You are on page 1of 24

KELOMPOK 4 ASUHAN KEPERAWATAN

EMERGENCY DAN KRITIS

Bunuh diri merupakan kematian yang


diperbuat oleh sang pelaku sendiri secara
sengaja (Haroid I. Kaplan & Berjamin J.
Sadock, 1998).
Bunuh diri adalah tindakan agresif yang
merusak diri sendiri dan dapat mengakhiri
kehidupan (Budi Anna kelihat, 1991).

Faktor Genetic
Gen memainkan peranan dalam menentukan
temperamen seseorang, dan penelitian
menyingkapkan bahwa dalam beberapa garis
keluarga, terdapat lebih banyak insiden bunuh diri
ketimbang dalam garis keluarga lainya.
Kondisi kimiawi otak pun dapat menjadi faktor yang
mendasar. Dalam otak. miliaran neuron
berkomunikasi secara elektrokimiawi. Di ujung-ujung
cabang serat syaraf, ada celah kecil yang disebut
sinapsis yang diseberangi oleh neurotransmiter yang
membawa informasi secara kimiawi. Kadar sebuah
neurotransmiter, serotonin, mungkin terlibat dalam
kerentanan biologis seseorang terhadap bunuh diri.

Faktor Kepribadian
Para ahli mengenai soal bunuh diri telah
menggolongkan orang yang cenderung untuk
bunuh diri sebagai orang yang tidak puas dan
belum mandiri, yang terus-menerus meminta,
mengeluh, dan mengatur, yang tidak luwes dan
kurang mampu menyesuaikan diri. Mereka
adalah orang yang memerlukan kepastian
mengenai harga dirinya, yang akhirnya
menganggap dirinya selalu akan menerima
penolakan, dan yang berkepribadian kekanakkanakan, yang berharap orang lain membuat
keputusan dan melaksanakannya untuknya
(Doman Lum).

Faktor Psikologis
Faktor psikologis yang mendorong bunuh
diri adalah kurangnya dukungan sosial dari
masyarakat sekitar, kehilangan pekerjaan,
kemiskinan, huru-hara yang menyebabkan
trauma psikologis, dan konflik berat yang
memaksa masyarakat mengungsi.
Psikologis seseorang sangat menentukan
dalam persepsi akan bunuh diri sebagai
jalan akhir/keluar.

Gangguan Mental dan Kecanduan


Gangguan mental merupakan penyakit jiwa
yang bisa membuat seseorang melakukan
tindakan bunuh diri. Mereka tidak
memikirkan akan apa yang terjadi jika
menyakiti dan mengakhiri hidup mereka,
karena sistem mental sudah tidak bisa
bekerja dengan baik.

Ancaman Bunuh Diri


Peringatan verbal atau nonverbal bahwa orang
tersebut mempertimbangkan untuk bunuh diri.
Kurangnya respon positif dapat ditafsirkan sebagai
dukungan untuk melakukan tindakan bunuh diri.
Upaya Bunuh Diri
Semua tindakan yang diarahkan pada diri yang
dilakukan oleh individu yang dapat mengarah
kematian jika tidak dicegah.
Bunuh Diri
Bunuh diri mungkin terjadi setelah tanda
peringatan terlewatkan atau diabaikan. Orang yang
melakukan upaya bunuh diri dan yang benar-benar
ingin mati mungkin akan mati jika tanda-tanda
tersebut tidak diketahui tepat pada waktunya.

Respon maladaptive seseorang membuat seseorang


merasa putus harapan dalam menghadapi
masalah, menimbulkan rasa tidak percaya diri
dalam menghadapi masalah menyebabkan
seseorang merasa rendah diri. Jika seseorang
tidak mampu mengatasi masalah kemungkinan
besar seseorang akan menjadi depresi, mengalami
perasaan gagal, putus asa, dan merasa tidak
mampu dalammengatasi masalah yang
menimbulkan koping tidak efektif. Putus harapan
juga mengakibatkan seseorang merasa kehilangan,
sehingga menimbulkan perasaan rendah diri,
depresi.Rendah diri dan depresi merupakan salah
satu indikasi terjadinya bunuh diri

Komplikasi yang mungkin muncul pada klien dengan tentamen suicide


sangat tergantung pada jenis dan cara yang dilakukan klien untuk
bunuh diri, namun resiko paling besar dari klien dengan tentamen
suicide adalah berhasilnya klien dalam melakukan tindakan bunuh
diri, serta jika gagal akan meningkatkan kemungkingan klien untuk
mengulangi perbuatan tentamen suicide.
Pada klien dengan percobaan bunuh diri dengan cara meminum zat
kimia atau intoksikasi zat, komplikasi yang mungkin muncul adalah
diare, pupil pi- poin, reaksi cahaya negatif , sesak nafas, sianosis,
edema paru .inkontenesia urine dan feces, kovulsi, koma, blokade
jantung akhirnya meninggal.
Pada klien dengan tentamen suicide yang menyebabkan asfiksia akan
menyebabkan syok yang diakibatkan karena penurunan perfusi di
jaringan terutama jaringan otak.
Pada klien dengan perdarahan akan mengalami syok hipovolemik
yang jika tidak dilakukan resusitasi cairan dan darah serta koreksi
pada penyebab hemoragik syok, kardiak perfusi biasanya gagal dan
terjadi kegagalan multiple organ.

Koreksi penunjang dari kejadian tentamen


suicide akan menentukan terapi resisitasi
dan terapi lanjutan yang akan dilakukan
pada klien dengan tentamen suicide.
Pemeriksaan darah lengkap dengan
elektrolit akan menunjukan seberapa berat
syok yang dialami klien, pemeriksaan EKG
dan CT scan bila perlu bisa dilakukan jika
dicurigai adanya perubahan jantung dan
perdarahan cerebral.

Pengkajian Primer

Menilai apakah jalan nafas pasien bebas.


Apakah klien dapat berbicara dan bernafas
dengan mudah, nilai kemampuan klien untuk
bernafas secara normal.
Pada klien dengan kasus percobaan bunuh
diri secara penenggelaman, mungkin akan
ditemukan adanya timbunan cairan di paruparu yang ditandai dengan muntah dan
sesak nafas hebat.

Kaji pernafasan klien, berupa pola nafas, ritme,


kedalaman, dan nilai berapa frekuensi pernafasan
klien per menitnya. Penurunan oksigen yang
tajam ( 10 liter/menit ) harus dilakukan suatu
tindakan ventilasi. Analisa gas darah dan pulse
oxymeter dapat membantu untuk mengetahui
kualitas ventilasi dari penderita.
Tanda hipoksia dan hiperkapnia bisa terjadi pada
penderita dengan kegagalan ventilasi seperti
pada klien dengan kasus percobaan bunuh diri
yang dapat mengakibatkan asfiksia. Kegagalan
oksigenasi harus dinilai dengan dilakukan
observasi dan auskultasi pada leher dan dada
melalui distensi vena.

Nilai sirkulasi dan peredaran darah, kaji


pengisian kapiler, kaji kemampuan venus
return klien, lebih lanjut kaji output dan
intake klien Penurunan kardiak out put dan
tekanan darah, klien dengan syok
hipovolemik biasanya akan menunjukan
beberapa gejala antara lain,
Urin out put menurun kurang dari 20cc/jam,
Kulit terasa dingin, Gangguan fungsi mental,
Takikardi, Aritmia

Menilai kesadaran dengan cepat dan akurat.


Hanya respon terhadap nyeri atau sama
sekali tidak sadar. Penurunan kesadaran
dapat disebabkan penurunan oksigenasi
atau penurunan perfusi ke otak atau
disebabkan trauma langsung pada otak.
Penurunan kesadaran menuntut
dilakukannya reevaluasi terhadap keadaan
oksigenasi, ventilasi dan perfusi.

Lepaskan pakaian yang dikenakan dan


penutup tubuh agar dapat diketahui
kelaianan atau cidera yang berhubungan
dengan keseimbangan cairan atau trauma
yang mungkin dialami oleh klien dengan
tentamen suicide, beberapa klien dengan
tentamen suicide akan mengalami trauma
pada lokasi tubuh percobaan bunuh diri
tersebut, misalnya di leher, pergelangan
tangan dan dibagian-bagian tubuh yang
lain.

Data pasien
Data pasien merupakan identitas pasien yang meliputi
Nama
Usia, jenis kelamin
Kebangsaan/suku
Berat badan, tinggi badan
Tingkat pendidikan
Pekerjaan
Status perkawinan
Anggota keluarga
Agama
Kondisi medis, prosedur pembedahan
Masalah emosional
Dirawat di RS sebelumnya
Pengobatan sebelumnya
Alergi
Review sistem tubuh (pada sistem utama yang mengalami
gangguan)
Pengkajian dilanjutkan dengan mengkaji keluhan utama, keluhan
tambahan serta aspek psikologis dari klien dengan percobaan bunuh
diri.

1.
2.
3.
4.
5.

Bersihan jalan nafas tidak efektif


Kekurangan elektrolit cairan
Pola nafas tidak efektif
Gangguan pertukaran gas
Gangguan perfusi jaringan

NOC: Status Pernapasan: Ventilasi


Tujuan: Bersihan jalan napas kembali efektif
KH:
Menunjukkan jalan napas paten dg bunyi napas bersih
Tidak ada dipsneu
Sekret dapat keluar
NIC: Pengelolaan Jalan Napas
a. Kaji frekuensi atau kedalaman pernapasan dan gerakan
dada
b. Auskultasi area paru, catat area penurunan udara
c. Bantu pasien latihan nafas dalam dan melakukan batuk
efektif.
d. Berikan posisi semifowler dan pertahankan posisi
e. Lakukan penghisapan lendir sesuai indikasi.
f. Kaji vital sign dan status respirasi.
g. Kolaborasi pemberian oksigen dan obat bronkodilator serta
mukolitik ekspektoran.

Resiko kekurangan volume cairan & elektrolit berhubungan


dengan kehilangan cairan berlebih.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan
kebutuhan cairan dan elektrolit adekuat.
NOC : Fluid balance
Kriteria hasil :
1) Mempertahankan urine output sesuai berat badan
2) Tanda-tanda vital dalam batas normal
3) Tidak ada tanda dehidrasi, turgor kulit baik, mukosa lembab.
NIC : Fluid management
1) Pertahankan intake dan output sesuai berat badan
2) Monitor status hidrasi
3) Monitor TTV
4) Kolaborasi pemberian cairan IV
5) Anjurkan pasien untuk meningkatkan masukan makanan dan
cairan
6) Monitor adanya tanda dehidrasi, turgor kulit dan mukosa bibir

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24


jam diharapkan pasien bisa bernafas dengan lega dengan
criteria hasil :
respirasi 20x/mnt
pasien tidak terengah engah dalam bernafas
pasien tampak rileks
Intervensi :
Berikan terapi oksigen
Rasional : membantu mencukupi kebutuhan oksigen
Berikan posisi tendelenberg
Rasional : meningkatkan aliran balik vena
Observasi TTV, terutama respirasi tiap 4 jam sekali
Rasional : membantu mengevaluasi perkembangan pola nafas
Kolaborasi medis untuk pemberian obat golongan epinefrin
Rasional : membantu pembuluh kapiler dilatasi

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan


pertukaran gas lancar.
NOC : Respiratory status : gas exchange
Kriteria hasil :
a. Mendemonstrasikan peningkatan ventilasi dan oksigen yang
adekuat.
b. Memelihara kebersihan paru dan bebas dari tanda-tanda
distress pernafasan .
c. Tanda-tanda vital dalam rentang normal.
NIC : Airway management
Aktivitas :
Buka jalan nafas, gunakan teknik chin lift atau jaw thurst bila
perlu.
Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi.
Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas
buatan.
Berikan bronkodilator bila perlu.
Monitor konsentrasi dan status oksigen.

Tujuan : Tidak terjadi perubahan perfusi pada jaringan


serebral
NOC I: Status sirkulasi
a. Tekanan darah sistole normal
b. Tekanan darah diastole normal
c. Denyut nadi normal
f. Denyut jantung normal
g. Irama jantung normal
NIC
1. Awasi sirkulasi
a. Evaluasi adanya edema perifer dan nadi
b. Lihat / kaji kulit ada luka atau tidak
c. Kaji derajat ketidaknyamanan atau nyeri
d. Ekstermitas bawah direndahkan untuk meningkatkan
sirkulasi arteri
e. Ganti posisi pasien paling sedikit 2 jam
f. Monitor cairan, ternasuk cairan dan keluaran.

You might also like