Professional Documents
Culture Documents
Ilmu merupakan sarana untuk membedakan (furqan) antara yang haq dan yang bathil,
dengan sebuah landasan yang pijak, dalil dan argumnetasi yang kokoh
2.
3.
Ilmu merupakan satu-satunya sarana untuk memberikan tingkatan amal dan kewajiban
sariat secara tepat. Ada yang wajib, sunnah, makruh. Ada yang halal, haram, syubhat,
ada dosa besar, dosa kecil atau dosa yang paling besar.
4.
Ilmu merupakan sarana menghukum secara adil, baik bersifat pribadi maupun jamaah,
antara sikap dan kasus, agar terhindar dari berlebih-lebihan atau menyepelakan
Ilmu dalam islam adalah sarana untuk meraih kemulian di dunia dan akhirat. Sebab ahli
ilmulah yang bisa menempatkan diri dengan baik, baik pada saat berdiri, duduk maupun
berbaring. Baik pada saat kaya atau miskin. Ia rela menerima kenyataan bahkan menambah
imannya. (Q.S. 3: 190-191)
Adab-Adab Mendapatkan Ilmu Bermanfaat
Materi P3AI UNSOED Semester 1/2014
Hendaknya meminta dan memohon ilmu yang bermanfaat kepada Rabbnya, (Q.S. 20:
114)
2.
Bersungguh-sungguh dan berkeinginan keras dalam mencari ilmu dan serta mengharap
ridha Allah SWT
3.
Menjauhi maksiat dengan bertaqwa kepada Allah SWT, (Q.S. 2: 182, 8: 29)
4.
Tidak sombong dan tidal malas dalam menuntut ilmu. Aisyah ra. Berkata: sebaik-baik
wanita adalah wanita Anshar, karena mereka tidak malu bertanya tentang agama
5.
Ikhlas karena Allah SWT, Rasulullah SAW bersabda, barangsiapa belajar suatu ilmu
terkait dengan maksud karena Allah SWT, tetapi dipelajari untuk tujuan-tujuan dunia,
maka ia tidak akan mencium harumnya surga pada hari kiamat. (HR. Abu Dawud dan
Ibnu Majah)
6.
Mengamalkan ilmu
7.
Memiliki derajat yang tinggi di atas orang-orang yang beriman, (Q.S. 58: 11)
2.
Allah SWT membedakan kedudukan orang-orang yang berilmu dengan orang yang
bodoh, (Q.S. 39: 9)
3.
Semakin tinggi ilmu seseorang maka akan meninggatkan rasa takutnya kepada Allah
SWT dan merasakan kebesaran Allah SWT, (Q.S. 35: 28)
4.
Orang-orang yang berilmu merasa bodoh sehingga terdorong untuk terus belajar serta
tawadhu terhadap kebenaran, (Q.S. 22: 54)
5.
6.
7.
Orang yang mati saat mencari ilmu, akan digolongkan orang mati syahid di jalan Allah
SWT, barangsiapa didatangi kematian pada saat dia mencari ilmu, yang dengan ilmu
itu ia hendak menghidupkan islam, maka ia bersama para nabi satu derajat di surga
(HR. Thabrani, hadits hasan mursal)
8.
Mengajarkan ilmu mendapatkan pahala yang sangat besar, Rasulullah SAW bersabda :
barangsiapa menunjuki orang lain pada kebaikan baginya pahala sebagaimana orang
yang mengamalkannya (HR. Bukhari Muslim)
9.
10.
Waktu adalah salah satu nikmat tertinggi yang diberikan Allah kepada Manusia.
Sudah sepatutnya manusia memanfaatkannya seefektif dan seefisien mungkin untuk
menjalankan tugasnya sebagai makhluk Allah di bumi ini. Karena pentingnya manajemen
waktu ini maka Allah swt telah bersumpah pada permulaan berbagai surat dalam al-quran
yang turun di mekkah dengan berbagai macam bagian dari waktu. Misalnya bersumpah:
demi waktu malam, demi waktu siang, demi waktu fajar, demi waktu dhuha, dan demi
masa. Semisal dalam surat Al-Lail ayat 1-2, Allah berfirman : Demi malam apabila
menutupi (cahaya siang), dan siang apabila terang benderang.
Menurut pengertian yang popular di kalangan para mufassirin dan juga dalam
perasaan kaum muslimin, apabila Allah bersumpah dengan sesuatu dari ciptaan-Nya,
maka hal itu mengandung maksud agar kaum muslimin memperhatikan kepada-Nya dan
agar hal tersebut mengingatkan mereka akan besarnya manfaat dan impressinya. Oleh
karena itu, barang siapa terluput atau terlena dari suatu amal perbuatan pada salah
satunya, maka hendaklah ia berusaha menggantikannya pada saat yang lain.
Materi P3AI UNSOED Semester 1/2014
Sementara itu sunnah nabawiah juga mengukuhkan nilai waktu, dan menetapkan
adanya tanggung jawab manusia terhadap waktu di hadapan ALLAH kelak di hari
kiamat. Terlebih, ada empat pertanyaan pokok yang akan dihadapkan kepada setiap
mukallaf di hari perhitungan kelak, dan ada dua pertanyaa dasar yang khusus berkenaan
dengan waktu. Tentang hal tersebut telah diriwayatkan oleh Muadz bin Jabal ra, bahwa
Nabi saw telah bersabda: Tiada tergelincir kedua telapak kaki seorang hamba di hari
Kiamat, sehingga ditanya tentang empat hal, yaitu tentang umurnya di mana ia habiskan,
tentang masa mudanya di mana ia binasakan, tentang hartanya dari mana ia peroleh dan ia
belanjakan, dan tentang ilmunya bagaimana ia mengamalkannya.
Begitulah, bahwa manusia bakal ditanya tentang umurnya secara umum dan
tentang masa mudanya secara khusus. Sesungguhnya masa mudamemang bagian daripada
usia manusia. Namun, masa itu mempunyai nilai istimewa dilihat dari segi usia, yaitu
kehidupan yang penuh pancaran cahaya, keteguhan yang masih dapat berkelanjutan, dan
merupakan suatu masa kuat di antara dua ancaman kelemahan, yaitu kelemahan masa
kanak-kanak dan kelemahan masa tua. Sebagaimana disinyalir dalam firman Allah SWT
surat Ar Ruum ayat 54 : Allah, dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah,
kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian
Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan berubah.
Kewajiban-kewajiban dan etika Islam telah menetapkan adanya makna yang
agung, yaitu nilai waktu dan upaya memperhatikan setiap tingkatan dan setiap bagiannya.
Kewajiban ini menyadarkan dan mengingatkan manusia agar menghayati pentingnya
waktu, dan irama gerak alam, peredaran cakrawala, perjalanan matahari, planet-planet
lain serta pergantian malam dan siang. Sebagaimana ditentukannya waktu-waktu untuk
shalat, zakat, puasa, dan haji. Hal ini merupakan memberikan pelajaran bagi setiap
muslim harus senantiasa sadar terhadap perputaran masa dan mengawasi gerak
pergantiannya, sehingga tidak menunda-nunda waktu terhadap ibadah-ibadah yang telah
ditentukan dan agenda-agenda harian yang telah direncanakan.
Waktu mempunyai karakteristik khusus yang istimewa. Kita wajib mengerti
secara sungguh-sungguh dan wajib mempergunakannya sesuai dengan pancara
cahayanya. Di antara karakteristik waktu adalah sebagai berikut:
a. Cepat habis.
Materi P3AI UNSOED Semester 1/2014
Waktu itu berjalan laksana awan dan lari bagaikan angin, baik waktu senang atau suka
ria maupun saat susah datau duka cita. Apabila yang sedang dihayati itu hari-hari
gembira, maka lewatnya masa itu terasa lebih cepat, sedangkan jika yang dihayati itu
waktu prihatin, amaka lewatnya masa-masa itu terasa lambat. Namun, pada
hakikatnya tidaklah demikian, karena perasaan tersebut hanyalah perasaan orang yang
sedang menghayati masa itu sendiri. Kendati umur manusia dalam kehidupan dunia
ini cukup panjang, namun pada hakikatnya umur manusia hanya sebentar, selama
kesudahan yang hidup itu tibalah saat kematian. Dan tatkala mati telah merenggut,
maka tahun-tahun dan masa yang dihayati manusia telah selesai, hingga laksana
kejapan mata yang lewat bagaikan kilat yang menyambar.
b. Waktu yang telah habis tak akan kembali dan tak mungkin dapat diganti.
Inilah ciri khas waktu dari berbagai karakteristik khusus waktu. Setiap hari yang
berlalu, setiap jam yang habis dan setiap kejapan mata yang telah lewat, tidak
mungkin dapat dikembalikan lagi dan tidak mungkin dapat diganti.
c. Modal terbaik bagi manusia.
Oleh karena waktu sangat cepat habis, sedangkan yang telah lewat tak akan kembali
dan tidak dapat diganti dengan sesuatu pun, maka waktu merupakan modal terbaik.
Modal yang paling indah dan paling berharga bagi manusia. Keindahan waktu itu
dapat diketahui melalui fakta bahwa waktu merupakan wadah bagi setiap amal
perbuatan dan segala produktivitas. Karena itulah, maka secara realistis waktu itu
merupakan modal yang sesungguhnya bagi manusia, baik secara individu
(perorangan) maupun kolektif atau kelompok masyarakat.
Kiat yang benar untuk menyikapi waktu menurut Islam, ialah pandangan yang
mencakup masa lalu, masa sekarang dan masa depan secara keseluruhan. Oleh karena itu,
manusia wajib melihat, mengisi, dan mempersiapkan ketiga masa tersebut.
a. Wajib melihat masa lalu.
Melihat ke masa lalu, dimaksudkan untuk mengambil pealjaran dengan segala
peristiwa yang terjadi pada masa tersebut. Menerima nasehat dengan kejadian yang
dialami umat saat itu dan sunnatullah terhadapa mreeka, sebab masa lalu merupakan
wadah peristiwa dan khazanah pelajaran.
b. Melihat masa depan.
Melihat ke masa depan memang hal wajib, sebab manusia itu sesuai dengan
fitrahnya senantiasa terikat ke masa depan. Ia tak akan dapat melupakannya atau
menyembunyikannya di balik kedua telinganya. Sebagaimana manusia itu diberi
rezeki ingatan yang menghubungkannya dengan masa lalu dan apa yang terjadi di
dalamnya, maka iapun deberi rezeki upaya menggambarkan masa depan dan apa
yang akan diharapkan.
c. Memperhatikan masa kini.
Apabila seorang mukmin berkewajiban melihat ke masa lalu untuk mengambil
pelajaran, mengambil manfaat, dan mawas diri. Di samping itu, juga perlu melihat ke
masa depan untuk mempersiapkan perbekalan. Maka, ada kewajiban untuk
memperhatikan masa kini, yaitu masa di mana secara nyata kita sedang menjalani
dan menghayatinya, agar kita dapat menggunakannya sebelum lepas dan tersia-sia.
Selain itu, memenej waktu untuk merencanakan, mengatur, dan melaksanakan
kegiatan-kegiatan yang ada haruslah memiliki landasan-landasan berikut.
1. Pengetahuan kaidah yang rinci tentang optimalisasi waktu
Setiap muslim, hendaknya memahami dan mengetahui kaidah-kaidah yang
rinci tentang cara mengoptimalkan waktunya. Hal ini bertujuan untuk kebaikan dan
kemaslahatan dirinya dan orang lain. Tokoh-tokoh seperti Imam Ibnul Jauzi, Imam
Nawawi, dan Imam Suyuthi adalah orang-orang yang menjadi teladan bagi orangorang yang bisa mengoptimalkan waktu semasa hidupnya.
2. Memiliki manajemen hidup yang baik
Setiap muslim haruslah pandai mengatur segala urusan hidupnya dengan baik,
menghindari kebiasaan yang tak jelas, matang dalam pertimbangan dan mempunyai
perencanaan sebelum melakukan pekerjaan. Ia harus berpikir, membuat program,
mempersiapkan, mengatur dan melaksanakannya.
3. Memiliki Wudhuhul Fikrah
Seorang muslim haruslah memiliki keluasan atau fleksibilitas dalam berpikir,
seperti mampu berpikir benar sebelum bertindak, berpengetahuan luas, mampu
memahami substansi pemikiran dan paham. Hal itu penting sebagai dasar
pengembangan berpikir ilmiah.
4. Visioner
waktu
harus
digunakan
untuk
meningkatkan
iman,
Obrolan sia-sia
Acara
TIDAK
PENTIN
TIDAK
PENTING
GENTING
II
III
IV
10
kuadran ini, fokus utama kita harus pada Kuadran II. Manusia yang efektif
itu :
Menghabiskan banyak waktu mereka di Kuadran II, mengembangkan
peluang-peluang serta memelihara sumberdaya yang ada.
Mengantisipasi aktifitas-aktifitas Kuadran I dan mengalihkannya ke
Kuadran II.
Mencegah atau bersiap-siap menghadapi aktifitas Kuadran I dan
karenanya mengurangi atau menghilangkan kegentingannya.
Menentukan dan menghilangkan berbagai aktifitas yang tidak
mendukung perwujudan misi kita.
f. Memenage waktu agar dapat memenuhi hak kepada yang berhak
Muslim adalah manusia sempurna yang memberikan seluruh hak
kepada yang berhak. Ia menunaikan kewajibannya secara total. Inilah salah
satu sisi dari ubudiyah kepada Allah. Muslim adalah manusia yang tidak
meninggalkan satu pun kewajibannya. Manusia yang tidak ada yang
menandingi keutuhan kemanusiaannya. (Said Hawwa).
Maka penggunaan waktu bagi seorang Muslim akan ia kelola
sedemikian rupa guna memenuhi seluruh hak-hak tersebut. Secara lebih rinci,
Said Hawwa menyebutkan bahwa kewajiban-kewajiban yang ada dalam diri
kita meliputi penunaian hak Allah, hak kedua orang tua, hak kaum kerabat, hak
tetangga, hak kerja, hak Muslim, hak nonmuslim, hak negara dan hak makhluk
lain.
11
2. Selalu terencana
a. Harus ada target
b. Rencana cadangan
c. Disiplin dalam rencana
d. Program harus adil
3. Biasa dengan data dan informasi akurat
a. Selalu jelas dan akurat
b. Bukan tahu tapi paham
4. Sedia perlengkapan dan peralatan memadai
a. Belilah sesuai kebutuhan dan kemampuan
b. Awali tahu aturan pakai
c. Pergunakan oleh ahlinya
d. Ready to combat
e. Siapkan cadangan
f. Rawat berkala
5. Biar cepat dan ringkas asal selamat
a. Buatlah standar waktu
b. Berlatih agar gesit dan tangkas
6. Biasakan check and Re-check
a. Buatlah check-list
b. Re-check
Kiat-kiat praktis untuk meningkatkan produktifitas pemanfaatan
waktu (versi Hisham Al-Talib):
1. Rancang aktivitas harian Anda pada setiap pagi dengan mencatat halhal yang akan dikerjakan, dan tandai dengan coretan kalau sudah
dikerjakan
2. Jangan mengunjungi teman tanpa menelponnya terlebih dahulu
3. Senantiasa membawa pensil dan kertas atau nota kecil dalam
kantong Anda sehingga Anda mampu mencatat rencana dan ide pada
waktu yang terluang
4. Rancang waktu istirahat dan coba menyesuaikannya dengan waktu
shalat
Materi P3AI UNSOED Semester 1/2014
12
melakukan
perjalanan
sendiri,
jika
Anda
dapat
13
A. Maraji :
Manajemen Waktu Islami karangan Yusuf Qardhawi
http://hendragalus.wordpress.com/2011/06/11/manajemen-waktu-dalam-islam/
14