PADA ANAK
PENDAHULUAN
ISK :
- Infeksi yang sering pada anak
- Tanda adanya kelainan pada ginjal & saluran kemih yg serius :
*refluks vesiko ureter (RVU)
*uropati obstruktif
- Salah satu etiologi gagal ginjal terminal
- Gejala yg tdk menyenangkan
- 20% kasus konsultasi pediatri
- Manifestasi sangat bervariasi, tgt umur :
- asimptomatik → gejala yg berat
- Bila D/ ISK → tentukan :
> lokasi
> beratnya invasi ke jaringan
- Diagnosis & tatalaksana yg adekuat :
→ mencegah / mengurangi risiko komplikasi jangka panjang
> parut ginjal
> hipertensi
> gagal ginjal kronik
DEFINISI & TERMINOLOGI
Infeksi Saluran Kemih (urinary tract infection = UTI):
Bertumbuh & berkembang biaknya kuman atau mikroba dalam saluran kemih
dalam jumlah bermakna
Bakteriuria :
Terdapatnya bakteri dalam urin
Bakteriuria bermakna :
Ditemukan kuman dalam jumlah bermakna
Bermakna ≈ tergantung pada cara pengambilan sampel urin :
Mid stream, kateterisasi urin, urine collector : kuman ≥105 cfu/ml urin segar
Aspirasi supra pubik : kuman dalam jumlah berapapun
DEFINISI & TERMINOLOGI
Bakteriuria asimptomatik (covert bacteriuria) :
Terdapatnya bakteri dalam saluran kemih tanpa menimbulkan manifestasi
klinis
ISK simptomatik
ISK yang disertai gejala dan tanda klinik.
a. Parenkim ginjal (pielonefritis)
→ gejala utama demam
b. Infeksi terbatas pada saluran kemih bawah (sistitis)
→ gangguan miksi : disuria, polakisuria, urgency (bak mengedan)
DEFINISI & TERMINOLOGI
ISK non spesifik
ISK yang gejala klinisnya tidak jelas (10-20%)
ISK simpleks (simple UTI, uncomplicated UTI)
Infeksi pada saluran kemih yang normal tanpa kelainan struktural maupun
fungsional saluran kemih yang menyebabkan stasis urin
ISK kompleks (complicated UTI)
ISK yang disertai dengan kelainan anatomik dan atau fungsional saluran
kemih yang menyebabkan stasis ataupun aliran balik (refluks) urin
Contoh : batu saluran kemih, obstruksi, anomali saluran kemih, kista ginjal,
buli-buli neurogenik, benda asing dsb
DEFINISI & TERMINOLOGI
Pielonefritis akut
Infeksi yang menyebabkan invasi bakteri ke parenkim ginjal
Sistitis akut
Infeksi yang terbatas pada invasi kandung kemih
Pielonefritis kronik
> untuk kepentingan histopatologis kelainan ginjal
> dengan ditemukannya proses peradangan kronis pada interstitium ginjal
dan
> secara radiologis ditemukan gambaran parut ginjal yang khas pada kalises
yang tumpul
> Lebih dikenal : nefropati refluks
DEFINISI & TERMINOLOGI
ISK kambuh (relaps)
Bakteriuri yang timbul kembali setelah pengobatan dengan jenis kuman yang
sama dengan kuman saat biakan urin pertama kalinya.
Dapat timbul 1- 6 minggu setelah pengobatan awal
Reinfeksi
Bakteriuria yang timbul setelah selesai pengobatan dengan jenis kuman yang
berbeda dari kuman saat biakan pertama
Infeksi persisten
ISK yang timbul dalam periode pengobatan maupun setelah selesai terapi
DEFINISI & TERMINOLOGI
Febrile UTI atau ISK febris atau ISK demam
> ISK dengan biakan urin dgn jumlah kuman bermakna yg disertai demam
dengan suhu ≥ 38℃
> sering ditemukan pada bayi & anak kecil
> sekitar 60-65% ISK demam adalah pielonefritis akut
ISK berulang
> terdapat 2 kali atau lebih episode pielonefritis akut / ISK atas atau
> satu episode pielonefritis akut / ISK atas disertai 1 atau lebih episode
sistitis / ISK bawah atau
> tiga atau lebih episode sistitis / ISK bawah
DEFINISI & TERMINOLOGI
ISK atipik
→ ISK dengan keadaan pasien yg serius :
- diuresis sedikit
- masa abdomen atau kandung kemih
- p↑ kreatinin darah
- septikemia
- tidak memberikan respon terhadap antibiotik dlm 48 jam
- disebabkan o/ kuman non E.coli
ETIOLOGI
Escherichia coli (E.coli) kuman penyebab tersering (60-80%) pada ISK
serangan I
Kuman lainnya :
- Proteus mirabilis
- Klebisiella pneumonia
- Klebsiella oksitoka
- Proteus vulgaris
- Pseudomonas aeroginosa
- Enterobacter aerogenes
- Morganella morganii
- Stafilokokus
- Enterokokus
ETIOLOGI
Pada ISK Kompleks :
→ Kuman dengan virulensi rendah :
> pseudomonas
> gol Streptokokus grup B
> stafilokokus aureus atau epidermidis
Haemofilus influenza & parainfluenza
→ Penyebab ISK anak
Jika penyebabnya kuman Proteus :
menghasilkan enzim urease : ureum → amonium → pH ↑ → 8-8,5
urin yg alkalis : Ca, Mg & PO4 → mudah mengendap
batu struvit (magnesium-ammonium-fosfat)
EPIDEMIOLOGI
ISK :
penyakit yg relatif sering pd anak
Insidensi tergantung umur & jenis kelamin
prevalensi : - neonatus 0,1-1% → ↑14% pd neonatus dgn demam
- bayi 5,3%
bayi asimptomatik → bakteriuria : 0,3-0,4%
- anak < 2 thn dgn demam → prevalensi ISK 3-5%
- risiko ISK pd anak sebelum pubertas : 3-5% (♀)
1-2% (♂)
Di RSCM (periode 3 tahun 1993-1995)
212 kasus ISK
Rata-rata 70 kasus baru / tahun
DIAGNOSIS
Diagnosis :
Anamnesa
Pemeriksaan fisik
Laboratorium → dipastikan dgn biakan urin
ISK serangan I :
→ Gejala klinis lebih jelas :
- gangguan kemampuan mengontrol kandung kemih
- pola berkemih
- aliran urin
- demam : * gejala & tanda klinik yg sering
* kadang2 satu2nya gejala ISK pada anak
DIAGNOSIS
Pemeriksaan :
tanda vital termasuk tekanan darah
antropometrik
masa abdomen
kandung kemih
muara urethra
neurologik extremitas bawah
tulang belakang
genitalia eksterna
- Fimosis
- Hipospadia
- Epispadia
- Sinekie vagina
DIAGNOSIS
Urinalisis dan biakan urin !
→ kualitas pemeriksaan urin : peran utama u/ tegakkan diagnosis
AAP :
Bayi < 2 bln dgn demam : ISK ? → biakan urin
Bayi 2 bulan - anak 2 tahun : demam E/ ? → ISK ? → biakan urin
Anak perempuan 2 bulan - 2 tahun :
1. suhu tubuh 39℃ / >
2. demam berlangsung 2 hari / >
3. Ras kulit putih
4. Umur < 1 thn
5. Etiologi demam lain (-)
jika → 2 / > faktor risiko (+) → sensitivitas ISK 95% dgn spesifisitas 31%
MANIFESTASI KLINIS
Gejala klinik sangat bervariasi ditentukan oleh :
1. Intensitas reaksi peradangan
2. Letak infeksi (ISK atas atau bawah)
3. Umur pasien
Sebagian ISK pd anak → ISK asimptomatik
. Umumnya anak usia sekolah
. Terutama anak perempuan
. Ditemukan pada uji tapis
. Umumnya tdk berlanjut menjadi pielonefritis
. Prognosis jangka panjang baik
MANIFESTASI KLINIS
Neonatus : gejala klinis tidak spesifik
Apatis
Anoreksia
Ikterus
Kolestasis
Muntah
Diare
Demam
Hipotermi
Tidak mau minum
Oliguri
Iritabel
Distensi abdomen
Kadang2 hanya : apati dan warna kulit keabu-abuan (grayish colour)
MANIFESTASI KLINIS
Bayi s/d 1 tahun :
Demam
P↓ berat badan
Gagal tumbuh
Nafsun makan ↓
Cengeng
Kolik
muntah
Diare
Ikterus
Distensi abdomen
Demam ↑ dpt disertai kejang
MANIFESTASI KLINIS
Pada usia s/d 4 tahun :
Demam ↑ s/d kejang
Muntah
Diare
Dehidrasi
Pada anak yg lebih besar :
Gejala klinik umum berkurang & lebih ringan
Gejala klinik lokal (+) :
- polakisuria
- disuria
- urgency
- frequency
- ngompol
MANIFESTASI KLINIS
Pielonefritis :
Demam ↑ + menggigil
Gejala sal cerna : mual, muntah, diare
Tekanan darah normal
Nyeri pinggang dapat (+)
Gejala neurologis : iritabel & kejang
Sistitis
Demam jarang > 38℃
Nyeri perut bagian bawah
Gangguan berkemih : frekuensi, disuri, rasa diskomfort suprapubik, urgensi,
kesulitan berkemih, retensio urin dan enuresis
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Urinalisis
1. Leukosituria
> petunjuk : kemungkinan bakteriuria (+)
> tdk dipakai sbg patokan ada tidaknya ISK
> tidak adanya leukosituria → tidak menyingkirkan ISK
> biasanya pd anak dgn ISK simptomatik (80-90%)
> bakteriuria dapat juga terjadi tanpa leukosituria
> leukosituria dgn biakan urin steril : - Proteus sp
- Klamidia sp
- Ureaplasma urealitikum
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
2. Leukosit esterase
> enzim yg terdapat di dlm leukosit neutrofil
> menggambarkan banyaknya leukosit dalam urin
3. Uji nitrit
> pemeriksaan tdk langsung thd bakteri dlm urin
> normal : nitrit (-)
> nitrat → oleh bakteri → nitrit
> sebagian besar kuman gram (-) & bbrp kuman gram (+) :
nitrat → nitrit; jika nitrit (+) → kuman dalam urin
> urin dgn BJ ↑→ ↓ sensitivitas uji nitrit
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
4. Hematuria
> kadang2 dapat menyertai ISK
> tdk dipakai sbg indikator diagnostik
5. Protein & darah
> mempunyai sensitivitas & spesifitas yg rendah dlm diagnosa ISK
6. Neutrophil gelatinase associated lipocalin urin (uNGAL)
rasio uNGAL dengan kreatinin urin (uNGAL/Cr) → petanda ISK
> NGAL : iron-carrier-protein yg tdpt dlm granul neutrofil
komponen imunitas innate yg memberikan respon thd bakteri
uNGAL ↑ & rasio uNGAL/Cr > 30 ng/mg → tanda ISK
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
7. Bakteri
> mikroskop cahaya → bakteri (-)
mikroskop fase kontras → bakteri (+)
> urin segar tanpa dipusing :
→ kuman / LPB ≈ hasil biakan 107cfu/ml urin
urin yang dipusing :
→ kuman /LPB ≈ jumlah kuman > 105 cfu/ml urin
> jika dgn mikroskop fase kontras kuman (-) → urin steril
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pemeriksaan darah
1. Leukositosis
2. P↑ nilai absolut neutrofil
3. LED ↑
4. C-reactive protein (CRP) (+)
→ indikator non-spesifik ISK atas
5. Prokalsitonin ↑
→ prediktor yg valid u/ pielonefritis akut pd anak dgn ISK febris &
skar ginjal
6. Sitokin
→ protein kecil dlm proses inflamasi
ad 5 & 6 ↑ pada fase akut infeksi, termasuk pd pielonefritis akut
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Biakan urin
1. Cara pengambilan spesimen urin
a. aspirasi suprapubik → baku emas
b. kateterisasi urin (♀) → traumatis
c. pancar tengah (midstream) : - non-invasif yg bernilai ↑
- bebas kontaminasi uretra
d. urin collector / urine bag :
- bayi & anak kecil
- mudah dilakukan
- risiko kontaminasi ↑ → (+) palsu ↑ 80%
→ Child Health Network (CHN) guideline (2002) : a,b,c
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Perhatian : pengiriman bahan biakan ke lab mikrobiologi :
> Suhu kamar > ½ jam → kuman membiak dgn cepat → (+) palsu
> Jika lama : termos es atau disimpan di dalam lemari es
> Urin dpt disimpan dlm lemari es pd suhu 4℃ selama 48-72 jam
sebelum dibiak.
2. Interpretasi biakan urin
→ dibiak dlm media agar darah & media McConkey
→ tergantung pada :
- tehnik pengambilan sampel urin
- waktu
- keadaan klinik
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Aspirasi supra pubik :
Bakteriuri bermakna jika ditemukan kuman dengan jumlah berapapun
Kateter urin & urin pancar tengah (Kass) :
Bakteriuri bermakna jika jumlah kuman ≥ 105 cfu/ml urin
Kateter urin (Garin dkk) :
Bakteriuri bermakna jika jumlah kuman > 105 cfu/ml urin
Kateter urin (pendapat lain) :
Bakteriuri bermakna jika jumlah kuman > 50 x 103 cfu/ml urin
Bakteriuri bermakna jika jumlah kuman > 104 cfu/ml urin
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
ISK (Paschke dkk)
Jumlah kuman > 50 x 103 cfu/ml urin utk tehnik pengambilan midstream
ISK Neonatus (Lin dkk)
Jumlah kuman > 105 cfu/ml urin utk tehnik pengambilan urin midstream
ISK Neonatus (Baerton)
Jumlah kuman > 104 cfu/ml urin jika sampel urin diambil dgn urine bag
Interpretasi hasil biakan urin : bukan suatu patokan mutlak & kaku, krn
banyak faktor yg berpengaruh
Dipslide : - cara lain utk mengetahui ada / tidaknya kuman
- tapi identifikasi kuman (-)
KLASIFIKASI
ISK pada anak dpt dibedakan berdasarkan :
a. Berdasarkan gejala :
ISK asimtomatik
ISK simtomatik
b. Berdasarkan lokasi :
ISK atas
ISK bawah
c. Berdasarkan kelainan saluran kemih :
ISK simpleks
ISK kompleks
ISK Asimtomatik
→ Bakteriuria bermakna tanpa gejala
ISK Simtomatik
→ Bakteriuria bermakna diserta gejala dan tanda klinik
ISK non spesifik
→ ISK yg sulit digolongkan ke dalam pielonefritis atau sistitis, baik
berdasarkan gejala klinik maupun pemeriksaan penunjang (10-20%).
DD/ ISK atas/pielonefritis & ISK bawah/sistitis → penting
→ Risiko parut ginjal pd pielonefritis (+); sistitis (-)
→ Tatalaksana beda :
* pemeriksaan
* antibiotik
* lama terapi
Utk kepentingan klinik & tatalaksana :
a. ISK simpleks (uncomplicated UTI) :
- ISK tanpa kelainan struktural maupun fungsional
b. ISK kompleks (complicated UTI) :
- ISK yg disertai kelainan anatomik dan / fungsional sal kemih yg
sebabkan stasis ataupun aliran balik (refluks) urin
- kelainan sal kemih dpt berupa :
* RVU
* batu saluran kemih
* obstruksi
* anomali saluran kemih
* buli-buli neurogenik
* benda asing
National Institute for Health and Clinical Excellence (NICE)
ISK atipikal
keadaan pasien yang sakit berat
diuresis sedikit
masa abdomen/kandung kemih (+)
kreatinin darah ↑
septikemia
tidak memberikan respon thd antibiotik stlh 48 jam
disebabkan o/ kuman non E.coli
ISK berulang
terdapat dua kali atau lebih episode pielonefritis akut/ISK atas atau
satu episode pileonefritis akut/ISK atas disertai satu atau /lebih
episode sititis/ISK bawah
tiga atau lebih episode sistitis/ISK bawah
LOKASI INFEKSI
Dapat ditentukan secara :
Klinik
laboratorik
pencitraan
ISK bawah :
Gejala pada umumnya lebih ringan :
disuria
polakisuria
urgensi / kencing mengedan
ISK atas
biasanya disertai :
demam
nyeri punggung
laboratorium :
silinder leukosit
konsentrasi ginjal m↓
mikroglobulin-ẞ2 urin ↑
ditemukan ACB
Silinder leukosit
cukup spesifik bukti infeksi ginjal
pada leukosituria yg hebat → tdk tampak (terutama urin alkalis)
sensitivitasnya ↓
Pemeriksaan darah :
neutrofil
LED
CRP
prokalsitonin ( PNA ↑ )
IL-1ẞ
IL-6
TNF-α
→ Pielonefritis akut ↑ > ISK bawah ↑
Skintigrafi Ginjal DMSA (dimercaptosuccinic acid renal scan)
→ baku emas PNA
sensitivitas > 90%
spesivisitas 100%
TATA LAKSANA
Keterlambatan pemberian antibiotik merupakan faktor risiko penting terhadap
terjadinya jaringan parut pada pielonefritis
Tdd :
1. Eradikasi infeksi akut
2. Deteksi & tata laksana kelainan anatomi & fungsional pada ginjal &
saluran kemih
3. Deteksi dan mencegah infeksi berulang
TATA LAKSANA
1. Eradikasi infeksi akut
→ Tujuan :
1. mengatasi keadaan akut
2. mencegah terjadinya urosepsis
3. mencegah terjadinya kerusakan parenkim ginjal
Jika curiga ISK :
Antibiotik
dgn kemungkinan paling sesuai sambil menunggu hasil biakan urin
≈ pola resistensi atau literatur
terapi selanjutnya ≈ biakan urin
umumnya hasil pengobatan sdh tampak dlm 48-72 jam pengobatan
jika (-) : - antibiotik tidak sesuai atau
- mungkin ISK kompleks
Lama pemberian antibiotika pada sistitis :
→ outcome jangka pendek = panjang
jangka pendek
ISK simpleks : antibiotik oral 7 hari (3-5 hari)
→ efektifitas sama
Rekomendasi penanganan ISK fase akut (NICE) :
1. Bayi < 3 bulan :
- rujuk SpA → antibiotik parenteral
2. Bayi ≥ 3 bulan dengan pielonefritis akut / ISK atas :
Pertimbangkan dirujuk ke SpA
Terapi dengan antibiotik oral 7-10 hari :
- sefalosporin atau
- ko-amoksiklav
Jika antibiotik per oral tdk dpt digunakan :
→ antibiotik parenteral selama 2-4 hari
- sefotaksim atau
- seftriakson
→ dilanjutkan antibiotik oral hingga total lama pemberian 10 hari
3. Bayi ≥ 3 bulan sistitis /ISK bawah :
Antibiotik oral selama 3 hari :
- trimetroprim
- sefalosporin
- amoksisilin
Bila dalam 24-48 jam belum ada perbaikan klinis → kultur urin
Di negara berkembang resistensi kuman yg ↑ thd :
- ampisilin
- kotrimoksazol
- kloramfenikol
Sensitivitas kuman patogen dalam urin ≈ 96% terhadap :
- seftriakson
- gentamisin
Tabel 1. Pilihan antimikroba oral pada infeksi saluran kemih
______________________________________________________________
Jenis antibiotik
Dosis per hari
______________________________________________________________
Amoksisilin
Sulfonamid
. TMP-SMX
. Sulfisoksazol
20-40 mg/kgbb/hari di : 3 dosis
6-12 mg TMP, 30-40 mg SMX /kgbb/hari : 2 dosis
120-150 mg/kgbb/hari di : 4 dosis
Sefalosporin
. Sefiksim
8 mg/kgbb/hari di : 2 dosis
______________________________________________________________
Tabel 2. Pilihan antimikroba parenteral pada infeksi saluran kemih
______________________________________________________________
Jenis antibiotik Dosis per hari
______________________________________________________________
Seftriakson 75 mg/kgbb/hari, 1 x sehari
Sefotaksim
150 mg/kgbb/hari di : setiap 6 jam
Seftazidim
150 mg/kgbb/hari di : setiap 6 jam
Gentamisin 7,5 mg/kgbb/hari, 1 x sehari
Amikasin
15 mg/kgbb/hari di : setiap 12 jam
Ampisilin
100 mg/kgbb/hari di : setiap 6 jam
______________________________________________________________
SISTITIS AKUT
Antibiotik per oral :
Trimetroprim-sulfametoksazol
Nitrofurantoin
Amoksisilin
Amoksisilin-klavulanat
Sefiksim
Dirawat di RS + antibiotik parenteral → bila gejala klinik cukup berat :
rasa sakit yg hebat
toksik
muntah
dehidrasi
→ Lama pengobatan 5-7 hari, ada juga yg 3-5 hari
PIELONEFRITIS
Merupakan nefritis intersitialis → antibiotik parenteral
Lama pemberian antibiotik 7-10 hari, 7-14 hari atau 10-14 hari
Biasanya perbaikan klinis dalam : 24-48 jam
48 jam tanpa demam
5 hari
► antibiotik IV → oral 7-10 hari
Tidak ada bukti th/ 14 hari > efektif / m ↓ kekambuhan
Keuntungan antibiotik > pendek :
efek samping obat ↓
kemungkinan resistensi ↓
Hoberman dkk penelitian pada 306 anak dgn DK/ ISK dan demam :
a. sefiksim oral (14 hari)
b. sefotaksim 3 hari dilanjutkan dgn sefiksim per oral s/d 14 hari
→ Hasil pengobatan a = b
Mortini dkk penelitian pada 502 anak dgn DK/ PNA :
a. ko-amoksiklav per oral 50 mg/kgbb/hari di : 3 dosis (10 hari)
b. seftriakson 50 mg/kgbb/hari dosis tunggal (3 hari) dilanjutkan dgn
ko-amoksiclav per oral 50 mg/kgbb/hari di : 3 dosis (7 hari)
→ Hasil pengobatan a = b
ISK pada neonatus
Gejala klinik tidak spesifik :
Apati
Anoreksia
Ikterus
Gagal tumbuh
Muntah
Diare
Demam
Hipotermia
Tidak mau minum
Oliguria
Iritable
Distensi abdomen
Kemampuan neonatus atasi infeksi ↓ → mudah sepsis atau meningitis
th/ → infeksi bakteri gram negatif
Antibiotik harus segera diberikan IV
Kombinasi aminoglikosida + ampisilin → cukup memadai
Lama pemberian antibiotik 10-14 hari
Profilaksis segera diberikan selesai th/ fase akut
Bakteriuria asimtomatik
Pada bbrp kasus : pertumbuhan kuman > 105 cfu/ml urin tanpa gejala klinik
E/ bakteri virulensi ↓ & tdk punya kemampuan merusak ginjal
Antibiotik tidak perlu, jika antibiotik (+) → rekurensi ↑ pada 80% kasus
Kuman komensal dan virulensi ↓ pd saluran kemih → menghambat invasi
kuman patogen
Kuman komensal berfungsi sbg profilaksis biologik thd kuman patogen
Pengobatan suportif
Terapi cairan yang adekuat
Mengosongkan kandung kemih setiap miksi
Higiene perineum terutama anak perempuan
Disuria : fenazopiridin HCl (Pyridium) 7-10 mg/kgbb/hari
Perawatan di RS bagi pasien sakit berat : - Demam tinggi
- Muntah
- Sakit perut
- Sakit pinggang
2. Deteksi kelainan anatomi dan fungsional
Pemeriksaan pencitraan di FKUI – RSCM berdasarkan kelompok umur :
< 2 tahun
: USG dan MSU
kelainan (+) → dilanjutkan PVI atau DMSA
kelainan (-) → observasi
2 – 5 tahun : USG
kelainan (+) → MSU → kelainan (+) → PVI atau DMSA
5 tahun : USG
kelainan (+) → PVI atau DMSA → kelainan (+) → MSU
→ Ket : * PVI (pielografi intravena)
* DMSA (dimercapto succinic acid)
3. Deteksi dan mencegah infeksi berulang
Beberapa faktor yg berperan dalam ISK berulang :
a. Infestasi parasit
b. Pemakaian bubble bath
c. Pakaian dalam terlalu sempit
d. Pemakaian deodorant iritatif terhadap mukosa perineum dan vulva
e. Pemakaian toilet paper yg salah
f. Konstipasi
g. Ketidakmampuan pengosongan kandung kemih secara sempurna
h. RVU
i. Preputium yg belum disirkumsisi
→ Risiko ISK pada bayi ♂ yg tdk disirkumsisi ↑ 3-15 x
Indikasi rawat
1. ISK Neonatus
2. Pielonefritis akut
3. ISK dgn komplikasi : gagal ginjal, hipertensi
4. ISK dengan sepsis / syok
5. ISK dengan kelainan urologi yg kompleks
6. ISK dengan organisme resisten antibiotik oral
7. Masalah psikologis orangtua tdk mampu merawat anak
8. ISK dgn gejala klinik yg berat : > Rasa sakit yg hebat
> Toksik
> Kesulitan asupan oral
> Muntah
> Dehidrasi
KOMPLIKASI
ISK dapat menyebabkan :
1. Gagal ginjal akut
2. Bakteriemia
3. Sepsis
4. Meningitis
Komplikasi ISK jangka panjang :
1. Parut ginjal (8-40% pasca PNA), f/ risiko :
- umur muda, antibiotik terlambat, infeksi berulang, RVU,
obstruksi sal kemih
2. Hipertensi
3. Gagal ginjal
4. Preeklampsi
Antibiotik yang digunakan untuk profilaksis
Kotrimoksazol
. Trimetoprim
: 1-2 mg/kgbb/hari
. Sulfametoksazol : 5-10 mg/kgbb/hari
Sefiksim
Sefadroksil
: 1-2 mg/kgbb/hari
: 3-5 mg/kgbb/hari
→ pemberian 3-4 bulan (ISK kompleks)
Probiotik sebagai profilaksis :
Lactobacillus rhamnosus
Lactobacillus reuteri (L.fermentum)
Konsensus UKK Nefrologi IDAI tentang ISK pada Anak
1. Batasan infeksi saluran kemih
Infeksi saluran kemih adalah keadaan bertumbuh dan berkembang
biaknya kuman atau mikroba di dalam saluran kemih dalam jumlah
bermakna
2. Teknik pengambilan sampel utk biakan urin tdd :
a. Aspirasi supra pubik
b. Kateterisasi urin
c. Urin pancar tengah (midstream urine)
d. Pengambilan urin dgn urine collector
3. Diagnosis klinis ISK dapat ditegakkan sehingga dapat diterapi dengan
antibiotik empiris meskipun belum ada hasil biakan urin, apabila :
a. Anak dgn demam disertai kelainan pada urinalisis seperti :
- leukosituria
- uji nitrit (+)
- leukosit esterase (+)
b. Anak dgn keluhan gangguan berkemih seperti :
- disuria
- polakisuria
- urgency
- frequency
- ngompol
- nyeri pinggang
- disertai kelainan pada urinalisa (a)
4. Pada keadaan sbb perlu dibuktikan adanya ISK dgn pemeriksaan urinalisis
dan biakan urin :
a. Sepsis pada neonatus
b. Anak (tu neonatus & bayi) dgn demam yg tdk jelas penyebabnya
c. Neonatus dgn ikterus berkepanjangan (> 2 minggu)
d. Anak dgn kolestasis
e. Anak dgn keluhan gangguan berkemih :
- disuria, polakisuria, urgency, frequency, ngompol, nyeri pinggang
f. Anak dgn temuan adanya kelainan pada ginjal dan saluran kemih :
- hidronefrosis, urolitiasis, kandung kemih neurogenik.
g. Anak tanpa gejala klinis dengan kelainan urinalisis :
- leukosituria, nitrit (+), leukosit esterase (+), bakteriuria.
h. Anak dengan hematuria
5. Interpretasi hasil biakan urin yang bermakna tergantung pada teknik
pengambilan sampel urin, bakteriuri bermakna jika :
a. Biakan urin dgn aspirasi supra pubik :
→ didapatkan berapa pun jumlah kuman
b. Biakan urin dgn teknik kateterisasi urin :
→ didapatkan kuman dgn jumlah > 50.000 cfu/ml.
c. Biakan urin dgn urin pancar tengah :
→ didapatkan kuman dgn jumlah > 100.000 cfu/ml.
d. Biakan urin dengan urine collector :
→ didapatkan kuman dengan jumlah > 100.000 cfu/ml
6. Bakteriuria asimptomatik tidak perlu diterapi
7. ISK simptomatik harus segera diterapi dengan antibiotik secara empiris
berdasarkan pola resistensi kuman setempat (atau literatur), dan kemudian
disesuakan hasil biakan urin.
8. Pasien ISK yang memerlukan rawat inap :
- ISK pada neonatus
- Pielonefritis akut
- ISK dgn gagal ginjal & hipertensi
- ISK dgn sepsis atau syok
- ISK dgn KU :
* toksik
* kesulitan asupan oral
* muntah
* dehidrasi
9. Pemberian antibiotik sebagai terapi ISK:
a. ISK bawah / sistitis : 5-7 hari per oral
b. ISK atas / pielonefritis akut : 7-10 hari parenteral
jika setelah 3-4 hari perbaikan klinis → antibiotik oral s/d selesai atau
lama pemberian parenteral + oral → 7-10 hari
c. ISK neonatus : 10-14 hari parenteral
d. Parenteral jika : toksik, muntah, dehidrasi, kelainan saluran kemih
e. Jika kondisi tdk membaik dalam 48 jam :
- biakan urin ulangan
- pencitraan segera
10. Pemberian antibiotik sebagai profilaksis
a. Antibiotik profilaksis tidak rutin diberikan pd anak dgn ISK I
b. Antibiotik profilaksis tdk terindikasi pada ISK demam yg tdk disertai RVU
atau hanya RVU derajat I & II.
c. Antibiotik profilaksis diberikan pada anak risiko tinggi, misal RVU derajat
III-V, uropati obstruktif
d. Antibiotik profilaksis diberikan pada pielonfritis akut setelah pengobatan
selesai.
e. Antibiotik profilaksis dipertimbangkan pada ISK berulang dan ISK pada
neonatus.
f. Jika bayi & anak yg dpt antibiotik profilaksis mengalami reinfeksi, maka
infeksi diterapi dengan antibiotik yg berbeda dan tdk menaikkan dosis
antibiotik profilaksis tsb.
11. Algoritma pemeriksan pencitraan.
→ Dibagi menjadi 3 bagian :
a. Bayi < 6 bulan
b. Umur 6 bulan – 3 tahun
c. Anak umur > 3 tahun
12. Pasien ISK sebaiknya dirujuk kpd dokter spesialis anak konsultan
nefrologi jika :
a. ISK + komplikasi : p↓ fungsi ginjal, hipertensi, urosepsis
b. ISK yg tdk menunjukkan perbaikan dgn antibiotik yg sesuai dgn uji
resistensi.
c. ISK kompleks (ISK dgn hidronefrosis, RVU, dll)
d. ISK pada neonatus
e. ISK berulang
f. Jika yg memerlukan pemeriksaan pencitraan yg lbh lanjut :
- MSU, DMSA, PVI, CT-scan, MRI
13. Evaluasi dan tindak lanjut :
a. Perlu utk ISK atipikal, ISK berulang, pielonefritis akut dan ISK neonatus
b. Pemantauan meliputi pengukuran berkala :
- tekanan darah
- antropometrik
- evaluasi fungsi ginjal
c. Pada ISK kompleks dianjurkan pemeriksaan USG setiap 6 bln-1 thn dan
DMSA atau PVI setiap 1-2 tahun sekali.
d. Perlu pemeriksaan biakan urin ulangan bila ada tanda2 klinis ISK. Jika
ISK berulang, antibiotik yg sesuai dan atasi faktor predisposisi
timbulnya ISK berulang.