Professional Documents
Culture Documents
Modul 13
Peralatan Tambang dan Tenaga Kerja
a. Menentukan jadwal kerja tambang dan jumlah gilir kerja per tahun.
Jadwal kerja tambang umumnya tergantung pada skala operasi, adat
kebiasaan dan undang- undang setempat, serta keterpencilan lokasi kerja.
Selain itu, penentuan jadwal kerja tambang perlu mempertimbangkan
faktor-faktor seperti rotasi gilir kerja rutin, libur terjadwal (hari besar atau hari
perawatan alat) serta hari menganggur karena cuaca buruk.
b. Menentukan jumlah waktu produktif (dalam menit) per gilir kerja untuk setiap
jenis alat.
Jumlah waktu produktif ditentukan setekah diketahui lama gilir kerja. Waktu
kerja produktif dihitung dari lama gilir kerja yang tersedia dikurangi waktu
non-produktif terjadwal dan waktu tunda tak terjadwal.
Waktu non-produktif yang terjadwal meliputi waktu tempuh ke lokasi kerja
pengisian bahan bakar, dan lain-lain.
Waktu tunda tak terjadwal meliputi beberapa faktor yang tergantung pada
jenis alat. Salah satu cara untuk memperhitungkan waktu tunda tak
terjadwal adalah dengan menggunakan faktor efisiensi kerja. Asumsi yang
umum dipakai adalah bahwa 45-55 menit dalam setiap jam akan
d. Menghitung jumlah gilir kerja yang diperlukan untuk setiap jenis alat, dan
menghitung utilisasi alat serta jumlah operator yang diperlukan.
Pemilihan peralatan yang sesuai dengan kondisi tambang serta kondisi operasi
yang diinginkan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut
adalah dikelompokkan menjadi :
b. Faktor rancangan
Berkaitan dengan kualitas dan efektivitas rancangan detil, termasuk
diantaranya kecanggihan perangkat antarmuka (interface) manusia-mesin,
tingkat teknologi yang diterapkan dan jenis pengendali.
c. Faktor pendukung
Faktor-faktor yang ditunjukkan dalam pelayanan dan perawatan (service
and maintenance), ketersediaan suku cadang dan dukungan dari pabrik
pembuat.
d. Faktor biaya
jam kerja.
Pemeliharaan (Maintenance).
Bentuk organisasi yang umum diterapkan pada suatu perusahaan tambang
adalah organisasi staf dan garis (staff-and-line organization). Kegiatan
pertambangan secara teknologi dan ekonomi merupakan kegiatan yang
kompleks sehingga diperlukan dukungan staf yang ahli. Sementara itu dalam
pelaksanaannya, pengawasan garis (line supervision) diperlukan pada setiap
unit produksi.
Dalam kegiatan pertambangan, bagian produksi harus didukung paling tidak
oleh fungsi-fungsi perencanaan, keuangan, kepegawaian, hukum, hubungan
masyarakat, kesehatan dan keselamatan kerja dan riset & pengembangan.
Menurut Hartman (1987), diperkirakan tiga orang karyawan di bidang
pendukung untuk setiap dua orang bagian produksi.
Jumlah tenaga kerja yang berhubungan dengan produksi merupakan fungsi
dari skala kegiatan tambang tersebut. Secara umum tenaga kerja di bagian
operasi penambangan mencakup:
a. Operator peralatan tambang utama
Jumlahnya ditentukan oleh jumlah alat dan jumlah kru, sedangkan jumlah
hari, 8 jam per shift, 7 hari per minggu, maka diperlukan 4 kru.
b. Operator peralatan penunjang
Seperti operator untuk peralatan perawatan jalan, alat angkut, back hoe
untuk membuat parit, dan lain-lain.
c. Juru ledak dan kru
d. Tenaga perawatan
Termasuk di dalamnya mekanik, teknisi listrik dan las yang bertugas untuk
pemeliharaan peralatan tambang.
kru ditentukan oleh jumlah shift produksi. Sebagai contoh, untuk 3 shift per
Pustaka
Arif, I., Adisoma, GS., 2001, Buku Ajar Perencanaan Tambang, Bandung, 2001.
Hustrulid W., and Kuchta, M., 2004, Open Pit Mine Planning and Design, Volume
1 Fundamentals, A.A. Balkema Publishers, New York.