You are on page 1of 5

Rini Novrianti Sutardjo Tui, ST, MBA, MT

Modul 13
Peralatan Tambang dan Tenaga Kerja

Penentuan jumlah peralatan tambang dan tenaga kerja yang dibutuhkan


dilakukan setelah kegiatan penjadwalan produksi selesai.

13.1. Peralatan Tambang

Menentukan jumlah peralatan tambang dapat dilakukan menurut langkahlangkah berikut:

a. Menentukan jadwal kerja tambang dan jumlah gilir kerja per tahun.
Jadwal kerja tambang umumnya tergantung pada skala operasi, adat
kebiasaan dan undang- undang setempat, serta keterpencilan lokasi kerja.
Selain itu, penentuan jadwal kerja tambang perlu mempertimbangkan
faktor-faktor seperti rotasi gilir kerja rutin, libur terjadwal (hari besar atau hari
perawatan alat) serta hari menganggur karena cuaca buruk.

b. Menentukan jumlah waktu produktif (dalam menit) per gilir kerja untuk setiap
jenis alat.
Jumlah waktu produktif ditentukan setekah diketahui lama gilir kerja. Waktu
kerja produktif dihitung dari lama gilir kerja yang tersedia dikurangi waktu
non-produktif terjadwal dan waktu tunda tak terjadwal.
Waktu non-produktif yang terjadwal meliputi waktu tempuh ke lokasi kerja
pengisian bahan bakar, dan lain-lain.
Waktu tunda tak terjadwal meliputi beberapa faktor yang tergantung pada
jenis alat. Salah satu cara untuk memperhitungkan waktu tunda tak
terjadwal adalah dengan menggunakan faktor efisiensi kerja. Asumsi yang
umum dipakai adalah bahwa 45-55 menit dalam setiap jam akan

Perencanaan Tambang: Modul 13

selama pergantian gilir kerja, waktu makan siang, pemeriksaan alat,

Rini Novrianti Sutardjo Tui, ST, MBA, MT


digunakan untuk kerja produktif.

Waktu 50 menit per jam (efisiensi 83%)

merupakan standar historis (di luar waktu menganggur terjadwal).

c. Menentukan produktivitas gilir kerja (dengan satuan ton/shift) untuk setiap


jenis alat.

d. Menghitung jumlah gilir kerja yang diperlukan untuk setiap jenis alat, dan
menghitung utilisasi alat serta jumlah operator yang diperlukan.

Pemilihan peralatan yang sesuai dengan kondisi tambang serta kondisi operasi
yang diinginkan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut
adalah dikelompokkan menjadi :

a. Faktor unjuk kerja


Faktor-faktor yang berhubungan langsung dengan produktivitas alat.

b. Faktor rancangan
Berkaitan dengan kualitas dan efektivitas rancangan detil, termasuk
diantaranya kecanggihan perangkat antarmuka (interface) manusia-mesin,
tingkat teknologi yang diterapkan dan jenis pengendali.

c. Faktor pendukung
Faktor-faktor yang ditunjukkan dalam pelayanan dan perawatan (service
and maintenance), ketersediaan suku cadang dan dukungan dari pabrik
pembuat.

Merupakan faktor yang paling kuantitatif.

Kegiatan pemindahan tanah yang mencakup dua unit operasi, penggalian


dan penangkutan, merupakan inti dari kegiatan penambangan. Oleh karena
itu pemilihan peralatan untuk kegiatan tersebut merupakan tugas utama yang
harus dilakukan. Peralatan lain akan mengikuti karena sifatnya menunjang
kedua kegiatan tersebut atau unjuk pekerjaan lainnya.

Perencanaan Tambang: Peralatan Tambang dan Tenaga Kerja

d. Faktor biaya

Rini Novrianti Sutardjo Tui, ST, MBA, MT


Setelah diketahui peralatan yang dipilih untuk digunakan dalam kegiatan
penambangan, dapat ditentukan jumlah alat dari data produksi per gilir kerja,
dengan menggunakan langkah-langkah berikut:
a. Jumlah gilir kerja yang diperlukan dihitung dengan membagi produksi
material total yang ditargetkan untuk suatu periode dengan produksi alat
per gilir kerja.
b. Jumlah gilir kerja ini kemudian dibagi dengan gilir kerja operasional per
tahun untuk tambang yang bersangkutan, dan dibagi dengan faktor
ketersediaan mekanis (mechanical availability) dan faktor pemakaian
maksimum dari ketersediaan mekanis (maximum utilization of availability).
Hasilnya adalah jumlah unit alat (angkanya tidak bulat sehingga biasanya
harus dibulatkan ke atas jika angka desimalnya melebihi 0.1).
c. Alat bor beroda rantai dan shovel tidak mudah berpindah tempat. Jika
ada beberapa daerah kerja yang aktif (beberapa pushback) perlu satu unit
alat per pushback. Mungkin lebih baik memiliki dua unit yang lebih kecil
daripada satu unit besar.

13.2. Tenaga Kerja Tambang

Tenaga kerja tambang dapat dikelompokkan menjadi tenaga kerja yang


mendapatkan gaji bulanan dan tenaga kerja yang mendapatkan upah per

a. Tenaga kerja: salaried staff


Salaried staffs atau tenaga kerja yang digaji bulanan terdiri dari tenaga
supervisor dan staf yang bekerja di operasi penambangan, pemeliharaan,
serta engineering. Banyak di antara jabatan ini yang jumlah personelnya
hanya satu orang (manajer tambang, superintendent, insinyur kepala, dan
lain-lain), sehingga personel pada level ini harus menguasai bidang keahlian
yang cukup luas (dengan pelatihan silang) agar selama liburan atau cuti
sakit semua tugas dapat tetap tertangani.

Perencanaan Tambang: Peralatan Tambang dan Tenaga Kerja

jam kerja.

Rini Novrianti Sutardjo Tui, ST, MBA, MT


b. Tenaga kerja: hourly labour
Hourly labours atau tenaga kerja dengan upah per jam terdiri dari tenaga
kerja

pada bagian Operasi

Penambangan (Mine Operations) dan

Pemeliharaan (Maintenance).
Bentuk organisasi yang umum diterapkan pada suatu perusahaan tambang
adalah organisasi staf dan garis (staff-and-line organization). Kegiatan
pertambangan secara teknologi dan ekonomi merupakan kegiatan yang
kompleks sehingga diperlukan dukungan staf yang ahli. Sementara itu dalam
pelaksanaannya, pengawasan garis (line supervision) diperlukan pada setiap
unit produksi.
Dalam kegiatan pertambangan, bagian produksi harus didukung paling tidak
oleh fungsi-fungsi perencanaan, keuangan, kepegawaian, hukum, hubungan
masyarakat, kesehatan dan keselamatan kerja dan riset & pengembangan.
Menurut Hartman (1987), diperkirakan tiga orang karyawan di bidang
pendukung untuk setiap dua orang bagian produksi.
Jumlah tenaga kerja yang berhubungan dengan produksi merupakan fungsi
dari skala kegiatan tambang tersebut. Secara umum tenaga kerja di bagian
operasi penambangan mencakup:
a. Operator peralatan tambang utama
Jumlahnya ditentukan oleh jumlah alat dan jumlah kru, sedangkan jumlah
hari, 8 jam per shift, 7 hari per minggu, maka diperlukan 4 kru.
b. Operator peralatan penunjang
Seperti operator untuk peralatan perawatan jalan, alat angkut, back hoe
untuk membuat parit, dan lain-lain.
c. Juru ledak dan kru
d. Tenaga perawatan
Termasuk di dalamnya mekanik, teknisi listrik dan las yang bertugas untuk
pemeliharaan peralatan tambang.

Perencanaan Tambang: Peralatan Tambang dan Tenaga Kerja

kru ditentukan oleh jumlah shift produksi. Sebagai contoh, untuk 3 shift per

Rini Novrianti Sutardjo Tui, ST, MBA, MT

Pustaka

Arif, I., Adisoma, GS., 2001, Buku Ajar Perencanaan Tambang, Bandung, 2001.

Perencanaan Tambang: Peralatan Tambang dan Tenaga Kerja

Hustrulid W., and Kuchta, M., 2004, Open Pit Mine Planning and Design, Volume
1 Fundamentals, A.A. Balkema Publishers, New York.

You might also like