You are on page 1of 11

A.

Pengkajian

1. Riwayat. Tinjau kembali riwayat klien untuk adanya stresor pencetus dan data yang
signifikan.

Kerentanan genetic-biologik (riwayat keluarga)

Peristiwa hidup yang menimbulkan stress

Hasil pemeriksaan status mental

Riwayat psikiatrik dan kebutuhan terhadap pengobatan di masa lalu

Riwayat pengobatan

Penggunaan obat dan alkohol

Riwayat pendidikan dan pekerjaan

2. Kaji klien untuk adanya gejala-gejala karakteristik


3. Kaji sistem pendukung keluarga dan komunitas

Pengaturan hidup saat ini dan tingkat pengawasan

Keterlibatan dan dukungan keluarga

Manajer kasus atau ahli terapi

Pertisipasi dalam program pengobatan komunitas

4. Kaji pengetahuan dasar klien dan keluarga. Kaji apakah klien dan keluarganya
mempunyai pengetahuan yang cukup tentang :

Gangguan skizofrenia

Rekomendasi medikasi dan pengobatan

Tanda-tanda kekambuhan

Tindakan untuk mengurangi stress

5. Kaji klein untuk adanya efek samping medikasi antipsikotik

Efek sistem pyramidal ( extrapyramidal system ;ESE,). Gunakan alat-alat


tertentu, seperti skala AIMS atau skala neurological simpson, untuk melakukan
pengkajian.

Efek antikolinergik

Efek kardiovaskuler

B.Diagnosis keperawatan
1. Analisis gejala positif dan negative
2. Analisis kekutan dan kelemahan klien, termasuk:

Kemampuan mengurus diri

Sosialisasi

Komunikasi

Menguji realitas

Keterampilan pekerjaan

Sistem pendukung

3. Analisis faktor-faktor yang meningkatkan resiko ekspresi perilaku yang tidak


disadari, termasuk:

Agitasi

Marah

Curiga

Adanya halusinasi yang mengancam

4. Membentuk dan memprioritaskan diagnosis keperawatan bagi klien dan


kelurganya.

Harga diri rendah, kronis

Koping keluarga tidak efektif : memburuk

Gangguan penetalaksaan pemeliharaan rumah

Koping individu tidak efektif

Kurang pengetahuan ( sebutkan)

Penatalaksanaan tidak efektif progarm terapeutik : keluarga

Penatalaksanaan tidak efektif progarm terapeutik : individu

Ketidakpatuhan

Perubahan kinerja peran

Kurang perawatan diri ( sebutkan)

Perubahan

sensorik/persepsi:

penglihatan,

penedengaran

kinestetik,

pengecapan, peraba, penciuman (sebutkan)

Perubahan proses berfikir

Resiko kekerasan terhadap diri sendiri/orang lain

C.Perencanaan dan identifikasi hasil


1. Tetapkan tujuan yang realistis bersama klien.
2. Tetapkan kriteria hasil yang diinginkan bagi klien dengan gangguna skizofrenia.
3. Tetapkan criteria hasil yang diinginkan bagi keluarga yang memilki anggota keluarga
skizofrenia.

D. Implementasi
1. Klien yang menarik diri dan isolasi

Gunakan diri secara terapeutik.

Lakukan interaksi yang terencana, singkat, sering dan tidak menuntut.

Rencanakan kativitas sederhana satu-lawan-satu.

Pertahankan konsistensi dan kejujuran dalam interaksi.

Secara bertahap anjurkan klien untuk berinteraksi dengan teman-temannya


dalam situasi yang tidak mengancam

Berikan pelatihan keterampilan sosial.

Lakukan berbagai tindakan untuk meningkatkan harga diri.

2. Klien menunjukkan perilaku regresif atau tidak wajar

Lakukan pendekatan apa adanya terhadap perilaku aneh (jangan memperkuat


perilaku ini).

Perlakukan klien sebagai orangdewasa, walaupun ia mengalami regresi.

Pantau pola makan klien; dan beri dukungan serta bantuan bila perlu.

Bantu klien dalam hal higiene dan berdandan, hanya bila ia tidak dapat
melakukannya sendiri.

Berhati-hati dengan sentuhan karena dapat dianggap sebagai ancaman

Buat jadwal rutin aktivitas hidup sehari-hari.

Berikan pilhan sederhana dari dua hal bagi klien yang mengalami mabivalensi

3. Klien dengan pola komunikasi tidak jelas

Pertahankan komunikasi anda sendiri agar tetap jelas dan tidak ambigu.

Pertahankan konsistensi komunikasi verbal dan nonverbal anda.

Klarifikasi setiap makna yang ambigu atau tidak jelas berkaitan dengan
komunikasi klien

4. Klien curiga dan kasar

Bentuk hubungan profesional; terlalu ramah dapat diangap ancaman.

Berhati-hati dengan sentuhan karena dapat dianggap sebagai ancaman.

Berikan kontrol dan otonomi sebanyak mungkin kepada klien dalam batas-batas
terapeutik.

Ciptakan rasa percaya melalui interaksi singkat yang mengomunikasikan


perhatian dan rasa hormat.

Jelaskan setiap pengobatan, medikasi dan pemeriksaan laboratorium sebelum


memulainya.

Jangan berfokus atau memperkuat ide curiga atau waham.

Identifikasi dan berikan respons terhadap kebutuhan emosi yang mendasari


kecurigaan atau waham.

Lakukan intervensi bila klien menunjukkan tanda-tanda peningkatan ansietas


dan berpotensi mengekspresikan perilaku yang tidak disadarinya.

Berhati-hatilah untuk tidak berperilaku dengan cara yang dapat disalahartikan


kilen.

5. Klien dengan halusinasi atau waham

Jangan memfokuskan perhatian pada halusinasi atau waham.

Lakukan interupsi terhadap halusinasi klien dengan memulai interaksi satulawan-satu yang didasarkan pada realitas.

Katakan bahwa Anda tidak sependapat dengan persepsi klien, tetapi validasi
bahwa anda percaya bahwa halusinasi tersebut nyata bagi klien.

Jangan berargumentasi dengan klien tentang halusinasi atau waham.

Berikan respons terhadap perasaan yang dikomunikasikan klien pada saat ia


mengalami halusinasi atau waham.

Alihkan dan fokuskan klien pada aktivitas yang terstruktur atau tugas berbasis
realitas.

Pindahkan klien ke tempat yang lebih tenang, yang kurang menstimulasi.

Tunggu sampai klien tidak mengalami halusinasi atau waham sebelum memulai
sesi penyuluhan tentang hal itu.

Jelaskan bahwa halusinasi atau waham adalah gejala-gejala gangguan


psikiatrik.

Katakan bahwa ansietas atau peningkatan stimulus dari lingkungan, dapat


menstimulasi timbulnya halusinasi.

Bantu klien mengendalikan halusinasinya dengan berfokus pada realitas dan


minum obat sesuai resep.

Bila halusinasi tetap ada, Bantu klien untk mengabaikannya dan tetap bertindak
dengan benar walaupun terjadi halusinasi.

Ajarkan berbagai strategi kognitif dan katakan kepada klien untuk menggunakan
percakapan diri (suara-suara itu tidak masuk akal) dan penghentian pikiran
(saya tidak akan memikirkan tentang hal ini).

6. Klien dengan perilaku agitasi dan berpotensi melakukan kekerasan

Observasi tanda-tanda awal agitasi; lakukan intervensi sebelum ia mulai


mengekpresikan perilaku yang tidak disadarinya.

Berikan lingkungan yang aman dan tenang; kurangi stimulus ketika klien
mengalami agitasi.

Jangan membalas klien bila klien berkata kasar; gunakan nada suara yang
tenang.

Berikan ruang pribadi dan hindari kontak fisik.

Dorong klien untuk membicarakan, dan bukan melampiaskan perasaannya.

Tawarkan obat seperlunya kepada klien yang mengalami agitasi.

Isolasi klien dari lingkungan sosial klien bila agitasi meningkat.

Tetapkan batasan-batasan perilaku yang tidak dapat diterima dan secara


konsisten ikuti protokol institusi untk mengambil tindakan.

Ikuti protokol institusi untuk menghadapi klien yang mengekspresikan perilaku


yang tidak disadari.

Pastikan bahwa semua anggota staf ada di tempat pada saat berupaya
meredakan kekerasan yang dilakukan klien. Bila diperlukan restrein, laukan
secara aman dan dengan sikap yang tidak menghukum, ikuti protokol dan
berikan lingkungan yang aman.

7. Keluarga dari klien dengan gangguan skizofrenia

Anjurkan

setiap

anggota

keluarga

untuk

mendiskusikan

perasaan

dan

kebutuhannya.

Bantu keluarga mendefinisikan aturan-aturan dasar tentang menghormati privasi


orang lain dan hidup bersama.

Anjurkan setiap anggota keluarga untuk berinteraksi dengan lingkungan sosial


yang lebih luas.

Anjurkan setiap anggota keluarga untuk terlibat dalam kegiatan kelompok


pendukung.

Bantu setiap anggota keluarga untuk mengidentifikasi situasi yang menimbulkan


ansietas dan menyusun rencana strategi koping yang spesifik.

Ajarkan pada keluarga tentang penyakit skizofrenia dan penatalaksanaannya.

Penyuluhan keluarga yang anggota keluarganya menderita skizofrenia


1. Ajarkan pada keluarga tentang skizofrenia :
o Skizofrenia

adalah

gangguan

otak

yang

memengaruhi

semua

aspek

fungsional.Tidak ada penyebab tunggal yang telah ditetapkan, tetapi penelitian


menunjukkan bahwa penyebabnya, antara lain genetika, perubahan struktur dan
kimia otak, serta berbagai faktor yang berkaitan dengan stress.
o Gejala-gejalanya

dapat

mencakup

mendengar

suara-suara

(halusinasi),

keyakinan yang keliru (waham), berkomunikasi dengan cara yang sulit dipahami,
serta fungsi okupasi dan sosial yang buruk.
o Gejala-gejala dapat membaik, tetapi dapat juga kambuh terus seumur hidup.
2. Ajarkan pada keluarga tentang :
o Obat-obatan antipsikotik yang digunakan; penting bagi klien untuk meminumnya
sesuai resep.
o Efek samping yang banyak terjadi dan dapat diatasi bila segera dilaporkan ke
penyedia layanan kesehatan. (Berikan informasi spesifik mengenai obat klien).

o Menindaklanjuti perawatan dengan ahli terapi atau manajer perawatan


merupakan hal yang sangat penting.
3.

Ajarkan

pada

keluarga

tentang

cara-cara

mengatasi

gejala

klien

Identifikasi berbagai kejadian yang secara tipikal mengecewakan klien dan memberikan
bantuan ekstra sesuai kebutuhan.
o Catat kapan klien menjadi marah dan lakukan tindakan-tindakan untuk
mengurangi ansietas.
o Tindakan untuk mengurangi ansietas meliputi istirahat, teknik-teknik relaksasi,
keseimbangan antara istirahat dan aktivitas, dan diet yang tepat.
o Catat gejala-gejala yang ditunjukkan klien ketika ia sakit, dan bila ini terjadi
anjurkan klien untuk menghubungi penyedia layanan kesehatan (bila ia menolak,
Anda harus menghubungi sendiri penyedia layanan kesehatan tersebut).
o Tidak menyetujui pernyataan klien tentang halusinasi atau waham; beri tahu
tentang realitas, tetapi jangan berargumentasi dengan klien.
Informasi tambahan :
o Ajarkan kepada keluarga tentang perawatan diri
o Anjurkan keluarga untuk membicarakan tentang perasaan dan kekhawatiran
mereka dengan penyedia layanan kesehatan.
o Anjurkan keluarga untuk mau mempertimbangkan bergabung dengan kelompok
pendukung atau bantuan masyarakat.

E. Evaluasi hasil
1. Klien mengidentifikasikan perasaan internalnya terhadap ansietas dan menggunakan
tindakan koping yang sudah dipelajarinya untuk mengurangi ansietas.

2. Klien dapat menjaga hygiene dirinya.


3. Klien mengikuti jadwal rutin untuk aktivitas hidup sehari-hari.
4. Klien menunjukkan perilaku yang tepat dalam situasi sosial.
5. Klien berkomunikasi tanpa menunjukkan pemikiran disosiasi.
6. Klien membedakan antara pikiran da perasaan yang distimulasi dari dalam dirinya
dan yang distimulasi dari luar.
7. Klien menunjukkan berkurangnya atau terkendalinya cara berpikir magis, waham,
halusinasi dan ilusi.
8. Klien menunjukkan perbaikan interaksi sosial dengan orang lain.
9. Klien menunjukkan afek yang sesuai dengan perasaan, pikiran, dan situasi.
10. Klien menunjukkan berkurangnya perasaan curiga, negatif dan marah.
11. Klien mengidentifikasi aspek-aspek positif pada dirinya.
12. Anggota keluarga menggunakan strategi koping yang efektif untuk mengatasi situasi
yang menimbulkan ansietas.
13. Klien berpartisipasi dalam rencana pengobatan dan mau menindaklanjuti program
pengobatan di komunitas.
14. Klien dan keluarga menggunakan pengetahuan tentang gangguan, program
pengobatan, medikasi, gejala-gejala dan penatalaksanaan krisis secara berkelanjutan.

http://perawatjiwaunpad.blogspot.com/2008/04/tinjauan-proses-keperawatan.html

You might also like