You are on page 1of 45

Sistim Pneumatik dan Hidrolik - Kuliah 1

Pengantar
Kata pneumatik diturunkan dari kata bahasa Yunani Pnema yang
berarti udara. Lebih jauh, pneumatik didefenisikan sebagai suatu
ilmu mengenai sistim-sistim udara bertekanan. Sebelum era
1950-an, sistim-sistim pneumatik telah dipergunakan dalam
proses-proses mekanis sederhana. Sekarang ini, sistim-sistim
pneumatik memainkan peranan yang sangat penting didalam
bidang otomatisasi, hal ini ditunjang pula oleh perkembangan
teknologi di bidang sensor, prosesor dan actuator.
Secara umum, pneumatik berarti suatu aplikasi udara bertekanan
sebagai media kerja dan media kendali pada aplikasi-aplikasi
industri. Silinder pneumatik merupakan jenis actuator yang umum
digunakan sebagai actuator gerakan lurus, hal ini disebabkan
karena silinder tersebut memiliki harga yang murah, mudah
dipasang, konstruksi yang kuat dan tersedia dalam berbagai
ukuran langkah kerja.

Gambar 1. Alat Pengangkat Beban dengan Menggunkan Tenaga


Pneumatik

Gambar 1 menunjukan suatu contoh sistim pneumatik yang


digunakan untuk mengangkat/memindahkan beban (W). Sumber
tenaga utama adalah kompresor, yang mengisap udara dari
atmosfir dan menaikan tekanannya. Udara bertekanan tinggi ini
selanjutnya disimpan didalam tangki penampung. Udara
bertekanan terlebih dahulu disaring dan didinginkan sebelum
disimpan pada tangki penampung. Kompresor digerakan dengan
menggunakan motor listrik, sumber tenaga listrik untuk motor
listrik penggerak kompresor dikendalikan dengan menggunakan
saklar tekanan. Jika tekanan udara pada tangki penampung telah
mencapai yang diinginkan maka saklar tekanan akan
memutuskan sambungan daya listrik ke kompresor.

Sebaliknya jika tekanan pada tangki penampung turun dari nilai


yang telah ditentukan, maka saklar tekanan akan
menyambungkan daya listrik ke kompresor. Dengan demikian,
tekanan udara di dalam tangki penampung dapat dijaga pada
suatu tekanan yang relatif konstan. Selanjutnya udara bertekanan
dialirkan melalui peralatan-peralatan pneumatik untuk dipakai
mengangkat beban (W). Pada saat udara bertekanan mengalir
melalui saluran masuk A, silinder pneumatik akan memanjang
keatas, sehingga beban terangkat. Sebaliknya jika udara
bertekanan dialirkan melalui saluran masuk B, maka silinder
pneumatik akan memendek dan beban (W) dibawa turun. Saluran
buang berguna untuk melepaskan udara bertekanan ke atmosfir
setelah digunakan didalam silinder pneumatik.

Gambar 2. Contoh Aplikasi Sistim Pneumatik untuk Penyimpanan


Benda Kerja

Gambar 2 menunjukkan contoh aplikasi sistim pneumatik di


industri, dimana sebuah silinder pneumatik dipakai untuk
mendorong/mengeluarkan benda kerja dari tempat penyimpanan
benda kerja.

Sistim Pengumpan Benda Kerja

Gambar 3. Contoh Aplikasi Sistim Pneumatik untuk transport


benda kerja
Aplikasi lain sistim pneumatik diperlihatkan juga pada Gambar 3.
Disini sistim pneumatik digunakan pada sistim pengumpan
berputar untuk benda kerja berupa lembaran-lembaran. Benda
kerja yang berupa lembaran diambil dari tempat penyusunannya
(8) oleh pengisap-pengisap (1) yang ditempatkan pada piringan
yang dapat berputar (4), kemudian ditempatkan pada konveyor
belt (2) untuk diproses lebih lanjut pada mesin (3). Alat pemutar
(5) berfungsi untuk memutar pengisap-pengisap, sedangkan alat
pengangkat (6) berfungsi untuk menggerakan alat transport naik
- turun. Alat pengangkat elektromekanik (7) digerakan oleh
penggerak (6) untuk bergerak naik turun. Benda kerja yang
berupa lembaran-lembaran disusun diatas dudukan pengangkat
(10)
Pembagian Sistim Pneumatik Berdasarkan Tekanan yang
Digunakan:

Sistim pneumatik tekanan rendah:


0 - 150 kPa (0 - 1.5 bar or 0 -21.78 psi)

Sistim pneumatik tekanan normal:


150 - 1000 kPa (1.5 - 16 bar or 21.75 -232 psi)

Sistim Pneumatik tekanan tinggi: 1600 kPa (16 bar or 232


psi)

Karakteristik umum silinder pneumatik:

Diameter: 6 - 320 mm

Panjang langkah (stroke): 1 - 2000 mm

Tenaga: 2 50 kN

Kecepatan torak: 0.02 1 m/s

Elemen Sistim Pneumatik

Gambar 4. Diagram Blok Komponen-komponen Sistim Pneumatik

Komponen-komponen dasar dari suatu sistim pneumatik dan


susunan koneksi tiap elemen diperlihatkan pada Gambar 4.
Bagian paling bawah dari susunan koneksi terdapat elemen
sumber tenaga atau sumber energi, yang tentu saja berupa udara
bertekanan yang dihasilkan oleh kompresor. Sumber tenaga angin
dihubungkan kepada elemen penerima sinyal input (dalam hal
udara bertekanan) dan selanjutnya melanjutkan udara
bertekanan tersebut kepada elemen pemroses. Berikutnya,
elemen pemroses menggerakan elemen output atau actuator
untuk melakukan kerja (dalam hal ini melakukan gerakan).
Elemen Sistim Pneumatik (lanjutan kuliah-1)
Detail yang lebih diperluas dari Gambar 4 ditunjukkan pada
Gambar 5, pada mana gambaran yang lebih lengkap dari elemenelemen penyusun suatu sistim pneumatik diperlihatkan, disertai
dengan contoh gambar dan simbol-simbol masing-masing.

Gambar 5. Simbol Elemen-elemen Sistim Pneumatik

Gambar 6. Diagram Aliran Sinyal dan Susunan Hardware Sistim


Pneumatik

Produksi dan Distribusi Udara Bertekanan


Sumber energi atau sumber udara bertekanan yang digunakan
untuk menggerakan sistim pneumatik terdiri dari komponenkomponen sebagai berikut:

Kompresor

Tangki udara

Pengatur tekanan udara

Saluran distribusi udara bertekanan

Gambar 7. Instalasi Penyedia Udara Bertekanan

Pada Gambar 7, ditunjukkan layout perpipaan dari saluran


distribusi udara bertekanan dengan gardien kemiringan sebesar 1
2 % yang bertujuan untuk menangkap air agar dapat mengalir
keluar ke saluran pembuangan. Jika terjadi tingkat kondensasi
yang tinggi pada udara bertekanan yang dihasilkan maka
diperlukan untuk menggunakan alat pengering udara agar tingkat
kelembaban dari udara yang dihasilkan dapat diatur sesuai
kebutuhan. Kelembaban yang tinggi akan pada dari udara
bertekanan dapat merusak suatu sistim pneumatik.
Udara dikompresi sehingga berkurang kerapatannya sebesar 1/7
dari ukuran semula. Kegagalan-kegagalan pada sistim pneumatik
dapat dikurangi melalui penyiapan udara bertekanan untuk
menggerakan sistim dengan benar. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan agar dapat menghasilkan udara bertekanan yang
bermutu tinggi adalah hal-hal sebagai berikut:

Tersedianya jumlah udara yang cukup untuk seluruh


keperluan pemakaian.

Tipe kompresor yang digunakan harus sesuai dengan yang


diperlukan oleh sistim.

Kapasitas tangki penyimpanan udara dengan volume yang


sesuai untuk menyimpan udara bertekanan.

Udara yang diisap masuk oleh kompresor harus benar-benar


bersih.

Pengawasan terhadap kandungan uap air dari udara yang


dikompresi untuk mencegah korosi dan kelembaban pada
instalasi pneumatik.

Gunakan minyak pelumas jika diperlukan.

Hindari benturan-benturan yang dapat berasal dari tekanan


udara dan dari hal-hal lainnya. Hal ini mirip dengan
menghindari fluktuasi tegangan didalam sitim kelistrikan.

Persyaratan tekanan udara untuk operasi yang diminta


harus dipenuhi.

Saluran-saluran buang udara harus tersedia dengan baik.

Rancangan sistim distribusi udara harus sesuai dengan


standar teknis yang telah ditetapkan.

Komponen-komponen sistim pneumatik dirancang untuk


beroperasi pada tekanan udara 8 10 bar maksimum. Dalam
prakteknya, untuk alas an-alasan ekonomi dan keselamatan,
maka komponen-komponen pneumatik dianjurkan untuk
digunakan pada daerah tekanan udara antara 4 6 bar atau 400
600 kPa. Untuk keperluan ini, kompresor harus dirancang untuk
menghasilkan tekanan udara antara 4.5 6.5 bar untuk
mengantisipasi kerugian-kerugian pada saluran distribusi yang
terjadi. Suatu tangki penampun diperlukan untuk mengurangi
efek fluktuasi tekanan udara. Tangki penampung difungsikan
sebagai reservoir untuk jangka pendek, sehingga mengurangi
siklus on-off dari kompresor.
Saringan Udara (Filter)

Saringan berfungsi untuk memisahkan materi-materi yang tidak


diinginkan dari udara bertekanan yang dihasilkan, sebelum
didistribusikan ke peralatan penumatik. Saringan juga berfungsi
untuk memisahkan air yang berasal dari kondensasi uap air di
dalam udara bertekanan yang dihasilkan. Hasil penyaringan dari
partikel-partikel yang tidak diinginkan dan air ditampung pada
bagian dasar dari unit filter. Air dan partikel yang tertampung
harus sering dibuang melalui saluran pembuangan untuk
mencegahnya masuk ke dalam komponen-komponen pneumatik
melalui udara bertekanan yang didistribusikan.
Pengatur Tekanan Udara
Alat ini digunakan untuk mengatur besar-kecilnya tekanan udara
sekunder dari udara bertekanan yang dikirim ke komponen
pneumatik. Pengaturan tekanan dicapai melalui pengaturan
sekrup pengatur yang terdapat pada bagian atas dari pengatur
tekanan.
Unit Pelumasan
Alat ini digunakan untuk mencampur dan mendistribusikan
minyak pelumas dalam bentuk uap ke komponen-komponen sitim
pneumatik. Minyak pelumas digunakan untuk melumasi bagian
dalam dari komponen pneumatik untuk mengurangi gesekan dan
mencegah korosi.
Diagram Sistim Pneumatik
Penentuan Label Komponen
Terdapat dua jenis penentuan label kompoenen untuk menandai
suatu komponen didalam diagram sistim pneumatik.
1. Penentuan label dengan menggunakan angka
2. Penentuan label dengan menggunakan huruf

Penggolongan Grup
Grup 0: diberikan kepada semua elemen-elemen sumber energi
Grup 1, 2, 3, dialokasikan untuk rangakain kendali tunggal
misalnya silinder.

Gambar 8. Contoh Diagram Sistim Pneumatik


Penentuan Label Komponen
Terdapat dua jenis penentuan label kompoenen untuk menandai
suatu komponen didalam diagram sistim pneumatik.
1. Penentuan label dengan menggunakan angka
2. Penentuan label dengan menggunakan huruf

Penggolongan Grup
Grup 0: diberikan kepada semua elemen-elemen sumber energi
Grup 1, 2, 3, dialokasikan untuk rangakain kendali tunggal
misalnya silinder.
Label dengan Menggunakan Nomor
0Z1, 0Z2,
dst

Unit sumber tenaga udara bertekanan

1A, 2A,
dst

Komponen tenaga/daya

1V1, 1V2, Elemen kendali


dst
1S1, 1S2,
dst

Elemen-elemen masukan (katup yang


diaktifkan secara mekanis atau secara
manual)

Label dengan Menggunakan Huruf


1A, 2A,
dst

Komponen tenaga/daya

1S1, 2S1,
dst

Saklar pembatas yang diaktifkan pada


gerakan mundur silinder 1A, 2A
(ditempatkan di bagian awal jarak langkah
silinder)

1S2, 2S2,
dst

Saklar pembatas yang diaktifkan pada


gerakan maju silinder 1A, 2A (ditempatkan
di akhir jarak langkah silinder)

Gambar 8 menunjukkan pemberian angka-angka untuk pelabelan


didalam suatu diagram pneumatik. Bagian bawah dari Gambar 8
menunjukan susunan untuk elemen pemasok tenaga udara
bertekanan dengan nomor 0.1. Selanjutnya dua elemen input
(tombol tekan) diberi label 1.2 dan 1.4. Komponen dengan label
1.3 adalah saklar roller yang dimanfaatkan sebagai sensor untuk
mengindera keberadaan poros piston pada silider pneumatik.
Komponen dengan label 1.6 bekerja sebagai pengolah sinyal (signal processor)
Hasil pengolahan sinyal dikirmkan melalui komponen dengan label 1.1 ke actuator
(silinder pneumatik) dengan label 1.0. Komponen dengan label 1.1 merupakan
elemen kendali akhir yang berupa katup kendali arah dengan 5 saluran (ports)
masukan dan memiliki dua arah gerak. Sinyal hasil olahan pengolah sinyal
diterima oleh komponen dengan label 1.0 dan sebagai hasilnya poros silinder
pneumatik bergerak ke arah posisi sensor dengan label 1.3.

Gambar 9. Simbol-Simbol untuk Komponen Transmisi Udara Bertekanan


Katup Pneumatik
Katup pneumatik merupakan salah satu komponen penting di
dalam peralatan pneumatik. Fungsi utama dari katup-katup
didalam suatu sistim pneumatik adalah untuk mengubah,
membangkitkan atau menghentikan sinyal untuk keperluan
keperluan penginderaan, pemrosesan, dan pengendalian. Katup
dibagi-bagi menjadi beberapa golongan berdasarkan fungsinya
didalam rangkaian penumatik. Katup juga dapat dibagi-bagi
berdasarkan jenis sinyal yang diterima, metode pengaktifan,
metode kembali ke posisi semula dan konstruksinya.
Katup yang dioperasikan sebagai element sinyal akan
menghasilkan sinyal jika diaktifkan (mis. katup tuas dan katup
roler) dan katup jenis ini akan menghasilkan sinyal yang berguna
untuk memberikan informasi mengenai posisi dari poros suatu
silinder pneumatik.
Tipe katup pneumatik dapat dikenal melalui,

Jumlah saluran (ports) yang dimilikinya. Misalnya katup


dengan tipe 2,3,4,5 port.

Jumlah posisi kerja, misalnya katup dengan 2, 3 posisi kerja

Metode pengaktifan, misalnya secara manual, dengan


tekanan udara, atau dengan solenoid (listrik).

Metode pengembalian ke posisi awal, misalnya dengan


tenaga pegas, tenaga udara bertekanan atau dengan tenaga
listrik (solenoid).

Fungsi operasi khusus, misalnya melalui fungsi pengambil


alihan secara manual.

Banyaknya terminal input-outpu atau port dari suatu katup


ditunjukkan melalui jumlah garis lurus yang digambar pada
bagian luar dari kotak. Contohnya ditunjukkan pada Gambar 10.

Gambar 10. Prinsip dasar posisi katup pneumatik

Katup Pneumatik Saklar Tekan


Katup dengan tipe saklar tekan dengan 3 port dan 2 posisi atau
lebih sering disebut sebagai katup 3/2 ditunjukkan simbolnya
pada Gambar 13. Disebut katup 3/2 karena memiliki 3 port atau
terminal dan 2 posisi kerja yakni posisi kiri dan kanan.
Katup jenis ini diaktifkan dengan menekannya seperti halnya
saklar tekan pada sistim listrik. Gambar 11 (A) menunjukkan
posisi atau keadaan katup sebelum ditekan atau diaktifkan,
sedangkan Gambar 11 (B) menunjukkan posisi atau keadaan
setelah katup diaktifkan/diaktifkan (bergeser ke kanan). Jika tidak
ditekan katup akan kembali ke posisi normal (bergeser ke kiri)
akibat daya dorong oleh pegas.

Gambar 11. Saklar Tekan (push-button) Pneumatik

Pada posisi awal dimana katup belum diaktifkan, udara bertekanan tertahan pada
port no.1. Bila katup diaktifkan, maka ruangan (kotak) sebelah kiri akan bergeser

ke kanan sehingga port no. 1 dan no. 2 akan terhubung. Dengan demikian udara
akan mengalir dari port no. 1 ke port no. 2 dan selanjutnya keluar dari katup.
Keterangan:
1(P) = Masuk (Input)
2(A) = keluar (Output)
3(R) = Saluran Buang (exhaust)

Penggunaan Katup Saklar Tekan 3/2

Gambar 12. Contoh Aplikasi Saklar Tekan Pneumatik


Katup Pneumatik Saklar Tekan (lanjutan kuliah 4)
Gambar 13. Adalah diagram rangkaian pneumatik yang menunjukan penggunaan saklar tekan
pneumatik yang secara langsung (direct) menggerakan aktuator atau elemen daya (silinder
pneumatik).

Gambar 13. Contoh Aplikasi Saklar Tekan Pneumatik (Simbolik) Direct Drive

Gambar 14. Simbol untuk Metode Aktivasi Katup-katup Pneumatik


Catatan:

General manual operation: katup untuk operasi umum secara manual

Pushbutton: katup yang dioperasikan dengan menekan tombol

Detent lever operation: katup dengan tombol yang dapat terkunci

Foot pedal operation: katup pedal dioperasikan dengan kaki

Spring return: kembali ke posisi awal dengan gaya tekan pegas

Spring centered: berada pada posisi tengah dengan gaya tekan pegas

Roller operated: dioperasikan dengan menggunakan roller

Idle return roller: roller yang bekerja hanya dalam satu arah (arah maju
roller bekerja arah mundur tidak)

Simbol untuk Katup-katup Pneumatik

Gambar 15. Simbol untuk Katup-katup Pneumatik

Penampang Melintang Silinder Pneumatik

Gambar 16. Penampang Melintang Silinder Pneumatik dalam Keadaan


Memanjang (A) dan keadaan Memendek (B)

Terakhir diperbaharui: Sabtu, 7 April 2012, 00:17

Katup Pengendali Arah


Katup pengendali arah berfungsi untuk mengatur aliran sinyal
udara bertekanan. Penamaan standar untuk katup jenis terdiri
dari dua digit angka yang dipisah oleh tanda garis miring (/).
Contoh penamaan diberikan pada keterangan dibawah ini,

Sebagai contoh suatu katup yang diberi kode 3/2 berarti memiliki
3 port (saluran udara) dan dua posisi kerja.
Katup pengendali arah dibagi menjadi tiga bagian, yakni
power elements (Elemen Daya), signaling elements (Elemen
persinyalan) dan processing elements (Elemen Pemrosesan).
Simbol Katup-katup Pengendali Arah

Gambar 17. Simbol Katup-katup Pengendali Arah

Keterangan:

Gambar A: Katup 3/2 aktifasi dengan udara single piloted (NC), kembali
ke posisi awal dengan tekanan udara

Gambar B: Katup 3/2 aktifasi dengan udara doubble piloted (NC), kembali
ke posisi awal dengan udara bertekanan

Gambar C: Katup 5/2 aktifasi dengan solenoid (NC), kembali ke posisi awal
dengan tekanan pegas

Gambar D: Katup 5/2 aktifasi dengan udara bertekanan ganda doubble


piloted (NC), kembali ke posisi awal dengan udara bertekanan

Katup Pengendali Arah sebagai Elemen Daya


Katup pengendali arah yang difungsikan sebagai elemen daya mengatus aliran
udara bertekanan ke silinder pneumatic yang akan dikerjakan. Untuk keperluan ini,
katup berfungsi sebagai elemen pengatur gerak maju-mundur dari silinder yang
dihubungkan dengan katup tersebut. Contoh aplikasi dari katup pengendali arah
dengan fungsi ketenagaan diperlihatkan pada Gambar 18. Pengaturan gerakan
maju-mundur dari silinder diatur dengan memberikan sinyal komando yang sesuai
pada port 12 untuk gerakan mundur dan port 14 untuk gerakan maju. Sinyak
komando dengan tekana udara yang rendah sebesar 6 bar digunakan untuk
mengatur kerja maju-mundur dari silinder pneumatik yang memiliki tekan udara
kerja yang lebih besar yakni sebesar 100 bar.

Gambar 18. Aplikasi Katup 5/2 aktifasi dengan udara(A) dan


Bentuk Fisik Blok Katup 5/2 Doubble Piloted (B)

Gambar 19. Penampang Melintang Katup 5/2 Doubble Piloted

Keterangan:

Gambar 20 (atas) Katup diaktifkan melalui port 12

Gambar 20 (bawah) Katup diaktifkan melalui port 14

Sensor Mekanis / Katup Roller

Gambar 20. Katup Diaktifkan dengan Roller


Keterangan:

Gambar 20 (a) Katup normal roller

Gambar 20 (b) Katup idle return roller

Gambar 21. Aplikasi Katup Push-button3/2 dan katup 3/2 air piloted spring
return untuk menggerakan silinder pneumatic (indirect drive)
Keterangan :
Gambar 21 (atas) push-button belum diaktifkan, (bawah) push-button diaktifkan.
Gambar 21 menunjukan cara pengendalian gerakan silinder pneumatic secara tidak
langsung (indirect dirive) dimana elemen 1.1 katup 3/2 spring return berfungsi
sebagai elemen kendali arah bagi gerakan maju mundur silinder sebagai akibat
komando yang diberikan dari penekanan katup push-button.

Gambar 22. Rangkaian Pneumatik Logika AND (atas) dan Logika OR (bawah)
Catatan:

Katup 1.6 pada Gambar 22 (A) adalah Katup Logika AND

Katup 1.6 pada Gambar 22 (B) adalah Katup Logika OR

Tabel Logika
Input X

Input Y

Output A
(AND)

Output A (OR)

Sensor Mekanis / Katup Roller

Gambar 20. Katup Diaktifkan dengan Roller


Keterangan:

Gambar 20 (a) Katup normal roller

Gambar 20 (b) Katup idle return roller

Gambar 21. Aplikasi Katup Push-button3/2 dan katup 3/2 air piloted spring
return untuk menggerakan silinder pneumatic (indirect drive)
Keterangan :
Gambar 21 (atas) push-button belum diaktifkan, (bawah) push-button diaktifkan.
Gambar 21 menunjukan cara pengendalian gerakan silinder pneumatic secara tidak
langsung (indirect dirive) dimana elemen 1.1 katup 3/2 spring return berfungsi
sebagai elemen kendali arah bagi gerakan maju mundur silinder sebagai akibat
komando yang diberikan dari penekanan katup push-button.

Gambar 22. Rangkaian Pneumatik Logika AND (atas) dan Logika OR (bawah)
Catatan:

Katup 1.6 pada Gambar 22 (A) adalah Katup Logika AND

Katup 1.6 pada Gambar 22 (B) adalah Katup Logika OR

Tabel Logika
Input X

Input Y

Output A
(AND)

Output A (OR)

Rantai Kendali Sistim Pneumatik

Gambar 23. Contoh Rantai Kendali Sistim Pneumatik


Catatan:

Power component (1A): komponen penggerak

Control element (1V2): elemen kendali

Processing element (1V1): elemen pemrosesan

Input element (1S1, 1S2, 1S3): elemen-elemen masukan

Supply element (0Z, 0S): elemen-elemen pemasok udara bertekanan

Gambar 24. Perbandingan Aliran Informasi antara Sistim Pneumatik dengan Sistim
Elektronik

Gambar 25. Standar garis sinyal pada diagram D-S


Diagram Displacement-Step (D-S) Sistim 2 Silinder

Gambar 26. Diagram Displacement-Step (D-S)

Urut-urutan Gerakan Silinder


Langkah 1: 1S1 dan 2S1 diaktifkan Silinder 1A maju
Langkah 2: 1S3 diaktifkan Silinder 2A maju
Langkah 3: 2S2 diaktifkan Silinder 1A mundur
Langkah 4: 1S2 diaktifkan Silinder 2A mundur
Langkah 5: 2S1 diaktifkan Kembali ke Posisi Awal (Langkah 1)

Gambar 27. Urut-urutan kerja sistim 2 silinder

Gambar 28. Aplikasi sistim dengan 2 silinder pneumatik

Gambar 29. Diagram Rangkaian Posisi Awal

Diagram Displacement-Step (D-S) Sistim 2 Silinder (lanjutan)

Gambar 30. Diagram Rangkaian - Langkah 1 (atas) & Langkah 2 (bawah)

Gambar 31. Diagram Rangkaian - Langkah 4 (atas) & Langkah 5 (bawah)

Gambar 32. Diagram Rangkaian - Langkah 5 (selesai)

You might also like