You are on page 1of 10

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO


PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
Jln. John Aryo Katili, Kota Gorontalo Telp. (0435) 821698

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN ( SAP )


PENYULUHAN KESEHATAN
Cabang Ilmu

: Stase Keperawatan Jiwa

Topik

: Aspek dan Manajemen Bipolar

Hr/Tgl/Tmpt

: Kamis, 25 Februari 2016

Sasaran

: Masyarakat atau klien Puskesmas

Metode

: Diskusi, Tanya Jawab

Media

: Leaflet, X Banner

Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kelompok orang dengan gangguan jiwa dapat
lebih mengetahui aspek dan manajemen bipolar.
Tujuan Khusus
Kegiatan Penyuluhan
No
Tahap
1.
Pendahuluan

Kegiatan
1. Memberi salam terapeutik

Waktu
5 menit

2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan
4. Kontrak waktu
2.

Penyajian
Materi

1. Menjelaskan dan menguraikan materi:


a. Definisi gangguan bipolar
b. Tanda dan gejala gangguan bipolar
c. Bentuk gangguan bipolar

20 menit

d. Cara mengenali gangguan bipolar


2. Memberikan kesempatan pada klien
untuk bertanya.
3. Menjawab pertanyaan klien yang
berkaitan dengan materi yang belum
jelas.
4. Memberikan pertanyaan pada klien
3.

Penutup

1. Menyimpulkan materi yang telah


disampaikan.
2. Mengucapkan salam penutup

MATERI PENYULUHAN
GANGGUAN BIPOLAR

5 menit

1. Definisi
Gangguan bipolar (bipolar disorder) adalah gangguan pada perasaan
seseorang akibat masalah di otak. Gangguan ini ditandai dengan perpindahan
mood, pikiran, dan perubahan perilaku. Penderita mengalami perubahan mood
yang dramatis, dari episode maniak dan episode depresi selama periode waktu
tertentu. Gangguan ini biasanya ditunjukkan dengan periode suasana hati yang
tinggi,

dikenal

sebagai

mania.

Peristiwa

mania

muncul

bergantian

dengan onset dini. Gangguan bipolar sering memiliki gejala awal. Penelitian
telah menunjukkan bahwa 1,8% dari anak-anak dan remaja menunjukkan
adanya bipolar. Meskipun begitu, gangguan ini didiagnosis saat usia akhir dua
puluhan atau awal tiga puluhan.
2. Tanda dan Gejala
1) Kenali tanda-tanda mania
Selama periode mania, umumnya terlihat perasaan euforia, kreativitas,
dan kesadaran yang tinggi. Periode mania dapat berlangsung beberapa jam
atau bertahan selama beberapa hari atau minggu. Mayo Clinic menjelaskan
tanda-tanda mania sebagai berikut:
a.

Memiliki perasaan "bahagia", sangat bahagia, bahkan dalam


beberapa kasus penderita merasa tak terkalahkan.

b.

Memiliki pikiran yang mudah melompat dari satu topik ke topik


lainnya

c.

Berbicara dengan begitu cepat sehingga orang lain tidak dapat


memahami yang ia katakan, serta merasa gelisah dan tidak tenang.

d.

Mampu begadang atau hanya membutuhkan tidur selama beberapa


jam, tetapi tidak merasa lelah pada esok harinya.

e.
f.

Menunjukkan perilaku sembrono.


Terlihat sangat mudah marah dan memiliki ketidakmampuan
ekstrem dalam bertoleransi pada orang lain.

g.

Dalam beberapa kasus tertentu, penderita dapat mengalami delusi


dan halusinasi serta penglihatan-penglihatan tertentu. (misalnya percaya
telah mendengar suara Tuhan atau malaikat).

2) Kenali gejala-gejala bipolar


Bagi mereka yang mengalaminya, periode depresi biasanya lebih lama
dan lebih sering muncul dari pada periode mania. Perhatikan gejala-gejala
ini:
a.

Tidak mampu untuk mengalami kesenangan atau sukacita.

b.

Merasa putus asa dan tidak mampu. Umumnya penderita juga


merasa tidak berharga dan merasa bersalah.

c.

Tidur lebih lama daripada biasanya dan merasa lelah dan lesu
sepanjang waktu.

d.

Berat badan naik dan memiliki perubahan nafsu makan.

e.

Berpikir tentang kematian dan bunuh diri.

f.

Perhatikan bahwa depresi bipolar sering terlihat banyak seperti


Major Depressive Disorder (MDD). Perbedaan antara kedua gangguan
ini dapat dilihat oleh ahlinya. Dia akan melihat sejarah pasien mania dan
tingkat keparahan dari episode mania.

g.

Obat yang digunakan untuk mengobati MDD sering tidak efektif


untuk mengobati depresi bipolar. Depresi bipolar juga sering disertai
dengan sifat mudah marah dan perubahan suasana hati yang tidak
ditunjukkan oleh penderita MDD.

3) Pahami tanda-tanda episode hipomania


Episode hipomania adalah suasana hati yang tidak normal dan terus
menerus meningkat. Episode ini berlangsung selama empat hari, dan
penderitanya juga bisa mudah marah dan mengalami gejala lainnya.
Hipomania berbeda dari episode mania karena biasanya kurang parah.
Perhatikan tanda-tandanya seperti
a.

Merasa gembira

b.

Mudah marah

c.

Kepercayaan diri meningkat

d.

Kebutuhan tidur menurun

e.

Berbicara dengan tekanan (berbicara dengan cepat dan intens)

f.

Timbul banyak ide (ketika otak penderita terlihat bergerak cepat


dari satu ide ke ide yang lain)

g.

Selalu tidak fokus

h.

Agitasi psikomotor, seperti menggoyang-goyangkan kaki atau


mengetuk-ngetuk jari, atau tidak bisa duduk tenang

i.

Dengan hipomania, penderitanya mungkin tidak memiliki masalah


dalam kehidupan sosial atau pekerjaan. Kondisi ini biasanya tidak
memerlukan rawat inap. Penderita hipomania mungkin merasa gembira,
dan memiliki nafsu makan atau dorongan seks yang meningkat. Namun,
ia akan masih bisa bekerja dan mengelola tugas-tugas biasa tanpa banyak
pengaruh yang negatif.

j.

Seseorang di episode hipomania biasanya dapat menyelesaikan


tugas pekerjaan. Ia juga dapat memiliki interaksi yang tepat (meskipun
mungkin intens) dengan rekan kerjanya. Dengan mania penuh, tugastugas rutin di tempat kerja akan sulit diselesaikan tanpa membuat
kesalahan dalam penilaian. Demikian pula, interaksi sosial yang tidak
pantas dapat mengakibatkan konsekuensi negatif. Delusi dan halusinasi
juga tidak hadir dalam hipomania.

4) Pahami fitur campuran. Dalam beberapa kasus, penderita bisa mengalami


mania dan depresi pada waktu bersamaan. Penderita ini mengalami depresi
dan mudah tersinggung, memiliki pikiran berlomba, merasa cemas, dan
mengalami insomnia secara bersamaan.
a. Mania dan hipomania bisa dikatakan memenuhi syarat fitur campuran
apabila menampilkan tiga gejala depresi atau lebih.
b. Sebagai contoh, bayangkan penderita sedang dalam perilaku yang
berisiko. Dia juga mengalami insomnia, hiperaktif, dan memiliki pikiran
berlomba. Ini memenuhi kriteria mania penuh. Jika penderita juga
mengalami setidaknya tiga gejala depresi, ini adalah episode mania
dengan fitur campuran. Contohnya adalah perasaan tidak berharga,
kehilangan minat melakukan hobi atau kegiatan, dan terpikir berulangberulang tentang kematian

3. Bentuk Gangguan Bipolar


1) Bipolar 1
Bentuk bipolar ini merupakan yang paling umum dan ditandai dengan
perilaku mania-depresif. Penderita yang dapat dikategorikan mengalami
gangguan ini adalah penderita yang telah melalui setidaknya satu periode
mania atau campuran. Penderita ini juga mungkin mengalami periode
depresi.
a. Penderita bipolar I biasanya paling mungkin mengalamai kegembiraan
yang berujung pada tindakan berbahaya.
b. Bentuk gangguan ini sering kali mengganggu kehidupan kerja dan
hubungan penderita.
c. Mereka yang terkena dampak bipolar I lebih mungkin untuk mencoba
bunuh diri, dengan tingkat bunuh diri 10-15%.[15]
d. Penderita bipolar I juga berisiko tinggi memiliki atau mengembangkan
masalah penyalahgunaan zat.
e. Ada hubungan antara bipolar I dan hipertiroidisme, sehingga penderita
dianjurkan untuk pergi ke dokter.
2) Bipolar II
Pada gangguan jenis ini, episode mania tidak terlalu intens, tetapi
episode depresinya sangat mendalam. Penderita terkadang mengalami versi
hipomania yang teredam, tetapi hal yang mendasarinya biasanya depresi.
a. Penderita bipolar II sering salah didiagnosis mengalami depresi.
b. Depresi bipolar berbeda dari MDD karena sering dipasangkan dengan
gejala mania. Terkadang keduanya bertumpang-tindih. Dibutuhkan ahli
untuk membedakan kondisi ini.
c. Bagi penderita bipolar II, periode mania dapat ditunjukkan dengan rasa
cemas, mudah marah, atau memiliki pikiran berlomba. Gairah kreativitas
dan aktivitas kurang umum ditemukan.
d. Sama seperti bipolar I, pada bipolar II terdapat risiko tinggi untuk bunuh
diri,hipertiroidisme, dan penyalahgunaan zat.
e. Bipolar II cenderung lebih umum terjadi pada wanita daripada pria.

3) Siklotimia
Siklotimia merupakan bentuk bipolar yang lebih ringan. Bipolar jenis
ini melibatkan perubahan suasana hati dengan kejadian mania dan depresi
yang tidak terlalu parah. Perubahan suasana hati ini cenderung terjadi dalam
suatu siklus, dengan periode mania dan depresi terjadi bergantian. Menurut
Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM):
a. Siklotimia dimulai sejak awal kehidupan dan onset-nya biasanya terjadi
pada masa remaja dan awal dewasa.
b. Siklotimia umum terjadi pada pria dan wanita.
c. Sama seperti bipolar I dan II, ada peningkatan risiko penyalahgunaan zat
untuk mereka yang terkena dampak siklotimia.
d. Gangguan tidur juga umum ditemukan bersama siklotimia.
4. Cara Mengenali Gangguan Bipolar
1) Perhatikan perubahan suasana hati. Perubahan ini umumnya sejalan dengan
perubahan musim. Dalam beberapa kasus, penderita akan mengalami
periode mania atau depresif selama musim tertentu, sedangkan dalam kasus
lainnya perubahan musim akan memacu permulaan siklus mania dan juga
depresi.
Periode mania biasanya lebih umum terjadi pada musim panas. Periode
depresi lebih umum ditemukan pada musim gugur, dingin, dan semi.
Aturan ini bukanlah sebuah aturan baku, sebagian orang bisa mengalami
rasa depresi di musim panas dan mania saat musim dingin.
2) Pahami bahwa gangguan bipolar tidak serta-merta membuat seseorang tidak
mampu

beraktivitas

dengan

normal. Sebagian

penderita

mungkin

mengalami kesulitan dalam bekerja dan belajar di sekolah, tetapi sebagian


penderita lainnya bisa beraktivitas dengan baik dalam kegiatan sehari-hari.
Penderita bipolar II dan siklotimia sering dapat beraktivitas di tempat
kerja dan sekolah. Penderita bipolar I cenderung memiliki waktu yang
sulit di dalam kegiatan sehari-harinya.
3) Waspadai masalah penyalahgunaan zat. Sekitar 50 persen penderita
mengalami ketergantungan pada zat ini. Mereka menggunakan alkohol atau

obat bius untuk menghentikan pikiran berlomba pada periode mania, serta
obat-obatan untuk memberikan semangat saat mengalami depresi.
Zat seperti alkohol memiliki efek tersendiri pada suasana hati dan
perilaku. Gangguan bipolar bisa sulit untuk dibedakan karena konsumsi
zat ini.
Penderita yang menyalahgunakan narkoba dan alkohol memiliki risiko
yang lebih besar untuk bunuh diri. Ini karena penyalahgunaan zat dapat
meningkatkan keparahan mania dan depresi.
Penyalahgunaan zat juga dapat memicu siklus depresi mania.
4) Perhatikan pelepasan diri dari kenyataan. Penderita gangguan bipolar sering
kehilangan kontak dengan kenyataan. Hal ini terjadi baik selama periode
mania ekstrem maupun periode depresi berat.
Hal ini dapat ditunjukkan sebagai ego yang berbahaya maupun rasa
bersalah yang tidak sebanding dengan peristiwa nyata. Dalam beberapa
kasus, terjadi psikosis dan halusinasi.
Pelepasan diri dari kenyataan paling sering terjadi pada bipolar I selama
episode mania dan campuran, namun lebih jarang pada bipolar II dan
hampir tidak pernah pada penderita siklotimia.
5) Kunjungi spesialis. Diagnosis pribadi hanya berguna untuk menentukan
langkah selanjutnya dalam mendapatkan pertolongan. Banyak penderita
bipolar yang hidup tanpa mendapatkan perawatan, tetapi gangguan ini bisa
ditangani dengan lebih baik dengan bantuan pengobatan. Psikoterapi dengan
psikiater atau konselor dapat banyak membantu.
Obat yang digunakan untuk mengobati gangguan bipolar termasuk
stabilisator suasana hati, antidepresan, antipsikosis, dan obat anticemas.
Obat-obatan ini bekerja dengan memblokir dan/atau mengatur bahan
kimia tertentu di otak, dan mengatur dopamin, serotonin, dan asetilkolin.
Stabilisator suasana hati bekerja untuk mengatur suasana hati seseorang,
dengan mencegah tingkat tertinggi dan terendah yang ekstrem dari
gangguan bipolar. Jenis obat ini di antaranya Lithium, Depakote,
Neurontin, Lamictal, dan Topamax.

Obat antipsikosis membantu mengurangi gejala psikosis seperti


halusinasi atau delusi selama mania. Jenis obat ini di antaranya Zyprexa,
Risperdal, Abilify dan Saphris.
Obat antidepresan yang digunakan untuk mengobati depresi bipolar
termasuk Lexapro, Zoloft, Prozac, dan lain-lain. Untuk mengelola gejala
kecemasan, psikiater mungkin meresepkan Xanax, Klonopin, atau
Lorazepam.
Obat harus selalu diresepkan oleh psikiater atau dokter. Obat-obatan ini
harus dikonsumsi untuk menghindari komplikasi kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA
American Psychiatric Association. (2013). Diagnostic and Statistical Manual of
Mental Disorders: DSM-5. Washington DC: American Psychiatric
Association.

Young, L.T. (2004). What exactly is a mood stabilizer? Journal of Psychiatry and
Neuroscience, 29(2), pp. 87-88.
Anonymous.

2005.

Bipolar

Disorder

More

Common

Than

Expected.

http://www.webmd.com/bipolar-disorder/news/20050617/bipolar-disordermore-common-than-expected. Diakses 07 februari 2016. Pada pukul 08.00


WIB
Anonymous.2010. Bipolar disorder Guide Bipolar Disorder Warning Signs.
http://www.webmd.com/bipolar-disorder/guide/bipolar-disorder-warningsigns. Diakses 07 februari 2016. Pada pukul 08.00 WIB.
Johnson, Sheri L. (2010). Psychological treatment of Bipolar disorder. New
York ; The Guilford Press
Radu, D.A., Chirita, R., Untu, I., Sacuiu, I., Lupu, V.V., Ciubara, A., & Burlea,
L.C. (2014). Bipolar disorder in children: diagnostical challenge. Revista
Romana de Pediatrie, 58(2).
Semium, Yustinus. 2006. Kesehatan Mental 3. Yogyakarta : Penerbit Kanisius

You might also like