Professional Documents
Culture Documents
No. RM :
Tanggal presentasi:
Tempat presentasi:
Obyek presentasi :
Keilmuan
Keterampilan
Penyegaran
Tinjauan pustaka
Diagnostik
Manajemen
Masalah
Istimewa
Neonatus
Bayi
Anak
Remaja
Dewasa
Lansia
Bumil
Deskripsi:
Seorang wanita umur 35 tahun datang ke poliklinik dengan sering merasa jantungnya berdebardebar dan berkeringat berlebih yang dialami sejak 6 bulan terakhir dan memberat 2 bulan ini.
Pasien juga mengeluh sering merasa gelisah dan disertai nyeri di bagian ulu hati dan kadang
merasa sesak. Pasien merasa gelisah akan nasib bisnis suaminya yang sudah hampir bangkrut.
Pada mulanya pasien merasa sangat terpukul atas kematian anak bungsunya yang meninggal
akibat kecelakaann kendaraan bermotor, tetapi perasaan terpukul tersebut dapat dia redam dan
kembali beraktivitas seperti biasa. Saat ini pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga dan membuat
warung kecil-kecilan di depan rumahnya. Akan tetapi 2 bulan terakhir ini pasien sering merasa
gusar dan gelisah. Pasien awalnya merasa gelisah akan nasib ekonomi keluarganya, dan kadang
kala memikirkan anaknya yang telah meninggal. Pasien masih memiliki 2 orang anak laki-laki
yang sedang kuliah di Padang. Hal ini juga yang membebani pikirannya pasien untuk uang
kuliah anaknya. Pasien sering terbangun tengah malam dan sulit tidur lagi. BAK: lancar, BAB:
konsistensi biasa.
Tujuan: menegakkan diagnosis gangguan anxietas menyeluruh dan pengobatannya.
Bahan
Tinjauan
bahasan:
pustaka
Cara
Diskusi
Riset
Kasus
Audit
Presentasi dan
Pos
membahas:
diskusi
Data Pasien:
Nama: Ny. N
Nama wahana
RSUD Sijunjung
No.Registrasi:
Status Lokalis:
Kepala
: dalam batas normal
Leher
: dalam batas normal
Dada
: dalam batas normal
Jantung
: dalam Batas normal
4
b. Status kesehatan
c. Nila-nilai budaya
d. Pendidikan
e. Mekanisme defensi
f. Dukungan sosial
g. Tahap perkembangan
h. Pengalaman masa lalu
i. Pengetahuan
KLASIFIKASI
Menurut Sadock dan Virginia (2007), klasifikasi gangguan cemas dibedakan menjadi :
a. Gangguan Panikua kriteria gangguan panik : gngguan pankik tanpa agoraphobia dan
gangguan panik dengan agoraphobia kedua gangguan panik ini harus ada
Gambaran klinis :
Ketakutan berlebihan
b. Gangguan Fobia
Fobia adalah ketakutan yang tidak rasional yang menyebabkan penghindaran secara sadar
terhadap objek, aktivitas, atau situasi yang ditakuti. Ada dua jenis fobia, yaitu fobia
spesifik, fobia sosial.
Pedoma Diagnostik :
Rasa takut yang jelas, menetap dan berlebihan atau tidak beralasan
depresi, di mana masing-masing tidak menunjukkan raangkaian gejala yang cukup berat
untuk mengakkan diagnosis tersendiri.
Gejala Umum Gangguan Kecemasan
Setiap orang mempunyai reaksi yang berbeda terhadap stres tergantung pada kondisi
masing-masing individu, beberapa simtomp yang muncul tidaklah sama. Kadang beberapa
diantara simtom tersebut tidak berpengaruh berat pada beberapa individu, lainnya sangat
mengganggu.
1. Berdebar diiringi dengan detak jantung yang cepat
Kecemasan memicu otak untuk memproduksi adrenalin secara berlebihan pada pembuluh
darah yang menyebabkan detak jantung semakin cepat dan memunculkan rasa berdebar.
Namun dalam beberapa kasus yang ditemukan individu yang mengalami gangguan
kecemasan kontinum detak jantung semakin lambat dibandingkan pada orang normal.
2. Rasa sakit atau nyeri pada dada
Kecemasan meningkatkan tekanan otot pada rongga dada. Beberapa individu dapat
merasakan rasa sakit atau nyeri pada dada, kondisi ini sering diartikan sebagai tanda
serangan jantung yang sebenarnya adalah bukan. Hal ini kadang menimbulkan rasa panik
yang justru memperburuk kondisi sebelumnya.
3. Rasa sesak napas
Ketika rasa cemas muncul, syaraf-syaraf impuls bereaksi berlebihan yang menimbulkan
sensasi dan sesak pernafasan, tarikan nafas menjadi pendek seperti kesulitan bernafas
karena kehilangan udara.
4. Berkeringat secara berlebihan
Selama kecemasan muncul terjadi kenaikan suhu tubuh yang tinggi. Keringat yang
muncul disebabkan otak mempersiapkan perencanaan fight or flight terhadap stressor.
5. Kehilangan gairah seksual atau penurunan minat terhadap aktivitas seksual.
6. Gangguan tidur.
7. Tubuh gemetar
Gemetar adalah hal yang dapat dialami oleh orang-orang yang normal pada situasi yang
menakutkan atau membuatnya gugup, akan tetapi pada individu yang mengalami
gangguan kecemasan rasa takut dan gugup tersebut terekspresikan secara berlebihan, rasa
gemetar pada kaki, atau lengan maupun pada bagian anggota tubuh yang lain.
8. Tangan atau anggota tubuh menjadi dingin dan bekeringat.
9. Kecemasan depresi memunculkan ide dan keinginan untuk bunuh diri.
10. Gangguan kesehatan seperti sering merasakan sakit kepala (migrain).
9
4. Planning
Terapi gangguan kecemasan
Pendekatan-pendekatan psikologis berbeda satu sama lain dalam tekhnik dan tujuan
penanganan kecemasan. Tetapi pada dasarnya berbagai tekhnik tersebut sama-sama
mendorong klien untuk menghadapi dan tidak menghindari sumber-sumber kecemasan
mereka. Dalam menangani gangguan kecemasan dapat melalui beberapa pendekatan:
1. Pendekatan-Pendekatan Psikodinamika
Dari perspektif psikodinamika, kecemasan merefleksikan energi yang dilekatkan kepada
konflik-konflik tak sadar dan usaha ego untuk membiarkannya tetap terepresi.
Psikoanalisis tradisional menyadarkan bahwa kecemasan klien merupakan simbolisasi
dari konflik dalam diri mereka. Dengan adanya simbolisasi ini ego dapat dibebaskan dari
menghabiskan energi untuk melakukan represi. Dengan demikian ego dapat memberi
perhatian lebih terhadap tugas-tugas yang lebih kreatif dan memberi peningkatan. Begitu
juga dengan yang modern, akan tetapi yang modern lebih menjajaki sumber kecemasan
yang berasal dari keadaaan hubungan sekarang daripada hubungan masa lampau. Selain
itu mereka mendorong klien untuk mengembangkan tingkah laku yang lebih adaptif.
2. Pendekatan-Pendekatan Humanistik
Para tokoh humanistik percaya bahwa kecemasan itu berasal dari represi sosial diri kita
yang sesungguhnya. Kecemasan terjadi bila ketidaksadaran antara inner self seseorang
yang sesungguhnya dan kedok sosialnya mendekat ke taraf kesadaran. Oleh sebab itu
terapis-terapis
humanistik
bertujuan
membantu
orang
untuk
memahami
dan
untuk penerimaan-penerimaan
sosial
dan perfeksionisme
melahirkan
kecemasan yang tidak perlu dalam interaksi sosial. Kunci terapeutik adalah
menghilangkan kebutuhan berlebih dalam penerimaan sosial. Terapi kognitif berusaha
mengoreksi keyakinan-keyakinan yang disfungsional. Misalnya, orang dengan fobia
sosial mungkin berpikir bahwa tidak ada seorangpun dalam suatu pesta yang ingin
bercakap-cakap dengannya dan bahwa mereka akhirnya akan kesepian dan terisolasi
sepanjang sisa hidup mereka. Terapi kognitif membantu mereka untuk mengenali cacat11
cacat logis dalam pikiran mereka dan membantu mereka untuk melihat situasi secara
rasional. Salah satu contoh tekhnik kognitif adalah restrukturisasi kognitif, suatu proses
dimana terapis membantu klien mencari pikiran-pikiran dan mencari alternatif rasional
sehingga
mereka
bisa
belajar
menghadapi
situasi
pembangkit
kecemasan.
12
2. Antidepresi
Golongan Serotonin Norepinephrin Reuptake Inhibitors (SNRI)
5. Implementation
Pengobatan:
1. Alprazolam 1 mg 0-1-1 tab/hari/pc
2. Edukasi pasien, rencana psikoterapi.
3. Kontrol seminggu kemudian di poliklinik Jiwa oleh SpKJ.
6. Evaluation
Prognosis
Prognosis baik bila gejala berespon terhadap pengobatan konservatif. Kasus berat mungkin
akan membutuhkan psikoterapi adjuvant.
Pendidikan:
Dokter menjelaskan prognosis dari pasien, serta komplikasi yang mungkin terjadi.
Konsultasi:
Dijelaskan adanya konsultasi dengan spesialis penyakit jiwa untuk penanganan lebih lanjut.
Rujukan:
Diperlukan jika terjadi komplikasi serius yang harusnya ditangani di rumah sakit dengan
sarana dan prasarana yang lebih memadai.
13