You are on page 1of 5

Pembakaran Bahan Bakar Fosil sebagai Penyebab Pencemaran Udara

Bahan bakar fosil


Bahan bakar fosil atau bahan bakar mineral, adalah sumber daya alam yang
mengandung hidrokarbon seperti batu bara, minyak, dan gas alam. Semua bahan
bakar fosil dihasilkan dari pemfosilan senyawa hidrokarbon dengan rumus kimia
CxHyOz, dihasilkan oleh tanaman-tnaman hidup melalui proses fotosintesis ketika ia
merubah secara langsung energi surya menjadi energy kimia.
Bahan bakar fosil dan bahan bakar organik lainnya umumnya tersusun dari unsurunsur C (karbon), H (hidrogen), O (oksigen), N (nitrogen), S (belerang), P(fosfor) dan
unsur-unsur lainnya dalam jumlah kecil, namun unsur-unsur kimia yangpenting
adalah C, H dan S, yaitu unsur-unsur yang jika terbakar menghasilkan kalor,
Penggunaan bahan bakar fosil ini telah menggerakan pembangkitan listrik,
pengembangan industri dan alat transportasi.
Pencemaran udara
Masalah pencemaran udara dikota-kota besar, sangat dipengaruhi danberbeda oleh
berbagai faktor yaitu: tofografi, kependudukan, iklim dan cuaca sertatingkat atau
angka perkembangan sosio ekonomi dan industrialisasi.
Masalah-masalahini akan meningkat keadaannya, jika jumlah penduduk perkotaan
semakinmeningkat yang mengakibatkan jumlah penduduk yang terpapar
pencemaran udara juga meningkat.
Faktor Penyebab Pencemaran Udara
Pencemaran udara disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
1.
Faktor alam (internal), yang bersumber dari aktivitas alam
Contoh :
- abu yang dikeluarkan akibat letusan gunung berapi
-gas-gas vulkanik
- debu yang beterbangan di udara akibat tiupan angin
- bau yang tidak enak akibat proses pembusukan sampah organik
2.

Faktor manusia (eksternal), yang bersumber dari hasil aktivitas manusia


Contoh :
- hasil pembakaran bahan-bahan fosil dari kendaraan bermotor
- bahan-bahan buangan dari kegiatan pabrik industri yang memakai zat kimia
organik dan
anorganik
- pemakaian zat-zat kimia yang disemprotkan ke udara
- pembakaran sampah rumah tangga
- pembakaran hutan
Zat-zat Pencemaran Udara
Zat-zat pencemar udara yang paling sering dijumpai dilingkungan perkotaanadalah:
* Karbon monoksida
* Nitrogen dioksida
* Sulfur dioksida
* Partikulat
* Hidrokarbon
* CFC
* Timbal
* Karbondioksida.
Jika panca indera manusia sudah dapat menangkap merasakan adanya pencemaran
udara, maka pencemaran udara tersebut pastilah sudah sangat parah atau sangat
"mengerikan
Seringkali bentuk pencemaran udara yang tidak tertangkap oleh panca indera,
justru lebih berbahaya dan bersifat racun, seperti CO dan NO yang tidak berwarna
dan tidak berbau.

Pembahasan
Selain menghasilkan energi, pembakaran sumber energi fosil (misalnya: minyak
bumi, batu bara) juga melepaskan gas-gas, antara lain karbon dioksida (CO2),

karbon monoksida(CO), nitrogen oksida (NOx), sulfur dioksida (SOx), dan Timbal
yang menyebabkan pencemaran udara
Batu bara selain menghasilkan pencemaran (SO2) yang paling tinggi, juga
menghasilkan karbon dioksida terbanyak per satuan energi. Membakar 1 ton batu
bara menghasilkan sekitar 2,5 ton karbon dioksida.
Berikut ini akan dipaparkan penjelasan mengenai sumber-sumber dan dampak yang
ditimbulkan oleh zat-zat pencemar yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar
fosil.
a.) Kardon monoksida (CO)

Gas karbon monoksida (CO) adalah gas yang dihasilkan dari proses oksidasi bahan
bakar yang tidak sempurna. Gas ini bersifat tidak berwarna, tidak berbau, tidak
menyebabkan iritasi, tidak berasa. CO diproduksi dari pembakaran bakan bakar fosil
yang tidak sempurna, seperti bensin, minyak dan kayu bakar. Konsentrasi CO dapat
meningkat di sepanjang jalan raya yang padat lalu lintas dan menyebabkan
pencemaran lokal. Asap kendaraan merupakan sumber hampir seluruh karbon
monoksida yang dikeluarkan di banyak daerah perkotaan. kebanyakan dari negara
berkembang mengalami kenaikan tingkat karbon monoksida, seiring dengan
pertambahan jumlah kendaraan dan kepadatan lalu lintas.
CO kadangkala muncuk sebagai parameter kritis di lokasi pemantauan di kota-kota
besar dengan kepadatan lalu lintas yang tinggi seperti Jakarta, Bandung dan
Surabaya, tetapi pada umumnya konsentrasi CO berada di bawah ambang batas
Baku Mutu PP41/1999 (10,000g/m3/24 jam). Walaupun demikian CO dapat
menyebabkan masalah pencemaran udara dalam ruang (indoor air pollution) pada
ruang-ruang tertutup seperti garasi, tempat parker bawah tanah, terowongan
dengan ventilasi yang buruk, bahkan mobil yang berada di tengah lalulintas.
Gas karbon monoksida memasuki tubuh melalui pernafasan dan diabsorpsi di dalam
peredaran darah. Karbon monoksida akan berikatan dengan haemoglobin (yang
berfungsi untuk mengangkut oksigen ke seluruh tubuh) menjadi
carboxyhaemoglobin. Gas CO mempunyai kemampuan berikatan dengan
haemoglobin sebesar 240 kali lipat kemampuannya berikatan dengan O2. Secara
langsung kompetisi ini akan menyebabkan pasokan O2 ke seluruh tubuh menurun
tajam, sehingga melemahkan kontraksi jantung dan menurunkan volume darah
yang didistribusikan. Konsentrasi rendah (<400 data-blogger-escaped-ambient=""
data-blogger-escaped-dan="" data-blogger-escaped-dapat="" data-bloggerescaped-keletihan="" data-blogger-escaped-konsentrasi="" data-blogger-escapedmenyebabkan="" data-blogger-escaped-ppmv="" data-blogger-escaped-pusingpusing="" data-blogger-escaped-sedangkan="" data-blogger-escapedtinggi="">2000 ppmv) dapat menyebabkan kematia, dapat mengakibatkan

kecilnya berat badan janin, meningkatnya kematian bayi dan kerusakan otak,
bergantung pada lamanya seorang wanita hamil terpajan.
b.) Karbon dioksida (CO2)

Karbon dioksida (CO2) adalah gas yang diemisikan dari sumber-sumber alamiah dan
antropogenik. Karbon dioksida adalah gas yang secara alamiah berada di atmosfer
Bumi, berasal dari emisi gunung berapi dan aktivitas mikroba di tanah dan lautan.
Tetapi akibat aktivitas manusia (pembakaran batubara, minyak dan gas alam,
pembakaran dalam kendaraan bermotor dan mesin pabrik) konsentrasi global CO2
semakin meningkat
Masalah utama dari peningkatan CO2 adalah perubahan iklim. Karbon dioksida
adalah salah satu gas rumah kaca (GRK) karena potensi pemanasan globalnya
(GWP/Global Warming Potential). Pada saat ini tidak hanya CO2 yang dikenal
sebagai GRK tetapi juga pencemar udara lainnya seperti metana, ozon, kloroform,
dan HFCs.Emisi CO2 adalah pemancaran atau pelepasan gas karbon dioksida (CO2)
ke udara. Emisi CO2 tersebut menyebabkan kadar gas rumah kaca di atmosfer
meningkat, sehingga terjadi peningkatan efek rumah kaca (peningkatan suhu
permukaan bumi) dan pemanasan global. CO2 tersebut menyerap sinar matahari
(radiasi inframerah) yang dipantulkan oleh bumi sehingga suhu atmosfer menjadi
naik. Hal tersebut dapat mengakibatkan perubahan iklim dan kenaikan permukaan
air laut.
Karbon dioksida juga dapat menyebabkan hujan asam karena akan larut di dalam
air hujan dan membentuk asam karbonat, menyebabkan air hujan bersifat lebih
asam bila dibandingkan dengan air tawar.hujan asam dapat menyebabkan
kerusakan hutan, kematian biota laut dan kerusakan bangunan.
CO2 (g) + H2O(l) H2CO3(aq)
c.) Sulfur dioksida (SO2)

Pencemaran oleh sulfur oksida terutama disebabkan oleh dua komponen sulfur
bentuk gas yang tidak berwarna, yaitu sulfur dioksida (SO2) dan Sulfur trioksida
(SO3), dan keduanya disebut sulfur oksida (SOx). Sulfur dioksida mempunyai
karakteristik bau yang tajam dan tidak mudah terbakar diudara, sedangkan sulfur
trioksida merupakan komponen yang tidak reaktif. Di udara SO2 selalu terbentuk
dalam jumlah besar. Jumlah
SO3 yang terbentuk bervariasi dari 1 sampai 10% dari total SOx. Setelah berada
diatmosfir sebagai SO2 akan diubah menjadi SO3 (Kemudian menjadi H2SO4) oleh

proses-proses fotolitik dan katalitik Jumlah SO2 yang teroksidasi menjadi SO3
dipengaruhi oleh beberapa faktor termasuk jumlah air yang tersedia, intensitas,
waktu dan distribusi spektrum sinar matahari, Jumlah bahan katalik, bahan sorptif
dan alkalin yang tersedia.
Gas sulfur dioksida (SO2) adalah gas yang tidak berbau bila berada pada
konsentrasirendah tetapi akan memberikan bau yang tajam pada konsentrasi pekat.
Sulfur dioksida berasal dari pembakaran bahan bakar fosil,( seperti minyak bumi
dan batubara) dan peleburan logam. Pembakaran batubara pada pembangkit listrik
adalah sumber utama pencemaran SO2. Selain itu berbagai proses industri seperti
pembuatan kertas dan peleburan logam-logam dapat mengemisikan SO2 dalam
konsentrasi yang relatif tinggi.
SO2 adalah kontributor utama hujan asam. Di dalam awan dan air hujan Gas SO2
yang teremisi ke udara dapat membentuk asam sulfat (H2SO4) yang menyebabkan
terjadinya hujan asam dan aerosol sulfat di atmosfer. Bila aerosol asam tersebut
memasuki sistem pernafasan dapat terjadi berbagai penyakit pernafasan seperti
gangguan pernafasan hingga kerusakan permanent pada paru-paru. Pencemaran
SO2 pada saat ini baru teramati secara lokal di sekitar sumber-sumber titik yang
besar, seperti pembangkit listrik dan industri.
Emisi gas SO2 ke udara dapat bereaksi dengan uap air di awan dan membentuk dan
asam sulfat (H2SO4) yang merupakan asam kuat. Jika dari awan tersebut turun
hujan, air hujan tersebut bersifat asam (pH-nya lebih kecil dari 5,6 yang merupakan
pH hujan normal), yang dikenal sebagai hujan asam. Hujan asam menyebabkan
tanah dan perairan (danau dan sungai) menjadi asam. Untuk pertanian dan hutan,
dengan asamnya tanah akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman produksi.
Untuk perairan, hujan asam akan menyebabkan terganggunya makhluk hidup di
dalamnya. Selain itu hujan asam secara langsung menyebabkan rusaknya
bangunan (karat, lapuk). Gas yang berbau tajam tapi tak bewarna ini juga dapat
menimbulkan serangan asma dan, karena gas ini menetap di udara, bereaksi dan
membentuk partikel-partikel

You might also like