You are on page 1of 17

KATA PENGANTAR

Segala Puji bagi Allah SWT, Shalawat dan Salam kami panjatkan bagi Nabi Besar kita Nabi
Muhammad SAW. Dalam mengikuti kegiatan Sistem Kedokteran Komunitas dan Kedokteran
Keluarga ini, kami sebagai Dokter Muda dituntut agar bisa memahami dan menerapkan ilmu
tersebut dalam praktik kedokteran nanti setelah menyelesaikan masa pendidikan di bangku
perkuliahan.
Penulis berharap semoga hasil dari laporan ini dapat bermanfaat bagi diri penulis sendiri dan
orang lain, sehingga diharapkan lebih banyak masyarakat yang lebih sadar bahwa dalam
kehidupan bertetangga memiliki risiko dan potensi bahaya. Bahwa penting sekali dalam
melakukan berbagai kegiatan diperhatikan aspek-aspek yang dapat melindungi diri sehingga
tidak membawa dampak penyakit dimasa mendatang sehingga produktivitas dapat terganggu dan
biaya untuk berobat/perawatan tidak sebanding dengan hasil yang diperoleh dari tempat kita
bekerja.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada keluarga, dosen-dosen
pembimbing dan sahabat-sahabat di fakultas kedokteran Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Ciputat, 26 Januari 2016


Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

Asma adalah gangguan inflamasi kronis jalan napas dimana berbagai sel dan elemen seluler
berperanan. Inflamasi kronik berhubungan dengan hiperesponsivitas jalan napas yang
menyebabkan episode berulang dari wheezing, sesak napas, dan batuk, terutama pada malam dan
pagi hari. Episode ini umumnya berhubungan obstruksi jalan napas yang seringkali reversibel
baik spontan maupun setelah pengobatan. Gangguan fisiologis yang terjadi pada asma adalah
menyempitnya jalan nafas yang dikarakteristikan dengan terbatasnya aliran nafas ketika
ekspirasi,yang dapat disertai dengan perubahan struktur jalan nafas.
Asma merupakan masalah yang mendunia dan mengenai kira kira 300 juta individu dengan
prevalensi global sebanyak 1 18 % yang menurun pada Amerika Utara dan Eropa Barat serta
meningkat pada Afrika, Amerika Latin, dan sebagian Asia. WHO memperkirakan 15 juta
disability-adjusted life years (DALYs) hilang setiap tahun karena asma, sebanyak 1% dari total
tanggungan penyakit global. Kematian pada penderita asma sekitar 250.000. Hasil penelitian
International Study on Asthma and Allergies in Childhood (ISAAC) pada tahun 2005
menunjukkan bahwa di Indonesia prevalensi penyakit asma meningkat dari 4,2% menjadi 5,4%.
Diperkirakan prevalensi asma di Indonesia 5% dari seluruh penduduk Indonesia, artinya saat ini
ada 12,5 juta pasien asma di Indonesia.
Faktor faktor yang dapat mempengaruhi tercetusnya asma adalah :
Faktor host
1

Genetik

2 Obesitas

: Atopi, hiperesponsif saluran pernafasan, mediator


inflamasi (sitokin, kemokin, GF, Th1 dan Th2).
: Mediator leptin yang dapat mempengaruhi fungsi saluran
2

pernafasan sehingga meningkatkan tercetusnya asma.


: Kanak-kanak < 14thn : pria > wanita,sedangkan dewasa :
wanita>pria

3 Sex
Faktor lingkungan
1. Allergen

: Indoor kucing, anjing, tikus, serangga, jamur, ragi


Outdoor serbuk bunga, jamur, ragi.

2. Infeksi

: respiratory syncytial virus (RSV) dan parainfluenza virus

bronchiolitis .childhood asthma

3. Occupational Sensitizer
4. Rokok

: merokok menurunkan fungsi paru pada penderita asma


menigkatnya keparahan asma sehingga penderita tidak
merespon terhadap pengobatan secara inhaled.

5. Polusi udara masih

controversial, namun tingginya polusi udara dapat

menurunkan fungsi paru. Pada asma eksaserbasi terdapat hubungan antara polusi
dengan kejadian asma, kemungkinan allergen spesifik yang terkandung didalam
polusi dapat mensensitisasi individu sehingga menimbulkan efek hiperresponsif pada
saluran pernafasan.
6. Makanan : bayi yang diberikan susu formula memiliki insidensi
yang lebih tinggi untuk terjadinya asma dibandingkan
dengan bayi

Pada pembinaan kasus kali ini akan dikemukakan mengenai penyakit, asma, dan faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi keberhasilan penatalaksanaannya baik dari segi genetik, perilaku,

lingkungan dan pelayanan kesehatan. Mengingat sifat penyakit ini yang harus terus dilakukan
pencegahan serangan, maka peran serta keluarga akan sangat berpengaruh baik dalam menjamin
kelangsungan terapi maupun pengontrolan kondisi penyakit kearah yang lebih baik sehingga
perburukan ataupun komplikasi dapat dicegah. Oleh karena itu, diperlukan suatu pendekatan
dokter keluarga agar penatalaksaan yang diberikan dapat optimal. Pembinaan ini penting
dilakukan untuk mengetahui pendekatan kedokteran keluarga yang baik dan dapat optimal
terutama pada kasus yang bersangkutan.

BAB II
LAPORAN KASUS

I.

II.

Identitas Pasien
Nama
:
Ny. A.
Umur
:
67 tahun
Jenis Kelamin :
Perempuan
Alamat
:
Cipayung, Ciputat
Pekerjaan
:
Tidak Bekerja
Pendidikan
:
SD
Suku
:
Sunda
Agama
:
Islam
Anamnesis
Anamnesis dilakukan pada hari Jumat, 22 Januari 2016 secara autoanamnesis di tempat
tinggal pasien.
1. Keluhan Utama
Sesak nafas sejak 3 jam yang lalu
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengeluh sesak sejak 3 jam yang lalu. Sesak dirasakan timbul perlahan, awalnya
pasien hanya mengeluh agak berat bernafas, namun lama kelamaan semakin sesak hingga
terdengar bunyi ngik. Pasien masih dapat berbicara kalimat per kalimat, keluhan ini
biasanya jarang timbul, sebulan paling banyak hanya satu kali. Sesak diawali batuk
kering. Malam hari pasien jarang mengeluhkan keluhan yang sama, demam disangkal,
Biasa hilang dengan meminum salbutamol. Riwayat merokok disangkal.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Saat tahun 1972 pasien baru mengeluhkan keluhan yang sama. Riwayat penyakit jantung
disangkal. Riwayat DM disangkal. Riwayat TB disangkal. Riwayat alergi makanan dan
obat disangkal.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Ayah, kakak, dan kedua anak pasien memiliki keluhan yang sama.
Genogram Keluarga
5

Keterangan :

III.

: Laki Laki

: DM

: Perempuan

: Asma

Pemeriksaan Fisik
Tanggal 22 Januari 2016 di tempat tinggal pasien
Keadaan umum
: Baik
Kesadaran
: Compos mentis
Tanda vital
:
Tekanan darah
: 110/70 mmHg
Nadi
: 82 x/menit
Suhu
: 36,50 C
Pernapasan
: 28 x/menit

TB
BB
IMT

: meninggal

: 155 cm
: 59 kg
: 59kg/(1,55m)2
: 24,56 (normal)

Status Generalis

Kepala
: Normocephal

Mata
: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)

Telinga: Normotia, benjolan (-), udem (-), nyeri tekan (-)


6


Hidung
: Normosepti, sekret (-), concha hipertrofi (-)

Bibir
: pucat (-), sianosis (-)

Tenggorok
: T1-1, faring hiperemis (-), nyeri telan (-)

Leher
: Trakhea di tengah, pembesaran KGB (-/-)

Thoraks
Paru paru
-Inspeksi: Bentuk dada normal, simetris, retraksi suprasternal -/-, retraksi interkostal -/-Palpasi: Gerak nafas simetris, sama tinggi, tidak ada bagian yang tertinggal, stem
fremitus kanan=kiri
-Perkusi: sonor diseluruh lapangan paru depan dan belakang, batas paru hepar setinggi
ICS V linea midklavikularis kanan, peranjakan paru positif kira-kira 2 sela iga
-Auskultasi: Suara dasar vesikuler, rhonchi (-/-), wheezing (+/+)
Jantung
- Auskultasi: Bunyi Jantung I-II normal, gallop (-), murmur(-)
Abdomen
-Inspeksi: Bentuk datar
-Palpasi: supel, tidak teraba benjolan, nyeri tekan (-), hepar lien tak teraba, ballotemem

IV.
V.

VI.

ginjal kanan dan kiri (-)


-Perkusi: Timpani
-Auskultasi : Bising usus normal
Ekstremitas
-Inspeksi: Bentuk normal simetris, sianosis (-/-), edema (-/-)
-Palpasi: hangat, edema (-/-)
Diagnosis Kerja
Asma Intermitten serangan ringan.
Rencana Penatalaksanaan
a. Edukasi
- Memberitahukan tentang penyakit yang diderita pasien.
- Mengidentifikasi dan mengontrol pencetus asma.
- Penilaian berat ringannya asma.
- Memberitahukan tentang jenis pengobatan asma (pengontrol dan pelega).
- Penanganan serangan asma di rumah.
- Menjelaskan prognosis dari penyakitnya.
b. Medikamentosa
- Inhalasi salbutamol : 5 mg nebulizer (serangan).
- Salbutamol tab 4 mg jika terjadi serangan di rumah.
Prognosis
Ad vitam
: ad bonam
Ad functionam
: ad bonam
Ad sanationam
: ad bonam

BAB III
ANALISIS KEDOKTERAN KELUARGA
Identitas Keluarga
N
o

Keterangan

I. Kepala Keluarga

II. Pasangan

Nama

Tn. M

Ny. A

Umur

51 tahun

67 tahun

Jenis kelamin

Laki-laki

Perempuan

Menikah

Menikah

Agama

Islam

Islam

Suku bangsa

Jawa

Sunda

Pendidikan

SMP

SD

Pekerjaan

Wiraswasta

IRT

.
1
.
2
.
3
.
4
.

Status
perkawinan

5
.
6
.
7
.
8
.
9

Kp. Melati, Kelurahan Cipayung, Kecamatan Ciputat,


Alamat lengkap

Tangerang Selatan.

Anggota Keluarga
No

Anggota

Usia

Pekerjaan

Keluarga

Hubungan

Status

Keluarga

Pernikahan

Serumah

1.
2.
3.
4.

Ny. A
Ny. R
Nn. E
Nn. H

67 tahun
32 tahun
28 tahun
26 tahun

(-)
Karyawati
Karyawati
Karyawati

Ibu
Anak
Anak
Anak

Menikah
Menikah
Menikah
Belum

Ya
Tidak
Tidak
Ya

5.

Nn. I

24 tahun

Belum

Anak

Menikah
Belum

Ya

bekerja

Menikah

Status Keluarga
No.

Ekonomi Keluarga

Keterangan

1.

Luas tanah

7 x 5 meter

2.

Luas Bangunan

5 x 3 meter
Rumah

ialah

kontrakan

pasien

rumah
dengan

pembagian ruangan 1 ruang


3.

Pembagian ruangan
tamu, 2 kamar tidur, 1 kamar
mandi, 1 dapur, dan 1
tempat mencuci baju.

4.

Tingkat pendapatan keluarga :


a. Pengeluaran rata-rata per bulan
b. Penghasilan keluarga/bulan

Rp 3.000.000,00
Rp 8.500.000,00

No.

Perilaku Kesehatan

Keterangan

1.

Pelayanan promotif/preventif

Puskesmas
9

2.

Pemeliharaan kesehatan anggota

Puskesmas dan Rumah Sakit

keluarga lain
3.

Pelayanan pengobatan

Puskesmas dan Rumah Sakit

4.

Jaminan pemeliharaan kesehatan

BPJS

No.

Pola Makan Keluarga

Keterangan
Makan 2 kali sehari (pagi,
siang dan malam). Nasi,
tahu, tempe, ayam, ikan,

1.

Pasien dan anggota keluarga


telur, sayur, dalam keluarga
jarang memakan buah
buahan.

No.
1.

Aktivitas Keluarga
Aktivitas fisik
a. Ayah
b. Ibu (pasien)
c. Anak

Keterangan
Meninggal
Mencuci baju, memasak dan
membersihkan rumah
3 anak berkerja di
perusahaan swasta, 1 belum
bekerja

Seluruh anggota keluarga


2.

Aktivitas mental

rutin melaksanakan ibadah


sholat 5 waktu.
10

No

Lingkungan

Keterangan
Hubungan dengan lingkungan
sekitar baik, sebagian warga

1.

Sosial

mengetahui kondisi pasien


namun pasien tidak merasa
dikucilkan

Fisik dan Biologik :


Perumahan dan fasilitas
Luas tanah
Luas bangunan
Sumber penerangan utama
Sarana MCK
Sarana Pembuangan Air
2.

Sederhana
7 x 5 meter
5 x 3 meter
Lampu listrik
Kamar mandi bergabung
dengan WC
Melalui saluran air ke parit

Limbah
Sumber air sehari-hari
Sumber air minum
Pembuangan sampah

Air tanah
Air galon
Sampah langsung dibuang ke
tempat pembuangan di sekitar
tempat tinggal.

3.

Lingkungan Kerja
- Suami
- Istri (Pasien)
- Anak

(-)
Di dalam rumah
Di luar dan dalam rumah

Penilaian APGAR keluarga

Kriteria
Adaptasi

Hampir
Selalu
(2)

Pernyataan
Saya
puas
keluarga saya

Kadang
Kadang
(1)

Hampir tidak
pernah (0)

dengan
karena
11

masing-masing
anggota
keluarga
sudah
menjalankan
sesuai
dengan seharusnya

Kemitraan

Saya
puas
dengan
keluarga saya karena
dapat
membantu
memberikan
solusi
terhadap
permasalahan
yang dihadapi

Saya
puas
dengan
kebebasan yang diberikan
keluarga
saya
untuk
mengembangkan
kemampuan yang saya
miliki

Saya
puas
dengan
kehangatan dan kasih
Kasih sayang
sayang yang diberikan
keluarga saya

Saya puas dengan waktu


yang disediakan keluarga
untuk
menjalin
kebersamaan

Pertumbuhan

Kebersamaa
n
Total

10

Pola Hidup Bersih dan Sehat Keluarga


Indikator PHBS

Ya

Tidak

12

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan


Memberikan ASI Eksklusif
Menimbang balita setiap bulan
Memberikan imunisasi balita sesuai jadwal
Menggunakan air bersih
Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
Menggunakan jamban sehat
Memberantas jentik di rumah 1x tiap minggu
Makan buah dan sayur setiap hari
Melakukan aktivitas fisik/olahraga setiap hari
Tidak merokok di dalam rumah

x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x

Resume Faktor Risiko Keluarga


Faktor Risiko
Biologi

Ada riwayat penyakit serupa dalam keluarga besar

malam). Nasi, tahu, tempe, ayam, ikan, telur, sayur,

Gaya hidup

Kebiasaan Makan 2 kali sehari (pagi, siang dan

jarang konsumsi buah.


Pasien jarang berolahraga

Diagnosis Keluarga
Status Kesehatan dan Faktor Risiko
Terdapat anggota keluarga lain yang mengalami Asma.
Status pengetahuan hidup bersih dan sehat cukup baik dan perlu ditingkatkan lagi.
13

1
2

Status fungsi keluarga baik (APGAR keluarga).


Status Upaya Kesehatan
Memiliki jaminan kesehatan BPJS.
Pemeriksaan kesehatan dilakukan di Puskesmas.
Semua anggota keluarga memiliki kesempatan yang sama untuk berobat.
Status Lingkungan
Perilaku pasien dan keluarga untuk menjaga lingkungan tetap bersih dan sehat sudah baik.
Lingkungan sekitar keadaannya sudah baik.
Diagnosis Keluarga
Sebuah keluarga dengan jumlah anggota keluarga sebanyak 5 orang, di mana 2 orang di
antaranya menderita Asma .
Rencana Penatalaksanaan Masalah Kesehatan
No
Masalah kesehatan

Pengobatan/Tindakan

.
1.

Individu

Diagnosis kerja pada pasien ini adalah Asma Intermitten


Serangan Ringan. Tindakan yang dilakukan pada pasien ini
terutama adalah edukasi mengenai penyakitnya, identifikasi
dan pengendalian factor pencetus, cara pengobatan, dan
prognosis penyakit. Rencana Pengobatan yang diberikan
berupa inhalasi Salbutamol 5 mg nebulizer dan salbutamol
tab 4 mg jika terjadi serangan di rumah.

Keluarga

Edukasi kepada keluarga mengenai kondisi pasien.


Memotivasi keluarga untuk saling memberi dukungan
positif kepada pasien,. Menjaga asupan gizi. Mencegah
serangan dengan mengenali gejala dan factor pencetus
asma. Meningkatkan aktivitas fisik seperti berolahraga rutin
setiap pagi hari. Edukasi cara penggunaan obat saat
14

KOMUNITAS

serangan dan control rutin ke fasilitas kesehatan terdekat

Mandala Of Health

GAYA HIDUP
Sederhana, Cukup Sehat

PERILAKU
Berobat bila sakit
Tidak Utamakan Pencegahan
Jarang Sarapan & Olahraga
Makan cukup baik
Mencuci Tangan tidak teratur

LINGKUNGAN PSIKO-SOSIO-EKONOMI
Ling. Ekonomi Menengah-Kebawah
Hub. Pasien dan Warga Baik
KELUARGA

PELAYANAN KESEHATAN
Jaminan Kesehatan Nasional
Pengobatan
Edukasi Pasien Asma

PASIEN ASMA

PEKERJAAN
Tidak Berkerja
Ibu rumah tangga

LINGKUNGAN FISIK
Ling. Fasilitas Sederhana
Pencahayan Rumah Kurang
Ada riwayat penyakit Asma di keluarga
Ventilasi jarang dibuka
Lingkungan Komunitas :
Daerah Padat Penduduk
FAKTOR BIOLOGI

15

BAB IV
KESIMPULAN

Pada keluarga ini, penulis mengambil kesimpulan bahwa asma yang diderita oleh pasien
terutama disebabkan karena adanya factor biologis yaitu ayah pasien juga memiliki asma. Selain
dari factor biologic, penyakit asma juga erat hubungannya dengan factor lingkungan pasien
seperti debu dan polusi udara yang dapat menyebabkan timbulnya serangan asma. Namun, dalam
pengamatan penulis melalui aspek psikososioekonomi tidak ditemukan factor pencetus. Pada
lingkungan fisik kemungkinan dapat mencetuskan asma melalui keadaan ventilasi udara di
rumah kontrakan pasien yang jarang dibuka. Hal ini dapat menimbulkan berkumpulnya debu
rumah tangga akibat pertukaran udara yang terganggu. Aktifitas fisik seperti olahraga jarang
dilakukan oleh pasien. Olahraga dapat membantu perbaikan fungsi paru terutama pada penderita
asma.
Pasa kasus asma, factor biologis memang erat kaitannya dengan risiko timbulnya penyakit.
Namun, ringan atau beratnya asma sangat dipengaruhi oleh factor pencetus asma yang dalam hal
ini berupa allergen. Edukasi yang baik mengenai penyakit asma, identifikasi, pengenalan factor
pencetus, pencegahan serangan, dan pengobatan asma sangat berpengaruh dalam prognosis
asma. Pendekatan keluarga sangat perlu dilakukan agar menjadi motivasi baik untuk pasien
maupun keluarga pasien untuk dapat mengendalikan dan mencegah serangan asma agar tidak
menjadi lebih buruk dari sebelumnya.

16

LAMPIRAN

Foto bersama Ny. Aisyah dan kader kelurahan Cipayung di ruang keluarga kontrakan Ny. Aisyah
(anak pasien tidak dapat hadir karena sedang bekerja).

17

You might also like