Professional Documents
Culture Documents
I.
TUJUAN
1. Mendemonstrasikan pengendalian ON/OFF secara manual.
2. Mendemonstrasikan output relay ON/OFF menggunakan Process
Controller.
II.
PERALATAN
Stopwatch
III.
IV.
DASAR TEORI
Terdapat dua jenis pengendalian on/off, secara manual dan secara
otomatis. Secara manual dengan menggunakan saklar pemilih dan secara
otomatis dengan menggunakan process contoller. Setting pada process
controller harus diatur sedemikian rupa agar harga Proporsional Band,
Integral Time dan Derivative Time adalah 0 (karakteristik pengendalian
ON/OFF).
Pada pengendalian on/off secara manual, manusia termasuk
operator agar menggerakan elemen contol akhir (saklar pemilir) ke posisi
on dan posisi off. Dalam hal ini manusia bertindak sebagai controller yang
menerima hasil pengukuran dan mengevaluasi hasil pengukuran untuk
menjadi input bagi variabel manipulasi.
Suplay tegangan
rendah
A C tidak
tersambung
koil
24 VAC
Ke soket24 VAC
240 VAC
Ke soket240 VAC
N/O kontak
terbuka
Suplay tegangan
rendah
A C tersambung
kabel
koil
24 VAC
Ke soket24 VAC
240 VAC
Ke soket240 VAC
N/C kontak
tertutup
100 %
Set point 50 %
%P
0%
Waktu
On
On
Of
Of
V. PROSEDUR KERJA
I.PENGENDALIAN ON/OFF DENGAN SAKLAR PEMILIH
1. Memperhatikan bagian saklar pemilih pada alat PC10 (SWITCHED
OUTPUT), posisi saklar pada kontak terbuka (N/O) dan pasang lampu
24 VAC di soket 24 VAC. Mengamati lampu dalam keadaan hidup atau
mati.
2. Memindahkan posisi saklar ke N/C (kontak tertutup), mengamati bahwa
lampu menjadi mati.
3. Mengambil sebuah kabel, menghubungkan dari soket A ke soket C pada
posisi N/O, mencatat keadaan lampu. Mengubah saklar ke N/C,
mencatat perubahan.
4. Mengulangi langkah 3 dengan menghubungkan A-B dan B-C
5. Membuat tabel data.
II. PENGENDALIAN ON/OFF DENGAN PROCESS
CONTROLLER.
1. Pada process controller, menekan tombol (untuk masuk ke sistem
konfigurasi) setelah digit pada layar variable process berkedip,
menekan tombol F 1x, kemudian mengatur agar harga ProP, Int dan Der
pada harga 0 (nol) harga siklus (CYt) pada harga 10 detik. Set harga
histerisis (HYSt) pada harga 2% dan harga setpoint pada 50%. Harga
variabel lain tetap.
2. Memastikan aksi control (CS-2) adalah r (reverse). Membiarkan harga
Span dan ZerO.
3. Memasang kabel dari bagian manual output ke input pada process
controller (4 - 20 mA) dan meletakkan lampu indikator pada soket 24
VAC di bagian bawah process controller.
Lampu (ON/OFF)
N/O
N/C
OFF
ON
OFF
ON
OFF
ON
ON
OFF
Lampu ON/OFF
ON
ON
OFF
OFF
OFF
ON
-
Lampu ON/OFF
ON
ON
OFF
OFF
OFF
ON
-
Lampu ON/OFF
ON
ON
OFF
OFF
OFF
ON
-
VII.
ANALISA DATA
Percobaan kali ini ialah percobaan pengendalian ON/OFF pada alat PC 0
dengan menganalisa keadaan lampu 24 VAC dalam keadaan nyala dan mati.
Terdapat dua jenis pengendalian ON/OFF yaitu secara manual dengan
menggunakan saklar pemilih dan secara otomatis dengan menggunakan process
controller.
Pengendalian ON/OFF secara manual menggunakan saklar pemilih N/O
(Normally Open) dan saklar pemilih N/C (Normally Close). Pada saat operator
tidak menghubungkan soket A ke soket C pada posisi N/O maka lampu 24 VAC
mati. Saklar pemilih N/O bertindak sebagai pemutus arus dengan kutub positif
dan kutub negatif tidak terhubung secara normal, sehingga tidak ada arus yang
mengalir. Namun jika soket A dan C dihubungkan pada posisi N/O maka lampu
24 VAC nyala karena pada N/O kutub positif dan kutub negatif tehubung sehingga
arus mengalir mengalir. Saat dipindahkan menjada saklar N/C dan soket A dan C
terhubung maka lampu 24 VAC mati dikarenakan terjadinya hubungan pendek
yang menyebabkan arus terputus. Oleh karena itu apabila soket A dan C tidak
dihubungkan maka lampu 24 VAC menyala.
Pada pengendalian ON/OFF secara otomatis menggunakan process
controller. Percobaan ini dilakukan dengan memvariasikan nilai histerisis dan nilai
set point. Pada saat histerisisnya 2% set point 50% lampu menyala pada nilai
variabel proses 48% dan mati pada 52%. Saat histerisisnya 3% set point 40%
didapatkan lampu menyala pada 37% dan mati pada 43%. Sedangkan saat
histerisisnya 5% set point 50% didapatkan lampu menyala pada nilai variabel
45% dan mati pada 55%. Maka dapat dianalisa bahwa makin besar nilai histerisis
maka makin besar rentang daerah netralnya dan batasan-batasan sesuai dengan set
point yang sudah ditentukan. Hal ini berarti bahwa histerisis merupakan batas atas
danbatas bawah dari set point.
VIII. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :