Professional Documents
Culture Documents
Dokumen
SOP/ KAMAR
BERSALIN /
010
RSIA
ASSYIFA
TANGERANG
Tanggal Terbit
19 Maret 2013
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
SOP PENJAHITAN
PERINEUM
HALAMAN
1/8
Ditetapkan Oleh
Direktur
3.
sesuai dengan prosedur kebidanan dan keperawatan yang dibuat oleh RSIA ASSYIFA
Dilakukan tindakah ini pada kasus robekan perineum berdasarkan tingkat robekan
Tingkat I : Robekan terjadi hanya pada selaput lendir vagina dengan atau tanpa
mukosa rectum
No. Dokumen
SOP/ KAMAR
BERSALIN /
010
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
HALAMAN
2/8
Tanggal Terbit
19 Maret 2013
SOP PENJAHITAN
PERINEUM
Ditetapkan Oleh
Direktur
RSIA
ASSYIFA
TANGERANG
dr. Hj. Mela Roselawati, MARS
Prosedur :
A. Persiapan alat :
a. Kom DTT berisi :
- 1 pasang sarung tangan DTT / Steril
- 1 buah nald folder / pemegang jarum
- 2 jarum jahit tajam ( ukuran 9 dan 11 ) jarum kulit dan jarum otot.
- Benang kromik dan cut gut no 2/0 atau 3/0
- Kassa steril secukupnya
- 1 buah pinset sirurgis
- Doek steril
b. Spuit 5 cc
c. Lidocain 2 ampul
d. Bethadine
e. Kom berisi kapas basah
f. Bengkok
g. Tempat sampah kering
h. Tempat sampah basah
i. Tempat cairan clorin 0.5 %
j. Lampu
No. Dokumen
SOP/ KAMAR
BERSALIN /
010
RSIA
ASSYIFA
TANGERANG
Tanggal Terbit
19 Maret 2013
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
SOP PENJAHITAN
PERINEUM
HALAMAN
3/8
Ditetapkan Oleh
Direktur
B. Pelaksanaan :
1.
Instruksikan asisten untuk membantu ibu mengambil posisi litotomi sehingga bokongnya
berada di tepi tempat tidur atau meja. Topang kakinya dengan alat penopang atau minta
2.
3.
4.
5.
6.
asisten untuk memegang kaki ibu sehingga ibu tetap berada dalam posisi litotomi.
Tempatkan handuk atau kain bersih di bawah bokong ibu.
Atur dan tempatkan lampu sedemikian rupa sehingga perineum bisa dilihat dengan jelas.
Cuci tangan menggunakan sabun dan air bersih yang mengalir.
Pakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau yang steril.
Dengan menggunakan teknik aseptik, persiapkan peralatan dan bahan-bahan disinfeksi
7.
8.
9.
No. Dokumen
SOP/ KAMAR
BERSALIN /
010
RSIA
ASSYIFA
TANGERANG
Tanggal Terbit
19 Maret 2013
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
SOP PENJAHITAN
PERINEUM
HALAMAN
4/8
Ditetapkan Oleh
Direktur
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
mukosa vagina. Ulangi proses ini di sisi lain dari luka tersebut.
Tunggu 1- 2 menit sebelum melakukan penjahitan untuk mendapatkan hasil optimal dari
18.
anastesi lokal.
Tunggu selama dua menit dan biarkan anestesia tersebut bekerja dan kemudian uji daerah
yang dianestesia dengan cara dicubit dengan forseps atau disentuh dengan jarum yang
tajam. Jika ibu merasakan jarum atau cubitan tersebut, tunggu dua menit lagi dan kemudian
19.
No. Dokumen
SOP/ KAMAR
BERSALIN /
010
RSIA
ASSYIFA
TANGERANG
Tanggal Terbit
19 Maret 2013
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
SOP PENJAHITAN
PERINEUM
HALAMAN
5/8
Ditetapkan Oleh
Direktur
20.
Setelah memberikan anestesia lokal dan memastikan bahwa daerah tersebut sudah di
anestesi, telusuri dengan hati-hati menggunakan satu jari untuk secara jelas menentukan
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
batas-batas luka.
Nilai kedalaman luka dan lapisan jaringan mana yang terluka.
Untuk penjahitan robekan derajat I dan II
Sebagian besar robekan pada derajat I menutup secara spontan tanpa dijahit
Tinjau kembali prinsip perawatan umum
Minta asisten memeriksa uterus dan memastikan bahwa uterus berkontraksi
Setelah dipastikan tidak ada cedera pada spingter ani tindak lanjuti dengan penjahitan
Dekatkan tepi laserasi untuk menentukan bagaimana cara menjahitnya menjadi satu dengan
28.
mudah.
Buat jahitan pertama kurang lebih 1 cm di atas ujung laserasi di bagian dalam vagina.
Setelah membuat tusukan pertama, buat ikatan dan potong pendek benang yang lebih
29.
30.
31.
dan bagian atas laserasi. Perhatikan seberapa dekat jarum ke puncak luka.
Teruskan ke arah bawah tapi tetap pada luka, menggunakan jahitan jelujur, hingga
mencapai bagian bawah laserasi. Pastikan bahwa jarak setiap jahitan sama dan otot yang
No. Dokumen
SOP/ KAMAR
BERSALIN /
010
RSIA
ASSYIFA
TANGERANG
Tanggal Terbit
19 Maret 2013
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
SOP PENJAHITAN
PERINEUM
HALAMAN
6/8
Ditetapkan Oleh
Direktur
terluka telah dijahit. Jika laserasi meluas ke dalam otot, mungkin perlu untuk melakukan
satu atau dua lapis jahitan terputus-putus untuk menghentikan perdarahan dan/atau
mendekatkan jaringan tubuh secara efektif.
32.
Setelah mencapai ujung laserasi, arahkan jarum ke atas dan teruskan penjahitan,
menggunakan jahitan jelujur untuk menutup lapisan subkutikuler. Jahitan ini akan menjadi
jahitan lapis ke dua Periksa lubang bekas jarum Jahitan lapis kedua ini akan meninggalkan
luka yang tetap terbuka berukuran 0,5 cm atau kurang. Luka ini akan menutup dengan
33.
34.
cincin himen.
Ikat benang dengan membuat simpul di dalam vagina . Potong ujung benang dan sisakan
35.
36.
37.
38.
39.
40.
RSIA
ASSYIFA
TANGERANG
Tanggal Terbit
19 Maret 2013
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
SOP PENJAHITAN
PERINEUM
HALAMAN
7/8
Ditetapkan Oleh
Direktur
41.
Ujung otot sfingter ani yang terpisah oleh karena robekan, di klem dengan menggunakan
42.
klem lurus
Kemudian tautkan ujung otot sfingter ani dengan melakukan 2-3 jahitan angka 8 .
Selanjutnya dilakukan jahitan lapis demi lapis seperti melakukan jahitan pada robekan
43.
perineum tingkat II
Jahit rectum dengan jahitan putus putus menggunakan benang 3-0 atau 4-0 dengan jarak
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51.
52.
RSIA
ASSYIFA
TANGERANG
Tanggal Terbit
19 Maret 2013
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
SOP PENJAHITAN
PERINEUM
HALAMAN
8/8
Ditetapkan Oleh
Direktur
53.
54.
Jahit fasia perirectal dengan menggunakan benang yang sama, sehingga bertemu kembali.
Ujung otot sfingter ani yang terpisah oleh robekan. Di klem dengan menggunakan garis
55.
lurus.
Kemudian tautkan ujung otot sfingter aniyang terpisah oleh karena robekan, diklem dengan
56.
57.
58.
59.
60.
Unit terkait :
Kamar Bersalin