Professional Documents
Culture Documents
ANWAR
Dosen FISIP Universitas Jember
NOVEMBER DESEMBER 2014
MAKNA PEMBERDAYAAN
Istilah pemberdayaan merupakan terjemahan dari empowerment, yang secara
PEMBERDAYAAN
pemberdayaan adalah bagian dari /new social movement paradigm/
PEMBERDAYAAN
Pertama, aspek basic need providing, dimana kebutuhan dasar adalah
bagian yang harus dicukupi untuk semua orang di muka bumi ini.
Kebutuhan dasar ini meliputi; (1) Kesehatan, (2) Pangan, (3) Sandang, (4)
Perumahan, dan (5) Pendidikan. Lima kebutuhan dasar ini menggunakan
indikator dan parameter lokal sebagai ukuran dasarnya. Sehingga tingkat
pemenuhan kebutuhan dasar disetiap komunitas sangat relatif dan
berbeda satu sama lain.
Kedua, Kesadaran dan pikiran kritis, dimana setiap manusia didodorng
mempunyai kesadaran dan pikiran kritis untuk memahami realita sosial,
ekonomi, dan politik secara tajam. Hal ini penting untuk melihat posisi
dan out put kinerjanya apakah merupakan bagian penindasan struktural
atau bagian proses pemandirian. Sehingga dapat mengkalkulasi semua
fenomena sosial dalam perspektip siapa yang diuntungkan siapa yang
dirugian, apakah ada proses pembodohan dan hegemony atau proses
pemerdekaan diri?
PEMBERDAYAAN
Ketiga, akses kepada sumber sumber daya yang ada. Persoalan masyarakat pada
PEMBERDAYAAN
Kelima, kemampuan social control and policy control. Salah satu
MEDIA PEMBERDAYAAN
Media pertanian organik. Media ini untuk menggali dan mengaktualisasi
lanjutan developmentalisme atau bagian lain dari developentalisme itu sendiri? Untuk
menjawab pertanyaan ini sesungguhnya mudah, lihat saja apa acuan dan orientasinya!
Apakah acuan dan oreintasinya masih pada modernisasi ? atau tidak? Kalau orientasi dan
acuan dasarnya masih mengacu kepada modernisasi, berarti jargon pemberdayaan masih
merupakan kelanjutan developing dan bagian lain dari kawasan itu. Oleh karena itu harus
jernih dalam menghadirkan orientasi dan acuannya.
Persoalannya ketika kita melihat acuan lokal non modernisasi sebagai acuannya, kita ada
hambatan untuk mengelaborasi dan mengaktualisasi ilmu ilmu lokal dalam hal ontologi (inti
keilmuan), epistemologi (landasan keilmuan) dan methodology (bagaimana penerapannya).
Hambatan itu muncul akibat kurangnya keseriusan kita, nara sumber dan materi materi
dasarnya.
Persoalan yang akan muncul di pemberdayaan adalah persoalan teknis relasi. Karena sebagian
besar masyarakat telah terhegemoni oleh modernisasi sebagai acuan dan ukuran kualitas
kehidupannya. Sehingga ketika kita ingin ada perubahan keluar dari hegemoni itu akan ada
banyak pertentangan di masyarakat itu sendiri. Kongkritnya banyak masyarakat yang suadah
tidak mempercayaai lagi ilmu ilmu aslinya sebagai acuan kehidupannya. Oleh karena itu
banyak sekali para aktivis pemberdayaan di lapangan tumbang akibat persoalan teknis ini.
POSDAYA
2.
UNIVERSITAS/ PT (LPPM/LPM)
3.
4.
5.
ORSOS / LSM
BASIS
MASJID DAN RUMAH2 IBADAH
POSYANDUPEMBENTUKAN
KELOMPOK KB / PPKBD
PAUD
KELOMPOK TANI
KELOMPOK ARISAN
KELOMPOK KESENIAN/BUDAYA
KELOMPOK PENGAJIAN
KELOMPOK USAHA
PESANTREN
KOPERASI
PERORANGAN/DERMAWAN
LAIN-LAIN
LAINNYA
PANTI ASUHAN
KLOMP
USAHA
BKB
POSYANDU
KOPERASI
BKL
POSDAYA
BKR
ARISAN
KEG KEAGAMAAN
KKEB
UN
BERGI
ZI
P
A
M
O
N
G
KKN POSDAYA
MEMBENTUK POSDAYA
MEMFASILITASI PEMBENTUKAN PENGURUS
MEMBANTU MERUMUSKAN PERENCANAAN
PROGRAM
MENDAMPINGI PELAKSANAAN
MEMBANTU MONITORING DAN EVALUASI
PEMBENTUKAN POSDAYA
SETIAP KALI KELOMPOK YANG TERDIRI DARI 10
POSDAYA
KEMAJUAN ATAU KEGAGALAN DICATAT DENGAN BAIK
pemberdaya-an
Pemetaan keluarga tertinggal di Desa / Dukuh
tertinggal di Desa.
circle), yang dimulai dari refleksi, pertanyaan, tugas lapang, dan analisis yang
dilakukan secara berulang (iterative). Dalam kaji tindak partisipatif,
kompleksitas sistem saling berinteraksi antara satu dengan lainnya. Tiga
subsistem yang menjadi acuan perhatian dalam sistem kaji tindak partisipatif
adalah (1) Sub ekosistem. Sumberdaya alam dan lingkungan (natural resources
and environmental capital) bersifat terbatas, dimana eksistensinya terkait
dengan kompleksitas pola bio-fisik dan proses;
(2) Subsistem Sosial Ekonomi. Sumberdaya alam memiliki nilai guna dalam
sistem kehidupan manusia, dan pemanfaatannya memerlukan hubungan
interaktif dengan subsistem kultural sosial ekonomi (cultural socioeconomic
capital);
(3) Subsistem Kebijakan dan Kelembagaan. Pemanfaatan sumberdaya alam
secara publik merupakan refleksi dari sistem kekuasaan dan manajemen
pengambilan keputusan yang di dalamnya melibatkan hubungan kerjasama,
persaingan, dan konflik (baik di tingkat lokal maupun nasional dan bahkan
internasional).
MAPPING
Perlunya upaya mapping Sub ekosistem, Subsistem Sosial
pelindung
tantangan dan kuat dalam menanggung beban adalah orang orang yang
berdaya. Etos kerja dalam perspektip orang berdaya adalah selalu dilatih dan
ditumbuh-kembangkan di dalam dirinya. Bagaimana cara orang berdaya
menjaga dan menumbuh kembangkan etos kerjanya yaitu memandang
kesulitan bagaikan charger untuk meningkatkan daya kecerdasannya.
Memandang tantangan dan hambatan sebagai charger untuk meningkatkan
daya untuk ketangguhan dirinya, dan memandang beban sebagai charger untuk
meningkatkan daya ketahannnya. Memandang ancaman sebagai charger untuk
meningkatkan daya kesiapan dirinya.
Sebaliknya orang orang yang tidak pernah menghadapi ancaman akan menjadi
orang tidak pernah siap dalam menghadapi berbagai resiko. Etos kerja
bagaikan sebuat accu atau batre yang selalu membutuhkan charger, bila tidak
pernah di cahrger, etos kerja akan redup dan kemudian mati dan menjadi
sampah yang tidak pernah ada gunanya.
SEKIAN
TERIMA KASIH