Professional Documents
Culture Documents
berbasis
keterampilan
proses
juga
mencakup
penemuan
makna (meanings),organisasi, dan struktur dari ide atau gagasan, sehingga secara bertahap
peserta didik belajar bagaimana mengorganisasikan dan melakukan penelitian.
Kata kunci : keterampilan proses, pembelajaran saintifik, pembelajaran kimia
1.
Pendahuluan
Karakteristik pembelajaran pada setiap satuan pendidikan Madrasah Aliyah (MA)
terkait erat pada Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi yang telah ditetapkan
pemerintah. Standar Kompetensi Lulusan memberikan kerangka konseptual tentang
sasaran pembelajaran yang harus dicapai. Standar Isi memberikan kerangka konseptual
tentang kegiatan belajar dan pembelajaran yang diturunkan dari tingkat kompetensi dan
ruang lingkup materi.
Sesuai
dengan
Standar
Kompetensi
Lulusan,
sasaran
pembelajaran
mencakup
ranah
kompetensi
tersebut
memiliki
lintasan
perolehan
(proses psikologis)
yang
berbeda.
Sikap
diperoleh
melalui
aktivitas
melalui
aktivitas
mengingat,
Keterampilan
memahami,
menerapkan,
menganalisis,
mengamati,
peserta didik diberi tahu menjadi peserta didik mencari tahu; (2) guru sebagai satu-satunya
sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber belajar; (3) pendekatan tekstual
menjadi pendekatan proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan ilmiah; (4)
pembelajaran
berbasis
konten
menjadi
pembelajaran
tunggal
dimensi; (7) pembelajaran verbalisme menjadi keterampilan aplikatif; (8) peningkatan dan
keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan keterampilan mental (softskills);
(9) pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik
sebagai pebelajar sepanjang hayat; (10) pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai
dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing
madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses
pembelajaran (tut wuri handayani); (11) pembelajaranyang berlangsung di rumah, di
sekolah, dan di masyarakat; (12) pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa
saja adalah guru, siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas; (13)
pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas pembelajaran; dan (14) pengakuan atas perbedaan individual dan latar
belakang budaya peserta didik.
Selain itu Kurikulum 2013 juga menekankan penerapan pendekatan sintifik atau scientific
approach pada proses pembelajaran. Pendekatan sintifik(scientific approach) dalam
pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi mengamati, menanya, mencoba, mengolah,
menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta untuk semua mata pelajaran (Sudarwan, 2013).
Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
1
Pendekatan Saintifik
dan
dibiasakan
melakukan
analisas
data
yang
sesuai
dengan
tingkat
Pembelajaran saintifik tidak hanya memandang hasil belajar sebagai muara akhir, namun
proses pembelajaran dipandang sangat penting. Oleh karena itu pembelajaran saintifik
menekankan pada keterampilan proses. Model pembelajaran saintifik berbasis peningkatan
keterampilan proses sains adalah model pembelajaran yang mengintegrasikan keterampilan
proses sains ke dalam sistem penyajian materi pembelajaran.
Model ini menekankan pada proses pencarian pengetahuan dari pada transfer
pengetahuan, peserta didik dKimiandang sebagai subjek belajar yang perlu dilibatkan
secara aktif dalam proses pembelajaran, guru sebagai fasilitator yang membimbing dan
mengkoordinasikan kegiatan belajar. Dalam model ini, Nuryani (1998) berpendapat bahwa
peserta didik diajak untuk melakukan proses pencarian pengetahuan berkenaan dengan
materi pelajaran melalui berbagai aktivitas proses sains sebagaimana dilakukan oleh para
ilmuwan (scientist) dalam melakukan penyelidikan sintifikdengan demikian peserta didik
diarahkan untuk menemukan sendiri berbagai fakta, membangun konsep, dan nilai-nilai
baru yang diperlukan untuk kehidupannya.
Model pendekatan saintifik berbasis keterampilan proses juga mencakup penemuan
makna (meanings), organisasi, dan struktur dari ide atau gagasan, sehingga secara
bertahap peserta didik belajar bagaimana mengorganisasikan dan melakukan penelitian.
Pembelajaran berbasis keterampilan proses sains menekankan pada kemampuan peserta
didik dalam menemukan sendiri (discover) pengetahuan yang didasarkan atas pengalaman
belajar, hukum-hukum, prinsip-prinsip dan generalisasi, sehingga lebih memberikan
kesempatan bagi berkembangnya keterampilan berpikir tingkat tinggi. Dengan demikian
peserta didik lebih diberdayakan sebagai subjek belajar yang harus berperan aktif dalam
memburu informasi dari berbagai sumber belajar, dan pendidik lebih berperan sebagai
organisator dan fasilitator pembelajaran.
Model
pembelajaran
berbasis
keterampilan
proses
sains
berpotensi
membangun
kompetensi peserta didik melalui pengembangan keterampilan proses sains, sikap ilmiah,
dan proses konstruksi pengetahuan secara bertahap. Keterampilan proses sains pada
hakikatnya adalah kemampuan dasar untuk belajar (basic learning tools) yaitu kemampuan
yang berfungsi untuk membentuk landasan pada setiap individu dalam mengembangkan
diri.
Sesuai dengan karakteristik kimia sebagai bagian dari natural science, pembelajaran kimia
harus merefleksikan kompetensi sikap ilmiah, berpikir ilmiah, dan keterampilan kerja ilmiah.
Kegiatan
pembelajaran
yang
dilakukan
melalui
proses
mengamati,
menanya,
Kegiatan mengamati bertujuan agar pembelajaran berkaitan erat dengan konteks situasi
nyata yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Proses mengamati mencakup kegiatan yang
memaksimalkan penggunaan seluruh indera untuk mencari informasi, melihat, mendengar,
membaca, dan atau menyimak. Obyek yang diamati adalah materi faktual (yang berbentuk
fakta), yaitu fenomena atau beristiwa yang dapat diamati secara langsung atau dalam bentuk
gambar, film, atau video.
Contohnya dalam pembelajaran Kimia KD 3.8 Menganalisis sifat larutan elektrolit dan
larutan non-elektrolit berdasarkan daya hantar listriknya peserta didikmengamati buah
apel yang baru dibelah dan potongan buah apel yang sudah berubah warna, serta paku
yang masih baru dan paku yang sudah berkarat. Fakta yang diperoleh dari pengamatan
ini adalah buah apel segar berwarna putih dan potongan buah apel warnanya
kecoklatan; ada paku yang (baru) tidak berkarat dan ada paku yang berkarat.
Kegiatan menanya dilakukan sebagai salah satu proses membangun pengetahuan peserta
didik berupa konsep, prinsip, prosedur, hukum dan teori, hingga berpikir metakognitif.
Tujuannya agar peserta didik memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi secara kritis (critical
thinking skill), logis, dan sistematis. Proses menanya dilakukan melalui kegiatan diskusi dan
kerja kelompok serta diskusi kelas. Praktik diskusi kelompok memberi ruang kebebasan
mengemukakan ide/gagasan dengan bahasa sendiri, termasuk dengan menggunakan bahasa
daerah.
Pada contoh di atas kegiatan menanya dapat terjadi dalam diskusi sewaktu peserta
didik mengamati potongan buah apel yang berwarna coklat dan paku yang berkarat
tadi. Pertanyaan antara lain dapat berupa: mengapa buah apel yang tadinya berwarna
putih setelah dibiarkan di udara menjadi berwarna kecoklatan? Mengapa paku (besi)
bisa berkarat? Apakah yang menyebabkan perubahan warna potongan buah apel dan
karat pada paku (besi)?
kreativitas,
dan
keterampilan
kerja
ilmiah.
Kegiatan
ini
mencakup
peserta
didik
diharapkan
akan
termotivasi
untuk
Kegiatan mengasosiasi bertujuan untuk membangun kemampuan berpikir dan bersikap ilmiah.
Data yang diperoleh dibuat klasifikasi, diolah, dan ditemukan hubungan-hubungan yang
spesifik. Kegiatan dapat dirancang oleh pendidik melalui situasi yang direkayasa dalam
kegiatan tertentu sehingga peserta didik melakukan aktivitas antara lain menganalisis data,
mengelompokkan, membuat kategori, menyimpulkan, dan memprediksi/ meramalkan dengan
memanfaatkan lembar kerja diskusi atau praktik. Hasil kegiatan mencoba dan mengasosiasi
memungkinkan peserta didik menguasai keterampilan berpikir kritis tingkat tinggi (higher order
thinking skills) hingga berpikir metakognitif.
Dari contoh di atas, peserta didik menganalisis/mengolah berbagai data yang diperoleh
sehingga dapat menyimpulkan hasil reaksi pembakaran dan serah terima elektron.
Lebih lanjut peserta didik berlatih menuliskan reaksi serah terima elektron sehingga
dapat menjelaskan konsep reaksi oksidasi reduksi dan menentukan bilangan oksidasi
unsur dalam senyawa atau ion.
1.
Analisis KI
Prosedur analisis kompetensi inti (KI) dilakukan dengan langkah sebagai berikut
Melakukan linearisasi kompetensi dasar dari KI 3 dan KI 4 sesuai materi pokok seperti tabel
berikut ini.
Kompetensi
Dasar
Materi Pokok
Menganalisis Struktur Atom
dan Tabel
perkembanga
Periodik
n model atom
Partikel
Menganalisis
partikel
struktur atom
penyusun atom
berdasarkan
Nomor
teori atom
atom dan
Bohr dan teori
nomor massa
mekanika
Isotop,
kuantum.
isobar, isoton
Menganalisis
Perkem
hubungan
bangan model
konfigurasi
atom
elektron dan
Materi
Pelajaran
Fakta
diagram orbital
ssa
untuk
Konfigur
asi elektron
Pendekatan Saintifik
Mengamati (Observing)
Partikel
partikel
penyusun
atom
Mengamati perkembangan
model atom untuk menentukan
atom
dannomor ma periodik.
Mengamati perkembangan
Isotop, tabel periodik unsur untuk
menentukan
letak unsur
dalam tabel
periodik dan
sifat-sifat
periodik unsur.
Mengolah dan
menganalisis
perkembanga
n model atom.
Mengolah dan
menganalisis
truktur atom
Pauli
(sifat
Hund
keperiodikan
unsur)
Prosedur
Konfigu
rasi elektron
dan diagram
orbital
berdasarkan
teori atom
mekanika
kuantum.
kuantum)?
Menyajikan
hasil analisis
hubungan
konfigurasi
elektron dan
diagram orbital
untukmenentu
kan letak
unsur dalam
tabel periodik
dan sifat-sifat
periodik unsur
Mengajukan pertanyaan
berkaitan dengan tabel periodik,
misalnya: apa dasar
pengelompokan unsur dalam tabel
periodik, bagaimana hubungan
konfigurasi elektron dengan letak
unsur dalam tabel periodik, apa
yang menyebabkan keteraturan
sifat unsur dalam tabel periodik?
Mengumpulkan
Data(Experimenting)
Mengamati nomor atom
dan nomor massa beberapa unsur
ating)
Mempresentasikan perkembangan
teori atom dan perkembangan
tabel periodik unsur dengan
menggunakan tata bahasa yang
benar.
A.
Penutup
Ilmu Kimia sebagai bagian tak terpisahkan dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan
sebagai pengetahuan yang diperoleh melalui pengumpulan data dengan eksperimen,
pengamatan, dan deduksi untuk menghasilkan suatu penjelasan tentang sebuah gejala
yang dapat dipercaya. Ada tiga kemampuan dalam Kimia yaitu: (1) kemampuan untuk
mengetahui apa yang diamati, (2) kemampuan untuk memprediksi apa yang belum diamati,
dan kemampuan untuk menguji tindak lanjut hasil eksperimen, (3) dikembangkannya sikap
ilmiah. Kegiatan pembelajaran Kimia mencakup pengembangan kemampuan dalam
mengajukan pertanyaan, mencari jawaban, memahami jawaban, menyempurnakan
jawaban tentang apa, mengapa, dan bagaimana tentang gejala alam maupun
karakteristik alam sekitar melalui cara-cara sistematis yang akan diterapkan dalam
lingkungan dan teknologi. Kegiatan tersebut dikenal dengan kegiatan ilmiah yang
didasarkan pada metode ilmiah.
Kimia berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga Kimia
bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep,
atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan Kimia
diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam
sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan
sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung
untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara
ilmiah.
Daftar Pustaka
Mc
Colum
(2009)
A scientific
approach
to
teaching.
http://en.wordpress.com/typo/?
subdomain=kamcollum
Nuryani_Rustaman,
http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN_IPA/195012311979032NURYANI_RUSTAMAN/Asesmen_pendidikan_IPA.pdf
Peraturan Pemerintah No.32 Tahun 2013 tentang perubahan atas PP No. 19 tahun 2005
tentang Standar Nasional pendidikan (Lembar Negara RI Tahun 2013 No.71, Tambahan
Lembar Negara)
Permendikbud No.54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan
Menengah;
Permendikbud No.64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.
Permendikbud No.65 Tahun 2013 tentang Standar proses Pendidkan Dasar dan Menengah.
Permendikbud No.66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan Menengah.
Permendikbud No.69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah
Menengah Atas/Madrasah Aliyah.
Sudarwan. (2013). Pendekatan-pendekatan Ilmiah dalam Pembelajaran. Pusbangprodi
PENDEKATAN SAINTIFIK
PADA PEMBELAJARAN KIMIA
tak
terkecuali
untuk
mata
pelajaran
kimia.
berlangsung
secara interaktif,
memotivasi peserta
didik
untuk
dan
inspiratif,
sistematis
agar
menyenangkan,
berpartisipasi
aktif,
serta
sikap,
pengetahuan
dan
keterampilan.
Penguatan
proses
siswa
lebih
mampu
dalam
mengamati,
menanya,
ranah
sikap,
pengetahuan,
dan
keterampilan
yang
lintasan
perolehan
(proses psikologis)
yang
berbeda.
Sikap
mengamalkan.
memahami,
Pengetahuan diperoleh
menerapkan,
menganalisis,
melalui
aktivitas
mengevaluasi,
mengingat,
dan
mencipta.
penyingkapan/penelitian
(discovery/inquiry
learning).
Untuk
mendorong
kelompok
pembelajaran
yang
maka
sangat
disarankan
menghasilkan
karya
menggunakan pendekatan
berbasis
pemecahan masalah
tekstual
menjadi pendekatan
proses
sebagai
penguatan
berbasis
kompetensi;
(5)
pembelajaran
parsial
menjadi
(9)
pembelajaran
yang
mengutamakan
pembudayaan
dan
pemberdayaan
peserta
didik
sebagai
pebelajar
sepanjang
hayat;
(10)
saintifik
menekankan
pada
keterampilan
proses.
Model
dan
melakukan
penelitian.
Pembelajaran
berbasis
hukum-hukum,
prinsip-prinsip
dan
generalisasi,
sehingga
lebih
pembelajaran.
mengamati,
menanya,
mencoba/mengumpulkan
data/informasi,
pengetahuan siswa dalam bentuk konsep, prisnsip, prosedur, hukum dan teori,
hingga berpikir metakognitif. Tujuannnya agar siswa memiliki kemapuan berpikir
tingkat tinggi (critical thingking skill) secara kritis, logis, dan sistematis. Proses
menanya dilakukan melalui kegiatan diksusi dan kerja kelompok serta diskusi
kelas. Praktik diskusi kelompok memberi ruang kebebasan mengemukakan
ide/gagasan dengan bahasa sendiri, termasuk dengan menggunakan bahasa
daerah.
(3)
untuk
pemahaman
konsep
dan
prinsip/prosedur
dengan
ini
mencakup
merencanakan,
merancang,
dan
melaksanakan
(4)
dan bersikap ilmiah. Data yang diperoleh dibuat klasifikasi, diolah, dan
ditemukan hubungan-hubungan yang spesifik. Kegiatan dapat dirancang oleh
guru melalui situasi yang direkayasa dalam kegiatan tertentu sehingga siswa
melakukan aktifitas antara lain menganalisis data, mengelompokan, membuat
kategori, menyimpulkan, dan memprediksi/mengestimasi dengan memanfaatkan
lembar kerja diskusi atau praktik. Hasil kegiatan mencoba dan mengasosiasi
memungkinkan siswa berpikir kritis tingkat tinggi (higher order thinking skills)
hingga berpikir metakognitif.
(5)
dukungan
kemajuan
teknologi
dan
seni,
pembelajaran
diharapkan mendorong kemampuan berpikir siswa hingga situasi baru yang tak
terduga.
Agar pembelajaran terus menerus membangkitkan kreativitas dan keingintahuan
siswa, kegiatan pembelajaran kompetensi dilakukan dengan langkah sebagai
berikut
1.
hukum,dan
teori
3.
Mendorong
siswa
4.
Memaksimalkan
aktif
mencoba
pemanfaatan
melaui
tekonologi
kegiatan
dalam
eksperimen
mengolah
data,
mengembangkan
5.
penalaran
dan
memprediksi
fenomena
kompetensi
dasar
yang
termuat
dalam
kompetensi
inti
ke
tiga
linierisai
dengan
kompetensi
inti
ke
empat
(keterampilan).
Fakta, yaitu kejadian atau peristiwa yang dapat dilihat, didengar, dibaca,
disentuh, atau diamati. Contoh fakta adalah peristiwa kebakaran, es mencair dan
air
(2)
menguap,
besi
berkarat,
dan
sebagainya.
teori,
dan
azas.
mengomunikasikan.
Merumuskan
indikator
pencapaian
dan
keterampilan)
materi
(3)
pokok,
kegiatan
pembelajaran
dan
penilaian
dalam
silabus
yang tercantum pada kompetensi dasar maupun kompetensi inti dan dapat
dikembangkan hingga ke tingkat yang paling tinggi untuk mencapai target
pencapaian kompetensi sesuai dengan karakteristik dan daya dukung sekolah
dan
(4)
lingkungannya
Tingkat kompetensi pada aspek sikap adalah menerima, menjalankan,
menghargai,
(5)
mengamalkan
menerapkan,
menganalisis,
mengevalasi,
dan
mengkreasi
mencoba,
(7)
dan
memahami,
(6)
menghayati,
menalar,
menyaji,
dan
mencipta
berikut
dijabarkan dari KI-1 dan KI-2 pada saat dilakukan analisis kompetensi. Penilaian
sikap dilakukan sebagai upaya mengembangkan sikap sosial dan sikap religius
dalam rangka pengembangan nilai karakter bangsa. Penjabaran penilaian sikap
dalam
tabel
pembelajaran
2.
analisis
perlu
direlasikan/dihubungkan
yang
dilakukan
dengan
peserta
kegiatan
didik.
Pemilihan bentuk penugasan dijabarkan dalam tabel analaisis menjadi aspekaspek yang digunakan dalam penilaian. Aspek penilaian tugas ini bermanfaat
dalam
3.
mengembangkan
rubrik
dan
pedoman
penskoran.
hasil
belajar
yang
tidak
optimal.
pengetahuan,
kemampuan
berpikir
dan
keterampilan
tidak
langsung
menyangkut
KD
yang
berkenaan
dikembangkan
dengan
dari
pembelajaran
yang
KI-1
KI-2.
dan
KI-3,
dan
KI-4
dapat
tercapai
secara
terintegrasi.