Professional Documents
Culture Documents
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
I. Tinjauan Teori
1. Pengertian
Nifas (puerperium) adalah masa setelah persalinan yang diperlukan untuk
pulihnya alat kandungan sampai kepada keadaan sebelum hamil
(Sulaiman, 1983 : 3)
Mastitis adalah infeksi payudara yang menimbulkan reaksi sistemik seperti
demam (Suradi Rulina, 1989 : 21)
2. Penyebab
Bakteri yang sering menyebabkan infeksi mammae adalah stafilokokus
aureus yang masuk melalui luka puting susu (Manuaba, 1998 : 317).
Infeksi terjadi melalui luka pada puting susu tetapi mungkin juga melalui
peredaran darah (Sarwono, 2002 : 700).
3. Pemeriksaan
Tanda-tandanya adalah rasa panas dingin disertai dengan kenaikan suhu,
penderita merasa lesu, dan tidak ada nafsu makan (Sarwono, 2002 : 701).
Mammae membesar, nyeri, dan pada suatu tempat kulit merah,
membengkak sedikit, dan nyeri pada perabaan, jika tidak lekas diberi
pengobatan bisa terjadi abses (Sarwono, 2002 : 701)
Payudara menjadi merah, bengkak kadang kala diikuti rasa nyeri dan
panas, suhu tubuh meningkat. Infeksi menimbulkan demam, nyeri pada
mammae, terjadi pemadatan mammae, dan terjadi perubahan warna kulit
mammae (Manuaba, 1998 : 317).
4. Jenis Mastitis
Berdasarkn tempatnya dapat diberikan
-
5. Pencegahan
Perawatan puting susu pada waktu laktasi merupakan usaha penting untuk
mencegah mastitis. Perawatan terdiri atas membersihkan puting susu
dengan sabun sebelum dan sesudah menyusui untuk menghilangkan kerak
dan susu yang mengering. Selain itu juga memberi pertolongan kepada ibu
yang menyusui bayinya harus bebas dari infeksi stafilokokus. Bila ada
retak atau luka pada puting sebaiknya bayi jangan menyusu pada mammae
yang bersangkutan sampai luka itu sembuh. Air susu ibu dikeluarkan
dengan pijatan (Sarwono, 2002 : 701).
Bidan sebagai tenaga medis terdepan ditengah masyarakat dapat
meningkatkan usaha preventif dan promotif payudara dengan jalan
mengajarkan pemeliharaan payudara, cara memberikan ASI yang benar,
memberikan ASI jangan pilih kasih, kanan dan kiri harus sama
perlakuannya dan berikan sampai payudara kempes.
Dalam menghadapi bendungan ASI dan mastitis/abses mammae, bidan
sebaiknya melakukan konsultasi dengan dokter (Manuaba, 1998 : 317).
6. Pengobatan
Segera setelah mastitis ditemukan, pemberian susu kepada bayi dari
mammae yang sakit dihentikan, dan diberi antibiotika. Dengan tindakantindakan ini terjadi abses sering kali dapat dicegah. Karena biasanya
infeksi disebabkan oleh staphylococus aureus (Sarwono, 2002 : 701).
Payudara tegang/indurasi dan kemerahan:
a. Berikan kloksasilin 500 mg setiap 6 jam selama 10 hari. Bila diberikan
sebelum terbentuk abses biasanya keluhannya akan berkurang.
b. Sangga payudara
c. Kompres dingin
d. Bila diperlukan berikan parasetamol 500 mg per oral setiap 4 jam.
e. Ibu harus didorong menyusui bayinya walau ada pus (Saifuddin,
2001 : 263).
7. Komplikasi
Infeksi (mastitis) dapat berkelanjutan menjadi abses dengan kriteria warna
kulit menjadi merah, terdapat nyeri, dan pada pemeriksaan terdapat
pembengkakan dibawah kulit teraba cairan (Manuaba, 1998 : 317).
II. Tinjauan Askeb
Asuhan kebidanan merupakan metode memberikan asuhan kebidanan dengan
menggunakan proses manajemen kebidanan. Adapun langkah-langkah asuhan
kebidanan pada ibu nifas dengan bendungan ASI menggunakan proses :
pengkajian, perencanaan dan evaluasi (Varney, 1980 : 11)
A. Pengkajian
1. Pengumpulan data
a. Data subyekif
1) Biodata
Pendidikan : Pendidikan
mempengaruhi
cara
penerimaan/
2) Keluhan utama
Payudara bengkak, payudara terasa panas dan keras saat palpasi,
mengeluh nyeri saat disentuh, puting susu yang datar, kecil, tidak
menonjol dan terdapat kelainan (Sarwono, 2002 : 271).
3) Riwayat kesehatan
Bila wanita sangat mengeluh tentang adanya after pains atau males,
dapat diberi analgetik atau sedativa supaya dapat istirahat atau
tidur. Delapan jam post partum wanita tersebut disuruh untuk
menyusui hanya untuk merangsang timbulnya laktasi kecuali bila
ada kontra indikasi seperti wanita dengan tifus abdominalis,
Riwayat kehamilan
Perawatan payudara sebelum lahir bertujuan untuk memelihara
hygiene payudara, melenturkan/menguatkan puting susu dan
mengeluarkan puting susu yang datar atau masuk ke dalam
(retracted nipple) (Manuaba, 1998 : 144).
Jika hal ini tidak dilakukan menyebabkan saluran ASI
tersumbat dan akhirnya terjadi mastitis.
Riwayat nifas
Cara menyusui yang salah dapat menyebabkan puting lecet dan
bendungan ASI sampai komplikasi abses. Hal ini akan
menganggu proses laktasi selanjutnya (Suradi Rulina, 1989 :
42).
Nutrisi
Ibu-ibu meneteki dianjurkan untuk minum 6-8 gelas (air
putih/air sari buah) setiap hari setelah meneteki. Diet ibu yang
jelek akan mempengaruhi produksi ASI (Suradi Rulina, 1989 :
35).
Eliminasi
BAB harus ada dalam 3 hari post partum (Sarwono, 2002 :
242-243).
BAK sebaiknya 6 jam setelah post partum ibu harus BAK
(Hamilton, 1995 : 282).
Personal hygiene
Puting susu penting diperhatikan agar tetap bersih. Puting susu
perlu ditarik-tarik sehingga menonjol dan memudahkan untuk
memberikan ASI (Manuaba, 1998 : 140).
3) Pemeriksaan fisik
Payudara : Nyeri lokal pada mammae, terjadi perubahan warna
kulit mammae (Manuaba, 1998 : 317).
Uterus
keadaan
puting
susu
menonjol/tidak,
terjadi
radang
payudara/mastitis.
Tujuan : Ibu dapat melewati masa nifas tanpa komplikasi
Kriteria : - Tanda-tanda vital normal
T : 100/60-140/90 mmHg
N : 80-100 x/mnt
S : 36-37,5oC
R : 18-24 x/mnt
- Laktasi lancar, payudara lembek dan tidak tegang, tidak ada
pus, kontraksi uterus baik, lochea alba, dan jumlahnya tidak
berlebihan (Rulina Suradi, 1989 : 28).
Intervensi
3. Masalah II : Nyeri
Tujuan : Nyeri berkurang
Kriteria : Nyeri berkurang, ekspresi wajah ibu tidak menyeringai, keadan
payudara lembek, tidak penuh dan tidak tegang, proses laktasi
lancar.
Intervensi
a. Kaji tingkat nyeri pada kedua payudara ibu.
R/ Nyeri dalam keadaan lanjut merupakan tanda infeksi sehingga
memerlukan pengawasan yang lebih lanjut.
b. Berikan penjelasan tentang penyebab rasa nyeri.
R/ Pengertian yang baik akan membuat ibu kooperatif dalam
perawatan.
c. Berikan penyuluhan tentang perawatan payudara dilakukan 2x sehari
bersamaan dengan mandi.
R/ Ibu dapat mengerti dan melakukan perawatan payudara secara
teratur untuk mencegah terjadinya pembendungan.
d. Susukan bayi dengan benar 2-3 jam sekali.
R/ Menurunkan ketegangan payudara sehingga mengurangi rasa nyeri
(Saifuddin, 2002 : N 26-27).
4. Masalah III : Kurangnya pemenuhan kebutuhan asupan cairan (ASI) bagi
bayinya.
Tujuan : Kebutuhan cairan bayi terpenuhi.
Kriteria : Tidak terjadi bendungan ASI, bayi mau menetek 2-3 jam sekali,
bayi tidak rewel dan dapat tidur nyenyak, tidak ikterus, turgor
kulit baik.
Intervensi
a. Anjurkan pada ibu untuk meneteki bayinya setiap 2-3 jam jika keluhan
mastitis sembuh dan gunakan pompa ASI untuk mengeluarkan ASI.
R/ Kebutuhan bayi terhadap ASI terpenuhi dan mastitis tidak
bertambah parah.
b. Kompres hangat pada payudara sebelum menyusui.
R/ Akan terjadi vasodilatasi pembuluh darah sehingga mengurangi
rasa nyeri.
c. Kalau perlu beri bantuan dengan pompa susu dan hindari penggunaan
susu botol.
R/ Akan merangang ASi keluar dan tidak terjadi pembendungan ASI
(Suradi Rulina, 1989 : 21)
D. Pelaksanaan
Sesuai dengan masalah dan kebutuhan ibu maka dilakukan implementasi dari
rencana tindakan yang telah disusun. Implementasi selalu diupayakan dalam
waktu singkat, efektif, hemat dan berkualitas (Depkes RI, 1995 : 11).
E. Evaluasi
Evaluasi adalah proses penilaian pencapaian tujuan suatu pengajian ulang
rencana kebidanan. Sedangkan tujuan dari evaluasi adalah menentukan
kemampuan pasien dalam mencapai tujuan yang ditentukan dan menilai
efektifitas rencana kebidanan atau asuhan kebidanan.
Jadi secara rinci catatan perkembangan berisi uraian yang berbentuk SOAP
(subyektif, obyektif, assesment, planning) dari catatan perkembangan dapat
mengetahui beberapa hal antara lain apakah tujuan sudah tercapai dan perlu
adanya perubahan modifikasi dalam perencanaan dan tindakan (Depkes RI,
1995 : 27-28).
10
BAB II
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Pengumpulan data
a. Data subyektif
1) Biodata
Istri
Suami
Nama
: Ny. M
Tn. T
Umur
: 28 th
31th
Agama
: Islam
Islam
Pendidikan
: SMP
STM
Pekerjaan
: IRT
Penjaga KUD
Penghasilan
:-
Rp. 750.000,-/bln
Suku/bangsa
: Jawa/Indonesia
Jawa/Indonesia
Status marital
: Menikah
Menikah
Alamat
2) Keluhan utama
Ibu mengatakan nyeri pada payudaranya setelah 14 hari
melahirkan.
3) Riwayat kesehatan
Ibu tidak pernah menderita penyakit dengan gejala batuk lama
lebih dari 1 bulan (TBC), banyak makan, banyak minum, sering
kencing (DM), jantung berdebar-debar. Ibu tidak pernah menderita
penyakit tekanan darah tinggi (Jantung). Ibu juga tidak dalam
pengobatan penyakit tertentu. Ibu tidak pernah operasi, bila sakit
biasanya batuk, pilek, panas dan sembuh dengan berobat ke
bidan/puskesmas, saat ini ibu mengatakan nyeri pada mammae dan
terasa keras. Badan panas dingin mulai tadi malam.
10
11
Haid
Menarche umur 13 tahun, siklus 28-30 hari teratur, lamanya 67 hari, banyaknya hari 1-3 satu hari ganti 3 pembalut
selanjutnya 2 pembalut sampai hari ke 7, konsistensi encer,
warna merah, keluhan nyeri perut kadang pada awal haid, flour
albus kadang-kadang (tidak gatal, tidak berbau).
Kehamilan
Ibu mengatakan hamil pertama. Pada umur kehamilan 1-4
bulan ibu mengalami mual muntah. Mendapat imunisasi TT 2x
pada umur kehamilan 4 dan 5 bulan. Selama hamil ibu rutin
periksa ke bidan. Ibu mendapat vitamin dan tablet tambah
darah. Ibu juga mendapatkan penyuluhan tentang senam hamil
dan perawatan payudara.
Persalinan
Persalinan ditolong oleh bidan, normal, spontan belakang
kepala. Anak lahir tanggal 29 Mei 2008, jenis kelamin laki-laki,
langsung menangis, hidup, BB : 4,200 gram, PB : 50 cm,
plasenta lahir spontan lengkap.
Nifas sekarang
Pada hari pertama nifas, colostrums sudah keluar lancar, setelah
itu ibu merasakan payudaranya tegang pada hari ke 5 dan
sampai pada hari ke 14 ini ibu demam dan merasakan payudara
membesar, tegang, keras, nyeri tekan pada payudara, badan
terasa panas dingin dan nafsu makan berkurang. Bayi tampak
12
Riwayat KB
Ibu mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi
jenis apapun. Setelah kelahiran anak pertama ini ibu berencana
ingin menggunakan KB suntik.
Nutrisi
Selama hamil : Ibu makan 3x sehari porsi sedang dengan
komposisi nasi dengan lauk (tahu, tempe,
telur, kadang-kadang daging), sayur (bayam,
wortel, sawi), kadang buah. Minum air putih
7-8 gelas/hari.
Selama nifas : Ibu biasa makan 3x sehari porsi sedang (nasi,
lauk, sayur, dan kadang buah), minum air
putih 6-7 gelas 1 hari. Mulai hari yang lalu
nafsu makan ibu berkurang karena badan
terasa panas dingin.
Eliminasi
Selama hamil : BAK lancar 3-4 x/hari, encer, warna jernih
kekuningan, tidak ada keluhan, BAB 1x sehari
biasanya pagi hari, konsistensi lunak, warna
kuning tengguli, tidak ada keluhan.
Selama nifas : BAK lancar 3-4 x/hari, encer warna jernih
kekuningan tidak ada keluhan, BAB 1x sehari
biasnaya pagi hari, konsistensi lunak warna
kuning tengguli, tidak ada keluhan.
13
Aktivitas
Selama hamil : Tidak
ada
keluhan
dalam
beraktifitas,
Rekreasi
Selama hamil : Ibu biasanya menonton TV saat ada waktu
luang atau pergi kerumah tetangga.
Selama nifas : Jalan-jalan diluar rumah dan menonton TV
sambil mengasuh anaknya.
Personal hygiene
Selama hamil : Ibu menjaga kebersihan dirinya dengan mandi
2x sehari, gosok gigi bersamaan dengan
mandi,ganti pakaian setiap habis mandi, ibu
keramas 2x seminggu.
Selama nifas : Ibu menjaga kebersihan dirinya dengan mandi
2x sehari, ganti pembalut bila ibu merasa risih
atau tidak nyaman. Ibu merawat payudara
dengan di pompa atau kadang hanya dilap
dengan waslap basah.
14
7) Riwayat ketergantungan
Ibu tidak pernah merokok ataupun minum-minuman keras
beralkohol demikian pula dengan suami dan anggota keluarga lain.
8) Latar belakang sosial budaya
Didalam keluarga tidak ada kebiasaan pantang terhadap makanan
tertentu baik selama hamil atau setelah melahirkan. Tidak ada
kebiasaan pijat/minum jamu setelah melahirkan.
9) Psikososial dan spiritual
Kelahiran bayi pertama ibu direncanakan dan saat diharapkan oleh
ibu dan keluarga. Ibu dan keluarga bersyukur kepada Tuhan atas
kelahiran bayinya, sekarang ibu merasa khawatir tidak bisa
meneteki bayinya.
b. Data obyektif
1) Keadaan umum : baik
2) Kesadaran : composmentis
3) Tanda-tanda vital
T : 100/70 mmHg
N : 88 x/mnt
S : 38oC
R : 24 x/mnt
4) Pemeriksaan fisik
Kepala
Muka
Hidung
Mata
15
Mulut
Leher
Dada
: Pernafasan
normal,
payudara
bentuk
simetris,
akuminata/matalata,
lochea
berwarna
2. Analisa data
Diagnosa/masalah
P10001 post partum hari ke 14
laktasiDS : - Ibu
Data dasar
mengatakan
telah
melahirkan
tekan payudara.
anak
pertama
lahir
belakang
normal,
kepala,
spontan
langsung
susu
sedikit
lecet,
16
sementara
tidak
meneteki
bayinya.
- TFU tidak teraba
- Lochea alba
- Saat payudara dipalpasi ibu
tampak menahan rasa sakit.
B. Diagnosa Kebidanan
P10001 post partum hari ke 14 laktasi terjadi mastitis, involusi baik, KU ibu dan
bayi baik dengan masalah : Nyeri
Prognosa : baik
C. Perencanaan
1. Diagnosa : P10001 post partum hari ke 14 laktasi terjadi mastitis, involusi
baik, KU ibu dan bayi baik dengan masalah nyeri.
Tujuan : - Mastitis teratasi
- Nyeri berkurang
Kriteria : - Ibu tidak mengeluh payudara nyeri, tegang dan keras
- Tidak ada pus
- ASI keluar lancar
- Bayi tidak rewel
Intervensi
a. Lakukan pendekatan kepada klien dan dengarkan keluhannya.
R/ Ibu menajdi lebih kooperatif dalam mengutarakan masalahnya.
b. Observasi KU ibu dan bayi.
R/ Deteksi dni terjadi komplikasi pada ibu dan bayi.
c. Beri penjelasan pada klien tentang penyebab radang payudara/mastitis.
R/ Ibu mengetahui penyebab sehingga kooperatif dalam menghadapi
tindakan.
d. Kaji tingkat nyeri pada kedua payudara ibu.
17
18
Olesi puting susu yang lecet dengan ASI akhir (hind milk)
19
: P10001, post partum hari ke-14, involusi baik, KU ibu dan bayi baik
dengan mastitis. Pengetahuan ibu tentang mastitis dan penyebab nyeri
bertambah.
20
DAFTAR PUSTAKA
Depkes, RI, 1995. Manajemen Kebidanan, Jakarta : Pusdiklat, Pegawai
Depkes, RI, 2002. Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan, Jakarta.
Manuaba, Ida Bagus, 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC.
Mochtar, Rustam, 1998. Sinopsis Fisiologi, Obstetri Patologi Edisi II, Jakarta,
EGC.
Prawirohardjo, Sarwono, 2002. Ilmu Kebidanan, Jakarta : YBPSP.
Saifuddin, Abdul Bari, 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal, Jakarta : YBPSP.
Suradi, Rulina, 1989. Menyusui dan Rawat Gabung, Jakarta : Perinasia.
21
KATA PENGANTAR
Penyusun
iii
2008
22
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL...............................................................................................
LEMBAR PERSETUJUAN................................................................................
KATA PENGANTAR..........................................................................................
DAFTAR ISI ......................................................................................................
BAB I TINJAUAN TEORI
I. Tinjauan Teori....................................................................................
II. Tinjauan Askeb..................................................................................
A. Pengkajian..........................................................................................
B. Diagnosa Kebidanan..........................................................................
C. Perencanaan.......................................................................................
D. Pelaksanaan........................................................................................
E. Evaluasi..............................................................................................
BAB II TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian..........................................................................................
B. Diagnosa Kebidanan..........................................................................
C. Perencanaan.......................................................................................
D. Pelaksanaan........................................................................................
E. Evaluasi..............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
iv
i
ii
iii
iv
1
3
3
6
6
9
9
10
16
16
17
19