You are on page 1of 23

BAB I

PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Pertumbuhan dan perkembangan dari gigi geligi seperti halnya organ lainnya
telah dimulai sejak 4-5 bulan dalam kandungan. Pada waktu lahir, maksila
(Rahang atas) dan mandibula (Rahang Bawah) merupakan tulang yang telah
dipenuhi oleh benih-benih gigi dalam berbagai tingkat perkembangan.
Pada umumnya, gigi susu bayi mulai tumbuh di usia sekitar 6-8 bulan.
Tetapi, pertumbuhan gigi si kecil juga bisa terjadi lebih cepat, yaitu sekitar usia 3
bulan. Dan ada beberapa bayi yang mengalami keterlambatan pertumbuhan
giginya, yaitu baru terlihat dasar giginya pada usia sekitar 1 tahun bahkan lebih.
Gigi susu pertama yang biasanya tumbuh pertama kali adalah di bagian bawah
tengah. Sedangkan gigi susu terakhir yang tumbuh biasanya pada bagian paling
belakang di mulut bagian atas. Dan pertumbuhan gigi susu si kecil, normalnya,
akan berakhir ketika ia berusia 3 tahun, dimana ia sudah memiliki gigi susu
lengkap sebanyak 20 gigi.
Tidak semua gigi berkembang dalam waktu yang sama. Tanda-tanda
pertama dari perkembangan gigi pada embrio ditemukan di daerah anterior
mandibula waktu usia 5 sampai 6 minggu,sesudah terjadi tanda-tanda
perkembangan gigi di daerah anterior maksila kemudian berlanjut ke arah
posterior dari kedua rahang.

Gigi merupakan bagian dari rongga mulut yang kadang perawatannya tidak
diperhatikan

dengan

serius.banyak

orang

yang

mengabaikan

kesehatan

gigi.padahal merawat gigi sangatlah penting.

1.2Tujuan
1.2.1

Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran pertumbuhan dan perkembangan gigi
susu dan gigi tetap.

2.2.2

Tujuan khusus
a. Mengetahui pengertian gigi susu dan gigi tetap
b. Mengetahui tahap pertumbuhan gigi susu dan gigi tetap
c. Mengetahui cara merawat gigi susu dan gigi tetap.
d. mengetahui perbedaan gigi susu dan gigi permanen

BAB II
ISI
GIGI GELIGI SULUNG
PERBEDAAN GIGI SULUNG DAN GIGI PERMANEN
A. Pengertian gigi susu (gigi decidui)
Gigi susu atau ada pula yang menyebutnya gigi sulung berperan
penting untuk perkembangan rahang dan erupsi atau pertumbuhan gigi
tetap. Normalnya anak-anak mempunyai 20 gigi susu yang terdiri dari 10
gigi dirahang atas dan 10 gigi dirahang bawah.
Pada dasarnya erupsi atau keluarnya gigi susu pertama terjadi di
usia 6-8 bulan. Umumnya diawali oleh keluarnya gigi seri tengah bawah,
lalu secara berurutan gigi seri tengah atas, gigi seri lateral atas dan gigi seri
lateral bawah, geraham susu pertama, gigi taring dan geraham susu kedua.
Tapi erupsinya tak sekaligus, melainkan satu per satu dan kadang ada juga
yang sepasang-sepasang. Umumnya ketika anak berusia 1 tahun
mempunyai 6-8 gigi susu (tapi kadang ada juga yang hanya 2 gigi
walaupun tanpa disertai keluhan pertumbuhan) dan akan menjadi lengkap
berjumlah 20 gigi susu (4 gigi seri atas-bawah, 2 gigi taring kanan-kiri di
atas-bawah, dan 4 geraham kiri-kanan di atas-bawah) pada usia 18 bulan
atau 2 tahun.

Kendati erupsi gigi pertama terjadi pada usia 6-8 bulan, namun
masih belum bisa dikatakan terlambat apabila di atas usia tersebut belum
juga keluar gigi pertama. Karena, normalnya erupsi gigi terjadi pada usia
6-12 bulan. Lain halnya bila si anak sudah berusia lebih dari setahun tapi
belum juga terjadi erupsi gigi, maka perlu diketahui penyebabnya, ini
apabila anak belum sama sekali tumbuh giginya.
Proses Pertumbuhan Gigi susu

Jenis gigi Jenis gigiJJenis Gigi

Pertumbuhan Gigi dan Usia Anak

Gigi kacip (incisivus)

6 - 9 bulan

Gigi geraham (molar) pertama

12 - 15 bulan

Gigi taring (caninus)

18 - 20 bulan

Gigi geraham (molar) kedua

24 - 36 bulan

Sumber : Buku Kedokteran Anatomi gigi

Pertumbuhan Gigi Susu dan Masa Tanggalnyabuhan Masa tanggal


Gigi Bagian

Jenis Gigi

Rahang Atas Seri Pertama ggal

Masa
Pertumbuhan

Masa
Tanggal

7 bulan

6 Tahun

Seri Kedua

9 bulan

7 - 8 tahun

Taring

18 bulan

12 - 14

Geraham Pertama

14 bulan

tahun

Geraham Kedua

24 bulan

11 - 12 tahun
12 - 14
tahun

Rahang

Kacip Pertama

6 bulan

6 tahun

Bawah

Kacip Kedua

7 bulan

7 tahun

Taring

16 bulan

9 - 10 tahun

Geraham Pertama

12 bulan

10 - 12

Geraham Kedua

20 bulan

tahun
11 - 12 tahun

Sumber: Buku Kedokteran Anatomi gigi

Erupsi dari gigi susu biasanya menurut urutan sebagai berikut :


1.
2.

Gigi i1 bawah
Gigi i2 bawah

3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Gigi i1 atas
Gigi i2 atas
Gigi m1 bawah
Gigi m1 atas
Gigi c bawah
Gigi c atas
Gigi m2 bawah
Gigi m2 atas

Gigi susu berguna dan berpengaruh terhadap kesehatan individu,


perkembangan rahang, erupsi gigi geligi tetap,perkembangan fisik dan
mental

anak-anak,

karena

dengan

kehilangan

dini

gigi

susu,

mengakibatkan perkembangan rahang yang normal tidak mungkin terjadi


dan gigi M1 tidak dapat tumbuh pada posisi yang normal sebagai kunci
dari

oklusi. Orang

tua

tidak

boleh

menganggap

remeh

proses

pertumbuhan gigi susu anak. Karena gigi susu punya fungsi penting dan
ikut mempengaruhi kondisi serta kelancaran pertumbuhan gigi tetap
kelak,.Adapun fungsi dan peran gigi susu adalah :

1. Fungsi pengunyahan (mastikasi)


Anak yang sering sakit gigi tentu akan malas untuk mengunyah
makanan, hal ini berdampak pada asupan gizi yang tentunya sangat
dibutuhkan anak-anak mengingat masa anak-anak adalah masa aktif
pertumbuhan dan perkembangan. Disamping itu berdampak pula
terhadap pertumbuhan rahang, rahang tidak akan bertumbuh
maksimal karena fungsi pengunyahan yang juga tidak maksimal,
6

mengakibatkan gigi-gigi permanen penggantinya kekurangan ruang


sehingga gigi berjejal, posisi gigi depan maju.
2. Fungsi bicara (fonetik)
Gigi berperan dalam pengucapan huruf-huruf tertentu seperti
F,V,S,Z,Th. Ketika gigi, terutama gigi depan hilang/rusak berat maka
pelafalan beberapa huruf akan kurang tepat (cedal).
3. Fungsi kecantikan (estetik)
Anak dengan gigi utuh dan rapi akan terlihat semakin cantik/tampan.
Yang perlu dicermati adalah beban psikologis anak ketika temantemannya mengolok

dengan sebutan ompong karena giginya

gigis(rampant) dan tinggal akar.

4. Fungsi mempertahankan ruang dalam lengkung gigi sebagai


persiapan
Pertumbuhan

gigi

permanen

sekaligus

menentukan

arah

pertumbuhan gigi permanen. Gigi susu karena suatu sebab terpaksa


dicabut sebelum waktunya, maka gigi yang terletak di depan/
belakangnya akan bergeser ke ruang bekas gigi yang dicabut, hal ini
mengakibatkan gigi permanen kekurangan ruang untuk tumbuhnya

kelak. Gigi permanen akan kehilangan penuntun arah, akibatnya gigi


tumbuh dengan arah yang salah.

B. Pengertian gigi permanen


Sekitar umur 6 tahun, gigi geraham tetap pertama mulai tumbuh
atau erupsi pada rahang atas dan bawah. Jadi sekitar umur 6 sampai 12
tahun anak-anak mempunyai gigi geligi campuran antara gigi susu dan gigi
tetap. Setelah mencapai umur 12 tahun kebanyakan dari anak-anak telah
mempunyai semua gigi tetapnya, kecuali untuk gigi geraham bungsu. Gigi
permanen yang pertama muncul dalam rongga mulut (erupsi) ialah gigi m 1,
yang letaknya distal dari gigi m2, pada usia 6 tahun dan sering disebut six
year molar. Gigi tersebut mulai terklasifikasi pada saat bayi dilahirkan.
Gigi ini adalah gigi yang terbesar di antara gigi geligi susu dan gigi ini
baru erupsi setelah pertumbuhan dan perkembangan rahang sudah cukup
memberi tempat untuknya.

1.

Tumbuhnya gigi permanen rahang bawah :


Nama gigi

Usia gigi

Incisivus pertama

6-7 tahun

Incisivus kedua

7-8 tahun

Caninus

9-10 tahun

Premolar pertama

10-12 tahun

Premolar kedua

11-12 tahun

Molar pertama

6-7 tahun

Molar kedua

11-13 tahun

Molar ketiga

17-21 tahun

Sumber: Buku Kedokteran Anatomi gig


2.

Tumbuhnya gigi permanen rahang atas:


Nama gigi

Masa Pertumbuhan

Incisivus pertama

7-8 tahun

Incisivus kedua

8-9 tahun

Caninus

11-12 tahun

Premolar pertama

10-11 tahun

Premolar kedua

10-12 tahun

Molar pertama

6-7 tahun

Molar kedua

12-13 tahun

Molar ketiga

17-21 tahun

Sumber: Buku Kedokteran Anatomi gigi


Proses Pertumbuhan Gigi Permanen
Gigi tetap pertama biasanya muncul di usia 6 tahunan. Oleh
karenanya,paling baik kalau gigi susu tanggal ketika gigi tetap
penggantinya

sudah

teraba

atau

terlihat.

Gigi

susu

harus

dipertahankan karena merupakan penuntun erupsi bagi gigi tetap.


Jika gigi susu copot sebelum waktunya gigi tetap keluar, maka gigi
geligi tetangganya akan bergeser mengisi sebagian kapling yang
kosong. Akibatnya, gigi tetap tumbuh tidak pada tempatnya alias
berantakan.
C.

Pertumbuhan dan Perkembangan Gigi

Benih gigi mulai dibentuk sejak janin berusia 7 minggu dan berasal
dari lapisan ektodermal serta mesodermal. Lapisan ektodermal
berfungsi membentuk email dan odontoblast, sedangkan mesodermal
membentuk dentin, pulpa, semen, membran periodontal, dan tulang
alveolar. Pertumbuhan dan perkembangan gigi dibagi dalam tiga
tahap, yaitu perkembangan, kalsifikasi, dan erupsi.

D.

Tahap Perkembangan Gigi


Tahap perkembangan adalah sebagai berikut:
1. Tahap Inisiasi (bud stage)
Inisiasi merupakan permulaan terbentuknya benih gigi dari jaringan
epitel mulut. Sel-sel tertentu pada lapisan basal dari epitel mulut
berproliferasi lebih cepat dari pada sel sekitarnya. Hasilnya adalah
lapisan epitel yang menebal di regio bukal lengkung gigi. Dalam
tahap ini terjadi penebalan jaringan ektodermal, merupakan
gambaran morfologi pertama dari perkembangan gigi, akan tetapi
hal ini didahului suatu gejala dasar induktif.

2. Tahap Proliferasi (cap stage)

10

Proliferasi adalah gejala dimana proyeksi dari lamina gigi meluas


sampai ke daasar mesenkim pada tempat yang khusus dan
membentuk primordia dari gigi primer ( organ enamel ). Lapisan
sel-sel mesenkim yang berada pada lapisan dalam mengalami
proliferasi, memadat, dan bervaskularisasi membentuk papila gigi
yang kemudian membentuk dentin dan pulpa pada tahap ini. Sel-sel
mesenkim yang berada di sekeliling organ gigi dan papila gigi
memadat dan fibrous, disebut kantong gigi yang akan menjadi
sementum, membran periodontal, dan tulang alveolar.

3. Tahap Histodiferensiasi (bell stage)


Tahap Histodiferensiasi adalah rangkaian perubahan bentuk
(metamorfosis) dari organ enamel yang khas untuk gigi susu dan
gigi tetap. Pada tahap ini terjadi diferensiasi seluler. Sel-sel epitel
email dalam (inner email epithelium) menjadi semakin panjang dan
silindris,disebut sebagai ameloblas yang akan berdiferensiasi
menjadi email dan sel-sel bagian tepi dari papila gigi menjadi
odontoblas yang akan berdiferensiasi menjadi dentin.
4. Tahap Morfodiferensiasi
Pola morfologi atau bentuk dasar dan ukuran relatif dari gigi yang
akan datang dibentuk pada tahap morfodiferensiasi. Sel pembentuk
gigi

tersusun

sedemikian

11

rupa

dan

dipersiapkan

untuk

menghasilkan bentuk dan ukuran gigi selanjutnya. Proses ini terjadi


sebelum deposisi matriks dimulai. Morfologi gigi dapat ditentukan
bila epitel email bagian dalam tersusun sedemikian rupa sehingga
batas

antara

epitel

email

dan

odontoblas

merupakan

gambaran dentino enamel junction yang akan terbentuk. Dentino


enamel junction mempunyai sifat khusus yaitu bertindak sebagai
pola pembentuk setiap macam gigi. Terdapat deposit email dan
matriks dentin pada daerah tempat sel-sel ameloblas dan
odontoblas yang akan menyempurnakan gigi sesuai dengan bentuk
dan ukurannya.

5. Tahap Aposisi
Aposisi adalah pengendapan matriks dari struktur jaringan keras
gigi. Matriks email terbentuk dari sel-sel ameloblas yang bergerak
ke arah tepi dan telah terjadi proses kalsifikasi sekitar 25%30%.Pertumbuhan aposisi dari enamel dan dentin adalah
pengendapan yang berlapis-lapis dari matriks ekstra seluler.
Pertumbuhan aposisi ditandai oleh pengendapan yang teratur dan
berirama dari bahan ekstra seluler yang tidak mempunyai
kemampuan sendiri untuk pertumbuhan yang akan datang.
Bila terjadi gangguan pada tahap aposisi akan mengakibatkan
kelainan atau perubahan struktur dari jaringan keras gigi. Misalnya

12

pada hipoplasia enamel ( gigi yang berwarna kecoklatan


karena tetracycline).
6. Tahap Kalsifikasi Gigi
Tahap kalsifikasi adalah suatu tahap pengendapan matriks dan
garam-garam kalsium. Kalsifikasi akan dimulai di dalam matriks
yang sebelumnya telah mengalami deposisi dengan jalan presipitasi
dari satu bagian ke bagian lainnya dengan penambahan lapis demi
lapis. Gangguan pada tahap ini dapat menyebabkan kelainan pada
kekerasan gigi seperti Hipokalsifikasi. Tahap ini tidak sama pada
setiap individu, dipengaruhi oleh faktor genetik atau keturunan
sehingga mempengaruhi pola kalsifikasi, bentuk mahkota dan
komposisi mineralisasi.
7. Tahap Erupsi Gigi
Erupsi gigi merupakan suatu proses yang berkesinambungan
dimulai dari awal pembentukan melalui beberapa tahap sampai gigi
muncul ke rongga mulut. Ada dua fase yang penting dalam proses
erupsi gigi, yaitu erupsi aktif dan pasif. Erupsi aktif adalah
pergerakan gigi yang didominasi oleh gerakan ke arah vertikal,
sejak mahkota gigi bergerak dari tempat pembentukannya di dalam
rahang sampai mencapai oklusi fungsional dalam rongga mulut,
sedangkan erupsi pasif adalah pergerakan gusi ke arah apeks yang
menyebabkan mahkota klinis bertambah panjang dan akar klinis
bertambah pendek sebagai akibat adanya perubahan pada
perlekatan epitel di daerah apical.
13

Gigi desidui yang juga dikenal dengan gigi primer jumlahnya 20 di


rongga mulut, yang terdiri dari insisivus sentralis, insisivus
lateralis, kaninus, molar satu, dan molar dua dimana terdapat
sepasang pada maksila dan mandibula masing-masing.
Pada usia 6 bulan setelah kelahiran, gigi insisivus sentralis
mandibula yang merupakan gigi yang pertama muncul di rongga
mulut, dan berakhir dengan erupsinya gigi molar dua maksila.
Erupsi gigi permanen pada umumnya terjadi antara usia 5 sampai
13 tahun kecuali gigi permanen molar tiga (erupsi antara 17
sampai 21 tahun), juga seiring dengan pertumbuhan dan
perkembangan pubertas.Waktu erupsi gigi permanen dapat dilihat
pada Tabel 1.
Tabel 1. Perkembangan kronologis pada gigi permanen. Slightly modified by
McCall and Schour.
Gigi

Kalsifikasi dimulai

Enamel

Erupsi

terbentuk
Insisivusse

3-4

bulan

4-5

tahun

7 8 tahun

Insisivus lateralis

10 12 bulan

4-5

tahun

8 9 tahun

Kaninus

4-5

bulan

6-7

tahun

11 12 tahun

Premolar pertama

1 - 1 tahun

5-6

tahun

10 11 tahun

Premolar kedua

2 - 2

6-7

tahun

10 12 tahun

Molar satu

Pada lahir

2 - 3

tahun

6 7 tahun

Molar dua

2 - 3

tahun

7-8

tahun

12 13 tahun

Molar tiga

7 - 10

tahun

12 - 16 tahun

16 21 tahun

Insisivus sentralis

3-4

bulan

4-5

6 7 tahun

sentralis

tahun

14

tahun

Insisivus lateralis

3-4

bulan

4-5

tahun

7 8 tahun

Kaninus

4-5

bulan

6-7

tahun

9 10 tahun

Premolar pertama

1 - 2

tahun

5-6

tahun

10 12 tahun

Premolar kedua

2 - 2 tahun

6-7

tahun

11 12 tahun

Molar satu

Pada lahir

2 - 3

tahun

6 7 tahun

Molar dua

2 - 3

tahun

7-8

tahun

11 13 tahun

Molar tiga

7 - 10

tahun

12 - 16 tahun16 - 21 tahun

Sumber:Buku kedokteran anatomi Gigi

E.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Erupsi Gigi


Erupsi gigi adalah proses yang bervariasi pada setiap anak. Variasi ini
masih dianggap sebagai suatu keadaan yang normal jika lamanya
perbedaan waktu erupsi gigi masih berkisar antara 2 tahun. Variasi
dalam erupsi gigi dapat disebabkan oleh faktor yaitu:
1. Faktor Genetik
Faktor genetik mempunyai pengaruh terbesar dalam menentukan
waktu dan urutan erupsi gigi yaitu sekitar 78%, termasuk proses
kalsifikasi.
2. Faktor Jenis Kelamin
Pada umumnya waktu erupsi gigi anak perempuan lebih cepat
dibandingkan anak laki-laki. Perbedaan ini berkisar antara 1
hingga 6 bulan.Waktu erupsi gigi anak perempuan lebih cepat
dibanding dengan anak laki-laki disebabkan faktor hormon yaitu
estrogen yang memainkan peranan dalam pertumbuhan dan
perkembangan sewaktu anak perempuan mencapai pubertas.

15

3. Faktor Ras
Waktu erupsi gigi orang Eropa dan campuran Amerika dengan
Eropa lebih lambat daripada waktu erupsi orang Amerika berkulit
hitam dan Amerika Indian. Orang Amerika, Swiss, Perancis,
Inggris, dan Swedia termasuk dalam ras yang sama yaitu
Kaukasoid dan tidak menunjukkan perbedaan waktu erupsi yang
terlalu besar.
4. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan tidak banyak mempengaruhi pola erupsi.
Faktor tersebut adalah:
a)

Sosial Ekonomi
Tingkat sosial ekonomi dapat mempengaruhi keadaan
nutrisi,Kesehatan seseorang. Anak dengan tingkat ekonomi
rendah cenderung menunjukkan waktu erupsi gigi yang lebih
lambat

dibandingkan

anak

dengan

tingkat

ekonomi

menengah.
b)

Nutrisi
Nutrisi sebagai faktor pertumbuhan dapat mempengaruhi
erupsi dan proses kalsifikasi. Keterlambatan waktu erupsi
gigi dapat dipengaruhi oleh faktor kekurangan nutrisi, seperti
vitamin D dan gangguan kelenjar endokrin.

16

5. Faktor lokal
Faktor-faktor lokal yang dapat mempengaruhi erupsi gigi adalah
jarak gigi ke tempat erupsi, malformasi gigi, persistensi gigi
desidui, adanya gigi berlebih, trauma terhadap benih gigi, mukosa
gusi yang menebal, ankilosis pada akar gigi, dan gigi sulung yang
tanggal sebelum waktunya.
6. Faktor Penyakit
Gangguan pada erupsi gigi susu dan gigi tetap dapat disebabkan
oleh penyakit sistemik seperti Down syndrome, Cleidocranial
dysostosis, Hypothyroidism, Hypopituitarism, beberapa tipe
dari Craniofacial synostosisdan Hemifacial atrophy.

F.

Cara merawat gigi susu dan gigi tetap


Gigi merupakan bagian dari tubuh yang keras dan terdapat pada
mulut.
Gigi memiliki struktur pelindung yang disebut email gigi, yang
membantu mencegah lubang digigi. Sebagai bagian dari tubuh, gigi
juga memiliki lapisan-lapisan tersendiri. Senyum indah merupakan
senyum yang memiliki gigi yang indah pula, dalam arti gigi yang
sehat. Untuk itu perawatan gigi juga perlu dilakukan.Berikut ini ada
beberapa cara merawat gigi susu dan gigi tetap.

17

1.

Cara merawat gigi susu


a. Pengobatan cepat dan tepat harus diberikan pada gigi
susu yang membusuk atau terluka karena jatuh atau trauma.
b. Segera setelah gigi susu pertama muncul harus mulai
menyikat gigi anak. Pada awalnya, cukup menggunakan
jari atau kapas untuk membersihkan gigi anak. Pada usia
sekitar satu tahun dapat mulai menyikat gigi anak dan
kemudian mengawasi dan membimbing anak untuk menyikat
gigi. Bimbinglah anak untuk menyikat gigi sampai usia 3-4
tahun atau sampai anak mampu menyikat sendiri dengan baik.
Kemudian cukup mengawasinya.
c. Pilihlah sikat gigi anak yang baik, yang memiliki bulu bulat
dan lembut. Kepala sikat harus kecil agar dapat menjangkau
semua sudut. Gagangnya harus cukup tebal namun cocok,
nyaman dan aman di tangan anak.
d. Bilaslah sikat gigi dengan baik dan keringkan di udara setelah
selesai pemakaian. Gantilah sikat gigi setiap tiga bulan sekali.
e. Gunakan pasta gigi khusus anak-anak dengan bahan yang tidak
berbahaya

bila

tertelan. Carilah

pasta

gigi dengan kandunganflouride maksimum 600 ppm. Mulai


usia sekolah, anak-anak dapat beralih ke pasta gigi orang
dewasa, dengan kadar fluorida sebesar 0,1% atau 1.000 ppm
(maksimum

1.500

ppm). Fluoridesangat

pembentukan gigi yang sehat.

18

penting

untuk

f. Gunakan pasta gigi secukupnya saja, hanya sebesar kacang


tanah sudah cukup. Jangan termakan pengaruh iklan yang
menunjukkan penerapan pasta gigi sampai menutupi semua
permukaan

sikat

gigi.

Overdosis flouride pada

saat

pembentukan gigi dapat mengakibatkan masalah yang


disebut fluorosis. Gigi anak menjadi berwarna coklat dengan
bintik-bintik putih permanen. Anak-anak di bawah usia enam
tahun rentan terhadap masalah ini.
g. Berikan contoh kebiasaan menyikat gigi yang baik pada anak.
Misalnya menyikat gigi sesudah makan dipagi hari dan
sebelum tidur dimalam hari. Hal ini memotivasi anak-anak
untuk meniru orang tuanya. Sikatlah gigi dalam waktu yang
cukup (sekitar tiga menit) sehingga seluruh permukaan gigi
betul-betul bersih.
h. Kunjungi dokter gigi secara rutin minimal sekali dalam 6
bulan. Perawatan gigi tidak hanya dilakukan terhadap
kerusakan atau cedera, tetapi juga bila ada maloklusi gigi anak.
Kunjungan

berkala

memungkinkan

dokter

gigi

untuk

mendeteksi dan mengoreksi masalah lebih awal.


i. Hentikan kebiasaan mengisap jempol. Mengisap jempol adalah
normal sampai usia sekitar 3 4 tahun. Jika mengisap
jempol terus berlanjut setelah usia ini, sebaiknya dilakukan
upaya untuk menghentikannya karena dapat berakibat buruk
pada gigi. (Cara tradisional untuk menghentikan kebiasaan ini
adalah dengan penerapan sesuatu yang pahit (misalnya
brotowali) di jempol anak).

19

2. Cara Merawat gigi tetap


a. Rawatlah sebelum terlanjur menjadi rusak. Gunakan sedotan
jika minum kopi,teh,minuman bersoda dan juga anggur merah.
Dengan demikian, minuman tak mengenai gigi secara
langsung. Minuman-minuman tersebut biasanya menjadi
penyebab kerusakan gigi yang sangat kuat.
b. Sejumlah zat bisa melekat di gigi dengan mudah. Oleh karena
itu untuk mencegah terbentuknya noda gigi atau plak. Gunakan
brokoli,daun selada atau bayam untuk mencegahnya. Sayursayuran itu terbukti sangat manjur untuk urusan mencegah
noda gigi.
c. Cara mudah dan sederhana untuk merawat gigi tetap putih
adalah menggosok gigi tiga kali sehari dan setiap selesai
makan. Namun hati- hati dalam menyikat gigi. Jangan terlalu
keras karena itu malah bisa membuat gigi abrasi dan rusak.
Lebih bagusnya gunakan sikat gigi elektrik dan atur waktu
menyikat gigi selama dua menit. Dan teliti saat menggosok
gigi, jangan sampai ada bagian atau sela-sela yang terlewatkan.
Sebaiknya gosok gigi sesuai dengan anjuran dokter gigi.
d. Yang termudah dan tercepat namun membutuhkan biaya lebih
adalah

dengan cara bleaching atau pemutihan. Model

perawatan gigi semacam ini banyak tersedia di klinik gigi dan


klinik kecantikan. Perawatan

semacam ini bisa bertahan

selama dua hingga tiga tahun. Tapi tetap saja

setelah

dibleaching, Anda harus menjaga makanan dan minuman yang


dikonsumsi
20

G. Perbedaan gigi susu dan gigi permanen


Bila dibandingkan dengan gigi permanen, mahkota gigi sulung lebih
kecil dalam segala ukuran dan dimensi. Memiliki cervical ridge yang
lebih menonjol dengan leher lebih sempit, warna lebih cerah dan
memiliki akar yang lebih menyebar. Selain itu terdapat beberapa
perbedaan sebagai berikut:

GIGI SULUNG
1. Mesio-distal

>

GIGI PERMANEN
Cervico-

incisial

1.

Cervico-incisal >

2.

Tanduk

2. Tanduk pulpa lebih tinggi

lebih rendah dan ruang

dan ruang lebih lebar.

pulpanya lebih sempit

3. Ukuran mesio-distal korona


gigi

sulung

lebih

pulpanya

3.

lebar

Ukuran mesio-distal
korona gigi permanen lebih

daripada ukuran serviko-

sempit

insisalnya, kecuali incisivus

serviko-insisalnya.

sentral,

lateral,

kaninus

4.

daripada

Ukuran mesio-distal

bawah, dan incisivus lateral

akar-akar

atas.

depan lebar

4. Ukuran mesio-distal akar-

5.

akar gigi susu depan sempit


5. Pada gigi susu tidak ada

21

ukuran

gigi

permanen

Pada gigi permanen


terdapat gigi premolar

6.

Akar-akar

dan

gigi premolar atau gigi yang


menyerupai premolar.

korona

6. Akar-akar dan korona molar


susu

mesio-distal

sepertiga

servikal

servikal lebih lebar


7.

sempit
7. Akar-akar molar susu relatif

pendek,

sempit/ramping,

panjang dan lebih divergen

8. Akar-akar

8.

gigi

susu

dan

lebih

Akar-akar

gigi

resorpsi
9.

9. Gigi geligi susu lebih putih


susu

tidak

11. Permukaan fasialnya lebih

Gigi

geligi

permanen lebih kuning


10.

terbentuk sekunder dentin.

Pada gigi permanen


terbentuk sekunder dentin

11.

licin
12. Perbedaan

lebar

permanen tidak mengalami

mengalami resorpsi.

gigi

lebih

molar

konvergen

(memancar)

10. Pada

Akar-akar
permanen

lebih

permanen

mesio-distal dan sepertiga

dan
lebih

molar

Permukaan fasialnya
lebih kasar

formula

dan

12.

Perbedaan

formula

jumlahnya: Gigi susu: i 2/2

dan jumlahnya. Gigi tetap: I

c 1/1 m 2/2 = 10. Jumlah=

2/2 C 1/1 P 2/2 M 3/3.

20

Jumlah= 32

BAB III

22

PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

1. Harshanur, Drg. Ny. Itjingningsih Wangidjaja. Anatomi Gigi. Buku


Kedokteran EGC. Jakarta. 1991
2. http://www.vemale.com/kesehatan/37084-perbedaan-antara-gigi-susu-dangigi-tetap.html
3. http://dentistrymolar.wordpress.com/2010/07/01/perbedaan-gigi-sulungdan-gigi-permanen/
4. Mansyur, Drg.Amri. Dental Anatomi

23

You might also like