You are on page 1of 21

BAB VIII

PENENTUAN VISKOSITAS KINEMATIK


SECARA COBA-COBA (TENTATIVE METHOD)
8.1. TUJUAN PERCOBAAN

Menentukan viskositas kinematik untuk cairan newtonian pada berbagai


temperatur.

8.2. DASAR TEORI


Viskositas dapat diartikan sebagai keengganan fluida untuk mengalir.
Viskositas atau kekentalan minyak mentah (crude oil) dapat diketahui dengan alat
viscometer.

Dalam

mempelajari

viskositas,

untuk

lebih

mempermudah

pemahaman, perlu memahami istilah-istilah berikut:


Viskositas Dinamik atau Viskositas Absolut Unit cgs dari viskositas
dinamis (Va) adalah poise, yang mempunyai dimensi gram/cm/detik.

Viskositas Kinematik (Vk) adalah viskositas dinamik dibagi dengan densitas


(Va/d), dimana keduanya diukur pada temperatur yang sama. Unit dari
viskositas kinematik adalah stoke, yang mempunyai dimensi cm2/detik, tetapi
dalam

industri

perminyakan

biasanya

dinyatakan

dengan

centistoke

(stoke/100).
Cairan Newtonian (sampel) adalah cairan yang mempunyai perbandingan

linear antara shear rate dengan shear stress.


Faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas antara lain:

Tekanan
: Semakin besar tekanan maka semakin
besar juga viskositasnya, sebab dengan tekanan yang besar minyak akan
termampatkan.

Temperatur

: Semakin tinggi temperatur maka semakin

kecil viskositasnya, karena minyak akan semakin encer.


Komposisi
: Bila komposisinya

viskositas minyak akan semakin besar karena minyak menjadi semakin berat.
Densitas
:
Semakin besar densitas minyak maka

kompleks

maka

semakin besar juga viskositasnya.


Umumnya pengaruh pemampatan dalam kenaikan viskositas dikalahkan
oleh pengaruh gas yang terlarut, sehingga viskositas menurun dengan naiknya

105

106

tekanan, karena bertambahnya gas yang terlarut. Penurunan viskositas, dengan


naiknya tekanan ini hanya sampai batas kejenuhan (tekanan). Tekanan yang lebih
besar tidak akan menambah jumlah gas yang terlarut.
Hubungan antara tekanan resevoir dengan viskositas minyak pada
temperatur tetap digambarkan dengan grafik berikut :

viskositas

Pb
Tekanan Reservoir
Grafik 8.1. Hubungan Antara Tekanan Reservoir dengan Viskositas pada
Temperatur yang Sama

Shear Strees

Binghan plastik

Newtonian

107

Shear rate

Grafik 8.2. Perbandingan antara Shear Stress dengan Shear Rate

Alat dikalibrasikan dengan minyak standart yang mempunyai viskositas


yang telah ditentukan dengan cara referensi terhadap air didalam master
viscometer yang dikalibrasikan dengan teliti. Pada prinsipnya, viscometer
merupakan alat pencatat waktu yang diperlukan oleh cairan reservoir. Dalam
operasinya, viscometer yang berisi minyak dicelupkan dalam cairan yang terdapat
pada testbath yang berfungsi sebagai pemanas dimana temperaturnya sama
dengan temperatur reservoir.
Adapun prinsip pengukurannya yaitu sampel dengan volume tertentu dan
temperatur tertentu dialirkan melalui suatu pipa kapiler yang telah dikalibrasikan
dan diukur waktunya. Viskositas kinrmatik merupakan waktu alir dari efflux time
terukur. Alat dikalibrasikan dengan suatu cairan standard yang mempunyai
viskositas yang ditentukan dengan carar eferensi terhadap air di dalam master
viscometer atau dengan perbandingan langsung dengan viscometer yang
dikalibrasikan secara teliti.

8.3.
ALAT DAN BAHAN
8.3.1. Alat
1. Master Viscometer, merupakan pipa kapiler dari kaca yang mempunyai
(C t )

harga (B/t) kurang dari 0,1 % dari harga

2. Viscometer, terbuat dari kaca dan dipakai untuk mengukur dalam


percobaan ini.

108

3. Thermometer, yang mempunyai daerah pengukuran seperti dalam tabel


ASTM Kinematic Thermometer.
4. Bath
5. Timer
6. Pump
8.3.2. Bahan
1. Sampel (crude oil).

109

8.3.3. Gambar Alat

3
4

5
Keterangan :
1.
2.
3.
4.
5.

Thermometer.
Master Viscometer.
Bath.
Crude Oil.
Kerosene
Gambar 8.1. Rangkaian bath

110

3
4
1

Keterangan:
1.
2.
3.
4.

Master Viscometer
Pipa Kapiler
Viscometer
Sampel Minyak

Gambar 8.2. Master Viscometer


8.4.

PROSEDUR PERCOBAAN

111

1. Mengatur temperatur bath dengan thermometer berketelitian sampai


dengan 0,02 F untuk temperatur lebih dari 60 F atau dengan
thermometer berketelitian sampai 0,05 F untuk temperatur lebih dari
60 F.
2. Menyaring sampel secukupnya dengan saringan 200 mesh atau
penyaring lain yang sesuai untuk membuang partikel partikel padat
atau cair. Bila temperatur kurang rendah, gunakan obat pengering.
3. Mengambil viscometer yang bersih dan kering dengan waktu alir lebih
dari 200 detik.
4. Memasang pemegang viscometer di dalam bath sampai viscometer
mencapai temperatur pengukuran yang diinginkan.
5. Menggunakan alat pengisap untuk menaikkan sampel masuk ke dalam
pipa kapiler sampai melewati batas atas.
6. Mencatat waktu yang diperlukan sampel untuk bergerak dari garis atas
sampai batas bawah.
7. Menghitung

viscositas

kinematik

dalam

centistokes

dengan

menggunakan Kalibrasi kalibrasi sesuai dengan salah satu metode di


bawah ini :
1. Basic Calibration
Penentuan waktu alir dalam detik dari destilated water pada master
viscometer. Air harus mempunyai waktu alir minimum 200 detik
pada temperatur test. Kemudian menghitung konstanta C dengan
persamaan :
C = Vh / t

............................................................(i)

Dimana : Vh = viscositas kinematik air ( 1,0038 cs pada 20 C )


C = konstanta viscometer
T = waktu alir ( detik )

112

Kemudian menentukan viscositas sampel hidrokarbon ke-1 yang


lebih viscous dari air pada viscometer yang sama, dan kemudian
gunakan harga viscositas di atas untuk kalibrasi pada viscometer
ke-2

dengan

diameter

kapiler

yang

lebih

besar.

Untuk

menghitungnya digunakan persamaan :


C = Vh2 / t
Dimana : Vh2

...........................................................(ii)
viscositas kinematik dari hidrokarbon yang

digunakan untuk kalibrasi.


Setelah viscometer ke-2 dikalibrasi, harga viscositas kinematik
dapat ditentukan untuk sampel hidrokarbon dengan viscositas yang
lebih besar. Harga viscositas tersebut digunakan untuk menentukan
kalibrasi viscometer ke- 3. Seperti pada viscometer ke-2, jadi untuk
viscometer ke-3 perlu dua hidrokarbon untuk menentukan
konstanta viscometernya.
2. Kalibrasi Viscometer dengan Minyak Standar
Waktu alir minimum untuk setiap minyak standar pada setiap
tabung yang dikalibrasi harus kurang dari 200 detik. Koefisien
viscometer B adalah koefisien energi kinematik yang digunakan
pada viscometer yang mempunyai aliran kapiler sangat kecil dan
konstanta C berharga 0,05 atau lebih kecil.
t 1 +2
B =

t 22 +t 21

{ ( Vh2 t1 ) ( Vh1 t2 ) } ..........................

(iii)
( t22 + t12 )
Dimana : t1 = waktu alir untuk Vh1
t2 = waktu alir untuk Vh2
Hitung konstanta C :

113

C =

Vh+(B /t)
t

....................................................... .

(iv)
Dimana : Vh = viscositas kinematik kalibrasi
B

= koefisien viscometer dari persamaan iii)

Terakhir menghitung viscositas kinematik dari suatu hidrokarbon yang diinginkan


dalam centistokes, sebagai berikut :
Viscositas kinemetik ( Vh ) = ( C t ) ( B/t ) ....................................(v)
Catatan :
Untuk Viscometer dengan harga B/t lebih besar atau sama dengan (0,001 C
T), maka gunakan persamaan sebagai berikut :
Viscositas Kinematik ( C ) = C t .......................................................(vi)

114

8.5. HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN


8.5.1. Hasil Analisa
Tabel VIII-1.
Hasil Percobaan Analisis Penentuan Viskositas Kinematik Secara Coba-coba
Waktu
Sampel

Viscometer

Viscometer
Kinematik

Alir

Konstanta

(detik)
Kalibrasi
Pada
Suhu 20
C

Analisis

Air

I (50 ml)

Minyak
Standart
Minyak
Standart
Minyak
Sample I
Minyak
Sample II

1,0038
(VhA)

II (50 ml)

VhA = 1,64

T1 = 436

I (100 ml)

Vh1 = 1,64

T2A = 125

I (100 ml)
II (100 ml)

Vh2 =
3,0592
Vh2 =

8.5.2. Perhitungan
Menghitung CA, VhA, Vh1, C2A, dan Vh2
CA
VhA
Vh1
C2A

TA = 266

= VhA/TA
= 1,0038/266 = 0,0037
= CA*T1
= 0,0037 * 436 = 1,64cm2/detik
= CA*T2A
= 0,0037 * 436 = 1,64cm2/detik
= Vh1/T2A
= 1,64 /125 = 0,0128

T2B = 239
T2B = 291

CA =
0,0037

C2A =
0,0128

115

Sampel I
Vh2

= C2A*T2B
= 0,0128 * 239 =

3,0592 cm2/detik

1. Kalibrasi Alat untuk menentukan koefisien viscometer (B)


T2A T2B

Vh 1 T2A Vh 2 T2B

T2A T2B

125 239
1,64 125 3,0592 239
2
2
(125) (239)

29875
892515625 205 731,148

0,0176102
=

Cp

2. Konstanta alat keseluruhan

C C

CB
2

[Vh1 (B/T 2A )]/T 2A [Vh 2 (B/T 2B )]/T 2B


2

1,64 (0,0176102/125) /125 3,0592 (0,0176102/239) /239


2

0,01312 0,0128

2
2

= 0,00656 + 0,0064
= 0,01296
3. Menghitung harga viskositas kinematik
Karena harga (B/T) < ( 0,001 * C * T ) yaitu 7,368 * 10-5 < 0,0309

116

Maka menggunakan persamaan :


Viscositas Kinematik =

CxT
2B

- (B/T2B)

0,0176102
= (0,01296x 239) (
= (3,09744) (-0,00007368)
= 3,0975Cs
= 0,030975 Stokes
Sampel II
Vh2

= C2A*T2B
= 0,0128 * 291 =

3,7248

cm2/detik

4. Kalibrasi Alat untuk menentukan koefisien viscometer (B)


T2A T2B

Vh 1 T2A Vh 2 T2B

T2A T2B

125 291
1,64 125 3,7248 291
2
2
(125) (291)

36375
1323140625 205 1083,9168

0,00241627
=
5. Konstanta alat keseluruhan

C C

Cp

CB
2

[Vh1 (B/T 2A )]/T 2A [Vh 2 (B/T 2B )]/T 2B


2

/ 239)

117

1,64 (0,00241627 /125) /125 3,7248 (0,00241627 /291) /291


2

0,01312 0,0128

2
2

= 0,00656 + 0,0064
= 0,01296
6. Menghitung harga viskositas kinematik
Karena harga (B/T) < ( 0,001 * C * T ) yaitu 8,303 * 10-5 < 0,00273
Maka menggunakan persamaan :
Viskositas Kinematik =

CxT
2B

- (B/T2B)

0,0241627
= (0,01296x 291) (

/291 )

= (3,77136) (-0,00008303)
=3,7714 Cs
= 0,037714 Stoke
Sampel 1

Viskositas Kinematik mean

Viskositas

kinematik

jumlah data dari analisa sample (n)


=

22,16773
10

= 2,216773 Cs

Standart Deviasi Viskositas kinematik

(Viskosita s kinematik
=

- Viskositas kinematik mean) 2


n -1

118

7,424062

= 0,9082377
Sampel 2

Viskositas Kinematik mean

Viskositas

kinematik

jumlah data dari analisa sampel (n)


=

27,89377
10

= 2,789377 Cs

Standar Deviasi Viskositas kinematik

(Viskosita s kinematik
=
24,78599

=
= 1,6595177

- Viskositas kinematik mean) 2


n -1

119

Tabel VIII-2.
Tabulasi Hasil Perolehan Viscositas Kinematik
Plug
A
B
C

Viskositas Kinematik
Sampel I
Sampel II
0,0037
0,0128
0,025
0,014

(VK-Vkmean)2
Sampel I
Sampel II
0,000370562 0,000063733

0,0034

5
0,000004202

6
0,000302180

0,03

5
0,000080102

3
0,000084946
9
0,000286173

0,032

0,0377

5
0,000081902

0,035

0,0279

5
0,000145202

6
0,000050646

0,0129

5
0,000025502

9
0,000062146

9
0,000849828

F
Jumlah
Ratarata
SD

0,028
0,1377

0,1247
0,0207833

0,02295
0,0118952

0,0007075

0,0130370

a. Sampel 1

1. Viskositasmean

Viskositas
n

0,1377
6

= 0,02295

(Viskositas Viskositas
n -1
2. SDViskositas

mean

)2

120

0,0007075
5

=
= 0,0118952

b. Sampel 2

1. Viskositasmean

Viskositas
n

0,1247
6

= 0,0207833

(Viskositas Viskositas
n -1
2. SDViskositas

=
0,000849828
5

=
= 0,0130370

mean

)2

121

12
0

8.

Viskositas Vs Plug

5.
3.

0.04

G
ra

0.04

fi

0.03

k
Pe

0.03

Viskositas

Sampel I
Sampel II

0.02
0.02
0.01
0.01
0

Plug
Grafik 8.1. Viskositas vs Plug

rc

8.6.

PEMBAHASAN
12
Dalam suatu cairan yang mengalir, lapisan-lapisan dari cairan
yang mengalir tersebut bergerak dengan kecepatan yang tidak
1
sama. Viscositas merupakan sifat fisik yang akan berpengaruh terhadap fluida untuk mengalir. Viskositas adalah derajat kekentalan
atau keengganan cairan untuk mengalir. Dengan kata lain didefinisikan sebagai gaya yang bekerja pada suatu bidang horizontal yang
terpisah pada satuan jarak dari kedua bidang ini, dimana bidang pertama bergerak sepanjang satu satuan kecepatan. Semakin viscous
suatu fluida maka fluida tersebut akan semakin lama mengalir pada pipa kapiler sehingga waktu yang dibutuhkan lebih lama.
Untuk mengukur besarnya viskositas, kita menggunakan alat yang bernama viscometer. Pada prinsipnya viscometer, yang
diukur adalah waktu yang dibutuhkan untuk sejumlah cairan tertentu untuk mengalir melalui pipa kapiler dengan gaya yang
disebabkan oleh cairan itu sendiri. Hal ini akan berpengaruh trerhadap laju alir fluida di dalam pipa produksi. Semakin viscous
fluida, maka akan semakin kecil laju alirnya dan semakin kecil viskositasnya maka laju alirnya akan semakin besar, sesuai dengan
hukum darcy :

k A P

pada percobaan ini, praktikan hanya mendapat data dari asisten karena terdapat kerusakan pada alat di laboratorium, namun
untuk sampel II masing-masing plug berbeda datanya.
Viskositas kinematik yang diperoleh dari hasil percobaan sampel I adalah sebesar1,845 Csdan pada sampel II sebesar 1,894
Cs. Dari hasil percobaan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa minyak mentah pada sampel I lebih ringan daripada sampel II.
Mutu dari minyak bumi bergantung pada specific gravity-nya yang terdapat dalam viskositasnya, dimana semakin ringan minyak
bumi yang akan kita produksikan maka semakin kecil harga viskositas minyak tersebut,semakin mudah minyak tersebut untuk
mengalir. Hal ini akan sangat menguntungkan karena akan membuat harga jual minyak yang kita dapatkan tersebut semakin mahal.

Pada grafik 8.1, ( Grafik viskositas kinematik vs plug ),12


sampel I ditandai dengan garis biru sedangkan sampel II ditandai
2 regu atau plug berbeda-beda. Hal ini disebabkan oleh perbedaan
dengan garis merah. Harga viskositas kinematik dari masing-masing
waktu, pengamatan dan ketelitian/kejelian dalam mengamati waktu alir minyak dari batas atas sampai batas bawah viskometer. Dari
grafik sampel I lebih mudah mengalir dari pada sampel II.
Setelah dilakukan percobaan tentang viskositas ini maka kita dapat membuktikan bahwa harga viskositas minyak ringan
selalu lebih kecil apabila kita bandingkan dengan viskositas minyak berat.
Aplikasi lapangan dari percobaan ini yaitu untuk mengetahui laju alir dari minyak dari suatu sumur. Semakin besar
viskositasnya maka minyak tersebut semakin susah mengalir. Sehingga untuk mengantisipasinya bisa dengan meningkatkan suhu
supaya viskositas minyak tersebut turun ( rendah ).

8.7.

KESIMPULAN

12
1. Pada percobaan penentuan viskositas kinematik dengan3 menggunakan alat viscometer diperoleh hasil :
sampel 1 = 0,032 Cs
sampel 2 = 0,0377 Cs
2. Dari hasil yang diperoleh dapat diketahui bahwa minyak mentah pada sampel 1 lebih ringan daripada sampel 2 karena
viskositas sampel 1 lebih kecil daripada sampel 2.
3. Semakin tinggi oAPI suatu crude oil, maka akan semakin kecil harga viskositas yang nantinya didapatkan karena viskositas
sangat bergantung pada Specific Gravity-nya yang berbanding terbalik dengan oAPI.
4. Semakin ringan minyak bumi yang akan diproduksikan maka akan semakin kecil harga viskositas minyak tersebut dan hal
ini akan sangat menguntungkan karena akan semakin mudah untuk diproduksikan dan akan semakin mahal harganya.
5. Faktor yang mempengaruhi viskositas fluida antara lain tekanan, temperatur, dan unsur-unsur penyusunnya atau komposisi
dari hidrokarbon tersebut serta densitas dari fluida itu sendiri.
6. Viskositas minyak perlu diketahui agar lebih mudah dalam hal pengendalian ataupun pencegahan kesulitan pada waktu
transportasi minyak tersebut dalam pipa-pipa yang nantinya akan diproduksikan lebih lanjut atau dengan kata lain, semakin
tinggi viskositas dari sampel minyak mentah maka semakin lama pula waktu yang diperlukan untuk mengalir dalam pipa
produksi.

You might also like