Professional Documents
Culture Documents
Jumlah
Permintaan per
Jumlah
pedagang /
minggu
permintaan per
pemesan
minggu
20
100 Kg
40
25 Kg
1000 Kg
10
50 Kg
500 Kg
Pengecer di Kota
40
5 Kg
200 Kg
10
Pengecer Pasar
30
10 Kg
300 Kg
Grosir di Kecamatan
20 Kg
100 Kg
Pesanan pengguna
10
20 Kg
200 Kg
100 Kg
400 Kg
50 Kg
2000 Kg
500 Kg
Sales freelance
Total permintaan per minggu =
Jumlah di atas diperkirakan bisa bertambah hingga dua kali lipat apabila
kegiatan sales kanvasan dilakukan di wilayah kota besar seperti Semarang , Solo
, Yogyakarta atau kota kota lainnya sehingga dengan demikian tingkat
kebutuhan / permintaan tusuk sate di setiap kabupaten kota dapat diperkirakan
mencapai rata rata 1 TON per hari.
Penataan ruang produksi yang matang akan memudahkan proses kerja dan
dapat menghindari kejenuhan para pekerja. Ruang kerja harus ditata menjadi
beberapa bagian terdiri dari ruang bahan baku , ruangan mesin dan area
gudang untuk penempatan barang jadi. Total ukuran ruang yg dibutuhkan
diperkirakan
lebih
akan
Kapasitas produksi
Dengan menggunakan satu set mesin berkapasitas produksi 1 hari (8 jam kerja) 100 kg/ shift ,
maka dalam satu minggu 6 hari kerja dengan perhitungan awal 1 shift ( 6 x 100 ) = 600
kilogram / minggu. Jika kegiatan produksi dilakukan 2 shift maka hasil perminggu adalah 1,2 ton
perminggu, yang berarti hanya mampu melayani kurang dari 5 % dari permintaan pasar. Karena
itu demi untuk memenuhi kebutuhan pasar , maka setidaknya dibutuhkan minimal 20 set mesin
terdiri dari mesin serut dan mesin peruncing.
Untuk menjelaskan usaha ini lebih lanjut , pengelola hanya memberikan gambaran usaha
produksi tusuk sate dengan menggunakan hanya satu set mesin saja.
Perencanaan Keuangan
Dalam hal ini dibutuhkan agunan tertentu untuk memenuhi modal kerja selama
beberapa bulan.
B.
Bentuk pinjaman ini diharapkan tanpa jaminan tetapi dilakukan pembagian hasil
hingga terjadi Break Even Point atau dilakukan kontrak kerja sama
2 Biaya Produksi
a.
Sistem
produksi
yang
telah
dijalankan
melibatkan 4
orang
pekerja
Rp 1.200.000,-/
bln
Rp 12.000.000,-
_______________________________________________________________
Total upah tenaga kerja 2 shift
Rp 13.200.000,-
/ bln
/bln
Jika diasumsikan hasil produksi 2 shift adalah sebanyak 5000 kg / bln , dengan
biaya
upah
tenaga
sebesar
Rp
13,200.000
,-
maka
upah
produksi
a.
Biaya packaging
Harga per lembar plastic kemasan 0,5 kg sudah termasuk ongkos cetak
Biaya utility
Listrik / bln
ATK
Maintenence alat
PAM
Lain lain
________________________________________________________________________
Total
Rp 2.300.000,Dengan mengambil 26 hari kerja dalam 1 bulan maka biaya utility per hari
adalah Rp 88.500,- sehingga biaya utility per kilogram Rp 450,- / kg.
c.
(1800 hari) Biaya depresiasi / hari Rp 1.950,Mesin Serut 1 set Rp 20 jt. Masa pakai 5 thn (1800 hari) Biaya depresiasi /
hari Rp 11.500,Mesin Poles dan Peruncing set Rp 30 jt. Masa pakai 5 thn (1800 hari) Biaya
depresiasi / hari Rp 17.000,-
Rp 30.450,-
Rp 2040,- / kg
b. Biaya packaging
Rp 500,- / kg
c. Biaya Utility
Rp 450 ,- / kg
Rp 2640 ,- / kg
e. Depresiasi Alat
Rp 155,- / kg
Total
Rp. 5.785 ,-
Maka biaya produksi per kilogram adalah Rp 5.785,- atau dibulatkan sebesar
Rp.6000,-/kg
Sedangkan harga jual tusuk sate yang ditetapkan produsen adalah sebesar
Rp.14.000,Analisa Modal Usaha Produksi Tusuk Sate
1 Modal
Berdasarkan perkiraan kemampuan kegiatan produksi yang mencapai 5000 Kg /
bulan , maka dapat dilakukan perincian modal usaha sebagai berikut :
Perijinan Usaha
Rp. 1.000.000 ,-
b.
Rp. 15.000.000,-
c.
Rp. 12.000.000
d.
Mesin
Pemotong
Bambu
e.
Rp 4.500.000,Mesin
Pemotong
Lidi
f.
Rp
Mesin
Serut
g.
6.500.000,Rp 35 .000.000,-
Mesin
Peruncing
Rp 25.000.000,-
h.
Oven
Rp. 15.000.000,-
i.
Rp 500.000,-
Rp.
b Biaya listrik
c
Rp 300.000,-
Biaya ATK
Rp 500.000,-
Rp 500.000,-
Rp 10.200.000,-
Kemasan
g Upah Kerja
Rp
2.500.000,-
Rp 13.200.000,-
Rp 1.500,-
Rp 8.500,-
Rp 6.500,-
Sehingga keuntungan per bulan adalah Rp 60.840.000,Dengan melihat kemampuan produksi tusuk sate direncanakan hingga 14.040
Kg / bln dengan biaya tenaga kerja, utility, dan depresiasi alat tetap
maka keuntungan akan lebih baik lagi.
3. Proyeksi Keuntungan
Dengan memasukkan hasil produksi dan nilai keuntungan per bulan maka dapat
dilakukan pentabelan dimana modal tetap Rp 11.800.000,- dan proyeksi hasil
sbb:
Dengan melihat table diatas maka keuntungan bersih pertahun tanpa dibarengi
dengan peningkatan jumlah produksi dengan biaya tetap dan biaya lainnya
(biaya sewa gedung, biaya listrik, biaya ATK, transport, upah kerja, kemasan dan
royalty) juga tetap adalah :
Rp 1.807.260.000,- pada tahun pertama.