You are on page 1of 32

PEMBENTUKAN POSDAYA

(Materi Pembekalan Kuliah Kerja Nyata


Tematik Posdaya Universitas Jember).

ANWAR
Dosen FISIP Universitas Jember
NOVEMBER DESEMBER 2014

PERAN PENTING PENDIDIKAN TINGGI


Mengembangkan model pembangunan yang benar-benar berbasis pada

keilmuan dan sumberdaya lokal.


Membangun basis-basis pengembangan keilmuan yang benar-benar relevan
bagi kebutuhan masyarakat dalam rangka merespon perubahan global yang
sangat dinamis.
Mengembangkan
pusat-pusat
pengembangan
masyarakat,
dengan
memanfaatkan sumberdaya lokal yang ada.
Membantu pengembangan kebijakan strategis terhadap legislatif dan
eksekutif serta mengontrol implementasi kebijakan-kebijakan tersebut.
Menghidupkan atau mendorong lembaga-lembaga independen diberbagai
level daerah untuk mengimbangi inkorporasi negara yang selama ini masuk
kedalam hampir semua sektor kehidupan masyarakat, baik di pusat maupun
daerah.
Menyebarluaskan (dissemination) berbagai informasi yang masih menjadi
masalah yang dihadapi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara melalui
berbagai cara (public education) agar kelompok-kelompok masyarakat
mempunyai kemampuan adaptif menyongsong era otonomi daerah.

MAKNA PEMBERDAYAAN
Istilah pemberdayaan merupakan terjemahan dari empowerment, yang secara

harfiyah bisa diartikan sebagai pemberkuasaan, sedang dalam arti luas


pemberdayaan masyarakat adalah : suatu usaha pemberian atau peningkatan
kekuasaan (power) kepada masyarakat yang lemah atau tidak beruntung
(disadvantaged) melalui perubahan struktur sosial, dimana rakyat (masyarakat)
mampu menguasai (berkuasa atas) kehidupannya, sehingga harkat dan
martabat kehidupan masyarakat dapat berkembang kearah yang lebih baik.
Selain itu istilah pemberdayaan masyarakat hampir memiliki kesamaan tujuan
dengan pembangunan (development). Dimana pembangunan (development) itu
sendiri adalah proses sosial yang direncanakan atau di rekayasa untuk
memajukan masyarakat, dimana pembangunan senantiasa berkembang seiring
dengan tuntutan zaman dan kebutuhan masyarakat.
Namun dari dua istilah diatas terdapat perbedaan paradigma yang sangat
mendasar, dimana pemberdayaan menempatkan masyarakat sebagai pemain
(actor) utama dalam menentukan kehidupannya, sedangkan pembangunan
menempatkan pemerintah sebagai sumber segala-galanya.

PEMBERDAYAAN
pemberdayaan adalah bagian dari /new social movement paradigm/

(Paradigma gerakan sosial baru). Dimana ada proses rakyat


memperkuat dirinya dalam rangka perubahan dari dalam untuk
mencapai kondisi yang lebih baik.
Orientasi dan acuan dasar pemberdayaan adalah bukan modernisasi

tetapi kepada pengatualisasian nilai-nila lokal (indigenous value),


pengetahuan dan ilmu lokal (indigenous knowledge) dan ketrampilan
serta teknologi lokal (indigenous skill and technology). Sedangkan
aspeknya ada lima yang menyatu dan tidak terpisahkan

PEMBERDAYAAN
Pertama, aspek basic need providing, dimana kebutuhan dasar adalah

bagian yang harus dicukupi untuk semua orang di muka bumi ini.
Kebutuhan dasar ini meliputi; (1) Kesehatan, (2) Pangan, (3) Sandang, (4)
Perumahan, dan (5) Pendidikan. Lima kebutuhan dasar ini menggunakan
indikator dan parameter lokal sebagai ukuran dasarnya. Sehingga tingkat
pemenuhan kebutuhan dasar disetiap komunitas sangat relatif dan
berbeda satu sama lain.
Kedua, Kesadaran dan pikiran kritis, dimana setiap manusia didodorng
mempunyai kesadaran dan pikiran kritis untuk memahami realita sosial,
ekonomi, dan politik secara tajam. Hal ini penting untuk melihat posisi
dan out put kinerjanya apakah merupakan bagian penindasan struktural
atau bagian proses pemandirian. Sehingga dapat mengkalkulasi semua
fenomena sosial dalam perspektip siapa yang diuntungkan siapa yang
dirugian, apakah ada proses pembodohan dan hegemony atau proses
pemerdekaan diri?

PEMBERDAYAAN
Ketiga, akses kepada sumber sumber daya yang ada. Persoalan masyarakat pada

umumnya adalah kurangnya akses kepada berbagai suberdaya yang dapat


mensuport kepentingan kehidupannya. Oleh karena itu elemen pemberdayaan
salah satunya adalah kemampuan mengakses berbagai sumberdaya yang
mendukung hidupnya, seperti sumber daya pendidikan, sumber daya ekonomi,
sumber daya keuangan (Bank) dan lain sebagainya.
Keempat, aktip berpartisipasi dalam organisasi rakyat. Hal ini menjadi elemen

penting dalam pemberdayaan. Karena organisasi rakyat adalah merupakan elemen


setrategis, yaitu : (1) Sebagai media belajar(public education. Dimana masyarakat
akan terus menerus membelajari dirinya melalui sesama warga dalam merespon
berbagai dinamika kehidupannya. (2) Sebagai media membagun relasi yang adil
(equality relationship). Hal ini penting untuk melatih perilaku demokratis, non
patron clean, non patriarchy dan non nepotism,dan tidak anarkhis. (3) untuk
membela dirinya (advokasi) dalam memperthankan hak hak dasaranya sebagai
manusia (HAM) dan hak hak politik, sosial, budaya sebagai warganegara.

PEMBERDAYAAN
Kelima, kemampuan social control and policy control. Salah satu

gerakan pemberdayaan rakyat, elemennya adalah ada gerakan kontrol


sosial untuk menjaga norma dan nialai kepada keberadaan entitas
budaya setempat. Hal ini penting untuk proses pelestarian budaya.
Namun juga ada kemampuan mengontrol kebijakan untuk
membangun penegakan dan kepastian hukum formal. Hal ini sangat
relevan dan penting mengingat penegakan dan kepastian hukum justru
sering ditumbangkan oleh para pengambil keputusan dan pemegang
kekuasaan. Oleh karena itu rakyat harus bergerak untuk
menyelamatkan dan menegakan hukum itu sendiri secara
konstitusional dan non kekerasan.

TIGA KAWASAN MASYARAKAT SECARA SOSIOLOGIS


Kawasan teknis yang berhubungan dengan sumberdaya manusia. Untuk

memecahkan persoalan teknis menggunakan elemen pengembangan


sumberdaya manusia untuk memenuhi kebutuhan dasarnya secara teknis dari
berbagai dukungan dari aksesnya kepada sumber sumber daya yang dapat
dijangkau.
Kawasan ideologis yang berhubungan dengan visi dan misi masa depan dirinya
dan aktualisasi budayanya . Sedangkan untuk memecahkan persoalan idelogis
adalah melalui elemen berpikir kritis. Hal ini merupakan bagian proses
penggugatan dan pemerdekaan diri dari dominasi pemikiran yang
membelenggu dan menindas dirinya.
Kawasan struktural yang ada hubungannya dengan sistem dan struktur yang
mendominasi dirinya. Paradigma pemberdayaan ternyata medukung rakyat
untuk menghadapi tiga kawasan persoalan diatas secara simultan dan
berkelanjutan. Selanjutnya untuk mengatasi persoalan di kawasan struktural
melalui elemen organisasi dan kontrol kebijakan sebagai media advokasi diri
akan hak hak dasarnya.

METODE PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Metode pemberdayaan rakyat hampir berbanding terbalik dengan metode


pembangunan masyarakat. Diamana proses tidak dimulai dari isu utama yang bersifat
lokal atau bukan bersifat generik yang dapat menjadi acuan semua masyarakat, tetapi
semua entitas komunitas akan menemukan isu lokal-nya sendiri. Prosesnya dimulai
dengan:
penyadaran diri dan mengembangkan pikiran kritis untuk membongkar hegemoni
pembangunan yang ada dirinya.
melakukan analisa kritis terhadap berbagai fenomena lingkungan kehidupannya.
Menemukan berbagai persoalan strategis.
dari persoalan strategis ini masyarakat didorong untuk menemukan tindakan
tindakan strategis.
Muncul satu gerakan untuk mengkaji dan mengkritisi berbagai ilmu ilmu rakyat asli.
Mengelaborasi atau mengurai ilmu rakyat dalam aspek
ontologisnya,
ephistimologiny dan methodologinya.
Mengaktualisasi dan mensosialisasi ilmu rakyat sebagai acuan untuk menyelesaikan
persoalan yang ada.

MEDIA PEMBERDAYAAN
Media pertanian organik. Media ini untuk menggali dan mengaktualisasi

ilmu- ilmu pertanian rakyat.


Media pengembangan perikanan rakyat
Media pengadaan air bersih, media ini untuk menggali dan
mengaktualisasi ilmu ilmu rakyat tentang ekosistem.
Media kesehatan alami,media ini untuk menggali dan mengaktualisasi
ilmu ilmu rakyat tentang kesehatan rakyat.
Media ekonomi kerakyatan, media ini untuk menggali dan
mengaktualisasi ilmu ilmu rakyat tentang ekonomi rakyat.
Organisasi petani , sebagai media untuk pembelajaran dalam
berorganisasi yang mengacu kepada perilaku demokratisasi, egaliter,
transparan dan accountable.
Pendidikan kader kritis, ini media untuk menumbuhkan para aktivis
pemberdayaan rakyat.

PERSOALAN DALAM PEMBERDAYANAAN


Tataran pertama berada pada persoalan konseptual. Apakah pemberdayaan itu merupakan

lanjutan developmentalisme atau bagian lain dari developentalisme itu sendiri? Untuk
menjawab pertanyaan ini sesungguhnya mudah, lihat saja apa acuan dan orientasinya!
Apakah acuan dan oreintasinya masih pada modernisasi ? atau tidak? Kalau orientasi dan
acuan dasarnya masih mengacu kepada modernisasi, berarti jargon pemberdayaan masih
merupakan kelanjutan developing dan bagian lain dari kawasan itu. Oleh karena itu harus
jernih dalam menghadirkan orientasi dan acuannya.
Persoalannya ketika kita melihat acuan lokal non modernisasi sebagai acuannya, kita ada
hambatan untuk mengelaborasi dan mengaktualisasi ilmu ilmu lokal dalam hal ontologi (inti
keilmuan), epistemologi (landasan keilmuan) dan methodology (bagaimana penerapannya).
Hambatan itu muncul akibat kurangnya keseriusan kita, nara sumber dan materi materi
dasarnya.
Persoalan yang akan muncul di pemberdayaan adalah persoalan teknis relasi. Karena sebagian
besar masyarakat telah terhegemoni oleh modernisasi sebagai acuan dan ukuran kualitas
kehidupannya. Sehingga ketika kita ingin ada perubahan keluar dari hegemoni itu akan ada
banyak pertentangan di masyarakat itu sendiri. Kongkritnya banyak masyarakat yang suadah
tidak mempercayaai lagi ilmu ilmu aslinya sebagai acuan kehidupannya. Oleh karena itu
banyak sekali para aktivis pemberdayaan di lapangan tumbang akibat persoalan teknis ini.

5 PILAR KERJASAMA POSDAYA


1.

POSDAYA

2.

UNIVERSITAS/ PT (LPPM/LPM)

3.

PERBANKAN/LEMBAGA KEUANGAN NON BANK

4.

PEMPROV/ PEMKAB/ PEMKOT

5.

ORSOS / LSM

BASIS
MASJID DAN RUMAH2 IBADAH
POSYANDUPEMBENTUKAN

KELOMPOK KB / PPKBD

PAUD

KELOMPOK TANI

KELOMPOK ARISAN

KELOMPOK KESENIAN/BUDAYA

KELOMPOK PENGAJIAN

KELOMPOK USAHA

PESANTREN

KOPERASI

PERORANGAN/DERMAWAN

LAIN-LAIN

LAINNYA

PANTI ASUHAN

JADI APAKAH POSDAYA?


PAUD

KLOMP
USAHA

BKB
POSYANDU

KOPERASI
BKL

POSDAYA

BKR

ARISAN
KEG KEAGAMAAN

KKEB
UN
BERGI
ZI

P
A
M
O
N
G

KKN POSDAYA
MEMBENTUK POSDAYA
MEMFASILITASI PEMBENTUKAN PENGURUS
MEMBANTU MERUMUSKAN PERENCANAAN

PROGRAM
MENDAMPINGI PELAKSANAAN
MEMBANTU MONITORING DAN EVALUASI

PEMBENTUKAN POSDAYA
SETIAP KALI KELOMPOK YANG TERDIRI DARI 10

MAHASISWA MEMBENTUK SATU POSDAYA


SETIAP MAHASISWA MENDAMPINGI SATU SAMPAI LIMA

POSDAYA
KEMAJUAN ATAU KEGAGALAN DICATAT DENGAN BAIK

UNTUK KKN BERIKUTNYA

LANGKAH PEMBENTUKAN POSDAYA


1.
2.
3.
4.
5.
6.

Mengumpulkan data dasar melalui mapping


Menjajagi pendapat tokoh2 masy dengan (PAR).
Menyajikan dlm pertemuan / mini lokakarya
Pembentukan Tim Pelaksana Posdaya
Penyusunan AD/ART
Peyusunan Rencana dan Pelaksanaan

1. MENGHIMPUN DATA DASAR

Keluarga tertinggal yg akan menjadi sasaran

pemberdaya-an
Pemetaan keluarga tertinggal di Desa / Dukuh

Gambaran persebaran dan karakteristik keluarga

tertinggal di Desa.

PARTICIPATORY ACTION RESEARCH APPRAISAL


Dalam kaji tindak partisipatif, peneliti berperan secara pro-aktif dan

sengaja (purposive) melibatkan diri dalam pengembangan metode


baru dalam pemecahan masalah secara praktis. Sementara itu, dalam
penelitian konvensional, peneliti boleh dikatakan sebagai pelaku netral
(Chalmers, 1982).
Dalam kaji tindak partisipatif, peneliti dipandang sebagai salah satu

pelaku utama yang bekerja secara bersama-sama dengan pihak yang


mempunyai kepentingan, atau sebagai pihak yang dipengaruhi, untuk
menghasilkan perubahan atau kemajuan dalam pemecahan masalah
dalam kehidupan sehari-hari (Checkldan, 1991; Hult dan Lennung,
1980).

PARTICIPATORY ACTION RESEARCH APPRAISAL


Kaji tindak partisipatif memiliki karakteristik lingkaran spiral (spiraling

circle), yang dimulai dari refleksi, pertanyaan, tugas lapang, dan analisis yang
dilakukan secara berulang (iterative). Dalam kaji tindak partisipatif,
kompleksitas sistem saling berinteraksi antara satu dengan lainnya. Tiga
subsistem yang menjadi acuan perhatian dalam sistem kaji tindak partisipatif
adalah (1) Sub ekosistem. Sumberdaya alam dan lingkungan (natural resources
and environmental capital) bersifat terbatas, dimana eksistensinya terkait
dengan kompleksitas pola bio-fisik dan proses;
(2) Subsistem Sosial Ekonomi. Sumberdaya alam memiliki nilai guna dalam
sistem kehidupan manusia, dan pemanfaatannya memerlukan hubungan
interaktif dengan subsistem kultural sosial ekonomi (cultural socioeconomic
capital);
(3) Subsistem Kebijakan dan Kelembagaan. Pemanfaatan sumberdaya alam
secara publik merupakan refleksi dari sistem kekuasaan dan manajemen
pengambilan keputusan yang di dalamnya melibatkan hubungan kerjasama,
persaingan, dan konflik (baik di tingkat lokal maupun nasional dan bahkan
internasional).

MAPPING
Perlunya upaya mapping Sub ekosistem, Subsistem Sosial

Ekonomi, Subsistem Kebijakan dan Kelembagaan.


Perlunya diketahui sumber data dan informasi kunci bagi

keperluan mapping yang dimaksud.


Pentingnya kesadaran etis mengenai cara, waktu, tempat dalam

mendapatkan informasi data, dan masih diperlukan adanya


crosscheck validitas data
Modal utama adalah komitmen dan membangun kepercayaan.

2. MENJAJAGI PENDAPAT TOKOHTOKOH MASYARAKAT

Mendatangi tokoh-tokoh kunci


Menjelaskan kondisi klrg yg ada di lingk. Sekitar
Meminta pendapat / dukungan tokoh
Kesediaan menjadi pembina, penasehat, pengarah /

pelindung

ETOS KERJA KERJA DALAM PERSPEKTIP PEMBERDAYAAN


Orang orang yang cerdas mengatasi kesulitan, tangguh dalam menghadapi

tantangan dan kuat dalam menanggung beban adalah orang orang yang
berdaya. Etos kerja dalam perspektip orang berdaya adalah selalu dilatih dan
ditumbuh-kembangkan di dalam dirinya. Bagaimana cara orang berdaya
menjaga dan menumbuh kembangkan etos kerjanya yaitu memandang
kesulitan bagaikan charger untuk meningkatkan daya kecerdasannya.
Memandang tantangan dan hambatan sebagai charger untuk meningkatkan
daya untuk ketangguhan dirinya, dan memandang beban sebagai charger untuk
meningkatkan daya ketahannnya. Memandang ancaman sebagai charger untuk
meningkatkan daya kesiapan dirinya.
Sebaliknya orang orang yang tidak pernah menghadapi ancaman akan menjadi
orang tidak pernah siap dalam menghadapi berbagai resiko. Etos kerja
bagaikan sebuat accu atau batre yang selalu membutuhkan charger, bila tidak
pernah di cahrger, etos kerja akan redup dan kemudian mati dan menjadi
sampah yang tidak pernah ada gunanya.

3.MENYELENGGARAKAN MINI LOKAKARYA

Menyajikan hasil pendataan


Menyajikan daftar/peta keluarga yang
perlu diberdayakan
Menyajikan daftar/peta keluarga atau
tokoh yg mampu memberikan dukungan
Kesepakatan membentuk Tim
Pelaksana Posdaya

PENYUSUNAN ANGGARAN DASAR DAN


ANGGARAN RUMAH TANGGA

LIHAT TEMPLATE AD/ART POSDAYA

4. MEMBENTUK TIM POSDAYA

Menetapkan Tim Formatur


Memilih Tim Pengurus yg tdd:
- Penasehat / Pengarah / Pembina
- Koordinator
- Ketua Bid. Kesehatan,
- Ketua Bid. Pendidikan
- Ketua Bid. Wirausaha

5. MENYUSUN PROGRAM KERJA

Untuk penyelesaian masalah


Berbasis data dan masalah yg ditemui
Tentukan prioritas berdasarkan masalah pokok
Sederhana dan dapat dilaksanakan
Mulai dengan kegiatan yg relatif mudah dilaksanakan
Perhitungkan biaya yg diperlukan
Inventarisasi sumber2 yg dpt mendukung pembiayaan dan pelaksanaan
Usahakan keterpaduan kegiatan
Program disusun berdasarkan bidang-bidang (ekonomi, kesehatan,
pendidikan, dan lingkungan hidup).

PENYUSUNAN PROGRAM DENGAN FGD


FGD secara sederhana dapat didefinisikan sebagai suatu diskusi yang

dilakukan secara sistematis dan terarah mengenai suatu isu atau


masalah tertentu. Irwanto (2006: 1-2) mendefinisikan FGD adalah suatu
proses pengumpulan data dan informasi yang sistematis mengenai
suatu permasalahan tertentu yang sangat spesifik melalui diskusi
kelompok.
Di luar fungsinya sebagai metode penelitian ilmiah, Krueger & Casey
(2000: 12-18) menyebutkan, FGD pada dasarnya juga dapat digunakan
dalam berbagai ranah dan tujuan, misalnya (1) pengambilan keputusan,
(2) needs assesment, (3) pengembangan produk atau program, (4)
mengetahui kepuasan pelanggan, dan sebagainya.

SEKIAN

TERIMA KASIH

You might also like