You are on page 1of 3

Nama

: Riski Amalia

NIM

: 210301131201013

TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA


PREPARASI BAHAN BAKU METHANOL PADA PEMBUATAN
BIODIESEL DARI MINYAK BIJI KARET

Keterangan :
T-02

: Tangki penyimpanan methanol

P-02

: Pompa methanol

HE-02 : Heater methanol


R-01

: Reaktor Esterifikasi

BIODIESEL
Biodiesel merupakan salah satu sumber energi alternatif pengganti bahan bakar mesin
diesel yang bersifat renewable, biodegradable serta mempunyai beberapa keunggulan dari
segi lingkungan apabila dibandingkan dengan petroleum diesel. Pada prinsipnya, proses
pembuatan biodiesel sangat sederhana. Biodiesel dihasilkan melalui proses yang disebut
reaksi esterifikasi asam lemak bebas atau reaksi transesterifikasi trigliserida dengan alkohol
dengan bantuan katalis dan dari reaksi ini akan dihasilkan metil ester/etil ester asam lemak
dan gliserol (Syamsidar, 2013).
PEMILIHAN PROSES
Seleksi proses pembuatan biodiesel dari minyak jarak berdasarkan kandungan bahan
baku yang terdapat dalam minyak. Kandungan terbesar dari minyak biji karet adalah
trigliserida yaitu 82%, sedangkan sisanya asam lemak bebas dan gum. Adanya sedikit
kandungan asam lemak bebas dan moisture dalam reaktan akan menyebabkan terbentuknya
sabun, sehingga dapat menurunkan yield dan mempersulit pemisahan biodiesel dan gliserol.
Oleh karena itu asam lemak bebas terlebih dahulu di konversi menjadi biodiesel dengan
proses esterifikasi kemudian trigliserida di konversi menjadi biodiesel dengan proses
transesterifikasi.
PREPARASI BAHAN BAKU METHANOL
Pembuatan biodiesel dilakukan dengan proses transesterifikasi yaitu reaksi antara
trigliserida dan methanol hingga terbentuk biodiesel dan gliserol (R-02). Namun sebelumnya
perlu dilakukan reaksi esterifikasi (R-01)asam lemak bebas yang terkandung di dalam
minyak menjadi biodiesel mengikuti reaksi berikut ini:
R-COOH
(Asam Lemak Bebas)

CH3OH
(Metanol)

R-COOCH3
(Biodiesel)

H2O
(Air)

Tahap preparasi methanol dilakukan dengan menaikkan suhu bahan baku methanol
menggunakan heat exchanger agar sesuai dengan spesifikasi reaktor yang diinginkan.
Dalam praktek fungsi penukar kalor, pertukaran energi dapat berlangsung melalui bidang
atau permukaan perpindahan kalor yang memisahkan kedua fluida atau secara kontak
langsung(fluidanya bercampur). Energi yang dipertukarkan akan menyebabkan perubahan
temperatur fluida (kalor sensibel). Laju perpindahan energi dalam penukar kalor
dipengaruhi oleh banyak factor seperti kecepatan aliran fluida, sifat-sifat fisik (viskositas,

konduktivitas termal, kapasitas kalor spesifik, dan lain-lain), beda temperatur antara kedua
fluida, dan sifat permukaan bidang perpindahan kalor yang memisahkan kedua fluida. Dan
jenis heat exchanger yang digunakan dalam proses pembuatan biodiesel ini adalah jenis
shell and tube dengan bahan konstruksi Carbon Steel SA-283.
Methanol menjadi bahan baku penting dan utama dalam pembuatan biodiesel pada
reaksi transesterifikasi maupun esterifikasi. Kebutuhan bahan baku methanol sendiri
mencapai 901,239 kg/jam. Awalnya methanol disimpan dalam tangki penyimpanan bahan
baku (T-02) methanol dalam fasa cair dan suhu 30 0C (303 K) serta tekanan 1 atm. Kemudian
methanol dipompa dengan pompa methanol (P-02) menuju preheater (HE-02), dan sebagian
dipompakan ke mixer (M) untuk dicampurkan dengan bahan baku NaOH dari tangki
penyimpanan NaOH (T-07) yang selanjutnya akan digunakan untuk reaksi transesterfikasi
pada reactor transtesterifikasi (R-02). Methanol yang telah masuk ke dalam Heat Exchanger
(HE-02) kemudian dinaikkan suhunya dari 30 0C (303 K) menjadi 700C (343 K). Proses
menaikkan suhu ini dilakukan untuk menyiapkan bahan baku methanol sesuai dengan
spesifikasi reactor yang diinginkan yaitu 343 K. Kemudian dari Heat Exchanger methanol
dialirkan ke dalam reaktor esterifikasi (R-01) dengan baham konstruksi Carbon Steel SA285 dengan jenis reactor tangki berpengaduk dengan kecepatan putar 120 rpm.. Pada reaktor
ini terjadi reaksi esterifikasi antara methanol dengan bahan degummer (T-05) yaitu
campuran antara minyak biji karet (T-01) dan asam phosfat (T-03). Selain methanol dan
degummer, ditambahkan pula katalis berupa asam sulfat (T-04). Setelah eaksi esterifikasi ini
selanjutnya akan dilakukan netralisasi asam sulfat pada tangki (T-06) dan dilakukan prosesproses selanjutnya hingga didapatkan biodiesel murni (T-10).

You might also like