Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
pencemaran
lingkungan. Padahal di
mengandung zat pati yang cukup tinggi, yakni sekitar 23%. Hal ini
memungkinkan biji alpukat sebagai salah satu sumber pati alternatif.
Alpukat merupakan tanaman yang dapat tumbuh subur didaerah tropis seperti
indoonesia. Buah alpukat merupakan salah satu jenis buah yang digemari banyak
orang selain rasanya yang Sebagian besar masyarakat memanfaatkan alpukat
pada buahnya saja sedangkan bagian lain seperti biji kurang dimanfaatkan. Biji
alpukat memiliki efek hipoglikemik dan dapat digunakan untuk pengobatan secara
tradisional dengan cara dikeringkan kemudian dihaluskan, dan air seduhannya
dapat diminum. Biji alpukat dipercaya dapat mengobati sakit gigi, maag kronis,
hipertensi dan diabetes melitus (Monica, 2006). Beberapa penelitian yang telah
1 | B i o l o g i Te r a p a n
berkhasiat,
salah
satunya
adalah
efek
antidiabetes
melalui
Untuk mengetahui bisa tidaknya biji alpukat digunakan untuk bahan pem buatan
kue
1.3.2
1.3.3
Untuk membuat inovasi kue bolu yang bisa dimakan oleh semua
masyarakat dan tidak takut akan mengenai penyakit
1.3.4
Untuk
memanfaatkan
Limbah
yang
pencemaran lingkungan.
BAB II
2 | B i o l o g i Te r a p a n
hanya
dapat
memyebabkan
Tinjauan Pustaka
2.1 Pengertian Alpukat
Alpukat, atau Persea americana ialah tumbuhan penghasil buah
meja dengan nama sama. Tumbuhan ini berasal dari Meksiko dan Amerika
Tengah dan kini banyak dibudidayakan di Amerika Selatan dan Amerika
Tengah sebagai tanaman perkebunan monokultur dan sebagai tanaman
pekarangan di daerah-daerah tropika lainnya di dunia. Pohon, dengan
batang mencapai tinggi 20 m dengan daun sepanjang 12 hingga 25 cm.
Bunganya tersembunyi dengan warna hijau kekuningan dan ukuran 5
hingga 10 milimeter. Ukurannya bervariasi dari 7 hingga 20 sentimeter,
dengan massa 100 hingga 1000 gram; biji yang besar, 5 hingga 6,4
sentimeter.
Buahnya bertipe buni, memiliki kulit lembut tak rata berwarna
hijau tua hingga ungu kecoklatan, tergantung pada varietasnya. Daging
buah apokat berwarna hijau muda dekat kulit dan kuning muda dekat biji,
dengan tekstur lembut.
2.2 Klasifikasi Alpukat
Kedudukan tanaman alpukat dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan
diklasifikasikan sebagai berikut :
Kerajaan
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnolipilihanda
Ordo
: Laurales
Famili
: Lauraceae
Genus
: Persea
Spesies
: P. americana
Nama Binomial: Persea americana
2.3 Morfologi Tumbuhan Alpukat
Tanaman alpukat termasuk jenis pohon kecil dengan tinggi 3
sampai 10 meter, berakar tunggang, batang berkayu, bulat, warnanya
coklat kotor, banyak bercabang, dan ranting berambut halus. Daun pada
tanaman alpukat ini berbentuk tunggal dengan tangkai yang panjangnya
1,5-5 cm, kotor, letaknya berdesakan di ujung ranting, bentuknya jorong
sampai bundar telur memanjang, tebal seperti kulit, ujung dan pangkal
3 | B i o l o g i Te r a p a n
4 | B i o l o g i Te r a p a n
5 | B i o l o g i Te r a p a n
Jumlah ( % )
10,2
80,1
43,3
37,7
tn
Komponen
Lemak
Serat
Rendaman Pati
Kehalusan granula
Warna
Jumlah ( % )
tn
1,21
21,3
Halus
Putih Coklat
2.6 Pati
Pati atau amilum adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut
dalam air, berwujud bubuk putih, tawar dan tidak berbau. Pati merupakan
bahan utama yang dihasilkan oleh tumbuhan untuk menyimpan kelebihan
glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam jangka panjang (Kimball,
1983).
Pati adalah suatu polisakarida yang mengandung amilosa dan
amilopektin. Amilosa merupakan polisakarida berantai lurus bagian dari
butir-butir pati yang terdiri atas molekul-molekul glukosa yang terikat satu
sama lain melalui ikatan -1,4-glikosidik. Amilosa merupakan bagian dari
pati yang larut dalam air, yang mempunyai berat molekul antara 50.000200.000, dan bila ditambah dengan iodium akan memberikan warna biru.
Amilopektin merupakan polisakarida bercabang bagian dari pati,
terdiri atas molekul-molekul glukosa yang terikat satu sama lain melalui
ikatan 1,4-glikosidik dengan percabangan melalui ikatan 1,6-glikosidik
pada setiap 20-25 unit molekul glukosa. Amilopektin merupakan bagian
dari pati yang tidak larut dalam air dan mempunyai berat molekul antara
70.000 sampai satu juta. Amilopektin dengan iodium memberikan warna
ungu hingga merah (Lehninger, 1988).
2.7 Manfaat Tepung Biji Alpukat
Di Indonesia, belum ada data yang jelas mengenai jumlah
penduduk yang mengidap penyakit diabetes melitus, namun telah diteliti
bahwa frekuensi penderita penyakit diabetes melitus berkisar antara 1,22,3% dari jumlah penduduk yang berusia di atas 15 tahun. Angka ini
cenderung bertambah terus seiring dengan pertumbuhan ekonomi
(Sulastri, 1999).
Diabetes mellitus adalah istilah kedokteran untuk sebutan penyakit
yang di Indonesia dikenal dengan nama penyakit gula atau kencing manis.
Penyakit ini merupakan sekumpulan gejala yang timbul pada seseorang
ditandai dengan kadar glukosa darah melebihi normal (hiperglikemia)
akibat tubuh kekurangan insulin baik absolut maupun relatif. Penyakit ini
dapat terjadi pada semua lapisan umur dan bersifat menahun atau kronik.
Masalahnya, lebih dari 50% penderita tidak menyadari bahwa ia mengidap
7 | B i o l o g i Te r a p a n
BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Proses pembuatan Bolu Cake dari tepung biji alpukat.
Penelitian di laksanakan pada bulan oktober hingga november
2015 di rumah anggi di sidoarjo. Bahan yang di gunakan
adalah biji alpukat yang di peroleh dari penjual jus di sekitar
kampus UM Surabaya. Alat percobaan yang di gunakan adalah
kompor, oven, baskom, pisau, mixer, blender, loyang, panci,
kertas kue ( lapisan loyang).
3.2 Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Penelitian ini
dilakukan dengan dua pengolahan yaitu dengan pemberian
tepung biji alpukat dan tanpa pemberian tepung biji alpukat.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi dari penelitian ini adalah biji alpukat yang
diperoleh penjual jus buah di sekitar lingkungan Kampus
UMSurabaya.
3.3.2 Sampel
Sampel penelitian ini adalah Bolu Cake yang diberi
olahan dari tepung biji alpukat dan Bolu cake tanpa di
beri olahan dari tepung biji alpukat.
(r-1) (k-1) 15
(r-1) (2-1) 15
(r-1) 1 15
1 r 1 15
8 | B i o l o g i Te r a p a n
1 r 16
r = 16
1
= 16
keterangan :
r = jumlah perlakuan
n = jumlah sampel
Variabel terikat
Variabel Kontrol
9 | B i o l o g i Te r a p a n
b. Keras
c. Lembek
3.5 Bahan dan Alat
1. Kompor
2. Oven
3. Blender
4. Baskom
5. Pisau
6. Mixer
6. Mixer
7. Loyang
8. Tepung Terigu 150 gr
9. Tepung Biji Alpukat 200 gr
10. Telur 3 butir telur
10 | B i o l o g i Te r a p a n
rata
menggunakan
spatula.
Anda
bisa
juga
Kegiatan
1
Survei judul,
lokasi,
permasalahan
Penyusunan Bab I
Survei alat dan
bahan
Penyusunan Bab II
Penyusunan Bab
III
Oktober
2
3
11 | B i o l o g i Te r a p a n
Bulan
November
1
2
3
Desember
2
3
Survei Responden
Nodata
Peralatan
Pengumpulan
Pengolahan data
Penyusunan Bab
1
Hand Mixer
IV
Penyusunan 2Bab V Oven
dan Bab VI
Pengaduk
Penyusunan 3
laporan akhir4
Baskom
Harga
Jumlah
95.000
200000
1
5
5.000
15.000
Timbangan
42.250
Gelas Ukur
2.750
Jumlah
Rp 360.000,00
12 | B i o l o g i Te r a p a n
3.8.2
Biaya Bahan
No
Bahan
Harga
Jumlah
Susu
1 kaleng
6.000
Gula
250 gram
3.000
Telur
3 Butir
3.000
Tepung Terigu
1 kg
10.000
Mentega
200 gram
6000
Jumlah
13 | B i o l o g i Te r a p a n
Rp 28.000,00