Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Suatu skrining bertujuan
populasi
yang
bersangkutan,
beratnya
penyakit,
sensitivitas
dan
berdasarkan hanya pada usia ibu, pada tingkat yang sama dengan pemeriksaan
invasive, kurang lebih dapat mengidentifikasi janin dengan trisomi 21 sampai 5070%.2
Pada tahun 1990an, skrining kombinasi usia ibu dan ketebalan fetal
nuchal translucency (NT) pada umur kehamilan 11-13+6 minggu diperkenalkan.
Metode ini dapat mendeteksi kurang lebih 75% janin yang menderita untuk
angka positif skrining sekitar 5%. Selanjutnya, usia ibu dikombinasi dengan fetal
NT dan biokimiawi serum ibu (free b-hCG dan pregnancy associated plama
protein A, PAPP-A) pada trimester pertama dapat mendeteksi 85-90% janin yang
menderita. Lebih jauh lagi, pengembangan teknik baru dalam pemeriksaan
biokimiawi, dalam 30 menit setelah pengambilan darah, memungkinkan untuk
memperkenalkan one-stop clinic untuk penilaian risiko. Pada tahun 2001,
ditemukan 60-70% janin dengan trisomi 21 pada pemeriksaan tulang nasalnya
negatif pada umur kehamilan 11-13+6 minggu. Hasil awal ini akan meningkatkan
angka deteksi pada trimester pertama yang dikombinasi dengan biokimiawi
serum ibu, sampai lebih dari 95%.2
USIA IBU DAN GESTASI
Risiko untuk mendapatkan abnormalitas kromosom meningkat dengan
meningkatnya umur ibu (grafik 1). Selain itu, oleh karena janin dengan
abnormalitas kromosom lebih sering mati intrauterin dibanding dengan janin
normal, risiko untuk itu menurun dengan meningkatnya umur kehamilan (grafik
2). 2
- Pada trisomi 18, 13 dan sindroma Turner, angka kematian janin pada
umur kehamilan 12-40 minggu berkisar 80%.
RIWAYAT KEHAMILAN SEBELUMNYA
Risiko untuk trisomi pada wanita yang sebelumnya mempunyai janin atau
anak yang trisomi lebih tinggi daripada wanita umur yang sama. Pada wanita
yang sebelumnya hamil dengan trisomi, risiko rekurensi adalah 0,75% lebih
tinggi dibanding risiko umur ibu dan umur kehamilan untuk trisomi 21 pada waktu
dilakukan pemeriksaan. Jadi, untuk wanita berumur 35 tahun yang mempunya
riwayat bayi trisomi 21, risiko pada umur kehamilan 12 minggu meningkat dari 1
dari 249 (0,40%) menjadi 1 dari 87 (1,15%), dan untuk wanita umur 25 tahun,
meningkat dari 1 dari 946 (0,106%) menjadi 1 dari 117 (0,856%). Mekanisme
yang mungkin untuk meningkatnya risiko ini adalah kecilnya proporsi (kurang
dari 5%) pasangan dengan kehamilan sebelumnya parental mosaicism atau
defek genetik yang mempengaruhi proses normal dari dysjunction, sehingga
pada kelompok ini risiko rekurensi meningkat secara substansial. Pada
kebanyakan pasangan (lebih dari 95%), risiko rekurensi tidak secara aktual
meningkat. Bukti terkini menunjukkan, bahwa rekurensi sifatnya spesifik untuk
mampu mendeteksi trisomi 21 sekitar 60-68% , dengan risiko cut off level 1 :
250, untuk angka positif palsu sekitar 5%.3, 4
Tabel 1. Petanda biokimia trimester pertama :median MoM pada kehamilan
dengan trisomi 213
Petanda
-hCG
PAPP-A
Median MoM
1,83
0,38
ULTRASONOGRAFI
Nuchal Translucency
Nuchal Translucency (NT) merupakan diskripsi gambaran USG dari cairan
yang mengisi rongga antara kulit janin dengan jaringan lunak diatas spina
servikalis, gambaran ini dapat diukur pada kehamilan 10-14 minggu, tetapi saat
yang paling optimal adalah antara kehamilan 11-13 minggu. Untuk melakukan
pemeriksaan NT menurut Snijders dkk (1998) ada beberapa syarat yang harus
dipenuhi sebagai berikut2, 3 :
5
trisomi 21 pada 60-70% janin dengan tulang hidung negatif, sehingga membuka
kemungkinan menggunakan teknik ini untuk skrining trisomi 21. 2
NT , SKRINING BIOKIMIA DAN NASAL BONE
Perkembangan terakhir untuk skrining trisomi 21 adalah dengan
kombinasi pemeriksaan NT pada trimester I dengan marker biokimia, beberapa
penelitian telah melaporkan kombinasi NT dengan -hCG, PAPP-A dan umur ibu
mempunyai sensitifitas 80-89% untuk deteksi trisomi 21. Pemeriksaan dengan
kombinasi ini secara substansial lebih sensitif bila dilakukan pada trimester
pertama, berdasarkan kalkulasi bahwa pemeriksaan trimester I didapatkan
sensitifitasnya 8,3% lebih tinggi dari pemeriksaan pada trimester kedua.
3, 5, 6
MoM Trisomi 21
0,75
2,06
2,20
0,72
1,92
OAPR
1 : 130
1 : 105
1 : 65
1 : 55
1 : 55
Inhibin A ***
OAPR = odds of pregnancy being affected if screening test positif
* Double test, ** Triple test, *** Quadriple test.
ULTRASONOGRAFI
Hubungan kelainan struktural dan anomali kromosom telah diketahui,
kurang lebih sepertiga janin dengan trisomi 21 mempunyai kelainan struktural
mayor. Defek kongenital jantung merupakan kelainan yang paling sering dengan
insidensi sekitar 45%. Defek kanalis atrioventrikular dan ventrikular septal defek
adalah bentuk anomali yang paling sering ditemukan.
3, 6
meningkat sekitar 5 kali lebih besar bila dijumpai kelainan secara USG, tetapi
pemeriksaan USG yang normal tidak dapat menyingkirkan kelainan kromosom,
karena hanya 50% janin dengan trisomi 21 yang dijumpai kelainan dengan
pemeriksaan USG.3
10
SOFT MARKER
Ketebalan NT
Pyelectasis renal
Pemendekan humerus
Pemendekan femur
Echogenik bowel
Echogenik intracardiac focus
Hipoplasia falank tengah jari kelima
Sandal gap
11
12
Tabel
6.
Defek
kromosomal
janin
dan
abnormalitas
ultrsonografi
13
14
15
AFP
dalam
cairan
amnion
meningkat
dilakukan
pemeriksaan
maupun
untuk
pemeriksaan
AFP
sudah
menjadi
hal
yang
kemungkinan untuk adanya kelainan kromosom pada janin meningkat lima kali
lipat.6
Peningkatan kadar AFP dalam cairan amnion juga dapat ditemukan pada
anomali yang disebabkan oleh multifaktorial seperti omphalocele, gastochisis,
cystic hygroma. Pada keadaan ini acetylcholinesterase dapat meningkat atau
tetap, sedang pada kelainan gen tunggal (mendelian) seperti nefrosis kongenital,
AFP akan meningkat sedang acetylcholinesterase tidak. 6, 8
17
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
18