You are on page 1of 26

Persalinan sungsang

Nuzhah
Stambuk : 09 777 009
Supervisor :
Dr. Abd. Faris, Sp. OG

Laporan kasus
letak sungsang ppt Copy.doc

Definisi
Letak sungsang merupakan

keadaan dimana janin terletak


memanjang/membujur dengan
kepala difundus uteri dan bokong
dibagian bawah kavum uteri.

Letak

Klasifikasi

Faktor Predisposisi
Letak
Kelainan
Gemelli
Multiparitas
Plasenta
Tumor-tumor
Anomali
Hidramnion
Oligohidramnion

Diagnosis
PemeriksaanLuar :
Berdasarkan pemeriksaan Leopold akan

teraba bagian keras, bundar, dan


melenting pada fundus uteri. Punggung
anak dapat diraba pada salah satu sisi
perut dan bagian-bagian kecil pada pihak
yang berlawanan. Di atass imfisis, akan
teraba bagian yang kurang bundar dan
lunak.
Bunyi jantung terdengar pada punggung
anak setinggi pusat.

PemeriksaanDalam :
Dapatdilakukanapabilapembukaancukup
PemeriksaanPenunjang :
USG : menilai TBJ, penilaian volume air ketuban,

konfirmasiletakplasenta, jenispresentasibokong,
keadaanhiperekstensikepala, kelainankongenital,
dankesejahteraanjanin.

Penatalaksanaan

PenatalaksanaanAntepartum
Tujuan :

Mencegahmalpresentasipadawaktupersalin
an.
Beberapacarauntukmengubahpresentasibo
kongmenjadikepala :
Versiluar
Moksibusi
Knee-chest Position

IndikasiVersiLuar
Kurangi
Pada

Prosedur Persalinan Sungsang Perabdominam


Persalinan letak sungsang dengan seksio sesaria sudah tentu
merupakan yang terbaik ditinjau dari janin. Banyak ahli
melaporkan bahwa persalinan letak sungsang pervaginam
memberi trauma yang sangat berarti bagi janin. Namun hal ini
tidak berarti bahwa semua letak sungsang harus dilahirkan
perabdominam. Persalinan diakhiri dengan seksio sesaria bila:
1. Persalinan pervaginam diperkirakan sukar dan berbahaya
(disproporsi feto pelvic atau skor Zachtuchni Andros 3).
2. Tali pusat menumbung pada primi/multigravida.
3. Didapatkan distosia
4. Umur kehamilan:
5. Prematur (EFBW=2000 gram)
6. Post date (umur kehamilan 42 minggu)
7. Riwayat persalinan yang lalu: riwayat persalinan buruk, milai
social janin tinggi.
8. Komplikasi kehamilan dan persalinan:
9. Hipertensi dalam persalinan
10. Ketuban pecah dini

Zatuchni-Andros Breech Scoring


Skor Zachtuchni Andros
Parameter

Nilai
0

Paritas

Primi

multi

Pernah letak sungsang

Tidak

1 kali

2 kali

> 3650 g

3649-3176 g

< 3176 g

> 39 minggu

38 minggu

< 37 minggu

Station

< -3

-2

-1 atau >

Pembukaan serviks

2 cm

3 cm

4 cm

TBJ
Usia kehamilan

Prosedur

Cara Bracht

ManuverLovset

Pegang janin pada

pinggulnya
Putar badan bayi
setengah lingkaran
dengan arah putaran
mengupayakan
punggung berada di
anterior
Traksi kebawah
Putar kembali badan
janin kearah
berlawanan sambil
traksi kearah bawah.

ManuverMauriceau-SmellieVeit
Bayi berada dalam posisi telungkup menghadap

kebawah. Letakkan tubuhnya ditangan penolong


Jari telunjuk dan jari manis penolong dipipibayi
Gunakan tangan penolong yang lain untuk
memegang bahu dari arah punggung dan
melakukan traksi
Fleksikan kepala janin
Bila belum terjadi paksi dalam maka penolong
melakukan gerak memutar paksi (kepala tetap
fleksi) dan traksi baju mengikuti arah sumbu
panggul
Bila sudah terjadi paksi dalam lakukan traksi
kebawah dan minta bantuan asisten untuk menekan
daerah supra-simfisis.
Bila suboksiput sudah lahir badan bayis edikit demi
sedikit diangkat kearah perut ibu. Berturut2 lahir
dagu, mulut, dan seluruh kepala

Komplikasi

Prognosis
Angka morbiditas dan mortalitas ibu dan

janin pada persalinan sungsang


pervaginam lebih besar.

Pada kasus ini, jika dilihat dari definisi merupakan

kehamilan dengan letak sungsang, dimana keadaan


janin terletak memanjang dengan kepala difundus uteri
dan bokong dibagian bawah kavum uteri. Namun
dalam penegakan diagnosis pada kasus ini terdapat
syarat yang belum terpenuhi yaitu kurang dilakukan
pemeriksaan USG untuk konfirmasi terhadap presentasi
bagian janin yang terdapat di bagian terbawah rahim.
Dari anamnesis didapatkan kalau ibu hamil akan
merasakan perut terasa penuh dibagian atas dan
gerakan anak lebih banyak di bagian bawah rahim.
Namun dari anamnesis yang dilakukan terhadap
pasien, ternyata tidak didapatkan seperti teori.

Pada

pemeriksaan luar berdasarkan pemeriksaan


Leopold ditemukan bahwa Leopold I difundus akan
teraba bagian yang keras dan bulat yakni kepala.
Leopold II teraba punggung disatu sisi dan bagian kecil
disisi lain. Leopold III-IV teraba bokong dibagian bawah
uterus. Kadang-kadang bokong janin teraba bulat dan
dapat memberi kesan seolah-olah kepala, tetapi
bokong tidak dapat digerakkan semudah kepala.
Denyut jantung janin pada umumnya ditemukan
setinggi pusat atau sedikit lebih tinggi daripada
umbilikus. Dalam hal ini, setelah pemeriksaan
abdomen dilakukan ternyata hasil pemeriksaan fisik
yang didapatkan sesuai dengan teori yang ada.

Pada kasus ini, diagnosis letak sungsang dikuatkan lagi

dengan hasil pemeriksaan dalam yang menunjukkan


bahwa pembukaan servik 6 cm, bagian terbawah janin
teraba bokong murni sebagai denominatornya dan
ketuban telah pecah sebelumnya.
Dalam kasus ini telah terjadi tanda-tanda persalinan
seperti pembukaan servik > 2 cm, adanya his > 2x
dalam 10 menit dan pecahnya ketuban secara spontan.
Hal ini menandakan bahwa janin yang berada dalam
kandungan penderita tidak dapat lagi dilakukan versi
luar untuk memutar posisi janin karena bila air ketuban
telah pecah dan bokong janin sudah berada di pintu
atas panggul maka versi luar yang dilakukan akan
menjadi sia-sia.

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Dari hasil pemeriksaan fisik dan evaluasi awal pada


penderita ini didapatkan hal-hal sebagai berikut:
Persentasi bokong murni
Perkiraan berat janin yang masih dalam batas normal (3565
g)
Tidak ada kelainan letak pada tali pusat
Tidak ada riwayat seksio sesaria
Dari pengukuran dengan ZA skor didapatkan skor = 5
Penderita tidak ada riwayat obstetric yang buruk
His yang adekuat yaitu 3x/10 menit dengan durasi selama
30 detik
Denyut jantung janin yang baik yaitu 134 x/menit (regular)
Kemajuan persalinan yang baik yaitu hingga mencapai
pembukaan lengkap.

Setelah dilakukan seksio sesaria didapatkan bayi lahir

dengan jenis kelamin laki-laki, berat bayi lahir: 3800


kg, panjang: 51 cm, lingkar kepala: 36 cm, skor
apgar : 6-8, placenta terletak di fundus bagian kornu
posterior. Dari hasil ini menunjukkan bahwa hal yang
mengakibatkan terjadinya kemacetan pada proses
persalinan kala II karena ukuran bayi yang besar yaitu
3800 g sehingga tidak dapat melewati jalan lahir yang
secara normal sebelumnya dapat dilalui oleh bayi
yang berukuran 3000 g dengan spontan. Berdasarkan
hal ini maka terjadi distosia akibat passenger yang
terlalu besar pada proses persalinan sehingga tidak
dapat dilakukan dengan cara pervaginam

Dari

penemuan letak placenta, maka


kemungkinan
yang
menjadi
faktor
penyebab terjadinya letak sungsang pada
kasus ini adalah letak placenta yang ada di
fundus bagian kornu posterior. Sesuai teori
yang ada bahwa plasenta yang terletak
didaerah
kornu
fundus
uteri
dapat
menyebabkan letak sungsang, karena
plasenta
mengurangi
luas
ruangan
didaerah fundus sehingga kepala berada
diruang yang lebih kecil dan bokong
dipaksa untuk menempati ruang yang lebih
luas yaitu di segmen bawah rahim.

Terima Kasih

KontraIndikasi
Suspek
Riwayat
Ketuban
Gestasi
Anomali
Plasenta
Oligohidroamnion

You might also like