital.

Selain dari anamnesis dan pemeriksaan fisik, diagnosis


pityriasis
versicolor
ditegakkan
dari
pemeriksaan
penunjang, yaitu pemeriksaan dengan KOH. Pemeriksaan
dengan KOH menunjukkan hifa pendek dengan spora.
Adanya sel budding yeast yang berbentuk ovoid bersama
hifa menyebabkan gambaran spaghetti and meatballs.
Pasien ini mendapatkan terapi ketoconazole oral 1 x 200
mg dan Suspensi selenium sulfida 1,8%, dalam bentuk
shampo yang digunakan 2-3 kali seminggu. Obat ini
digosokkan pada lesi dan didiamkan 15-30 menit sebelum
mandi. Pasien juga diberikan edukasi untuk menghindari
faktor-faktor predisposisi timbulnya pityriasis versicolor,
dengan menghindari kelembaban berlebihan.

Daftar Pustaka
Wolf, Klaus, Lowell A.G., Stephen I.L., Barbara A.G,
Amy S.P., and David J.L. 2008. Fitzpatricks
Dermatology In General Medicine, seventh edition.
USA: Mc Graw Hill.
Oakley, Amanda. 2010. Pitytiasis Versicolor.
http://
www.dermnetnz.org/fungal/pityriasis-versicolor.html
Gosh, Sudip Kumar, Sunil K.D., Indranil S., Jayasree
N.B., Arghyaprasun G., and Aloke K.R. 2008. Pityriasis
versicolor: A Clinicomycological and Epidemiological
Study from A Tertiary Care Hospital. Indian J Dermatol
2008:53(4):182-5.

TERIMA KASIH

You might also like