Professional Documents
Culture Documents
1. Pendahuluan
8. Tipe Tata Letak
2. Konsep Dasar Pada
Material Handling dan 9. Pemindahan Bahan
Perencanaan Layout (Material Handling)
3. Aliran Bahan dan Pola 10. Menghitung Jarak Pada
Aliran Bahan Pemindahan Bahan
4. Daerah Kerja dan 11. Gudang
Departemen 12. Menentukan Kebutuhan
5. Prinsip Dasar Dalam Tata Bahan dan Mesin
Letak Pabrik 13. Perencanaan Aliran
6. Beberapa Tipe dari Bahan dan Tata Letak
Problem Plant Layout Pabrik
7. Sasaran Plant Layout
PENDAHULUAN
TATA LETAK PABRIK
DAN PEMINDAHAN BAHAN
PENDAHULUAN
1
Sritomo Wignjosoebroto. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan,
(Surabaya, 2003).hal 67
2
James M. Apple. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan, (Bandung,
1990). hal 2
Definisi tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.
B A G IA N B AG IA N
F A B R IK A S I
P E N E R IM A A N P E N G IR IM A N
F ASE I F A S E II F AS E III
- A lat - A la t
- B a ha n b a ku
(m e n ta)h - B ah a n ya ng diola (sehten g ah ja di
- P e ke r ja m e nja d i b ar an g) jad i
- P eker ja
1. Material Handling
Konsep material handling tidak hanya berarti transportasi, tetapi meliputi:
- Pemindahan bahan dari satu tempat ke tempat lain
- Alat
- Metode
{
- Proses
- Alat -alat
Analisis Produk - bahan
- tenaga kerja
Rencana Susunan
Peralatan Pada Masing -
masing Daerah Kerja
Dikoordinasikan menjadi
satu departemen
Layout (final )
Prosedur yang benar adalah membuat layout dulu, baru mendirikan pabrik.
Bentuk tanah adalah faktor yang harus dipertimbangkan juga. Bentuk tanah
yang baik adalah yang dapat dipakai seleluasa mungkin.
Urutan proses erat kaitannya dengan aliran bahan
M1
M2
Urutan Proses
Contoh :
1. ada bagian dari departemen yang dihilangkan
2. Penggantian mesin dari yang berbentuk bulat ke petak
3. Adanya penambahan mesin
Persamaan Plant Layout dan Relayout : terdapat pada alat dan prosedur
Perbedaan Plant Layout dan Relayout : terdapat pada Scope nya
ALIRAN BAHAN DAN
POLA ALIRAN BAHAN
ALIRAN BAHAN (FLOW OF MATERIAL)
M1
Keterangan gambar :
M =Mesin
X = Meja tempat menumpuk bahan baku
Operator mengambil bahan satu per satu untuk dikerjakan di mesin
= Operator
X
Contoh FLOW OF MATERIAL
Contoh FLOW OF MATERIAL
Pola Aliran Bahan
Pemilihan pola aliran bahan didasarkan atas aliran barang,
produk, pegawai, atau kegiatan yang:
2. Bentuk Zig-zag
Dapat diterapkan jika lintasan lebih panjang dari ruangan
yang dapat digunakan untuk ditempatinya, dan karenanya
berbelok-belok dengan sendirinya untuk memberikan lintasan
aliran yang lebih panjang dalam bangunan yang luas, bentuk,
dan ukuran yang lebih ekonomis.
1 4 5
2 3 6
3. Bentuk U
Digunakan bila produk jadi berakhir pada tempat yang
berdekatan dengan bagian penerimaan. Ini biasanya disebabkan
pengaruh pengangkutan luar pabrik (fasilitas transportasi) dan
untuk mendapatkan bangunan yang ekonomis.
1 2 3
6 5 4
4. Bentuk Lingkaran
Digunakan bila dibutuhkan hasil produk di tempat di daerah
proses produksi dimulai, sehingga bagian pengiriman berada
pada tempat yang sama atau pemakaian mesin yang sama
untuk proses pengerjaan selanjutnya.
2
1 3
6 4
5
5. Bentuk Bersudut Ganjil
Memiliki pola tak tentu namun sangat sering digunakan. Alasan
penggunaan bentuk ini adalah jika :
a. tujuan utamanya untuk memperpendek lintasan aliran antar
kelompok dari wilayah yang berdekatan
b. pemindahan bahan secara mekanis
c. keterbatasan ruangan tidak memberi kemungkinan pola lain
d. lokasi permanen dari fasilitas yang ada menuntut pola seperti itu
2 5
1 4
3
6
Syarat utama dalam perencanaan suatu layout adalah bagaimana
merencanakan aliran bahan seefektif dan seefisien mungkin, karena
aliran bahan merupakan dasar untuk perencanaan pengaturan fasilitas.
Daerah kerja : suatu area yang dibutuhkan oleh suatu kegiatan yang
dilengkapi dengan peralatan, bahan dan tenaga kerja.
DAERAH KERJA DAN DEPARTEMAN
DAERAH KERJA
Daerah Kerja : Bagian terkecil dari perencanaan layout.
Bagian-bagian dari daerah kerja adalah mesin/ peralatan , operator dan bahan
D a e r a h ke r ja
{
.
. D e p a rte m e n P la n t(L a yo u) t
. .
n .
.
n
Keterangan gambar
1 = box bahan baku
2 = operator
3 = mesin (pandangan atas)
4 = meja inspeksi
5 = box barang jadi
Daerah kerja disusun berdasarkan garis lurus dengan mempertimbangkan
tiap-tiap daerah kerja dan resiko yang ditimbulkannya.
Keterangan gambar :
= Allowance
- Tempat lalu lalang operator
- Dapat digunakan untuk daerah kerja pekerjaan lain
bila tidak berpengaruh
Pada suatu daerah kerja, mungkin terjadi :
- hanya ada bahan dan alat (tanpa operator)
contoh : pekerjaan yang diawasi oleh komputer
- hanya ada bahan dan pekerja (tanpa alat)
contoh : bagian pemeriksaan
Setelah itu daerah yang telah terinterelasi dengan baik satu dengan
yang lainnya tersebut dikoordinasikan menjadi satu departemen dan
kemudian dijalin menjadi suatu final layout.
INTERAKSI TIAP DAERAH KERJA
Setiap daerah kerja direncanakan atas hubungan-hubungan tertentu
Digabung menjadi
Misal : Ada 12 daerah kerja yang akan disusun dalam satu departemen maka
sesuai dengan tingkat hubungan masing-masing daerah kerja yang satu dengan
yang lain, susunannya dibuat sebagai berikut.
1
2 3
4 5 6
7 8 9 10
11 12
Untuk ini, kondisi ekonomi akan bisa tercapai apabila tata letak yang
ada telah direncanakan cukup fleksibel untuk diadakan
penyesuaian/pengaturan kembali (relayout) dengan cepat dan biaya
yang relatif murah.
BEBERAPA TIPE DARI PROBLEM PLANT LAYOUT
Kapan Sebenarnya Kegiatan Plan Layout dan Relayout Dibutuhkan
1. PERUBAHAN DESIGN
Perubahan design terhadap suatu part (bagian dari suatu
produk) akan mengakibatkan perubahan dalam proses yang
dilakukan untuk menghasilkan part tersebut. Tergantung dari
besar-kecilnya perubahan tersebut, akan mengakibatkan
masalah/pertanyan tentang perlu tidaknya program relayout
(penataan kembali)
Contoh :
Tangkai penjepit pulpen yang terbuat dari logam akan diganti
dengan tangkai dari plastik karena permintaan konsumen. Mula-
mula mesin yang diperlukan untu pekerjakan tangkai pulpen ada
3, namun setelah perubahan itu, mesin yang diperlukan hanya 2.
Perubahan itu mengakibatkan berubahnya susunan daerah kerja
dan luas daerah kerja.
B-B B-B n
M1
M1
M2
M2
M3
Penjepit
Ingat !
design berubah → proses kerja berubah → layout berubah
2000 M1
2000 M2
1500 M3
Ada 2 alternatif, yaitu :
1. membeli 1 mesin yang berkapasitas 800 unit/ hari sehingga dapat
menghasilkan 2000 unit per hari
2. mengganti mesin dengan mesin yang berkapasitas 2000 unit per hari
(biasanya bentuk dan ukuran mesinnya berubah, sehingga daerah kerja
juga akan berubah)
Kadang kala kita hanya memerlukan pergantian letak mesin, namun sering
kali peralatan yang sama sudah dibuat senyawa dengan bangunan sehingga
untuk merubahnya kembali perlu diperhitungkan faktor cost nya (diusahakan
seminimum mungkin).
3. PENGURANGAN DEPARTEMEN
Problem ini terjadi apabila ada penurunan kegiatan produksi secara
drastis dan sifatnya relatif permanen. Dalam hal demikian, perlu ditelaah
suatu proses lain yang berbeda dengan proses semula yang sesuai
dengan jumlah produksi yang lebih sedikit. Perubahan proses ini akan
mengakibatkan perubahan atas peralatan yang dipakai.
Perubahan Layout
M13
M16
M15 M4
M14 M14
M13 M8
(1) (2)
Bila layout yang telah ada cukup baik, maka persoalannya mungkin hanya
menggeser departemen tersebut ke lokasi lain tanpa mengganggu
hubungannya dengan departemen lain.
Akan tetapi bila layout yang ada dinilai kurang memuaskan, maka
diperlukan beberapa perbaikan kembali terhadap kesalahan layout yang
lalu. Pemindahan departemen dalam hal ini dapat menimbulkan suatu
relayout yang cukup komplit.
6. PENAMBAHAN DEPARTEMEN BARU
Persoalan ini sering timbul dalam melaksanakan konsolidasi atas
peralatan produksi. Misalnya alat-alat tertentu yang sama, biasanya
dipasang secara menyebar akan menjadi lebih efektif apabila seluruhnya
dipasang terpusat pada 1 departemen.
Penambahan departemen baru ini dapat pula berasal dari suatu keadaan
dimana perusahaan membutuhkan suatu departemen menghasilkan
suatu jenis part yang sebelumnya dibeli dari perusahaan lain.
Catatan : Bila ada hubungan departemen yang baru dengan fasilitas yang
sudah ada, maka akan terjadi perubahan layout, namun bila
tidak ada hubungan maka kita tinggal menentukan dimana letak
yang paling sesuai.
7. PENGGANTIAN PERALATAN YANG SUDAH TUA
Peralatan dan fasilitas produksi sering kali atau sewaktu-waktu akan
ketinggalan zaman. Hal ini dapat menyebabkan tingginya biaya produksi
sehingga perusahaan sulit bersaing.
9. PENGURANGAN ONGKOS
Pengusaha selalu berusaha dengan berbagai cara untuk mengurangi ongkos
produksinya. Untuk ini biasanya dilaksanakan penelitian mungkin secara terus
menerus atau secara periodik atau insidentil.
MI M II
Bila lebih praktis, gunakanlah handling yang mekanis dan seluruh gerakan
direncanakan langsung menuju daerah pengiriman.
BURUH
KELUAR - MASUK
WORK IN PROCESS
Turn over yang diharapkan adalah tinggi, untuk menjaga agar manufacturing
cycle time nya tidak tinggi (delay tidak lama).
Efisiensi yang terbesar dalam operasi akan dicapai apabila material yang
digunakan di dalam pabrik digerakkan melalui proses yang dibutuhkan
dalam waktu yang sesingkat mungkin.
Keadaan yang ideal adalah dimana bahan yang diproses tidak pernah
mengalami waktu menunggu sejak dari awal sampai dengan akhir proses.
Sebagai contoh :
2 macam yang masing-masing membutuhkan pengerjaan kepada mesin
grinda dapat diatur jadwal pengerjaannya pada mesin grinda yang sama,
sehingga terhindar dari pembelian 2 buah mesin grinda.
Gudang
Gudang
Bahan
Mesin A Mesin A Mesin B Mesin F Barang
Baku
Jadi
(Material)
Gudang
Gudang
Bahan
Barang
Baku
Jadi
(Material)
n m
S.t : xij ≥ 0
Min ( Mp ) = ∑ ∑ xij d ij
i =1 j
dij ≥ 0
xii = 0
1. Rectilinear Distance
2. Euclidean Distance
3. Squared Euclidean Distance
1. Rectilinear Distance
Rectilinear Distance merupakan jarak yang diukur mengikuti jalur
tegak lurus (orthogonal) antara yang satu dengan yang lain.
Pengukuran Rectilinear Distance sering digunakan karena mudah
penghitungannya untuk beberapa masalah lebih sesuai dan mudah
dimengerti, misalkan untuk menentukan jarak perpindahan material
sepanjang gang (aisle) di pabrik.
Dimana,
xi = koordinat x pada pusat fasilitas i
yi = koordinat y pada pusat fasilitas i
dij = jarak antara pusat fasilitas i dan j
2. Euclidean Distance
Euclidean Distance merupakan jarak yang diukur sepanjang
lintasan garis lurus antara dua buah titik. Jarak euclidean dapat
diilustrasikan sebagai conveyor lurus yang memotong dua buah
stasiun kerja.
Pada pengukuran Euclidean Distance digunakan notasi sebagai
[( ]
berikut.
dij =
2
)
x−a + y −b ( )
2
6. Salvage
Sebagian besar proses produksi ada kemungkinan beberapa benda
kerja akan salah dikerjakan (miss-processed), untuk ini memerlukan
pengerjaan kembali untuk membetulkannya sehingga kualitas produksi
tersebut diperbaiki kembali. Benda kerja yang tidak bisa diperbaiki akan
menjadi scrap atau buangan/limbah, untuk ini harus diletakkan dalam
lokasi sendiri.
7. Scrap & Waste
Scrap adalah material atau komponen yang salah dikerjakan dan tidak
bisa diperbaiki lagi sedangkan buangan atau waste adalah normal residu
dari proses produksi seperti garam, potongan-potongan logam, dan lain-
lain yang tidak berguna lagi dalam proses produksi yang ada (meskipun
dalam proses recycling hal ini akan berguna untuk bahan produk yang
lain). Material yang berupa scrap atau buangan ini biasanya akan
dikumpulkan dan diletakkan dalam area yang terpisah dari pabrik dengan
harapan akan bisa dijual ke pihak lain yang membutuhkannya.
*Fred E. Meyers: “Plant Layout and Material Handling”, Prentice-Hall Inc, New Jersey, 1993,
p. 125-126
Gudang produk jadi merupakan lokasi penyimpanan, pemenuhan
permintaan, dan persiapan untuk pengiriman produk jadi. Pemenuhan
permintaan merupakan pekerjaan buruh yang paling utama dan
berdampak pada layout gudang secara keseluruhan.
Dua kriteria perancangan yang penting untuk layout gudang produk jadi
adalah:
1. Fixed location
2. Small amount of everything
1. Fixed location
Fixed location berarti tiap produk harus ditempatkan pada lokasi yang
pasti shingga pekerja dapat menemukan produk secepat mungkin.
Menempatkan produk pada urutan part merupakan cara yang pling
sederhana, tapi paling tidak efisien. Untuk meningfkatkan produktivitas,
produk yang paling populer harus ditempatkan di lokasi yang paling
menguntungkan.
15 15 10
S C R AP 2
B ahan B ak u
5 5 5
S C R A P
5
22
880 15
5
5
M e s in P o t o n g
M. P o.r
40
scrap = bagian dari bahan baku yang tidak dipakai
Scr ap
Jumlah Output
Jumlah bahan yang dibutuhkan =
Effisiensi Mesin (1 − Scrap)
Perhatikan Process Chart Berikut
880
22 x 40
Mesin potong
Effisiensi : 100%
M1 Effisiensi : 100% M1
Scrap : 2%
100 kg 98 kg
Effisiensi : 100%
M2 Effisiensi : 100% M2
Scrap : 5%
Produk Produk
= 100 kg = 98 – (5/100) x 98
= 93 kg
3. 100 kg
Effisiensi : 90%
M1
Scrap : 2%
Produk M 1 :
90 = 90 – (2/100) x 100 = 88 kg
90 = 90 – (2/100) x 90 = 88,2 kg
M2 Effisiensi : 100%
Produk
= 88 / 88,2 kg
Bahan = … ?
Contoh 1 :
Bagian penjualan memperkirakan bahwa (1) Mesin Potong
harus dibuat produk sebanyak 134000
unit per tahun
(2) Mesin Bubut I
Produk
= 67
Kalau yang ditanya hanya jumlah bahan yang dibutuhkan, kita cukup hanya
membuat kolom 1 sampai 6.
Untuk alternatif 1. :
Jam kerja mesin per hari = 3 x 8 = 24 jam (4 jam dipakai untuk lembur)
M 1 = 1 1/3 jam
M 2 = 1 1/3 jam
M 3 = 1 1/3 jam
Jumlah = 4 jam → hitung upah lembur (cost/unit)
Untuk alternatif 2. :
Jam kerja mesin per hari = 4 x 8 = 32 jam
M 1 = 8 jam
M 2 = 8 jam
M 3 = 8 jam
M 4 = 4 jam → biaya (investasi) besar
M1
M2
M3
M4
79.9
M5
74.4
M6
67
M7
Produk
= 67
Ada 2 pengertian kapasitas mesin :
1. Kapasitas produksi : kemampuan mesin mengolah produk
2. Kapasitas bahan : kemampuan mesin mengolah bahan
M1 M1
M2 M2 M2
M3 M3
25%
M4
60% 15%
M5
M6
Produk
= 120 kg/jam
Bahan A yang dibutuhkan = 172.95 unit produk/jam
Bahan B yang dibutuhkan = 65.80 unit produk/jam
Bahan C yang dibutuhkan = 38.98 unit produk/jam
Contoh 4 :
Masing-masing bahan dari soal di atas ditambah 25%
Bahan A = 216.19 unit produk/jam
Bahan B = 82.25 unit produk/jam
Bahan C = 48.73 unit produk/jam
A = …? B =…? C=…?
M1 M1
M2 M2 M2
M3 M3
25%
M4
60% 15%
M5
M6
Produk
= 120 kg/jam
Jumlah produk yang dihasilkan = 180.02 + 75.05 + 44.95 = 300.02 unit
Jumlah Mesin yang dibutuhkan :
M 1 = 2.16 + 0.82 = 2.98 ~ 3
M 2 = 4.1 + 1.56 = 5.66 ~ 6
M3=1 + 0.96 = 1.96 ~ 2
M 4 = 1.3 ~ 2
M 5 = 1.47 + 0.60 + 0.37 = 2.44 ~ 3
M 6 = 0.73 + 0.30 + 0.18 = 1.21 ~ 2
PERENCANAAN ALIRAN BAHAN
DAN TATA LETAK PABRIK
Perencanaan Aliran Bahan dan Tata Letak Pabrik
1.Assembly Chart
2.Operation Process Chart
3.Process Chart
4.Flow Process Chart
5.Multi-Product Process Chart
6.Flow Diagram
7.From To Chart
8.Activity Relationship Chart
9.Activity Relationship Diagram
10.Area Allocating Diagram
CONTOH ASSEMBLY CHART BASE
1
HANDLE
3
SSA SA
A 1
1 1
KNOB
4
ECCENTRIC ROD
2
PLUNGER
5
9 A 2
PRESSURE PAD
10
11
SA
A 3
3
12
SSA
3
13
8 A 4
A 5
A 6
MASKING TAPE
A 7 KETERANGAN
PAINT
A = ASSEMBLY
CARTON
14 = SUB ASSEMBLY
SA
GUMMED TAPE
16 = INSPEKSI
CONTOH OPERATION PROCESS CHART PRODUK KASUR
CONTOH PROCESS CHART PRODUK SAUS APEL
Distance
Operation
Transport
Description
Storage
Inspect
(min)
(feet)
Time
Delay
Step
of
process
PART NO.
1 2 3 4 5 6 16 17
OPERASI
1. ROUGH STORAGE
2. MILL
3. LATHE
4. DRILL
5. BARE
6. GRIND
7. PRESS
8. HONE
9. SAW
Dibawa ke tempat
Dibawa ke tempat Dibawa ke tempat Dibawa ke tempat Dibawa ke tempat
perakitan secara manual
T-5 T-4 perakitan secara T-3 perakitan secara T-2 perakitan secara T-1 perakitan secara
kemudian dimasukkan ke
manual manual manual manual
dalam kompresor cat
1. Operation
Terjadi bila :
- Suatu objek yang dengan sengaja diubah, baik karakter fisik maupun
kimianya
- Dirakit (di-assembly) atau dibongkar (di-disassembly)
- Diatur untuk operasi lain
2. Transportation
Terjadi bila : suatu objek digerakkan dari satu tempat ke tempat lain
Kecuali : perpindahan tersebut bagian dari operasi atau disebabkan
oleh operator yang sedang bekerja atau suatu inspeksi.
3. Inspection
Terjadi bila : suatu objek diuji identifikasinya atau ditentukan kualitas atau
kuantitasnya.
Simbol-simbol yang Digunakan (lanjutan)
4. Delay
5. Storage
Pembuatan ARC
Ya
Ada pengurangan
momen perpindahan
material ?
Tidak
Iterasi dihentikan
Selesai
CONTOH FLOW DIAGRAMS
From To Chart
From To Chart merupakan suatu teknik yang digunakan dalam perencanaan
layout. Chart ini sangat menolong, khususnya pada problem dimana
banyak item (part) yang melintasi daerah kerja. Chart ini juga sangat
berguna sebagai alat untuk merencanakan hubungan yang optimum dari
daerah-daerah kerja.
To A B C D E F G H I TOTAL
From
A 2 2 3 1 8
B 1 1 1 3
C 1 1 2 4
D 3 3 1 7
E 1 1 1 1 4
F 1 1 2 1 1 6
G 1 1 1 2 5
H 1 1 4 6
I 0
TOTAL 0 3 4 7 4 6 5 6 8
Teknik-teknik Analisa dan Perencanaan Aliran
Teknik-teknik yang biasanya digunakan dalam perencanaan dan analisa
aliran, sebagai pembantu untuk mendapatkan hubungan-hubungan di antara
daerah kerja yang terdapat dalam pabrik tersebut adalah sebagai berikut.
Besi bagian
Roda Besi terali Besi rangka
atas
Dilas (mesin
O-3 las )
Dilas dan
diperiksa
O-11 sambungan -
nya
cat Di cat
O-12 (kompressor )
Disimpan di gudang
produk jadi
Secara umum alasan tingkat hubungan dalam ARC dibagi dalam
tiga macam, yaitu :
1. Keterkaitan produksi
a. Urutan aliran kerja
b. Mempergunakan peralatan yang sama
c. Menggunakan catatan yang sama
d. Menggunakan ruangan yang sama
e. Bising, debu, getaran, bau dan lain-lain
2. Keterkaitan pegawai
a. Menggunakan pegawai yang sama
b. Pentingnya berhubungan
c. Derajat hubungan kepegawaian
d. Jalur perjalanan normal
e. Kemudahan pengawasan
f. Melaksanakan pekerjaan serupa
g. Disenangi pegawai
h. Perpindahan pegawai
i. Gangguan pegawai
3. Aliran informasi
a. Menggunakan catatan/berkas yang sama
b. Derajat hubungan kertas kerja
c. Menggunakan alat komunikasi yang sama
Contoh ARC (Activity Relationship Chart)
Aktivitas Tingkat Hubungan
1
1. Perakitan Per
2
I
2 3
A
2. Penjahitan Kain Quilting 1,2, 4
U 3 U No Alasan
4 4,5 5 1 Urutan Proses
A U
3. Perakitan Kawat Lis 6 2 Menggunakan Informasi yang Sama
U 1 4,5 O
I 3 Menggunakan Material Handling yang Sama
4 - 7
2 O 4 Bising
U O
4. Pemotongan 8
- - 5 Getaran
A 4 A O I
9
1 1 - 2
I O O I
5. Penjahitan 10 Sandi Keterangan
2 - - 2
A O O O U A Mutlak Perlu Berdekatan
- - - 4,5
1 O E Sangat Perlu Berdekatan
I I U
1
6. Perekatan I Penting Berdekatan
1 2 - 4
A I I U
2 O Kedekatan Biasa
1 2 2 4
O I O U Tidak Perlu Berdekatan
7. Penjahitan Lis 3
- 2 - X Tidak Diinginkan Berdekatan
U O O
4
4 - -
U O 5
8. Perakitan Divan 4 -
I A
6
2 1
I
9. Perakitan Sandaran 7
2
A
8
1
9
10. Pembungkusan
10
3. Work Sheet
Sheet ini disusun berdasarkan activity relationship chart, terdiri dari baris-
baris dan kolom-kolom. Pada work sheet ini dituliskan nomor dan jenis
kegiatan pada kolom sebelah kiri dan tingkat hubungan dari tiap-tiap
kegiatan dituliskan pada kolom sebelah kanan.
Contoh Pengisian WS
TINGKAT HUBUNGAN
BAGIAN No AKTIVITAS
A E I O U X
3,4,5,7,8,9,10,11,
2 GUDANG BAHAN BAKU 1 - 6,13,14 12,15,16,17,18
- -
1,5,6,8,9,10,11,
GENERAL SERVICE 14 POS SATPAM - - 2,3,4,13,15 7,18 -
12,16,17
1,2,3,4,5,6,7,8,9
15 PARKIR - - 13,14 18 -
,10,11,12,16,17
1,2,3,4,5,7,8,14,
16 BENGKEL - - 17 6,9,10,11,12,13 -
15,18
PHYSICAL PLANT 2,3,4,5,7,8,9,14,
17 POWER HOUSE - - 1,16 6,10,11 12,13
SERVICE 15,18
2,3,4,5,6,7,16, 8,9,10,12,13,14,
18 TEMPAT PEMBUANGAN LIMBAH - - 1 11
17 15
4. Block Template
Template ini disusun berdasarkan work sheet, dimana masing-masing
aktivitas serta tingkat hubungan terhadap aktivitas-aktivitas lain, dibuat
dalam suatu bujur sangkar (block). Nomor kode tiap aktivitas-aktivitas ditulis
di tengah dari tiap block, sedang tingkat hubungan ditulis pada tepi block
template tersebut.
5. Activity Relationship Diagram
Diagram ini merupakan penyusunan block-block template yang sesuai
dengan tingkat hubungan antara satu sama lainnya.
Contoh Pengisian ARD
A U E A U E A U E A U E A U E
- 8,9,10,12, - - 7,16,17
- -- 1 - - - 7,18 - - 18 -
13 ,14,15
18 . TEMPAT PEMBUANGAN LIMBAH 6. LABORATORIUM 2. GUDANG BAHAN BAKU 14. POS SATPAM 15 . PARKIR
I X O I X O I X -O I X O I X O
4,5,8,9,10 3,4,5,7,8,9, 1,2,3,4,5,6,7,
2,3,4,5,6, 1,5,6,8,9,10,
1 11 1,2,3
- -- ,11 ,12,13, 6,13,14 - 10,11,12,15 2,3,4,13,15 -- 13,14 - 8,9,10,11,12,
7,16,17 11 ,12,16,17
14 ,15,18 ,16 ,17,18 16,17
A U E A U E A U E A U E A U E
I X O I X O I X O I X O I X O
2,5,7,8,9,10 ,
1 - 2,3,4,5,15 , 6,7,11 ,17,18 - 8,9,13,14, 4,6,14 - 2,4,10 ,12, 17 1,3,5,6,8,9,11 9,13 17 2,3,4,5,6,8,
- 11 ,12,13,15 , - -
16,17,18 15,16 14,15 10,11 ,14,15
16 ,17,18
A U E A U E A U E A U E A U E
5. RUANG PERALATAN 4. STOCK YARD 11. KLINIK 9. RUANG GANTI KARYAWAN 10. KANTIN
I X O I X O I X O I X O I X O
2,3,6,7,8,9,10 2,6,7,8,9,10, 2,3,4,5,6,8,9, 1,2,3,4,5,6,11, 2,3,4,5,6,8,12,
4 - 3,5,13,14 - 1,10 18
- 8,10 ,12 - 9,11,13 -
,11,12,13,14, 11,12 ,15,16, 12,13,14 ,15 13,14 ,15,17 14 ,15
15,16,17,18 17 ,18
A U E A U E A U E
6,9,10,11 ,
-- - - 6,10,11 - - 7,18 -
12,13
I X O I X O I X O
1,2,3,4,5,7, 1,2,3,4,5,6,10
2,3,4,5,7,8,
17 -- 8,14,15 ,18 1,16 12 ,13 9 - ,11,12,13,14,
9,14 ,15,18
15 ,16,17
6. Production Space Requirement Sheet
Sheet ini merupakan alat untuk menganalisis luas lantai yang
dibutuhkan khusus untuk kegiatan yang langsung terhadap produksi.
Perhitungan allowance :
Luas mesin
Luas alat bantu
Operator space
Material space +
Subtotal
Allowance = Luas Total – Subtotal x 100%
Luas Total
Contoh Pengisian PSRS 2 2 MESIN /
LUASMESIN (M ) ALATBANTU (M ) OPERATORSPACE MATERIALSPACE LUAS /OPERASI SUBTOTAL TOTALAREA ALLOWANCE
DEPARTEMEN NO MESIN /PERALATAN 2 PERALATAN
LXW =A LXW =A (M2) (M ) (M2 ) (M2) (M2 ) (%)
(UNIT )
TIANGPANCANG
1 Mesin Cutting 1 x 0,4 = 0,4 - (2,4 x 2) - 0,4 = 4,4 (2 x 2) +( 2 x 15 ) = 34 38 ,8 1
2 Mesin Heading 0,6 x 0,5 = 0,3 - (0,5x0,2)-(0,7x0,5)-0,3 = 2,35 - 2,65 1
3 Mesin Spiral 1,35 x 0,6 = 0,81 - (2x2,6)-(1x0,6) = 4,.6 (2 x 2) +( 2,6 x 0,5) = 5,3 21 ,42 2
4 Las danMal Cincin - 2x(0,4 x 0,4) = 0,32 2x1=2 (2 x 2) +( 1 x 1,2) = 5,2 7,36 1
PENULANGAN 122 ,95 222 ,1 44 ,64
5 Meja - 1 x 0,5 = 0,5 - - 1 2
6 Rak - 2 x 0,5 = 1 - - 1 1
Tempat PerakitanPlat Sambung , PCWire
7 dan Kawat Spiral - - - (2 x 2) +( 15 x 2) = 34 34 1
8 Trolley - 1,1 x 15 ,2 = 16 ,72 - - 16 ,72 1
9 Mesin Heading 0,6 x 0,5 = 0,3 - - - 0,3 1
10 Batching Plant (4,5x4)+ 2(2,5x2)+( 2x2)= 32 - - 1/2(10 + 4) x 4 = 28 60 1
11 Alat Stressing - 1 x 0,5 = 0,5 - - 2,5 5
12 Area PembuatanTP - - (20 x2,5)-(18 x0,5) = 41 18 x 0,5 = 9 250 5
PERAKITAN 13 Tempat PenempatanCetakanAtas - 2(0,8 x 1) = 1,6 0,8 x 18 = 14 ,4 16 1
DAN Tempat Pembuatan STP
-
PENGECORAN 14
(Vibrator Internal )
- 0,6 x 0,4 = 0,24 (1 x 7) – 0,24 = 6,76 2(1 x 7) +( 7 x 0,5) = 17 ,5 24 ,5 1 411 ,05 628 ,9 34 ,64
15 Rak - 1,5 x 1 = 1,5 - - 0,75 1
16 Area Penumpukan ProdukSTP - - - 3,5 x 3,5 = 12 ,25 12 ,25 1
17 Meja - 1 x 0,5 = 0,5 - - 1 2
18 Trolley - 1,1 x 27 ,5 = 30 ,25 - - 30 ,25 1
19 Crane - 0,5 x 27 = 13 ,5 - - 13 ,5 1
20 Meja Spinning 18 x 1,25 = 22 ,5 - (20 x2,25 ) – 22 ,5 = 22 ,5 - 90 2
21 Tempat Penumpukan Cetakan - - {(20 x3)-54 }+{(20 x4)-72 } = 14 (3x18 ) +( 4x18 ) = 126 140 1
22 Alat Stressing - 1 x 0,5 = 0,5 - - 1 2
SPINNING 23
269 ,6 392 ,45 31 ,30
Meja - 1 x 0,5 = 0,5 - - 1 2
12 Rak - 2 X 0,5 = 1 - - 1 1
13 Trolley - 1.1 X 26 ,2 = 28 ,82 - - 28 ,82 1
14 Crane - 0,5 X 24 = 12 - - 12 1
TOTALLUASPRODUKSI 2040 ,81 3197 ,75 36 ,18
7. Perhitungan Luas Lantai Service (Plant Service Area Planning Sheet)
Luas lantai untuk service yang dibutuhkan ditunjukkan dalam Plant
Service Area Planning Sheet.
Contoh Pengisian PSAPS
GENERAL SERVICE PERSONAL SERVICE
2 2
NO GENERAL SERVICE LUAS (m ) NO PERSONAL SERVICE LUAS (m )
TOTAL 337,45
4 GUDANG PERALATAN 12
TOTAL 1010 ,7
8. Total Service Requirement Work Sheet
Total service requirement work sheet ini adalah tabel yang menunjukkan
luas lantai masing-masing aktivitas dan jumlah modul serta ukuran
template (area template).
Contoh Pengisian TSRWS
2
ESTIMATE OF SQUARE (m )
NO DEPARTEMEN
INDIVIDUAL AREA SUB TOTAL SIZE OF AREA TEMPLATE
GENERAL SERVICE
POS SATPAM 15,6 4 x 3,9
1 821,6
KANTOR 176 11 x 16
PARKIR 621 (2x20) + (4x22) + (17x9)
PRODUCTION SERVICE
GUDANG BAHAN BAKU 391 11,5 x 34
2 GUDANG PRODUK JADI 421,04 1010,7 15,2 x 27,7
GUDANG PERALATAN 186,66 12,2 x 15,3
LABORATORIUM 12 4 x3
PERSONAL SERVICE
WC KARYAWAN 9,21 ((1,5X4)+(5X2))+(25X5)
3 KANTIN 122,2 337,45 (11x9,2) + (3x7)
MUSHOLLA 73,25 (6,5x6,5)+(2(0.5x0,3)+(2x5)+(2x2,5)+(4(1,5x0,5))
RUANG KARYAWAN 113,5 (8x12) + (3,5x5)
PHYSICAL PLANT SERVICE
4 BENGKEL 74,75 183,95 11,5x6,5
PENGOLAHAN LIMBAH 109,2 5,2 x 21
PRODUCTION
5 3392
PRODUKSI 3392 74 x 81
MAINTE -
NANCE
(4)
PRODUCTION
(5)
10. Final Layout
Pada tata letak pabrik ini telah disusun menurut skalanya, serta
letaknya menurut area allocating diagram dan dengan mempertimbangkan
lorong-lorong yang diperlukan bagi jalan karyawan, aliran bahan
danperalatan. Letak antara satu daerah kerja demgan daerah kerja lainnya
diberi jarak yang dianggap perlu, baik karena alasan tertentu maupun
untuk kemungkinan perkembangan pabrik di masa yang akan datang.
OPERATION
PROCESS CHART
ACTIVITY
RELATIONSHIP
CHART
WORK SHEET
PRODUCTION
PLANT SERVICE
SPACE
BLOCK TEMPLATE AREA PLANNING
REQUIREMENT
SHEET
SHET
AREA ALLOCATING
DIAGRAM
FINAL LAYOUT
Contoh Final Layout
L
B
gr
X
P1
X X X
X
P2
X
P1 X X
X
X P2
P1
X X X
X
X
M3
P1
X X
X
X
X
X X
P1
X X
X
X
X
X X
P1 P1
MS2B
X
X X X
X
MS2A X
P1 P1 X
X
H2 M1
X X
X
X X
X
MS1 B X
MS 1A X
P1 P1 X
X
H4
M1
M3 X X X
X X
P1 P1 X
X
X X
X X
P1 P1 X
X
X X
M1 M1
MS1A M S1B X X
X X
X X
M1
MS1A MS1B X X
X
X X
X
X X
X P2 X
M3 Ms
X X
X X
X
MS1B X
MS1A
M1 X X
NO K E T E RA NG A N
T 1 Pro duksi
D
13 Kant or
2'-2 7/16"
161/16"
15 Park ir
1/1
16"
'-10
16 Power H ouse
6"10/1
11
17 B en gkel
'-1
1 110/1
29
26
24 25
28
Lantai Produksi
23
22
D 21
17
18 19
16 K E TE R A N G A N
14 1. Pos Satpam
15
13 2. Tempa t Parkir Ro da 2
3. Ka ntor
4. Musholla
5. Ka ntin
12
6. Work Shop Tulanga n
7. J a lur I
8. J a lur II
9. J a lur III
10. Ruang G enset Luas Area Total =
11. Ruang Boiler
12. Ruang Pera lata n
48.745 M2
13. G udang
14. Lokasi Test TL
15. Tempa t C etaka n
16. Work Shop C etakan
17. Lokasi Test TP & BJ R
18. Ruang Distrib usi
10 11
19. Ruang Arsip
20. Work Shop Tulanga n
21. Tempa t Stoc k M a terial
22. J a lur IV
23. Ruang Boiler
24. La pangan Tennis
7 8 9 25. Ruang Penga wa s J a lur IV
6 26. Work Shop Tulanga n
C A TA T A N