You are on page 1of 45

Laporan Awal

Kajian Kebijakan tentang Kantor Berbudaya Lingkungan


BAB I
PENDAHULUAN

I.1.

Latar Belakang
Masalah kerusakan lingkungan yang dihadapi manusia
di zaman modern ini semakin serius. Misalnya banjir, kemarau
dan lain sebagainya. Untuk mengatasi kerusakan alam yang
meningkat setiap harinya ini, diperlukan tindakan yang arif
dalam mengelolah

Sumber Daya

Alam (SDA) sehingga

ekosistem dapat terselamatkan sejalan dengan aktifitas


pembangunan.

Berpartisipasi

dalam

penyelamatan

lingkungan tidak perlu dengan kegiatan yang memerlukan


tenaga, waktu dan biaya yang besar tetapi cukup dengan
kegiatan yang kita anggap mudah tetapi perannya dalam
penyelamatan lingkungan sangat berarti. Hal ini dapat
dilakukan

dengan

melakukan

penghijauan

dilingkungan

sekitar kita seperti dengan menerapkan prinsip

Kantor

Berbudaya Lingkungan dalam kegiatan sehari-hari.menurut


alamat web site Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kantor
Berbudaya

Lingkungan

atau

kantor

peduli

lingkungan

merupakan refleksi kebijakan kantor yang menerapkan Sistem


Manajemen Lingkungan (SML) dalam upaya menciptakan
lingkungan kerja kantor bersih dan nyaman yang melibatkan
seluruh aktivitas individu yang berada di dalam kantor.
Kantor Berbudaya Lingkungan telah banyak dirasakan
manfaatnya baik oleh pegawai maupun pengelola kantor

-1-

Laporan Awal
Kajian Kebijakan tentang Kantor Berbudaya Lingkungan
pemerintah yang menerapkan Kantor Berbudaya Lingkungan
sesuai dengan anjuran pemerintah melalui Impres No.2/2008
tanggal 5 Mei 2008 dan Instruksi Menteri Pekerjaan Umum
Tahun 2008 tentang Penghematan Energi dan Air. Sesuai
dengan sloga Kota Cirebon yaitu Kota Berintan, maka
dimulailah

dengan

menerapkan

Kantor

Berbudaya

Lingkungan pada setiap bangunannya. Terutama bangunan


yang setiap harinya dikunjungi oleh banyak pegawai maupun
pendatang.
Latar belakang penerapan konsep Kantor Berbudaya
Lingkungan berdasarkan perilaku pegawai dan pengguna
bangunan ini didasari pada keinginan untuk mengetahui
sejauh mana penerapan Kantor Berbudaya Lingkungan yang
ramah

lingkungan

serta

memberikan

kenyamanan

bagi

pengguna. Apakah penerapan konsep Kantor Berbudaya


Lingkungan sudah tercapai atau belum?
Kenyamanan yang tinggi, laporan yang mengikuti
perubahan, pemanfaatan teknologi terkini, dan pelatihan
sumber daya manusia. Berdasarkan latar belakang diatas,
maka peneliti tertarik mengangkat permasalahan tersebut
untuk dilakukan penelitian dengan judul Kajian Penerapan
Konsep Kantor Berbudaya Lingkungan.
I.2.

Tujuan Kajian Konsep Kantor Berbudaya Lingkungan


1. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi pemakaian sumber
daya listrik, air, energi sehingga meminimalkan dampak
negatif terhadap lingkungan

-2-

Laporan Awal
Kajian Kebijakan tentang Kantor Berbudaya Lingkungan
2. Menurunkan biaya operasional dan pemeliharaan dari
bangunan gedung
3. Mengubah perilaku pengguna gedung dari konvensional
menjadi perilaku hijau (green behaviour)
4. Menciptakan lingkungan perkantoran yang bersih, sehat,
aman dan nyaman untuk mendukung aktivitas kerja
I.3.

Maksud Kajian Konsep Kantor Berbudaya Lingkungan


Kegiatan
Lingkungan

kota

kajian

kebijakan

Cirebon

diharapkan

Kantor

Berbudaya

berkontribusi

bagi

pemerintah maupun masyarakat. Hasil kajian ini dapat


dijadikan sebagai bahan informasi untuk mengembangkan
wilayah Kota Cirebon sebagai kota yang menciptakan Kantor
Berbudaya Lingkungan yang akan mendukung kebersihan dan
kenyamanan pengguna.
I.4.

Sasaran
1. Sebuah kota berkinerja baik dengan berpandangan ke
dalam

ekonomi,

penduduk,

pemerintahan,

mobilitas,

lingkungan hidup
1. Sebuah kota yang mengontrol dan mengintegrasi semua
infrastruktur termasuk jalan, jembatan, terowongan, rel,
kereta bawah tanah, bandara, pelabuhan, komunikasi, air,
listrik, dan pengelolaan gedung. Dengan begitu dapat
mengoptimalkan sumber daya yang dimilikinya serta

-3-

Laporan Awal
Kajian Kebijakan tentang Kantor Berbudaya Lingkungan
merencanakan pencegahannya. Kegiatan pemeliharaan
dan keamanan dipercayakan kepada penduduknya.
2. Kantor Berbudaya Lingkungan dapat menciptakan suasana
kantor

yang

ramah

lingkungan

untuk

meningkatkan

kecerdasan kota.
3. Kantor Berbudaya Lingkungan membuat kota lebih efisien
dan layak huni.
I.5.

Sistematika
BAB I PENDAHULUAN
Pada Bab I ini berisikan tentang Latar Belakang, Tujuan,
Sasaran, dan Sistematika.
BAB II TINJAUAN TEORI
Pada Bab II ini menjelaskan tentang Pendapat dan Teori para
Ahli dan Literatur-literatur lain mengenai Kantor Berbudaya
Lingkungan
BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH KAJIAN KOTA CIREBON
Pada Bab III ini di jelaskan tentang gambaran umum wilayah
kajian yaitu di Kota Cirebon
BAB IV METODELOGI
Pada Bab IV ini terdapat Tempat dan Waktu Penelitian, Bahan
dan Peralatan, Prosedur Penelitian, dan Analisa Data

-4-

Laporan Awal
Kajian Kebijakan tentang Kantor Berbudaya Lingkungan

BAB V PERSOALAN KOTA CIREBON


Pada Bab V ini berisi Informasi Kependudukan, Kondisi Sosial
Ekonomi dan Budaya, Ruang Terbuka Hijau, Sumber Energi,
serta Sarana dan Prasarana
BAB VI ARAHAN PROGRAM PENATAAN DAN PEMBANGUNAN
SERTA IMPLEMENTASI KOTA CIREBON KANTOR BERBUDAYA
LINGKUNGAN
BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Pada Bab VII ini terdapat Kesimpulan serta Rekomendasi dari
Kajian Kantor Berbudaya Lingkungan.

-5-

Laporan Awal
Kajian Kebijakan tentang Kantor Berbudaya Lingkungan

BAB II
TINJAUAN TEORI

II.1.

Kantor Berbudaya Lingkungan


Kantor Berbudaya Lingkungan adalah kantor peduli

lingkungan
manajemen
Tujuannya

yang

telah

lingkungan
adalah

mewujudkan
dalam

menciptakan

penerapan

kegiatan
lingkungan

sistem

perkantoran.
kantor

yang

bersih, indah, nyaman serta menyehatkan. Selain itu Kantor


Berbudaya Lingkungan bertujuan juga untuk meningkatkan
efektifitas dan efisiensi pemakaian sumber daya alam.
Prakteknya yang bisa dikerjakan antara lain adalah
penghematan listrik dan air, penggunaan kertas seefisien
mungkin, memilah sampah organik dan non organik. Yang
paling penting adalah mengubah perilaku. Adanya Kantor
Berbudaya Lingkungan ini di prakarsai pertama kali di
lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) sejak tahun
2006. Sasaran diterapkannya Kantor Berbudaya Lingkungan
tersebut adalah mengubah sikap dan perilaku individu kantor
untuk lebih peduli lingkungan dan melakukan penghematan
biaya

operasional

kantor

terkait

aspek

lingkungan.

Memberikan kenyamanan bagi individu yang berada di


lingkungan kantor KLH dan sekitarnya. Sebagai salah satu
pencetus konsep Kantor Berbudaya Lingkungan, KLH juga

-6-

Laporan Awal
Kajian Kebijakan tentang Kantor Berbudaya Lingkungan
sudah

melakukan

kampanye

dan

sosialisasi

kepada

kementerian lain dan juga perusahan-perusahan swasta untuk


menerapkan Kantor Berbudaya Lingkungan.
Konsep Kantor Berbudaya Lingkungan ini tidak akan
berjalan maksimal jika individu-individunya belum sadar akan
pentingnya menjaga lingkungan. Harus ada kemauan untuk
merubah

perilaku,

tidak

akan

merubah

jika

tidak

ada

kemauan. Keuntungan tidak hanya bagi kantornya tapi bagi


diri individu itu sendiri. Lingkungan kerja yang nyaman juga
bisa meningkatkan kinerja kita dalam menyelesaikan suatu
pekerjaan. Hal itu dapat disiasati dengan menaruh tanaman
hijau di ruangan kerja kita misalnya. Ada tanaman di ruang
kerja

itu

untuk

menghilangkan

kejenuhan,

menambah

oksigen, walaupun tidak signifikan tetapi cukup berpengaruh.


Penggunaan karpet di lingkungan kerja sebaiknya dikurangi
karena hanya menyimpan debu yang akan mengganggu
pernafasan kita. Lebih baik lantai ubin supaya bisa disapu dan
dipel.
Kantor Berbudaya Lingkungan merupakan kebijakan
yang menerapkan Sistem Manajemen Lingkungan (SLM)
dalam upaya menciptakan lingkungan bersih, indah dan
nyaman, serta menyehatkan dan melibatkan seluruh aktivitas.
Tujuan dari kantor ini adalah menciptakan lingkungan bersih,
indah

dan

nyaman

serta

menyehatkan

dengan

jalan

pengendalian penggunaan sumberdaya dan pencemaran.


Meningkatkan

aktivitas

dan

efisiensi

dengan

jalan

menghindari pemborosan biaya dan pemakaian air, bahan


baka, dan listrik.selain itu, Kantor berbudaya lingkungan ini

-7-

Laporan Awal
Kajian Kebijakan tentang Kantor Berbudaya Lingkungan
juga

bertujuan

pemerintahan
lingkungan

untuk

yang

dalam

mewujudkan

selalu

segala

terlaksananya

memperhatikan

kegiatan

(Good

masalah

Enviromental

Governance).
Manfaat yang dapat diperoleh dari kantor berbudaya
lingkungan adalah menciptakan perasaan betah di dalam
kantor.

Memberikan

citra

kepada

masyarakat

bahwa

pengelolaan kantor dan individu yang berada di dalamnya


memiliki kepedulian terhadap lingkungan. serta menghemat
biaya operasional kantor. Sasaran dari kantor ini yaitu
menciptakan lingkungan yang bersih, nyaman, indah dan
menyehatkan. serta menciptakan perilaku individu kantor
yang peduli terhadap lingkungan.

II.2.

Terdapat 5 (lima) prinsip yang dikemukakan oleh

Green Bulding Council Indonesia (GBCI) antara lain :


1.

Mengedepankan Kesehatan dan Kesejahteraan


Lingkungan

dalam

ruangan

sangat

mempengaruhi

kesehatan manusia. Sebuah tempat kerja yang efektif


harus dirancang sedemikian rupa untuk mendukung dan
meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan penghuninya
melalui prinsip-prinsip laporan eko dan berkelanjutan
membantu mencapai tujuan ini.
2.

Menyediakan Lingkungan yang Nyaman


Tempat kerja yang dirancang dan dioperasikan harus
dapat memberikan tingkat kenyamanan tinggi dari segi

-8-

Laporan Awal
Kajian Kebijakan tentang Kantor Berbudaya Lingkungan
visual, akustik, dan termal untuk penghuninya, yang
mendukung efektivitas dan kreatifitas pekerja
3.

Laporan yang Dapat Mengikuti Perubahan


Menyediakan ruang dengan tingkat fleksibilitas yang
tinggi, dukungan social dan perkembangan teknologi
untuk memperkenalkan cara-cara baru bekerja, adalah
dasar inovasi di dalam laporan yang dapat diterapkan.

4.

Mengintegrasikan

Teknologi

terkini

dan

Peralatan

Pendukung
Secara efektif mengintegrasikan peralatan pendukung,
teknologi

terkini

dan

sistem

jaringan

distribusi

dan

telekomunikasi dengan kondisi lingkungan tempat bekerja


saat ini untuk memungkinkan pekerja melakukan tugas
mereka dengan mudah dan lebih efisien.
5.

Menyediakan Sistem Bangunan yang Handal serta


Mendidik Sumber Daya Manusia yang tersedia
Kehandalan

sistem

bangunan

merupakan salah

satu

perhatian terbesar bagi para pengguna bangunan. Hal


tersebut secara langsung mempengaruhi keselamatan,
kesehatan dan kenyamanan para penghuninya. Setiap
pekerja harus mampu mengandalkan sistem bangunan,
peralatan, dan alat-alat yang tersedia agar berfungsi
dengan baik dan secara konsisten pula mereka diwajibkan
agar dapat menggunakan dan memeliharanya dengan
baik sesuai dengan standar pengoperasian.

-9-

Laporan Awal
Kajian Kebijakan tentang Kantor Berbudaya Lingkungan
Untuk menentukan apakah perkantoran itu dapat
dikatakan sebagai Kantor Berbudaya Lingkungan, oleh Green
Building Council Indonesia ditentukanlah kriteria menurut
sudut pandang yang berbeda-beda antara lain:
1.

Menurut

Perencanaan

Ruang

atau

Space

planning/Facility Planning
Disini kita dapat membahas akan kebutuhan ruang
seperti : Berapakah luasan ruang yang dibutuhkan?.
Siapakah

penghuninya?

(pimpinan

atau

bawahan).

Kegiatan apa sajakah yang akan terjadi didalamnya?. Lalu


berapa banyak ruang tersebut akan disediakan?. Apakah
terbuka untuk umum atau tidak?. Fasilitas apa saja
disekelilingnya yang akan mendukung ruangan tersebut?.
Setelah

kita

mendapatkan

informasi

tersebut,

mulailah dengan letak dan aksesbilitas dari ruang tersebut


sehingga

mudah

territorial

dari

terjangkau

suatu

dan

bagian.

tidak

Kegiatan

merupakan
yang

akan

berlangsung didalamnya juga menentukan fasilitas apa


saja yang dibutuhkan oleh penghuni dan yang akan
disediakan. Konsep Eco mengajarkan sebisa mungkin
fasilitas

yang

akan

disediakan

dapat

berbagi

atau

disentralisasikan sehingga menghemat penggunaan ruang


serta menghemat pengadaan barang-barang inventaris
yang akan digunakan didalamnya. Dari sini kita akan
dapat menghemat ruang yang akan digunakan dan
menghemat pula dalam pengunaan energi, air, dan
material sehingga mengurangi produksi sampah.

-10-

Laporan Awal
Kajian Kebijakan tentang Kantor Berbudaya Lingkungan
Seiring kemajuan jaman dimana sebagian besar
peralatan

dan

perlengkapan

bisa

di

sharing

dan

digunakan bersama maka ruangan-ruangan yang tidak


perlu dapat dieliminasi untuk menjadikannya lebih hemat.
Hal ini dapat memungkinkan untuk komunikasi yang
terbuka antara karyawan dan manajer mereka. Ini adalah
salah satu cara untuk meningkatkan komunikasi di tempat
kerja. Hapus bilik dan pembatas sehingga menurunkan
hambatan-hambatan

yang

mencegah

karyawan

dari

komunikasi dua arah. Laporan kantor berdasarkan fungsi,


kemudahan penggunaan, tujuan ruang kantor dan tipe
kerja yang akan diwadahi. Buatlah pemusatan-pemusatan
kecil

di

mana

karyawan

dapat

berkumpul

dan

mendiskusikan ide dalam ruang tersebut tanpa harus


memerlukan
kegiatan

ruang

didalam

rapat
kantor

tertentu.
saat

ini

Peng-organsasian
juga

dapat

lebih

sederhana sehingga setiap kebutuhan yang berbeda-beda


dapat disamakan solusi penyelesaiannya. Yang tidak dapat
disamakan hanya luasan ruang-ruang tertentu untuk
kedudukan yang tertentu pula serta jenis dan jumlah
perabot/

furniture

penyediaannya.

yang

Ditinjau

akan
dari

secara

laporan

khusus

juga

tentunya

lebih

diutamakan melalui penyelesaian laporan harus yang


mudah

dalam

pembuatan,

pemasangan

serta

pemeliharaanya
2.

Menurut Jenis Bahan, Peralatan ataupun Material yang


akan digunakan:

-11-

Laporan Awal
Kajian Kebijakan tentang Kantor Berbudaya Lingkungan
Apabila

kita

telah

mengetahui

fasilitas

dan

kebutuhan ruang, kita dapat mengatur sendiri jenis bahan


bangunan
memberikan

yang
kita

akan

digunakan

pertimbangan

yang

sehingga

dapat

matang

dalam

pemakaian material yang ramah lingkungan dan murah


namun masih berkualitas tinggi. Pertanyaannya adalah
apakah material ramah lingkungan yang kita gunakan
sudah dapat benar-benar mengurangi pengunaan energi,
air, sampah dan dapat menghasilkan kualitas udara yang
baik di dalam suatu ruang?.
Kualitas udara di suatu ruang menjadi sangat
penting demi terciptanya tingkat kesehatan yang tinggi
bagi penghuni khususnya dalam bernafas. Material yang
digunakan tidak boleh sampai mempengaruhi atau bahkan
mengganggu aktivitas, skala gerak-gerik postur tubuh dan
fungsi

normal

dari

sistem

pengindraan

kita.

Sebisa

mungkin material yang digunakan juga dapat memberikan


nilai lebih secara berkesinambungan seperti halnya mudah
untuk di daur ulang, walaupun mungkin kualitasnya akan
sedikit

menurun

setelah

mereka

mengalami

tahap

pendaur-ulangan. Namun yang terpenting adalah adanya


pengurangan jumlah pemakaian material baru. Dengan
kita menyiapkan segala sesuatunya dan memberikan
sarana dan prasarana yang menunjang maka pelaksanaan
Kantor Berbudaya Lingkungan ini akan dapat tercapai.
Pelaksanaan tersebut dapat bersifat aktif maupun
pasif. Contoh aktifnya: dalam usaha pengurangan energi,

-12-

Laporan Awal
Kajian Kebijakan tentang Kantor Berbudaya Lingkungan
kita dapat mengunakan penerangan buatan bola lampu
yang kita pakai sehari-hari dengan yang bola lampu yang
hemat energi, terlebih dapat pula digunakan sensor
pengatur yang disesuaikan dengan jenis kegiatan dan
jumlah penghuni. Secara pasif dapat dengan cara lain
seperti meletakan ruang-ruang yang tidak digunakan
setiap hari di area tengah, sehingga ruang yang sering
digunakan berada di tepi-tepi bangunan dekat dengan
jendela untuk memungkinkan terciptanya penghawaan
alami dan pencahayaan alami secara bersamaan.
Contoh lain mengenai isu penghematan energi
dapat kita realisasikan dengan menghemat air melalui
penggunaan peralatan dan perlengkapan sanitair yang
hemat penggunaan air seperti penggunaan closet berbasis
water saving 4/3.5 liter saat flushing atau kran yang
sekali tekan selama 3 detik otomatis padam yang dapat
digunakan

di

tempat-tempat

pengambian

air

wudhu

sehingga debit air bekas dapat dikurangi. Usahakan


pembelian peralatan perkantoran yang tidak mengambil
daya listrik yang tinggi dan mengeluarkan energi panas
yang

tinggi

pula

ke

dalam

ruang

sehingga

tidak

membebani kerja pendingin ruangan.


3.

Menurut Cara Penggunaan dan Operasinya


Dalam kita mengatur kantor diperlukan ada aturan
yang akan mempengaruhi cara kerja, perilaku kita seharihari. Tujuan juga perlu diperjelas sehingga sarana dan
prasarana yang dapat mendukung sudah dapat disiapkan

-13-

Laporan Awal
Kajian Kebijakan tentang Kantor Berbudaya Lingkungan
sehingga

bukan

hanya

sekedar

konsep

semata

menciptakan lingkungan yang hijau di perkantoran perlu


juga diterapkan manajemen yang mengatur dan mengajak
para penggunanya untuk menerapkan konsep hijau itu
sendiri diantaranya melaksanakan konsep 4R seperti :
Reduce (pengurangan dalam penggunaan produk yang
terlalu

banyak

mengkomsumsi

energy),

Reuse

(menggunakan kembali segala sesuatunya sebelum benarbenar dibuang), Recycle (mendaur ulang sampah dan
limbah

yang

dihasilkan),

dan

Refuse

(menghindari

penggunaan produk-produk yang tidak ramah lingkungan.


Disamping itu perlu adanya kedisiplinan dalam waktu
bekerja sehingga disarankan untuk mengurangi bekerja
diluar waktunya, sehingga konsumsi energi terhadap
peralatan pun tidak berlebihan.
4.

Perilaku/Behaviour
Perubahan perilaku juga tidak kalah pentingnya
karena merubah budaya kita sehari hari menjadi dalam
kehidupan untuk lebih hemat terhadap energi, air, sampah
dan pengunaan material. Dan ini tidak lah mudah,
perubahan sedikit apapun terhadap lingkungan dapat
berpengaruh terhadap perilaku yang terbentuk, ruang
yang disediakan bukan lagi sebagai wadah kegiatan
namun sebagai tools untuk kebutuhan eksternal dan
internal

ketika

mencoba

kebutuhan klien.

-14-

untuk

menyeimbangkan

Laporan Awal
Kajian Kebijakan tentang Kantor Berbudaya Lingkungan
Informasi yang tersedia bukan lagi datang kepada
kita namun kita yang akan menjemputnya, segi arsitektur
ruang

yang

tadinya

kurang

terlihat

menjadi

lebih

bermakna dan mempunyai identitas yang jelas, informasi


yang tadinya hanya kita simpan sekarang harus kita
sebarkan untuk mendapatkan ide, saran dan timbal balik
untuk pengembangannya.
Social prescription mengalami perubahan menuju
social awareness, perilaku yang cenderung sedentary
berubah

menjadi

mobile,

proses

management

by

controling menjadi facilitated management, sehingga kita


sebagai pemakai sangat dituntut untuk memiliki persepsi
yang sama dalam bersikap guna membangun teamwork,
interaksi, komunikasi serta tanggung jawab namun dalam
porsi yang disesuaikan dengan budaya dan latar belakang
masing-masing.
II.3.

Konsep 5 R dalam Lingkungan

Berikut ini dijelaskan tentang konsep 5 R:


1. Recycle (Mendaur Ulang)

Recycle atau mendaur ulang adalah kegiatan mengolah


kembali atau mendaur ulang. Pada perinsipnya, kegitan ini
memanfaatkan barang bekas dengan cara mengolah
materinya untuk dapat digunakan lebih lanjut. Contohnya

-15-

Laporan Awal
Kajian Kebijakan tentang Kantor Berbudaya Lingkungan
adalah memanfaatkan dan mengolah sampah organik
untuk dijadikan pupuk kompos.

2. Reuse (Menggunakan Kembali)


Reuse

atau

penggunaan

kembali

adalah

kegiatan

menggunakan kembali material atau bahan yang masih


layak pakai. Sebagai contoh, kantong plastik atau kantong
kertas yang umumnya didapat dari hasil kita berbelanja,
sebaiknya

tidak

dibuang

tetapi

dikumpulkan

untuk

digunakan kembali saat dibutuhkan. Contoh lain ialah


menggunakan baterai isi ulang.
3. Reduce (Mengurangi)
Reduce atau Pengurangan adalah kegiatan mengurangi
pemakaian atau pola perilaku yang dapat mengurangi
produksi sampah serta tidak melakukan pola konsumsi
yang berlebihan. Contoh menggunakan alat-alat makan
atau dapur yang tahan lama dan berkualitas sehingga
memperpanjang masa pakai produk atau mengisi ulang
atau refill produk yang dipakai seperti aqua galon, tinta
printer serta bahan rumah tangga seperti deterjen, sabun,
minyak goreng dan lainnya. Hal ini dilakukan untuk
mengurangi potensi bertumpuknya sampah wadah produk
di rumah Anda.
4. Replace (Menggunakan Kembali)
Replace

atau

Penggantian

adalah

kegiatan

untuk

mengganti pemakaian suatu barang atau memakai barang

-16-

Laporan Awal
Kajian Kebijakan tentang Kantor Berbudaya Lingkungan
alernatif yang sifatnya lebih ramah lingkungan dan dapat
digunakan kembali. Upaya ini dinilai dapat mengubah
kebiasaan

seseorang

yang

mempercepat

produksi

sampah. Contohnya mengubah menggunakan kontong


plastik atau kertas belanjaan dengan membawa tas
belanja sendiri yang terbuat dari kain.
5. Replant (Menanam Kembali)
Replant

atau

penamanan

kembali

adalah

kegiatan

melakukan penanaman kembali. Contohna melakukan


kegiatan kreatif seperti membuat pupuk kompos dan
berkebun

di

pekarangan

rumah.

Dengan

menanam

beberapa pohon, lingkungan akan menjadi indah dan asri,


membantu pengaturan suhu pada tingkat lingkungan
mikro (atau sekitar kantor), dan mengurnagi kontribusi
atas pemanasan global. Dengan menerapkan konsep 5 R
yang

telah

dibahas,

kita

dapat

ikut

serta

dalam

melestarikan dan memelihara lingkungan agar tidak rusak


atau tercemar.

II.4.

Hal-hal yang dapat dilakukan dalam menciptakan

kantor berbudaya lingkungan yaitu:

1. Memilah sampah yang akan dibuang seperti sampah


organik dan sampah non organik
2. menyediakan tempat sampah dua jenis

-17-

Laporan Awal
Kajian Kebijakan tentang Kantor Berbudaya Lingkungan
3. Tidak menggunakan foam untuk tulisan-tulisan
4. Sediakan air dalam galon untuk tamu
5. segera perbaiki saluran air yang bocor walaupun hanya
berupa tetesan
6. kurangi pemakaian Ac, lebih baik menggunakan kipas
angin
7. Matikan listrik saat meninggalkan kantor.
8. Menyediakan tanaman hidup di ruangan dan gunakan
wadah tanah liat.
9. Gunakan kertas kerja timbal balik
10.

Gunakan papan info untuk kegiatan agar hemat kertas.

11.

hindari makanan yang diolah dengan menggunakan zat

tambahan sintesis PA.


12.

Gunakan alat makan kantor yang dapat dipakai ulang

13.

Gunakan kendaran kantor seefektif mungkin.

II.5.

Penerapan Kantor Berbudaya Lingkungan

Kantor berbudaya lingkungan ini memiliki banyak bentuk


penerapan untuk di luar kantornya yaitu:
1. Eco Parking lot merupakan tempat parkir kendaraan
pimpinan, staf serta para tamu yang berkunjung . Hal ini

-18-

Laporan Awal
Kajian Kebijakan tentang Kantor Berbudaya Lingkungan
didesan dengan tiang yang terbuat dari besi sebagai
penopang, namun atapnya ditutupi dengan tanaman
rampat sebagai penutupnya. Tujuan dari penggunaan
vegetasi penutup adalah untuk menciptakan keteduhan,
meredam

kebisingan,

(akustik

alami)

dan

menyerap

karbondioksidan dari kendaraan.


2. Apotek hidup merupaka koleksi tanaman obat yang
ditanam di berbagai kawasan sekitar kantor.
3. Lubang resapan biopori merupakan metode penyerapan
air untuk membantu mengatasi masalah sampah dan juga
menjadi solusi penanganan masalah bencana banjir.
Peningkatan daya serap air pada tanah dilakukan dengan
membuat lubang diameter 10 cm dan kedalaman 80-100
cm pada tanah. Lubang ini diisi dengan sampah organik
secara rutin dengan tujuan dapat menghasilkan kompos.
Sampah

organik

mendatangkan
nantinya

dapat

yang

ditimbun

serangga

tanah.

menciptakan

ini

berupaya

Serangga

pori-pori

untuk

tanah

dalam

ini

tanah.

Lubang penyerapan multifungsi ini merupakan solusi


alternatif tepat guna untuk mengatasi banjir dan sampah
organik

dengan

keunggulan

yaitu

sistem

pori

yang

dibentuk oeh cacing tanah yang dapat meningkatkan daya


serapan ait, pemilahan sampah organik mengubahnya
menjadi kompos, mengurangi dampak pemanasan global,
memanfaatkan peranan fauna tanah dan akar tanaman,
mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh genangan air

-19-

Laporan Awal
Kajian Kebijakan tentang Kantor Berbudaya Lingkungan
dan tumpukan sampah seperti penyakit demam berdarah
dan malaria.

4. Mini lagoon dibuat untuk mengelola air limbah kantor, baik


dari dapur (grey water) maupun dari toilet (black water).
Teknologi yang diterapkan sangat sederhana dengan
pendekatan

eco-engineering

yakni

memanfaatkan

vegetasi seperti enceng gondok dan fotosintesa oleh


energi matahari. Hasilnya memnuhi baku mutu air limbah
domestik dan dimanfaatkan untuk menyiram tanaman
halaman.

Menggunakan

kembali

air

menyiram

tanaman

merupakan

limbah
satu

untuk

alternatif

penghematan air.
II.6.

Model Pembiayaan
Untuk

berbudaya

membangun

dan

mengembangkan

lingkungan

dapat

kantor

menggunakan sumber

pembiayaan sebagai berikut;


1. APBN dan APBD
Sumber pendanaan ini merupakan pendanaan yang sudah
dilakukan selama ini dalam membangun kota, yaitu
dari Anggaran

Pemerintah

termasuk

dari

Anggaran

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah yang cukup


terbatas, dengan pola perencanaan pembangunan tiap
tahun dan dieksekusi pada tahun berikutnya. Kekurangan

-20-

Laporan Awal
Kajian Kebijakan tentang Kantor Berbudaya Lingkungan
dari pola pendanaan ini adalah sulit menciptakan program
pembangunan yang berkelanjutan.
2. Obligasi Daerah
Pendanaan

bersumber

dari

obligasi

daerah

merupakan pendanaan dengan melibatkan masyarakat


untuk bisa menjadi shareholder pada pembangunan di
kotanya. Sumber dana dari capital market yang cenderung
memilki kemampuan sebagai sumber dana tanpa batas.
Obligasi daerah bisa menjadi potensi pendanaan masa
depan untuk mewujudkan Kantor Berbudaya Lingkungan
dengan melibatkan masyarakat dan pelaku bisinis di
daerah untuk aktif sebagai shareholder.

3. Public Private Partnership (PPP)


PPP

atau

Kemitraan

Pemerintah

Swasta

menjadi

alternative pendanaan yang cukup mudah diterapkan


untuk pembangunan, yaitu melibatkan swasta untuk
membantu

mendanai program-program

pemerintah

dengan diberikan hak kelola pada swasta dalam durasi


konsesi kerjasama tertentu.

-21-

Laporan Awal
Kajian Kebijakan tentang Kantor Berbudaya Lingkungan

BAB III
GAMBARAN KONDISI KOTA CIREBON

Cirebon merupakan kota dengan letak geografis yang


strategis yang merupakan jalur utama transportasi dari jakarta
menuju jawa barat, jawa tengah, yang melalui daerah utara atau
pantai

utara

(pantura).

Kota

Cirebon

juga

merupakan

kota

pelabuhan, kota industri, kota perdagangan, kota budaya, serta kota


pariwisata. Sebagai kota yang sedang tumbuh dan berkembang
kota Cirebon berpengaruh terhadap kabupaten-kabupaten yang ada
di sekitarnya yaitu Kabupaten Cirebon, Kabupaten Indramayu,
Kabupaten Majalengka, dan Kabupaten Kuningan.

-22-

Laporan Awal
Kajian Kebijakan tentang Kantor Berbudaya Lingkungan
Kota Cirebon terletak di wilayah pantai utara propinsi Jawa
Barat terletak pada posisi 108,33 o dan 6,41o Lintang Selatan bagian
timur, dengan ketinggian rata-rata 5 meter dari permukaan laut,
sehingga wilayah kota Cirebon merupakan dataran rendah. Kota
Cirebon memiliki luas + 37 kilometer persegi dengan penggunaan
lahan tanah 32% untuk pemukiman, 38% untuk pertanian dan
perkebunan, serta 30% untuk pembangunan infrastruktur yang
menunjang pada kegiatan perdagangan dan jasa.
Wilayah administratif Kota Cirebon dengan batas-batas
sebagai berikut :
- Sebelah Utara

: Sungai Kedung Pane

- Sebelah Barat

: Sungai Banjir Kanal/Kabupaten Cirebon

- Sebelah Selatan
- Sebelah Timur

: Sungai Kalijaga
: Laut Jawa
Gambar 3.1.
Peta Kota Cirebon

-23-

Laporan Awal
Kajian Kebijakan tentang Kantor Berbudaya Lingkungan

Gambar 3.2.
Gambar Peta Wilayah Cirebon

-24-

Laporan Awal
Kajian Kebijakan tentang Kantor Berbudaya Lingkungan

III.1. Kesehatan

Jumlah sarana kesehatan yang ada di wilayah Kota


Cirebon tidak mengalami perubahan yang berarti. Selama
tahun 1994 sampai 2014 terdapat penambahan beberapa unit
rumah sakit, jumlah apotik berfluktuasi.
Keberadaan sarana kesehatan di wilayah kecamatan
pesisir Kota Cirebon cukup merata, hal inidapat dilihat dari
jumlah yang ada sudah cukup memadai. Sarana tersebut
meliputi rumah sakitumum, rumah sakit bersalin, puskesmas,
apotik dan toko obat.

-25-

Laporan Awal
Kajian Kebijakan tentang Kantor Berbudaya Lingkungan

III.2. Sarana Peribadatan

Sarana

peribadatan

yang

tersebar

di

wilayah

kecamatan pesisir Kota Cirebon merata di semua wilayah.


Sarana tersebut meliputi masjid, langgar, mushola, gereja,
pura dan wihara masingmasing satu unit di Kecamatan
Lemahwungkuk.
Sedangkan
pemerintahan

sarana

Kota

peribadatan

Cirebon

secara

di

umum

wilayah
mengalami

peningkatan yang berarti hingga tahun 1998 tercatat masjid


sebanyak 168 unit, mushola 128 unit, langgar 419 unit gereja
18 unit pura 2 unit dan Wihara 3 unit.

Kecamatan
Masjid

Islam
Mushol

Langga

Kristen
Gereja

Hindu
Pure

Buda
Vihara

Lemahwungku

23

a
18

r
63

11

k
Kejaksan
Total pesisir
Jumlah

25
48
96

32
50
100

53
116
232

4
15
92

1
2

1
2

Sumber: kota Cirebon dalam angka 1998

-26-

Laporan Awal
Kajian Kebijakan tentang Kantor Berbudaya Lingkungan

III.3. Teknologi Informatika

Pusat

perkantoran

memanfaatkan

teknologi

di

Kota

informatika.

Cirebon

sudah

Perkembangan

teknologi informatika juga digunakan oleh pusat perkantoran


yang ada di kota Cirebon, setiap SKPD sudah menggunakan
teknologi informatika. Kebutuhan teknologi informatika di
setiap SKPD merupakan sudatu determinan yang harus
dipenuhi

sebagai

pendukung

dan

penunjang

pelayanan

publik.
Penggunaan teknologi informatika di setiap SKPD kota
Cirebon ini menjadikan suatu pergeseran, dan membentuk
perilaku

terhadap

kinerja

pelayanan

pada

publik.

Pemanfaatan teknologi informatika ini merupakan salah satu


sarana dan prasarana yang memudahkan pelayan publik
dalam memberikan pelayanan lebih cepat, efektif dan efisien.

III.4. Pariwisata

-27-

Laporan Awal
Kajian Kebijakan tentang Kantor Berbudaya Lingkungan
Kepariwisataan

merupakan

sektor

kegiatan

yang

sangat strategis, terbukti banyak negara yang menempatkan


penyelenggaraan pariwisata sebagai sektor perdagangan jasa
andalan

dalam

perolehan

devisa

dan

penggerak

perekonomian masyarakat. Hal ini sangat beralasan sebab


sektor pariwisata sebagai industri jasa yang tidak memiliki
keterbatasan (borderless) seperti
1. Tidak dapat dibatasi dengan wilayah
2. Tidak ada pembatasan quota produk
3. Tidak ada keterbatasan bahan baku/tidak habis
dikonsumsi
4. Tidak termasuk dalam katagori industri padat modal
Letak geografis kota Cirebon dipesisir pantai utara
memiliki potensi sumber daya laut yang perlu dikelola dengan
baik. Untuk membangun kota wisata bahari yang nyaman
bagi

wisatawan,

maka

perlu

penyediaan

sarana

dan

prasarana infrastruktur yang memadai, jalan bebas banjir dan


macet, parkir nyaman, peningkatan kualitas pelayanan dari
semua stakeholder pariwisata, ketersediaan produk lokal
sebagai oleh-oleh khas Cirebon, lingkungan yang bersih
dengan udara segar, dan tersedia pusat informasi wisata
bahari. Semua kebutuhan ini bisa terpenuhi jika Pemerintah
daerah memiliki komitmen yang kuat untuk mewujudkan Kota
Cirebon sebagai daerah tujuan wisata bahari.

-28-

Laporan Awal
Kajian Kebijakan tentang Kantor Berbudaya Lingkungan
Kota

Cirebon

juga

peninggalan-peninggalan

sebagai
budaya

kota

yang

wisata,

banyak

dilestarikan

oleh

pemerintah kota Cirebon. Komitmen kepala daerah yang kuat


(Walikota)

sebagai

pengambil

keputusan

yang

sangat

mendukung pariwisata di kota Cirebon.Hal ini dapat dilihat


dari pelestarian cagar-cagar budaya yang dirawat secara
serius oleh pemerintah kota Cirebon, serta mempertahankan
dan memperkenalkan budaya-budaya khas Crebonan ke pihak
luar sebagai kekayaan daerah yang perlu dilestarikan.

III.5. Pendidikan
Secara umum pendidikan merupakan suatu upaya
yang

berkaitan

dengan

pengembangan

dan

pembinaan

kepribadian manusia. Dengan demikian peran pendidikan


secara luas dimaksudkan untuk dapat mengubah kepribadian
manusia, yang pada muaranya adalah perubahan pada sikap
dan perilaku manusia pada umumnya. Perubahan di sini
berupa perbaikan dan peningkatan kualitas perilaku sosial,
yang akan meningkatkan kualitas lingkungan komunitas atau
masyarakat luas.
Kualitas pendidikan yang baik adalah jaminan atas
kualitas

budaya,

dan

atau

budaya

yang

berkualitas

merupakan hasil dari pendidikan yang berkualitas. Kebijakan

-29-

Laporan Awal
Kajian Kebijakan tentang Kantor Berbudaya Lingkungan
maupun program yang telah diambil pemerintah Kota Cirebon
guna meningkatkan kualitas pendidikan, hal ini selaras
dengan

arah

pembangunan

jangka

panjang

di

bidang

penguatan SDM dan Iptek yaitu Terwujudnya Kota Cirebon


berorientasi global dengan kearifan lokal, Terwujudnya SDM
yang berkualitas dengan Penguasaan, Pengembangan dan
Pemanfaatan

Ilmu

Pengetahuan

dan

Teknologi

yang

Berbudaya, dan Terwujudnya lingkungan kota yang kondusif


sebagai kota yang berkualitas.
Realisasi logis dan konsep suatu struktur masyarakat
kota

Cirebon

yang

saling

membutuhkan

dan

saling

menghargai sehingga tercipta kondisi masyarakat kota yang


koheren dan solid, walaupun dalam kondisi heterogen. Pihak
yang sangat berpeluang untuk proaktif menerapkan konsep
tersebut

adalah

pihak

yang

masuk

dalam

kategori

pemenang (yang cenderung overload) dalam kompetisi


kehidupan kota. Realisasi yang lebih konkrit terhadap konsep
tersebut

adalah

masyarakat,
membutuhkan

spesialisasi

sehingga
dan

timbul

keahlian
adanya

ketergantungan

komunitas masyarakat kota.

III.6. Pusat Perdagangan

-30-

pada

antar
kondisi

anggota
saling

masing-masing

Laporan Awal
Kajian Kebijakan tentang Kantor Berbudaya Lingkungan
Cirebon sebagai kota perdagangan dan jasa tampak
tercermin

dari

terbentuknya

konsentrasi

pusat-pusat

perdagangan dan jasa meliputi:


1. Cirebon Super Block (CSB)
Cirebon super block ini memiliki luas lahan 6,2 hektar are,
dimana didalam CSB terdapat pusat perdagangan dan jasa
terdiri dari
a. Boutique Houses
b. Grand Jatra Auberge Cirebon
c. Appointment Park
d. Tents CSB
e. CSB Mall
2. Grage Mall
3. Carrefour
4. Yogya Departemen Store Siliwangi
5. Yogya Departemen Store Grand Center
6. Eagles Trade Center
7. Giant Hypermarket
8. CirebonCapitalBroadCentermost(PGC)
9. Asian plaza

-31-

Laporan Awal
Kajian Kebijakan tentang Kantor Berbudaya Lingkungan
10.

Surya plaza

11.

Cirebon Mall

12.

Ace Accouterments Cirebon

13.

Ramayana di Cirebon Mall

14.

Sun di Grage Mall

Kondisi

tersebut

merupakan

salah

satu

fasilitas

yang

mendukung perkembangan kota Cirebon menjadi sebuah kota


metropolis.

-32-

Laporan Awal
Kajian Kebijakan tentang Kantor Berbudaya Lingkungan

BAB IV
METODOLOGI

IV.1.

Tempat dan Waktu Penelitian


Tempat dan Waktu Penelitian Pelaksanaan penelitian

dilakukan di lingkup Perkantoran Kota Cirebon dengan waktu 1


bulan.
IV.2.

Bahan dan Peralatan


Dalam

mengerjakan

tugas

ini

mulai

dari

tahap

observasi sampai tahap perancangan, penulis menggunakan


perlengkapan
laporan

komputer

menggunakan

sebagai
program.

media
Secara

untuk
lebih

membuat
spesifik

perlengkapan komputer beserta pendukung yang digunakan


yaitu:

Spesifikasi komputer/laptop yang digunakan berupa

sistem operasi Windows 7 32-bit, Processor Intel Core i3 1.5


GHz, RAM DDR3 2 GB, Harddisk 500 GB. Perangkat Lunak
Cisco Packet Tracer Version 5.3.3

IV.3.

Prosedur Penelitian

-33-

Laporan Awal
Kajian Kebijakan tentang Kantor Berbudaya Lingkungan
Prosedur

Peneliatian

yaitu

tahap-tahap

dalam

penelitian dari tahap persiapan hingga kesimpulan adalah


persiapan, analisis data, perancangan laporan, pengujian
laporan dan penulisan hasil penelitian. Yang dapat diuraikan
sebagai berikut:
Persiapan, yaitu mengumpulkan alat-alat untuk penelitian
serta mengumpulkan jenis data-data dengan cara observasi,
wawancara tidak terstruktur di lingkup perkantoran Kota
Cirebon antara lain data kondisi bangunan serta kondisi
lingkungan kantor.

IV.4.

Analisis Data
Pada tahap analisis data, menentukan kondisi kantor

berbudaya lingkungan yang ramah, bersih dan nyaman. Data


lokasi instansi dianalisa dengan membuat kategori lokasi
1. Penghemat Listrik

Untuk aplikasi penerapan pada kriteria ini kawasan


gedung perkantoran Kota Cirebon menggunakan sumber
energi listrik dari PLN sebagai sumber energi utamanya.
Namun

untuk

mencapai

penerapan

konsep

Kantor

Berbudaya Lingkungan pada gedung perkantoran Kota


Cirebon diperlukan adanya tindakan penghematan listrik

-34-

Laporan Awal
Kajian Kebijakan tentang Kantor Berbudaya Lingkungan
Berikut adalah perilaku penerapan konsep Kantor
Berbudaya Lingkungan berdasarkan hasil penelitian yang
telaah dilakukan:

Tabel 4.1 Penerapan pada Aspek Penghematan Listrik


No.

Upaya

Penerapan

Konsep

Kantor Berbudaya Lingkungan


a.

Kriteria

Presentase

Penerapan

Mengurangi pemakaian lampu,


dan

b.

Kriteria

memanfaatkan

cahaya

matahari melalui jendela


Mengurangi
pemakaian
(Alat

pendingin

71 %

AC

Sudah
Terlaksana

83 %

ruangan)

Sudah
Terlaksana

dengan hanya menempatkan


c.

AC pada ruang tertentu.


Mematikan
lampu
ruangan
pada

d.

saat

makan

siang dan pulang kerja


Mematikan komputer pada saat
istirahat

e.

istirahat

makan

pulang kerja
Menggunakan

siang

lampu

69 %

Terlaksana
64 %

dan

hemat

48 %

Kurang
Terlaksana

Menggunakan
lampu

Cukup
Terlaksana

energi
f.

Sudah

penerapan

secukupnya

sesuai

kebutuhan
Sumber: Data Penelitian

-35-

74 %

Sudah
Terlaksana

Laporan Awal
Kajian Kebijakan tentang Kantor Berbudaya Lingkungan
2. Penghemat dan Konservasi Air
Menurut

buku

saku

tahun

2008

kementrian

pekerjaan umum badan pembinaan konstruksi pusat


pembinaan

kompetensi

dan

pelatihan

konstruksi,penerapan penghematan dan konservasi air


terdiri dari:
a. Menganjuran untuk menggunakan air seperlunya.
b. Menggunakan shower di setiap kamar mandi.
c. Tidak menggunakan closet pembilas otomatis
Berikut adalah perilaku penerapan konsep Kantor
Berbudaya Lingkungan berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilakukan:
Tabel 4.2 Penerapan pada Kriteria Penghemat dan Konservasi Air
No.
Kriteria Penerapan

Kriteria

Kriteria

Presentase

Penerapan

a.

Menganjurkan

untuk

45 %

Kurang

b.

menggunakan air seperlunya


Menggunakan shower di setiap

28 %

Terlaksana
Tidak

c.

kamar mandi
Tidak
menggunakan

71 %

Terlaksana
Sudah

closet

pembilas otomatis

Terlaksana

Sumber: Data Penelitian

3. Pengelolaan Sampah Kantor

-36-

Laporan Awal
Kajian Kebijakan tentang Kantor Berbudaya Lingkungan
Menurut

buku

saku

tahun

2008

kementrian

pekerjaan umum badan pembinaan konstruksi pusat


pembinaan

kompetensi

dan

pelatihan

konstruksi,

penerapan penghematan dan konservasi air terdiri dari:


a. Menyiapkan tempat sampah.
b. Menyediakan tempat sampah terpilah.
c. Menyediakan tempat sampah di dalam gedung.
d. Membersihkan

ruangan

dan

tidak

ada

sampah

berserakan.

Tabel 4.3 Penerapan pada Kriteria Pengelolaan Sampah Kantor


No.
Kriteria Penerapan

Kriteria

Kriteria

Presenta

Penerapan

se
a.
b.

Menyiapkan tempat sampah


Menyediakan tempat sampah

93 %
74 %

Kurang Terlaksana
Tidak Terlaksana

c.

terpilah
Menyediakan tempat sampah di

82 %

Sudah Terlaksana

89 %

Sudah

dalam gedung untuk sampah


d.

kering
Membersihkan

ruangan

dan

tidak ada sampah berserakan

Sumber: Data Penelitian


4. Penghijauan

-37-

Terlaksana

Sangat

Laporan Awal
Kajian Kebijakan tentang Kantor Berbudaya Lingkungan
Menurut

buku

saku

tahun

2008

kementrian

pekerjaan umum badan pembinaan konstruksi pusat


pembinaan

kompetensi

dan

pelatihan

konstruksi,

penghijauan meliputi beberapa komponen yang meliputi:


1. Mempunyai taman.
2. Membuat banyak taman.
3. Menghijaukan

ruangan

dengan

penambahan

pot

tanaman hias.

Tabel 4.4 Penerapan Penghijauan di Kantor


No

Kriteria
Kriteria Penerapan

Kriteria Penerapan

Presentas
e

a.
b.
c.

Mempunyai taman
Membuat banyak taman
Menghijaukan
ruang

93 %
95 %
70 %

Sudah Sangat Terlaksana


Sudah Sangat Terlaksana
Sudah Terlaksana

dengan penambahan pot


tanaman hias

IV.5.

Pembahasan

Kantor Berbudaya Lingkungan merupakan penerapan


kantor yang ramah lingkungan, memperhatikan lingkungan
dan penerapannya pada setiap bangunan telah ditetapkan

-38-

Laporan Awal
Kajian Kebijakan tentang Kantor Berbudaya Lingkungan
standar

perilaku

untuk

mencapai

kantor

yang

ramah

lingkungan.
Menurut buku saku tahun 2008 kementrian pekerjaan
umum

badan

pembinaan

konstruksi

pusat

pembinaan

kompetensi dan pelatihan konstruksi, hal penting yang harus


dilakukan untuk mencapai kantor yang ramah lingkungan
adalah perubahan perilaku pengguna kantor untuk lebih
memperhatikan pelestarian lingkungan hidup, mulai dari diri
sendiri,

seperti

penghematan

listrik,

penghematan

dan

konservasi air, pengelolaan sampah kantor, penghijauan, dan


upaya lainnya.
Berdasarkan kriteria penerapan dibuat menjadi 5
aspek utama, maka dalam pembahasan penelitian ini dibagi
berdasarkan kriteria pada masing-masing perilaku pendukung
konsep Kantor Berbudaya Lingkungan.

1. Penghematan Listrik

Penghematan listrik adalah salah satu kriteria


utama yang ada dalam instrumen penelitian,

dimana

dalam kriteria ini merupakan upaya untuk memanfaatkan


listrik sesuai dengan kebutuhan. Listrik adalah sumber
energi

yang

diciptakan

dari

sumber

engeri

lainnya,

menghemat penggunaannya berarti menghemat banyak


energi. Mengganti lampu pijar dengan lampu hemat energi

-39-

Laporan Awal
Kajian Kebijakan tentang Kantor Berbudaya Lingkungan
(LHE) dengan logo SNI. Beberapa keistimewaan lampu LHE
antara lain nyala LHE lebih terang dibanding lampu pijar
dan usia hidup lampu LHE juga lebih lama. Untuk
pencahayaan alami menurut GBCI Penggunaaan cahaya
alami secara optimal sehingga minimal 30% luas lantai
yang digunakan terkena cahaya alami. Untuk penerapan
penghematan listrik, mengurangi pemakaian lampu dan
memanfaatkan cahaya matahari melalui jendela cukup
terlaksana, mengurangi pemakaian AC sangat terlaksana,
mematikan lampu ruangan dan komputer pada saat
istirahat makan siang dan pulang kerja cukup terlaksana.
Penghematan energi di ruang lingkup perkantoran
Kota Cirebon belum sepenuhnya terlaksana. Masih perlu
banyak perbaikan penerapan konsep. Seperti mengurangi
pemakaian lampu dengan memanfaatkan energi dari
cahaya matahari. Masih banyak ditemui lampu yang
menyala berlebihan. Lampu yang dipakai sejenis lampu
pijar. Sedangkan lampu pijar termasuk dalam golongan
lampu tidak hemat energi, selain tidak hemat energi juga
lampu jenis ini mudah rusak, sehingga boros dalam
pembeliannya. Seharusnya ruang kantor memakai lampu
hemat energi agar tidak menghabiskan banyak biaya
untuk listrik dan penggantian lampu yang rusak.
Penggunaan jendela sebagai penerangan alami
sudah mencukupi, cahaya yang masuk melalui ventilasi
mendapat pantulan cahaya dari kanopi yang berada di
bawahnya

sehingga

membantu

-40-

terciptanya

tingkat

Laporan Awal
Kajian Kebijakan tentang Kantor Berbudaya Lingkungan
pencahayaan yang sesuai dengan SNI. Cahaya yang
masuk melalui jendela bisa masuk secara optimal. Hal ini
dikarenakan kaca jendela bening dapat menyerap panas
matahari dan memiliki daya pandang yang kurang dari
luar ruangan namun cahaya dapat tetap masuk dengan
optimal.

2. Penghematan dan Konservasi Air

Penghematan dan konservasi air adalah upaya


untuk menggunakan air secukupnya sesuai kebutuhan
guna untuk konservasi air. Menurut GBCI untuk konservasi
air yang dilakukan adalah water metering yang bertujuan
untuk mengontrol penggunaan air sehingga dapat menjadi
dasar penerapan manajemen air yang lebih baik. Tolak
ukurnya adalah pemasangan meteran air pada tempattempat tertentu agar bisa mengontrol penggunaan air
bersih. Water recycling yang bertujuan menyediakan air
dari sumber daur ulang yang bersumber dari air limbah
gedung untuk mengurangi kebutuhan air dari sumber
utama. Tolak ukurnya adalah instalasi daur ulang air
dengan kapasitas yang cukup untuk kebutuhan seluruh
sistem flushing, irigasi, dan make up water cooling tower
(jika ada)

-41-

Laporan Awal
Kajian Kebijakan tentang Kantor Berbudaya Lingkungan
3. Pengelolaan Sampah Kantor

Pengelolaan
menegelola

dan

sampah
mengatur

merupakan
sampah

upaya

agar

untuk

membuat

lingkungan menjadi bersih. Selain itu pengelolaan sampah


juga menerapkan pembuangan sampah secara terpilah.
Misalnya sampah organik dan sampah anorganik. Sampah
organik adalah sampah yang bisa didaur ulang seperti sisa
makanan, daun, kertas, dan lain-lain. Sedangkan sampah
anorganik adalah sampah yang tidak dapat didaur ulang,
seperti baterai, kaca, botol bekas, dan lain-lain. Untuk
menerapkan itu semua sudah seharusnya gedung yang
bersangkutan menyediakan tempat sampah baik diluar
gedung maupun di dalam gedung. Selain itu juga perilaku
manusianya, sudah seharusnya di pasang stiker atau
poster yang mengajak melakukan kebersihan seperti
Jagalah Kebersihan, Kebersihan Sebagian Dari Iman
dan lain sebagainya. Menurut GBCI sistem pengelolaan
sampah yaitu Pollution of Construction Activity yang
bertujuan untuk mendorong pengurangan sampah yang
dibawa ke tempat pembuangan akhir (TPA) dan polusi dari
proses

konstruksi.

Tolak

ukurnya

adalah

dengan

menyediakan area pengumpulan, pemisahan, dan sistem


pencatatan. Pencatatan dibedakan berdasarkan limbah
padat yang dibuang ke TPA, digunakan kembali, dan
didaur ulang oleh pihak ketiga untuk limbah padat dan
dengan menjaga kualitas seluruh buangan air yang timbul

-42-

Laporan Awal
Kajian Kebijakan tentang Kantor Berbudaya Lingkungan
dari aktivitas konstruksi agar tidak mencemari drainase
kota, untuk limbah cair.
Penerapan konsep Kantor Berbudaya Lingkungan
dalam

kategori

pengelolaan

sampah

di

lingkup

perkantoran Kota Cirebon sesuai dengan hasil penelitian,


sudah ada tempat sampah terpilah yang terdiri dari dua
kategori yaitu sampah organik dan sampah anorganik.
Tempat sampah itu diletakkan di luar gedung perkantoran.
Sedangkan di dalam gedung belum ada tempat sampah
terpilah, ada tempat sampah model keranjang. Belum ada
tempat sampah terpilih di ruang kantor, tetapi terdapat
office boy yang membersihkan ruangan setiap waktunya.
Hal ini membuat keadaan ruangan menjadi bersih dan
tidak ada sampah yang berserakan.

4. Penghijauan

Menurut
landscaping

GBCI
yang

penghijauan
bertujuan

merupakan
memelihara

site
atau

memperluas kehijauan untuk meningkatkan kualitas iklim


mikro, mengurangi CO2 dan zat polutan; mencegah erosi
tanah;

mengurangi

beban

sistem

drainase,

menjaga

keseimbangan neraca air bersih dan sistem air tanah.


Tolak ukurnya adalah adanya area lansekap berupa
vegetasi (softscape) yang bebas dari bangunan taman

-43-

Laporan Awal
Kajian Kebijakan tentang Kantor Berbudaya Lingkungan
(hardscape) yang terletak di atas permukaan tanah seluas
minimal 40% luas total lahan. Sesuai dengan Permen PU
No. 5/PRT/M/2008 mengenai Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Pasal 2.3.1 tentang Kriteria Vegetasi untuk Pekarangan.
Dan

penggunaan

tanaman

lokal

(indigenous)

dan

budidaya lokal dalam skala provinsi seluas 60% luas tajuk


terhadap luas lahan hijau.
Penghijauan

di

area

perkantoran

terdiri

dari

berbagai tanaman hias. Keberadaan pohon peneduh


banyak terdapat di sekeliling gedung. Pohon peneduh
selain berfungsi untuk peneduh juga berfungsi mengatur
kadar oksigen dan menjaga kondisi udara dari polusi.
Tetapi di dalam gedung belum terdapat banyak pot
tanaman untuk menghijaukan suasana dalam gedung. Pot
tanaman hidup

di

dalam gedung

berfungsi

sebagai

penghijau suasana dan juga sebagai pengatur kadar


oksigen di dalam gedung.
Penerapan konsep Kantor Berbudaya Lingkungan di
gedung perkantoran Kota Cirebon, sudah berada banyak
taman di sekeliling gedung, ada taman di depan gedung
dengan tanaman lokal untuk membudidayakan tanaman
lokal sesuai anjuran GBCI. Di dalam gedung belum ada
taman ataupun pot tanaman hidup yang cukup untuk
menghijaukan ruangan.

5. Upaya lainnya

-44-

Laporan Awal
Kajian Kebijakan tentang Kantor Berbudaya Lingkungan

Upaya lainnya disini maksudnya adalah upaya lain


yang dilakukan untuk mendukung penerapan konsep
kantor berbudaya lingkungan selain 4 kriteria yang sudah
disebutkan sebelumnya. Upaya lainnya yaitu himbauan
untuk tidak merokok di dalam ruangan, penyediaan ruang
khusus

untuk

perokok,

sosialisasi

kantor

berbudaya

lingkungan.
Dimana
penerapan
lingkup

untuk

konsep

rincian

Kantor

perkantoran

Kota

upaya

Berbudaya
Cirebon,

lainnya

untuk

Lingkungan
belum

di

adanya

himbauan untuk tidak merokok di ruang publik. Merokok di


ruang publik pasti akan mengganggu pengunjung lainnya.
Adapun

untuk

mengatasi

masalah

ini

seharusnya

disediakan ruang khusus perokok. Tetapi ruang khusus


perokok ini belum disediakan. Belum adanya sosialisai
Kantor

Berbudaya

Lingkungan

untuk

pegawai

dan

pengguna sangat berpengaruh dengan penerapan konsep


Kantor Berbudaya Lingkungan di lingkup perkantoran Kota
Cirebon.

-45-

You might also like