Professional Documents
Culture Documents
ASSASSIN BUGS
Kepik leher adalah pemangsa yang mengesankan. Banyak jenis kepik ini
besar, dengan panjangnya 2cm atau lebih, tetapi ada juga yang lebih kecil. Bila
menemukan serangga untuk dimakan, ia membuka mulut pembuluhnya yang
tajam, menusukkan mulutnya ke serangga yang ditangkap dan mengisap bagian
dalamnya.
Kepik Assassin berleher panjang dan alat mulutnya yang berbentuk kurva
terlipat di bawah tubuhnya. Kepik ini memakan kutudaun, ulat-ulat kecil dan
telur serangga lain. Kepik ini adalah pemangsa ulat-ulat, kutu, kepik pengisap
(seperti Helopeltis) dan serangga lainnya. Kepik leher adalah pemburu yang
sangat efektif. Sebagian jenis kepik ini aktif siang hari dan sebagian malam hari.
Daur hidup Beberapa jenis kepik leher meletakkan kumpulan telur pada
permukaan tanaman. Jenis lain meletakkan telur secara terpisah.
Nimfa kepik leher bentuknya mirip dengan dewasa, tetapi lebih kecil dan
tidak mempunyai sayap sempurna jadi tidak dapat terbang. Debu dan kotoran
menempel pada badan beberapa jenis, sehingga tersamar. Banyak jenis kepik
leher dewasa berwarna coklat atau hitam,
tetapi ada juga yang berwarna terang,
serta yang berbentuk aneh, seperti daun
kering.
Sycanus sp. pernah dilaporkan oleh Kalshoven (1981) sebagai predator utama
penghisap daun, Helopeltis antonii Sign (Hemiptera: Miridae) pada tanaman teh
di Indonesia. Spesies lain dari genus Sycanus yang juga dilaporkan berpotensi
sebagai predator adalah S. affanis, S. pyrrhomelas (Walker), S. versicolor Dohrn
(Ambrose, 1999), S. croceovittatus (Daeli, 2011), S. annulicornis (Fitriyani, 2009)
dan S. dichotomus (Zulkefli et al., 2004). S. dichotomus umumnya ditemukan
sebagai predator yang menyerang ulat kantong (bagworms) Metisa plana Walker
(Lepidoptera: Psychidae) pada tanaman sawit. S. dichotomus dapat menusuk
langsung pembungkus ulat kantong dengan rostrumnya yang sangat panjang
(Zulkefli et al., 2004). Selain menyerang ulat kantong, S. dichotomus juga
dilaporkan menyerang ulat beluncas Setothosea asigna Van Eecke dan Darna
trima Moore (Lepidoptera: Limacodidae) (Singh, 1992). Selain itu, ada juga
spesies lain yang dilaporkan dari genus Sycanus yaitu S. macracanthus Stal.
yang memangsa Mahasena corbetti Tams (Lepidoptera: Psychidae) dan
Setothosea asigna (Tiong, 1996) yang juga merupakan hama pada tanaman
sawit. Serangga Sycanus sp. memangsa mangsanya dengan cara menusukkan
stiletnya yang runcing ke bagian tubuh serangga yang lunak. Mangsa segera
lumpuh akibat toksin yang dikeluarkan melalui stiletnya. Cahyadi (2004)
menyatakan bahwa beberapa nimfa menghisap mangsanya secara bersamasama apabila ukuran tubuh mangsanya lebih besar. Studi tentang biologi
Sycanus sudah dilakukan oleh Syari et al. (2011) yang meneliti perkembangan S.
dichotomus pada dua mangsa yang berbeda Corcyra cephalonica Stainton
Nimfa
Nimfa mengalami pergantian kutikula sebanyak lima kali sebelum
mencapai fase dewasa. Nimfa yang baru muncul berwarna kekuning-kuningan
pada kepala, toraks dan abdomennya. Tungkai coklat dengan bagian femur dan
tibia lebih gelap. Nimfa instar pertama hidup berkelompok dan mengubah posisi
dalam jangka waktu pendek dengan bersilangan satu sama lain. Instar kedua
membutuhkan waktu yang lebih pendek sebelum berganti kulit menjadi instar
berikutnya. Warnanya sama dengan instar yang pertama kecuali pada bagian
tubuhnya (Zulkefli dkk, 2004). Nimfa instar ketiga lebih gelap daripada nimfa
instar kedua. Bintik pada abdomen juga lebih lebar. Perbandingan antara
perbedaan mangsa menunjukkan tidak banyak perbedaan pada ukuran tubuh.
Nimfa instar keempat membutuhkan waktu tiga minggu sebelum berganti kulit
menjadi instar berikutnya. Hampir semua nimfa berhasil menjadi imago, dan
hanya sedikit imago tidak normal karena pergantian kutikula yang sulit. Masa
nimfa 69 hari (Zulkefli dkk, 2004).
Imago Imago jantan dan betina dapat dibedakan dari ukuran tubuh dan bagian
abdomennya. Imago jantan lebih kecil dibandingkan dengan imago betina. Imago
yang baru terbentuk tidak dapat bergerak selama 15 20 menit (Zulkefli dkk,
2004). Sycanus relatif mudah dikenali karena bentuknya yang khas. Kepik ini
memiliki ciri kepala memanjang, bagian belakang kepala menggenting mirip
leher, rostrum pendek dan kokoh. Tubuhnya berwarna hitam dengan tanda
segitiga kuning di bagian tengah sayap depan. Bagian tengah abdomennya
melebar sehingga tidak tertutupi oleh sayapnya. Panjang tubuh 2,25 cm dan
lebar bagian abdomen 0,5 cm (Mukhopadhyay dan Sarker, 2009). Kepik ini
adalah pemburu yang ganas (assasin bug). Sewaktu mencari mangsa geraknya
lamban, tetapi jika mangsa telah ditemukan pada jarak tertentu akan menyergap
dengan tiba-tiba dan mengisap habis cairan tubuh mangsa tersebut (Susilo,
2007).