You are on page 1of 3

4.

3 Perencanaan Penilaian Resiko


Perencanaan audit sebaiknya dirancang dengan mempertimbangkan resiko perusahaan
dan resiko pengungkapan laporan keuangan.
Konsep pengauditan berbasis resiko secara sederhana dimulai dengan observasi dan
analisa pengendalian kemudian diproses untuk menentukan resiko- resiko yang terkait dengan
operasi dan pada akhirnya menentukan apakah aktivitas yang dilakukan sesuai dengan tujuan
perusahaan atau tidak.
Sawyer (2003) merekomendasikan pendekatan diawali dengan:
1. Penetapan tujuan perusahaan
2. Menilai resiko resiko ( identifikasi, pengukuran, prioritas)
3. Mendorong manajemen untuk mengendalikan dan menerima resiko, Menghindari dan
mendiversifikasi resiko, Sharing kepada unit yang lain,
Melakukan pengendalian terhadap resiko dapat dilakukan dengan mengurangi ukuran dan
jumlah. Menerima resiko dapat disesuaikan dengan profit yang akan diterima. Menghindari
resiko dapat dilakukan dengan cara mendesain ulang proses bisnis untuk mengubah pola resiko.
Sedangkan mendiversifikasi resiko dapat digunakan dengan cara menggunakan beberapa vendor
material dan terakhir dapat digunakan dengan cara bekerjasama dengan pihak luar misalnya
asuransi.
Definisi setiap kategori tujuan merupakan langkah awal dalam penilaian resiko. Tujuan
yang luas namun disajikan dalam berbagai kategori dapat menyaring kepada tujuan rinci
sehingga resiko resiko dapat lebih mudah teridentifikasi. Di bawah ini disajikan salah satu
contoh yang dilakukan intenal auditor dimulai dengan mengidentifikasi operasional, keuangan
dan kepatuhan tujuan operasi.

Internal auditor mengembangkan daftar resiko resiko dengan mengobservasi aktivitas


aktivitas dan menggunakan suatu pendekatan analitis, kecerdikan dan imajinasi. Intenal auditor
sebaiknya dapat menentukan apa yang sebaiknya dilakukan dalam mencapai tujuan dan apa yang
sebaiknya tidak dilakukan.
4.4 Manajemen Resiko
Terdapat dua aspek yang harus diperhatikan internal auditor terkait resiko:
1. Meriview resiko resiko pada area yang akan diaudit untuk dapat mengembangkan
program audit
2. Apabila dalam perusahaan terdapat program manajemen resiko maka internal auditor
harus melakukan evaluasi sebagai satu bagian audit.
Standar internasional profesi internal auditor nemor 2110-1 merekomendasikan kepada
internal auditor untuk:

1. Membantu

perusahaan

dalam

mengidentifikasi

dan

menevaluasi

serta

mengimplementasikan manajemen resiko dan menentukan bagaimana hal ini dapat


diselesaikan ulang oleh manajemen resiko operasi dan pengendalian.
2. Menjadikannya perhatian bagi dewan tentang tidak adanya proses manajemen resiko
dan memberikan usulan untuk menyusun beberapa proses.
3. Mendapatkan pemahaman tentang ekspektasi manajemen dan dewan sebagai suatu
bantuan internal audit yang dapat disediakan dalam mengembangkan proses
manjemen resiko.
4. Mendapatkan dari manajemen konsep peran internal audit yang harus dilakukan.
Internal auditor seharusnya membantu pihak manajemen bukan hanya mengidentifikasi
area area yang memiliki resiko saja tetapi juga membantu manjemen untuk mengendalikan
resiko dengan cara yang positif.
Ada tiga resiko yang harus dikendalikan oleh internal auditor:
1. Resiko pengendalian
Resiko terkait dengan pengendalian mencakup tiga hal yaitu:
a. Dukungan secara proaktif terhadap program pengendalian terkait dengan resiko
dan kerugian
b. Memberikan insentif maksimal terhadap partisipasi dalam program pengendalian
resiko
c. Monitor efektivitas aktivitas pengendalian resiko
2. Resiko keuangan
Resiko yang terkait dengan keuangan adalah:
a. Memperhitungkan seluruh sumber daya keuangan yang ada
b. Mengantisipasi adanya bencana
c. Mengalokasikan biaya resiko keuangan diantara operasi yang wajar
3. Resiko administrasi
Resiko yang terkait dengan administrasi adalah:
a. Menciptakan dan mendorong komitmen manajemen terhadap manajemen resiko
b. Menyetujui struktur manajemen resiko yang tergambar dengan jelas
c. Mengembangkan tujuan yang telah ditargetkan dengan jelas
d. Mengkomunikasikan kepada seluruh pihak manajemen yang terkait.

You might also like